Disusun Oleh :
NIM : 1502617069
FAKULTAS TEKNIK
2020
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN (2)
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan di PT. Lucky Indah Keramik yang beralamat di Jalan
Tugu Raya Kelapa Dua, Tugu, Cimanggis, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa
Barat 16451.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktek Kerja Lapangan. Laporan ini merupakan
uraian singkat tentang kegiatan yang telah dilakukan selama mengikuti Praktek
Kerja Lapangan di PT. Lucky Indah Keramik yang berlangsung dari tanggal 02
September 2020 sampai 02 Oktober 2020, serta tambahan dari studi literatur dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan laporan ini.
9. Serta tidak mengurangi rasa hormat kepada seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini.
iv
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan laporan ini agar dapat lebih baik kedepannya bagi penulis
v
maupun para pembaca pada
umumnya.
vi
Jakarta, 29 Mei 2020
Penulis
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN (2).................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................vi
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Lingkup Pekerjaan PKL ................................................................................... 1
1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................................. 3
2.1. Profil Umum PT. Lucky Indah Keramik .................................................................... 3
2.2. Sejarah Perusahaan .......................................................................................... 3
2.2.1. Kebijakan Mutu, Keselamatan Kesehatan Kerja, dan Lingkungan ............. 7
2.2.2. Visi dan Misi PT. Lucky Indah Keramik ............................................................ 7
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................................ 8
BAB III ........................................................................................................................ 10
METODE DAN PELAKSANAAN ............................................................................. 10
3.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 10
3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ................................ 11
3.2.1. Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan .......................................... 11
3.2.2. Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan .......................................... 11
3.3. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ............................................................. 11
3.3.1. Urutan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan .......................................... 11
3.3.2. Keselamatan Kerja ................................................................................. 14
BAB IV ........................................................................................................................ 17
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 17
4.1. Perawatan ...................................................................................................... 17
4.1.1. Pengertian Perawatan ............................................................................. 17
4.1.2. Tujuan Utama Perawatan dan Perbaikan ................................................. 17
4.1.3. Jenis-Jenis Perawatan ............................................................................. 18
4.1.4. Bentuk-Bentuk Perawatan ...................................................................... 19
4.2. Mesin Las Mig Rotary ................................................................................... 20
4.3. Komponen pada Mesin Las MIG Rotary ........................................................ 22
4.4. Perawatan dan Perbaikan pada Mesin Las MIG di PT. Sakai Indonesia .......... 26
4.4.1. Perawatan Setiap Bulan .......................................................................... 27
viii
4.4.2. Perawatan Setiap 4 Bulan ....................................................................... 31
4.4.3. Perbaikan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance) ............ 36
4.5. Permasalahan pada Perawatan dan Perbaikan di PT. Sakai Indonesia ............. 36
BAB V .......................................................................................................................... 41
PENUTUP ................................................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 41
5.2 Saran ............................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 43
LAMPIRAN ................................................................................................................ 44
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini agar memperoleh beberapa bekal
dengan materi keterampilan yang didapatkannya selama Praktek Kerja Lapangan
berlangsung, sehingga keterampilan tersebut dapat memberikan manfaat untuk
merintis karir selanjutnya. Penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan di
PT. Sakai Indonesia yang berada di EJIP Industrial Park Plot 6G, Cikarang
Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
1
2
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Sakai Indonesia
mahasiswa memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam mengenal
proses atau sistem kerja di perusahaan/industri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan PKL,
diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengenal gambaran umum PT. Sakai Indonesia yang meliputi sejarah,
struktur organisasi, dan proses produksi PT. Sakai Indonesia.
2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang ke industrian
secara langsung.
3. Mengidentifikasi dan membandingkan keilmuan yang telah didapat
dikuliah dan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan permasalahan yang
terdapat pada PT. Sakai Indonesia.
4. Mengetahui proses maintenance pada mesin las rotary.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
a) PT. Sakai Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Sakai Heavy
Industry di Jepang yang dijadikan sebagai pusat produksi maupun pemasaran
di Indonesia. PT. Sakai Indonesia sendiri adalah sebuah perusahaan
manufaktur dan pemasaran alat berat untuk konstruksi jalan. PT. Sakai
Indonesia beralamat di EJIP Industrial Park Plot 6G, Cikarang Selatan,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
b) Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007
merupakan alat yang dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki dan
meningkatkan sistem kerja yang lebih baik, meningkatkan effisiensi dan
efektifitas kerja serta mencegah terjadinya kesalahan kerja dan penyakit akibat
kerja.
c) Pimpinan dan seluruh karyawan berkomitmen untuk berusaha menerapkan
system manajemen mutu, keselamatan dan kesehatan kerja secara terpadu
mengacu pada standar ISO 9001:2008 & OHSAS 18001:2007 secara konsisten
agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan berusaha
meningkatkan secara berkesinambungan sistem mutu perusahaan.
Semakin berkembang nya industri di Jepang, pada tahun 1929 Sakai Heavy
Industri, LTD menambah produk nya dengan memproduksi road roller yang di
3
4
ekspor ke Thailand. Namun sayangnya pada tahun 1945 kantor utama dari
perusahaan Sakai dan beberapa aset utama hancur akibat serangan udara Perang
Dunia ke 2 dari Amerika Serikat.
Untuk memperluas jangkauan bisnis luar negeri nya, Sakai Heavy Industries,
LTD pertama kali masuk di Indonesia berdiri pada tahun 1970 yang saat itu
bernama PT. Sakai Sakti. Kehadiran PT. Sakai Sakti saat itu hanya sebagai
distributor road roller dan juga menyediakan jasa perbaikan unit road roller dan
juga Asia Tenggara. Kemudian bisnis terus berkembang hingga memperluad
jangkauan bisnis nya ke Amerika Serikat pada tahun 1976. PT. Sakai Sakti tutup
pada tahun 1997.
Pada tahun 1995 di dirikanlah PT. Sakai Indonesia diatas lahan 1.25 Ha
sebagai perusahaan manufaktur yang beralamat di EJIP Industrial Park Plot 3J-1,
Cikarang Selatan 17550, Indonesia. PT. Sakai Indonesia mulai beroperasi sejak
Juni 1996 dengan tujuan untuk memproduksi Pada awal nya PT. Sakai Indonesia
hanya membuat jenis compactor/reamer.
Gambar 2. 1 Compactor
5
Pada tahun 2008, berdirilah PT. Sakai Road Machinery Indonesia dengan
luas area 12.515 m2 yang masih satu grup dengan PT. Sakai Indonesia dan
samasama sebagai perusahaan manufaktur. PT. Sakai Road Machinery Indonesia
belamat di EJIP Industrial Park Plot 9D Cikarang Selatan, Bekasi.
Semakin meningkatnya peminat, pada tahun 2014 PT. Sakai Indonesia dan
PT. Sakai Road Machinery Indonesia menambahkan hasil produknya yang
berjenis tire roller.
Lalu pada tahun 2017, Sakai Grup kembali mendirikan anak perusahaannya,
PT. Sakai Sales and Service Asia, yang bertujuan untuk memasarkan hasil
produksinya.
Dan pada akhir tahun 2019, PT. Sakai Indonesia, PT. Sakai Road Machinery
Indonesia, dan PT. Sakai Sales and Service Asia di satukan menjadi PT. Sakai
Indonesia di bangunan baru di area seluas 5.2 Ha. Hasil produksi PT. Sakai
Indonesia kini tidak hanya di pasarkan di dalam negeri saja, melainkan sampai ke
luar negeri.
Kebijakan ini harus dipahami dan ditaati oleh seluruh karyawan PT. Sakai
Indonesia serta pihak terkait lainnya dan akan ditinjau secara berkala sesuai
dengan visi serta misi perusahaan.
Visi
Menjadi perusahaan manufaktur alat berat kelas dunia dan memberikan
kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia melalui usaha dibidang mesin konstruksi jalan.
8
Misi
Sebagai salah satu pelopor indsutri mesin konstruksi jalan, selalu berusaha
untuk :
1. Memberikan pelayanan teraik kepada pelanggan.
2. Meningkatkan proses pembuatan dengan tujuan kualitas tinggi, effisien,
dan keamanan.
3. Menciptakan karyawan yang bermotivasi tinggi dan cakap.
b. Satuan Organisasi
Manager
4) Section : Dipimpin oleh Section Head minimal berpangkat Ass.
Manager
5) Sub Section : Dipimpin oleh Sub Section Head minimal berpangkat
Leader
BAB III
1. Wawancara
2. Observasi Langsung
3. Daftar Pustaka
10
Pada hari kedua peserta dengan dengan pihak perusahaan yang di wakili
oleh Bapak Yadi Hendarsa selaku Manager PGA melakukan perjanjian kontrak
yang berisi tentang ketentuan umum, tata tertib, biaya pengganti training,
penugasan dan penempatan serta penutup yang ditanda tangani diatas materai oleh
pihak dari perusahaan dan peserta.
6. Pelaksanaan Pekerjaan
PT. Sakai Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang alat berat
konstruksi jalan. Dalam proses pembuatan unit alat berat konstruksi jalan banyak
resiko dan bahaya yang akan terjadi pada setiap karyawan PT. Sakai Indonesia
jika tidak memperhatikan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Biasanya penyebab kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Sakai Indonesia
disebabkan :
1. Kelelahan
2. Kurangnya pemahaman tentang alat pelindung diri
3. Kurangnya pengawasan karyawan terhadap pekerjaan nya
4. Tidak mengikuti SOP yang berlaku di area kerja tersebut
Selama bekerja karyawan dan peserta PKL harus memakai APD untuk
melindungi bagian tubuh saat melakukan pekerjaannya. Alat pelindung diri yang
digunakan antara lain :
15
d
e
PEMBAHASAN
4.1. Perawatan
Secara garis besar tugas dari maintenance adalah melakukan perawatan dan
perbaikan pada suatu mesin, bangunan, maupun seluruh isinya. Jadi, pengertian
dari maintenance/perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang atau produk, memperbaikinya sampai pada
suatu kondisi yang dapat diterima.
17
18
Perawatan
Perawatan Perawatan
Preventive Korektif Emergency Maintenance
Running Maintenance
Las MIG (Metal Inert Gas) yaitu proses penyambungan dua material logam
atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan
elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal)
dan menggunakan gas pelindung (inert gas).
Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur yang menggunakan kawat
las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat (rol)
yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan
helium sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
Panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk
diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja. Selama proses las
MIG (Metal Inert Gas), elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam
las dan membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk
mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan
(solidfication). Proses las MIG (Metal Inert Gas), beroperasi menggunakan arus
searah (DC). Proses pengelasan las MIG (Metal Inert Gas), menggunakan arus
sekitar 50A hingga mencapai 600A, dengan tegangan 15 volt hingga 32 volt.
Pada dasar nya mesin rotary beguna untuk melakukan pengelasan hollow
yang dilakukan secara otomatis dengan alat agar hasil pengelasan dapat stabil.
Dalam pengelasan roller mobil alat berat, dibantu dengan mesin rotary yang
dirancang sendiri oleh PT. Sakai Indonesia sesuai dengan kebutuhan nya. Prinsip
kerja rotary ini adalah motor listrik yang dihubungkan baik dengan rantai ataupun
poros, lalu hasil putaran poros sendiri digunakan untuk memutar gearbox maupun
ulir cacing yang beguna untuk mentransmisikan putaran tinggi menjadi putaran
rendah yang dihasilkan oleh motor listrik sehingga didapat putaran yang telah
ditentukan.
2. Voltmeter
Sebagai alat untuk mengukur tegangan listrik.
23
3. Motherboard
Kumpulan kompenen yang saling terjalin untuk membuat mesin las dapat
bekerja.
4. Fuse 8A kepada motor/trafo
Sebagai pengaman, yang berfungsi untuk memutuskan hubungan singkat
atau disebabkan karena kelebihan arus yang mengalir.
5. Fuse 1A kepada power listrik
Sebagai pengaman, yang berfungsi untuk memutuskan hubungan singkat
atau disebabkan karena kelebihan arus yang mengalir.
6. Lampu indikator power dan warning
Sebagai tanda mesin siap beroperasi atau ada
masalah yang mengakibatkan menghambat produksi.
7. Switch diameter kawat las
Sebagai pengaturan diameter kawat berapa yang digunakan.
8. Switch wire material
Memilih jenis kawat las yang digunakan.
9. Switch gas
Membuka katup aliran gas yang digunakan.
10. Switch crater
Membantu memperoleh arus las yang baik, jika setting ON dan setting rep,
maka torch switch ditekan dan kemudian dilepas, maka busur akan
menyala terus.
11. Crater current adjustor
Sebagai pengatur besar arus yang digunakan.
12. Crater voltase adjustor
Sebagai pengatur besar voltase yang digunakan.
13. Switch power
Pengatur besar kecilnya aruss listrik yang digunakan.
14. Transformator
Merubah tegangan listrik.
15. Control tansformator
Mengatur menaikan atau menurunkan tegangan listrik.
b) Komponen pada wire feeder dan torch
24
Wire feeder terdapat pengatur motor penarik, ampere dan voltase yang
berfungsi untuk mengatur kecepatan keluarnya kawat las.
Torch Alat keluarnya gas dan kawat las untuk mengelas, jika ditekan dan
didekatkan pada benda kerja maka busur las akan menyala.
Gambar 4. 7 Torch
Lalu regulator gas berfungsi sebagai alat pengatur keluarnya gas. Pada
regulator gas ada beberapa komponen, yaitu : 1. Katup tabung gas
Sebagai pengatur buka atau tutup gas.
2. Baut pengatur
Sebagai pengatur tekanan kerja yang diinginkan.
3. Manometer tekanan isi
Sebagai alat ukur seberapa banyak gas yang ada dalam tabung.
4. Manometer tekanan kerja
Sebagai alat ukur tekanan kerja yang terjadi.
d) Rotary
Rotary yang ada pada PT. Sakai Indonesia dirancang sesuai dengan
kebutuhan produksi, dan ada yang menggunakan komponen gearbox ataupun gear
cacing sebagai transmisi pengubah kecepatan putar mesin. Komponen yang ada
pada mesin rotary ini yaitu : 1. Kontaktor
Sebagai control pengantar arus listrik.
2. Motor listrik
Sebagai penggerak mesin.
26
3. Penghubung
Penghubung ini dapat berupa poros atau rantai. Berguna untuk
menyalurkan tenaga dari motor listrik ke gear cacing atau gearbox.
4. Gearbox atau gear cacing
Sebagai pengubah kecepatan.
5. Bantalan/roda
Sebagai wadah untuk menaruh benda kerja yang akan di las dengan
menggunakan mesin rotary.
4.4. Perawatan dan Perbaikan pada Mesin Las MIG di PT. Sakai
Indonesia
Perawatan dan perbaikan mesin las MIG rotary di PT. Sakai Indonesia
terjadi secara periodik atau terjadwal maupun secara tidak terjadwal atau terjadi
karena ada nya kerusakan diluar jadwal perawatan dan perbaikan saat mesin
beroperasi. Perawatan terjadwal yang ada pada PT. Sakai Indonesia dibagi
menjadi 2 periode, yakni perawatan bulanan dan perawatan 4 bulan.
b. Bersihkan cover bagian depan welding dari debu dengan lap majun.
Pada tahap ini dilakukan tidak dengan tiupan angin kompresor karena
angin kompresor memiliki tekanan angin yang tinggi yang dapat
merusak bagian motherboard.
Gambar 4. 16 Coolant
4. Cek dan bersihkan wire feeder. Pada tahap ini dilakukan dengan mengecek
kondisi wire feeder pada bagian ampere dan voltase apakah dapat
berfungsi dengan baik atau tidak, juga membersihkan motor wire feeder
agar jalan nya kawat las berjalan dengan baik.
a. Cek Electrical
Pada bagian ini teknisi maintenance melakukan cek electrical yang bertugas
mengecek seluruh bagian kelistrikan apakah seluruh kelistrikan berjalan dengan
normal atau tidak. Jika menemukan kabel yang terkelupas ataupun hingga
mengakibatkan mesin tidak dapat berfungsi dengan seharusnya, maka kabel harus
diganti untuk menghindari kecelakaan kerja. Cek electrical dilakukan pada
motherboard mesin las, kabel hose, wire feeder serta kontaktor pada mesin rotary.
32
b. Greasing
c. Arm
Arm pada mesin las rotary ini berguna sebagai alat untuk membantu
memposisikan pengoperasian pengelasan yang juga berfungsi sebagai komponen
yang menahan wire feeder mesin las. Mekanisme penggunaan arm ini dengan
hidrolik yang dapat bergerak secara vertikal maupun horizontal. Pada
perawatannya dilakukan dengan cara menggerakan arm dapat bergerak vertikal
dan horizontal dengan baik atau tidak.
34
Gambar 4. 23 Arm
d. Wire Feeder
Wire feeder terdapat pengatur motor penarik, ampere dan volatase yang
berfungsi untuk mengatur kecepatan keluarnya kawat las. Dalam perawatan
preventive, bagian yang dilakukan perawatan pada bagian wire feeder ini yakni
mengecek dan membersihkan bagian motor penarik apakah berjalan dengan baik
atau tidak, lalu pengaturan ampere dan voltase.
e. Cek Total
Pada perawatan jenis ini, pengecekan secara keseluruhan pada mesin las MIG
rotary ini.. Perawatan dilakukan pada pengecekan electrical, dan pengecekan
mekanisme mesin mulai dari membersihkan komponen-komponen mesin las mig
rotary, pelumasan pada bagian mesin yang bergerak atau bergesekan satu
terhadap yang lain nya, pengecekan pada tabung dan regulator gas,
35
Hasil
Perawatan
yang
Tidak
Maksimal
Sistem Pemeliharaan
Yang Kurang Baik Human
Eror
Metode Manusia
Gambar 4. 27 Gambar Diagram Fishbone
1. Metode
Sistem pemeliharaan kurang baik ditandai dengan sering terjadinya
breakdown maintenance. Hal tersebut dimulai karena tidak adanya data Total
Productive Maintenane (TPM). Karena dengan adanya data TPM kita dapat
mengetahui efisiensi operasi mesin, berapa umur mesin, serta mengetahui kapan
melakukan perawatan dan perbaikan komponen yang harus diganti, guna
mengantisipasi breakdown maintenance ditengah jadwal produksi, sehingga
jumlah produksi dapat ditingkatkan.
Selain itu sering terjadi perawatan bulanan yang dilakukan operator tidak
berjalan, dan itu terjadi sudah sejak lama dan tidak ada perubahan system dari
perusahaan.
2. Mesin
38
3. Manusia
Kesadaran akan penting nya maintenance masih terbilang kurang. Seperti
maintenance preventice yang seharusnya dilakukan oleh operator masih jarang
dilaksanakan. Juga pada saat department maintenance ingn melakukan perawatan
per-empat bulan pun terkadang ditolak oleh operator.
Selain itu juga tidak adanya pelatihan khusus bagi operator dan department
maintenance untuk melakukan perawatan mesin las rotary sehingga kemampuan
operator dan department maintenance dalam melaksanakan perawatan pada mesin
las rotary kurang maksimal karena kurangnya pengetahuan khusus tentang mesin
las rotary. Oleh karena itu diperlukan pelatihan kepada operator dan department
maintenance untuk meningkatkan skill dalam melaksanakan perawatan mesin las
rotary.
4. Suku cadang
Tidak tersedianya part pengganti terjadi kerusakan pada mesin. Hal ini
pernah terjadi ketika sedang melakukan perbaikan rantai penghubung yang aus
pada mesin rotary, namun karena tidak tersedianya part pengganti, dan mesin
tetap dilanjutkan beroperasi karena masih dapat dianggap mampu meski tidak
maksimal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Oleh karena itu perawatan serta perbaikan pada mesin las rotary harus
dilakukan dengan baik agar dapat meminimalisir jumlah kerusakan yang dapat
mengganggu proses produksi. Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat penulis
sampaikan setelah melaksanakan kegiatan maintenance pada mesin las rotary :
DAFTAR PUSTAKA
Halimkoe. 2020. Dasar dan Sejarah dan Perkembangan Las MIG (Metal
Inert Gas), https://halimlanjut.blogspot.com/2020/04/dasar-dan-sejarah-
danperkembangan-las.html diakses pada 20 Juni 2020
42
Dudung, Agus dkk, 2019. Buku Panduan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Jakarta : Fakultas Teknik
43
LAMPIRAN
44
45
47
48
49
50