Diajukan Oleh:
NIKO PERDANA
NIM : 2105012075
Tebing Tinggi,
NIKO PERDANA
NIM : 2105012075
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
Menyetujui:
Pembimbing Akademis, Pembimbing Lapangan,
Mengetahui:
Dr. Ir. Abdi Hanra Sebayang, S.T., M.T. Ir. Nelson Manurung, M.T.
NIP. 19680417 199802 1 001 NIP. 19620405 198803 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat Nya penulis diberi kesehatan, kesempatan dan pengetahuan
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Magang ini dengan tepat, walau di tengah
keterbatasan waktu dan kondisi yang ada.
14. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat pada
saat pelaksanaan Kerja Praktik sampai pembuatan laporan kerja praktik
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
iii
15. Rekan-rekan saya Kevin Rasya Fernanda, Syahril Syabirin Nasution, Jansi
Pida Ginting Manik dan Sue Arih Paschalya Tarigan, Selaku kawan
seperjuangan dalam pelaksanaan PKL di PKS Rambutan.
16. Teman-teman Prodi Teknik Mesin 2021 yang tidak henti hentinya
memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan Magang hingga penyelesaian laporan ini, semoga
laporan Magang ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
NIKO PERDANA
NIM : 2105012075
iv
DAFTAR ISI
v
2.2.7 Stasiun Penyimpanan Minyak ................................................................... 35
2.2.8 Stasiun Fat Pit ........................................................................................... 36
2.2.9 Stasiun Pengolahan Inti Kelapa Sawit ...................................................... 37
2.2.10 Stasiun Kamar Mesin ................................................................................ 45
2.2.11 Stasiun Ketel Uap (Boiler) ........................................................................ 45
2.3 Fokus Pembahasan Pengolahan Air Pada Water Treatmant Plant ................... 47
2.3.1 Fungsi Water Treatmant Plant .................................................................. 48
2.4 Cara Kerja Water Treatmant ................................................................................... 48
2.4.1 Proses Filtrasi Pada Sistem Water Treatmant .................................................. 49
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………62
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………63
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….64
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 2. 42 Nut Elevator ............................................................................................... 40
Gambar 2. 43 Nut Silo ....................................................................................................... 40
Gambar 2. 44 Rippel Mill .................................................................................................. 41
Gambar 2. 45 LTDS I dan LTDS II ....................................................................................... 42
Gambar 2. 46 Kernel Grading Drum.................................................................................. 43
Gambar 2. 47 Hydrocyclone.............................................................................................. 43
Gambar 2. 48 Kernel Silo................................................................................................... 44
Gambar 2. 49 Kernel Storage ............................................................................................ 44
Gambar 2. 50 kamar Mesin............................................................................................... 45
Gambar 2. 51 Boiler .......................................................................................................... 46
Gambar 2. 52 Water Treatmant Plant .............................................................................. 47
Gambar 2. 53 Uraian Proses Water Treatman .................................................................. 48
Gambar 2. 54 mesin Injeksi ............................................................................................... 50
Gambar 2. 55 Clarifier Tank .............................................................................................. 51
Gambar 2. 56 Bak Sedimen Pertama ................................................................................ 52
Gambar 2. 57 Bak Sedimen Kedua .................................................................................... 53
Gambar 2. 58 Sandfilter .................................................................................................... 55
Gambar 2. 59 Water Tower Tank ...................................................................................... 56
Gambar 2. 60 Tabung Kation ............................................................................................ 58
Gambar 2. 61 Tabung Anion ............................................................................................. 59
Gambar 2. 62 FeedTank .................................................................................................... 60
Gambar 2. 63 Daerator ..................................................................................................... 60
Gambar 2. 64 Pompa Sentrifugal ...................................................................................... 61
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
Water Treatment atau pengolahan air adalah proses pengolahan air yang
meningkatkan kualitas air agar lebih bisa digunakan untuk penggunaan akhir
tertentu. Penggunaan akhir tersebut diantara lain untuk pasokan air industri, pencuci
tangan dan banyak kegunaan lainnya termasuk diantaranya aman saat dikembalikan
ke lingkungan atau alam. Kebanyakan limbah di saluran air berasal dari domestik,
industri, pertanian, dan peternakan.Water treatment atau pengolahan air ini
menghilangkan kontaminan dan komponen yang tidak diinginkan, atau mengurangi
konsentrasinya sehingga air menjadi layak untuk penggunaan akhir yang
diinginkan. Secara umum proses pengolahan air terdiri dari tiga tahapan.Yang
terdiri dari penampungan awal, unit pengolahan dan penampungan akhir.
1
1.2 TEMPAT DAN JADWAL PELAKSANAAN PKL
Magang dilaksanakan di PKS Kebun Rambutan yang beralamat di Desa Paya
Bagas, Kec. Tebing Tinggi, Kab. Serdang Berdagai, Sumatera utara. Kegiatan
magang ini dilakukan selama 3 Bulan terhitung dari tanggal 15 Januari 2024 sampai
15 April 2024. Adapun jadwal kegiatan yang telah dilakukan oleh penulis
dirincikan dalam tabel kegiatan sebagai berikut:
Waktu
NO Pelaksan
Nama Kegiatan an
15-20 22 - 27 28 Jan – 8 Feb 9 - 15 16 - 23 24 – 29 4 - 14 16 – 30 Mar
Feb 2024
Jan 2024 Jan 2024 2024 Feb 2024 Feb 2024 Mar 2024 2024
Pengenalan
1
Lingkungan
Pabrik
2 Mengamati Stasiun
Timbangan dan
Sortasi
3 Mengamati Stasiun
Perebusan
4 Mengamati Stasiun
Thresing
5 Mengamati Stasiun
Press
6 Mengamati Stasiun
Kernel
Mengamati Water
7 Treatmant Plant
8 Bimbingan dan
Penyusunan
Laporan
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Pelaksaan PKL
2
1.3 TUJUAN
Tujuan yang berisi hal-hal yang ingin dicapai pada saat pelaksanaan magang sesuai
dengan judul yang diambil. Adapun contoh, sebagai berikut:
Magang memiliki tujuan utama sebagai bentuk pembekalan bagi penulis,
khususnya dalam hal bekal pengalaman di Dunia Usaha dan Dunia Industri Kerja
(DUDIKA) yang sesuai dengan kompetensi ilmu. Adapun tujuan khusus lain dari
kegiatan magang ini sebagai berikut :
1.4 MANFAAT
3
1.5 SISTEMATIK LAPORAN
Untuk memaparkan hasil Praktek Kerja Lapangan, maka laporan ini akan di susun
dalam sistematik penulisan yang diharapkan mempermudah dengan memahami
materi-materi yang akan disampaikan. Laporan ini terdiri dari 3 (Tiga) bab. Setiap
bab mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Bab-bab yang terdapat
pada laporan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengulas tentang latar belakang masalah,
pelaksanaan magang, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan magang.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber kepustakaan yang digunakan dalam
pelaksanaan dan pembuatan laporan magang, baik berupa buku, majalah, maupun
sumber-sumber kepustakaan lain.
LAMPIRAN
Lampiran memuat tabel, gambar, manual penggunaan alat dan hal-hal lain
yang perlu dilampirkan. Untuk memperjelas uraian dalam laporan dan jika
dicantumkan dalam tubuh laporan akan menggangu sistematika laporan
pembahasan. Selain itu lampiran juga berisi kelengkapan administrasi magang
berupa surat pengajuan permohonan magang, surat jawaban dari instansi tempat
magang, dan agenda kegiatan, serta surat keterangan telah selesai melaksanakan
magang.
4
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
5
Universitas Sumatera Utara 55 Manajemen PTP III ditunjuk oleh pemegang saham
sebagai koordinator dalam menjalankan operasional PTPN III pada tahun 1994.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan merupakan salah satu pabrik dari 12
PKS yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara IV Regional I. PKS Rambutan
dibangun pada tahun 1983 dengan kapasitas olah 30 Ton/Jam, dimana sumber
bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) berasal dari kebun seinduk yang terdiri dari:
1. Kebun Rambutan;
2. Kebun Tanah Raja;
3. Kebun Sarang Ginting;
4. Kebun Gunung Monaco;
5. Kebun Silau Dunia;
6. Kebun Sei Putih;
7. Kebun Gunung Para;
8. Kebun Gunung Pamela;
Dalam perkembangannya, PKS Rambutan ini beberapa kali mengalami
restrukturisasi, yaitu pada tahun 1983 merupakan unit Kebun PT. Perkebunan V
(Persero). Kemudian pada April 1996 terjadi penggabungan (merger) dari PTP III,
IV, dan V menjadi satu perusahaan yang diberi nama PT. Perkebunan Nusantara III
yang berkantor pusat di Jalan Sei Batang Hari No.2 Medan, sesuai Undang-Undang
Nomor: 8/1996 tanggal 14 Februari 1996, dimana PKS Rambutan menjadi salah
satu unit pabriknya.
Pada Oktober 2015 terjadinya peleburan antara Kebun Rambutan dengan
PKS Rambutan yang didasari oleh Surat Keputusan Direksi
Nomor:3.08/SKPTS/55/2015. Kemudian TMT pada November 2020 pemisahan
kembali terjadi antara Kebun Rambutan dengan PKS Rambutan sesuai dengan
SKPTS Nomor: DSDM/SKPTS/154/2020 pada 06 Juli 2020 mengenai Pemisahan
Manajemen Pengelolaan PKS dan Kebun di Unit Kebun Rambutan.
A. Visi
PT. Perkebunan Nusantara IV Regional I mempunyai visi yaitu menjadi
perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya saing kelas dunia serta
berkontribusi secara berkesinambungan bagi kemajuan bangsa.
B. Misi
Misi dari PT. Perkebunan Nusantara IV Regional I, antara lain:
1. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi bagi pelanggan
6
2. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational
excellence) melalui perbaikan dan inovasi berkelanjutan dengan
tatakelola perusahaan yang baik
3. Mengembangkan organisasi dan budaya yang prima serta SDM yang
kompeten dan sejahtera dalam merealisasi potensi setiap insani
4. Melakukan optimalisasi pemanfaatan asset untuk memberikan imbal
hasil terbaik
5. Turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga
kelestarian lingkungan untuk kebaikan generasi masa depan.
Struktur organisasi yang digunakan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan
adalah struktur organisasi garis dimana terdapat satu kesatuan perintah. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa posisi seperti Manager, Masinis Kepala, Asisten
Pengolahan, Asisten Teknik, Asisten Quality Assurance, Asisten Tata Usaha dan
Asisten Personalia. Dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan kumpulan
orang-orang yang diatur untuk mengembangkan tenaga dan pikiran untuk suatu
tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem untuk
mengadakan pembagian kerja, pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang
serta menetapkan hubungan-hubungan antar unsur-unsur organisasi yang satu
dengan yang lain. Sehingga memungkinkan orang untuk bekerja semaksimal
mungkin dalam mencapai tujuan. Dibawah ini merupakan bagan struktur organisasi
PKS Rambutan.
7
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PKS Rambutan
1. Manager
Manager atau kepala pabrik membantu distrik manager dalam mengelola
fungsi-fungsi manajemen serta membuat terobosan-terobosan dengan
memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di Pabrik Kelapa Sawit untuk
mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Manager bertanggung
jawab langsung kepada distrik manager. Diantara tanggung jawab tersebut adalah
bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan kinerja dan produktivitas PKS
untuk memenuhi target kuantitas dan kualitas produksi.
2. Masinis Kepala
Masinis kepala membantu manager dalam mengelola fungsi-fungsi
manajemen Pabrik Kelapa Sawit dibidang produksi serta memberdayakan sumber
daya perusahaan yang ada di unitnya untuk mencapai kinerja Masinis Kepala
Asisten Quality Assurance Asisten Tata Usaha/Personali a Asisten Teknik Asisten
Pengolahan Manajer 8 optimal dengan pengelolaan yang baik. Masinis kepala
bertanggung jawab langsung kepada manager. Masinis kepala bertanggung jawab
atas pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit dibidang produksi secara teknis untuk
mencapai target kuantitas produksi.
3. Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan membantu Masinis Kepala dalam mengelola fungsi-
fungsi manajemen dalam bidang pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan
memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada diunitnya untuk mencapai
kinerja yang optimal dengan tata kelola yang baik. Asisten Pengolahan bertanggung
jawab langsung kepada Masinis Kepala. Tanggung jawab Asisten Pengolahan
adalah bertanggung jawab atas pengolahan kuantitas dan kualitas pengolahan
produksi di PKS.
8
4. Asisten Teknik
Asisten Teknik Umum bertanggung jawab langsung kepada Masinis
Kepala. Tanggung jawab Teknik Umum bertanggung jawab terhadap pengelolaan
pekerjaan yang mencakup operasional fungsi bidang teknik di Pabrik Kelapa Sawit
(PKS).
9
Logo Perusahaan
a. Stasiun Timbangan
b. Stasiun Sortasi
c. Stasiun Perebusan
d. Stasiun Penebahan
e. Stasiun Kempa
f. Stasiun Pemurnian Minyak
g. Stasiun Penyimpanan Minyak
h. Stasiun Fat pit
i. Stasiun Pengolahan Inti Kelapa Sawit
Selain stasiun pengolahan ada juga stasiun pendukung, Yaitu:
10
Perkebunan Nusantara III Regional I memiliki 2 unit jembatan timbangan, yaitu
satu digunakan untuk proses penimbangan TBS yang diangkut menggunakan truk
sedangkan yang lainnya digunakan untuk menimbang CPO yang diangkut
menggunakan kereta api. Masing-masing jembatan timbangan memiliki kapasitas
maksimal sebesar 50 ton. Jembatan timbangan pada PKS Rambutan menggunakan
sistem komputer/digital dengan 4 buah loadcell yang terletak di bagian ujung
timbangan.
11
Kriteria Matang Panen Jumlah Berondol di PKS Komposisi Panen Ideal
12
dengan panjang 27 m, dan kapasitas sterilizer tersebut 9 lori dengan bobot 22,5 ton
(1 lori 2,5 ton), suhu yang digunakan pada saat perebusan tersebut adalah 135°C -
140°C. Penggunan sterilizer berjenis horizontal memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan sterilizer berjenis vertikal, diantaranya yaitu kehilangan
minyak di tandan kosong dan kondensat lebih rendah daripada sterilizer berjenis
vertikal.
Gambar 2. 6 Sterilizer
13
Gambar 2. 7 Sistem Perebusan Triple Peak
Tahap perebusan dengan sistem tiga puncak (triple peak) merupakan tahap
perebusan dengan mencapai puncak I, II, dan III yang dilakukan dengan tiga kali
pemasukan uap dan pembuangan uap. Jumlah puncak dalam pola perebusan
ditunjukkan oleh jumlah pembukaan dan penutupan dari steam masuk dan steam
keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual dan otomatis.
Sebelum dimasukkan steam untuk mendapatkan puncak I, terlebih dahulu
dilakukan proses pembuangan udara (daerasi) yang dilakukan dengan durasi 5
menit. Setelah itu baru dimasukkan steam untuk mencapai puncak I dengan
membuka pipa steam masuk selama 12-15 menit hingga dicapai tekanan sebesar
1,5 kg/cm2, kemudian setelah tercapai maka pipa steam ditutup sedangkan pipa
kondesat dan pipa exhaust dibuka hingga tekanan turun sampai 0 kg/cm2 (5 menit)
pipa-pipa tersebut ditutup. Puncak pertama pada perebusan bertujuan untuk
penguapan air dan TBS.
Kemudian pipa steam masuk diibuka kembali selama 15 menit atau sampai
dicapai puncak II yaitu pada tekanan 2,5 kg/cm2. Setelah tercapai tekanan puncak
II, pipa steam masuk ditutup, sedangkan pipa kondensat dan pipa exhaust dibuka,
maka tekanan turun sampai sebesar 0 kg/cm2 (5 menit) kemudian pipa-pipa tersebut
ditutup. Puncak kedua pada perebusan ini memiliki tujuan yaitu agar daging buah
matang dan lembut.
Kemudian setelah tercapai dua puncak diawal, maka dilanjutkan dengan
membuka steam masuk sampai dicapai puncak III yaitu pada tekanan 2,8 kg/cm2,
pada saat tekanan ini dipertahankan selama 45 menit hingga sebelum dilakukan
pembuangan steam terakhir. Setelah penahanan tekanan steam selesai, maka steam
yang masih berada didalam sterilizer dibuang. Puncak ketiga pada perebusan ini
bertujuan untuk mendapatkan hasil rebusan TBS yang sempurna.
14
2.2.4 Stasiun Penebah
Setelah melalui proses perebusan, lori-lori tandan buah ditarik keluar
menggunakan capstand menuju stasiun penebah, kemudian buah diangkat dengan
menggunakan alat pengangkat hosting crane. Hosting Crane digunakan untuk
mengangkat lori yang berisi tandan buah yang telah direbus di stasiun perebusan,
kemudian menuangkan isi lori atau tandan buah ke atas mesin penebah. Daya
angkat dari hosting crane adalah sebesar 5 ton. Di stasiun penebah terdapat alat
penebah yang disebut thresher.
15
1. Hosting Crane
Hosting Crane adalah alat yang digunakan untuk mengangkat lori yang berisi
buah masak dan menuangkannya ke dalam hopper, kemudian menurunkan kembali
lori kosong keposisi semula. Pengoperasian Hoisting Crane harus kontiniu sesuai
dengan kapasitas pabrik, pengoperasian dimulai dengan mencoba seluruh gerakan
(naik-turun, maju-mundur) secara perlahan-lahan.
2. Hopper
Hopper merupakan tempat untuk menuangkan buah yang sudah direbus
untuk selanjutnya dijalankan oleh Auto Feeder ke dalam Drum Thresher. Kapasitas
Hooper adalah 2-3 lori buah masak. Pada pengisian buah, jangan sampai penuh agar
tidak terlalu padat sehingga buah tidak tersendat saat dijalankan Auto Feeder.
Gambar 2. 10 Hopper
16
3. Automatic Feeder
Auto Feeder adalah alat untuk mengatur pengangkatan buah yang akan
ditebah di thresher. Kecepatan auto feeder dapat diatur sesuai dengan kecepatan alat
selanjutnya. Kapasitas alat ini 3,5 ton/jam dengan putaran 5 rpm dan jumlah 2 unit.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar auto feeder bekerja maksimal adalah sebagai
berikut.
1. Kecepatan auto feeder harus diatur sesuai dengan kapasitas pabrik dan
thresher.
2. Benda asing yang terikut dengan buah harus dibuang.
3. Berondolan yang terjatuh di kawasan hopper harus dikutip dan dimasukkan
kembali ke thresher
4. Penebah (Thresher)
Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya. Alat ini
berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ±18-23 rpm. Drum ini berdiameter
2 m dan panjang 4 m. Buah yang sudah dibanting akan jatuh melalui kisi-kisi drum
menuju conveyor under thresser, sedangkan tandan kosong akan terdorong keluar
dari drum dan masuk ke empty bunch conveyor.
17
Gambar 2. 12 Penebah (Thresher)
18
6. Empty Bunch Conveyor
Empty Bunch Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut
tandan kosong keluaran dari thresher.
7. Bunch Press
Bunch Press adalah alat memeras sisa minyak dan air (dimana minyak akan
dikumpulkan) dan mengurangi kandungan minyak dan air yang berada di tandan
kosong. Mesin ini digunakan untuk mengekstraksi minyak tersisa pada tangki,
Mesin ini memiliki peranan cukup penting dalam mengurangi losses pada pabrik
kelapa sawit 1,40% - 0,8%
8. Bunch Hopper
Bunch Hopper merupakan tempat janjangan kosong keluaran dari bunch
press dan thresher, yang dibawa oleh Inclinedl Empty Bunch Conveyor dan
19
Horizontal Empty Bunch Conveyor . Janjangan kosong yang ada di dalam hopper
selanjutnya diaplikasikan ke areal tanaman sawit sebagai pupuk.
20
1. Fruit Elevatror
Fruit elevator merupakan salah satu alat yang menunjang dalam
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan Kernel Palm. Alat ini berperan guna
untuk mengangkat buah yang telah membrondol dari janjangan dengan bantuan
dari proses sebelumnya (bantingan). Dari bantingan buah turun membrondol
dari janjangan yang menuju ke Fruit elevator.
Alat ini adalah merupakan sebagai sarana penghantar buah dengan tenaga
motor gerak berarus listrik. Berbentuk seperti timba-timba yang secara teratur
membawa buah kelapa sawit yang telah membrondol ke Distributing Conveyor
yang tujuannya untuk membagi buah ke talang-talang adukan (Digester) untuk
proses pemerasan minyak (Pressing).
2. Distributing Conveyor
Distributing Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk
mendistribusikan buah/berondolan yang diterima dari timba buah Fruit Elevator
menuju Digester. Adapun tujuan dari Distributing Conveyor adalah untuk membagi
talang-talang Digester yang nantinya akan jatuh kedalam pengempa (Screw Press).
Guna dalam pembagian buah jatuh kedalam digester adalah untuk membagi kerja
21
antara mesin-mesin screw press yang dimana terdiri dari empat buah mesin namun
hanya dua yang dioperasikan dan dua lainnya standby.
22
Gambar 2. 20 Digester
23
klarifikasi ini terjadi dua proses yaitu pemurnian minyak dan pengambilan minyak
dari sludge tank.
Pada proses pemurnian minyak, yang dilakukan adalah memisahkan
minyak, air, dan kotoran seperti pasir atau lumpur dengan sistem
pengendapan/settling. Pada proses pemurnian minyak terdapat beberapa tahapan
yang dapat dilihat pada gambar 2.22.
Station Preasing
CBC
Sand Trap Tank
Vibrating Screen
Oil Tank
Vacum Dryer
Storage Tank
24
gesekan pasir kasar yang menyebabkan keausan pada screen. Prinsip kerja dari sand
trap tank ini yaitu dengan pengendapan karena adanya gaya gravitasi yang dimana
berat jenis yang lebih besar yaitu (Non Oil Solid) NOS akan berada pada bagian
bawah dan dikeluarkan melalui pipa drain sedangkan yang memiliki berat jenis
yang lebih ringan akan naik ke atas dan dikeluarkan melalui pipa over flow yang
akan menuju ke vibrating screen.
Sand Trap Tank dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat mempengaruhi
efisiensinya, diantaranya yaitu waktu pengendapan yang ditentukan dari kapasitas
sand trap tank di PKS Rambutan yaitu berkapasitas 20 m3 dan operator akan
melakukan drain setiap 2 jam sekali selama 3 detik, kemudian selain retentition
time yaitu penambahan steam yang dilakukan pada alat ini yang bertujuan agar
minyak sawit tidak mengental yang berakibat minyak akan terikut dengan NOS
sehingga perlunya diinjeksikan steam agar suhu minyak terjaga dengan suhu 90-
95℃. Adapun gambar sand trap tank ditunjukkan pada gambar 2.23 sebagai
berikut.
25
2. Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut-serabut
yang lolos dari stasiun press. Vibrating screen memiliki prinsip kerja yaitu
menggunakan getaran untuk menyaring kotoran yang ditenagai electromotor.
Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan sedikit
kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Vibrating yang digunakan
adalah tipe doubledeck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 20-40
mesh yang digetarkan dengan kecepatan 1500 rpm. Sistem kerja pada vibrating
screen yaitu semua material yang akan diproses harus dimasukkan dengan
kecepatan yang rendah dan konstan, material dimasukkan secara vertikal pada
bagian tengah screen agar terdistribusi, kecepatan aliran harus dikurangin agar
screen tidak tumpat dan mengurangi kerusakan pada screen. Padatan (NOS) yang
tertahan pada vibrating screen akan dikembalikan melalui corong ke timba timba
fruit elevator dan diolah kembali, sedangkan minyak dipompakan ke Crude Oil
Tank. Losses sludge underflow memiliki norma maksimal 6%. Adapun gambar
vibrating screen yang ditunjukkan pada gambar 2.24 sebagai berikut.
26
3. Crude Oil Tank
Crude Oil Tank berfungsi sebagai penampung sementara sekaligus untuk
mengendapkan partikel-partike yang tidak tersaring oleh vibrating screen.
Pengendapan dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan lamanya waktu
alir minyak didalam tank, sehingga partikel yang memiliki berat jenis yang lebih
besar akan mengendap. Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil untuk
memanaskan campuran minyak dengan suhu 90-95℃. Dari sini minyak
dipompakan ke Vertical Clarifier Tank (VCT). Minyak yang diperoleh dari
pemisahan belum siap untuk pasarkan dikarenakan masih memiliki kadar air dan
kadar kotoran yang masih belum sesuai dengan spesifikasi. Minyak sawit mentah
harus melalui pemurnian dan pengeringan. Tempat penampungan sementara COT
dapat dilihat pada Gambar 2.25 sebagai berikut.
27
akan berada dilapisan paling bawah, Gambar 2.26 merupakan lapisan-lapisan yang
berada di dalam VCT sebagai berikut.
Pada VCT dilengkapi stirer yang memiliki fungsi untuk mengaduk agar
mempercepat proses pemisahan minyak dengan cara memecahkan padatan serta
mendorong lapisan minyak dengan sludge. Pada VCT memiliki kecepatan stirer
yaitu 2-3 rpm yang digerakkan oleh elektromotor, putaran dari stirer harus
diperhatikan. Jika putaran stirrer terlalu kencang akan mengakibatkan pemisahan
semakin sulit dilakukan karena minyak dan sludge tercampur dan jika putaran
stirrer terlalu rendah yaitu dibawah 2-3 rpm maka akan mengakibatkan kejenuhan
pada minyak. Temperatur yang cukup (90-95℃) akan memudahkan proses
pemisahan minyak dengan sludge.
Hasil pemisahan minyak pada VCT sebelum dialirkan terdapat saringan di
VCT yang menyaring minyak sebelum menuju ke dalam oil tank sedangkan sludge
dialirkan ke dalam sludge tank dan untuk mendapatkan kandungan NOS pada
underflow seminimal mungkin maka operator melakukan blow down secara rutin
dilakukan selama 4 jam sekali. Ketebalan lapisan minyak pada VCT mempengaruhi
kandungan minyak pada sludge di under flow oleh karena itu sebaiknya ketebalan
minyak dalam VCT adalah 100-120 cm. baru dilakukan pengutipan minyak
menggunakan skimmer. Untuk mengetahui bahwa performa kerja VCT masih
28
bagus maka indikator yang dapat digunakan adalah kandungan minyak pada sludge
di under flow harus lebih kecil dari 6%. Adapun gambar VCT dapat dilihat pada
gambar 2.27 sebagai berikut.
5. Oil Tank
Oil Tank berfungsi mengendapkan kotoran yang tersisa sekaligus sebagai
bak penampungan sementara yang dibantu dengan pemanasan steam coil untuk
suhu yang konstan yaitu 90-95℃. Pemanasan dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan pengurangan kadar air pada proses selanjutnya. Minyak dari VCT
menuju oil tank akan naik kepermukaan tangki dan sludge akan mengendap.
Kemudian minyak yang ada dipermukaan tangki akan dialirkan ke float tank.
Adapun gambar Oil Tank dapat dilihat pada gambar 2.29 sebagai berikut.
29
6. Float Tank
Float tank berfungsi sebagai tempat sementara dari oil tank sebelum diolah
di vacuum dryer. Float tank berfungsi untuk mengatur agar feeding minyak yang
masuk ke vacuum dryer konstan. Pelampung yang digunakan pada float tank
harus dalam kondisi baik/tidak bocor.
7. Vacuum Dryer
Vacuum Dryer berfungsi untuk mengurangi bahkan menghilangkan
kandungan air yang ada dalam minyak dengan cara penguapan hampa udara
sebelum disalurkan ke storage tank. Pada vacuum dryer terdapat nozzle yang
berfungsi untuk menyemprotkan minyak yang mengandung air kedalam vacuum
dryer sehingga minyak dan air menjadi kabut agar air mudah diuapkan. Vacuum
dryer bisa dilakukan dengan tekanan 660-670 mmHg sedangkan minyak pada
lapisan bawah akan menuju storage tank. Adapun gambar vacuum dryer dapat
dilihat pada gambar 2.29 sebagai berikut.
30
Gambar 2. 29 Vacuum Dryer
Pada klarifikasi pada unit VCT, terdapat keluaran berupa sludge yang masih
mengandung minyak. Sehingga diperlukan pengolahan untuk mengolah minyak
yang masih terkandung dalam sludge untuk menghindari kerugian pabrik. Biasanya
di dalam sludge masih banyak terkandung banyak minyak yang bisa dikutip dan
dimasukkan kembali ke stasiun pemurnian. Pada proses pengambilan minyak dari
sludge terdiri dari beberapa tahap yang dapat dilihat pada gambar 2.30 sebagai
berikut.
31
1. Vibrating Screen
Vibrating Screen juga terdapat pada pengolahan sludge dari VCT yang
memiliki fungsi untuk menyaring minyak dari sludge keluaran dari VCT. Vibrating
screen memiliki prinsip kerja yaitu menggunakan getaran untuk menyaring kotoran
yang ditenagai electromotor. Sludge dari VCT harus disaring di vibrating screen
sebelum masuk ke sludge tannk. Vibrating screen terdiri dari 2 lapisan saringan,
yaitu kotoran di lapisan 1 dan 2. Kemudian dibuang ke parit di stasiun klarifikasi.
Adapun gambar vibrating screen yang terdapat pada pengolahan sludge ditunjukkan
pada gambar 2.31 sebagai berikut.
2. Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi sebagai wadah penyimpanan sementara dari sludge
sebelum diolah kembali agar didapatkan minyaknya. Pada sludge tank terdapat
pemanasan melalui injeksi steam untuk mendapatkan temperatur 90-95℃.
Pemanasan ini dilakukan agar densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur
halus yang merekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki
karena adanya gaya gravitasi bumi. Lumpur yang mengendap tiap selang waktu
tertentu kemudian dialirkan pada fat-fit melalui saluran pembuangan. Adapun
gambar sludge tank dapat dilihat pada gambar 2.32 sebagai berikut.
32
Gambar 2. 32 Sludge Tank
3. Sand Cyclone
Sand cyclone berfungsi untuk menahan pasir yang ada di dalam sludge agar
mempermudah proses selanjutnya. Sistem sand cyclone dilakukan secara otomatis
setiap 6 menit dan blowdown selama 40 detik. Sludge dialirkan ke dalam sand
cyclone dan membentuk aliran memutar di dalam cone. Karena gaya sentrifugal,
maka fase yang padat (berat jenis lebih besar) akan terlempar ke luar sedangkan
fase cair (berat jenis lebih kecil) akan terkumpul di tengah. Dan karena adanya gaya
gravitasi maka padatan akan jatuh ke bawah dan sludge akan naik ke atas menuju
buffer tank. Pada PKS Rambutan terdapat 2 sand cyclone. Adapun sand cyclone
dapat dilihat pada gambar 2.33 sebagai berikut.
33
4. Buffer Tank
Buffer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum
disalurkan ke decanter dengan memakai gaya gravitasi. Buffer tank terletak di atas
decanter sehingga tidak memerlukan pompa untuk mendistribusikan keluaran
buffer tanknya. Pada PKS Rambutan terdapat 1 unit buffer tank dengan kapasitas 3
ton dengan sistem blowdown dan dilengkapi dengan steam injection untuk menjaga
temperatur pada suhu 90-95℃ dan dijaga dari adanya kebocoran.
5. Decanter
Decanter merupakan alat yang digunakan untuk mengolah sludge dan
mengambil minyak yang masih terkandung di dalam sludge dengan cara
sentrifugal. Decanter memiliki prinsip kerja yaitu pemisahan berdasarkan gaya
sentrifugal, berat jenis dan gaya gravitasi. Campuran minyak awalnya diputar
dengan kecepatan tertentu sehingga terjadi pemecahan komponen dengan adanya
perbedaan berat jenis akan masing-masing akan terpisah sendirinya dengan adanya
gaya gravitasi bumi maka komponen yang memiliki berat jenis yang tinggi akan
mengendap yang dinamakan dengan solid phase, sedangkan yang lainnya (heavy
phase) akan tetap diatas karena berat jenis minyak lebih rendah dari sludge (solid
phase). Suhu decanter yaitu 90-95℃ dengan dilengkapi dengan flow meter untuk
melihat laju alir umpan masuk pada decanter. Berikut merupakan gambar dari
decanter yang ditunjukkan pada gambar 2.35 yang terdapat pada PKS Rambutan.
34
Gambar 2. 35 Decanter
35
dengan dicapai suhu 50-55℃ untuk menjaga kualitas minyak CPO. Standar mutu
CPO pada storage tank yakni ALB, Kadar air dan Kadar Kotoran yang
menyesuaikan syarat mutu pabrik. Storage tank ini terdiri dari tangki berbentuk
silinder dan pada bagian atas terdapat lubang untuk pengukuran dan lubang
penguapan air.
36
Prinsip pemisahan minyak dari sludge berdasarkan berat jenis, sehingga
nantinya akan disaring kembali dengan dialirkan menggunakan pompa yang
ditampung kembali di bak, minyak yang terapung di bagian atas dihisap ke VCT
sedangkan lumpur yang pekat dibuang ke bak penampungan sludge fat - pit.
Minyak yang diambil dari fat - pit ini dipisahkan dengan minyak hasil produksi.
37
Gambar 2. 39 Cake Breaker Conveyor (CBC)
2. Depericarper
Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang di ujungnya
terdapat blower pengisap serta fibre cyclone. Alat ini berfungsi memisahkan fiber
dan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler sedangkan nut
dibawa menuju Nut Polishing Drum (NPD). Depericarper terdiri dari separating
column (kolom pemisah), NPD, dan fiber cyclone yang dilengkapi dengan fan
(blower).
Separating column adalah alat untuk mengatur kecepatan udara dan tekanan
statis yang dibutuhkan dengan sistem isapan blower untuk memisahkan ampas dan
biji berdasarkan perbedaan berat jenis. Fiber cyclone dan blower adalah alat
berbentuk cyclone tempat menghisap sekaligus menampung fiber yang terpisah dari
biji akibat isapan blower di separating column. Losis di depericarper PKS
Rambutan maksimal 1.2%.
38
Gambar 2. 40 Depericarper
NPD merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah fiber pada nut yang
masih melekat pada nut. Pada alat NPD dilengkapi dengan plat pengarah yang
dipasang miring pada dinding bagian dalam. Plat tersebut menyebabkan nut
berputar dan saling bergesekan yang diharapkan fiber yang masih melekat pada nut
terpisah. Pada ujung drum terdapat lubang-lubang penyaring sebagai tempat
keluarnya nut dan memungkinkan pemisahan material menggumpal.
39
4. Nut Elevator
Nut Elevator merupakan alat transportasi yang membawa nut hasil dari nut
polishing drum menuju nut silo.
5. Nut Silo
Nut Silo merupakan alat yang berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan
untuk mengurangi kadar air pada nut,sehingga akan mudah terlepas dari
cangkangnya. Dengan demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan
diperoleh inti yang utuh dalam jumlah yang maksimal dan pemeraman dilakukan
selama ±8-9 jam.
40
6. Ripple Mill
Ripple Mill merupakan alat untuk memecahkan nut sehingga inti terlepas
dari cangkangnya. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu sebagai berikut.
a. Rotating Rotor
Terdiri dari rod (ripple tad) dan high carbon steel berjumlah 30 batang
dimana 15 batang pada bagian luar dan 15 batang lagi pada bagian dalam.
b. Stationary Plate (Ripple Pad)
Merupakan plat bergerigi tajam dari high carbon steel. Alat ini dapat
memecah biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan proses
perebusan berlangsung dengan baik. Efisiensi pemecahan berkisar minimal
≥ 95%.
41
kedua yang bertujuan untuk memisahkan cangkang dari kernel. Losses
LTDS maksimal 2%.
3. Cyclone dan Air Lock, alat ini menjadi kesatuan di LTDS yang berfungsi
mengumpulkan cangkang dan fiber halus agar tidak terbawa dan terbuang
ke udara melalui discharge ducting dan memastikan tidak ada udara yang
masuk melalui lubang outlet. Tugas air lock sebagai pengunci udara saat
dilakukan pengeluaran material cangkang dan fiber halus dari dalam
cyclone.
4. Separating Column, alat ini berfungsi sebagai saluran keluar cangkang yang
telah terpisah dari kernel dan yang harus diperhatikan pada alat ini yaitu
penyetingan kecepatan udara dari separating column.
5. Vertical Ducting, bagian ini terletak diatas separating column yang
berfungsi untuk melaminerkan udara yang dihisap dari separating column
sehingga material yang dibawa bisa lebih maksimal dan tidak terjadi
deposite horizontal ducting.
6. Horizontal Ducting, berfungsi sebagai pembawa udara dan juga pembawa
material yang dihisap dari inlet menuju cyclone.
42
8. Kernel Grading Drum
Kernel Grading Drum merupakan alat untuk menyaring atau memisahkan
kernel dari nut yang gagal dipisahkan untuk diolah kembali. Jumlah kernel grading
drum yang dimiliki PKS Rambutan hanya satu unit dan dipasang setelah LTDS I.
9. Hydrocyclone
Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit yang
pecah berukuran besar dan beratnya hampir sama dengan, proses pemisahan
dilakukan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan gaya sentrifugal.
Pemisahan dilakukan untuk mengurangi losses inti pada cangkang dan kotoran.
Losses maksimal di Hydrocyclone adalah 4%.
Gambar 2. 47 Hydrocyclone
43
10. Kernel Silo
Kernel Silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada
kernel atau yang disebut inti produksi. Pada kernel silo terdapat tiga tingkatan
temperatur yakni 80℃, bagian tengah suhu 70℃, dan bagian bawah bersuhu 60℃
dengan menggunakan uap panas dari steam. Fan Kernel Silo dijalankan 5 menit
setelah stasiun persiapan kernel dijalankan.
44
2.2.10 Stasiun Kamar Mesin
Stasiun kamar mesin adalah stasiun yang menghasilkan energi listrik untuk
pabrik. Adapun komponen utama stasiun kamar mesin adalah :
Sebagai salah satu mesin konversi energi yang sangat diperlukan, boiler
sebagai penghasil steam memiliki peranan dan kegunaan yang tidak hanya luas
namun juga penting. Steam yang dihasilkan dapat digunakan sebagai fluida kerja
maupun media pemanas untuk berbagai macam kegunaan, baik sebagai pendukung
proses produksi seperti memanfaatkan panas dari steam untuk pengolahan dan
pemanasan pada industri kecil, maupun sebagai instalasi tenaga atau
pembangkit tenaga listrik.
45
Pemeliharaan boiler juga harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat oleh perusahaan pengguna, yang meliputi pemeliharaan harian, mingguan,
bulanan sampai dengan tahunan (Mayor Overhaul). Perawatan yang baik pada
boiler dapat menjamin umur teknis dan umur ekonomis yang relatif panjang.
Bahan bakar utama boiler adalah cangkang dan fiber, namun jika keadaan
terdesak akan digunakan kayu bakar dan tankos. Di boiler terdapat tangki yang
berisi air yang akan diubah menjadi uap, uap ini akan dioper ke kamar mesin. Jika
volume air pada tangki tersebut melebihi 60%, maka alarm akan berbunyi.
Sedangkan jika volume air berada di bawah 40%, maka tekanan yang dihasilkan
uap untuk menuju kamar mesin akan menurun. Tekanan normal boiler saat
beroperasi 16-20 bar.
Gambar 2. 51 Boiler
46
2.3 Fokus Pembahasan Pengolahan Air Pada Water Treatmant Plant
Tujuan dari proses water treatment adalah agar mendapatkan air dengan
karakteristik yang cocok untuk aplikasinya. Misalnya,WTP pada pabrik kelapa
sawit umumnya menggunakan proses ini untuk mendapatkan air dengan
karakteristik yang cocok untuk aplikasinya. Istilah water treatment cenderung
menempatkannya pada tujuan untuk mendapatkan air bersih, air minum, air
produksi atau air proses. Pada bidang lainnya pada pengolahan air limbah, juga
mengenal dengan nama waste water treatment (WWT). Namun, pada bidang
pengolahan limbah domestik menggunakan istilah sewage treatment plant (STP).
47
Metode dalam water treatment plant akan tergantung dari sumber air baku
serta tujuan pengolahannya. Dalam prosesnya akan menggunakan proses fisika,
kimia dan biologi. Untuk teknologinya bisa menggunakan media, membrane,
sedimen lamela ataupun ozonisasi. Jenis Water Treatmant pada PKS Rambutan
adalah sistem clarifier secara umum berfungsi untuk menurunkan Tingkat TSS
(total suspended solid) seperti partikel dan endapan.
Pompa
SUNGAI CLARIFIER BAK SEDIMEN SANDFILTER TOWER
Injeksi Injeksi
Tawas Hummerflog
48
2.4.1 Proses Filtrasi Pada Sistem Water Treatmant
Proses filtrasi atau penjernihan air adalah proses pembersihan partikel
padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan.
Tujuannya adalah untuk me-recycle air kotor atau limbah menjadi air bersih supaya
bisa digunakan. Berikut adalah tahap-tahap dalam filtrasi pada Water Treatmant
PKS Rambutan :
Pada tahap pertama filterisasi, air dialirkan dari sungai menuju Clarifier
Tank, pada proses pengaliran dari sungai air dipompa menggunakan pompa
sentrifugal yang berkapasitas 55-60 ton/jam. Air Sungai memiliki pH 7-7,3 ini
terjadi saat kondisi suhu air Sungai naik (pada kondisi panas) dan pH 6,7-6,8 saat
suhu air Sungai netral ataupun mengalami penurunan (saat kondisi hujan). Dalam
Proses menuju Clarifier Tank terjadi penginjeksian pada air menggunakan Tawas
dan Flogan yang bertujuan untuk mengendapkan kotoran.
a. Injeksi Tawas
Proses penginjeksian ini terjadi pada saat air mengalir di dalam pipa yang
berukuran besar, lalu tawas tersebut dimasukan ke dalam tabung dengan metode
suntikan, dimana cairan Alumunium Sulfat (tawas) disuntikan ke dalam pipa air
mengunakan media selang yang berdiameter lebih kecil, dengan komposisi 40-60
ppm (part per milion), dimana 1 ppm = 1000 mg.
b. Injeksi Hummerflog
49
dalam pipa air menggunakan metode suntikan dimana cairan hummerflog
disuntikan menggunakan media selang yang berukuran kecil sama seperti injeksi
tawas. Injeksi ini bertujuan untuk mengikat lumpur atau kotoran yang terdapat pada
air.
2. Clarifier Tank
Pada clarifier juga terdapat tiga pipa yang berfungsi sebagai parameter
untuk mengukur dan mengetahui seberapa banyak lumpur hasil pengendapan yang
terdapat pada clarifier, pipa yang pertama dari bawah jika dibuka kerannya maka
kita akan melihat lumpur yang keluar, pada selang kedua maka kita akan melihat
air yang bercampur lumpur, dan pada selang yang ketiga kita akan melihat air yang
50
sudah terpisah dengan lumpur tetapi masih keruh. Jika selang kedua di buka dan
yang keluar lumpur, itu artinya lumpur pada clarifier sudah penuh, dan harus segera
dilakukan pembuangan (bludown)
3. Bak Sedimen
L = 8,3 m
T=4m
P = 10,3 m
Selanjutnya air akan diproses di Bak Sedimen setelah air dan kandungan
TSS(Total Suspended Solid) atau lumpur dipisahkan. Bak Sedimen pada PKS
Rambutan memiliki kedalaman sekitar 4 m, panjang 10,3 m dan lebar 8,3 m. Tujuan
dari proses ini adalah mengendapkan gumpalan maupun kotoran halus yang masih
terikut pada air. Setelah itu kemudian air akan dipompa menuju Sand Filter Tank.
51
Sewaktu-waktu dasar bak akan dibersihkan juga sesuai dengan keadaan cuaca dan
kejernihan air. Di PKS Rambutan , Bak Sedimen dibagi atas dua bagian yaitu :
Pada penampungan pertama ini Bak akan terisi oleh air yang mengalir
langsung dari Clarifier dimana masih banyak kotoran halus yang belum
mengendap kebawah.
Pada penampungan kedua air sudah jauh lebih bersih karna kotoran halus
yang sudah mengendap di tempat penampungan pertama. Kemudian terdapat
lubang pada tembok pemisah atau pembatas bak sedimen, lubang tersebut
membantu air yang yang terdapat pada bagian atas Bak pertama mengalir menuju
Bak kedua, sebab air yang berada pada bagian atas adalah air yang sudah cukup
bersih karena sudah mengalami pengendapan kembali, setelah itu air dipompa
menuju tower melewati sandfilter.
52
Gambar 2. 57 Bak Sedimen Kedua
4. Sandfilter
Di sand filter tank air kembali disaring sebelum di pompa ke Tower tank,
Terdapat 4 unit Sandfilter yang dimiliki oleh PKS Rambutan, dengan kapasitas
masing-masing adalah 20 M³/jam, ini adalah penyaringan terakhir sebelum
dialirkan menuju Tower tank. Pada proses ini air yang mengandung kekeruhan dan
partikel-padatan dialirkan ke tangki sand filter melalui inlet. Sebelum mencapai
lapisan pasir, air melewati sistem penghilangan partikel kasar untuk mengurangi
partikel kasar yang ukurannya lebih besar. Air yang telah melewati tahap
penyaringan awal dialirkan melalui lapisan pasir dalam tangki sand filter. Lapisan
pasir terdiri dari butiran pasir dengan ukuran yang bervariasi, dari yang terbesar di
bagian atas hingga yang terkecil di bagian bawah. Saat air mengalir melalui lapisan
pasir, partikel-partikel kekeruhan dan partikel-padatan tertangkap dalam pori-pori
pasir dan terperangkap di antara butiran-butiran pasir. Selama proses penyaringan,
partikel-partikel kekeruhan yang terperangkap membentuk lapisan filtrasi yang
disebut “cake” atau “kotoran filter”. Lapisan ini membantu meningkatkan efisiensi
penyaringan dengan menangkap partikel lebih halus yang mungkin terlewatkan
pada tahap penyaringan awal.
Pada prosesnya setiap salah satu tangki harus dibersihkan (back wash) dari
lumpur yang mengendap dan melekat pada kerikil dan pasir, proses
pembersihannya dengan memompakan air dari bawah tangki, akibatnya kerikil dan
pasir tadi akan bergerak aktif seolah-olah dicuci, secara bersamaan air cucian yang
berupa kotoran lumpur dan air di buang sampai air pembuangan tampak jernih,
53
umumnya lama pembersihan ini adalah 5-15 menit, namun terkadang proses
pencucian dan pembersihan tangki tidak selalu sesuai dengan biasanya, dapat
menjadi lebih lama atau lebih cepat tergantung kadar kejernihan air yang umumnya
ditentukan keadaan cuaca, pada waktu kemarau tangki dapat dibersihkan setelah 1-
2 jam sekali dengan pencucian dibawah lima menit, sedangkan pada musim hujan
pembersihan dapat lebih cepat dari 1 jam, dan pencucian lebih dari 5 menit,
tergantung kejernihan air. Komposisi jenis pasir pada Sandfilter terdiri atas tiga
bagian yaitu :
1. Batu kerikil kasar dengan diameter pasir 2,0 mm – 4,0 mm, dan dengan
2. Batu kerikil halus dengan diameter pasir 0,8 mm – 2,00 mm, dan dengan
3. Pasir Kuarsa (Silika) dengan diameter pasir 0,5 mm – 0,7 mm, dan dengan
Berfungsi untuk menyaring sirkulasi air dari segala bentuk kotoran agar
kotoran tersebut tidak masuk ke suplai air bersih atau benda kerja mesin Strainer
ini sangat penting sekali agar media filter tidak ikut masuk terbawa air pada saat
filter bekerja. Penggunaan bahan dan model strainer juga sangat mempengaruhi
hasil filter karena merupakan bagian terkahir dari proses penyaringan filter
air.Umumnya dipasaran menggunakan 3 model strainer yang terbuat dari PE
berbentuk jamur ( Mushroom ) atau dari PE berbentuk Bintang ( Lateral ) dan yang
paling murah strainer yang terbuat dari screen besi/stainless cassa berpori.
54
memerlukan lagi perlatan mekanik dan koagulan sehingga gravel merupakan
metode pengolahan awal yang cocok dan terbilang murah.
Berfungsi untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel besar / kecil dalam
air sehingga lebih jernih. Lapisan silika yang disusun bertumpuk dalam tangki
Rapid sand filter menjadikannya penyaring air yang efektif karena sifat halusnya
mampu menahan kotoran lumpur yang terkandung dalam air. Penggunaan silika
terbaik adalah berupa pasir laut dengan ukuran mesh dan warna yang terang.
Satu hal yang harus diperhatikan pada bagian ini adalah, tangki tidak boleh
dibersihkan secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kekurangan air pada pabrik yang dapat berakibat fatal, usahakan air selalu mengalir
secara terus menerus. Setelah dijernihkan di Sand Filter Tank, kemudian air
dipompa ke Water Tower Tank, dari Tower Tank air siap untuk dialirkan kebagian-
bagian pabrik.
Gambar 2. 58 Sandfilter
Setelah proses air dari Sand Filter sudah selesai. Kemudian air akan
dialirkan menuju Water Tower Tank. Water Tower merupakan tahap terakhir pada
proses Water Treatmant. Kemudia dari tower air akan dialirkan ke seluruh pabrik.
55
Gambar 2. 59 Water Tower Tank
1. Demint Plant
Demin plant adalah salah satu unit di Water Treatment plant yang bekerja
untuk mendapatkan demineralized water. Demineralized water (demin water)
adalah air yang tidak terkandung mineral berupa garam-garam. Mineral-mineral
pengotor dapat menyebabkan kerusakan dan korosi pada jalur pipa dan peralatan
proses karena menimbulkan endapan dan kerak. Air yang dipakai untuk air proses
atau untuk kebutuhan boiler tidak cukup hanya memanfaatkan air bersih saja. Di
dalam Raw water bisa saja terdapat suspended solid (impurities tidak larut) dan
dissolved solid (impurities terlarut). Suspended solid bisa dihilangkan dengan
proses klarifikasi (penjernihan) dengan menggunakan clarifier. Dissolved solid bisa
dihilangkan melalui proses demineralisasi (penghilangan mineral-mineral dalam
air). Air bersih perlu diproses secara berkala agar menghilangkan garam yang
terlarut sebagai kandungan mineral.
56
sepadan. Jika ion yang ditukar adalah kation, resin itu disebut resin penukar kation,
dan jika ion yang ditukar adalah anion, resin itu disebut resin penukar anion. Demin
water biasanya diperoleh dengan penggunaan sand filter, cation exchanger dan
anion exchanger. Air memasuki sand filter untuk menghilangkan partikel padatan,
selanjutnya menuju ke cation exchanger untuk menghilangkan kandungan mineral
seperti Fe, Cu, Ca, Mg dan lain-lain. Kemudian air melalui anion exchanger untuk
menghilangkan mineral anion seperti SiO2, HCO32-, SO42- dan lain-lain. Resin
penukar ion memiliki batas kemampuan penukar ion, maka jika sering digunakan,
resin akan mengalami kejenuhan dan harus diregenerasi. Ditinjau dari sistem aliran
yang digunakan, regenerasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni paralel (co-
current) dan berlawanan arah (countercurrent). Demin plant pada unit Utilitas Cold
Rolling Mill menggunakan proses regenerasi dengan aliran berlawanan arah
(counter current). Terdapat empat jenis resin yang dapat digunakan dalam proses
pengolahan air yakni resin kation asam kuat, resin kation asam lemah, resin anion
basa kuat, dan resin anion basa lemah.Resin penukar ion adalah hidrokarbon yang
sangat terpolimerisasi yang mengandung gugus ion yang saling terkait dandapat
dipertukarkan. Ketika kontak dengan resin penukar ion, ion yang larut dalam air
akan diserap oleh resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam
jumlah yang setara. Penukar ion biasanya banyak berupa bahan bahan organik, yang
juga biasanya dibuat secara sintetik.
Suatu reaksi pertukaran ion hanya bisa berlangsung apabila bahan penukar
bisa menyediakan hidrogen atau hidroksida untuk menggantikan kation dan anion
dari air mentah. Apabila suatu resin kation dan anion tidak dapat lagi menukar,
maka kation dan anion tersebut harus diregenerasi agar kondisinya kembali kepada
keadaan awal. Penggantian resin sebaiknya dilaksanakan pada jangka waktu
optimal empat tahun sekali. Tetapi apabila dikaji lebih spesifik, penggantian resin
akan optimal jika digunakan hanya selama dua tahun atau dengan kata lain diganti
setiap dua tahun sekali karena faktor lingkungan turut mempengaruhi.
57
di mana logam akan diikat resin. Resin jenis R-SO3H tergolong sebagai asam kuat,
sehingga disebut resin penukar kation asam kuat. Proses ini menghasilkan asam,
seperti HCl, H2SO4 dan asam lainnya sehingga memiliki nilai pH antara 2,8 - 3,5.
Dengan menambahkan H2SO4 maka resin akan aktif kembali, dan mulai
melakukan aktivitas regenerasi. Hal ini dikarenakan H2SO4 akan menghilangkan
kandungan ion positif pada air. Oleh karena itu, perlu adanya optimalisasi
pemakaian H2SO4 pada saat proses regenerasi kation exchanger untuk
menghasilkan proses regenerasi yang baik sehingga didapatkan kondisi resin seperti
semula.
a. Tabung Kation
58
b. Tabung Anion
c. FeedTank
59
Gambar 2. 62 FeedTank
d. Daerator
Gas-gas yang terlarut dalam air feedtank seperti Oksigen, Carbon Dioksida
dan Ammonia dapat menyebabkan korosi pada feed water lines, heaters,
economizers, boiler dan kondensat lines. Untuk menghilangkan gas yang terlarut
tersebut maka diperlukan. proses deaerasi dengan menggunakan alat yang
dinamakan deaerator. Pada deaerator gas yang dihilangkan ialah gas CO2 dan O2
yang terlarut didalam air. Cara yang dilakukan untuk menghilangkan gas tersebut
di deaerator ialah air disemprotkan ke ruang deaerasi melalui nozzle. Butiran air
yang jatuh akan kontak langsung dengan uap dan temperatur air menjadi naik
hampir mendekati temperatur uap. Dalam kondisi tersebut 97-98% gas 02 dan CO2
akan terbebas dan keluar dari deaerator. Air yang sudah di deaerasi terus diaduk
oleh uap yang datang terus menerus membuat sisa sisa gas yang ada akan menjadi
hilang. Setelah pengadukan oleh uap, air yang sudah di deaerasi diumpankan ke
boiler.
Gambar 2. 63 Daerator
60
6. Pompa Sentrifugal dalam Pengaplikasiannya
Pompa Sentrifugal terdiri dari beberapa bagian penting. Mulai dari rumah
pompa yang terdiri dari stuffing box yang berfungsi untuk mencegah kebocoran,
packing yang digunakan untuk mengurangi kebocoran cairan dari pompa, shaft
yang diperlukan untuk meneruskan momen punter, shaft sleeve untuk melindungi
poros dari erosi dan korosi, serta vane yang merupakan jalur lewat cairan di impeller
dan casing yang merupakan pelindung bagian luar. Untuk komponen bagian dalam
pompa sentrifugal, khusunya impeller terdiri pula dari beberapa bagian. Impeller
merupakan benda yang berguna untuk mengubah energi dari mekanis menjadi
kinetis di dalam pompa.
61
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
b. Pabrik kelapa sawit (PKS) Rambutan sudah menjadi salah satu pabrik
kelapa sawit dengan rendemen terbaik di Indonesia, oleh karena itu,
semoga kinerja baik di bagian lapangan, pengolahan, dan manajemen tetap
terjaga serta menjadi lebih baik lagi ke depannya
62
DAFTAR PUSTAKA
https://www.eonchemicals.com/artikel/water-treatmant-plant-pabrik-kelapa-sawit/
https://id.scribd.com/doc/116411728/WATER-TREATMANT-PKS
https://www.faizalamri.com/2020/01mengenal-stasiun-water-treatmant-
plan.html?m=1
https://mapurna.id/blog/water-treatmant/
https://www.tanindo.net/sand-filter/
63
DAFTAR LAMPIRAN
64