Anda di halaman 1dari 16

Critical Journal Review Kimia Pemisahan

Dosen Pengampu : Dr. Herlinawati , M.Si.

METODE DESTILASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. AMANDA FADHILAH RAMADHANI 4193331038


2. CHATRINE MONALISA BR TARIGAN 4193131037
3. NICOLAUS ALBERTO SIJABAT 4192431009
4. RIZKINA HAKIKI 4192431016
5. ROBEKA HUTASOIT 4193131032
6. ZENY AFRISKA BARUTU 4193131016

PENDIDIKAN KIMIA 2019 A


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review
yang berjudul “Metode Destilasi” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Pemisahan. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan
tugas ini dengan baik
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pendukung penulis dalam
menyelesaikan tugas CJR ini, khususnya kepada Ibu Dr. Herlinawati , M.Si selaku
dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan.
Kami menyadari bahwa tugas CJR ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan pada karya
selanjutnya. Kami juga berharap tugas CJR ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penulis.

08 September 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Identitas Jurnal.......................................................................................1
 Identitas Jurnal 1.......................................................................................1
 Identitas Buku 2........................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL....................................................................2
2.1 Ringkasan Jurnal 1.................................................................................2
A. Pendahuluan................................................................................................2
2.2 Ringkasan Jurnal 2................................................................................6
BAB III ANALISIS..............................................................................................10
3.1 Kelebihan Jurnal...................................................................................10
3.1.1 Kelebihan Jurnal 1...........................................................................10
3.1.2 Kelebihan Jurnal 2...........................................................................10
3.2 Kelemahan Buku...................................................................................10
3.2.1 Kelemahan Jurnal 1..........................................................................10
3.2.2 Kelemahan Jurnal 2..........................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................11
4.1 Kesimpulan............................................................................................11
4.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai
titik didih yang berbeda. Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap
dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi
merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya
yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada
distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Syarat
utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi
adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi
keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat
menguap.

1.2 Identitas Jurnal


 Identitas Jurnal 1
Judul Jurnal : Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Dan Variasi Metode
Destilasi Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri
Daun
Kayu Manis (C. Burmanii)
Penulis Jurnal : Krisnawati Setyaningrum Nugraheni, Lia Umi Khasanah,
Rohula Utami dan Baskara Katri Ananditho
Tahun Terbit : 2016
Jenis Jurnal : Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
Volume/Halaman: IX Nomor 2/51-64

 Identitas Buku 2
Judul Jurnal : Estraksi Minyak Atsiri Dari Daging Buah Pala (Tinjauan
Pengaruh Metode Destilasi Dan Kadar Air Bahan)
Penulis Jurnal : Lina Sari, Donny Lesmana dan Taharuddin
Tahun Terbit : 2018
Jenis Jurnal : Jurnal Sains dan Teknologi
Volume/Halaman: 1 Nomor 1/1-6

1
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal 1


A. Pendahuluan
Kayu manis (Cinnamomun sp.) merupakan salah satu tanaman multi
fungsi yang dapat digunakan dalam industri makanan dan minuman, obat-obatan,
minyak atsiri serta oleoresin yang berasal dari bagian batang, dahan, ranting,
pucuk daun dan akar tanaman. Tanaman ini dikenal juga sebagai rempah atau
pemberi cita rasa (flavor). C. Burmannii merupakan Cinnamomum asli Indonesia
yang dikenal dengan cassiavera, kaneel cassia, atau padang kaneel.Menurut
Guaenther (1987), minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan
banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari
minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar komponen
utamanya. Menurut Sumarni (2008), kualitas minyak atsiri ditentukan oleh
karakteristik alamiah dari masingmasing minyak tersebut dan bahan-bahan asing
yang tercampur di dalamnya. Faktor lain yang menentukan mutu minyak yaitu
sifat-sifat fisika-kimia minyak, jenis tanaman, umur panen, perlakuan bahan
sebelum penyulingan, jenis peralatan yang digunakan dan kondisi prosesnya,
perlakuan minyak setelah penyulingan, kemasan, dan penyimpanan.

B. Metode Penelitian

Bahan yang digunakan adalah daun kayu manis (Cinnamomum burmannii)


yang diperoleh dari Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.
Pelarut yang digunakan untuk destilasi kayu manis adalah air. Bahanbahan lain
yang digunakan untuk analisis antara lain: aquadest dan etanol 70%. Dan untuk
analisis kandungan dan kadar senyawa aktif menggunakan pelarut etanol 98%
serta bahan yang digunakan untuk kromatografi gas.

Persiapan daun kayu manis

Daun kayu manis yang digunakan adalah daun kayu manis segar berwarna hijau
tua, tidak cacat atau rusak. Daun kayu manis dicuci supaya terpisah dari kotoran.
Kemudian daun kayu manis yang telah dicuci dan bersih, dibagi 3 bagian yaitu
daun kayu manis untuk perlakuan pendahuluan pemeraman 1 (satu) hari, daun
kayu manis untuk perlakuan pendahuluan kering angin selama 10 hari dan daun
kayu manis untuk perlakuan pendahuluan sun drying KA 15%.

Penyulingan Daun Kayu Manis

Daun kayu manis kemudian dicacah menggunakan alat pencacah daun.


Pencacahan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran daun serta untuk
mempermudah proses destilasi. Dan masing masing-masing dilanjutkan dengan

2
proses penyulingan (destilasi). Metode destilasi yang digunakan adalah destilasi
air selama 4 jam dan destilasi uap air selama 4 jam.

Pengujian Karakteristik Mutu Atsiri Daun Kayu Manis

Setelah diperoleh minyak atsiri daun kayu manis, minyak tersebut diuji rendemen
yang dihasilkan dan karakteristik mutunya. Analisis yang dilakukan meliputi
rendemen (Hong Yang dkk, 2012), berat jenis (Sutiah dkk, 2008), viskositas
(Sutiah dkk, 2008), indeks bias (Sutiah dkk, 2008) dan kelarutan dalam etanol
70%.

Pengujian Minyak Atsiri S

etelah dilakukan pengujian mutu pada keseluruhan sampel akan diperoleh minyak
atsiri terpilih. Kemudian akan dilakukan uji kandungan dan kadar senyawa aktif
pada minyak atsiri terpilih tersebut dengan menggunakan metode GC-MS.

Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari
satu faktorial yaitu perbedaan perlakuan pendahuluan (pemeraman, kering angin,
dan sun drying) dan variasi metode destilasi (direct distillation dan indirect
distillation. Pada penelitian ini dilakukan dua kali ulangan sampel dan satu kali
ulangan analisis. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA
dengan SPSS versi 15.0. Jika terdapat perbedan maka dilanjutkan dengan Duncan
Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
perlakuan pada tingkat α = 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan DMRT pada
tingkat α yang sama.

C. Hasil Dan Pembahasan

Kadar Air

Kadar air merupakan salah satu parameter penting untuk menghasilkan


rendemen minyak atsiri. Rahmi (2012) menyebutkan bahwa kadar air yang
terdapat pada sampel dapat mempengaruhi hasil rendemen minyak. Minyak atsiri
dalam tanaman tersimpan pada jaringan yang terlindungi oleh air sehingga jika
kadar air terlalu besar minyak akan sulit menguap saat destilasi. Akan tetapi, jika
kadar air terlalu rendah, minyak atsiri akan ikut menguap dalam proses
pengeringan. Pada penelitian Rahmi daun nilam dipertahankan kadar airnya antara
10-20% dan SNI 01-3714-1995 untuk Kulit Kayu Manis Bubuk kadar air bubuk
kayu manis maksimal 12% (Widiyanto, 2011). Berdasarkan pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa kadar air bahan dipengaruhi karena adanya perlakuan
pendahuluan pemeraman, kering angin dan sun drying. Kadar air pada bahan
dapat juga mempengaruhi rendemen minyak atsiri.

3
Pada destilasi uap air, antara air dan minyak atsiri dalam daun kayu manis
tidak menguap secara bersama-sama. Awalnya air menguap setelah proses
pemanasan dilakukan, setelah mencapai suatu keseimbangan tekanan tertentu
maka uap air akan masuk ke dalam jaringan dalam bahan dan akan mendesak
minyak atsiri daun kayu manis ke permukaan. Kemudian minyak atsiri akan ikut
menguap bersama uap air menuju kondensor. Menurut Harris (1987) dalam
Zulnely (2008) dan Gemini (2009) menyebutkan destilasi uap air mempunyai
suhu proses yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan destilasi air. Selain
itu, destilasi uap air menghasilkan uap dan panas yang stabil dengan tekanan uap
yang konstan. Uap yang dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC,
sehingga waktu destilasi dapat lebih cepat dan mengurangi kemungkinan
rusaknya minyak atsiri. Persentase senyawa yang terdapat dalam minyak hasil
destilasi uap air mempunyai nilai yang lebih besar dari pada minyak hasil destilasi
air. Ditunjukkan dalam penelitian Zulnely (2008) dalam menghasilkan minyak
atsiri pohon wangi dengan destilasi uap air senyawa kimianya lebih banyak
teridentifikasi dibandingkan dengan destilasi air. Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa rendemen minyak atsiri dipengaruhi kadar air pada bahan.
Sehingga, variasi perlakuan pendahuluan dan metode destilasi mempunyai
pengaruh terhadap rendemen minyak atsiri daun kayu manis.

Berat Jenis

Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menetukan mutu
kemurnian minyak atsiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berat jenis
merupakan perbandingan berat sampel dengan berat air yang sama besar
volumenya. Pada umumnya, nilai berat jenis minyak atsiri berkisar antara 0,696-
1,188 pada suhu 15oC, dan umumnya nilai tersebut lebih kecil dari 1,000. Berat
jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang
terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam
minyak, maka semakin besar pula nilai berat jenisnya (Loli, 2012). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Zulnely (2004) menyatakan bahwa metode
penyulingan uap air dan destilasi air tidak berpengaruh terhadap berat jenis
minyak atsiri. Namun, pada hasil penelitian minyak atsiri daun kayu manis hasil
destilasi air dengan perlakuan sun drying berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hal ini diduga perbedaan komposisi senyawa penyusunnya. Ketika daun kayu
manis yang diberi perlakuan sun drying, kondisi perlakuan dipengaruhi oleh cuaca
sehingga mempengaruhi kadar air dalam bahan dan senyawa penyusunnya

Viskositas

Viskositas berasal dari kata visceous. Secara umum viskositas merupakan


ketidakluasaan aliran cairan yang disebabkan oleh gesekan antara bagianbagian
cairan tersebut (Soedojo, 1986). Viskositas berhubungan dengan sifat kekentalan
suatu cairan yaitu besarnya tahanan geser suatu larutan yang mengalir dalam pipa

4
kapiler. Pada pengujian viskositas hanya 2 sampel yang dapat diujikan Dalam
penelitian ini sebelum proses destilasi bahan baku terlebih dahulu dilakukan
pengecilan ukuran. Oleh karena itu, minyak atsiri daun kayu manis yang
dihasilkan memiliki nilai viskositas yang sama. a bobot jenis senyawa berbanding
lurus dengan ukuran partikelnya. Senyawa terpen yang terkandung menjadi salah
satu penyebab turunnya nilai viskositas. Terpen merupakan senyawa yang
memiliki bobot jenis yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sinamaldehid
maupun senyawa yang teroksigenasi.

Indeks Bias

Nilai indeks bias minyak atsiri daun kayu manis yang dihasilkan dari
destilasi air dengan perlakuan pemeraman sebesar 1,5116. Hasil tersebut tidak
beda nyata dengan indeks bias minyak atsiri daun kayu manis yang dihasilkan dari
destilasi air perlakuan kering angin sebesar 1,5142; destilasi air perlakuan sun
drying sebesar 1,5124 dan destilasi uap air perlakuan sun drying sebesar 1,5123.
Akan tetapi hasil tersebut berbeda nyata dengan indeks bias minyak atsiri daun
kayu manis yang dihasilkan dari destilasi uap air perlakuan pemeraman sebesar
1,4765 dan destilasi uap air perlakuan kering angin sebesar 1,4806. Indeks bias
merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan
kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias minyak
dapat menentukan tingkat kemurnian suatu minyak. Peningkatan nilai indeks bias
minyak menunjukkan bahwa minyak mempunyai rantai karbon panjang dan
terdapat sejumlah ikatan rangkap (Zulnely, 2008). Ini berarti indeks bias
dipengaruhi oleh komponen penyusunnya. Pada nilai indeks bias minyak atsiri
yang dihasilkan destilasi air dengan perlakuan pemeraman lebih besar
dibandingkan dengan indeks bias minyak atsiri destilasi uap air dengan perlakuan
pemeraman. semakin banyak kandungan air dalam minyak menyebabkan semakin
kecil indeks bias. Hal ini karena sifat dari air yang mudah membiaskan cahaya
datang.

Kelarutan dalam Alkohol

Perlakuan pendahuluan dan metode destilasi tidak memberikan pengaruh


terhadap kelarutan minyak atsiri dalam alkohol. Kelarutan minyak atsiri daun
kayu manis dalam alkohol yang dihasilkan dari destilasi air dengan perlakuan
kering angin sebesar 1 : 1 menunjukkan bahwa tiap 1 bagian minyak atsiri
dibutuhkan 1 bagian alkohol 70% untuk melarutkannya. Hasil tersebut tidak beda
nyata dengan minyak atsiri daun kayu manis hasil destilasi air dengan perlakuan
pemeraman dan destilasi air perlakuan sun drying sebesar 1 : 1,5; destilasi uap air
perlakuan pemeraman sebesar 1 : 1; destilasi uap air perlakuan kering angin
sebesar 1:0,8 dan destilasi uap air dengan perlakuan sun drying sebesar 1 : 0,95.
Alkohol merupakan gugus OH yang dapat larut dengan minyak atsiri daun kayu
manis. Komponen minyak atsiri yang dihasilkan terdapat komponen terpen

5
teroksigenasi. Hal ini disebabkan karena kelarutan dalam alkohol sangat
dipengaruhi oleh komponen-komponen senyawa dalam minyak atsiri tersebut.
Semakin tinggi kandungan terpen maka makin rendah daya larutnya atau semakin
sukar larut. Hal ini dikarenakan senyawa terpen tidak teroksigenasi merupakan
senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional (Guenther, 1987).
Oleh karena itu, semakin kecil kelarutan minyak atsiri pada alkohol 70% maka
kualitas minyak atsiri daun kayu manis makin baik. Minyak atsiri yang dihasilkan
destilasi uap air dengan perlakuan kering angin mempunyai kelarutan dalam
alkohol paling kecil dibandingkan dengan perlakuan lainnya sehingga mempunyai
kualitas mutu paling baik.

Pada penelitian ini ditemukan senyawa Cinnamaldehyde hanya sebesar


1,38% pada RT=5,787.minyak atsiri daun kayu manis mempunyai senyawa aktif
yang berbeda-beda, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genotipe,
pencahayaan, air, suhu, dan tempat tanaman kayu manis tumbuh. Sinamaldehid
termasuk golongan fenol senyawa aromatik yang mempunyai aktivitas larvasida
yang besar, dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan jamur, antibakteri, dan
lain sebagainya. terpilih didapat dari hasil destilasi uap air dengan perlakuan
kering angin yaitu LLinalool 34,40 %, 1,8-Cineole 18,18 %, α-Pinene 13,96% dan
β-Pinene 9,30%.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut. Pada karakteristik mutu minyak atsiri daun kayu
manis, minyak atsiri daun kayu manis yang diperoleh dari destilasi uap air dengan
perlakuan kering angin menpunyai rendemen tertinggi sebesar 0,10161%. Berat
jenis, viskositas, indeks bias, dan kelarutan dalam etanol 70% masingmasing
berkisar 0.91 - 0.96 g / ml, 0,0023 N.s/m2 , 1.48-1.51 dan 1:0.8 - 1:1.5. Destilasi
uap air dengan perlakuan kering angin mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol
70% paling kecil. Senyawa minyak atsiri daun kayu manis (Cinnamomum Leaf
Oil Burmannii) terpilih didapat dari hasil destilasi uap air dengan perlakuan
kering angin yaitu L-Linalool 34,40 %, 1,8-Cineole 18,18 %, α-Pinene 13,96%
dan β-Pinene 9,30%.

2.2 Ringkasan Jurnal 2


A. Pendahulan

Buah pala terdiri atas daging buah (77,8%), fuli (4%), tempurung (5,1%),
dan biji (13,1%). Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai
ekonomis dan memiliki manfaat yang besar dibeberapa sisi, misalnya minyak
atsiri yang berasal dari daun, biji dan fuli digunakan untuk bahan baku industri
obat-obatan, parfum dan kosmeti (Ditjen Perkebunan, 2012). Minyak atsiri dapat
diisolasi dengan empat cara yaitu destilasi, pressing, ekstrasi dengan pelarut

6
mudah menguap, dan absorpsi oleh lemak padat (Ketaren, 1975). Mutu minyak
atsiri maupun yield yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
metode destilasi, keadaan bahan (keadaan kering atau basah), pengecilan ukuran
bahan, lamanya destiasi, laju penguapan, besarnya tekanan operasi, diameter
kolom destilasi dan lain-lain. Menurut Valtcho et al (2015), hasil minyak atsiri
dari bahan yang kering lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang segar.
Daging buah pala yang dikering anginkan dengan metode destilasi air
menghasilkan minyak atsiri yang paling tinggi 0,0825% (Sophia G.S, 2012).
Sehingga pada penelitian ini divariasikan faktor-faktor berupa metode destilasi
dan kadar air bahan. Minyak atsiri dari daging buah pala yang dihasilkan akan
diukur yieldnya dan dilakukan uji mutu. Uji mutu yang dilakukan meliputi
penentuan sifat fisis minyak yaitu berat jenis dan indeks bias.

B. Metode Penelitian

Bahan utama yang digunakan penelitian ini adalah daging buah pala
(Myristica Fragrans Houtt) , daging buah pala ini berasal dari PT. Astari,
kampung sinar, desa harapan jaya, kelompok tani bina bakti, Padang Cermin,
Pesawaran, Lampung selatan, aquadest, dan alkohol 95%. Peralatan yang
digunakan antara lain seperangkat alat distilasi, kondensor, termometer, kabel
pemanas, erlemeyer 250 ml, aerator, neraca digital, alumunium voil, corong gelas,
corong pemisah, pipa tetes, oven, pisau, cawan, refraktometer, picknometer.

Tahapan Penelitian

Perlakuan Bahan
Daging buah pala segar yang telah dikeluarkan biji dan fulinya ditimbang
sebanyak 3 kg kemudian dirajang dan diblender selama 5 menit, dan dipisahkan
menjadi 3 bagian, masing-masing 1 kg untuk kadar air 100%(segar), 1 kg untuk
dioven hingga kadar air 75% dan 1 kg kadar air 50%. Oven yang digunakan untuk
mengeringkan diatur pada suhu 55°C. setiap 1 jam dikeluarkan dari oven dan
ditimbang hingga kadar air sesuai dengan yang diharapkan.

Penyulingan
Rajangan daging buah pala yang telah dikeringkan dimasukkan kedalam ketel
penyulingan dan diatur agar tidak terlalu padat dan merata. Cara penyulingan
yang digunakan adalah destilasi air, destilasi uap, destilasi uap air. Laju
penguapan 250 ml/jam. Suhu penyulingan 100°C , dan suhu hydrosol 15°C, 5
jam. Minyak daging buah pala yang dihasilkan ditampung dengan erlemeyer 250
ml, setelah itu, dilakukan pemisahan air dengan minyak menggunakan corong
pemisah.

Pengujian Mutu

7
Uji mutu minyak atsiri dilakukan dengan penentuan sifat fisis minyak yang
meliputi berat jenis dan indeks bias. Berat jenis minyak ditentukan dengan cara
menimbang berat minyak (piknometer) dan mengukur volumenya Dimana berat
jenis sama dengan berat per volume (gram/ml), Indeks bias ditentukan dengan alat
refraktometer, diukur pada suhu 250C. Sebelum digunakan refraktometer
dibersihkan dengan alkohol. Dengan menggunakan pipa tetes, contohnya minyak
diteteskan di atas refraktometer. Selanjutnya refraktometer dirapatkan. Setelah itu
baca besarnya indeks bias yang terukur.

Analisis Hasil Penelitian


Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pola factorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah pengeringan daging
buah pala dengan 3 taraf factor 100% (segar), 75%, dan 50%. Faktor kedua adalah
cara destilasi dengan 3 taraf yaitu destilasi air, destilasi uap air, dan destilasi uap.

Analisis GC-MS
Analisis GC-MS (Gass Chromatography – Mass Spectrometry) merupakan
metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis
senyawa yaitu kromatografi gas untuk menganalisis jumlah senyawa secara
kuantitatif dan spektrometri massa untuk menganalisis struktur molekul senyawa
analit. Kromatografi gas merupakan salah satu teknik spektroskopi yang
menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
migrasi komponen-komponen penyusunnya. Kromatografi gas biasa digunakan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat pada campuran gas dan juga
menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas.
Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul
dengan cara mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang
muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan
magnetik seragam.
Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi massa.
Paduan keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam
pengidentifikasian senyawa yang dilengakapi dengan struktur molekulnya.
Analisis GC-MS dilakukan untuk mengkarakterisasi produk minyak atsiri daging
buah pala.

C. Hasil Dan Pembahasan

Hasil Analisis dan Perhitungan Persen Yield

Dari hasil analisis GCMS yang telah dilakukan, karakteristik minyak atsiri yang
dihasilkan yaitu β-pinene, α- pinene, myristicin, α-thujene, campene, sabinene,
myrcene, α- phellandrene, trans-β-ocimene, α- terpinene, benzene, limonene,
linalool, 2-methoxy-4-(1-propenyl)-,dll

8
Pengaruh Metode Destilasi dan Kadar Air Bahan Terhadap Yield
Destilasi minyak atsiri yang telah dilakukan menghasilkan minyak yang berupa
cairan bening dengan warna kekuningan. Menurut Guenther (1987) minyak yang
baru disuling umumnya tidak berwarna hingga kuning muda.

Pengaruh Metode Destilasi dan Kadar Air Bahan Terhadap Indeks Bias
Dari hasil uji indeks bias yang telah dilakukan, didapat indeks bias minyak atsiri
berkisar antara 1,346 sampai 1,453. Seluruh minyak atsiri yang dihasilkan
mempunyai indeks bias lebih kecil dari standar mutu minyak atsiri daging buah
pala yang ditetapkan oleh SNI, yaitu antara 1,488 - 1,495.

Pengaruh Metode Destilasi


Metode destilasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap yield minyak atsiri yang
dihasilkan. Dari grafik II di atas dapat dilihat bahwa dengan metode destilasi air,
destilasi uap air, dan destilasi uap berturut turut menghasilkan yield rata-rata
sebesar 0,249%, 0,290%, dan 0,269%.

Pengaruh Kadar Air Bahan


Kadar air bahan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap yield, dibanding
dengan pengaruh metode destilasi. Pada Grafik III dapat dilihat bahwa dengan
kadar air bahan 50 %, 75 %, dan 100 % berturut-turut menghasilkan yield rata-
rata sebesar 0,269%, 0,311%, dan 0,229%. Secara umum dapat dilihat pada saat
kadar air bahan 50 % yield yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pada saat
kadar air bahan dinaikan hingga 75 %.

D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Yield tertinggi dicapai dengan menggunakan metode destilasi uap air dan
kadar air bahan 75 % yaitu sebesar 0,336 %, dengan berat jenis minyak
yang memenuhi standar SNI yaitu sebesar 0,9082 gr/ml, namun indeks
bias minyak atsiri tidak memenuhi standar SNI yaitu sebesar 1,453.
2. Pada metode destilasi air, destilasi uap air dan destilasi uap, berat jenis
minyak atsiri memenuhi kriteria mutu standar perdagangan yaitu berkisar
antara 0,8849 – 0,9082 gr/ml.
3. Pada metode destilasi air, destilasi uap air dan destilasi uap peningkatan
jumlah yield terjadi pada metode destilasi uap air, dan penurunan berat
jenis minyak atsiri yang dihasilkan terjadi pada destilasi air dengan kondisi
segar (100%).
4. Parameter yang lebih berpengaruh terhadap yield dan berat jenis minyak
adalah kadar air bahan

9
10
BAB III
ANALISIS JURNAL
3.1 Kelebihan Jurnal
3.1.1 Kelebihan Jurnal 1
 Setiap penjelasan yang diuraikan oleh penulis memiliki keterkaitan antar
sub-sub penjelasannya mulai dari pendahuluan, metode penelitian, dan
pembahasan hasil penelitian, juga dijelaskan dengan bahasa yang mudah
dipahami. Masalah yang dibahas penulis juga memiliki kemuktahiran
karena sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
 Dalam pembahasan, penulis bukan hanya menuturkan hasil penelitian
yang telah dilakukan tapi juga menguraikan hasil-hasil penelitian orang
lain sehingga menambah wawasan dan referensi pembaca.
 Kajian pustaka yang dipakai cukup banyak mulai dari buku maupun jurnal
nasional. Sedangkan kesimpulan disajikan dengan singkat dan jelas yang
relevan dengan isi jurnal.

3.1.2 Kelebihan Jurnal 2


 Jurnal kedua telah memenuhi syarat-syarat penulisan sebuah jurnal yaitu
dalam jurnal terdapat judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil,
pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka.
 Abstrak pada jurnal pertama dan kedua sangat lengkap dan bagus terdapat
tujuan dan metode penelitian sehingga dapat mewakili isi jurnal karena
biasanya pembaca membaca abstrak terlebih dahulu.
 Penulisan jurnal sesuai dengan EYD dan bahasa yang digunakan mudah
dimengerti karena menggunakan bahasa baku yang komunitatif.
 Data hasil dan pembahasan penelitian dipaparkan sangat lengkap dengan
dilengkapi teori dan pendapat para ahli sebagai acuan dan perbandingan
serta dilengkapi dengan adanya beberapa gammbar dan diagram. Data
yang di dapat semua ditulis sehingga pembaca dapat mengetahui dengan
jelas bagaimana kesimpulan dari penelitian dalam jurnal tersebut.

3.2 Kelemahan Buku


3.2.1 Kelemahan Jurnal 1
Menurut Kami kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam jurnal
sangat sedikit yaitu dalam penggunaan Bahasa ilmiah yang sulit dimengerti
masyarakat awam.

3.2.2 Kelemahan Jurnal 2


Pada jurnal kedua ini hampir tidak terdapat kelemahannya karena pada
jurnal ini sudah mencakup materi yang didukung dengan adanya table dan
diagram dan pendapat beberapa ahli. Hanya saja referensi yang digunakan cukup
sedikit pada jurnal ini.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada kedua Jurnal ini dapat dijadikan sebagai acuan mahasiswa dalam
belajar kimia terutama yang berhubungan dengan metode destilasi. Karena kedua
jurnal ini memiliki beberapa kelebihan seperti memaparkan materi secara jelas
dan terperinci dengan didukung tabel maupun grafik serta referensi yang cukup
banyak sebagai pendukung jurnal ini. Jadi dengan adanya kedua jurnal ini
mahasiswa diharapkan bisa termotivasi dan menambah referensinya guna
mendukung dalam proses belajar serta dapat melakukan penelitian yang lebih baik
lagi .

4.2 Saran
Pada kedua jurnal ini secara keseluruhan memang sudah baik namun
masih memiliki beberapa kelemahan yang dapat diminimalisirkan. Namun dengan
adanya beberapa kelemahan,jurnal ini tetap cocok untuk dijadikan bagi bahan
pembelajaran serta referensi penelitian mahasiswa karena memiliki banyak sekali
kelebihannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sari, L.,dkk.(2018). Estraksi Minyak Atsiri Dari Daging Buah Pala (Tinjauan
Pengaruh Metode Destilasi DanKadar Air Bahan) . Jurnal Sains dan
Teknologi.1(1)

Setyaningrum , K.,dkk.(2016). Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Dan Variasi


Metode Destilasi Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri
Daun
Kayu Manis (C. Burmanii) . Jurnal Teknologi Hasil Pertanian .
9(2)

13

Anda mungkin juga menyukai