Anda di halaman 1dari 171

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN

MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK


KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

ALFIAN FERNANDO
NIM. 070423027

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI


D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2011

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN
MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK
KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :
ALFIAN FERNANDO
NIM. 070423027

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Ir. Ukurta Tarigan, MT. ) ( Ikhsan Siregar, ST., MEng.)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI


D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2011

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Peningkatan permintaan yang tinggi terhadap peroduksi minyak kelapa


sawit kasar (CPO) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pihak-
pihak yang berkaitan dalam produksi CPO memerlukan suatu usaha tertentu agar
proses produksi berjalan baik dan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di
pabrik guna mencukupi permintaan konsumen. Penggunaan barang dan modal
yang optimal dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional pabrik dan
juga mendukung mutu produk. Salah usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
perencanaan produksi CPO yang baik. Salah satu cara untuk melakukan
perencanaan produksi adalah dengan metode matematik yaitu dengan
menggunakan goal programming.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi yang optimal
di Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dengan menggunakan program
sasaran (goal programming). Mengindetifikasi faktor-faktor produksi yang
berpengaruh dalam perencanaan produksi kelapa sawit dan membuat suatu
perencanaan produksi CPO, khususnya kegiatan di kebun untuk menghasilkan
tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku usaha utama CPO serta
kegiatan di pabrik untuk menghasilkan CPO. Optimasi produksi dilakukan dengan
program sasaran (goal programming), dimana penyelesaian model dilakukan
dengan bantuan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Model
sasaran dalam penelitian ini memiliki 12 variabel keputusan, variabel keputusan
yang digunakan adalah X i (dimana i=1,…,12), variabel keputusan diambil
berdasarkan pada kegiatan yang ada di pabrik yaitu kegiatan produksi CPO,
kegiatan produksi dari kebun Inti dan kegiatan pembelian dari kebun Plasma.
Perencanaan produksi pada pabrik dilakukan berdasarkan taksiran
permintaan untuk tiap periode. Namun pada kenyataannya, perusahaan sering
dihadapkan dengan keadaan dimana adanya ketidaksesuaian produksi dengan
volume permintaan. Pada periode-periode tertentu karena permintaan produksi
yang besar pabrik tidak dapat mencukupi permintaan para konsumennya hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengoptimalan bahan baku dan modal yang digunakan
oleh pabrik.
Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
rencana produksi yang optimal sebagai alternatif pemecahan masalah dalam
pengoptimalan kapasitas produksi yang masih menganggur. Penggunaan goal
programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi optimal dimana
penggunaan jumlah bahan baku dan modal tetap berada dalam batasan
ketersediaan bahan baku di pabrik. Hasil produksi yang optimal diperoleh dengan
pendekatan goal programming adalah 6.857 ton untuk triwulan I, 9.427 ton untuk
riwulan II, 12.636 untuk triwulan III dan 11.507 ton untuk triwulan IV.

Keywords : Goal Programming, Perencanaan Produksi, Optimisasi Kapasitas


Produksi

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan karunia dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaiakan tugas

sarjana yang berjudul ”Penentuan Kapasitas Optimal Produksi CPO dengan

Menggunakan Metode Goal Programming Pada Pabrik Kelapa Sawit (PTPN

III) Sei Rambutan”

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian

Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk memberi

yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih memiliki

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk lebih menyempurnakan Tugas sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara,

Medan, Juni 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa

yang telah memberikan hikmat, berkah dan anugerah yang menjadi sumber

inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini

dengan baik.

Secara khusus penulis menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada kedua orang tuaku yang sangat penulis kasihi dan sayangi. Terima kasih

juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian penelitian ini yaitu kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Mangara M.Tambunan, MSc & Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku

koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Ir. A.Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Bidang

Manajemen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara

4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya penelitian ini.

5. Bapak Ikhsan Siregar, ST., MEng selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya

penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Bapak Seno Adhi P, ST, selaku Asisten Pengolahan dan yang memberikan

jalan untuk mengadakan penelitian di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun

Rambutan Tebing Tinggi.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Sumatera Utara.

8. Seluruh teman – teman saya Ekstensi angkatan 2007 yang telah banyak

memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

Walapun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis

menyadari akan kekurangan diri sendiri. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran-saran dan kritikikan yang membuat penelitian ini menjadi

lebih baik.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

bagi kita semua yang membacanya

Medan, Juni 2011

Penulis

(Alfian Fernando)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA..................... ii

ABSTRAK ................................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN............................................................... xi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................ I-1

1.2. Rumusan Permasalahan ......................................................... I-2

1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................... I-3

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ................................................ I-4

1.5. Sistematika Penulisan Laporan .............................................. I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................ II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ............................................... II-4

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3. Lokasi Perusahaan ................................................................. II-4

2.4. Daerah Pemasaran.................................................................. II-5

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan ................... II-6

2.6. Organisasi dan Manajemen.................................................... II-7

2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................... II-8

2.6.2. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab .. II-10

2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ........................... II-17

III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi ............................................................ III-1

3.1.1. Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi ................. III-1

3.1.2. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi ................................. III-2

3.1.3. Optimasi Kapasitas Produksi ...................................... III-7

3.2. Program Linier ....................................................................... III-10

3.2.1. Metode Grafik .............................................................. III-14

3.2.2. Metode Simpleks.......................................................... III-14

3.3. Goal Programming ................................................................ III-16

3.3.1. Pengertian dan Konsep Dasar Goal Programming...... III-16

3.3.2. Model Umum Goal Programming............................... III-19

3.3.3. Perumusan Masalah Goal Programming ..................... III-20

3.3.4. Metode Pemecahan Masalah........................................ III-21

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3.5. Penyelesaian Model Goal Programming Dengan

Software LINDO.......................................................... III-27

3.4. Peramalan............................................................................... III-29

3.4.1. Metode Peramalan Kualitatif ....................................... III-30

3.4.2. Metode Peramalan Kuantitatif ..................................... III-30

3.4.3. Metode Time-Series ..................................................... III-31

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. IV-1

4.2. Sifat Penelitian ....................................................................... IV-1

4.3. Tahapan Penelitian................................................................. IV-1

4.3.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat

Penelitian ..................................................................... IV-2

4.3.2. Metode Peramalan Kuantitatif ..................................... IV-3

4.3.3. Pengumpulan Data ....................................................... IV-3

4.3.4. Kerangka Konseptual Penelitian .................................. IV-4

4.3.5. Pengolahan Data .......................................................... IV-5

4.3.6. Analisis Pemecahan Masalah ....................................... IV-21

4.3.7. Kesimpulan dan Saran.................................................. IV-21

V PENGUMPULSN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ................................................................. V-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.1.1. Data Permintaan CPO 2010 ......................................... V-1

5.1.2. Data Biaya Produksi CPO dan Pembelian TBS ........... V-2

5.1.3. Data Kapasitas Produksi .............................................. V-2

5.1.4. Data Ketersediaan TBS pada Kebun Inti dan Plasma .. V-4

5.1.5. Data Rendemen Perusahaan ......................................... V-5

5.1.6. Data Ketersediaan Waktu Pengolahan ......................... V-5

5.2. Pengolahan Data .................................................................... V-6

5.2.1. Meramalkan Permintaan CPO untuk Tahun 2011 ....... V-6

5.2.2. Formulasi Fungsi.......................................................... V-28

5.2.3. Penyelesaian Fungsi Pencapaian Goal Programming . V-33

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Hasil Peramalan ....................................................... VI-1

6.2. Analisis Perencanaan Produksi .............................................. VI-1

6.3. Analisis Sensitivitas ............................................................... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ............................................................................ VII-1

7.2. Saran ...................................................................................... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Rambutan........... II-18

2.2. Jam Kerja Bagian Produksi ............................................................... II-19

2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi ........................................................ II-19

3.1. Tabel Soal .......................................................................................... III-25

5.1. Data Permintaan CPO 2010 ............................................................... V-1

5.2. Biaya Produksi CPO Per Triwulan .................................................... V-2

5.3. Biaya Produksi TBS dari Kebun Inti ................................................. V-2

5.4. Biay Pembelian TBS dari Kebun Plasma........................................... V-2

5.5. Jam Kerja yang Tersedia untuk Tahun 2011...................................... V-3

5.6. Kapasitas Produksi Tahun 2011......................................................... V-4

5.7. Ketersediaan TBS Kebun Inti ............................................................ V-4

5.8. Ketersediaan TBS Kebun Plasma ...................................................... V-4

5.9. Rendemen Pengolahan CPO .............................................................. V-5

5.10. Ketersediaan Waktu Pengolahan........................................................ V-5

5.11. Waktu Pengolahan Per Ton CPO....................................................... V-6

5.12. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan.......................... V-8

5.13. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linier ............................. V-9

5.14. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Kuadratis........................ V-10

5.15. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial.................. V-11

5.16. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis .............................. V-12

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.17. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Konstan ....... V-14

5.18. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Linier........... V-15

5.19. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Kuadratis..... V-16

5.20. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Ekspoensial . V-17

5.21. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Siklis ........... V-18

5.22. Rekapitulasi Estimasi Hasil Kesalahan.............................................. V-19

5.23. Verifikasi Peramalan Metide Siklis ................................................... V-20

5.24. Hasil Peramalan Permintaan CPO Tahun 2011 ................................. V-22

5.25. Solusi Optimal Dengan Pendekatan Goal Programming .................. V-33

6.1. Hasil Perencanaan Produksi Menggunakan Goal Programming....... VI-2

6.2. Keputusan Optimal Untuk Sasaran Kapasitas, Permintaan CPO

dan Biaya Produksi ............................................................................ VI-4

6.3. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran

Ketersediaan TBS dari Kebun Inti ..................................................... VI-6

6.4. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran

Ketersediaan TBS dari Kebun Plasma ............................................... VI-7

6.5. Hasil Optimasi Untuk Sasaran Pengolahan TBS ............................... VI-8

6.6. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi CPO .................... VI-10

6.7. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Inti ........... VI-10

6.8. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Plasma ..... VI-11

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

6.9. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kapasitas

Produksi ............................................................................................ VI-11

6.10. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Permintaan CPO........................... VI-12

6.11. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Inti ...... VI-12

6.12. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Plasma VI-13

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTPN III PKS Rambutan ................................... II-9

3.1. Grafik Soal Program .......................................................................... III-23

3.2. Langkah-Langkah Peramalan Secara Kualitatif................................. III-31

3.3. Pola Siklis .......................................................................................... III-32

3.4. Pola Musiman .................................................................................... III-33

3.5. Pola Trend .......................................................................................... III-33

3.6. Diagram Pencar (Scatter Diagram) ................................................... III-42

3.7. Moving Range Chart .......................................................................... III-45

4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ................................................ IV-2

4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................ IV-4

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data........................................................ IV-20

5.1. Diagram Pencar Permintaan CPO Tahun 2010.................................. V-7

5.2. Peta Moving Range Metode Siklis ..................................................... V-21

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

TABEL HALAMAN

I Penyelesaian Fungsi Pencapaian dengan Menggunakan Goal

Programming ..................................................................................... L-1

II Uraian Proses Produksi ...................................................................... L-2

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Peningkatan permintaan yang tinggi terhadap peroduksi minyak kelapa


sawit kasar (CPO) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pihak-
pihak yang berkaitan dalam produksi CPO memerlukan suatu usaha tertentu agar
proses produksi berjalan baik dan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di
pabrik guna mencukupi permintaan konsumen. Penggunaan barang dan modal
yang optimal dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional pabrik dan
juga mendukung mutu produk. Salah usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
perencanaan produksi CPO yang baik. Salah satu cara untuk melakukan
perencanaan produksi adalah dengan metode matematik yaitu dengan
menggunakan goal programming.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi yang optimal
di Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dengan menggunakan program
sasaran (goal programming). Mengindetifikasi faktor-faktor produksi yang
berpengaruh dalam perencanaan produksi kelapa sawit dan membuat suatu
perencanaan produksi CPO, khususnya kegiatan di kebun untuk menghasilkan
tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku usaha utama CPO serta
kegiatan di pabrik untuk menghasilkan CPO. Optimasi produksi dilakukan dengan
program sasaran (goal programming), dimana penyelesaian model dilakukan
dengan bantuan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Model
sasaran dalam penelitian ini memiliki 12 variabel keputusan, variabel keputusan
yang digunakan adalah X i (dimana i=1,…,12), variabel keputusan diambil
berdasarkan pada kegiatan yang ada di pabrik yaitu kegiatan produksi CPO,
kegiatan produksi dari kebun Inti dan kegiatan pembelian dari kebun Plasma.
Perencanaan produksi pada pabrik dilakukan berdasarkan taksiran
permintaan untuk tiap periode. Namun pada kenyataannya, perusahaan sering
dihadapkan dengan keadaan dimana adanya ketidaksesuaian produksi dengan
volume permintaan. Pada periode-periode tertentu karena permintaan produksi
yang besar pabrik tidak dapat mencukupi permintaan para konsumennya hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengoptimalan bahan baku dan modal yang digunakan
oleh pabrik.
Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
rencana produksi yang optimal sebagai alternatif pemecahan masalah dalam
pengoptimalan kapasitas produksi yang masih menganggur. Penggunaan goal
programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi optimal dimana
penggunaan jumlah bahan baku dan modal tetap berada dalam batasan
ketersediaan bahan baku di pabrik. Hasil produksi yang optimal diperoleh dengan
pendekatan goal programming adalah 6.857 ton untuk triwulan I, 9.427 ton untuk
riwulan II, 12.636 untuk triwulan III dan 11.507 ton untuk triwulan IV.

Keywords : Goal Programming, Perencanaan Produksi, Optimisasi Kapasitas


Produksi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pada saat sekarang kemajuan usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat

fluktuasi dan variasi permintaan konsumen. Hal ini berimbas pula pada produksi

minyak kelapa sawit (CPO) yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III)

Sei Rambutan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap CPO, diperlukan suatu

usaha agar proses produksi berjalan lancar sesuai dengan sumber daya yang

tersedia serta menguntungkan. Begitu pula yang dilakukan oleh pihak Perkebunan

Nusantara III yang selalu berupaya memasok setiap bahan baku yang tersedia di

kebun untuk diolah pada Pabrik Kelapa Sawit.

Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dalam memenuhi Rencana

Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) memerlukan perencanaan produksi yang

baik, agar pabrik beroperasi secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan

penentuan faktor-faktor produksi apa saja yang terlibat dalam perencanaan

kapasitas CPO, dalam hal ini Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan

belum menerapkan hal-hal tersebut di atas, dimana pabrik hanya akan beroperasi

apabila bahan baku telah tersedia di pabrik. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas

pabrik akan berada dalam keadaan idle capacity apabila tidak tersedianya bahan

baku untuk diolah dan apabila bahan baku mengalami kelebihan maka akan

terdapat kapasitas produksi yang idle. Hal ini merupakan kerugian perusahaan

Universitas Sumatera Utara


dimana pabrik tetap mengeluarkan biaya-biaya selama proses produksi tersebut.

Untuk itu, penggunaan barang dan modal perlu diusahakan seoptimal mungkin.

Berdasarkan alasan–alasan yang disebutkan di atas maka diperlukan suatu

perencanaan produksi yang baik sehingga akan tercipta nantinya suatu kondisi

produksi yang optimum yang akan menyebabkan pabrik bekerja pada kapasitas

yang optimal dengan menggunakan sumber daya pabrik dan kebun yang optimal

juga. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merencanakan perencanaan

produksi CPO adalah metode matematik goal programming. Keunggulan metode

goal programming yaitu dapat menangani masalah alokasi optimal atau

kombinasi optimum dari beberapa masalah yang bertolak belakang. Dengan

demikian keputusan yang diambil merupakan hasil yang memuaskan dari

beberapa alternatif yang ditawarkan. Langkah ini sangat penting bagi pengambil

kebijakan dalam membuat suatu keputusan dalam mengalokasikan sumber daya

guna menghasilkan produk dalam jumlah, kualitas dan kapasitas pabrik yang

diharapkan dengan biaya sehemat mungkin. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan

di atas maka peneliti mengangkat judul “Penentuan Kapasitas Optimal Produksi

CPO Dengan Menggunakan Metode Goal Programming Pada Pabrik Kelapa

Sawit (PTPN III)” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir sarjana

ekstensi.

1.2. Rumusan Permasalahan

Permasalahan pokok yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini

yaitu penentuan variabel keputusan yang digunakan, tujuan dan sasaran yang akan

Universitas Sumatera Utara


dicapai serta kendala-kendala apa saja yang dijadikan pembatas-pembatas

terhadap setiap tindakan yang tersedia. Sehingga menghasilkan persamaan

matematis yang menjadi dasar perencanaan produksi sehingga mendapatkan

kapasitas produksi pabrik yang optimal.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum :

- Penentuan kapasitas produksi yang optimal melalui optimasi perencanaan

produksi.

2. Tujuan Khusus :

- Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi di

Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan.

- Penentuan formulasi fungsi kendala-kendala di pabrik maupun di

perkebunan

- Melakukan analisis sensitivitas formulasi linear Goal Programming.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

a. Perusahaan dapat menentukan perencanaan produksi yang optimal

sehingga proses produksi berjalan dengan efisien dan efektif.

b. Mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh di bangku

perkuliahan kedalam permasalahan di lapangan.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data perusahaan yang digunakan untuk meramalkan perkiraan target sasaran

yang akan ditetapkan perusahaan adalah data perusahaan untuk periode 2010

2 . Penelitian ini dilakukan hanya sampai penentuan jumlah produksi yang

optimal.

Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Selama penelitian proses produksi berjalan berjalan normal.

2. Harga bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Diuraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan

manfaat penelitian batasan masalah dan asumsi yang digunakan dan diamati

penulis.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan

Memuat secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi

objek penelitian, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi,

mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi, serta

organisasi dan manajemen.

Universitas Sumatera Utara


Bab III Landasan Teori

Berisikan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang meliputi teori-teori dan

pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta

pemecahan masalah.

Bab IV Metodologi Penelitian

Mengambarkan langkah-langkah penelitian yang digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan

tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alir penyusunan laporan tugas akhir.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data

Mengindetifikasi keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dari

perusahaan, baik data primer maupun data sekunder diidentifikasi sebagai bahan

untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pemecahan

masalah.

Bab VI Analisa Pemecahan Masalah

Menganalisis hasil dari pengolahan data untuk mengetahui langkah-

langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.

Bab VII Kesimpulan dan Saran

Memberikan hasil dari penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang

perlu bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan

salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak

dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.

Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman

kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan

Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-

perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang

dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi

Perseroan Perkebunan Negara (PPN).

Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan

Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan

hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan

BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan

melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan

perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan

manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT

Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) , PT Perkebunan V

Universitas Sumatera Utara


(Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan

Nusantara III (Persero).

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14

Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Jl. Sei Batanghari

No. 2, Medan , PO BOX 20122.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris

Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-

8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.

8674 Tahun 1996.

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dibangun pada tahun 1983 dan merupakan

salah satu pabrik dari 11 PKS yang dimiliki oleh PTP Nusantara III, terletak di

Desa Paya Bagas Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai - Propinsi

Sumatera Utara, sekitar 65 km ke arah Tenggara Kota Medan.

Secara keseluruhan pabrik ini terdiri atas :

a. Bangunan pabrik

b. Instalasi

c. Pembangkit Tenaga Listrik

d. Bangunan Bengkel

e. Gudang

f. Kantor

Universitas Sumatera Utara


g. Perumahan Staff dan Karyawan

Didalam menghadapi pasar bebas di era globalisasi sekarang ini, PKS

Rambutan telah menerapkan :

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Sasarannya adalah untuk menjamin produksi yang dihasilkan sesuai dengan

standar secara konsisten dan memuaskan pelanggan, dan ini telah di audit oleh

pihak external pada Bulan Mei 2000 (PT. TUV INTERNASIONAL

INDONESIA) pada bulan Mei 2000 telah mendapat Sertifikat ISO 2002.

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.

Tujuannya adalah untuk upaya memenuhi misi mengembangkan usaha

perkebunan dan industri hilir yang berwawasan lingkungan, dan telah

menjalani TRIAL AUDIT oleh pihak external pada bulan Juni 2000 (PT

SURVEYOR INDONESIA).

3. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap seluruh karyawan dan merupakan tanggung jawab sosial. Telah

menjalani audit oleh pihak external pada bulan oktober 2000 (PT. Sucopindo)

atas rekomendasi PT. Sucopindo bahwa PKS Rambutan memperoleh “

SERTIFIKAT DAN BENDERA EMAS “.

Selain itu PKS Rambutan juga telah mendapatkan “PIAGAM

PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT AWARD” untuk 1.500.000 jam

periode 1 Januari 1997 sampai dengan 30 Desember 1999 (Sesuai SK.

Manaker No : KEP 11/MEN/2000 tanggal 25 Januari 2000).

Universitas Sumatera Utara


Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan saat ini keberadaannya tidak hanya

sebagai tempat pengolahan TBS dari kebun seinduk atau pihak III saja, namun

telah berperan serta mendukung suksesnya pendidikan nasional yaitu dengan cara

menerima secara terbuka para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri maupun

swasta serta pelajar-pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk kerja praktek

di pabrik.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pada PTPN III PKS Rambutan menghasilkan dua produk yaitu minyak

sawit “Crude Palm Oil” dan inti sawit “Palm Kernel”. Untuk hasil sampingan

pengolahan (ampas) digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam memproduksi

uap. Untuk penjualan produk tersebut dilakukan oleh bagian pemasaran pada

kantor pusat (Head Office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan

saja.

2.3. Lokasi Perusahaan

PKS Rambutan terletak di Desa Paya Bagas, Kecamatan Rambutan,

Kotamadya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara. PKS Rambutan berada pada

335 Lintang Utara dan 9841 Bujur Timur atau berada  65 km arah tenggara

kota Medan. Elevasi pabrik berada pada 18 meter diatas permukaan laut. Dengan

elevasi seperti ini suhu berkisar antara 22C - 32C dan suhu rata-rata mencapai

27C. PKS Rambutan mempunyai curah hujan rata-rata lima tahun terakhir 147

mm/tahun dengan 86 hari hujan dan beriklim sedang.

Universitas Sumatera Utara


Unit kebun rambutan mempunyai luas area 6351,26 Ha yang dibagi dua

budidaya perkebunan, yaitu komoditi kelapa sawit dan komoditi karet. Luas

budidaya karet memiliki area 1720,78 Ha, sedangkan sisanya merupakan

budidaya tanaman kelapa sawit. PKS Rambutan mengolah tandan buah segar yang

berasal dari berbagai daerah. Daerah-daerah pemasok TBS yang diolah di PKS

Rambutan adalah Kebun Rambutan, Kebun Tanah Raja, Kebun Gunung Para,

Kebun Gunung Pamela dan puhak luar seperti koperasi dan perkebunan inti rakyat

(PIR).

2.4. Daerah Pemasaran

Aspek pasar dari sebuah perusahaan merupakan salah satu dari beberapa

aspek yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek

sosial dan lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan

tujuan usaha perusahaan.pasar merupakan tempat dimana produsen dan konsumen

melangsungkan transaksi atau suatu produk barang atau jasa.

Pemasaran adalah fungsi aktivitas/usaha untuk menyediakan atau

memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Sementara

manajemen pemasaran berarti analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

program–program yang dirancang untuk menciptakan, membuat dan menangani

pertukaran dengan para pembeli dengan maksud mencapai tujuan perusahaan.

Menurut kebijaksanaan hasil produksi PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Kebun Rambutan dipasarkan melalui pelabuhan Belawan yang akan

Universitas Sumatera Utara


diekspor keluar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, Jerman,

Korea Selatan, Itali, sebagian produk dipasarkan didalam negeri.

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Lokasi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III memerlukan prasarana dan sarana

pendukung seperti pelabuhan, jalan-jalan, instalasi listrik, dan lain-lain. Sarana-

sarana pendukung yang dibangun ini bukan hanya bermanfaat bagi PT.

Perkebunan Nusantara sendiri, namun juga bermanfaat bagi masyarakat di sekitar

lokasi perusahaan, terutama manfaat dari sisi sosial ekonomi. Berikut ini dampak

sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar lokasi PT. Perkebunan Nusantara

III.

1. Penyerapan Tenaga Kerja

PT. Perkebunan Nusantara III merupakan industri besar baik dalam segi

kapasitas produksi dan juga jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk

menjalankannya. Diharapkan dengan berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III ini

membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja yang berasal dari daerah Serdang

Bedagai dan Sumatera Utara pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Tenaga kerja yang dapat diterima tentu saja harus sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Seperti telah dijelaskan di atas sebelumnya bahwa pembangunan sarana-

sarana penunjangan seperti pelabuhan dan jalan tidak hanya digunakan untuk

kepentingan PT. Perkebunan Nusantara III, tetapi juga dapat digunakan oleh

Universitas Sumatera Utara


masyarakat sekitar. Jalan-jalan ini telah membuka daerah-daerah yang dulu

terisolir menjadi mudah dijangkau. Hal ini tentu saja sangat membantu

masyarakat di daerah terpencil tersebut untuk menjual hasil kebun atau sawah ke

kota-kota terdekat dengan lebih cepat.

Dengan terbukanya daerah-daerah terisolir ini, menarik orang-orang dari

luar daerah untuk berdomisili dan bertempat tinggal sehingga membuka

kesempatan bisnis-bisnis baru.

3. Pengadaan Fasilitas-Fasilitas Umum

PT. Perkebunan Nusantara III telah membangun fasilitas akomodasi bagi

karyawan di atas tanah seluas 40 ha disekitar kebun dengan jarak sekitar 1 km dari

daerah pabrik, terdiri dari 160 rumah untuk karyawan dan fasilitas-fasilitas

penunjang seperti sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, lapangan olahraga dan

lain-lain. Prasarana-prasarana penunjang ini, digunakan oleh karyawan PT.

Perkebunan Nusantara III.

2.6. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai

suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas sesuai

fungsi dan tugasnya masing-masing. Sedangkan manajemen adalah tata cara yang

diterapkan suatu organisasi untuk mengelola dan menjalankan aktifitas

organisasinya untuk mencapai target atau tujuan yang telah direncanakan.

Struktur organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan-hubungan

dan kerjasama di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan

Universitas Sumatera Utara


organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi merupakan susunan yang

terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan

kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat

dinyatakan dalam gambar grafik (bagan yang memperlihatkan hubungan antara

unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada).

2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang

baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisai

(organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-

departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik

secara horizontal maupun vertikal

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai

struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini, fungsional dan staf.

Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 5.1. dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan PTPN III PKS Rambutan

membutuhkan tenaga kerja dan staffnya untuk menjalankan fungsi manajemen,

tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatannya

masing-masing. Pembagian tugas dalam organisasi didasarkan atas kualifikasi dan

tanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari pimpinan/staff yang

bekerja di PTPN III PKS Rambutan adalah sebagai berikut :

A. Manajer

1. Memimpin dan mengkoordinir masinis kepala yang ditetapkan direksi

2. Memimpin dan mengkoordinasi tugas-tugas operasional pabrik

3. Menilai dan mengevaluasi seluruh laporan pekerjaan pabrik, baik di

bidang produksi, teknik, pengangkutan maupun administrasi

4. Melaksanakan dan memelihara kelengkapan dalam rangka kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) di lingkungan pabrik

5. Mengatur, mengkoordinir dan menciptakan sistem administrasi dan

pelaporan yang baik dibidang teknik dan pengolahan serta melakukan

peningkatan kinerja pabrik

6. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait terutama untuk pekerjaan

dibidang pengolahan produksi, teknik, administrasi dan laboratorium

7. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas aset perusahaan termasuk

produksi hasil olahan dan mengawasi pengolahan limbah pabrik

8. Membuat laporan kepada direksi

9. Membina hubungan baik dengan instansi dan masyarakat disekitar pabrik

Universitas Sumatera Utara


10. Melakukan penilaian terhadap karyawan pada setiap akhir tahun atau

periode penilaian karyawan

B. Masinis Kepala (Maskep)

1. Menjamin dan menyetujui proses pengolahan

2. Menjamin dan menyetujui rencana pemeliharaan pabrik

3. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, ditetapkan, dipelihara

diseluruh unit pabrik

4. Membantu manajer untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan

sumber daya manusia dan menggunakan personil terlatih disetiap posisi

5. Meninjau persyaratan kontrak yang berhubungan dengan pemeliharaan

pabrik

6. Meninjau persyaratan bahan kimia, peralatan dan pembuatan yang

diusulkan oleh asisten pengolahan, asisten teknik, dan laboratorium

7. Meninjau rencana produksi dan jadwal pemeliharaan peralatan di pabrik

8. Mengidentifikasikan kebutuhan pemeliharaan untuk semua personil yang

langsung mempengaruhi mutu

9. Mengevaluasi kemajuan proses pengolahan dan peralatan mesin

10. Membantu ADM dalam pembuatan dan peninjauan kontrak

C. Asisten Pengolahan

1. Menentukan sasaran mutu tahunan yang berhubungan dengan proses

pengolahan

Universitas Sumatera Utara


2. Menentukan standard stok produksi sesuai rencana

3. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan

dipelihara oleh mandor-mandor dan pekerja pada proses pengolahan

4. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan

kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketentuan yang ada

5. Berusaha agar proses produksi dilakukan secara efektif dan afesien untuk

mencapai produktifitas yang tinggi

6. Mengendalikan proses pengolahan dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan

7. Mengawasi barang yang dipasok pelanggan jangan sampai rusak atau

hilang

8. Melakukan pengawasan terhadap bahan baku yang diterima serta produk

yang dikirim

9. Mengawasi dan mengevaluasi kondisi persediaan produk digudang

10. Mengendalikan catatan mutu terhadap identifikasi, pengarsipan,

pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

11. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pabrik

12. Bertanggung jawab tehadap pencapaian target produksi sesuai dengan

bahan baku yang diterima

13. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan

14. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan untuk semua mandor di proses

pengolahan.

Universitas Sumatera Utara


D. Mdr.Pengolahan

1. Melakukan pengawasan terhadap kinerja operator maupun pembantu

operator dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

2. Memeriksa dan mengevaluasi perlengkapan dan peralatan kerja.

3. Menampung segala aspirasi dan masukan dari operator maupun pembantu

operator.

4. Mempunyai kemampuan yang cakap untuk segala jenis pekerjaan pada

bagian pengolahan

5. Memberikan laporan untuk setiap pengolahan TBS yang sudah dilakukan

terhadap atasan.

E. Operator Pengolahan

1. Melakukan pekerjaan rutin dan bertanggungjawab terhadip hasil pekerjaan

masing-masing.

2. Melaksanakan semua perintah dan ketentuan-ketentuan dari atasan

maupun dari perusahaan.

F. Asisten Laboratorium

1. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, ditetapkan dan

dipelihara diseluruh tingkat organisasi di laboratorium dan sortasi

2. Membuat rencana pemakaian bahan-bahan serta alat yang berhubungan

dengan analisa lanoratorium dan sortasi untuk disampaikan kepada kepala

pengolahan setelah disetujui ADM

Universitas Sumatera Utara


3. Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan

dalam proses dan prodeuk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur

dan catatan mutu yang telah ditetapkan

4. Mengawasi bahwa pada identifikasi penerimaan bahan baku pada proses

maupun produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang

telah ditetapkan

5. Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan

bahan baku pada awal maupun produk akhir.

6. Mengevaluasi teknik statistik yang berhubugan dengan aktifitas pengujian

dan pemeriksaan di laboratorium dan sortasi

G. Mandor Laboratorium

1. Mengawasi dan mengarahkan petugas laboratorium laboratorium.

2. Memberikan laporan terhadap mutu produk pada setiap pengolahan.

3. Memeriksa kelengkapan dan peralatan dari petugas laboratorium.

H. Petugas Laboratorium

1. Melaksanakan pekerjaan dan bertanggungjawab terhadap tugas yang

diberikan oleh atasan.

2. Melakukan pengambilan sample dari bagian sortasi dan pada bagian

pengolahan produk akhir.

3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sudah distandardisasikan.

Universitas Sumatera Utara


I. Asisten Teknik

1. Menerima laporan hasil perbaikan reperasi yang diborongkan kepada

kontraktor

2. Membantu maskep dan mengevaluasi reparasi yang dilakukan oleh

kontraktor

3. Menentukan spare part yang digunakan mesin sesuai dengan standard yang

ditetapkan

4. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti seluruh mandor dan

karyawan teknik

5. Menjamin bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh pelaksana teknik

sesuai dengan quality procedure yang telah diimplementasikan sampai

efektif

6. Mempersiapkan agenda pertemuan untuk tinjauan manajemen yang

berhubungan dengan masalah-masalah teknik

7. Mengajukan permintaan bahan, alat, mesin untuk kepentingan teknik

sesuai dengan perencanaanyang telah dibuat

8. Memelihara semua dokumen dan catatan mutu dibagian teknik

9. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses

telah siap dioperasikan

10. Merencanakan semua peralatan/mesin untuk dipelihara secara rutin

11. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance

12. Membuat laporan bulanan emergency maintenance

Universitas Sumatera Utara


J. Mandor Bengkel

1. Mengawasi dan mengarah kegiatan perbaikan dan kinerja petugas bengkel.

2. Memperhatikan dan menerima masukan kerusakan baik alat maupun

mesin pada Pabrik Kelapa Sawit

3. Memberikan laporan kepada atasan terhadap kerusakan maupun perbaikan

alat dan mesin.

4. Mengawasi kelengkapan peralatan para pekerja bengkel.

K. Petugas Bengkel

1. Melaksanakan dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang telah

diberikan oleh atasan.

2. Memberikan laporan keatasan kebutuhan alat dan bahan-bahan (suku

cadang) untuk perbaikan mesin dan peralatan.

3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja yang sudah ditentukan

L. Asisten Tata Usaha

1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan bidang

administrasi dan keuangan

2. Mengkoordinir laporan bulanan dan tahunan atas anggaran kegiatan di

pabrik

3. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan terhadap administrasi

pabrik

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada manager

Universitas Sumatera Utara


G. Papam (Perwira Pengaman)

1. Menyusun rencana kerja dibidang keamanan

2. Mengkoordinir petugas keamanan

3. Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengamanan terhadap aset pabrik

4. Membuat laporan pertanggungjawaban bidang keamanan kepada manager

2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Untuk mendukung kelancaran proses pengoperasian pabrik PTPT III PKS

Rambutan memiliki tenaga kerja sebanyak 227 karyawan dan pimpinan. Susunan

dan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Rambutan

JUMLAH
No KETERANGAN
(Orang)

1 Manager 1

2 Maskep 1

3 Asisten Tata Usaha 1

4 Asisten Teknik 2

5 Asisten Pengolahan 2

6 Asisten Laboratorium 1

7 Karyawan Pengolahan Shift I 42

8 Karyawan Pengolahan Shift II 42

9 Karyawan Laboratorium/Sortasi 33

10 Karyawan Bengkel 38

11 Karyawan Dinas Sipil 15

12 Karyawan Administrasi 17

13 Karyawan Bagian Produksi 8

14 Karyawan Bagian Keamanan/Hansip 13

Jumlah 227

Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan PTPN III

Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTPT III PKS Rambutan di

bagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian Produksi

Shift I Jam Kerja 07.00 – 19.00 Wib

Senin s/d Sabtu Jam Istirahat 10.00 – 11.00 Wib

dan

15.00 – 16.00 Wib

Shift II Jam Kerja 19.00 – 07.00 Wib

Senin s/d Sabtu Jam Istirahat 21.00 – 22.00 Wib

dan

02.00 – 03.00 Wib

Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan PTPN III

Sedangkan untuk jam kerja karyawan pada bagian Administrasi dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi

Senin s/d Jum’at Jam Kerja 07.00 – 16.00 Wib

Jam Istirahat 12.00 - 14.00 Wib

Sabtu Jam Kerja 07.00 – 16.00 Wib

Jam Istirahat 09.30 – 10.00 Wib

Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan PTPN III

Universitas Sumatera Utara


2.6.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Selain pemberian gaji tetap, perusahaan juga memberikan imbalan

kompensasi yang merupakan suatu bentuk balas jasa yang dinilai dengan uang,

serta mempunyai kecenderungan untuk diberikan secara tetap, seperti pemberian

bermacam-macam fasilitas kepada karyawan, pemberian tunjangan, dan

pemberian insentif. Pemberian kompensasi ini merupakan pendorong utama bagi

karyawan untuk lebih meningkatkan semangat dan gairah dalam bekerja.

Agar kompensasi yang diberikan dapat memberikan efek positif, maka

jumlah yang diberikan haruslah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal serta

sesuai dengan peraturan yang ada.

Sistem pengupahan pada pabrik PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

adalah berbentuk :

a. Untuk Karyawan Pengolahan

- Gaji pokok bulanan

- Premi pengolahan, dihitung berdasarkan Sawit yang di olah.

- Catu beras

b. Untuk Karyawan Maintenance / Teknik

- Gaji kokok bulanan

- Premi, dihitung berdasarkan pengolahan

- Catu beras

c. Untuk Karyawan Laboratorium

- Gaji kokok bulanan

- Premi, dihitung berdasarkan pengolahan

Universitas Sumatera Utara


- Catu beras

d. Untuk Karyawan Transportasi

- Gaji kokok bulanan

- Premi, dihitung berdasarkan Basis barang yang diangkut

- Catu beras

e. Untuk Karyawan kantor

- Gaji kokok bulanan

- Premi, berdasarkan surat edaran Direksi

- Catu beras

Selain pemberian gaji diatas, perusahaan juga memberikan beberapa

tunjangan seperti :

- Tunjangan Kesehatan

- Tunjangan Keluarga

- Tunjangan pemakaman

- Tunjangan Hari raya

Universitas Sumatera Utara


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi

3.1.1. Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang

harus dilakukan di masa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa

banyak dan kapan harus melakukannya.

Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi. Tanpa

adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan tidak akan dapat dicapai dengan

efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor produksi yang ada akan dipergunakan

secara boros. Oleh karena itu, perencanaan produksi merupakan spesifikasi tujuan

perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk

mencapai tujuan tersebut.

Kegunaan atau pentingnya diadakan suatu rencana produksi adalah

sebagai berikut :

1. Suatu perencanaan meliputi usaha untuk menetapkan tujuan atau

memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka dengan adanya

perencanaan produksi, dapat membedakan arah bagi setiap kegiatan produksi

yang jelas. Dengan adanya kejelasan arah tersebut maka kegiatan akan dapat

dilaksanakan dengan efisiensi dan efektifitas setinggi mungkin.

2. Dengan perencanaan yang memberikan formulasi tujuan yang hendak dicapai,

maka akan memungkinkan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut

Universitas Sumatera Utara


telah dicapai atau tidak. Dengan demikian, koreksi-koreksi terhadap

penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan dapat diketahui seawal

mungkin. Akibat dari penilaian berdasarkan tujuan yang telah direncanakan

ini, pemborosan dan usaha yang tidak menunjang pencapaian tujuan dapat

dihindari.

3. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-

hambatan yang mungkin timbul dalam usaha tujuan tersebut. Dengan

memperhitungkan hambatan-hambatan tersebut, persiapan untuk

mengatasinya menjadi lebih terarah.

4. Menghindarkan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terkendali.

Misalnya dalam pengembangan usaha, kita selalu mempunyai kecenderungan

untuk selalu menambah jumlah dan jenis tenaga kerja dari yang sudah kita

miliki untuk memperbaiki mutu serta jumlah output.

3.1.2. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi1

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah perencanaan produksi adalah

sebagai berikut :

1. Berjangka waktu

Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks yang

memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja,

peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus

dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan,

pola ermintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha,

1. Nasution, Arman Hakim. Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. 1999. Penerbit Guna
Widya. Surabaya. Hal 15

Universitas Sumatera Utara


peraturan pemerintah, persaingan, dan lain-lain selalu menunjukkan pola yang

tidak menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,

suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang

dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan

yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah.

Karena perubahan yang akan terjadi bersifat sulit untuk diramalkan

sebelumnya, maka secara periodik harus diadakan pengecekan apakah rencana

produksi yang sudah dibuat masih berlaku. Pendekatan yang biasa dilakukan

adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu

tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut sudah dicapai Ada

tiga jenis perencanaan produksi yang didasarkan pada periode waktu, yaitu :

a. Perencanaan produksi jangka panjang

b. Perencanaan produksi jangka menengah

c. Perencanaan produksi jangka pendek

2. Bertahap

Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan

digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara

bertahap. Artinya perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan

produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, dimana

perencanaan produksi level yang lebih rendah adalah merupakan penjabaran

dari perencanaan produksi level yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengelompokan perencanaan produksi atas dasar jangka

waktu diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


a. Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih

ke depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama

waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal ini

meliputi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan desain dari

bangunan dan peralatan pabrik yang baru, konstruksinya, instalasinya, dan

hal-hal lainnya sampai fasilitas baru tersebut siap dioperasikan.

b. Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon perencanaan

antara 1 sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang

telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan

jangka menengah didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari

bulan dan sumber daya produktif yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat

persediaan, biaya produksi, jumlah suplier dan sub kontraktor), dengan

asumsi kapasitas produksi relatif tetap.

c. Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan

kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal

produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan

permintaan aktual (yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang

diterima) dengan sumber daya yang tersedia (jumlah departemen, waktu

shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki

dan peralatan yang ada), sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada

perencanaan jangka menengah.

Universitas Sumatera Utara


3. Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku,

mesin/peralatan, tenaga kerja, dan waktu, dimana ke semua faktor tersebut

harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target

produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. Masing-masing faktor

tersebut tidak harus direncanakan sendiri-sendiri sesuai dengan keterbatasan

yang ada pada masing-masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana

tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk

produksi. Rencana produksi tersebut juga harus terkait dengan rencana

produksi, seperti pemeliharaan, rencana tenaga kerja, rencana pengadaan

material, dan sebagainya. Keterpaduan ini tidak hanya secara horizontal saja,

tetapi juga secara vertical. Hal ini berarti rencana jangka pendek harus

mengacu pada rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka

panjang, demikian juga sebaliknya

4. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan

masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus

dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru ini

harus dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya, apa

yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, apa yang telah

dihasilkan dan bagaimana perbandingan hasilnya dengan target yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, rencana baru tersebut haruslah merupakan

kelanjutan dari rencana yang dibuat sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


5. Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu

dimonitor untruk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang

telah ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka

rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga

dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan.

Nilai-nilai tersebut dapat berupa target produksi dan jika dalam realisasinya

tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah dapat mengukur

berapa besar penyimpangan menyusun rencana berikutnya.

6. Realistis

Rencana produksi yang dibuat harus disesuaiakan dengan kondisi yang

ada di perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang

realistis untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada

saat rencana tersebut dibuat. Jika rencana produksi dibuat tanpa

memperhitungkan kondisi yang ada pada perusahaan, maka perencanaan yang

dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah

pasti tidak akan dapat dicapai. Selain itu, kita tidak dapat mengetahui

penyimpangan pelaksanaannya karena pelaksanaannya tidak akan pernah tepat

sesuai dengan rencana. Dengan membuat suatu rencana yang realistis, maka

akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang telah

disusun pada rencana tersebut.

Universitas Sumatera Utara


7. Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang

akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang

dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan

dalam membuat perkiraan nilai parameter produksi harus dilakukan setelit i

mungkin, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama

8. Menantang

Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan

berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat

dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

3.1.3. Optimasi Kapasitas Produksi

Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan

penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Dalam

optimasi ini, permasalahan akan diselesaikan untuk mendapatkan hasil terbaik

sesuai dengan batasan yang diberikan.

Menurut Cleland dan Kacaogln (1980), penyelesaian permasalahan dalam

teknik optimasi diarahkan untuk mendapatkan titik maksimum atau titik minimum

dari fungsi yang dioptimumkan. Jika permasalahan diformulasikan dengan tepat,

maka nilai peubah keputusan yang diperoleh akan optimum. Setelah pemecahan

optimum diperoleh permasalahan sering dievaluasi kembali pada kondisi yang

berbeda untuk memperoleh penyelesaian yang baru.

Universitas Sumatera Utara


Komponen penting dari permasalahan optimasi adalah fungsi tujuan, yang

dalam beberapa hal sangat tergantung pada peubah. Dalam penelitian operasional,

optimasi sering diartikan sebagai maksimasi atau minimasi pemecahan suatu

masalah.

Teknik optimasi dalam penelitian operasional merupakan suatu pencekatan

ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah operasi pengolahan. Penerapan

teknik ini menyangkut pembentukan deskripsi-deskripsi matematis atau

pembentukan model keputusan. Analisa kepekaan dari teknik ini dapat

menganalisa hubungan yang menyatakan akibat-akibat yang mungkin terjadi

dimasa mendatang sebagai akibat keputusan yang telah diambil.

Teknik optimasi dapat digunakan untuk fungsi yang berkendala dan fungsi

tidak berkendala. Penyelesaian permasalahan dapat berbentuk persamaan dan

pertidaksamaan. Unsur penting dalam masalah optimasi adalah fungsi tujuan,

yang sangat bergantung pada sejumlah berhingga peubah masukan. Peubah-

peubah ini dapat tidak saling bergantung atau saling bergantung melalui satu atau

lebih kendala.

Metode penentuan kondisi optimum dikenal sebagai pemograman teknik

matematika. Tujuan dan kendala-kendala dalam program matematika diberikan

dalam bentuk fungsi-fungsi matematika dan hubungan fungsional (hubungan

keterkaitan). Hubungan keterkaitan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan

yang saling mempengaruhi, hubungan interaksi, interdependasi, timbal-balik dan

saling menunjang.

Universitas Sumatera Utara


Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk

berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk

keluaran (output) per satuan waktu. Yang dimaksud unit produksi adalah tenaga

kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan

organisasi produksi.

Manfaat dari perhitungan kapasitas produksi ini adalah :

- Dapat meminimumkan keterlambatan pengiriman produk karena

kesalahan perhitungan kapasitas produksi

- Menjembatani ketidak harmonisan antara kapasitas yang ada sekarang

dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar.

- Sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan

investasi mesin, operator dan perubahan waktu kerja (shift).

- Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan / unit

produk.

Kapasitas harus dihubungkan dengan suatu peralatan yang digunakan.

Sebagai contoh, bias saja ditetapkan sebgagai kebijakan untuk bekerja hanya 5

hari seminggu, satu shift dalam sehari, dan produksinya 1000 satuan per minggu.

Dengan dasar ini kita dapat mengatakan bahwa kapasitas normal adalah 1000

satuan output per minggu, tetapi batas ini dapat ditingkatkan dengan kerja lembur

menjadi 1150 satuan. Dengan menambah shift kedua, kapasitas dapat ditingkatkan

lebih lanjut menjadi 1800 satuan per minggu.

Universitas Sumatera Utara


3.2. Program Linier

Program linier adalah metode atau teknik matematik yang digunakan

dalam pengambilan keputusan. Secara umum, masalah dalam program linier

adalah pengalokasian sumber daya yang terbatas seperti tenaga kerja, bahan baku,

jam kerja mesin, dan modal dengan cara sebaik-baiknya sehingga diperoleh

maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya produksi. Cara terbaik yang

dimaksudkan adalah keputusan terbaik yang diambil berdasarkan pilihan dari

berbagai alternatif. Suatu penyelesaian program linier perlu dibentuk formulasi

secara matematik dari masalah yang sedang dihadapi dengan syarat sebagai

berikut :

1. Adanya variabel keputusan yang dinyatakan dalam simbol matemaik dan

variabel keputusan ini tidak negatif.

2. Adanya fungsi tujuan dari variabel keputusan yang menggambarkan criteria

pilihan terbaik. Fungsi tujuan ini harus dapat dibuat dalam suatu sel fungsi

linier yang dapat berupa maksimum atau minimum.

3. Adanya kendala sumber daya yang dapat dibuat dalam satu set fungsi linier.

Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

Fungsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + ... + C n X n

Sumber daya yang membatasi :

a 11 x 1 + a 12 x 2 + ... + a 1n x n = /≤ / ≥ b 1

a 21 x 1 + a 22 x 2 + … + a 2n x n = /≤ / ≥ b 2

Universitas Sumatera Utara


a m1 x 1 + a m2 x 2 + … + a mn x n = /≤ / ≥ b m

x 1 , x 2 , …, x n ≥ 0

Simbol x 1 , x 2 , ..., x n (x i ) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah

variabel keputusan (x i ) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c 1 ,c 2 ,...,c n merupakan

kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga

koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a 11 , ...,a 1n ,...,a mn

merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang

membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model

matematiknya. Simbol b 1 ,b 2 ,...,b m menunjukkan jumlah masing-masing sumber

daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber

daya yang terbatas.

Pertidaksamaan terakhir (x 1 , x 2 , …, x n ≥ 0) menunjukkan batasan non

negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya

menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan.

Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.

Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang

penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya.

Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk

maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan

pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang

lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan

dan koefisien pada fungsi pembatas.

Universitas Sumatera Utara


Model program linier diaplikasikan untuk menyelesaikan berbagai

masalah diantaranya adalah :

a. Masalah kombinasi produk, yaitu menentukan berapa jumlah dan jenis produk

yang harus dibuat agar diperoleh keuntungan maksimum atau biaya minimum

dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki.

b. Masalah perencanaan investasi, yaitu berapa banyak dana yang akan

ditanamkan dalam setiap alternatif investasi, agar memaksimumkan return in

investment atau net present value dengan memperhatikan sumber daya yang

dimilki.

c. Masalah perencanaan produksi dan persediaan, yaitu menentukan berapa

banyak produk yang akan diproduksi setiap periode, agar meminimumkan

biaya persediaan, sewa, lembur, dan biaya sub kontrak.

d. Masalah perencanaan promosi, yaitu berapa banyak dana yang akan

dikeluarkan untuk kegiatan promosi agar diperoleh efektivitas penggunaan

media promosi.

e. Masalah distribusi, yaitu jumlah produk yang akan dialokasikan ke setiap

lokasi pemasaran.

Untuk membuat formulasi model program linier, terdapat tiga langkah

utama yang harus dilakukan, yaitu :

1. Tentukan variabel keputusan atau variabel yang ingin diketahui dan gambarkan

dalam simbol matematik.

2. Tentukan tujuan dan gambarkan dalam satu sel fungsi linier dari variabel

keputusan yang dapat berbentuk maksimum atau minimum.

Universitas Sumatera Utara


3. Tentukan kendala dan gambarkan dalam bentuk persamaan linier atau

ketidaksamaan linier dari variabel keputusan.

3.2.1. Metode Grafik

Setelah formulasi model program linier, langkah selanjutnya adalah

menyelesaikan model untuk mendapatkan keputusan terbaik. Salah satu metode

yang digunakan untuk menyelesaikan formulasi model program linier adalah

metode grafik. Metode grafik terbatas pada penyelesaian model yang memiliki

dua variabel keputusan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Gambarkan semua kendala daerah kelayakan yaitu daerah yang diliputi oleh

semua kendala. Dalam menggambarkan grafik, kendala yang bertanda lebih

kecil sama dengan, arah grafik yang membentuk daerah layak adalah menuju

titik nol. Kendala berbentuk lebih besar sama dengan, arah grafik yang

membentuk daerah layak adalah menjauhi titik nol. Sedangkan kendala

berbentuk sama dengan (=), daerah layak adalah sepanjang garis tujuan.

2. Gambarkan grafik tujuan.

3. Tentukan daerah layak yang optimum dengan cara menggeser fungsi tujuan ke

kanan atas hingga memotong salah satu atau lebih titik elstrim yang terdapat

dalam daerah layak.

3.2.2. Metode Simpleks

Metode simpleks merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan model formulasi program linier dangan cara iterasi tabel.

Universitas Sumatera Utara


Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan model model formulasi

program linier yang memiliki dua atau lebih variabel keputusan. Penyelesaian

model program linier dengan metode simpleks diperlukan pengubahan model

formulasi ke dalam bentuk standar dengan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Semua kendala berbentuk persamaan, jika menghadapi kendala berbentuk

lebih kecil sama dengan ( ≤ ), dapat diubah ke dalam bentuk persamaan

dengan cara menambahkan slack variabel yang bernilai satu. Jika menghadapi

kendala berbentuk lebih besar sama dengan ( ≥ ), dapat diubah ke dalam

bentuk persamaan dengan cara mengurangkan dengan surplus variabel yang

bernilai minus satu.

2. Nilai ruas kanan setiap kendala bertanda positif, jika menghadapi kendala

yang memiliki nilai ruas kanan bertanda negatif, maka harus diubah menjadi

positif dengan cara mengalikannya dengan minus satu.

3. Semua nilai variabel keputusan non negatif.

Langkah-langkah metode simpleks adalah sebagai berikut :

1. Membuat tabel simpleks awal dengan memasukkan semua nilai yang terdapat

pada kendala dan fungsi tujuan ke dalam tabel simpleks.

2. Tentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki negatif terbesar pada baris

Z j -C j .

3. Tentukan baris kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks (nilai bj/nilai

kolom kunci) terkecil tetapi bukan negatif.

4. Cari angka baru yang terdapat pada kolom kunci dengan cara membagi semua

angka pada kolom kunci dengan baris kunci.

Universitas Sumatera Utara


5. Mencari angka baru pada baris yang lain dimana nilai pada baris lama

dikurangi dengan perkalian antara angka baru baris kunci dengan koefisien

kolom kunci.

6. Apabila pada tabel baru solusi optimum belum ditemukan, ulangi kembali

langkah 2 sampai langkah 5. Solusi optimum tercapai apabila nilai pada baris

Z j -C j berharga lebih kecil sama dengan nol untuk maksimisasi dan berharga

lebih besar sama dengan nol untuk minimisasi.

3.3. Goal Programming

3.3.1. Pengertian dan Konsep Dasar Goal Programming

Goal Programming adalah salah satu model matematis yang dipakai

sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk menganalisis dan membuat

solusi persoalan yang melibatkan banyak tujuan sehingga diperoleh

alternatifpemecahan masalah yang optimal.

Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrograman

linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M. Cooper pada tahun 1956.

Pemrograman linier adalah sebuah metode matematis yang berkaraktristik linier

untuk menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau

meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu kendala susunan. Model

pemrograman linier mempunyai tiga unsur utama, yaitu variabel keputusan, fungsi

tujuan dan fungsi kendala.

Universitas Sumatera Utara


2
Beberapa asumsi dasar yang diperlukan dalam goal programming adalah:

1. Linieritas

Asumsi ini menunjukkan perbandingan antara input yang satu dengan input

yang lain atau untuk suatu input dengan output besarnya tetap dan terlepas

pada tingkat produksi. Hubungannya bersifat linier.

2. Proporsionalitas

Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambilan keputusan berubah,

maka dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sebanding

dengan fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya. Jadi tidak berlaku hukum

kenaikan hasil yang semakin berkurang.

3. Aditivitas

Asumsi ini menyatakan nilai parameter suatu kriteria optimasi merupakan

jumlah dari nilai individu-individu. Dampak total terhadap kendala ke-I

merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambilan keputusan.

4. Divisibilitas

Asumsi ini menyatakan bahwa peubah pengambilan keputusan, jika

diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.

5. Deterministik

Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap dan diketahui atau

ditentukan secara pasti.

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam Goal Programming, yaitu :

a. Variabel keputusan (decision variabels), adalah seperangkat variabel yang

tidak diketahui yang berada di bawah kontrol pengambilan keputusan, yang

2. Hillier, F. dan Lieberman, G. 1994. Pengantar Riset Operasi. Jilid 1 Edisi Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta

Universitas Sumatera Utara


berpengaruh terhadap solusi permasalahan dan keputusan yang akan diambil.

Biasanya dilambangkan dengan X j (j = 1, 2, 3, …, n)

b. Nilai sisi kanan (right hand sides values), merupakan nilai-nilai yang biasanya

menunjukkan ketersediaan sumber daya (dilambangkan dengan b i ) yang akan

ditentukan kekurangan atau kelebihan penggunaannya

c. Koefisien teknologi (technology coefficient), merupakan nilai-nilai numerik

yang dilambangkan dengan a ij yang akan dikombinasikan dengan variabel

keputusan, dimana akan menunjukkan penggunaan terhadap pemenuhan nilai

kanan.

d. Variabel deviasional (penyimpangan), adalah variabel yang menunjukkan

kemungkinan penyimpangan –penyimpangan negatif dan positif dari nilai sisi

kanan fungsi tujuan. Variabel penyimpangan negatif berfungsi untuk

menampung penyimpangan yang berada di bawah sasaran yang dikehendaki,

sedangkan variabel penyimpangan positif berfungsi untuk menampung

penyimpangan yang berada di atas sasaran. Dalam model Goal Programming

dilambangkan dengan di- untuk penyimpangan negatif dan di+ untuk

penyimpangan positif dari nilai sisi kanan tujuan.

e. Fungsi tujuan, adalah fungsi matematis dari variabel-variabel keputusan yang

menunjukkan hubungan dengan nilai sisi kanannya. Dalam Goal

Programming, fungsi tujuan adalah meminimumkan variabel deviasional.

f. Fungsi pencapaian, adalah fungsi matematis dari variabel-variabel simpangan

yang menyatakan kombinasi sebuah objektif.

Universitas Sumatera Utara


g. Fungsi tujuan mutlak, merupakan tujuan yang tidak boleh dilanggar dengan

pengertian mempunyai penyimpangan positif dan atau negatif bernilai nol.

Prioritas pencapaian dari fungsi tujuan ini berada pada urutan pertama, solusi

yang dapat dihasilkan adalah terpenuhi atau tidak terpenuhi.

h. Prioritas, adalah suatu sistem urutan dari banyaknya tujuan pada model yang

meungkinkan tujuan-tujuan tersebut disusun secara ordinal dalam Goal

Programming. Sistem urutan tersebut menempatkan tujuan-tujuan tersebut

dalam susunan dengan hubungan seri.

i. Pembobotan, merupakan timbangan matematis yang dinyatakan dengan angka

ordinal yang digunakan untuk membedakan variabel simpangan I dalam suatu

tingkat prioritas k.

3.3.2. Model Umum Goal Programming

Misalnya dalam perusahaan terdapat keadaan,

Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + C 3 X 3 + ... + C n X n

ST : a 1 X 1 + a 2 X 2 + a 3 X 3 + .....+ b i X n ≤ Y n

b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + .....+ b i X n ≤ D n

X 1 , X 2 , X 3 ,....., X n ≤ D n

dimana : Z : Fungsi Tujuan

ST : Fungsi Pembatas

Xn : Jumlah produk i yang diproduksi

Yn : Jumlah tenaga kerja yang tersedia

Dn : Jumlah bahan baku yang tersedia

Universitas Sumatera Utara


Maka, hal ini dapat diselesaikan dengan model Goal Programming

sebagai

berikut :

Min Z = P 1 (d 1 + + d 1 -) + P 2 (d 2 + + d 2 -) + ... + P n (d n + + d n -)

ST :

∑a n X n +d n ++d n ≤ Y n

∑b n X n +d n ++d n ≤ D n

Dimana : P n = Tujuan-tujuan yang ingin dicapai

dn- = Penyimpangan negatif

d n + = Penyimpangan positif

3.3.3. Perumusan Masalah Goal Programming.

Beberapa langkah perumusan permasalahan Goal Programming adalah

sebagai berikut :

1. Penentuan variabel keputusan, merupakan dasar dalam pembuatan model

keputusan untuk mendapatkan solusi yang dicari. Makin tepat penentuan

variabel keputusan akan mempermudah pengambilan keputusan yang dicari.

2. Penentuan fungsi tujuan, yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan.

3. Perumusan fungsi sasaran, dimana setiap tujuan pada sisi kirinya ditambahkan

dengan variabel simpangan, baik simpangan positif maupun simpangan

negatif. Dengan ditambahkannya variabel simpangan, maka bentuk dari fungsi

sasaran menjadi f n (x n ) + d n - - d n + = b n

Universitas Sumatera Utara


4. Penentuan prioritas utama. Pada langkah ini dibuat urutan dari tujuan-tujuan.

Penentuan tujuan ini tergantung pada hal-hal berikut :

a. Keinginan dari pengambil keputusan

b. Keterbatasan sumber-sumber yang ada

5. Penentuan pembobotan. Pada tahap ini merupakan kunci dalam menentukan

urutan dalam suatu tujuan dibandingkan dengan tujuan yang lain.

6. Penentuan fungsi pencapaian. Dalam hal ini, yang menjadi kuncinya adalah

memilih variabel simpangan yang benar untuk dimasukkan dalam fungsi

pencapaian Dalam memformulasikan fungsi pencapaian adalah

menggabungkan setiap tujuan yang berbentuk minimasi variabel

penyimpangan sesuai dengan prioritasnya.

7. Penyelesaian model Goal Programming dengan metodologi solusi.

3.3.4. Metode Pemecahan Masalah

Ada dua macam metode yang digunakan untuk menyelesaikan model

Goal Programming, yaitu metode grafis dan metode algoritma simpleks.

1. Metode Grafis

Metode grafis digunakan untuk menyelesaikan masalah Goal Programming

dengan dua variabel

Langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafis adalah :

a. Menggambar fungsi kendala pada bidang kerja sehingga diperoleh daerah

yang memenuhi kendala.

Universitas Sumatera Utara


b. Meminimumkan variabel deviasional agar sasaran-sasaran yang diinginkan

tercapai dengan cara menggeser fungsi atau garis yang dibentuk oleh variabel

deviasional terhadap daerah yang memenuhi kendala.

Contoh :

PT.Ayu membuat dua jenis produk yaitu A dan B. Produk A membutuhkan

waktu penyelesaian 5 jam di mesin 1 dan 2 jam di mesin 2. Sedangkan produk B

membutuhkan waktu penyelesaian 2 jam di mesin 1 dan 4 jam di mesin 2.

Kapasitas jam kerja mesin 1 sebesar 50 jam per minggu dan mesin 2 sebesar 48

jam per minggu. Manajemen mempunyai kebijakan tentang prioritas Goal sebagai

berikut:

1.. Minimum target total produksi produk A dan B sebesar 10 unit per minggu.

2. Minimum target produksi produk A sebesar 8 unit per minggu

3. Minimum target produksi produk B sebesar 13 unit per minggu.

Tentukan kombinasi produksi A dan B untuk mencapai goal tersebut.

Penyelesaian

Minimum Z = p 1 d 1 - + p 2 d 2 - + p 3 d 3 -

d.k [1] 5x 1 + 2 x2 ≤ 50

[2] 2 x 1 + 4 x2 ≤ 48

[3] x1 + x2 - d1+ + d1- = 10

[4] x1 - d2 + d2- = 8

[5] x2 - d3+ + d3- = 13

[6] x 1, x2, d i +, di- ≥ 0

Universitas Sumatera Utara


x2

1
25 d2- d2+

4
20

d3+ 5
15
13
12
10 d3-
3 +
d1

5 2
d1-

5 8 10 15 20 25 x1
Gambar 3.1.Grafik Goal Program

Proses penyelesaian formulasi goal programming di atas adalah sebagai berikut:

 Buatlah grafik kendala dan tentukan daerah kelayakan berdasarkan

kendala (1) dan (2).

 Gunakan kendala (3) untuk goal 1, dan kurangkan dengan daerah

kelayakan semua. Mengapa kendala (3) yang diutamakan? Karena kita

memprioritaskan goal pertama yaitu minimum produksi A dan B sebesar

10 unit.

 Variabel deviasi d 2 - adalah prioritas kedua dalam fungsi tujuan. Gunakan

kendala (4) dan kurangkan dengan daerah kelayakan pada garis x 1 = 8

 Variabel deviasi d 3 - adalah prioritas ketiga. Gunkan kendala (5) dan

kurangkan dengan daerah kelayakan pada garis x 2 = 13

Universitas Sumatera Utara


2. Metode algoritma simpleks

Algoritma simpleks digunakan untuk menyelesaikan masalah Goal

Programming dengan menggunakan variabel keputusan lebih dari dua.

Langkah-langkah penyelesaian Goal Programming dengan metode

algoritma simpleks adalah :

a. Membentuk tabel simpleks awal

b. Pilih kolom kunci dimana C j -Z j memiliki nilai negatif terbesar. Kolom kunci

ini disebut kolom pivot.

c. Pilih baris kunci yang berpedoman pada b i /a ij dengan rasio terkecil dimana b i

adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci ini disebut baris

pivot.

d. Mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai elemen pivot bernilai 1

dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan baris pivot dengan -1

lalu menambahkannya dengan semua elemen dibaris pertama. Dengan

demikian, diperoleh tabel simpleks iterasi I.

e. Pemeriksaaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau tidak.

Solusi dikatakan layak bila variabel adalah positif atau nol

Contoh :

PT Bima sedang merencanakan program Advertensi untuk satu tahun mendatang

guna memproduksikan produk barunya Terdapat tiga media yang sedang

dipertimbangkan. Biaya setiap media advertensa dan jangkauannya dapat

dilihatpada tabel 3.1 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1. Tabel Soal

Jangkauan Media
Jenis
Biaya per Media Dibawah 25
Media 25 Tahun Keatas
Tahun
1 Rp.15.000 700 orang 400 orang
2 Rp.11.000 400 orang 250 orang
3 Rp.18.000 600 orang 1.000 orang

Informasi lain adalah sebagai berikut

1. Anggaran biaya advertensi Rp.300.000,00

2. Goal 1 untuk menjangkau 25.000 orang per minggu

3. Goal 2 minimum target yang dicapai 20.00 orang perminggu untuk dibawah

umur 25 tahun

4. Goal 3 minimum jumlah dana untuk media 2 dan 3 tidak boleh melebihi

Rp.250.000,00

5. Perusahaan menyatakan bahwa untuk Goal 1 tiga kali lebih penting dari goal

3 dan 2 kali lebih penting dari goal 2

Formulasikan Goal Program masalah diatas untuk menentukan media

advertensi yang terbaik.

Penyelesaian

Minimum Z = 3 d 1 + + 3d 1 - + 2 d 2 - + d 3 +

d.k [1] 15.000 x 1 + 11.000 x 2 + 18.000 x 3 ≤ 300.000

[2] 1.100 x 1 + 650 x 2 + 1.600 x 3 – d 1 + + d 1 - = 25.000

[3] 700 x 1 + 400 x 2 + 600 x 3 – d 2 + + d 2


-
= 20.000

[4] 11.000 x 2 + 18.000 x 3 – d 3 + + d 3 - = 250.000

[5] x 1, x 2, x 3, d i +, d i - ≥ 0

Universitas Sumatera Utara


Dengan menggunakan linear programming metode simplek diperoleh hasil

sebagai berikut :

X 1 = 7,143

X2 = 0

X 3 = 10,714
+
d 1 = 0 dan d 1 - = 0

d 2 + = 0 dan d 2 - = 857,143

d 3 + = 0 dan d 3 - = 57,143

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Target goal 1 untuk menjangkau 25.000 orang tercapai.

2. Target goal 2 untuk menjangkau minimum 20.000 orang di bawah umur

25 tahun hanya tercapai 19.143 orang (20.000 – 857).

3. Target goal 3 dapat dipenuhi, karena media 2 dan 3 hanya menggunakan

dana Rp192.857,00 (Rp57.143,00 di bawah Rp250.000,00).

4. Total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar:

7,143(15.000) + 0(11.000) + 10,714(18.000) = Rp300.000,00 sesuai

dengan besarnya anggaran biaya advertensi.

5. Media yang digunakan adalah media 1 sebanyak 10,714 kali.

Universitas Sumatera Utara


3.3.5. Penyelesaian Model Goal Programming Dengan Software LINDO.

Lindo, singkatan dari Linear Interactive Discrete Optimizer, adalah sebuah

program yang dirancang untuk menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linear.

Sebuah kasus harus diubah dahulu ke dalam sebuah model matematis

pemrograman linear yang menggunakan format tertentu agar bisa diolah oleh

program LINDO.

1. Input LINDO

Program ini menghendaki input sebuah program matematika dengan struktur

tertentu.

Misalnya, contoh di atas bentuk input di program LINDO adalah :

MIN DA1 + DB1 + DA2 + DB2 + DB3 + DB4

SUBJECT TO

2) -DA1 + DB1 +5X1 + 6X2 = 60

3) -DA2 + DB2 + X1 + 2X2 = 16

4) DB3 + X1 = 10

5) DB4 + X2 = 6

END

2. Output LINDO

Setelah data dimasukkan, segera perintahkan program untuk mengolah

datatersebut melalui fasilitas perintah “GO“. Sesaat kemudian program

menayangkan hasil olahannya.

Output atau hasil olahan program LINDO pada dasarnya bisa dipisahkan

menjadi dua bagian, yaitu :

a. Optimal Solution atau penyelesaian optimal

b. Sensitivity Analysis atau analisis sensitivitas

Universitas Sumatera Utara


Hasil olahan LINDO memuat lima macam informasi yaitu :

a. Nilai fungsi tujuan dibawah label Objective Function Value.

Informasi ini ditandai dengan notasi “1)” untuk menunjukkan bahwa

didalam struktur input LINDO, fungsi tujuan ditempatkan pada baris ke-1 dan

fungsi kendala mulai dari urutan baris ke-2.

b. Nilai optimal variabel keputusan di bawah label value.

Variabel keputusan pada output LINDO ditandai dengan label variabel.

Misalnya variabel keputusan X 1 dan X 2 , maka bilangan dibawah nilai dan

berada pada baris dimana X 1 berada menunjukkan nilai optimal variabel

keputusan.

c. Sensitivitas C j jika X j = 0 di bawah kolom reduced cost.

Memberikan informasi mengenai sampai sejauh mana nilai C j harus

diturunkan agar nilai variabel keputusan menjadi positif. Ini berarti bahwa

reduced cost akan selalu nol bernilai variabel keputusan positif dan

sebaliknya.

d. Slack Variabel atau surplus variabel di bawah label slack or surplus.

Informasi ini menunjukkan nilai slack dan surplus masing-masing

kendala ketika nilai fungsi tujuan mencapai nilai ekstrim.

e. Dual Price

Informasi ini menunjukkan tentang perubahan yang akan terjadi pada nilai

fungsi tujuan bila nilai ruas kanan kendala berubah satu unit. Hasil olahan

LINDO juga memberikan informasi mengenai jumlah iterasi yang

diperlukan untuk menemukan penyelesaian optimal.

Universitas Sumatera Utara


Misalnya, output untuk contoh di atas adalah :

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 5

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 5.000000

VARIABEL VALUE REDUCED COST

DA1 0.000000 0.750000

DB1 0.000000 1.250000

DA2 0.000000 1.250000

DB2 0.000000 0.750000

DB3 4.000000 0.000000

DB4 1.000000 0.000000

X1 6.000000 0.000000

X2 5.000000 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

2) 0.000000 0.250000

3) 0.000000 -0.250000

4) 0.000000 -1.000000

5) 0.000000 -1.000000

NO. ITERATIONS= 5

3.4. Peramalan.

Peramalan merupakan pemikiran terhadap suatu besaran untuk

mendapatkan perancanaan produksi untuk periode yang akan datang. Oleh karena

itu kegiatan produksi peramalan dilakukan untuk menetukan jumlah permintaan

terhadapa suatu produk.

Universitas Sumatera Utara


3.4.1. Metode Peramalan Kualitatif3
Adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu.

Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung dengan orang yang menyusunnya.

Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran

yang bersifat pendapat, intuitif, pengetahuan, dan pengalaman.

3.4.2. Metode Peramalan Kuantitatif (Stastical Method)


Adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil

peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam

peramalan tersebut

Prosedur Umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif

adalah:

1. Definisikan tujuan peramalan.

2. Pembuatan diagram pencar.

3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai.

4. Hitung parameter-perameter fungsi peramalan.

5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan.

6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil.

7. Lakukan verifikasi peramalan.

Adapun langkah –langkah peramalan secara kuatitatif dapat dilihat pada


Gambar 2.1. sebagai berikut.

3. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem Produksi, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.1. Langkah-langkah Peramalan Secara Kuantitatif

3.4.3. Metode Time-Series

Metode Time Series adalah metode yang digunakan untuk menganalisis

serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan

beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola

dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.

Dengan analisis deret waktu dapat ditunjukkan bagaimana permintaan

terhadap suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari perubahan

permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk meramalkan penjualan pada

masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


Ada empat komponen utama mempengaruhi analisis ini, yaitu:

a. Pola Siklis (Cycle)

Penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik.

Banyak produk dipengaruhi pola pergerakan aktivitas ekonomi yang terkadang

memiliki kecenderungan periodik. Komponen siklis ini sangat berguna dalam

peramalan jangka menengah.

Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau

turun terus-menerus. Pola data bentuk trend ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2. Pola Siklis

b. Pola Musiman (Seasonal)

Perkataan musim menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap

periode. Komponen musim dapat dijabarkan kedalam vektor cuaca, libur, atau

kecenderungan perdagangan. Pola musiman berguna meramalkan penjualan

dalam jangka pendek.

Pola data ini terjadi bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim,

misalnya permintaan bahan baku jagung untuk makananan ternak ayam pada

pabrik pakan ternak selama satu tahun. Selama musim panen harga jagung akan

Universitas Sumatera Utara


menjadi turun karena jumlah jagung yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang

besar. Pola data musiman dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3. Pola Musiman

c. Pola Trend

Pola data ini terjadi bila data memilki kecenderungan untuk naik atau

turun terus menerus. Pola data dalam bentuk trend ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.4. Pola Trend

Dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk didalam biaya operasi

dipergunakan Pola Trend karena biaya tersebut cenderumg naik jika

mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakainya. Ada

beberapa trend yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini, yaitu :

1. Trend Linier

Bentuk persamaan umum :

Y= a =bt

Sedangkan peramalannnya mempunyai bentuk persamaan:

Universitas Sumatera Utara


Yt = a + bt

Dimana:

Yt = Nilai ramalan pada periode ke –t

t = Waktu/periode

Dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) maka

harga a dan b diperoleh dari persamaan di bawah ini:

n  tl t   t  y t
b
n  t 2  ( t )2

 Yt b  t
a
n

2. Trend Ekponensial atau Pertumbuhan

Bentuk persamaan umum :

Y = a x ebt

Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan:

Yt = a x ebt

Dengan menggunakan transformasi logaritma natural maka harga konstanta a

dan b diperoleh dari persamaan di bawah ini :

n  t ln Yt   t  ln Yt
b
n  t 2  ( t )2

 ln Yt  b  t
ln a 
n

3. Trend Logaritma

Y = a + b log t

Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan :

Universitas Sumatera Utara


Y = a x b x log t

Dengan menggunakan transformasi logaritma natural maka harga konstanta a

dan b diperoleh dari persamaan dibawah ini :

n  log t.Tt   log t  Yt


b
n  log 2 t  (  log t ) 2

 Yt  b  log t
a
n

4. Trend Geometrik

Bentuk persamaan umumnya adalah :

Y = a x tb

Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan :

Y= a x tb

Dengan menggunakan transformasi logaritma maka harga konstanta a dan b

diperoleh dari persamaan di bawah ini :

n  log t. log Yt   log t  log Yt  log Yt  b  log t


b log a 
n  log 2 t  (  lg t ) 2 n

5. Trend Hiperbola

Bentuk persamaan umumnya adalah :

a
Yt =
bt

Peramalannnya mempunyai bentuk persamaan :

a
Yt =
bt

Dengan menggunakan tranformasi logaritma maka harga konstanta a dan b

diperoleh dari persamaan dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


n  t. log Yt   t  log Yt
log b 
( t )2  n  t 2

 log Yt log b  t
log a 
n

Adapun Metode Peramalan yang termasuk Model Time Series adalah

sebagai berikut :

A. Metode Penghalusan (Smoothing)

Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak-teraturan

musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan

data masa lalu. Ketetapan peramalan dengan metode ini akan terdapat pada

peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang

akurat.

Metode Smoothing terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

1. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), terdiri atas :

a. Single Moving Average (SMA)

Moving Average pada suatu periode merupakan peramalan untuk satu

periode ke depan dari periode rata-rata tersebut. Persoalan yang timbul dalam

penggunaan metode ini adalah dalam menentukan nilai t (Periode Perata-rataan).

Semakin besar nilai t maka peramalan yang dihasilkan akan semakin menjauhi

pola data.

Secara matematis, rumus fungsi peramalan metode ini adalah :

X t  N  t  ....  X t 1  X t
Ft 1 
N

dimana :

Universitas Sumatera Utara


X1 = Data pengamatan periode i

N = Jumlah deret waktu yang digunakan

F t+1 = Nilai peramalan periode t+1

b. Linier Moving Average (LMA)

Dasar dari metode ini adalah penggunaan Moving Average kedua untuk

memperoleh penyesuaian bentuk pola trend. Metode Linier Moving Average

adalah:

- Hitung Single Moving Average dari data dengan periode perata-rataan

tertentu; hasilnya dinotasikan dengan ”St”.

- Setelah semua Single Average dihitung, hitung Moving Average kedua yaitu

Moving Average dari St dengan periode perata-rataan yang sama. Hasilnya

dinotasikan dengan : ”St”

- Hitung komponen at dengan rumus :

At = St’+(St’-St’)

- Hitung komponen trend bt dengan rumus :

bt  (St 'St ' ' )


2
N 1

- Peramalan untuk periode kedepan setelah t adalah sebagai berikut :

F t+1 = at + bt . m

c. Double Moving Average

Data pada periode tertentu diberi bobot, semakin dekat dengan saat

sekarang semakin besar bobotnya. Bobot ditentukan berdasarkan pengalaman.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Ft = w 1 A t-1 + w 2 A t-2 + .....+ W n A t-n

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

W 1 = Bobot yang diberikan pada periode t – 1

W 2 = Bobot yang diberikan pada periode t- 2

W n = Bobot yang diberikan pada periode t-n

n = Jumlah periode

2. Metode Eksponential Smoothing, terdiri atas :

a. Single Exponential Smoothing

Pengertian dasar dari metode ini adalah : nilai ramalan pada periode t+1

merupakan nilai aktual pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang

berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.

Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :

F t+1 =  . X t + (1-  ). F t

Dimana :

X t = Data permintaan pada periode t

 = Faktor/konstanta pemulusan

F t+1 = Persamaan periode t

b. Double Exsponential Smoothing (DES), yang terbagi atas :

a. Satu Parameter (Brown’s Linier Method), merupakan metode yang

hampir sama dengan Metode Linier Moving Average, disesuaikan

dengan menambahkan satu parameter.

s't =  X t + ( 1-  ) S't1

S"t =  S"t + ( 1-  ) S"t1

Universitas Sumatera Utara


dimana s't merupakan Single Exponential Smoothing, sedangkan S"t

merupakan Double Exponential Smoothing.

a t = s't + ( s't - S"t ) = 2 s't - S"t


1  t
bt = ( s' - S"t )

b. Dua Parameter (Holt’s Method), merupakan Metode Des untuk Time

Series dengan trend linier. Terdapat konstanta yaitu  dan  . Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut :

S t =  D t + ( 1-  )( S't1 + G t – 1)

G t =  ( s't - S't1 ) + ( 1 -  ) G t-1

Dimana :

S t = Intercept pada waktu t

G t = Slope pada waktu t

c. Exponential Smoothing dengan Musiman

Pola permintaan musiman dipengaruhi karakteristik data masa lalu, antara

lain natal dan tahun baru, lebaran, awal tahun ajaran sekolah, dsb. Terdapat dua

kemungkinan dari pengaruh musiman. Pertama dapat bersifat addictive, yaitu

mengabaikan laju penjualan setiap minggu selama bulan desember, hanya

dikatakan penjualan selama bulan desember meningkat 200 unit. Kedua,

pengaruh musiman bersifat ”multiplicate”, laju penjualan setiap minggu

selama bulan Desember meningkat dua kali lipat.

Universitas Sumatera Utara


B. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi

Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis

kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut

dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk

peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan

metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan,

minimal lima tahun. Namun, semakin banyak data yang dimilki semakin baik

yang diperoleh.

Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa :

a. Konstan, dengan Fungsi Peramalan (Y t ) :

Y t = a, dimana a =  YI /N

Yt = Nilai tambah

N = Jumlah periode

b. Linier, dengan Fungsi Peramalan :

Y t = a + bt

Y  bt n  ty  ( t ) ( y)
n ( t 2 )  ( t 2 )
Dimana : a= b=
n

c. Kuadratis, dengan Fungsi Peramalan :

Y t = a + bt + ct2

Dimana :

 Y  b  t  c  t2   b   
   2
a= c= b=
n n

 = (  t)2 – n  t4

Universitas Sumatera Utara


 =  t  Y– n  tY

 =  t2  Y– n  t2Y

 =  t  t2– n  t3

d. Exsponensial dengan Fungsi Peramalan :

Y t = aebt

Dimana :

 ln Y  b  t n  t ln Y   t  ln Y
Ln   b
n n  t 2  ( t )2

e. Siklis, dengan Fungsi Peramalan :

2 2t
Y t  a  b sin  c cos
^
n n

dimana

2t 2t
 y  na  b  sin  c  cos
n n

2t 2t 2t 2t 2t


 y sin  a  sin  b  sin 2  c  sin cos
n n n n n

2t 2t 2t 2t 2t


 y cos  a  cos  c  cos 2  b  sin cos
n n n n n

Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Diagram pencar adalah gambaran yang menunjukan kemungkinan

hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel. Walaupun terdapat

hubungan, namun tidak berarti bahwa suatu variabel menyebabkan timbulnya

variabel yang lain. Diagram pencar biasanya menjelaskan adanya hubungan antara

dua variabel dan menunjukan pula keeratan hubungan tersebut diwujudkan

sebagai koefisien korelasi.

Universitas Sumatera Utara


Diagram pencar untuk mengetahui hubungan antara dua macam data. Hubungan

tersebut berkaitan dengan masalah :

- Suatu hubungan sebab akibat

- Hubungan antara satu sebab dan yang lainnya

- Atau suatu hubungan antara satu sebab dan dua sebab lainnya

Sebagai contoh, beberapa hubungan sebagai berikut :

 Hubungan antara kandungan cairan pada benang dan kemuluran

 Hubungn antara suatu bahan dengan kekerasan

 Hubungan antara tingkat illumunasi dan kesalahan inspeksi

Apabila kita gunakan sumbu vertikal dan sumbu horizontal untuk data diplot,

maka akan diperoleh diagram seperti pada gambar 2.6. dan diagram ini biasa

disebut diagram pencar.

Gambar 3.2. Diagram pancar (Scatter Diagram)

Universitas Sumatera Utara


Kriteria Peramalan Yang Baik

Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara

lain akurasi, biaya,dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Akurasi

Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan

kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila

peramalan tersebut bila terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan

yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya

kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan

mengakibatkan kekuranga persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat

dipenuhi segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan

kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang

terserap sia sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam

menyeimbangkan persediaan yang ideal.

2. Biaya

Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah

tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan

metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan

mempengaruhi berapa banayak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan

datanya ( manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa

tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan

Universitas Sumatera Utara


dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-

item yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah.

Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto ( Analisa ABC ).

3. Kemudahan

Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah

diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma

memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem

perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan

teknologi.

Proses Verifikasi

Proses Verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang

diperoleh representatif terhadap data. Proses Verifikasi dilakukan dengan

menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat

apakah sebaran masih dalam kontrol ataupun sudah berada di luar kontrol. Jika

sebaran berada di luar kontrol, maka fungsi/metode peramalan tersebut tidak

sesuai, artinya pola peramalan terhadap data (Y-Y F ) tersebut tidak representatif.

Harga MR diperoleh dari :

 MR
N 1

MR  t 2
t

N 1

dimana :

MR t = Yt  YFt   Yt 1  YFt 1  atau MR t = et  et 1 

Proses Verifikasi dengan menggunakan Moving Range Chart (MRC), dapat

digambarkan pada Gambar 1.8. dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.3. Moving Range Chart

Kondisi out of kontrol dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut

1. Aturan Satu Titik

Bila ada titik sebaran (Y-Y F ) berada diluar UCL dan LCL.

Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol, belum tentu

fungsi/ metode representatif. Untuk itu penganalisaan perlu dilanjutkan dengan

membagi MRC dalam tiga daerah yaitu: A, B, dan C.

2. Aturan Tiga Titik

Bila ada tiga buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana

dua diantaranya jatuh pada daerah A.

3. Aturan Lima titik

Bila aturan lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang

mana empat diantaranya jatuh pada daerah B

4. Aturan Delapan Titik

Bila aturan delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi,

yang mana empat diantaranya jatuh pada daerah B.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Sei Rambutan yang

beralamat di Desa Paya Bagas Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang

Bedagai - Propinsi Sumatera Utara, sekitar 65 km ke arah Tenggara Kota Medan.

Penelitian ini dilaksanakn mulai awal Oktober sampai akhir Desember 2010

4.2. Sifat Penelitian

Berdasarkan sifat penelitiannya, maka penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif komparatif, yaitu penetilian yang meamaparkan dan menganalisa data

serta membandingkan keadaan yang ada dengan metode yang digunakan oleh

peneliti.

4.3. Tahapan Penelitian

Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

Gambar 4.1 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Mulai

Identifikasi Masalah
Tingginya kapasitas produksi yang Idle

Perumusan Masalah
Banyaknya kapasitas produksi, jumlah bahan
baku dan modal yang tidak digunakan.

Penetapan Tujuan
Kapasitas Optimal Produksi

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder


a. Proses Pengerjaan CPO a. Data RAKP Perusahaan 2010
b. Laporan Manajemen Perusahaan
c. Data Pertanaman

Pengolahan Data

Analisis dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran


Gambar 4.1. Metodologi Penelitian

4.3.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Indentifikasi masalah perencanaan merupakan langkah awal yang

dilakukan. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah

produksi yang optimal untuk masing-masing hasil CPO produksi pabrik maupun

jumlah pembelian TBS dari perkebunan yang berkaitan erat dengan sasaran-

sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Dari permasahalan ini kemudian

Universitas Sumatera Utara


ditetapkan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian secara umum ataupun

secara khusus.

4.3.2. Studi Pendahuluan

Untuk memecahkan masalah yang ada sampai kepada tahap menganalisa

dan mengambil keputusan diperlukan studi pendahuluan berupa studi literatur

maupun pengenalan terhadap kondisi perusahaan.

4.3.3. Pengumpulan Data

Data – data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara :

1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

2. Melakukan Wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan

informasi yang diperlukan.

3. Mengulas buku – buku laporan administrasi serta catatan pihak perusahaan

yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

Data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan secara

langsung terhadap kondisi nyata di lantai produksi. Data primer ini meliputi

proses pengerjaan dan waktu pengerjaan produk.

2. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dengan cara melakukan

wawancara atau juga melalui catatan – catatan perusahaan. Data sekunder

yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui RAKP perusahaan

dan laporan manajemen tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara


4.3.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka pemikirian peneliti dalam melakukan penelitian dapat dilihat melalu

Gambar 4.2. berikut ini.

Kegiatan Pembelian Kegiatan Produksi


TBS di Kebun Plasma TBS di Kebun Inti

TBS (Input)

Proses
Model Goal Programming Produksi

Kendala Teknis Produksi


Kendala Finansial
- Tenaga kerja panen dan
pengangkutan MODEL - Biaya produksi TBS di
- Ketersediaan TBS dari setiap OPTIMASI Kebun Inti
kebun Produksi CPO - Biaya pembelian TBS dari
- Kapasitas Produksi kebun plasma
- Pengolahan TBS - Biaya Produksi CPO
- Tenaga Kerja Pabrik
- Waktu Pengolahan

Pengolahan
Data

Analisis dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :

1. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu penentuan perencanaan produksi

yang optimal sehingga menghasilkan kapasitas produksi yang optimal.

2. Untuk memecahkan masalah tersebut maka perlu dilakukan identifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi produksi CPO.

3. Pengembangan alternatif penyelesaian berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi permasalahan melalui analisa data untuk mendapatkan model

matematik yang menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh dengan tujuan

yang hendak dicapai.

4. Penetapan variabel keputusan yang disesuaikan tujuan yang ingin dicapai.

5. Pemodelan kendala-kendala berdasarkan keadaan dipabrik dan diperkebunan.

6. Pemodelan fungsi tujuan dengan pemberian prioritas didalamnya.

7. Penyelesian fungsi solusi untuk mendapatkan perencanaan produces yang

optimal.

4.3.5. Pengolahan Data

1. Meramalkan Permintaan CPO untuk tahun 2011

Peramalan dilakukan untuk mengetahui perkiraan permintaan untuk tahun

2010, dimana data yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan peramalan

adalah data permintaan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010. Data – data yang

telah diperoleh dihitung dengan menggunakan metode – metode peramalan

time series dan pemilihan peramalan terbaik dilakukan dengan

Universitas Sumatera Utara


membandingkan kesalahan peramalan. Peramalan terbaik adalah peramalan

yang memiliki kesalahan terkecil.

2. Formulasi Fungsi

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan merupakan output yang akan dioptimalkan sehingga

memenuhi kriteria sasaran dan kendala. Variabel keputusan untuk

perencanaan produksi di Pabrik Kelapa Sawit Sei Rambutan ini adalah :

X 1 = Jumlah produksi CPO pada triwulan I (Ton CPO)

X 2 = Jumlah produksi CPO pada triwulan II (Ton CPO)

X 3 = Jumlah produksi CPO pada triwulan III (Ton CPO)

X 4 = Jumlah produksi CPO pada triwulan IV (Ton CPO)

X 5 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan I (Ton TBS)

X 6 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan II (Ton TBS)

X 7 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan III (Ton TBS)

X 8 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan IV (Ton TBS)

X 9 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan I (Ton TBS)

X 10 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan II (Ton TBS)

X 11 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan III (Ton TBS)

X 12 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan IV (Ton TBS)

b. Fungsi Kendala

- Kendala Sasaran Biaya Produksi CPO

Biaya produksi CPO adalah biaya yang digunakan untuk memproduksi

TBS menjadi CPO di pabrik. Biaya produksi ini meliputi biaya

Universitas Sumatera Utara


pengolahan, gaji pegawai dan lain – lain. Untuk mendapatkan biaya per

ton CPO maka diperhitungkan bahwa banyaknya biaya produksi dibagi

dengan banyaknya produksi CPO yang dihasilkan. Biaya produksi per

ton CPO untuk setiap periode triwulanan dapat diperoleh berdasarkan

buku RAKP perusahaan tahun 2010. Pada kendala sasaran biaya

produksi CPO yang ingin diminimumkan adalah penyimpangan atau

deviasi atas terhadap terget biaya yang ditetapkan.

Fungsi kendalanya adalah :

A i + X n ≤ BPC i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

A 1 + X 1 + d 1 - + d 1 + ≤ BPC 1

A 2 + X 2 + d 2 - + d 2 + ≤ BPC 2

A 3 + X 3 + d 3 - + d 3 + ≤ BPC 3

A 4 + X 4 + d 4 - + d 4 + ≤ BPC 4

Dimana :

A = Biaya produksi per ton CPO untuk tiap triwulan ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO tiap triwulan

BPC = Biaya produksi CPO tiap triwulan-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Biaya Produksi TBS dari Kebun Inti

Biaya produksi TBS dari kebun inti merupakan biaya yang digunakan

untuk menghasilkan TBS. Biaya produksi TBS di kebun inti dibagi

Universitas Sumatera Utara


menjadi dua yaitu biaya untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan dan

biaya panen dan pengumpulan hasil. Biaya produksi TBS per ton TBS

untuk setiap periode triwulanan berdasarkan buku RAKP perusahaan

tahun 2010. Pada kendala biaya produksi TBS dari kebun inti yang ingin

diminumkan adalah deviasi atas terhadap target biaya yang ditetapkan.

Fungsi kendalanya adalah :

B i + X n ≤ BPTI i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

B 1 + X 5 + d 5 - + d 5 + ≤ BPT 1

B 2 + X 6 + d 6 - + d 6 + ≤ BPT 2

B 3 + X 7 + d 7 - + d 7 + ≤ BPT 3

B 4 + X 8 + d 8 - + d 8 + ≤ BPT 4

Dimana :

B = Biaya produksi per ton TBS dari kebun inti untuk tiap triwulan

ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun inti

tiap triwulan

BPTI = Biaya produksi TBS dari kebun inti tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Biaya Pembelian TBS dari Kebun Plasma

Kebun plasma merupakan kebun binaan dari perkebunan PTPN III

dimana tempatnya meliputi kebun plasma PIR wilayah selatan dan

Universitas Sumatera Utara


Kebun Tahah Raja. Biaya pembelian TBS per ton dari kebun plasma

diperoleh melalu buku RAKP tahun 2010. Pada kendala biaya produksi

TBS dari kebun plasma yang ingin diminumkan adalah deviasi atas

terhadap target biaya yang ditetapkan.

Fungsi kendalanya adalah :

C i + X n ≤ BPTP i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

C 1 + X 9 + d 9 - + d 9 + ≤ BPTP 1

C 2 + X 10 + d 10 - + d 10 + ≤ BPTP 2

C 3 + X 11 + d 11 - + d 11 + ≤ BPTP 3

C 4 + X 12 + d 12 - + d 12 + ≤ BPTP 4

Dimana :

C = Biaya produksi per ton TBS dari kebun plasma untuk tiap

triwulan ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun

plasma tiap triwulan

BPTP= Biaya produksi TBS dari kebun plasma tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Kapasitas Produksi

Pabrik kelapa sawit Sei Rambutan dirancang dengan kapasitas terpasang

adalah 30 ton TBS per jam, namun dalam pengoperasiannya sulit untuk

mencapai kapasitas terpasang tersebut. Kapasitas produksi yang

Universitas Sumatera Utara


dijadikan sasaran diperoleh dari perhitungan kapasitas terpasang dengan

jam pengolahan yang tersedia yang tertuang didalam laporan manajemen

tahun 2010. Tujuan yang ingin dicapai pada kendala sasaran ini adalah

perusahaan dapat menggunakan kapasitas yang ada di pabrik dengan

optimal sehingga dapat menghindari terjadinya idle capacity atau

pengangguran kapasitas. Dengan demikian penyimpangan atau deviasi

yang akan diminumkan adalah terjadinya penyimpangan bawah terhadap

sasaran kapasitas yang ditetapkan.

Fungsi kendalanya adalah :

X n ≤ KP i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 1 + d 13 - + d 13 + ≤ KP 1

X 2 + d 14 - + d 14 + ≤ KP 1

X 3 + d 15 - + d 15 + ≤ KP 1

X 4 + d 16 - + d 16 + ≤ KP 1

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO tiap triwulan

KP = Kapasitas produksi tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Permintaan Produksi CPO

Permintaan produksi CPO untuk tahun 2011 didasarkan atas hasil

peramalan data permintaan CPO tahun 2010. Sasaran yang ingin dicapai

Universitas Sumatera Utara


adalah bahwa perusahaan dapat memenuhi permintaan CPO dari pihak

konsumen. Sehingga penyimpangan yang ingin diminumkan pada fungsi

tujuan adalah penyimpangan atau deviasi bawah terhadap nilai sasaran

yang telah ditetapkan berdasarkan hasil permalan data tahun

sebelumnya.

Fungsi kendalanya adalah :

Xn ≤ Di

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 1 + d 17 - + d 17 + ≤ D 1

X 2 + d 18 - + d 18 + ≤ D 2

X 3 + d 19 - + d 19 + ≤ D 3

X 4 + d 20 - + d 20 + ≤ D 4

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO triwulan ke-i

D = Permintaan produksi CPO tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

- Kendala Sasaran Ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) di Kebun Inti

Kekurangan TBS pada saat pengolahan akan menyebabkan stagnasi di

pabrik pengolahan TBS, hal ini disebabkan karena TBS yang ada di

pabrik kurang dari kapasitas olah, untuk mengurangi kerugian yang lebih

besar maka perusahaan biasanya tidak melakukan pengolahan pada saat

TBS kurang dari kapasitas yang ada. Sebaliknya, bila ketersediaan TBS

Universitas Sumatera Utara


yang melebihi kapasitas pabrik, hal ini akan menimbulkan penumpukan

TBS di pabrik. TBS yang terlalu lama dibiarkan tidak diolah akan

menyebabkan mutu CPO yang dihasilkan rendah. Sasaran ketersediaan

tandan buah segar atau TBS yang ingin dicapai adalah agar tidak terjadi

over produksi TBS atau kekurangan TBS di pabrik pada saat pengolahan

CPO. Sehingga yang akan diminumkan pada fungsi tujuan adalah

deviasi atas dan bawah terhadap sasaran yang diinginkan.

Fungsi kendalanya adalah :

X n = KTI i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 5 + d 21 - + d 21 + ≤ KTI i

X 6 + d 22 - + d 22 + ≤ KTI i

X 7 + d 23 - + d 23 + ≤ KTI i

X 8 + d 24 - + d 24 + ≤ KTI i

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi TBS kebun inti tiap

triwulan

P = Ketersediaan TBS kebun inti tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

Universitas Sumatera Utara


- Kendala Sasaran Ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) di Kebun

Plasma

Pembelian TBS yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk

memenuhi kekurangan TBS dari kebun inti. Pembelian yang melebihi

batas kapasitas produksi akan menyebabkan TBS tidak terolah, sehingga

diperlukan suatu rencana pembelian TBS oleh pihak pabrik. Sasaran

yang ingin diminumkan dalam fungsi tujuan adalah agar tidak terjadi

over produksi atau kekurangan TBS pada saat pengolahan. Pada fungsi

tujuan sasaran ini akan diminumkan deviasi bawah dan atas terhadap

sasaran yang akan ditetapkan.

Fungsi kendalanya adalah :

X n = KTP i

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 9 + d 25 - + d 25 + ≤ KTP i

X 10 + d 26 - + d 26 + ≤ KTP i

X 11 + d 27 - + d 27 + ≤ KTP i

X 12 + d 28 - + d 28 + ≤ KTP i

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun

plasma tiap triwulan

KTP = Ketersediaan TBS kebun plasma tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

Universitas Sumatera Utara


- Kendala Sasaran Pengolahan TBS

Dalam pengolahan TBS menjadi CPO perusahaan menghendaki bahwa

TBS terolah semuanya menjadi CPO. Sehingga disini sasaran yang ingin

dicapai pada kendala ini adalah bahwa TBS yang akan diolah akan

terolah secara maksimal menjadi CPO yaitu meminimumkan deviasi

bawah.

Fungsi kendalanya adalah :

EiXn + FiXn = 0

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

E i X n + F i X n + d 29 - + d 29 + = KTP i

E i X n + F i X n + d 30 - + d 30 + = KTP i

E i X n + F i X n + d 31 - + d 31 + = KTP i

E i X n + F i X n + d 32 - + d 32 + = KTP i

Dimana :

Xn = Variabel keputusan produksi CPO dan TBS dari kebun inti dan

pembelian TBS dari kebun plasma triwulan ke-i

E = Rendemen CPO (%) dari produksi TBS kebun inti

F = Rendemen CPO (%) dari pembelian TBS dari kebun plasma

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Ketersediaan Waktu Pengolahan

Ketersediaan waktu pengolahan termasuk kedalam kendala karena

semakin singkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan per ton

Universitas Sumatera Utara


CPO maka hal ini akan mengurangi biaya produksi yang diperlukan.

Jumlah waktu pengolahan dihitung berdasarkan waktu pengolahan jam

per ton TBS dikalikan jumlah produksi TBS kebun inti dan pembelian

TBS dari kebun plasma.

Fungsi kendalanya adalah :

Xn = Variabel keputusan produksi TBS triwulan ke-i

G = Waktu pengolahan yang tersedia

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

c. Fungsi Sasaran

Pemilihan sasaran didasarkan pada keterangan manajemen perusahaan dan

juga berdasarkan kesimpulan yang diambil dari pengamatan dan

pengumpulan data. Sasaran yang akan dicapai adalah pemenuhan

permintaan CPO, minimumkan biaya-biaya, pemenuhan kapasitas

produksi, sasaran pengolahan TBS dan sasaran menghindari terjadinya

over produksi. Sasaran-saran ini nantinya akan disusun berdasarkan

kepentingan perusahaan.

- Sasaran Pemenuhan Permintaan CPO

Universitas Sumatera Utara


- Sasaran Biaya-Biaya

- Sasaran Pemenuhan Kapasitas Produksi

- Sasaran Pengolahan TBS

- Menghindari Over Produksi TBS

3. Memformulasikan fungsi pencapaian yaitu menggabungkan variabel –

variabel keputusan dengan fungsi kendala dan sasaran.

ST :

Universitas Sumatera Utara


X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 ,X 6 ,X 7 ,X 8 ,X 9 ,X 10 ,X 11 ,X 12 ,d 1 -,d 1 +,d 2 -,d 2 +,d 3 -,d 3 +,d 4 -,d 4 +,d 5 -

,d 5 +,d 6 -,d 6 +,d 7 -,d 7 +,d 8 -,d 8 +,d 9 -,d 9 +,d 10 -,d 10 +,d 11 -,d 11 +,d 12 -,d 12 +,d 13 -,d 13 +,d 14 -

,d 14 +,d 15 -,d 15 +,d 16 -,d 16 +,d 17 -,d 17 +,d 18 -,d 18 +,d 19 -,d 19 +,d 20 - , d 20 +,d 21 -,d 21 +,d 22 -,d 22 +,d 23 -

,d 23 +,d 24 -,d 24 +,d 25 -,d 25 +,d 26 -,d 26 +,d 27 -,d 27 +,d 28 -,d 28 +,d 29 -,d 29 +,d 30 -,d 30 +,d 31 -,d 31 +,d 32 -

,d 32 +,d 33 -,d 33 +,d 34 -,d 34 +,d 35 -,d 35 +,d 36 -,d 37 -,d 37 +,d 38 -,d 38 +

Untuk lebih jelasnya urutan langkah-langkah pengolahan data dapat dilihat

pada Gambar 4.3

Universitas Sumatera Utara


4.3.6. Analisis Pemecahan Masalah

Hasil dari pengolahan data pada peramalan dan penentuan jumlah produk

optimal dengan pendekatan Programming selanjutnya dianalisis untuk melihat

perbandingan yang diperoleh antara metode Goal Programming dengan

perencanaan yang ada di perusahaan.

4.3.7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan diakhir penelitian akan memberikan hasil akhir penelitian

apakah dengan hasil permintaan akan pabrik akan dapat menghasilkan produk

CPO secara maksimal dengan mengoptimalkann semua sumber daya yang

dipunyai oleh pabrik. Saran akan diberikan untuk pabrik maupun untuk penelitian

yang lebih dalam lagi selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Untuk menganalisa perrmasalahan perencanaan produksi, diperlukan data

yang diambil dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Data-data tersebut antara

lain data permintaan CPO, data produksi CPO dan pembelian TBS, data kapasitas

produksi, target rendemen perusahaan dan data ketersediaan waktu pengolahan

5.1.1. Data Permintaan CPO 2010

Data permintaan CPO untuk periode 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data Permintaan CPO 2010

Permintaan CPO 2010


Bulan Ton
Januari 2076
Februari 2295
Maret 2486
April 2892
Mei 3047
Juni 3488
Juli 3804
Agustus 4340
September 4492
Oktober 4182
November 3890
Desember 3435
Total 40427

Universitas Sumatera Utara


5.1.2. Data Biaya Produksi CPO dan Pembelian TBS

Biaya produksi CPO, biaya produksi TBS kebun inti dan biaya pembelian

TBS dari kebun plasma pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.2 s/d tabel 5.4

berikut ini.

Tabel 5.2. Biaya Produksi CPO Per Triwulan

Biaya Produksi CPO Per Triwulan


Triwulan Rp/Ton
I 4.313.619
II 4.323.943
III 4.351.271
IV 4.312.058

Tabel 5.3. Biaya Produksi TBS dari Kebun Inti

Biaya Produksi TBS Per Triwulan


Triwulan Rp/Ton
I 693.722
II 684.635
III 680.451
IV 691.083

Tabel 5.4. Biaya Pembelian TBS dari Kebun Plasma

Biaya Pembelian TBS Per Triwulan


Triwulan Rp/Ton
I 1.134.372
II 1.285.497
III 1.348.611
IV 1.340.025

5.1.3. Data Kapasitas Produksi

Data kapasitas produksi yang dijadikan sasaran diperoleh dari perhitungan

kapasitas terpasang dikalikan dengan jam pengolahan yang tersedia tanpa jam

Universitas Sumatera Utara


stagnasi dan dikalikan dengan target rendemen dari perusahaan. Jam kerja yang

tersedia menurut laporan manajemen untuk tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel

5.5 berikut ini.

Tabel 5.5. Jam Kerja yang Tersedia untuk Tahun 2011

Jumlah Jam Kerja


Bulan Hari Kerja
(jam)
Januari 25 600
Februari 23 552
Maret 26 624
April 26 624
Mei 25 600
Juni 25 600
Juli 26 624
Agustus 24 576
September 24 576
Oktober 26 624
November 26 624
Desember 25 600

Untuk memperoleh kapasitas produksi CPO pada bulan Januari maka dilakukan

perhitungan dengan persamaan berikut ini.

Kapasitas Produksi = Jumlah Jam kerja x Kapasitas Terpasang x Target

Rendemen Perusahaan

Untuk bukan Januari dapat dihitung kapasitas produksi yang tersedia adalah,

Kapasitas Produksi = 600 jam x 30 ton/jam x 24,4 % = 4.392 ton. Untuk bulan-

bulan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6. Kapasitas Produksi Tahun 2011

Kapasitas Kapasitas Produksi Per Triwulan


Bulan Triwulan
(Ton) (ton)
Januari 4.392
Februari 4.040,64 I 13.000,32
Maret 4.567,68
April 4.567,68
Mei 4.392 II 13.351,68
Juni 4.392
Juli 4.567,68
Agustus 4.216,32 III 13.000,32
September 4.216,32
Oktober 4.567,68
November 4.567,68 IV 13.527,36
Desember 4.392

5.1.4. Data Ketersediaan TBS pada Kebun Inti dan Kebun Plasma

Data ketersediaan TBS tiap triwulan berdasarkan laporan manajemen

tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.7 dan tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.7. Ketersediaan TBS Kebun Inti

Ketersediaan TBS Kebun Inti


Triwulan Ton
I 22.845
II 28.358
III 35.237
IV 35.151

Tabel 5.8. Ketersediaan TBS Kebun Plasma

Ketersediaan TBS Kebun Plasma


Triwulan Ton
I 9023
II 13267
III 16938
IV 14.455

Universitas Sumatera Utara


5.1.5. Data Rendemen Perusahaan

Sasaran rendemen perusahaan dapat diketahui berdasarkan laporan

manajemen perusahaan pada tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 5.9. Rendemen Pengolahan CPO

Rendemen Pengolahan CPO


Triwulan Inti (%) Plasma (%)
I 24,13 24,11
II 24,16 24,12
III 24,21 24,15
IV 24,19 24,14

5.1.6. Data Ketersediaan Waktu Pengolahan

Berdasarkan laporan manajemen perusahaan tahun 2010 dapat diketahui

jumlah waktu pengolahan (jam) dihitung berdasarkan banyaknya jam pengolahan

perhari dikalikan dengan jumlah hari pengolahan. Berdasarkan standar pabrik

waktu pengolahan diketahui sebesar 20 jam per hari. Pada tabel 5.10 dan tabel

5.11 berikut ditunjukkan standar waktu pengolahan 1 ton CPO dan waktu

ketersediaan pengolahan pada tahun 2010.

Tabel 5.10. Ketersediaan Waktu Pengolahan

Ketersediaan Waktu Pengolahan


Triwulan Jam
I 1480
II 1520
III 1480
IV 1540

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.11. Waktu Pengolahan per ton CPO

Waktu Pengolahan per ton CPO


Triwulan Jam / Ton
I 0,59
II 0,47
III 0,34
IV 0,4

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Meramalkan Permintaan CPO untuk tahun 2011

Langkah-langkah peramalan yang dilakukan untuk meramalkan

permintaan CPO adalah :

1. Menentukan tujuan peramalan.

Tujuan peramalan adalah untuk meramalkan jumlah permintaan CPO periode

2011

2. Membuat diagram pencar

Bertujuan untuk melihat trend data masa lalu sebagai acuan untuk memilih

metode peramalan. Diagram permintaan CPO dapat dilihat pada gambar 5.1

berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.1. Diagram Pencar Permintaan CPO Tahun 2010

3. Pemilihan beberapa metode peramalan yang sesuai

Beberapa metoda yang dipakai adalah sebagai berikut:

 Metode Konstan

 Metode Linier

 Metode Kuadratis

 Metode Eksponensial

 Metode Siklis

Universitas Sumatera Utara


4. Menghitung parameter peramalan

 Metode Konstan : Y = a

Hasil perhitungan parameter metode konstan dapat dilihat pada tabel 5.12

berikut ini.

Tabel 5.12. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan

X Y
1 2076
2 2295
3 2486
4 2892
5 3047
6 3488
7 3804
8 4340
9 4492
10 4182
11 3890
12 3435
78 40427

Parameter peramalan : a = ∑Y/n = 40427/78 = 3368,92

Persamaan peramalan : Y = 3368,92

Universitas Sumatera Utara


 Metode Linier : Y = a + bx

Hasil perhitungan parameter metode linier dapat dilihat pada tabel 5.13

berikut ini.

Tabel 5.13. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linier

X Y X*Y X2
1 2076 2076 1
2 2295 4590 4
3 2486 7458 9
4 2892 11568 16
5 3047 15235 25
6 3488 20928.00 36
7 3804 26628 49
8 4340 34720 64
9 4492 40428 81
10 4182 41820 100
11 3890 42790 121
12 3435 41220 144
78 40427 289461 650

Parameter peramalan:

n  XY   ( X ) (Y ) 12(289461)  (78)(40427 )


b 
n  X 2  ( X ) 2 12(650)  (78) 2

b = 186,61

a
 Y  bx = 40427  (186 ,61)( 78 )
n 12

a = 2155,94

Persamaan peramalan :Y = 2155,94 + (186,61x)

Universitas Sumatera Utara


 Metode Kuadratis : Y = a + bx + cx2

Data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.14. berikut ini:

Tabel 5.14. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Kuadratis

X Y X2 X3 X4 X*Y X2 Y
1 2076 1 1 1 2076 2076
2 2295 4 8 16 4590 9180
3 2486 9 27 81 7458 22374
4 2892 16 64 256 11568 46272
5 3047 25 125 625 15235 76175
6 3488 36 216 1296 20928 125568
7 3804 49 343 2401 26628 186396
8 4340 64 512 4096 34720 277760
9 4492 81 729 6561 40428 363852
10 4182 100 1000 10000 41820 418200
11 3890 121 1331 14641 42790 470690
12 3435 144 1728 20736 41220 494640
78 40427 650 6084 60710 289461 2493183

Parameter peramalan :

  (  X 2 ) 2  n  X 4 = (650)2 – 12(60710) = -306020

   X 2  Y  n  X 2Y = 65040427)– (12)(2493183) = -3640646

   X  Y  n  XY = 78(1216792) – (12)(7102084) = -320226

   X  X 2  n  X 3 = 78 (650) – (12)(3025) = -22308

  ( X ) 2  n  X 2 = 782 – 10(385) = -1716

   ((-306020)(320226)  ((3640646)(-22308))
b
   2 ((-306020)(-1716))  (-22308) 2
= = 610,55

Universitas Sumatera Utara


  b ( 3640646 )  (-610,55)(-22308)
c

= = -32,61
- 306020

Y  b  X  c  X 2 40427  ((-610,55)(78))  ((32,61)(650))


a =
n 12

= 1166,75

Persamaan peramalan : Y= 1166,75 -32,61(x) + (610,55)(x2)

 Metode Eksponensial : Y = aebx

Untuk perhitungan metode eksponensial dapat dilihat seperti tabel 5.15

dibawah ini

Tabel 5.15. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial

X Y ln Y X2 X*lnY
1 2076 7.64 1 7.64
2 2295 7.74 4 15.48
3 2486 7.82 9 23.46
4 2892 7.97 16 31.88
5 3047 8.02 25 40.11
6 3488 8.16 36 48.94
7 3804 8.24 49 57.71
8 4340 8.38 64 67.01
9 4492 8.41 81 75.69
10 4182 8.34 100 83.39
11 3890 8.27 121 90.93
12 3435 8.14 144 97.70
78 40427 97,12 650 639,92

Universitas Sumatera Utara


Parameter peramalan :

n  X ln Y   X  ln Y 12(639,92)  (78)(97,12)
b
n  X  ( X ) 12(650)  (78) 2
2 2
= = 0,06

 ln Y  b  X 97,12  ((0,06)(78))
ln a  = = 7,7
n 12

a = 2209,71

Persamaan peramalan : Y = 2209,71 x e-0,06(x)

2 2
 Metode Siklis : Yˆx  a  b sin x  c cos x
n n

Hasil perhitungan parameter metode siklis dapat dilihat pada tabel 5.16

berikut ini.

Tabel 5.16. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Siklis

2
sin x
2 2 2 2 2 2
2 2
sin Cos sin cos n Y*sin Y*cos

2
X Y *cos
x x x x x x
n n n n n n
x
n
1 2076 0.50 0.87 0.25 0.75 0.43 1038.00 1797.87
2 2295 0.87 0.50 0.75 0.25 0.43 1987.53 1147.50
3 2486 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 2486.00 0.00
4 2892 0.87 -0.50 0.75 0.25 -0.43 2504.55 -1446.00
5 3047 0.50 -0.87 0.25 0.75 -0.43 1523.50 -2638.78
6 3488 0.00 -1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 -3488.00
7 3804 -0.50 -0.87 0.25 0.75 0.43 -1902.00 -3294.36
8 4340 -0.87 -0.50 0.75 0.25 0.43 -3758.55 -2170.00
9 4492 -1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 -4492.00 0.00
10 4182 -0.87 0.50 0.75 0.25 -0.43 -3621.72 2091.00
11 3890 -0.50 0.87 0.25 0.75 -0.43 -1945.00 3368.84
12 3435 0.00 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 3435.00
78 40427 0.00 0.00 6.00 6.00 0.00 -6179.69 -1196.93

Universitas Sumatera Utara


Parameter peramalan :

2 2
 Y  na  b  sin x  c  cos x
n n

40427 = 12a → a = 3368,92

2 2 2 2 2
 Y sin x  a  sin x  b  sin 2 x  c  sin x cos x
n n n n n

-6179,69 = 5b → b = -1029,95

2 2 2 2 2
 Y cos x  a  cos x  c  cos 2 x  b  sin x cos x
n n n n n

-1196,93 = 5c → c = -199,49

Dengan metode siklis diperoleh :

2 2
Persamaan : Y = 3368,92 – 1029,95 (sin x )-199,49 (cos x)
n n

2. Hitung kesalahan setiap metode peramalan

Kesalahan setiap metode peramalan dihitung dengan menggunakan standard

error of estimate (SEE), sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


 Metode Konstan

Perhitungan kesalahan dapat dilihat melalui tabel 5.17 berikut ini.

Tabel 5.17. Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Konstan

X Y Y' Y-Y' (Y - Y') 2


1 2076 3368.92 -1292.92 1671633.51
2 2295 3368.92 -1073.92 1153297.01
3 2486 3368.92 -882.92 779541.84
4 2892 3368.92 -476.92 227449.51
5 3047 3368.92 -321.92 103630.34
6 3488 3368.92 119.08 14180.84
7 3804 3368.92 435.08 189297.51
8 4340 3368.92 971.08 943002.84
9 4492 3368.92 1123.08 1261316.17
10 4182 3368.92 813.08 661104.51
11 3890 3368.92 521.08 271527.84
12 3435 3368.92 66.08 4367.01

78 40427 40427 0.00 7280348.92

SEE 
 (y - y') 2
7280348,92
n f 12  1
= = 813,51

Universitas Sumatera Utara


 Metode Linier

Perhitungan kesalahan dapat dilihat melalui tabel 5.18 berikut ini

Tabel 5.18. Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Linier

X Y y' y-y' (y-y')2

1 2076 2076 1 2342.55


2 2295 4590 4 2529.16
3 2486 7458 9 2715.78
4 2892 11568 16 2902.39
5 3047 15235 25 3089.00
6 3488 20928.00 36 3275.61
7 3804 26628 49 3462.22
8 4340 34720 64 3648.83
9 4492 40428 81 3835.45
10 4182 41820 100 4022.06
11 3890 42790 121 4208.67
12 3435 41220 144 4395.28

 (y - y')
78 40427 289461 650 40427.00

SEE 
2
40427
n f 12  2
= = 479,63

Universitas Sumatera Utara


 Metode Kuadratis

Perhitungan kesalahan dapat dilihat melalui tabel 5.19 berikut ini

Tabel 5.19. Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Kuadratis

X Y y' y-y' (y - y') 2

1 2076 1744.69 331.31 109766.61


2 2295 2257.41 37.59 1413.17
3 2486 2704.90 -218.90 47919.33
4 2892 3087.18 -195.18 38095.45
5 3047 3404.24 -357.24 127616.86
6 3488 3656.07 -168.07 28246.91
7 3804 3842.68 -38.68 1496.15
8 4340 3964.07 375.93 141322.85
9 4492 4020.24 471.76 222557.49
10 4182 4011.19 170.81 29176.72
11 3890 3936.91 -46.91 2201.00
12 3435 3797.42 -362.42 131348.50
78 40427 40427.00 0.00 881161.04

SEE 
 (y - y') 2
881161,04
n f 12  3
= = 312,9

Universitas Sumatera Utara


 Metode Eksponensial

Perhitungan kesalahan dapat dilihat melalui tabel 5.20 berikut ini

Tabel 5.20. Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Eksponensial

X Y y' y-y' (y - y')2


1 2076 2347.32 -271.32 73616.01
2 2295 2493.51 -198.51 39405.75
3 2486 2648.80 -162.80 26503.54
4 2892 2813.76 78.24 6121.42
5 3047 2989.00 58.00 3364.55
6 3488 3175.14 312.86 97879.27
7 3804 3372.88 431.12 185860.71
8 4340 3582.94 757.06 573139.57
9 4492 3806.08 685.92 470489.21
10 4182 4043.11 138.89 19289.87
11 3890 4294.91 -404.91 163950.63
12 3435 4562.39 -1127.39 1270998.37
78 40427 40129.84 297.16 2930618.89

SEE 
 (y - y') 2
2930618,89
n f 12  2
= = 541,32

Universitas Sumatera Utara


 Metode Siklis

Perhitungan kesalahan dapat dilihat melalui tabel 5.21 berikut ini

Tabel 5.21. Perhitungan Kesalahan Peramalan Metode Siklis

X y y' y-y' (y – y')2


1 2076 2681.18 -605.18 366242.57
2 2295 2377.21 -82.21 6758.52
3 2486 2338.97 147.03 21618.54
4 2892 2576.70 315.30 99414.76
5 3047 3026.70 20.30 411.91
6 3488 3568.41 -80.41 6465.03
7 3804 4056.65 -252.65 63833.82
8 4340 4360.62 -20.62 425.31
9 4492 4398.87 93.13 8673.98
10 4182 4161.13 20.87 435.37
11 3890 3711.13 178.87 31994.87
12 3435 3169.43 265.57 70528.53
78 40427 40427.00 0.00 676803.21

SEE 
 (y - y') 2
67803,21
n f 12  3
= = 274,23

Rekapitulasi estimasi kesalahan dengan menggunakan beberapa metode dapat

dilihat pada Tabel 5.22. di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.22. Rekapitulasi Estimasi Hasil Kesalahan

Metode SEE

Konstan
813.54
Linier
479.64
Kuadratis
312.90
Eksponensial
541.35
Siklis
274.23

6. Pilih metode terbaik yaitu yang memiliki kesalahan terkecil

Dari perhitungan SEE di atas, metode siklis dan metode eksponensial

mampu memberikan nilai error terkecil. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji

statistik dengan distribusi f untuk memilih mana antara kedua metode ini yang

akan dipakai untuk interpretasi peramalan.

 Ho : metode Kuadratis lebih baik dari pada metode eksponensial

 Hi : metode Kuadratis tidak lebih baik dari pada metode eksponensial

  = 5%

 Statistik uji : f   0.9115


( SEEsiklis ) 2 (274,23) 2
=
( SEEkadratis ) 2 (312,9) 2

 f tabel = f 0,05 (7,8) = 3,50

 Kesimpulan : f hitung < f tabel , H 0 diterima, metode siklis lebih baik dari metode

kuadratis.

7. Lakukan verifikasi peramalan

Universitas Sumatera Utara


Verifikasi peramalan dilakukan terhadap metode siklis dengan menggunakan

peta moving range dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut ini.

Tabel 5.23. Verifikasi Peramalan Metode Siklis

X Y Y' e MRt
1 2076 3169.43 -1093.43 0.00
2 2295 2338.97 -43.97 1049.46
3 2486 2377.21 108.79 152.76
4 2892 3169.43 -277.43 386.22
5 3047 3711.13 -664.13 386.70
6 3488 4360.62 -872.62 208.49
7 3804 3169.43 634.57 1507.20
8 4340 4360.62 -20.62 655.20
9 4492 2576.70 1915.30 1935.92
10 4182 3568.41 613.59 1301.71
11 3890 2377.21 1512.79 899.20
12 3435 2338.97 1096.03 416.76
JUMLAH 40427 37518.12 2908.88 8899.60
MR t = |e t – e t-1 |

 MRt 8899,6
MR    741,63
n 1 12  1

UCL = 2,66 M R = 2,66 x 741,63 = 1972,74

2/3 UCL = 2/3 . 11435,9 = 1753,55

1/3 UCL = 1/3 . 11435,9 = 876,68

1/3 LCL = -1/3 . -11435,9 = -876,68

2/3 LCL = -2/3 . -11435,9 = -1753,55

LCL = -2,66 M R =-2,66 . 4299,21 = -1972,74

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.5. Peta Moving Range Metode Siklis

Dari Gambar 5.5. tidak terlihat adanya data yang out of control sehingga

persamaan peramalan metode siklis dapat digunakan untuk meramalkan

permintaan CPO untuk tahun 2011.

Universitas Sumatera Utara


8. Dengan menggunakan peramalan dengan metode siklis, permintaan CPO

untuk periode 2011 dapat dilihat pada tabel 5.24 berikut ini :

Tabel 5.24. Hasil Peramalan Permintaan CPO Tahun 2011

Peramalan Permintaan CPO Tahun 2011


Jumlah/Bln Jumlah/Triwulan
Bulan Triwulan
(ton) (ton)
Januari 2681.18
Februari 2377.21 I 7397.36
Maret 2338.97
April 2576.70
Mei 3026.70 II 9171.81
Juni 3568.41
Juli 4056.65
Agustus 4360.62 III 12816.14
September 4398.87
Oktober 4161.13
November 3711.13 IV 11041.69
Desember 3169.43

5.2.2. Formulasi Fungsi

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan merupakan output yang akan dioptimalkan sehingga

memenuhi kriteria sasaran dan kendala. Variabel keputusan untuk

perencanaan produksi di Pabrik Kelapa Sawit Sei Rambutan ini adalah :

X 1 = Jumlah produksi CPO pada triwulan I (Ton CPO)

X 2 = Jumlah produksi CPO pada triwulan II (Ton CPO)

X 3 = Jumlah produksi CPO pada triwulan III (Ton CPO)

X 4 = Jumlah produksi CPO pada triwulan IV (Ton CPO)

Universitas Sumatera Utara


X 5 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan I (Ton TBS)

X 6 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan II (Ton TBS)

X 7 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan III (Ton TBS)

X 8 = Jumlah produksi TBS kebun inti pada triwulan IV (Ton TBS)

X 9 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan I (Ton TBS)

X 10 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan II (Ton TBS)

X 11 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan III (Ton TBS)

X 12 = Jumlah pembelian TBS kebun plasma pada triwulan IV (Ton TBS)

b. Fungsi Kendala

- Kendala Sasaran Biaya Produksi CPO

Fungsi kendalanya adalah :

4.313.619 X 1 ≤ 29.578.485.483

4.323.943 X 2 ≤ 40.761.810.661

4.351.271 X 3 ≤ 54.982.660.356

4.312.058 X 4 ≤ 49.618.851.406

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

4.313.619 X 1 + d 1 - - d 1 + = 29.578.485.483

4.323.943 X 2 + d 2 - - d 2 + = 40.761.810.661

4.351.271 X 3 + d 3 - - d 3 + = 54.982.660.356

4.312.058 X 4 + d 4 - - d 4 + = 49.618.851.406

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

A = Biaya produksi per ton CPO untuk tiap triwulan ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO tiap triwulan

BPC = Biaya produksi CPO tiap triwulan-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Biaya Produksi TBS dari Kebun Inti

Fungsi kendalanya adalah :

693.722 X 5 ≤ 14.352.569.947

684.635 X 6 ≤ 18.755.371.020

680.451 X 7 ≤ 23.782.196.780

691.083 X 8 ≤ 24.158.862.018

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

693.722 X 5 + d 5 - - d 5 + = 14.352.569.947

684.635 X 6 + d 6 - - d 6 + = 18.755.371.020

680.451 X 7 + d 7 - - d 7 + = 23.782.196.780

691.083 X 8 + d 8 - - d 8 + = 24.158.862.018

Dimana :

B = Biaya produksi per ton TBS dari kebun inti untuk tiap triwulan

ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun inti

tiap triwulan

Universitas Sumatera Utara


BPTI = Biaya produksi TBS dari kebun inti tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Biaya Pembelian TBS dari Kebun Plasma

Fungsi kendalanya adalah :

1.134.372 X 9 ≤ 10.058.261.384

1.285.497 X 10 ≤ 16.572.143.889

1.348.611 X 11 ≤ 25.380.285.143

1.340.025 X 12 ≤ 18.217.328.899

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

1.134.372 X 9 + d 9 - - d 9 + = 10.058.261.384

1.285.497 X 10 + d 10 - - d 10 + = 16.572.143.889

1.348.611 X 11 + d 11 - - d 11 + = 25.380.285.143

1.340.025 X 12 + d 12 - - d 12 + = 18.217.328.899

Dimana :

C = Biaya produksi per ton TBS dari kebun plasma untuk tiap

triwulan ke-i

Xn = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun

plasma tiap triwulan

BPTP= Biaya produksi TBS dari kebun plasma tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

Universitas Sumatera Utara


- Kendala Sasaran Kapasitas Produksi

Fungsi kendalanya adalah :

X 1 ≤ 13.000,32

X 2 ≤ 13.351,68

X 3 ≤ 13.000,32

X 4 ≤ 13.527,36

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 1 + d 13 - - d 13 + = 13.000,32

X 2 + d 14 - - d 14 + = 13.351,68

X 3 + d 15 - - d 15 + = 13.000,32

X 4 + d 16 - - d 16 + = 13.527,36

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO tiap triwulan

KP = Kapasitas produksi tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Sasaran Permintaan Produksi CPO

Fungsi kendalanya adalah :

X 1 ≤ 7.397,36

X 2 ≤ 9171,81

X 3 ≤ 12.816,40

X 4 ≤ 11.041,69

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

Universitas Sumatera Utara


X 1 + d 17 - - d 17 + = 7.397,36

X 2 + d 18 - - d 18 + = 9171,81

X 3 + d 19 - - d 19 + = 12.816,40

X 4 + d 20 - - d 20 + = 11.041,69

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi CPO triwulan ke-i

D = Permintaan produksi CPO tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

- Kendala Sasaran Ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) di Kebun Inti

Fungsi kendalanya adalah :

X 5 ≤ 22.845

X 6 ≤ 28.358

X 7 ≤ 35.237

X 8 ≤ 35.151

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 5 + d 21 - - d 21 + = 22.845

X 6 + d 22 - - d 22 + = 28.358

X 7 + d 23 - - d 23 + = 35.237

X 8 + d 24 - - d 24 + = 35.151

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah produksi TBS kebun inti tiap

triwulan

Universitas Sumatera Utara


P = Ketersediaan TBS kebun inti tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

- Kendala Sasaran Ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) di Kebun

Plasma

Fungsi kendalanya adalah :

X 9 ≤ 9.023

X 10 ≤ 13.267

X 11 ≤ 16.938

X 12 ≤ 16.455

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

X 9 + d 25 - - d 25 + = 9.023

X 10 + d 26 - - d 26 + = 13.267

X 11 + d 27 - - d 27 + = 16.938

X 12 + d 28 - - d 28 + = 16.455

Dimana :

X = Variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun

plasma tiap triwulan

KTP = Ketersediaan TBS kebun plasma tiap triwulan ke-i

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif untuk variabel ke-i

- Kendala Sasaran Pengolahan TBS

Fungsi kendalanya adalah :

Universitas Sumatera Utara


0,2413 X 5 + 0,2411 X 9 – X 1 = 0

0,2416 X 6 + 0,2412 X 10 – X 2 = 0

0,2421 X 7 + 0,2415 X 11 – X 3 = 0

0,2419 X 8 + 0,2414 X 12 – X 4 = 0

Bentuk Goal Programmingnya adalah :

0,2413 X 5 + 0,2411 X 9 – X 1 + d 29 - - d 29 + = 0

0,2416 X 6 + 0,2412 X 10 – X 2 + d 30 - - d 30 + = 0

0,2421 X 7 + 0,2415 X 11 – X 3 + d 31 - - d 31 + = 0

0,2419 X 8 + 0,2414 X 12 – X 4 + d 32 - - d 32 + = 0

Dimana :

Xn = Variabel keputusan produksi CPO dan TBS dari kebun inti dan

pembelian TBS dari kebun plasma triwulan ke-i

E = Rendemen CPO (%) dari produksi TBS kebun inti

F = Rendemen CPO (%) dari pembelian TBS dari kebun plasma

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

- Kendala Ketersediaan Waktu Pengolahan

Fungsi kendalanya adalah :

0,20 X 1 ≤ 1480

0,16 X 2 ≤ 1520

0,11 X 3 ≤ 1480

0,13 X 4 ≤ 1540

Xn = Variabel keputusan produksi TBS triwulan ke-i

Universitas Sumatera Utara


G = Waktu pengolahan yang tersedia

i = Triwulan

= Penympangan positf / negatif

c. Fungsi Sasaran

Pemilihan sasaran didasarkan pada keterangan manajemen perusahaan

dan juga berdasarkan kesimpulan yang diambil dari pengamatan dan

pengumpulan data. Sasaran yang akan dicapai adalah pemenuhan

permintaan CPO, minimumkan biaya-biaya, pemenuhan kapasitas

produksi, sasaran pengolahan TBS dan sasaran menghindari terjadinya

over produksi. Sasaran-saran ini nantinya akan disusun berdasarkan

kepentingan perusahaan.

- Sasaran Pemenuhan Permintaan CPO

Min Z = d 17 - + d 18 - + d 19 - + d 20 -

- Sasaran Biaya-Biaya

Min Z = d 1 + + d 2 + + d 3 + + d 4 + + d 5 + + d 6 + + d 7 + + d 8 + + d 9 + + d 10 + + d 11 + +

d 12 +

- Sasaran Pemenuhan Kapasitas Produksi

Min Z = d 13 - + d 14 - + d 15 - + d 16 - + d 13 + + d 14 + + d 15 + + d 16 +

- Sasaran Pengolahan TBS

Min Z = d 29 - + d 30 - + d 31 - + d 32 -

- Menghindari Over Produksi TBS

Min Z = d 21 - + d 22 - + d 23 - + d 24 - + d 25 - + d 26 - + d 27 - + d 28 - + d 21 + + d 22 + +

d 23 + + d 24 + + d 25 + + d 26 + + d 27 + + d 28 +

Universitas Sumatera Utara


3. Memformulasikan fungsi pencapaian yaitu menggabungkan variabel –

variabel keputusan dengan fungsi kendala dan sasaran.

Min Z = d 1 + + d 2 + + d 3 + + d 4 + + d 5 + + d 6 + + d 7 + + d 8 + + d 9 + + d 10 + + d 11 + + d 12 + +

d 13 - + d 14 - + d 15 - + d 16 - + d 13 + + d 14 + + d 15 + + d 16 + + d 17 - + d 18 - + d 19 - +

d 20 - + d 21 - + d 22 - + d 23 - + d 24 - + d 25 - + d 26 - + d 27 - + d 28 - + d 21 + + d 22 + +

d 23 + + d 24 + + d 25 + + d 26 + + d 27 + + d 28 + + d 29 - + d 30 - + d 31 - + d 32 -

ST :

4.313.619X1 + DB1 - DA1 = 29.578.485.483

4.323.943X2 + DB2 - DA2 = 40.761.810.661

4.351.271X3 + DB3 - DA3 = 54.982.660.356

4.312.058X4 + DB4 - DA4 = 49.618.851.406

693.722X5 + DB5 - DA5 = 14.352.569.947

684.635X6 + DB6 - DA6 = 18.755.371.020

680.451X7 + DB7 - DA7 = 23.782.196.780

691.083X8 + DB8 - DA8 = 24.158.862.018

1.134.372X9 + DB9 - DA9 = 10.058.261.384

1.285.497X10 + DB10 - DA10 = 16.572.143.889

1.348.611X11 + DB11 - DA11 = 25.380.285.143

1.340.025X12 + DB12 - DA12 = 18.217.328.899

X1 + DB13 - DA13 = 13000.32

X2 + DB14 - DA14 = 13351.68

X3 + DB15 - DA15 = 13000.32

X4 + DB16 - DA16 = 13527.36

Universitas Sumatera Utara


X1 + DB17 - DA17 = 7.397,36

X2 + DB18 - DA18 = 9.171,81

X3 + DB19 - DA19 = 12.816,4

X4 + DB20 - DA20 = 11.041,69

X5 + DB21 - DA21 = 22.845

X6 + DB22 - DA22 = 28.358

X7 + DB23 - DA23 = 35.237

X8 + DB24 - DA24 = 35.151

X9 + DB25 - DA25 = 9.023

X10 + DB26 - DA26 = 13.267

X11 + DB27 - DA27 = 16.938

X12 + DB28 - DA28 = 14.455

0.2413X5 + 0.2411X9 - X1 + DB29 - DA29 = 0

0.2416X6 + 0.2412X10 - X2 + DB30 - DA30 = 0

0.2421X7 + 0.2415X11 - X3 + DB31 - DA31 = 0

0.2419X8 + 0.2414X12 - X4 + DB32 - DA32 = 0

0.2X1 <= 1480

0.16X2 <= 1520

0.11X3 <= 1480

0.13X4 <= 1540

X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 ,X 6 ,X 7 ,X 8 ,X 9 ,X 10 ,X 11 ,X 12 ,d 1 -,d 1 +,d 2 -,d 2 +,d 3 -,d 3 +,d 4 -,d 4 +,d 5 -

,d 5 +,d 6 -,d 6 +,d 7 -,d 7 +,d 8 -,d 8 +,d 9 -,d 9 +,d 10 -,d 10 +,d 11 -,d 11 +,d 12 -,d 12 +,d 13 -,d 13 +,d 14 -

,d 14 +,d 15 -,d 15 +,d 16 -,d 16 +,d 17 -,d 17 +,d 18 -,d 18 +,d 19 -,d 19 +,d 20 - , d 20 +,d 21 -,d 21 +,d 22 -,d 22 +,d 23 -

Universitas Sumatera Utara


,d 23 +,d 24 -,d 24 +,d 25 -,d 25 +,d 26 -,d 26 +,d 27 -,d 27 +,d 28 -,d 28 +,d 29 -,d 29 +,d 30 -,d 30 +,d 31 -,d 31 +,d 32 -

,d 32 +,d 33 -,d 33 +,d 34 -,d 34 +,d 35 -,d 35 +,d 36 -,d 37 -,d 37 +,d 38 -,d 38 + ≥ 0

5.2.3. Penyelesaian Fungsi Pencapaian Goal Programming

Penyelesaian fungsi pencapaian dapat menggunakan program LINDO

dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan penyelesaian dengan menggunakan

Goal Programming maka solusi optimal untuk perencanaan produksi periode

2011 dapat dilihat pada tabel 5.25 berikut ini.

Tabel 5.25. Solusi Optimal Dengan Pendekatan Goal Programming


Perencanaan Produksi
Jumlah
Keterangan Variabel
(ton)
X1 6.857
Produksi X2 9.427
CPO X3 12.636
X4 11.507
X5 20.689,22
Produksi X6 27.394,7
Kebun Inti X7 34.950,64
X8 34.957,97
X9 8.866,81
Pembelian X 10 12.891,62
dari kebun
plasma X 11 16.938,0
X 12 13.594,76

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Hasil Peramalan

Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan terhadap produk

yang diprediksi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.

Perhitungan peramalan permintaan dalam penelitian ini digunakan untuk

menghitung jumlah produksi CPO untuk 12 periode yang akan datang. Input

untuk peramalan permintaan adalah data permintaan produk CPO untuk tahun

2010. Dari scatter diagram yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan

parameter-parameter peramalan. Berdasarkan pemilihan metode terbaik

berdasarkan SEE terkecil maka metode yang digunakan untuk meramalkan

periode-periode berikutnya adalah metode siklis dengan nilai SEE sebesar 274,23.

Dengan melakukan verifikasi peramalan untuk model peramalan siklis, tidak

diperoleh adanya data yang out of control sehingga persmaan peramalan metode

siklis sudah representatif terhadap data yang digunakan untuk meramalkan

permintaan 2011.

6.2. Analisis Perencanaan Produksi

Hasil perencanaan produksi dengan menggunakan Goal Programming

untuk perencanaan produksi periode tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 6.1.

berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.2. Hasil Perencanaan Produksi Menggunakan Goal Programming
Perencanaan Produksi

Keterangan Variabel Jumlah (ton)

X1 6.857
X2 9.427
Produksi CPO
X3 12.636
X4 11.507
X5 20.689,22
Produksi Kebun X6 27.394,7
Inti X7 34.950,64
X8 34.957,97
X9 8.866,81
Pembelian dari X 10 12.891,62
kebun plasma X 11 16.938,0
X 12 13.594,76

Hasil dari Goal Programming dengan menggunakan bantuan program

komputer LINDO memberikan informasi mengenai penyelesaian optimal yaitu

nilai fungsi tujuan, nilai variabel keputusan, nilai variabel deviasional, nilai

reduce cost, nilai slack dan surplus.

Berdasarkan hasil optimal yang diperoleh melalui Goal Programming

yang dapat dilihat pada Tabel 6.2., jumlah produksi yang paling tinggi dicapai

pada triwulan ke tiga yaitu sebesar 12,636 ton CPO. Tingginya produksi CPO

pada triwulan ini dipengaruhi oleh jumlah total TBS yang dihasilkan dari setiap

kebun yaitu kebun inti dan kebun plasma, total jumlah produksi yang dihasilkan

dari ke dua kebun tersebut adalah sebesar 34.950,64 ton + 16.398 ton = 51.348,64

ton TBS. Triwulan ketiga ini bisa dikatakan merupakan panen puncak TBS di

kebun kelapa sawit Sei Rambutan PTPN III.

Universitas Sumatera Utara


Kebun inti memiliki luas lahan lebih besar daripada kebun plasma

sehingga variabel keputusan untuk jumlah pembelian TBS dari kebun inti tinggi

untuk tiap triwulannya dan mencapai produksi puncak pada triwulan keempat

sebesar 34.957,97 ton TBS. Pola kenaikan produksi untuk kebun inti dan plasma

adalah produksi terus naik sampai periode triwulan ketiga dan pada triwulan

keempat mengalami penurunan. Kebun plasma mencapai tingkat produksi

tertinggi pada periode ketiga yaitu sebesar 16.398 ton TBS. Tinggi rendahnya

produksi CPO pada pabrik kelapa sawit Sei Rambutan PTPN III dipengaruhi oleh

jumlah TBS yang dihasilkan pada masing-masing kebun sehingga bisa dikatakan

bahwa TBS merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keoptimalan produksi

CPO.

Nilai fungsi tujuan (Z min ) untuk alternatif ini adalah sebesar 18.247

dimana nilai fungsi tujuan di dalam program sasaran atau program Goal

Programming merupakan nilai minimal dari hasil penampungan penyimpangan-

penyimpangan (deviasi) terhadap sasaran yang tidak dikehendaki. Penyimpangan-

penyimpangan tersebut dapat berupa penyimpangan di atas atau di bawah sasaran

yang ditetapkan.

Keputusan optimal yang dikaitkan dengan hasil pengolahan sasaran

kapasitas dan permintaan CPO dan biaya produksi CPO dapat dilihat pada Tabel

6.3. berikut ini. Dari tabel dapat dilihat bahwa sasaran untuk memenuhi

permintaan CPO yaitu untuk meminimumkan penyimpangan atau deviasi bawah

(DB 17-20 ).tidak tercapai pada triwulan I dan III sementara produksi CPO surplus di

periode kedua dan keempat untuk menutupi kekurangan produksi.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.3. Keputusan Optimal Untuk Sasaran Kapasitas, Permintaan CPO

dan Biaya Produksi

T Keterangan
r
i Sisa
Kapasitas Kapasitas
w Produksi Permintaan Kapasitas
Permintaan yang yang Biaya
u CPO CPO yang Sisa /
CPO (Ton Terpakai Tersedia Produksi
l (Ton Tidak Menganggur
CPO) (Ton (Ton CPO
a CPO) Terpenuhi (Ton CPO)
CPO) CPO)
n (Ton CPO)

1 6.857 7.97,36 540,36 6.857 13.000,32 6.143,32 Tercapai


2 9.427 9.171,81 -255,19 9.427 13.351,68 3.924,68 Tercapai
3 12.636 12.816,40 180,4 12.636 13.000,32 364,32 Tercapai
4 11.507 11.041,69 -465,31 11.507 13.527,36 2.020,36 Tercapai

Dilihat dari kapasitas produksi yang digunakan, ditemukan masih banyak

kapasitas sisa yang tidak digunakan. Sasaran kapasitas produksi yaitu

meminimumkan deviasi bawah (DB 13-16 ) dari fungsi sasaran tidak tercapai. Sisa

kapasitas tertinggi diperoleh pada triwulan I sebesar 6.143,32 ton. Pengangguran

kapasitas produksi bisa disebabkan karena kurangnya pasokan bahan baku TBS

atau tercapainya target perusahaan. Dalam hal ini pengangguran kapasitas

disebabkan permintaan produksi yang sudah tercapai dan apabila produksi CPO

dibuat berlebih maka mutu CPO tersebut akan berkurang karena kandungan asam

lemak bebas akan naik dan untuk menjaga mutu tersebut diperlukan biaya

penyimpanan lain lagi sehingga perusahaan tidak memanfaatkan kapasitas

produksi yang tersisa.

Sasaran biaya produksi dimana yang diminumkan adalah penyimpangan

atas terhadap target biaya yang ditetapkan. Sasaran biaya produksi CPO untuk tiap

triwulan tercapai terlihat dari nilai DA 1-4 yang ingin diminumkan bernilai nol.

Universitas Sumatera Utara


Kelebihan biaya produksi CPO yang masih tersisa di pabrik dapat digunakan

untuk memproduksi lebih banyak lagi CPO apabila terjadi perubahan keputusan

dalam manajemen perusahaan nantinya.

Tabel 6.4. memperlihatkan keterkaitan antara variabel keputusan dengan

sasaran ketersedian TBS dari kebun inti. Sasaran yang diminumkan untuk sasaran

mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan produksi TBS di kebun inti dan

plasma adalah peminimuman deviasi bawah dan deviasi atas terhadap sasaran.

Pencegahan terjadinya kelebihan produksi dipabrik tujuannya agar mutu CPO

yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang ada yaitu kandungan asam

lemak bebasnya berkisar antara 3,5 – 4 persen. Bila terjadi kelebihan TBS di

pabrik dimana kelebihannya melebihi kapasitas yang tersedia maka akan banyak

TBS yang harus menunggu untuk diolah di loading ramp, sedangkan

penyimpanan TBS dari mulai dipanen sampai diolah tidak boleh lebih dari 2 hari.

Bila terjadi penumpukan TBS maka yang diperlu diperhatikan adalah letak

penumpukan TBS sehingga TBS yang pertama disimpan harus yang pertama

diolah, hal ini akan mempekecil kerusakan TBS yang akan diolah.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.4. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran

Ketersediaan TBS dari Kebun Inti

Keterangan
T
r Sasaran
i Mencegah
Produksi Sisa Biaya
w Ketersediaan Terjadinya
TBS Ketersediaan Produksi
u TBS Dikebun Over
Kebun TBS Dari TBS Kebun
l Inti (Ton Produksi
Inti (Ton Kebun Inti Inti (Min
a TBS) TBS (Min
TBS) (Ton TBS) DB 5-8 )
n DA 21-24 &
DB 21-24)
1 20.689,22 22.845 2.155,78 Tidak Tercapai Tercapai
2 27.394,7 28.358 963,3 Tidak Tercapai Tercapai
3 34.950,64 35.237 286,36 Tidak Tercapai Tercapai
4 34.957,97 35.151 193,03 Tidak Tercapai Tercapai

Sasaran mencegah over produksi TBS di pabrik dari kebun inti tidak

tercapai untuk setiap triwulannya. Sedangkan untuk biaya produksi dimana

menginginkan agar penyimpangan diatas sasaran tercapai. Sehingga bisa

dikatakan bahwa pabrik masih memiliki modal yang cukup untuk meningkatkan

produksi TBS dimana hal ini akan berdampak pada produksi CPO yang dihasilkan

oleh pabrik.

Sasaran ketersediaan TBS kebun plasma dapat dilihat pada Tabel 6.5.

sasaran ketersediaan kelebihan produksi TBS tercapai di triwulan 3. Untuk

sasaran biaya pembelian TBS di kebun plasma dimana yang diminumkan adalah

penyimpangan atas terhadap target biaya hasilnya tercapai untuk tiap triwulannya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.5. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran

Ketersediaan TBS dari Kebun Plasma

T Keterangan
r Sasaran
i Pembelian Ketersed Sisa
Mencegah Biaya
w iaan TBS Ketersediaan
TBS Terjadinya Produksi
u Dikebun TBS Dari
Kebun Over TBS Kebun
l Plasma Kebun
Plasma Produksi TBS Inti (Min
a (Ton TBS) (Ton Plasma (Ton
(Min DB 25-28 DB 9-12)
n TBS) TBS)
& DA 25-28)
1 8.866,81 9.023 156,19 Tidak Tercapai Tercapai
2 12.891,62 13.267 375,38 Tidak Tercapai Tercapai
3 16.938 16.938 0 Tercapai Tercapai
4 13.594,76 14.455 860,24 Tidak Tercapai Tercapai

Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi kelebihan atau

kekurangan TBS di pabrik adalah dengan membuat suatu jadwal panen di kebun

inti yang disesuaikan dengan jadwal panen dari kebun plasma sehingga bisa

diupayakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kelebihan atau

kekurangan TBS di pabrik. Sehingga disini diperlukan kerjasama yang erat antara

pabrik kelapa sawit dengan kebun pemasoknya.

Untuk sasaran pengolahan TBS, dimana penyimpangan yang ingin

diminumkan pada fungsi tujuan adalah penyimpangan bawah terhadap sasaran.

Sasaran pengolahan TBS dimaksudkan agar TBS yang tersedia pabrik (dari

berbagai pemasok) dapat terolah seluruhnya dimana disini diperhitungkan juga

faktor rendemen CPO yang dihasilkan. Sasaran yang ingin dicapai adalah nol

artinya TBS yang diolah dari tiap kebun harus sama dengan CPO yang

Universitas Sumatera Utara


diproduksi. Pada Tabel 6.6. dapat dilihat bahwa sasaran pengolahan TBS tercapai

untuk setiap periode. Sasaran pengolahan TBS ini erat kaitannya dengan

ketersediaan TBS dari tiap kebun. Pengolahan TBS juga bisa dihubungkan dengan

faktor rendemen CPO yang dihasilkan, dimana rendemen yang tinggi selain

dipengaruhi oleh mutu bahan baku yaitu TBS juga dipengaruhi oleh kinerja mesin

pabrik. Kriteria mutu TBS yang baik akan menghasilkan rendemen yang tinggi

adalah TBS yang dipanen harus masuk kedalam fraksi satu atau dua buah kelapa

sawit.

Tabel 6.6. Hasil Optimal Untuk Sasaran Pengolahan TBS

Triwulan Sasaran DY Keterangan


1 0 0 Tercapai
2 0 0 Tercapai
3 0 0 Tercapai
4 0 0 Tercapai

Waktu pengolahan yang menjadi kendala fungsional, berhubungan dengan

banyaknya CPO yang dihasilkan per jamnya. Semakin banyak CPO yang

dihasilkan dapat diartikan bahwa mesin yang ada dipabrik efisien. Kelebihan

waktu pengolahan terjadi pada semua periode triwulan. Hal ini bisa dimanfaatkan

untuk mengolah lebih banyak TBS yang masih tersisa di pabrik, sehingga

demikian pabrik masih memiliki sumber daya untuk meningkatkan produksi CPO.

6.3. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan pada hasil

optimasi suatu kasus. Penggunaan analisis itu sendiri bertujuan untuk mengetahui

Universitas Sumatera Utara


sejauh mana perubahan boleh terjadi pada hasil optimasi yang diperoleh.

Perubahan dapat saja terjadi pada target sasaran juga apabila pihak perusahaan

menginginkan perubahan nilai tersebut. Misalnya saja, apabila perusahaan

memperluas lahan perkebunannnya sehingga bahan baku yang akan diolah

semakin meningkat makat nilai target sasaran untuk ketersediaan bahan baku TBS

juga meningkat.

Model Goal Programming memiliki asumsi-asumsi yang harus dipenuhi,

salah satunya adalah asumsi deterministic atau kepastian. Parameter-parameter

yang ada di dalam model merupakan suatu konstanta-konstanta yang diketahui

dan dimana pada kondisi tertentu membawa kepada suatu tingkat ketidakpastian.

Oleh karena itulah, analisis sensitivitas diperlukan untuk menganalisis model

optimasi yang dibuat. Tujuan utama analisis sensitivitas adalah untuk mengetahui

parameter-parameter yang peka, yaitu parameter yang dapat diubah tanpa

mengubah penyelesaian optimalnya. Hasil pengolahan LINDO menunjukkan

bahwa analisis sensitivitas parameter nilai ruas kanan kendala dapat diketahui

untuk pengendalian perubahan nilai optimal keluaran model tersebut.

Biaya produksi CPO yang dipersiapkan perusahaan untuk tiap triwulan

dapat dinaikkan dan diturunkan hingga tak terbatas, besarnya kenaikan dan

penurunan biaya produksi tiap triwulan dapat dilihat pada Tabel 6.7., berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.7. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi CPO

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Rp) Diperbolehkan (Rp) Diperbolehkan (Rp)
I 29.578.485.483 Infinity Infinity
II 40.761.810.661 Infinity Infinity
III 54.982.660.356 Infinity Infinity
IV 49.618.851.406 Infinity Infinity

Keluaran hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa sasaran biaya produksi

kebun inti untuk tiap triwulan dapat ditingkatkan kecuali pada triwulan I tetapi

untuk tiap triwulannya penurunan tidak diperbolehkan lagi seperti ditunjukkan

pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Inti

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Rp) Diperbolehkan (Rp) Diperbolehkan (Rp)
I 14.352.569.947 0 0
II 18.755.371.020 659508288 0
III 23.782.196.780 194854656 0
IV 24.158.862.018 133397216 0

Keluaran hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa sasaran biaya

pembelian dari kebun plasma untuk triwulan I s/d III dapat ditingkatkan akan

tetapi untuk tiap triwulannya tidak diperbolehkan dilakukan penurunan seperti

ditunjukkan pada Tabel 6.9.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.9. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Plasma

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Rp) Diperbolehkan (Rp) Diperbolehkan (Rp)
I 10.058.261.384 177.177.056 0
II 16.572.143.889 482.545.088 0
III 25.380.285.143 Infinity 0
IV 18.217.328.899 0 0

Keluaran hasil olahan LINDO juga menunjukkan bahwa sasaran

pemenuhan target kapasitas untuk tiap triwulan dapat ditingkatkan hingga tak

terbatas dan juga dapat diturunkan menjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 6.10..

Tabel 6.10. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Kapasitas Produksi

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Ton) Diperbolehkan (Ton) Diperbolehkan (Ton)
I 13.000,32 Infinity 6.143,32
II 13.351,68 Infinity 3.924,66
III 13.000,32 Infinity 364,32
IV 13.527,36 Infinity 2.020,36

Analisis sensitivitas terhadap permintaan produksi CPO pada tiap triwulan

diperoleh bahwa permintaan tiap triwulannya dapat dtingkatkan dan juga dapat

diturunkan, seperti ditunjukkan pada Tabel 6.11.

Tabel 6.11. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Permintaan CPO

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Ton) Diperbolehkan (Ton) Diperbolehkan (Ton)
I 7.397 Infinity 540,36
II 9.171 255,19 Infinity
III 12.816 Infinity 180,4
IV 11.041 465,3 Infinity

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil olahan LINDO kendala ketersediaan TBS pada kebun

inti dapat ditingkatkan tiap triwulan sampai tak hingga dan juga dapat diturunkan

ditiap triwulannya, hasil olahan dapat dilihat pada Tabel 6.12, berikut ini.

Tabel 6.12. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Inti

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Ton) Diperbolehkan (Ton) Diperbolehkan (Ton)
I 22.845 Infinity 2.155,77
II 28.358 Infinity 963,3
III 35.237 Infinity 286,36
IV 35.151 Infinity 193,02

Keluar hasil olahan LINDO untuk ketersediaan TBS di kebun plasma

dapat ditingkat ditiap triwulannya dan dapat diturunkan pada tiap triwulannya

kecuali pada triwulan ketiga, hasil olahan dapat dilihat pada Tabel 6.13, berikut

ini.

Tabel 6.13. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun

Plasma

Nilai Saat Ini Kenaikan yang Penurunan yang


Triwulan
(Ton) Diperbolehkan (Ton) Diperbolehkan (Ton)
I 9.023 Infinity 156,19
II 13.267 Infinity 375,37
III 16.938 347,5 0
IV 14.455 Infinity 860,23

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan penganalisaan terhadap pemecahan masalah maka

diperoleh beberapa kesimpulan berikut ini :

1. Model Goal Programming memiliki tiga komponen utama yaitu variabel

keputusan, kendalan sasaran dan fungsional serta fungsi tujuan. Variabel

keputusan yang digunakan adalah jumlah produksi CPO, jumlah produksi

TBS dari kebun inti dan jumlah pembelian TBS dari kebun plasma. Fungsi

tujuan adalah untuk memaksimumkan produksi CPO dengan

menambahkan sasaran-sasaran seperti sasaran kapasitas produksi,

ketersediaan TBS dari tiap kebun, biaya produksi CPO, biaya produksi

TBS kebun inti, sasaran pengolahan TBS, biaya pembelian TBS dari

kebun plasma. Fungsi tujuan adalah berproduksi berdasarkan permintaan

tahun 2011.

2. Pabrik kelapa sawit Rambutan PTPN III akan mencapai produksi

tertingginya pada triwulan ketiga sebesar 12.891,62 ton CPO akan tetapi

tingkat produksi belum dapat menutupi tingkat permintaan sehingga hasil

produksi CPO pada periode sebelumnya digunakan untuk menutupi

kekurangan produksi pada periode ini.

3. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kenaikan produksi CPO

terhadap tingkat tersedianya bahan baku TBS dari kebun pemasok. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


ditandai dengan tingkat produksi TBS tertinggi dari kedua kebun pemasok

bahan baku yaitu kebun inti dan plasma pada triwulan ketiga.

4. Sasaran untuk mengurangi terjadinya pengangguran kapasitas (idle

capacity) tidak tercapai ditiap periode hal ini dapat disebabkan oleh

kurangnya permintaan terhadap CPO sementara sumber daya perusahaan

masih banyak yang belum digunakan.

7.2. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk perusahaan ataupun untuk peneliti

berikutnya adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan beberapa faktor

lain yang melibatkan perencanaan produksi perusahaan.

2. Sebaiknya perusahaan membuat suatu rencana kerja yang didasarkan pada

hasil optimasi yang dilakukan dengan tetap memperhatikan sumber daya

yang belum digunakan.

3. Disarankan agar bagian pemasaran perusahaan untuk lebih banyak lagi

mencari konsumen yang membutuhkan CPO agar permintaan produksi

pabrik meningkat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit

Ghalia Indonesia Cetakan Pertama. Jakarta.

2. Buffa, E. dan Sarin, R. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Jilid 1

Edisi Kedelapan. Binarupa Aksara. Jakarta.

3. Hillier, F. dan Lieberman, G. 1994. Pengantar Riset Operasi. Jilid 1 Edisi

Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Nasution, Arman Hakim. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. PT.

Candimas Metropole. Cetakan I. Jakarta.

5. Makridatis, S., Wright, W. dan Steven C. 1999. Metode dan Aplikasi

Peramalan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem Produksi, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I :

Penyelesaian Fungsi Pencapaian Dengan Menggunakan Goal Programming

produksi CPO optimal dapat dilihat pada lampiran 1.

INPUT
MIN
DA1 + DA2 + DA3 + DA4 + DA5 + DA6 + DA7 + DA8 + DA9 + DA10 + DA11 + DA12 + DB13 + DB14 +
DB15 + DB16 + DB17 + DB18 + DB19 + DB20 + DB21 + DA21 + DB22 + DA22 + DB23 + DA23 +
DB24 + DA24 + DB25 + DA25 + DB26 + DA26 + DB27 + DA27 + DB28 + DA28 + DB29 + DB30 +
DB31 + DB32
SUBJECT TO
2) 4313619X1 + DB1 ‐ DA1 = 29578485483
3) 4323943X2 + DB2 ‐ DA2 = 40761810661
4) 4351271X3 + DB3 ‐ DA3 = 54982660356
5) 4312058X4 + DB4 ‐ DA4 = 49618851406
6) 693722X5 + DB5 ‐ DA5 = 14352569947
7) 684635X6 + DB6 ‐ DA6 = 18755371020
8) 680451X7 + DB7 ‐ DA7 = 23782196780
9) 691083X8 + DB8 ‐ DA8 = 24158862018
10) 1134372X9 + DB9 ‐ DA9 = 10058261384
11) 1285497X10 + DB10 ‐ DA10 = 16572143889
12) 1348611X11 + DB11 ‐ DA11 = 25380285143
13) 1340025X12 + DB12 ‐ DA12 = 18217328899
14) X1 + DB13 ‐ DA13 = 13000.32
15) X2 + DB14 ‐ DA14 = 13351.68
16) X3 + DB15 ‐ DA15 = 13000.32
17) X4 + DB16 ‐ DA16 = 13527.36
18) X1 + DB17 ‐ DA17 = 7397.36
19) X2 + DB18 ‐ DA18 = 9171.81
20) X3 + DB19 ‐ DA19 = 12816.4
21) X4 + DB20 ‐ DA20 = 11041.69
22) X5 + DB21 ‐ DA21 = 22845
23) X6 + DB22 ‐ DA22 = 28358
24) X7 + DB23 ‐ DA23 = 35237

Universitas Sumatera Utara


25) X8 + DB24 ‐ DA24 = 35151
26) X9 + DB25 ‐ DA25 = 9023
27) X10 + DB26 ‐ DA26 = 13267
28) X11 + DB27 ‐ DA27 = 16938
29) X12 + DB28 ‐ DA28 = 14455
30) 0.2413X5 + 0.2411X9 ‐ X1 + DB29 ‐ DA29 = 0
31) 0.2416X6 + 0.2412X10 ‐ X2 + DB30 ‐ DA30 = 0
32) 0.2421X7 + 0.2415X11 ‐ X3 + DB31 ‐ DA31 = 0
33) 0.2419X8 + 0.2414X12 ‐ X4 + DB32 ‐ DA32 = 0
34) 0.2X1 <= 1480
35) 0.16X2 <= 1520
36) 0.11X3 <= 1480
37) 0.13X4 <= 1540
END

Output
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 25
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 18247.62
VARIABLE VALUE REDUCED COST
DA1 0.000000 1.000000
DA2 0.000000 1.000000
DA3 0.000000 1.000000
DA4 0.000000 1.000000
DA5 0.000000 0.999999
DA6 0.000000 0.999999
DA7 0.000000 0.999998
DA8 0.000000 0.999999
DA9 0.000000 0.999999
DA10 0.000000 0.999999
DA11 0.000000 1.000000
DA12 0.000000 0.999999
DB13 6143.319824 0.000000
DB14 3924.679932 0.000000
DB15 364.320068 0.000000

Universitas Sumatera Utara


DB16 2020.360352 0.000000
DB17 540.359924 0.000000
DB18 0.000000 1.000000
DB19 180.400055 0.000000
DB20 0.000000 1.000000
DB21 2155.775146 0.000000
DA21 0.000000 2.000000
DB22 963.299133 0.000000
DA22 0.000000 2.000000
DB23 286.361023 0.000000
DA23 0.000000 2.000000
DB24 193.026337 0.000000
DA24 0.000000 2.000000
DB25 156.189545 0.000000
DA25 0.000000 2.000000
DB26 375.376282 0.000000
DA26 0.000000 2.000000
DB27 0.000000 1.241500
DA27 0.000000 0.758500
DB28 860.232239 0.000000
DA28 0.000000 2.000000
DB29 0.000000 1.000000
DB30 0.000000 1.000000
DB31 83.923141 0.000000
DB32 0.000000 1.000000
X1 6857.000000 0.000000
DB1 0.000000 0.000000
X2 9427.000000 0.000000
DB2 0.000000 0.000000
X3 12636.000000 0.000000
DB3 0.000000 0.000000
X4 11507.000000 0.000000
DB4 0.000000 0.000000
X5 20689.224609 0.000000
DB5 0.000000 0.000001

Universitas Sumatera Utara


X6 27394.701172 0.000000
DB6 0.000000 0.000001
X7 34950.640625 0.000000
DB7 0.000000 0.000002
X8 34957.972656 0.000000
DB8 0.000000 0.000001
X9 8866.810547 0.000000
DB9 0.000000 0.000001
X10 12891.624023 0.000000
DB10 0.000000 0.000001
X11 16938.000000 0.000000
DB11 *********** 0.000000
X12 13594.767578 0.000000
DB12 0.000000 0.000001
DA13 0.000000 1.000000
DA14 0.000000 1.000000
DA15 0.000000 1.000000
DA16 0.000000 1.000000
DA17 0.000000 1.000000
DA18 255.190063 0.000000
DA19 0.000000 1.000000
DA20 465.309631 0.000000
DA29 273.097900 0.000000
DA30 301.019470 0.000000
DA31 0.000000 1.000000
DA32 231.111084 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES


2) 0.000000 0.000000
3) 0.000000 0.000000
4) 0.000000 0.000000
5) 0.000000 0.000000
6) 0.000000 0.000001
7) 0.000000 0.000001

Universitas Sumatera Utara


8) 0.000000 0.000002
9) 0.000000 0.000001
10) 0.000000 0.000001
11) 0.000000 0.000001
12) 0.000000 0.000000
13) 0.000000 0.000001
14) 0.000000 ‐1.000000
15) 0.000000 ‐1.000000
16) 0.000000 ‐1.000000
17) 0.000000 ‐1.000000
18) 0.000000 ‐1.000000
19) 0.000000 0.000000
20) 0.000000 ‐1.000000
21) 0.000000 0.000000
22) 0.000000 ‐1.000000
23) 0.000000 ‐1.000000
24) 0.000000 ‐1.000000
25) 0.000000 ‐1.000000
26) 0.000000 ‐1.000000
27) 0.000000 ‐1.000000
28) 0.000000 0.241500
29) 0.000000 ‐1.000000
30) 0.000000 0.000000
31) 0.000000 0.000000
32) 0.000000 ‐1.000000
33) 0.000000 0.000000
34) 108.599991 0.000000
35) 11.679990 0.000000
36) 90.040009 0.000000
37) 44.090050 0.000000

Universitas Sumatera Utara


RIGHTHAND SIDE RANGES
ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
RHS INCREASE DECREASE
2**************** INFINITY INFINITY
3**************** INFINITY INFINITY
4**************** INFINITY INFINITY
5**************** INFINITY INFINITY
6**************** **************** ****************
7**************** 659508288.000000 ****************
8**************** 194854656.000000 ****************
9**************** 133397216.000000 ****************
10**************** 177177056.000000 ****************
11**************** 482545088.000000 ****************
12**************** INFINITY ****************
13**************** **************** ****************
14 13000.320312 INFINITY 6143.319824
15 13351.679688 INFINITY 3924.679932
16 13000.320312 INFINITY 364.320068
17 13527.360352 INFINITY 2020.360352
18 7397.359863 INFINITY 540.359924
19 9171.809570 255.190063 INFINITY
20 12816.400391 INFINITY 180.400055
21 11041.690430 465.309631 INFINITY
22 22845.000000 INFINITY 2155.775146
23 28358.000000 INFINITY 963.299133
24 35237.000000 INFINITY 286.361023
25 35151.000000 INFINITY 193.026337
26 9023.000000 INFINITY 156.189545
27 13267.000000 INFINITY 375.376282
28 16938.000000 347.507812 16938.000000
29 14455.000000 INFINITY 860.232239
30 0.000000 273.097900 INFINITY
31 0.000000 301.019470 INFINITY
32 0.000000 INFINITY 83.923141
33 0.000000 231.111084 INFINITY

Universitas Sumatera Utara


34 1480.000000 INFINITY 108.599991
35 1520.000000 INFINITY 11.679990
36 1480.000000 INFINITY 90.040009
37 1540.000000 INFINITY 44.090050

RIGHTHAND SIDE RANGES


ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
RHS INCREASE DECREASE
2 **************** INFINITY 4749252.000000
3 **************** INFINITY 43207584.000000
4 **************** INFINITY 119100080.000000
5 **************** 128438768.000000 37829528.000000
6 **************** INFINITY 126740.000000
7 **************** INFINITY 129292.000000
8 **************** INFINITY 84838.000000
9 **************** INFINITY 17099.000000
10 155391152.000000 **************** 155391152.000000
11 **************** INFINITY 211516720.000000
12 **************** 33643720.000000 89144776.000000
13 **************** INFINITY 125734176.000000
14 13000.320312 INFINITY 5602.959961
15 13351.679688 INFINITY 3969.135498
16 13000.320312 INFINITY 50.393589
17 13527.360352 INFINITY 2418.177246
18 7397.359863 2.640000 2011.910278
19 9171.809570 210.734573 INFINITY
20 12816.400391 133.526413 INFINITY
21 11041.690430 67.492706 INFINITY
22 21332.000000 0.968257 21332.000000
23 25590.000000 0.981046 872.245728
24 36983.000000 0.599587 551.534119
25 30451.000000 0.126931 947.297058
26 9023.000000 INFINITY 8035.700195
27 13267.000000 335.127930 873.692261

Universitas Sumatera Utara


28 16938.000000 INFINITY 389.999939
29 16455.000000 783.000244 949.259094
30 0.000000 INFINITY 2011.910278
31 0.000000 210.734573 80.832848
32 0.000000 133.526413 50.393589
33 0.000000 229.151154 INFINITY
34 1480.000000 INFINITY 0.528000
35 1520.000000 INFINITY 18.792868
36 1480.000000 INFINITY 55.508095
37 1540.000000 INFINITY 95.806252

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN II :
Uraian Proses Produksi

Secara ringkas proses pengolahan kelapa sawit di pabrik pengolahan

PTPN III Kebun Rambutan terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak

kelapa sawit yang berasal dari daging buah, sedangkan inti sawit untuk

memperoleh inti dari biji (nut). Proses pengolahan minyak kelapa sawit terdiri

dari beberapa proses antara lain :

a. Penerimaan Tandan Buah Sawit (TBS)

TBS yang diangkut dari kebun sebelum diterima, ditimbang terlebih

dahulu dengan cara sebagai berikut :

 Truk berisi TBS ditimbang pada timbangan yang mempunyai kapasitas

30.000 kg dan dinyatakan sebagai bruto.

 Setelah ditimbang TBS dibongkar di loading ramp dan truk kosong

ditimbang kembali dan dinyatakan sebagai tara.

 Selisih antara bruto dan tara adalah netto dan merupakan berat TBS

yang diterima di pabrik.

TBS yang diterima dimasukan ke dalam loading ramp yang sebelumnya

diadakan peyortiran terhadap mutu dan buah kelapa sawit yang dilakukan sesuai

kriteria panen yang diterapkan. Setelah itu buah dimasukkan ke dalam lori-lori

yang telah disediakan untuk di bawa ke perebusan. Kapasitas 1 lori adalah 2,5

Ton.

Universitas Sumatera Utara


b. Perebusan (Sterilizer)

Lori-lori yang berisi TBS dimasukkan ke dalam ketel rebusan dengan

bantuan tali Capstand, satu unit katel rebusan berkapasitas 8 lori. Untuk merebus

buah digunakan uap air dengan tekanan 2,6 -3,0 Kg/cm2. Lama waktu proses

perebusan berkisar 1,0 – 1,50 jam.

Tujuan perebusan buah adalah :

 Agar mudah lepas dari tandan.

 Melunakkan daging buah, sehingga buah mudah dirambak/diaduk.

 Mematiakan/menonaktifkan enzim-enzim yang merupakan katalisator

dalam reaksi penguraian minyak menjadi Asam Lemak Bebas (ALB).

 Mengumpulkan zat-zat bergetah, karena dapat mengakibatkan emulasi.

 Menghidrolisis zat-zat lender untuk mememudahkan pemisahan

minyak dan air.

 Untuk melepas inti dari cangkang, sehingga pemecahan dapat

sempurna.

c. Penebahan (Thresher)

Lori-lori yang berisi buah yang telah selesai direbus, kemudian ditarik

keluar dan diangkat dengan menggunakan hoisting crane yang bergerak diatas

lintasan rel ketel.

Hoisting crane adalah alat angkut lori yang berisi buah yang telah direbus

dan membalikkannya di atas bunch feeder, selanjutnya ke dalam mesin penebah

(thresher) dengan tujuan untuk melepaskan brondol buah dari janjangannya.

Universitas Sumatera Utara


Buah yang membrondol dari thresher masuk ke dalam bejana pengaduk,

sedangkan janjang kosong dibawa ke hopper untuk dibuang dengan truk dan

dijadikan pupuk.

d. Pengadukkan (Digester)

Buah yang membrondol dari thresher dimasukkan ke dalam digester yaitu

tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan

pisau-pisau pengaduk/perombak.

Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk

yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari

bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan

daging buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak

dari masa adukkan.

e. Pengempaan (Pressing)

Screw press adalah alat yang digunakan untuk pengepresan masa adukkan.

Pengepresan bertujuan untuk memeras minyak sebanyak-banyaknya dari masa

adukkan tanpa biji megalami kerusakan, pengempaan bekerja berdasarkan gaya

putar dan dilengkapi dengan alat press (worm screw) dan saringan (cilinder

press), kulit buah yang tadinya diaduk dipress sehingga minyak sawit keluar

bersama air dan lumpur (sludge) yang kemudian mengalir ke talang - talang dan

diteruskan ke vibrating screen setelah dibebaskan terlebih dahulu dari pasir-pasir

dalam alat desanding device. Alat press ini bekerja secara berkelanjutan. Peralatan

ini akan menekan buah dengan gaya putar dari pressan yang berputar secara

Universitas Sumatera Utara


berlawanan arah dan dengan kecepatan yang sama pula dan terletak horizontal

terhadap penyaring.

f. Pemisahan Minyak (Clarifikasi)

Minyak dari pengadukan dan pengempaan dialirkan ke crude oil tank

melalui sand trap tank yang berfungsi menangkap pasir yang terikut dengan

minyak dan vibrating screen yang berfungsi memisahkan kotoran berupa sabut

dan kotoran lainnya yang tidak dapat lolos dari saringan/ayakan.

Kemudian minyak dari crude oil tank dipompakan ke stasiun klarifikasi

yang terdiri dari :

 Continuous Settling Tank

Continuous settling tank adalah bejana pengendap. Minyak dalam

tangki ini masih bercampur dengan sludge ( Lumpur, air dan kotoran

lainnya ). Pemisahan minyak dari sludge berdasarkan perbedaan berat

jenis antar minyak dengan sludge melelui proses pengendapan. Agar

pemisahan minyak dan sludge dapat berlangsung terus menerus dan

sempurna, maka temperature di dalam tangki perlu dijaga 950 C

dengan mengalirkan uap melalui pipa pemanas (coil). Minyak

dialirkan ke pure oil tank sludge dan dialirkan ke sludge tank.

 Pure Tank

Pure tank adalah bejana minyak sebelum diolah dengan menggunakan

oil purifier. Temperatur minyak tetap 900-950 C agar minyak tetap cair

sehingga mudah diproses.

 Oil Purifier

Universitas Sumatera Utara


Oil purifier adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak

dari kotoran dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah

berdasarkan dengan berat jenis dengan cara memberikan gaya

centrifugal. Putaran alat ini 7500/menit, kemudian minyak yang

dihasilkan dipompakan ke vacum drier untuk dikeringkan, sedangkan

sludge dialirkan ke fat-fit.

 Vacuum Drier

Vacuum drier berfungsi mengeringkan minyak. Proses pengeringan

adalah dengan cara mengabutkan minyak di dalam vacum. Air akan

menguap meninggalkan minyak kemudian minyak yang sudah bebas

air ini dipompakan kedalam tangki timbun.

 Sludge Tank

Sludge tank adalah bejana penampung sludge sebelum diolah

menggunakan sludge separator. Temperatur sludge tetap dijaga 900 –

950 C agar tetap mencair, sehingga mudah diproses.

 Sludge Separator

Sludge separator adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan

minyak dari kotoran kasar dan air. Pemisahan minyak dari

kotoran/sludge adalah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara

memberikan gaya centrifugal. Minyak yang dihasilkan dipompakan ke

continuous settling tank sedangkan sludge nya dialirkan ke fat –fit.

Universitas Sumatera Utara


Seluruhnya sludge dari pabrik dialirkan ke fat-fit untuk mengutip minyak

yang masih ada, sisanya berupa limbah yang dialirkan ke sistem penanganan

limbah.

2. Pengolahan Inti Sawit

Proses pengolahan inti sawit terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu :

a. Pemisahan Sabuk dari Biji

Pengepresan masa adukan menghasilkan 2 bagian besar, yaitu minyak dan

press cake (bungkil). Press cake adalah terdiri dari sabut (fiber) dan inti (Nnut).

Bungkil yang sudah terurai ke separating coloum, oleh fan diisap dan masuk ke

conveyor bahan bakar ketel uap melalui fibre cyclone, sedangkan biji jatuh dan

masuk ke polishing drum, proses pemisahan sabut disebut depericarper.

b. Pemisahan Inti dan Cangkang

Selama biji berada di dalam nut silo diberi panas untuk menurunkan kadar

air biji dengan tujuan agar inti lepas dari cangkangnya. Setelah keluar biji dari nut

silo, dipecahkan melalui mesin pemecah biji (cracker mixer), misalnya sludge

grading nut cracker, ripple mill dan sejenisnya. Pecahan biji (cracker mixer)

diteruskan ke pneumatic system menggunakan conveyor dan elevator.

Pneumatic sistem berfungsi untuk memisahkan inti (kernel) dari cracker

mixer. Alat pemisah inti ini ada juga yang menggunakan hydrocyclone.

c. Pengeringan Inti Sawit

Inti sawit yang sudah terpisah, oleh conveyor dan elevator dibawa dan

dimasukkan ke dalam kernel silo, cangkang dan kotoran lainnya diisap oleh fan

dan masuk ke konveyor bahan bakar ketel uap melalui shell cyclone dan shell

Universitas Sumatera Utara


transport fan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan

janjangan yang dibuang dengan truck dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman

kelapa sawit.

Secara ringkas akan ditunjukkan pada blok diagram alir proses produksi

dipabrik kelapa sawit berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Flow Chart Proses Produksi Minyak Kelapa Sawi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran III :
Biaya Pokok Produksi Tiap Triwulan
Tabel Biaya Produksi Triwulan I Tahun 2010
Deskripsi Biaya
Karyawan Pabrik Rp
Karyawan Shift 1288413640
Karyawan Harian 390418740
Laboratorium 548741596
Office 296470857
Bengkel 409278431
Total Biaya Karyawan Pabrik 2933323264
Perawatan Dan Penyusutan Peralatan Rp
Penyusutan Peralatan Bag.Laboratorium 27717149
Penyusutan Peralatan Bag.Pengolahan 45257136
Perawatan Stasiun Penerimaan 29032534
Perawatan Stasiun Perebusan 27776889
Perawatan Stasiun Perebahan 35827771
Perawatan Stasiun Klarifikasi 67726565
Perawatan Boiler 94424798
Penyusutan Pembangkit Listrik 8056871
Perawatan Water Treatment 92547498
Penyusutan Bangunan 10578928
Penyusutan Peralatan Bag Bengkel 15479872
Total Biaya Perawatan dan Penyusutan 454426011
Biaya Umum (General Expenses) Rp
Kendaraan 75678025
Bahan Bakar dan Minyak Pelumas 954872369
Pengeluaran Untuk Tempat Tinggal Karyawan 40265789
Listrik dan Air Bersih Untuk Karyawan 65872136
Gaji Karyawan Administrasi 54806992
Gaji Hari Tidak Bekerja 42574569
Biaya Listrik Pabrik 125477954
Beras 82954687
Bonus Karyawan 102578974
Jamsostek 57214705
Pengeluaran Medis 54156987
Pengeluaran Rekreasi Karyawan 29905121
Pengeluaran Administrasi 63812647
Pengeluaran Pendidikan 29733921
Total Biaya Umum 1779904876
Total Biaya Keseluruhan 5167654151

Universitas Sumatera Utara


Tabel Biaya Perkebunan TBS Kebun Inti Triwulan I Tahun 2010
Dekripsi Biaya Perkebunan
Pekerjaan Umum Lapangan Rp
Penyerbukan/Pengawinan 756087421
Hama dan Penyakit 718948540
Jalan dan Jembatan 151063575
Pruning 216135726
Pemupukan 5857748301
Sensus 184571239
Pengairan 269872597
Total Biaya Pekerjaan Umum 8154427399
Pemanenan Rp
Mandor 874789254
Petani Pemanen 2365478921
Peralatan 584759987
Pengangkutan 525698714
Total Biaya Pemanenan 4350726876
Biaya lainnya 1847415672
Total Biaya Perkebunan 14352569947

- Hasil produksi TBS kebun inti = 20.689,22 ton


Jumlah pembelian TBS dari kebun plasma = 8.866.81 ton sebesar
Rp.10.058.261.384
Total biaya pembelian bahan baku = 14.352.569.947 + 10.058.261.384
= 24.410.831.332
Jumlah produksi CPO = 6.857 ton
Biaya produksi CPO per ton
= Rp.(24.410.831.332 + 5.167.654.151)/20.689,22 ton
= Rp.4.313.619 /ton

Universitas Sumatera Utara


I-171

- Untuk Triwulan II – IV dengan perhitungan yang sama maka diperoleh


hasil berikut ini.
Tabel Perhitungan Biaya Produksi CPO Triwulan II, III dan IV
Jumlah
Biaya Produksi Produksi CPO
Triwulan Produksi CPO
CPO (Rp) rp/ton
(ton)
II 40.761.810.661 9.427 4.323.943
III 54.982.660.356 12.636 4.351.271
IV 49.618.851.406 11.507 4.312.058

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai