TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
ALFIAN FERNANDO
NIM. 070423027
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
ALFIAN FERNANDO
NIM. 070423027
Disetujui Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian
Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk memberi
yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih memiliki
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk lebih menyempurnakan Tugas sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat
Penulis
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
yang telah memberikan hikmat, berkah dan anugerah yang menjadi sumber
inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini
dengan baik.
kepada kedua orang tuaku yang sangat penulis kasihi dan sayangi. Terima kasih
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri,
2. Bapak Ir. Mangara M.Tambunan, MSc & Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku
Sumatera Utara
4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
5. Bapak Ikhsan Siregar, ST., MEng selaku dosen pembimbing II yang telah
penelitian ini.
jalan untuk mengadakan penelitian di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun
8. Seluruh teman – teman saya Ekstensi angkatan 2007 yang telah banyak
menyadari akan kekurangan diri sendiri. Oleh karena itu penulis sangat
lebih baik.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
Penulis
(Alfian Fernando)
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL....................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................... xi
I PENDAHULUAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB HALAMAN
5.1.2. Data Biaya Produksi CPO dan Pembelian TBS ........... V-2
5.1.4. Data Ketersediaan TBS pada Kebun Inti dan Plasma .. V-4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Rambutan........... II-18
TABEL HALAMAN
6.6. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi CPO .................... VI-10
6.7. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Inti ........... VI-10
6.8. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Plasma ..... VI-11
TABEL HALAMAN
6.11. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Inti ...... VI-12
6.12. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Plasma VI-13
GAMBAR HALAMAN
TABEL HALAMAN
PENDAHULUAN
fluktuasi dan variasi permintaan konsumen. Hal ini berimbas pula pada produksi
minyak kelapa sawit (CPO) yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III)
usaha agar proses produksi berjalan lancar sesuai dengan sumber daya yang
tersedia serta menguntungkan. Begitu pula yang dilakukan oleh pihak Perkebunan
Nusantara III yang selalu berupaya memasok setiap bahan baku yang tersedia di
Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dalam memenuhi Rencana
baik, agar pabrik beroperasi secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan
kapasitas CPO, dalam hal ini Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan
belum menerapkan hal-hal tersebut di atas, dimana pabrik hanya akan beroperasi
apabila bahan baku telah tersedia di pabrik. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas
pabrik akan berada dalam keadaan idle capacity apabila tidak tersedianya bahan
baku untuk diolah dan apabila bahan baku mengalami kelebihan maka akan
terdapat kapasitas produksi yang idle. Hal ini merupakan kerugian perusahaan
Untuk itu, penggunaan barang dan modal perlu diusahakan seoptimal mungkin.
perencanaan produksi yang baik sehingga akan tercipta nantinya suatu kondisi
produksi yang optimum yang akan menyebabkan pabrik bekerja pada kapasitas
yang optimal dengan menggunakan sumber daya pabrik dan kebun yang optimal
juga. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merencanakan perencanaan
beberapa alternatif yang ditawarkan. Langkah ini sangat penting bagi pengambil
guna menghasilkan produk dalam jumlah, kualitas dan kapasitas pabrik yang
Sawit (PTPN III)” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir sarjana
ekstensi.
yaitu penentuan variabel keputusan yang digunakan, tujuan dan sasaran yang akan
1. Tujuan Umum :
produksi.
2. Tujuan Khusus :
perkebunan
yang akan ditetapkan perusahaan adalah data perusahaan untuk periode 2010
optimal.
2. Harga bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama penelitian.
Bab I Pendahuluan
manfaat penelitian batasan masalah dan asumsi yang digunakan dan diamati
penulis.
objek penelitian, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi,
mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi, serta
pemecahan masalah.
tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alir penyusunan laporan tugas akhir.
perusahaan, baik data primer maupun data sekunder diidentifikasi sebagai bahan
masalah.
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang
Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan
manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT
Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.
Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dibangun pada tahun 1983 dan merupakan
salah satu pabrik dari 11 PKS yang dimiliki oleh PTP Nusantara III, terletak di
a. Bangunan pabrik
b. Instalasi
d. Bangunan Bengkel
e. Gudang
f. Kantor
standar secara konsisten dan memuaskan pelanggan, dan ini telah di audit oleh
INDONESIA) pada bulan Mei 2000 telah mendapat Sertifikat ISO 2002.
menjalani TRIAL AUDIT oleh pihak external pada bulan Juni 2000 (PT
SURVEYOR INDONESIA).
kerja terhadap seluruh karyawan dan merupakan tanggung jawab sosial. Telah
menjalani audit oleh pihak external pada bulan oktober 2000 (PT. Sucopindo)
sebagai tempat pengolahan TBS dari kebun seinduk atau pihak III saja, namun
telah berperan serta mendukung suksesnya pendidikan nasional yaitu dengan cara
menerima secara terbuka para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta serta pelajar-pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk kerja praktek
di pabrik.
Pada PTPN III PKS Rambutan menghasilkan dua produk yaitu minyak
sawit “Crude Palm Oil” dan inti sawit “Palm Kernel”. Untuk hasil sampingan
uap. Untuk penjualan produk tersebut dilakukan oleh bagian pemasaran pada
kantor pusat (Head Office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan
saja.
Kotamadya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara. PKS Rambutan berada pada
335 Lintang Utara dan 9841 Bujur Timur atau berada 65 km arah tenggara
kota Medan. Elevasi pabrik berada pada 18 meter diatas permukaan laut. Dengan
elevasi seperti ini suhu berkisar antara 22C - 32C dan suhu rata-rata mencapai
27C. PKS Rambutan mempunyai curah hujan rata-rata lima tahun terakhir 147
budidaya perkebunan, yaitu komoditi kelapa sawit dan komoditi karet. Luas
budidaya tanaman kelapa sawit. PKS Rambutan mengolah tandan buah segar yang
berasal dari berbagai daerah. Daerah-daerah pemasok TBS yang diolah di PKS
Rambutan adalah Kebun Rambutan, Kebun Tanah Raja, Kebun Gunung Para,
Kebun Gunung Pamela dan puhak luar seperti koperasi dan perkebunan inti rakyat
(PIR).
Aspek pasar dari sebuah perusahaan merupakan salah satu dari beberapa
aspek yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek
sarana pendukung yang dibangun ini bukan hanya bermanfaat bagi PT.
lokasi perusahaan, terutama manfaat dari sisi sosial ekonomi. Berikut ini dampak
III.
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan industri besar baik dalam segi
membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja yang berasal dari daerah Serdang
Bedagai dan Sumatera Utara pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Tenaga kerja yang dapat diterima tentu saja harus sesuai dengan standar yang
sarana penunjangan seperti pelabuhan dan jalan tidak hanya digunakan untuk
kepentingan PT. Perkebunan Nusantara III, tetapi juga dapat digunakan oleh
terisolir menjadi mudah dijangkau. Hal ini tentu saja sangat membantu
masyarakat di daerah terpencil tersebut untuk menjual hasil kebun atau sawah ke
karyawan di atas tanah seluas 40 ha disekitar kebun dengan jarak sekitar 1 km dari
daerah pabrik, terdiri dari 160 rumah untuk karyawan dan fasilitas-fasilitas
penunjang seperti sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, lapangan olahraga dan
suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas sesuai
fungsi dan tugasnya masing-masing. Sedangkan manajemen adalah tata cara yang
kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini, fungsional dan staf.
Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 5.1. dibawah ini.
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatannya
tanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari pimpinan/staff yang
A. Manajer
pabrik
C. Asisten Pengolahan
pengolahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketentuan yang ada
5. Berusaha agar proses produksi dilakukan secara efektif dan afesien untuk
ditetapkan
hilang
yang dikirim
pengolahan.
operator.
bagian pengolahan
terhadap atasan.
E. Operator Pengolahan
masing-masing.
F. Asisten Laboratorium
dalam proses dan prodeuk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
telah ditetapkan
G. Mandor Laboratorium
H. Petugas Laboratorium
kontraktor
kontraktor
3. Menentukan spare part yang digunakan mesin sesuai dengan standard yang
ditetapkan
karyawan teknik
efektif
K. Petugas Bengkel
pabrik
pabrik
Rambutan memiliki tenaga kerja sebanyak 227 karyawan dan pimpinan. Susunan
JUMLAH
No KETERANGAN
(Orang)
1 Manager 1
2 Maskep 1
4 Asisten Teknik 2
5 Asisten Pengolahan 2
6 Asisten Laboratorium 1
9 Karyawan Laboratorium/Sortasi 33
10 Karyawan Bengkel 38
12 Karyawan Administrasi 17
Jumlah 227
Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTPT III PKS Rambutan di
dan
dan
kompensasi yang merupakan suatu bentuk balas jasa yang dinilai dengan uang,
jumlah yang diberikan haruslah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal serta
Sistem pengupahan pada pabrik PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi
adalah berbentuk :
- Catu beras
- Catu beras
- Catu beras
- Catu beras
tunjangan seperti :
- Tunjangan Kesehatan
- Tunjangan Keluarga
- Tunjangan pemakaman
LANDASAN TEORI
harus dilakukan di masa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa
adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan tidak akan dapat dicapai dengan
efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor produksi yang ada akan dipergunakan
secara boros. Oleh karena itu, perencanaan produksi merupakan spesifikasi tujuan
perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk
sebagai berikut :
yang jelas. Dengan adanya kejelasan arah tersebut maka kegiatan akan dapat
ini, pemborosan dan usaha yang tidak menunjang pencapaian tujuan dapat
dihindari.
untuk selalu menambah jumlah dan jenis tenaga kerja dari yang sudah kita
sebagai berikut :
1. Berjangka waktu
dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan,
pola ermintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha,
1. Nasution, Arman Hakim. Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. 1999. Penerbit Guna
Widya. Surabaya. Hal 15
tidak menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang
dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan
yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah.
produksi yang sudah dibuat masih berlaku. Pendekatan yang biasa dilakukan
tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut sudah dicapai Ada
tiga jenis perencanaan produksi yang didasarkan pada periode waktu, yaitu :
2. Bertahap
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal ini
bulan dan sumber daya produktif yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat
yang ada pada masing-masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana
tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk
material, dan sebagainya. Keterpaduan ini tidak hanya secara horizontal saja,
tetapi juga secara vertical. Hal ini berarti rencana jangka pendek harus
mengacu pada rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka
4. Berkelanjutan
masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus
dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru ini
yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, apa yang telah
rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga
Nilai-nilai tersebut dapat berupa target produksi dan jika dalam realisasinya
tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah dapat mengukur
6. Realistis
realistis untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada
dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah
pasti tidak akan dapat dicapai. Selain itu, kita tidak dapat mengetahui
sesuai dengan rencana. Dengan membuat suatu rencana yang realistis, maka
akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang telah
8. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat
teknik optimasi diarahkan untuk mendapatkan titik maksimum atau titik minimum
maka nilai peubah keputusan yang diperoleh akan optimum. Setelah pemecahan
dalam beberapa hal sangat tergantung pada peubah. Dalam penelitian operasional,
masalah.
Teknik optimasi dapat digunakan untuk fungsi yang berkendala dan fungsi
peubah ini dapat tidak saling bergantung atau saling bergantung melalui satu atau
lebih kendala.
saling menunjang.
keluaran (output) per satuan waktu. Yang dimaksud unit produksi adalah tenaga
kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan
organisasi produksi.
produk.
Sebagai contoh, bias saja ditetapkan sebgagai kebijakan untuk bekerja hanya 5
hari seminggu, satu shift dalam sehari, dan produksinya 1000 satuan per minggu.
Dengan dasar ini kita dapat mengatakan bahwa kapasitas normal adalah 1000
satuan output per minggu, tetapi batas ini dapat ditingkatkan dengan kerja lembur
menjadi 1150 satuan. Dengan menambah shift kedua, kapasitas dapat ditingkatkan
adalah pengalokasian sumber daya yang terbatas seperti tenaga kerja, bahan baku,
jam kerja mesin, dan modal dengan cara sebaik-baiknya sehingga diperoleh
secara matematik dari masalah yang sedang dihadapi dengan syarat sebagai
berikut :
pilihan terbaik. Fungsi tujuan ini harus dapat dibuat dalam suatu sel fungsi
3. Adanya kendala sumber daya yang dapat dibuat dalam satu set fungsi linier.
Fungsi tujuan :
a 11 x 1 + a 12 x 2 + ... + a 1n x n = /≤ / ≥ b 1
a 21 x 1 + a 22 x 2 + … + a 2n x n = /≤ / ≥ b 2
x 1 , x 2 , …, x n ≥ 0
merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang
membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model
daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber
Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang
pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang
lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan
a. Masalah kombinasi produk, yaitu menentukan berapa jumlah dan jenis produk
yang harus dibuat agar diperoleh keuntungan maksimum atau biaya minimum
investment atau net present value dengan memperhatikan sumber daya yang
dimilki.
media promosi.
lokasi pemasaran.
1. Tentukan variabel keputusan atau variabel yang ingin diketahui dan gambarkan
2. Tentukan tujuan dan gambarkan dalam satu sel fungsi linier dari variabel
metode grafik. Metode grafik terbatas pada penyelesaian model yang memiliki
1. Gambarkan semua kendala daerah kelayakan yaitu daerah yang diliputi oleh
kecil sama dengan, arah grafik yang membentuk daerah layak adalah menuju
titik nol. Kendala berbentuk lebih besar sama dengan, arah grafik yang
berbentuk sama dengan (=), daerah layak adalah sepanjang garis tujuan.
3. Tentukan daerah layak yang optimum dengan cara menggeser fungsi tujuan ke
kanan atas hingga memotong salah satu atau lebih titik elstrim yang terdapat
untuk menyelesaikan model formulasi program linier dangan cara iterasi tabel.
program linier yang memiliki dua atau lebih variabel keputusan. Penyelesaian
dengan cara menambahkan slack variabel yang bernilai satu. Jika menghadapi
2. Nilai ruas kanan setiap kendala bertanda positif, jika menghadapi kendala
yang memiliki nilai ruas kanan bertanda negatif, maka harus diubah menjadi
1. Membuat tabel simpleks awal dengan memasukkan semua nilai yang terdapat
2. Tentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki negatif terbesar pada baris
Z j -C j .
3. Tentukan baris kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks (nilai bj/nilai
4. Cari angka baru yang terdapat pada kolom kunci dengan cara membagi semua
dikurangi dengan perkalian antara angka baru baris kunci dengan koefisien
kolom kunci.
6. Apabila pada tabel baru solusi optimum belum ditemukan, ulangi kembali
langkah 2 sampai langkah 5. Solusi optimum tercapai apabila nilai pada baris
Z j -C j berharga lebih kecil sama dengan nol untuk maksimisasi dan berharga
linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M. Cooper pada tahun 1956.
pemrograman linier mempunyai tiga unsur utama, yaitu variabel keputusan, fungsi
1. Linieritas
Asumsi ini menunjukkan perbandingan antara input yang satu dengan input
yang lain atau untuk suatu input dengan output besarnya tetap dan terlepas
2. Proporsionalitas
dengan fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya. Jadi tidak berlaku hukum
3. Aditivitas
4. Divisibilitas
5. Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap dan diketahui atau
2. Hillier, F. dan Lieberman, G. 1994. Pengantar Riset Operasi. Jilid 1 Edisi Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta
b. Nilai sisi kanan (right hand sides values), merupakan nilai-nilai yang biasanya
kanan.
Prioritas pencapaian dari fungsi tujuan ini berada pada urutan pertama, solusi
h. Prioritas, adalah suatu sistem urutan dari banyaknya tujuan pada model yang
tingkat prioritas k.
Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + C 3 X 3 + ... + C n X n
ST : a 1 X 1 + a 2 X 2 + a 3 X 3 + .....+ b i X n ≤ Y n
b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + .....+ b i X n ≤ D n
X 1 , X 2 , X 3 ,....., X n ≤ D n
ST : Fungsi Pembatas
sebagai
berikut :
Min Z = P 1 (d 1 + + d 1 -) + P 2 (d 2 + + d 2 -) + ... + P n (d n + + d n -)
ST :
∑a n X n +d n ++d n ≤ Y n
∑b n X n +d n ++d n ≤ D n
d n + = Penyimpangan positif
sebagai berikut :
perusahaan.
3. Perumusan fungsi sasaran, dimana setiap tujuan pada sisi kirinya ditambahkan
sasaran menjadi f n (x n ) + d n - - d n + = b n
6. Penentuan fungsi pencapaian. Dalam hal ini, yang menjadi kuncinya adalah
1. Metode Grafis
tercapai dengan cara menggeser fungsi atau garis yang dibentuk oleh variabel
Contoh :
Kapasitas jam kerja mesin 1 sebesar 50 jam per minggu dan mesin 2 sebesar 48
jam per minggu. Manajemen mempunyai kebijakan tentang prioritas Goal sebagai
berikut:
1.. Minimum target total produksi produk A dan B sebesar 10 unit per minggu.
Penyelesaian
Minimum Z = p 1 d 1 - + p 2 d 2 - + p 3 d 3 -
d.k [1] 5x 1 + 2 x2 ≤ 50
[2] 2 x 1 + 4 x2 ≤ 48
[4] x1 - d2 + d2- = 8
1
25 d2- d2+
4
20
d3+ 5
15
13
12
10 d3-
3 +
d1
5 2
d1-
5 8 10 15 20 25 x1
Gambar 3.1.Grafik Goal Program
10 unit.
b. Pilih kolom kunci dimana C j -Z j memiliki nilai negatif terbesar. Kolom kunci
c. Pilih baris kunci yang berpedoman pada b i /a ij dengan rasio terkecil dimana b i
adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci ini disebut baris
pivot.
d. Mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai elemen pivot bernilai 1
dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan baris pivot dengan -1
e. Pemeriksaaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau tidak.
Contoh :
Jangkauan Media
Jenis
Biaya per Media Dibawah 25
Media 25 Tahun Keatas
Tahun
1 Rp.15.000 700 orang 400 orang
2 Rp.11.000 400 orang 250 orang
3 Rp.18.000 600 orang 1.000 orang
3. Goal 2 minimum target yang dicapai 20.00 orang perminggu untuk dibawah
umur 25 tahun
4. Goal 3 minimum jumlah dana untuk media 2 dan 3 tidak boleh melebihi
Rp.250.000,00
5. Perusahaan menyatakan bahwa untuk Goal 1 tiga kali lebih penting dari goal
Penyelesaian
Minimum Z = 3 d 1 + + 3d 1 - + 2 d 2 - + d 3 +
[5] x 1, x 2, x 3, d i +, d i - ≥ 0
sebagai berikut :
X 1 = 7,143
X2 = 0
X 3 = 10,714
+
d 1 = 0 dan d 1 - = 0
d 2 + = 0 dan d 2 - = 857,143
d 3 + = 0 dan d 3 - = 57,143
pemrograman linear yang menggunakan format tertentu agar bisa diolah oleh
program LINDO.
1. Input LINDO
tertentu.
SUBJECT TO
4) DB3 + X1 = 10
5) DB4 + X2 = 6
END
2. Output LINDO
Output atau hasil olahan program LINDO pada dasarnya bisa dipisahkan
didalam struktur input LINDO, fungsi tujuan ditempatkan pada baris ke-1 dan
keputusan.
diturunkan agar nilai variabel keputusan menjadi positif. Ini berarti bahwa
reduced cost akan selalu nol bernilai variabel keputusan positif dan
sebaliknya.
e. Dual Price
Informasi ini menunjukkan tentang perubahan yang akan terjadi pada nilai
fungsi tujuan bila nilai ruas kanan kendala berubah satu unit. Hasil olahan
1) 5.000000
X1 6.000000 0.000000
X2 5.000000 0.000000
2) 0.000000 0.250000
3) 0.000000 -0.250000
4) 0.000000 -1.000000
5) 0.000000 -1.000000
NO. ITERATIONS= 5
3.4. Peramalan.
mendapatkan perancanaan produksi untuk periode yang akan datang. Oleh karena
Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung dengan orang yang menyusunnya.
Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran
peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam
peramalan tersebut
adalah:
3. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem Produksi, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan
beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola
dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.
terhadap suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari perubahan
Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau
turun terus-menerus. Pola data bentuk trend ini digambarkan sebagai berikut:
periode. Komponen musim dapat dijabarkan kedalam vektor cuaca, libur, atau
Pola data ini terjadi bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim,
misalnya permintaan bahan baku jagung untuk makananan ternak ayam pada
pabrik pakan ternak selama satu tahun. Selama musim panen harga jagung akan
c. Pola Trend
Pola data ini terjadi bila data memilki kecenderungan untuk naik atau
turun terus menerus. Pola data dalam bentuk trend ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakainya. Ada
1. Trend Linier
Y= a =bt
Dimana:
t = Waktu/periode
n tl t t y t
b
n t 2 ( t )2
Yt b t
a
n
Y = a x ebt
Yt = a x ebt
n t ln Yt t ln Yt
b
n t 2 ( t )2
ln Yt b t
ln a
n
3. Trend Logaritma
Y = a + b log t
Yt b log t
a
n
4. Trend Geometrik
Y = a x tb
Y= a x tb
5. Trend Hiperbola
a
Yt =
bt
a
Yt =
bt
log Yt log b t
log a
n
sebagai berikut :
musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan
data masa lalu. Ketetapan peramalan dengan metode ini akan terdapat pada
akurat.
periode ke depan dari periode rata-rata tersebut. Persoalan yang timbul dalam
Semakin besar nilai t maka peramalan yang dihasilkan akan semakin menjauhi
pola data.
X t N t .... X t 1 X t
Ft 1
N
dimana :
Dasar dari metode ini adalah penggunaan Moving Average kedua untuk
adalah:
- Setelah semua Single Average dihitung, hitung Moving Average kedua yaitu
At = St’+(St’-St’)
F t+1 = at + bt . m
Data pada periode tertentu diberi bobot, semakin dekat dengan saat
n = Jumlah periode
Pengertian dasar dari metode ini adalah : nilai ramalan pada periode t+1
berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.
F t+1 = . X t + (1- ). F t
Dimana :
= Faktor/konstanta pemulusan
s't = X t + ( 1- ) S't1
1 t
bt = ( s' - S"t )
S t = D t + ( 1- )( S't1 + G t – 1)
Dimana :
lain natal dan tahun baru, lebaran, awal tahun ajaran sekolah, dsb. Terdapat dua
dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk
metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan,
minimal lima tahun. Namun, semakin banyak data yang dimilki semakin baik
yang diperoleh.
Y t = a, dimana a = YI /N
Yt = Nilai tambah
N = Jumlah periode
Y t = a + bt
Y bt n ty ( t ) ( y)
n ( t 2 ) ( t 2 )
Dimana : a= b=
n
Y t = a + bt + ct2
Dimana :
Y b t c t2 b
2
a= c= b=
n n
= ( t)2 – n t4
= t2 Y– n t2Y
= t t2– n t3
Y t = aebt
Dimana :
ln Y b t n t ln Y t ln Y
Ln b
n n t 2 ( t )2
2 2t
Y t a b sin c cos
^
n n
dimana
2t 2t
y na b sin c cos
n n
variabel yang lain. Diagram pencar biasanya menjelaskan adanya hubungan antara
- Atau suatu hubungan antara satu sebab dan dua sebab lainnya
Apabila kita gunakan sumbu vertikal dan sumbu horizontal untuk data diplot,
maka akan diperoleh diagram seperti pada gambar 2.6. dan diagram ini biasa
sebagai berikut :
1. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan
peramalan tersebut bila terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan
terserap sia sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam
2. Biaya
tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan
metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan
item yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah.
3. Kemudahan
memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
teknologi.
Proses Verifikasi
menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat
apakah sebaran masih dalam kontrol ataupun sudah berada di luar kontrol. Jika
sesuai, artinya pola peramalan terhadap data (Y-Y F ) tersebut tidak representatif.
MR
N 1
MR t 2
t
N 1
dimana :
Kondisi out of kontrol dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut
Bila ada titik sebaran (Y-Y F ) berada diluar UCL dan LCL.
Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol, belum tentu
Bila ada tiga buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana
Bila aturan lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang
Bila aturan delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi,
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakn mulai awal Oktober sampai akhir Desember 2010
serta membandingkan keadaan yang ada dengan metode yang digunakan oleh
peneliti.
Identifikasi Masalah
Tingginya kapasitas produksi yang Idle
Perumusan Masalah
Banyaknya kapasitas produksi, jumlah bahan
baku dan modal yang tidak digunakan.
Penetapan Tujuan
Kapasitas Optimal Produksi
Pengolahan Data
produksi yang optimal untuk masing-masing hasil CPO produksi pabrik maupun
jumlah pembelian TBS dari perkebunan yang berkaitan erat dengan sasaran-
secara khusus.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan secara
langsung terhadap kondisi nyata di lantai produksi. Data primer ini meliputi
TBS (Input)
Proses
Model Goal Programming Produksi
Pengolahan
Data
optimal.
2010, dimana data yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan peramalan
adalah data permintaan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010. Data – data yang
2. Formulasi Fungsi
a. Variabel Keputusan
X 7 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan III (Ton TBS)
X 11 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan III (Ton TBS)
b. Fungsi Kendala
A i + X n ≤ BPC i
A 1 + X 1 + d 1 - + d 1 + ≤ BPC 1
A 2 + X 2 + d 2 - + d 2 + ≤ BPC 2
A 3 + X 3 + d 3 - + d 3 + ≤ BPC 3
A 4 + X 4 + d 4 - + d 4 + ≤ BPC 4
Dimana :
i = Triwulan
Biaya produksi TBS dari kebun inti merupakan biaya yang digunakan
biaya panen dan pengumpulan hasil. Biaya produksi TBS per ton TBS
tahun 2010. Pada kendala biaya produksi TBS dari kebun inti yang ingin
B i + X n ≤ BPTI i
B 1 + X 5 + d 5 - + d 5 + ≤ BPT 1
B 2 + X 6 + d 6 - + d 6 + ≤ BPT 2
B 3 + X 7 + d 7 - + d 7 + ≤ BPT 3
B 4 + X 8 + d 8 - + d 8 + ≤ BPT 4
Dimana :
B = Biaya produksi per ton TBS dari kebun inti untuk tiap triwulan
ke-i
tiap triwulan
BPTI = Biaya produksi TBS dari kebun inti tiap triwulan ke-i
i = Triwulan
diperoleh melalu buku RAKP tahun 2010. Pada kendala biaya produksi
TBS dari kebun plasma yang ingin diminumkan adalah deviasi atas
C i + X n ≤ BPTP i
C 1 + X 9 + d 9 - + d 9 + ≤ BPTP 1
C 2 + X 10 + d 10 - + d 10 + ≤ BPTP 2
C 3 + X 11 + d 11 - + d 11 + ≤ BPTP 3
C 4 + X 12 + d 12 - + d 12 + ≤ BPTP 4
Dimana :
C = Biaya produksi per ton TBS dari kebun plasma untuk tiap
triwulan ke-i
BPTP= Biaya produksi TBS dari kebun plasma tiap triwulan ke-i
i = Triwulan
adalah 30 ton TBS per jam, namun dalam pengoperasiannya sulit untuk
tahun 2010. Tujuan yang ingin dicapai pada kendala sasaran ini adalah
X n ≤ KP i
X 1 + d 13 - + d 13 + ≤ KP 1
X 2 + d 14 - + d 14 + ≤ KP 1
X 3 + d 15 - + d 15 + ≤ KP 1
X 4 + d 16 - + d 16 + ≤ KP 1
Dimana :
i = Triwulan
peramalan data permintaan CPO tahun 2010. Sasaran yang ingin dicapai
sebelumnya.
Xn ≤ Di
X 1 + d 17 - + d 17 + ≤ D 1
X 2 + d 18 - + d 18 + ≤ D 2
X 3 + d 19 - + d 19 + ≤ D 3
X 4 + d 20 - + d 20 + ≤ D 4
Dimana :
i = Triwulan
pabrik pengolahan TBS, hal ini disebabkan karena TBS yang ada di
pabrik kurang dari kapasitas olah, untuk mengurangi kerugian yang lebih
TBS kurang dari kapasitas yang ada. Sebaliknya, bila ketersediaan TBS
TBS di pabrik. TBS yang terlalu lama dibiarkan tidak diolah akan
tandan buah segar atau TBS yang ingin dicapai adalah agar tidak terjadi
over produksi TBS atau kekurangan TBS di pabrik pada saat pengolahan
X n = KTI i
X 5 + d 21 - + d 21 + ≤ KTI i
X 6 + d 22 - + d 22 + ≤ KTI i
X 7 + d 23 - + d 23 + ≤ KTI i
X 8 + d 24 - + d 24 + ≤ KTI i
Dimana :
triwulan
i = Triwulan
Plasma
yang ingin diminumkan dalam fungsi tujuan adalah agar tidak terjadi
over produksi atau kekurangan TBS pada saat pengolahan. Pada fungsi
tujuan sasaran ini akan diminumkan deviasi bawah dan atas terhadap
X n = KTP i
X 9 + d 25 - + d 25 + ≤ KTP i
X 10 + d 26 - + d 26 + ≤ KTP i
X 11 + d 27 - + d 27 + ≤ KTP i
X 12 + d 28 - + d 28 + ≤ KTP i
Dimana :
i = Triwulan
TBS terolah semuanya menjadi CPO. Sehingga disini sasaran yang ingin
dicapai pada kendala ini adalah bahwa TBS yang akan diolah akan
bawah.
EiXn + FiXn = 0
E i X n + F i X n + d 29 - + d 29 + = KTP i
E i X n + F i X n + d 30 - + d 30 + = KTP i
E i X n + F i X n + d 31 - + d 31 + = KTP i
E i X n + F i X n + d 32 - + d 32 + = KTP i
Dimana :
Xn = Variabel keputusan produksi CPO dan TBS dari kebun inti dan
i = Triwulan
per ton TBS dikalikan jumlah produksi TBS kebun inti dan pembelian
i = Triwulan
c. Fungsi Sasaran
kepentingan perusahaan.
ST :
,d 5 +,d 6 -,d 6 +,d 7 -,d 7 +,d 8 -,d 8 +,d 9 -,d 9 +,d 10 -,d 10 +,d 11 -,d 11 +,d 12 -,d 12 +,d 13 -,d 13 +,d 14 -
,d 14 +,d 15 -,d 15 +,d 16 -,d 16 +,d 17 -,d 17 +,d 18 -,d 18 +,d 19 -,d 19 +,d 20 - , d 20 +,d 21 -,d 21 +,d 22 -,d 22 +,d 23 -
,d 23 +,d 24 -,d 24 +,d 25 -,d 25 +,d 26 -,d 26 +,d 27 -,d 27 +,d 28 -,d 28 +,d 29 -,d 29 +,d 30 -,d 30 +,d 31 -,d 31 +,d 32 -
,d 32 +,d 33 -,d 33 +,d 34 -,d 34 +,d 35 -,d 35 +,d 36 -,d 37 -,d 37 +,d 38 -,d 38 +
Hasil dari pengolahan data pada peramalan dan penentuan jumlah produk
apakah dengan hasil permintaan akan pabrik akan dapat menghasilkan produk
dipunyai oleh pabrik. Saran akan diberikan untuk pabrik maupun untuk penelitian
yang diambil dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Data-data tersebut antara
lain data permintaan CPO, data produksi CPO dan pembelian TBS, data kapasitas
Data permintaan CPO untuk periode 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.
Biaya produksi CPO, biaya produksi TBS kebun inti dan biaya pembelian
TBS dari kebun plasma pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.2 s/d tabel 5.4
berikut ini.
kapasitas terpasang dikalikan dengan jam pengolahan yang tersedia tanpa jam
tersedia menurut laporan manajemen untuk tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel
Untuk memperoleh kapasitas produksi CPO pada bulan Januari maka dilakukan
Rendemen Perusahaan
Untuk bukan Januari dapat dihitung kapasitas produksi yang tersedia adalah,
Kapasitas Produksi = 600 jam x 30 ton/jam x 24,4 % = 4.392 ton. Untuk bulan-
5.1.4. Data Ketersediaan TBS pada Kebun Inti dan Kebun Plasma
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.7 dan tabel 5.8 berikut ini.
waktu pengolahan diketahui sebesar 20 jam per hari. Pada tabel 5.10 dan tabel
5.11 berikut ditunjukkan standar waktu pengolahan 1 ton CPO dan waktu
2011
Bertujuan untuk melihat trend data masa lalu sebagai acuan untuk memilih
metode peramalan. Diagram permintaan CPO dapat dilihat pada gambar 5.1
berikut ini.
Metode Konstan
Metode Linier
Metode Kuadratis
Metode Eksponensial
Metode Siklis
Metode Konstan : Y = a
Hasil perhitungan parameter metode konstan dapat dilihat pada tabel 5.12
berikut ini.
X Y
1 2076
2 2295
3 2486
4 2892
5 3047
6 3488
7 3804
8 4340
9 4492
10 4182
11 3890
12 3435
78 40427
Hasil perhitungan parameter metode linier dapat dilihat pada tabel 5.13
berikut ini.
X Y X*Y X2
1 2076 2076 1
2 2295 4590 4
3 2486 7458 9
4 2892 11568 16
5 3047 15235 25
6 3488 20928.00 36
7 3804 26628 49
8 4340 34720 64
9 4492 40428 81
10 4182 41820 100
11 3890 42790 121
12 3435 41220 144
78 40427 289461 650
Parameter peramalan:
b = 186,61
a
Y bx = 40427 (186 ,61)( 78 )
n 12
a = 2155,94
Data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.14. berikut ini:
X Y X2 X3 X4 X*Y X2 Y
1 2076 1 1 1 2076 2076
2 2295 4 8 16 4590 9180
3 2486 9 27 81 7458 22374
4 2892 16 64 256 11568 46272
5 3047 25 125 625 15235 76175
6 3488 36 216 1296 20928 125568
7 3804 49 343 2401 26628 186396
8 4340 64 512 4096 34720 277760
9 4492 81 729 6561 40428 363852
10 4182 100 1000 10000 41820 418200
11 3890 121 1331 14641 42790 470690
12 3435 144 1728 20736 41220 494640
78 40427 650 6084 60710 289461 2493183
Parameter peramalan :
((-306020)(320226) ((3640646)(-22308))
b
2 ((-306020)(-1716)) (-22308) 2
= = 610,55
= 1166,75
dibawah ini
X Y ln Y X2 X*lnY
1 2076 7.64 1 7.64
2 2295 7.74 4 15.48
3 2486 7.82 9 23.46
4 2892 7.97 16 31.88
5 3047 8.02 25 40.11
6 3488 8.16 36 48.94
7 3804 8.24 49 57.71
8 4340 8.38 64 67.01
9 4492 8.41 81 75.69
10 4182 8.34 100 83.39
11 3890 8.27 121 90.93
12 3435 8.14 144 97.70
78 40427 97,12 650 639,92
n X ln Y X ln Y 12(639,92) (78)(97,12)
b
n X ( X ) 12(650) (78) 2
2 2
= = 0,06
ln Y b X 97,12 ((0,06)(78))
ln a = = 7,7
n 12
a = 2209,71
2 2
Metode Siklis : Yˆx a b sin x c cos x
n n
Hasil perhitungan parameter metode siklis dapat dilihat pada tabel 5.16
berikut ini.
2
sin x
2 2 2 2 2 2
2 2
sin Cos sin cos n Y*sin Y*cos
2
X Y *cos
x x x x x x
n n n n n n
x
n
1 2076 0.50 0.87 0.25 0.75 0.43 1038.00 1797.87
2 2295 0.87 0.50 0.75 0.25 0.43 1987.53 1147.50
3 2486 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 2486.00 0.00
4 2892 0.87 -0.50 0.75 0.25 -0.43 2504.55 -1446.00
5 3047 0.50 -0.87 0.25 0.75 -0.43 1523.50 -2638.78
6 3488 0.00 -1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 -3488.00
7 3804 -0.50 -0.87 0.25 0.75 0.43 -1902.00 -3294.36
8 4340 -0.87 -0.50 0.75 0.25 0.43 -3758.55 -2170.00
9 4492 -1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 -4492.00 0.00
10 4182 -0.87 0.50 0.75 0.25 -0.43 -3621.72 2091.00
11 3890 -0.50 0.87 0.25 0.75 -0.43 -1945.00 3368.84
12 3435 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 3435.00
78 40427 0.00 0.00 6.00 6.00 0.00 -6179.69 -1196.93
2 2
Y na b sin x c cos x
n n
2 2 2 2 2
Y sin x a sin x b sin 2 x c sin x cos x
n n n n n
-6179,69 = 5b → b = -1029,95
2 2 2 2 2
Y cos x a cos x c cos 2 x b sin x cos x
n n n n n
-1196,93 = 5c → c = -199,49
2 2
Persamaan : Y = 3368,92 – 1029,95 (sin x )-199,49 (cos x)
n n
SEE
(y - y') 2
7280348,92
n f 12 1
= = 813,51
(y - y')
78 40427 289461 650 40427.00
SEE
2
40427
n f 12 2
= = 479,63
SEE
(y - y') 2
881161,04
n f 12 3
= = 312,9
SEE
(y - y') 2
2930618,89
n f 12 2
= = 541,32
SEE
(y - y') 2
67803,21
n f 12 3
= = 274,23
Metode SEE
Konstan
813.54
Linier
479.64
Kuadratis
312.90
Eksponensial
541.35
Siklis
274.23
mampu memberikan nilai error terkecil. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji
statistik dengan distribusi f untuk memilih mana antara kedua metode ini yang
= 5%
Kesimpulan : f hitung < f tabel , H 0 diterima, metode siklis lebih baik dari metode
kuadratis.
peta moving range dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut ini.
X Y Y' e MRt
1 2076 3169.43 -1093.43 0.00
2 2295 2338.97 -43.97 1049.46
3 2486 2377.21 108.79 152.76
4 2892 3169.43 -277.43 386.22
5 3047 3711.13 -664.13 386.70
6 3488 4360.62 -872.62 208.49
7 3804 3169.43 634.57 1507.20
8 4340 4360.62 -20.62 655.20
9 4492 2576.70 1915.30 1935.92
10 4182 3568.41 613.59 1301.71
11 3890 2377.21 1512.79 899.20
12 3435 2338.97 1096.03 416.76
JUMLAH 40427 37518.12 2908.88 8899.60
MR t = |e t – e t-1 |
MRt 8899,6
MR 741,63
n 1 12 1
Dari Gambar 5.5. tidak terlihat adanya data yang out of control sehingga
untuk periode 2011 dapat dilihat pada tabel 5.24 berikut ini :
a. Variabel Keputusan
X 7 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan III (Ton TBS)
X 11 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan III (Ton TBS)
b. Fungsi Kendala
4.313.619 X 1 ≤ 29.578.485.483
4.323.943 X 2 ≤ 40.761.810.661
4.351.271 X 3 ≤ 54.982.660.356
4.312.058 X 4 ≤ 49.618.851.406
4.313.619 X 1 + d 1 - - d 1 + = 29.578.485.483
4.323.943 X 2 + d 2 - - d 2 + = 40.761.810.661
4.351.271 X 3 + d 3 - - d 3 + = 54.982.660.356
4.312.058 X 4 + d 4 - - d 4 + = 49.618.851.406
i = Triwulan
693.722 X 5 ≤ 14.352.569.947
684.635 X 6 ≤ 18.755.371.020
680.451 X 7 ≤ 23.782.196.780
691.083 X 8 ≤ 24.158.862.018
693.722 X 5 + d 5 - - d 5 + = 14.352.569.947
684.635 X 6 + d 6 - - d 6 + = 18.755.371.020
680.451 X 7 + d 7 - - d 7 + = 23.782.196.780
691.083 X 8 + d 8 - - d 8 + = 24.158.862.018
Dimana :
B = Biaya produksi per ton TBS dari kebun inti untuk tiap triwulan
ke-i
tiap triwulan
i = Triwulan
1.134.372 X 9 ≤ 10.058.261.384
1.285.497 X 10 ≤ 16.572.143.889
1.348.611 X 11 ≤ 25.380.285.143
1.340.025 X 12 ≤ 18.217.328.899
1.134.372 X 9 + d 9 - - d 9 + = 10.058.261.384
1.285.497 X 10 + d 10 - - d 10 + = 16.572.143.889
1.348.611 X 11 + d 11 - - d 11 + = 25.380.285.143
1.340.025 X 12 + d 12 - - d 12 + = 18.217.328.899
Dimana :
C = Biaya produksi per ton TBS dari kebun plasma untuk tiap
triwulan ke-i
BPTP= Biaya produksi TBS dari kebun plasma tiap triwulan ke-i
i = Triwulan
X 1 ≤ 13.000,32
X 2 ≤ 13.351,68
X 3 ≤ 13.000,32
X 4 ≤ 13.527,36
X 1 + d 13 - - d 13 + = 13.000,32
X 2 + d 14 - - d 14 + = 13.351,68
X 3 + d 15 - - d 15 + = 13.000,32
X 4 + d 16 - - d 16 + = 13.527,36
Dimana :
i = Triwulan
X 1 ≤ 7.397,36
X 2 ≤ 9171,81
X 3 ≤ 12.816,40
X 4 ≤ 11.041,69
X 2 + d 18 - - d 18 + = 9171,81
X 3 + d 19 - - d 19 + = 12.816,40
X 4 + d 20 - - d 20 + = 11.041,69
Dimana :
i = Triwulan
X 5 ≤ 22.845
X 6 ≤ 28.358
X 7 ≤ 35.237
X 8 ≤ 35.151
X 5 + d 21 - - d 21 + = 22.845
X 6 + d 22 - - d 22 + = 28.358
X 7 + d 23 - - d 23 + = 35.237
X 8 + d 24 - - d 24 + = 35.151
Dimana :
triwulan
i = Triwulan
Plasma
X 9 ≤ 9.023
X 10 ≤ 13.267
X 11 ≤ 16.938
X 12 ≤ 16.455
X 9 + d 25 - - d 25 + = 9.023
X 10 + d 26 - - d 26 + = 13.267
X 11 + d 27 - - d 27 + = 16.938
X 12 + d 28 - - d 28 + = 16.455
Dimana :
i = Triwulan
0,2416 X 6 + 0,2412 X 10 – X 2 = 0
0,2421 X 7 + 0,2415 X 11 – X 3 = 0
0,2419 X 8 + 0,2414 X 12 – X 4 = 0
0,2413 X 5 + 0,2411 X 9 – X 1 + d 29 - - d 29 + = 0
0,2416 X 6 + 0,2412 X 10 – X 2 + d 30 - - d 30 + = 0
0,2421 X 7 + 0,2415 X 11 – X 3 + d 31 - - d 31 + = 0
0,2419 X 8 + 0,2414 X 12 – X 4 + d 32 - - d 32 + = 0
Dimana :
Xn = Variabel keputusan produksi CPO dan TBS dari kebun inti dan
i = Triwulan
0,20 X 1 ≤ 1480
0,16 X 2 ≤ 1520
0,11 X 3 ≤ 1480
0,13 X 4 ≤ 1540
i = Triwulan
c. Fungsi Sasaran
kepentingan perusahaan.
Min Z = d 17 - + d 18 - + d 19 - + d 20 -
- Sasaran Biaya-Biaya
Min Z = d 1 + + d 2 + + d 3 + + d 4 + + d 5 + + d 6 + + d 7 + + d 8 + + d 9 + + d 10 + + d 11 + +
d 12 +
Min Z = d 13 - + d 14 - + d 15 - + d 16 - + d 13 + + d 14 + + d 15 + + d 16 +
Min Z = d 29 - + d 30 - + d 31 - + d 32 -
Min Z = d 21 - + d 22 - + d 23 - + d 24 - + d 25 - + d 26 - + d 27 - + d 28 - + d 21 + + d 22 + +
d 23 + + d 24 + + d 25 + + d 26 + + d 27 + + d 28 +
Min Z = d 1 + + d 2 + + d 3 + + d 4 + + d 5 + + d 6 + + d 7 + + d 8 + + d 9 + + d 10 + + d 11 + + d 12 + +
d 13 - + d 14 - + d 15 - + d 16 - + d 13 + + d 14 + + d 15 + + d 16 + + d 17 - + d 18 - + d 19 - +
d 20 - + d 21 - + d 22 - + d 23 - + d 24 - + d 25 - + d 26 - + d 27 - + d 28 - + d 21 + + d 22 + +
d 23 + + d 24 + + d 25 + + d 26 + + d 27 + + d 28 + + d 29 - + d 30 - + d 31 - + d 32 -
ST :
,d 5 +,d 6 -,d 6 +,d 7 -,d 7 +,d 8 -,d 8 +,d 9 -,d 9 +,d 10 -,d 10 +,d 11 -,d 11 +,d 12 -,d 12 +,d 13 -,d 13 +,d 14 -
,d 14 +,d 15 -,d 15 +,d 16 -,d 16 +,d 17 -,d 17 +,d 18 -,d 18 +,d 19 -,d 19 +,d 20 - , d 20 +,d 21 -,d 21 +,d 22 -,d 22 +,d 23 -
,d 32 +,d 33 -,d 33 +,d 34 -,d 34 +,d 35 -,d 35 +,d 36 -,d 37 -,d 37 +,d 38 -,d 38 + ≥ 0
yang diprediksi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.
menghitung jumlah produksi CPO untuk 12 periode yang akan datang. Input
untuk peramalan permintaan adalah data permintaan produk CPO untuk tahun
periode-periode berikutnya adalah metode siklis dengan nilai SEE sebesar 274,23.
diperoleh adanya data yang out of control sehingga persmaan peramalan metode
permintaan 2011.
untuk perencanaan produksi periode tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 6.1.
berikut ini.
X1 6.857
X2 9.427
Produksi CPO
X3 12.636
X4 11.507
X5 20.689,22
Produksi Kebun X6 27.394,7
Inti X7 34.950,64
X8 34.957,97
X9 8.866,81
Pembelian dari X 10 12.891,62
kebun plasma X 11 16.938,0
X 12 13.594,76
nilai fungsi tujuan, nilai variabel keputusan, nilai variabel deviasional, nilai
yang dapat dilihat pada Tabel 6.2., jumlah produksi yang paling tinggi dicapai
pada triwulan ke tiga yaitu sebesar 12,636 ton CPO. Tingginya produksi CPO
pada triwulan ini dipengaruhi oleh jumlah total TBS yang dihasilkan dari setiap
kebun yaitu kebun inti dan kebun plasma, total jumlah produksi yang dihasilkan
dari ke dua kebun tersebut adalah sebesar 34.950,64 ton + 16.398 ton = 51.348,64
ton TBS. Triwulan ketiga ini bisa dikatakan merupakan panen puncak TBS di
sehingga variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun inti tinggi
untuk tiap triwulannya dan mencapai produksi puncak pada triwulan keempat
sebesar 34.957,97 ton TBS. Pola kenaikan produksi untuk kebun inti dan plasma
adalah produksi terus naik sampai periode triwulan ketiga dan pada triwulan
tertinggi pada periode ketiga yaitu sebesar 16.398 ton TBS. Tinggi rendahnya
produksi CPO pada pabrik kelapa sawit Sei Rambutan PTPN III dipengaruhi oleh
jumlah TBS yang dihasilkan pada masing-masing kebun sehingga bisa dikatakan
CPO.
Nilai fungsi tujuan (Z min ) untuk alternatif ini adalah sebesar 18.247
dimana nilai fungsi tujuan di dalam program sasaran atau program Goal
yang ditetapkan.
kapasitas dan permintaan CPO dan biaya produksi CPO dapat dilihat pada Tabel
6.3. berikut ini. Dari tabel dapat dilihat bahwa sasaran untuk memenuhi
(DB 17-20 ).tidak tercapai pada triwulan I dan III sementara produksi CPO surplus di
T Keterangan
r
i Sisa
Kapasitas Kapasitas
w Produksi Permintaan Kapasitas
Permintaan yang yang Biaya
u CPO CPO yang Sisa /
CPO (Ton Terpakai Tersedia Produksi
l (Ton Tidak Menganggur
CPO) (Ton (Ton CPO
a CPO) Terpenuhi (Ton CPO)
CPO) CPO)
n (Ton CPO)
meminimumkan deviasi bawah (DB 13-16 ) dari fungsi sasaran tidak tercapai. Sisa
kapasitas produksi bisa disebabkan karena kurangnya pasokan bahan baku TBS
disebabkan permintaan produksi yang sudah tercapai dan apabila produksi CPO
dibuat berlebih maka mutu CPO tersebut akan berkurang karena kandungan asam
lemak bebas akan naik dan untuk menjaga mutu tersebut diperlukan biaya
atas terhadap target biaya yang ditetapkan. Sasaran biaya produksi CPO untuk tiap
triwulan tercapai terlihat dari nilai DA 1-4 yang ingin diminumkan bernilai nol.
untuk memproduksi lebih banyak lagi CPO apabila terjadi perubahan keputusan
sasaran ketersedian TBS dari kebun inti. Sasaran yang diminumkan untuk sasaran
mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan produksi TBS di kebun inti dan
plasma adalah peminimuman deviasi bawah dan deviasi atas terhadap sasaran.
yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang ada yaitu kandungan asam
lemak bebasnya berkisar antara 3,5 – 4 persen. Bila terjadi kelebihan TBS di
pabrik dimana kelebihannya melebihi kapasitas yang tersedia maka akan banyak
penyimpanan TBS dari mulai dipanen sampai diolah tidak boleh lebih dari 2 hari.
Bila terjadi penumpukan TBS maka yang diperlu diperhatikan adalah letak
penumpukan TBS sehingga TBS yang pertama disimpan harus yang pertama
diolah, hal ini akan mempekecil kerusakan TBS yang akan diolah.
Keterangan
T
r Sasaran
i Mencegah
Produksi Sisa Biaya
w Ketersediaan Terjadinya
TBS Ketersediaan Produksi
u TBS Dikebun Over
Kebun TBS Dari TBS Kebun
l Inti (Ton Produksi
Inti (Ton Kebun Inti Inti (Min
a TBS) TBS (Min
TBS) (Ton TBS) DB 5-8 )
n DA 21-24 &
DB 21-24)
1 20.689,22 22.845 2.155,78 Tidak Tercapai Tercapai
2 27.394,7 28.358 963,3 Tidak Tercapai Tercapai
3 34.950,64 35.237 286,36 Tidak Tercapai Tercapai
4 34.957,97 35.151 193,03 Tidak Tercapai Tercapai
Sasaran mencegah over produksi TBS di pabrik dari kebun inti tidak
dikatakan bahwa pabrik masih memiliki modal yang cukup untuk meningkatkan
produksi TBS dimana hal ini akan berdampak pada produksi CPO yang dihasilkan
oleh pabrik.
Sasaran ketersediaan TBS kebun plasma dapat dilihat pada Tabel 6.5.
sasaran biaya pembelian TBS di kebun plasma dimana yang diminumkan adalah
penyimpangan atas terhadap target biaya hasilnya tercapai untuk tiap triwulannya.
T Keterangan
r Sasaran
i Pembelian Ketersed Sisa
Mencegah Biaya
w iaan TBS Ketersediaan
TBS Terjadinya Produksi
u Dikebun TBS Dari
Kebun Over TBS Kebun
l Plasma Kebun
Plasma Produksi TBS Inti (Min
a (Ton TBS) (Ton Plasma (Ton
(Min DB 25-28 DB 9-12)
n TBS) TBS)
& DA 25-28)
1 8.866,81 9.023 156,19 Tidak Tercapai Tercapai
2 12.891,62 13.267 375,38 Tidak Tercapai Tercapai
3 16.938 16.938 0 Tercapai Tercapai
4 13.594,76 14.455 860,24 Tidak Tercapai Tercapai
kekurangan TBS di pabrik adalah dengan membuat suatu jadwal panen di kebun
inti yang disesuaikan dengan jadwal panen dari kebun plasma sehingga bisa
kekurangan TBS di pabrik. Sehingga disini diperlukan kerjasama yang erat antara
Sasaran pengolahan TBS dimaksudkan agar TBS yang tersedia pabrik (dari
faktor rendemen CPO yang dihasilkan. Sasaran yang ingin dicapai adalah nol
artinya TBS yang diolah dari tiap kebun harus sama dengan CPO yang
untuk setiap periode. Sasaran pengolahan TBS ini erat kaitannya dengan
ketersediaan TBS dari tiap kebun. Pengolahan TBS juga bisa dihubungkan dengan
faktor rendemen CPO yang dihasilkan, dimana rendemen yang tinggi selain
dipengaruhi oleh mutu bahan baku yaitu TBS juga dipengaruhi oleh kinerja mesin
pabrik. Kriteria mutu TBS yang baik akan menghasilkan rendemen yang tinggi
adalah TBS yang dipanen harus masuk kedalam fraksi satu atau dua buah kelapa
sawit.
banyaknya CPO yang dihasilkan per jamnya. Semakin banyak CPO yang
dihasilkan dapat diartikan bahwa mesin yang ada dipabrik efisien. Kelebihan
waktu pengolahan terjadi pada semua periode triwulan. Hal ini bisa dimanfaatkan
untuk mengolah lebih banyak TBS yang masih tersisa di pabrik, sehingga
demikian pabrik masih memiliki sumber daya untuk meningkatkan produksi CPO.
optimasi suatu kasus. Penggunaan analisis itu sendiri bertujuan untuk mengetahui
Perubahan dapat saja terjadi pada target sasaran juga apabila pihak perusahaan
semakin meningkat makat nilai target sasaran untuk ketersediaan bahan baku TBS
juga meningkat.
dan dimana pada kondisi tertentu membawa kepada suatu tingkat ketidakpastian.
optimasi yang dibuat. Tujuan utama analisis sensitivitas adalah untuk mengetahui
bahwa analisis sensitivitas parameter nilai ruas kanan kendala dapat diketahui
dapat dinaikkan dan diturunkan hingga tak terbatas, besarnya kenaikan dan
penurunan biaya produksi tiap triwulan dapat dilihat pada Tabel 6.7., berikut ini :
kebun inti untuk tiap triwulan dapat ditingkatkan kecuali pada triwulan I tetapi
Tabel 6.8. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Inti
pembelian dari kebun plasma untuk triwulan I s/d III dapat ditingkatkan akan
pemenuhan target kapasitas untuk tiap triwulan dapat ditingkatkan hingga tak
terbatas dan juga dapat diturunkan menjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 6.10..
diperoleh bahwa permintaan tiap triwulannya dapat dtingkatkan dan juga dapat
inti dapat ditingkatkan tiap triwulan sampai tak hingga dan juga dapat diturunkan
ditiap triwulannya, hasil olahan dapat dilihat pada Tabel 6.12, berikut ini.
Tabel 6.12. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Inti
dapat ditingkat ditiap triwulannya dan dapat diturunkan pada tiap triwulannya
kecuali pada triwulan ketiga, hasil olahan dapat dilihat pada Tabel 6.13, berikut
ini.
Plasma
7.1. Kesimpulan
TBS dari kebun inti dan jumlah pembelian TBS dari kebun plasma. Fungsi
ketersediaan TBS dari tiap kebun, biaya produksi CPO, biaya produksi
TBS kebun inti, sasaran pengolahan TBS, biaya pembelian TBS dari
tahun 2011.
tertingginya pada triwulan ketiga sebesar 12.891,62 ton CPO akan tetapi
terhadap tingkat tersedianya bahan baku TBS dari kebun pemasok. Hal ini
bahan baku yaitu kebun inti dan plasma pada triwulan ketiga.
capacity) tidak tercapai ditiap periode hal ini dapat disebabkan oleh
7.2. Saran
berikutnya adalah :
pabrik meningkat.
2. Buffa, E. dan Sarin, R. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Jilid 1
6. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem Produksi, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
INPUT
MIN
DA1 + DA2 + DA3 + DA4 + DA5 + DA6 + DA7 + DA8 + DA9 + DA10 + DA11 + DA12 + DB13 + DB14 +
DB15 + DB16 + DB17 + DB18 + DB19 + DB20 + DB21 + DA21 + DB22 + DA22 + DB23 + DA23 +
DB24 + DA24 + DB25 + DA25 + DB26 + DA26 + DB27 + DA27 + DB28 + DA28 + DB29 + DB30 +
DB31 + DB32
SUBJECT TO
2) 4313619X1 + DB1 ‐ DA1 = 29578485483
3) 4323943X2 + DB2 ‐ DA2 = 40761810661
4) 4351271X3 + DB3 ‐ DA3 = 54982660356
5) 4312058X4 + DB4 ‐ DA4 = 49618851406
6) 693722X5 + DB5 ‐ DA5 = 14352569947
7) 684635X6 + DB6 ‐ DA6 = 18755371020
8) 680451X7 + DB7 ‐ DA7 = 23782196780
9) 691083X8 + DB8 ‐ DA8 = 24158862018
10) 1134372X9 + DB9 ‐ DA9 = 10058261384
11) 1285497X10 + DB10 ‐ DA10 = 16572143889
12) 1348611X11 + DB11 ‐ DA11 = 25380285143
13) 1340025X12 + DB12 ‐ DA12 = 18217328899
14) X1 + DB13 ‐ DA13 = 13000.32
15) X2 + DB14 ‐ DA14 = 13351.68
16) X3 + DB15 ‐ DA15 = 13000.32
17) X4 + DB16 ‐ DA16 = 13527.36
18) X1 + DB17 ‐ DA17 = 7397.36
19) X2 + DB18 ‐ DA18 = 9171.81
20) X3 + DB19 ‐ DA19 = 12816.4
21) X4 + DB20 ‐ DA20 = 11041.69
22) X5 + DB21 ‐ DA21 = 22845
23) X6 + DB22 ‐ DA22 = 28358
24) X7 + DB23 ‐ DA23 = 35237
Output
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 25
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 18247.62
VARIABLE VALUE REDUCED COST
DA1 0.000000 1.000000
DA2 0.000000 1.000000
DA3 0.000000 1.000000
DA4 0.000000 1.000000
DA5 0.000000 0.999999
DA6 0.000000 0.999999
DA7 0.000000 0.999998
DA8 0.000000 0.999999
DA9 0.000000 0.999999
DA10 0.000000 0.999999
DA11 0.000000 1.000000
DA12 0.000000 0.999999
DB13 6143.319824 0.000000
DB14 3924.679932 0.000000
DB15 364.320068 0.000000
kelapa sawit yang berasal dari daging buah, sedangkan inti sawit untuk
memperoleh inti dari biji (nut). Proses pengolahan minyak kelapa sawit terdiri
Selisih antara bruto dan tara adalah netto dan merupakan berat TBS
diadakan peyortiran terhadap mutu dan buah kelapa sawit yang dilakukan sesuai
kriteria panen yang diterapkan. Setelah itu buah dimasukkan ke dalam lori-lori
yang telah disediakan untuk di bawa ke perebusan. Kapasitas 1 lori adalah 2,5
Ton.
bantuan tali Capstand, satu unit katel rebusan berkapasitas 8 lori. Untuk merebus
buah digunakan uap air dengan tekanan 2,6 -3,0 Kg/cm2. Lama waktu proses
sempurna.
c. Penebahan (Thresher)
Lori-lori yang berisi buah yang telah selesai direbus, kemudian ditarik
keluar dan diangkat dengan menggunakan hoisting crane yang bergerak diatas
Hoisting crane adalah alat angkut lori yang berisi buah yang telah direbus
sedangkan janjang kosong dibawa ke hopper untuk dibuang dengan truk dan
dijadikan pupuk.
d. Pengadukkan (Digester)
tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan
pisau-pisau pengaduk/perombak.
yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari
bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan
e. Pengempaan (Pressing)
Screw press adalah alat yang digunakan untuk pengepresan masa adukkan.
putar dan dilengkapi dengan alat press (worm screw) dan saringan (cilinder
press), kulit buah yang tadinya diaduk dipress sehingga minyak sawit keluar
bersama air dan lumpur (sludge) yang kemudian mengalir ke talang - talang dan
dalam alat desanding device. Alat press ini bekerja secara berkelanjutan. Peralatan
ini akan menekan buah dengan gaya putar dari pressan yang berputar secara
terhadap penyaring.
melalui sand trap tank yang berfungsi menangkap pasir yang terikut dengan
minyak dan vibrating screen yang berfungsi memisahkan kotoran berupa sabut
tangki ini masih bercampur dengan sludge ( Lumpur, air dan kotoran
Pure Tank
oil purifier. Temperatur minyak tetap 900-950 C agar minyak tetap cair
Oil Purifier
Vacuum Drier
Sludge Tank
Sludge Separator
yang masih ada, sisanya berupa limbah yang dialirkan ke sistem penanganan
limbah.
Proses pengolahan inti sawit terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu :
press cake (bungkil). Press cake adalah terdiri dari sabut (fiber) dan inti (Nnut).
Bungkil yang sudah terurai ke separating coloum, oleh fan diisap dan masuk ke
conveyor bahan bakar ketel uap melalui fibre cyclone, sedangkan biji jatuh dan
Selama biji berada di dalam nut silo diberi panas untuk menurunkan kadar
air biji dengan tujuan agar inti lepas dari cangkangnya. Setelah keluar biji dari nut
silo, dipecahkan melalui mesin pemecah biji (cracker mixer), misalnya sludge
grading nut cracker, ripple mill dan sejenisnya. Pecahan biji (cracker mixer)
mixer. Alat pemisah inti ini ada juga yang menggunakan hydrocyclone.
Inti sawit yang sudah terpisah, oleh conveyor dan elevator dibawa dan
dimasukkan ke dalam kernel silo, cangkang dan kotoran lainnya diisap oleh fan
dan masuk ke konveyor bahan bakar ketel uap melalui shell cyclone dan shell
janjangan yang dibuang dengan truck dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman
kelapa sawit.
Secara ringkas akan ditunjukkan pada blok diagram alir proses produksi