Anda di halaman 1dari 12

TUGAS CJR KIMIA UMUM

Dosen Pengampu:
Herlinawati, S.Si., M.Si

D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok
1. Aina Azzahra (4233141077)
2. Dimas Ramadhan Lubis (4233141048)
3. Jennya Theresia Br Tarigan (4233341036)
4. Nisa Holida Siagian (4233141024)
5. Orissa Paskah Syaloom Napitupulu (4233141017)
6. Ruth Cessaminar Gultom (4233341034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya.
sehingga penulisan CJR ini dapat terselesaikan, Adapun Critical Journal Review ini yaitu
mengenai "Senyawa Anorganik ".
Critical Journal Review (CJR) ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Kimia Umum dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan kami, semoga setelah selesainya penulisan Critical Journal Review ini kami
semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar.
Di sisi lain, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
Critical Journal Review ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini ibu
Herlinawati, S.Si., M.Si
Kami menyadari bahwa dalam penulisan CJR ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari para dosen demi
penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi
semua khususnya penulis.

Medan, 18 Oktober 2023

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar belakang..........................................................................................................
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................................
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Indentitas Jurnal........................................................................................................
2.2 Ringkasan Isi Jurnal..................................................................................................
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.........................................................
3.1 Jurnal Utama.............................................................................................................
3.2 Jurnal Pembanding....................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical Jurnal adalah hasil kritik atau bandingan tentang suatu topik yang diambil dari dua
jurnal yang berbeda. Critical Jurnal adalah salah satu syarat dalam mengikuti atau memenuhi
tugas mata kuliah “Kimia Umum”, sehingga pemahaman terhadap materi kuliah akan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Penulisan Critical Jurnal kali ini adalah untuk membandingkan dua
buah Jurnal yang membahas tentang materi senyawa anorganik.
Senyawa anorganik adalah senyawa kimia yang tidak memiliki ikatan karbon-hidrogen dan
biasanya ditemukan di alam. Beberapa contoh senyawa anorganik adalah air, garam, kalsium
karbonat, hidroksida, dan asam sulfat. Senyawa anorganik tidak membentuk ikatan molekul yang
kompleks, sehingga tidak memungkinkan adanya unsur karbon. Senyawa anorganik juga
memiliki titik lebur dan titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa organik. Kelarutan
senyawa anorganik juga lebih besar daripada senyawa organik.
Meskipun tidak ada perbedaan hakiki antara senyawa organik dan anorganik sebagai senyawa
kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menyusun hasil kritikan terhadap
sebuah jurnal.
2. Untuk menambah wawasan tentang kritikan terhadap suatu jurnal.
3. Sebagai bentuk penyelesaian terhadap tugas KKNI di Universitas Negeri Medan.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada sebuah jurnal.
2. Melatih kemampuan dalam mengkritik suatu jurnal.
3. Menambah pengetahuan tentang senyawa anorganik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Jurnal


Jurnal Utama
Judul Jurnal : Karakteristik Senyawa Alkalonamida Dari Minyak Jarak Castor Dan
Dietanolamine Dengan Katalis KOH
Penulis : Fatma Sari Lubis
Nama Jurnal : Jurnal Konversi
ISSN : 2252-731, e-ISSN : 2549-6840
Vol/No : Vol 7/No. 2
Kota Terbit : Jakarta
Tahun : 2018
Halaman :6

Jurnal Pembanding
Judul Jurnal : Pengolahan Limbah Logam Berat Kromium Hexavalen Menggunakan
Reagen Fenton Dan Adsorben Keramik Zeolit
Penulis : Tuti Emilia Agustina, Muhammad Faizal & dkk.
Nama Jurnal : Jurnal Rekayasa Kimia Dan Lingkungan
ISSN : 1412-5064, e-ISSN : 2356-1661
Vol/No : Vol 13/No. 1
Kota Terbit : Palembang
Tahun : 2018
Halaman : 60-69

2.2 Ringkasan Isi Jurnal


A. Jurnal Utama
Alkanolamida merupakan senyawa Amida yang banyak digunakan dalam industri
kimia, kosmetik, maupun otomotif. Senyawa ini memiliki sifat “deterjensi” karena
memiliki molekul amphiphilic. Amphiphilic adalah suatu molekul yang sekaligus
memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik dimana bagian polar yang suka akan air
(hidrofilik) dan bagian nonpolar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Sifat– sifat
“deterjensi” ini sangat mendasar dalam sistem kehidupan dimana fase berair dan
berlemak harus saling berdampingan. Karena sifatnya,alkanolamida dapat berperan
sebagai surfaktan.Surfaktan adalah bahan aktif permukaan senyawa yang tepat untuk
bertindak sebagai agen pengemulsi, deterjen,pelumas, dan sebagainya.
Sejumlah surfaktan berbasis sintetis atau minyak bumi dikenal beracun bagi
hewan,ekosistem dan manusia dan dapat meningkatkan difusi kontaminan lingkungan
lainnya Maka surfaktan jenis alkanolamida masih sangat diperlukan untuk menghasilkan
surfaktan yang murah, ramah lingkungan dan biodegradable dari sumber terbarukan.
Reaksi amidasi merupakan reaksi yang masih jarang digunakan. Reaksi amidasi
terjadi dengan mereaksikan asam lemak, metil ester atau trigliserida dengan alkanolamina
atau dietanolamina. Bahan baku yang sering digunakan adalah metil ester, tetapi
penggunaan metil ester perlu dipertimbangkan dikarenakan dapat menimbulkan busa
yang berlebih dalam penggunaannya. Penelitian ini memakai minyak jarak sebagai bahan
baku sumber trigliserida. Minyak jarak mengandung 87% asam risinoleat. Asam
risinoleat memiliki empat fungsi yaitu karboksilat, hidroksi, unsaturasi dan hidrokarbon
rantai panjang. Karena kandungan yang dimiliki minyak jarak castor yang unik sehingga
dapat digunakan sebagai alternatif pengganti minyak bumi. Penelitian tentang
alkanolamida telah banyak dilakukan, Colluci et al, (2008)” menyatakan bahwa senyawa
alkanolamida berfungsi sebagai dispersant dan deterjen sehingga meningkatkan performa
mesin. Manurunget al, (2013) dalam penelitiannya mempelajari kinetika reaksi yang
terjadi dari proses amidasi sintesis Metil Ester dan diethanolamina dengan katalis HCl.
Kumar et al, (2015) dalam penelitiaannya menguji fatty acid alkanolamide dengan uji
pelumasan. Penelitian sebelumnya katalis yang digunakan adalah katalis asam. Adapun
penelitian ini katalis yang digunakan adalah katalis basa yaitu potasium hidroksida
(KOH), Hal ini dikarenakan katalis basa memiliki keunggulan yaitu murah dan tidak
bersifat korosif. Namun kelemahan dari katalis basa adalah membutuhkan proses
pemisahan produk yang relatif sulit. Dalam proses pemurnian digunakan asam fosfat
sebagai pelarut untuk memisahkan alkanolamida dari gliserin sehingga produksi
alkanolamida memiliki kemurnian yang tinggi. Karakteristik senyawa alkanolamida
ditinjau dari analisis FTIR dan Analisis GC-MS
Metode penelitian dibagi menjadi 2 yaitu sintesis alkanolamida dan purifikasi
alkanolamida.

1. Sintesis alkanolamida
Timbang bahan baku trigliserida dan diethanolamina (DEA) dengan perbandingan
mol trigliserida dietanolamina = 1 1.5 dan katalis (KOH) 1% berat trigliserida. Reaksi
antara trigliserida dan dietanolamina, diadakan di reaktor gelas kaca di bagian atas pelat
panas pengadukan selama 2 jam menggunakan katalis basa. Reaksi suhu pada 125 °C.
Dalam kondisi ini, campuran menjadi transparan (homogen) sebagai fase cair. Suhu
selama pencampuran dipertahankan. Reaksi dilanjutkan sampai waktu reaksi 2 jam
sampai larutan berwarna kuning gelap. Setelah waktu reaksi selesai, solusi satu fase akan
terbentuk, dan suhu menurun hingga 82° C (harus di bawah 100°C untuk mencegah
kondensasi).

2. Pemurnian alkanolamida
Setelah waktu reaksi selesai akan terbentuk larutan satu fasa, lalu turunkan suhu
hingga 82 °C (harus di bawah 100 °C untuk mencegah kondensasi). Pemisahan dengan
H3PO4 teknis 85% perlahan-lahan sampai 100 8,5 % berat. Campuran diaduk selama
satu jam dan dibiarkan mengendap selama 2 jam. Setelah mengendap, akan terbentuk dua
lapisan. Lapisan yang akan terbentuk terdiri dari lapisan atas (organik) yaitu senyawa
alkanolamida dan lapisan bawah (anorganik) senyawa gliserin. Tidak boleh ada senyawa
lemak dilapisan bawah (anorganik) ini. Analisis hasil lapisan atas
(senyawa alkanolamida)

Metoda Analisa
Setelah diperoleh senyawa alkanolamida, maka akan dilakukan analisis untuk mengetahui
identifikasi seperti analisa GC-MS dan analisa FTIR.
1. Analisa FTIR
Analisa ini dilakukan untuk melihat jenis ikatan-ikatan yang terdapat di dalam
hasil reaksi amidasi yang diperoleh.
2. Analisa GC-MS
Analisa ini dilakukan untuk melihat macam-macam senyawa yang terbentuk dari
hasil reaksi amidasi.

B. Jurnal Pembanding
Pencemaran yang disebabkan oleh logam berat merupakan pencemaran lingkungan
yang cukup menyita perhatian publik. Dalam konsentrasi yang kecil saja, logam berat
dapat menghasilkan daya racun yang tinggi pada makhluk hidup. Selain itu logam berat
juga dapat terakumulasi dalam rantai makanan. Seringkali tanpa sengaja tubuh kita
terpapar limbah logam berat dalam kegiatan kita sehari-hari, baik yang berasal dari
makanan, minuman, maupun dari udara yang kita hisap. Disamping itu, air limbah yang
dihasilkan industri juga dapat menjadi penyumbang limbah yang berbahaya. Salah satu
limbah yang berbahaya contohnya adalah limbah logam berat Cr(VI) yang dapat berasal
dari beberapa macam industri. Limbah Cr(VI) menjadi populer mengingat sifatnya yang
tidak mudah terurai di alam dan karsinogenik. Logam kromium tersebut terdapat di alam
dalam dua bentuk oksida, yaitu oksida Cr(III) dan Cr(VI). Daya racun yang dimiliki
kromium ditentukan oleh bilangan oksidasinya. Uniknya hanya Cr(VI) yang bersifat
karsinogenik sedangkan Cr(III) tidak. Hal ini karena sifatnya yang berdaya larut dan
mobilitas tinggi di lingkungan. Limbah Cr(III) ini berasal dari industri tekstil, kulit dan
baja. Sedangkan limbah Cr(VI) lebih banyak berasal dari industri pelapisan logam, kulit,
dan tekstil. Industri pelapisan logam yang terdapat di wilayah Jawa Barat dapat
mengandung sampai lebih dari 750 ppm Cr(VI). Umumnya pengolahan limbah cair yang
mengandung bahan berbahaya seperti logam berat dapat dilakukan secara kimia
Pengolahan ini termasuk reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Beberapa upaya pengolahan
limbah Cr(VI) yang telah dilakukan seperti bioreduksi, ion exchange, adsorpsi dengan
karbon aktif dan reduksi dengan bantuan bakteri, dimana memiliki kelemahan yaitu
diperlukannya energi yang sangat tinggi dan/atau bahan kimia yang sangat banyak.
Karenanya pengolahan limbah Cr(VI) memerlukan biaya yang cukup besar sehingga
perlu dilakukan pengolahan alternatif lain dengan biaya yang relatif lebih
murah dan efektif.
Pada penelitian ini digunakan reagen Fenton dan proses adsorpsi dengan
adsorben berbasis zeolit dan tanah liat yang dibetuk menjadi keramik.Reaksi reagen
Fenton menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai oksidator, dan besi (Fe2+)
sebagai katalis, dimana reaksi tersebut akan menghasilkan radikal hidroksil (OH•). Selain
itu, terjadi reaksi redoks sehingga diharapkan terjadi reaksi reduksi yang mengakibatkan
Cr(VI) menjadi Cr(III).
1. Reagen Feton
Reagen Fenton merupakan larutan dari hidrogen peroksida (H2O2) dan
katalis besi (Fe2+) yang memiliki kemampuan oksidasi tinggi dalam
mengoksidasi kontaminan atau air limbah. Reagen Fenton berfungsi sebagai
pendegradasi senyawasenyawa kontaminan yang sulit terdegradasi dalam suatu air
limbah. Metode Oksidasi dengan reagen Fenton telah diterapkan untuk
pengolahan berbagai macam air limbah industri yang mengandung senyawa
organik toksik seperti fenol.
Reaksi dengan reagen Fenton efektif terjadi pada kondisi pH 3-5. Hal ini
disebabkan pada pH lebih rendah efektifitas dari degradasi polutan menurun
karena tidak terjadinya dekomposisi H2O2, disamping itu konsentrasi ion H+
menjadi lebih tinggi. Hal ini menyebabkan ion hidrogen akan bertindak sebagai
aseptor utama dari radikal hidroksil. Reaksi oksidasi Fenton merupakan reaksi
kompleks yang melibatkan reaksi dekompisisi H2O2 dengan bantuan katalis
Fe2+. Mekanisme reaksinya dimulai dengan Fe2+ menginisiasi reaksi dan
mengkatalisis reaksi dekomposisi H2O2 sehingga dihasilkan radikal hidroksil
(OH●) sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
Fe²++ H2O2 Fe3++ OH−+ OH...............................................................(1)

Radikal hidroksil (OH●) mampu memecah hampir semua senyawa organik,


bereaksi dengan komponen terlarut, menginisiasi reaksi beruntun menghasilkan
rangkaian proses oksidasi sampai komponen tersebut terurai secara sempurna.
Walaupun melibatkan reaksi yang kompleks, secara umum reaksi yang terjadi
pada reagen Fenton adalah sebagai berikut:
Fe3+ + H2O2 → Fe2+ + HO2• + H+ ..................................................... (2)
Fe2+ + HO• → Fe3+ + HO-.................................................................... (3)
HO• + H2O2 → H2O• + H2O................................................................ (4)
Fe3+ + H2O• → Fe2+ + H+ + O2.......................................................... (5)
HO2• ⇔ H+ + O2•.................................................................................. (6)
Fe3+ + O2• → Fe2+ + O2....................................................................... (7)
Fe2+ + HO2• → Fe3+ + HO2-................................................................ (8)

2. Tanah Liat
Tanah liat merupakan campuran partikel partikel pasir dan debu dengan
bagian bagian tanah liat yang mempunyai sifat dan karakteristik berbeda dalam
ukuran yang sama. Salah satu ciri partikel-partikel tanah liat yaitu mempunyai
muatan ion positif yang dapat dipertukarkan. Studi menunjukkan bahwa
kemampuan adsorpsi tanah liat dikarenakan oleh muatan negatif pada mineral
silikat yang dinetralkan oleh adsorpsi kation bermuatan positif. Alasan utama
lainnya untuk kapasitas adsorpsi tinggi tanah liat adalah permukaan yang luas,
berkisar hingga 800 m2.g-1.

3. Zeolit
Zeolit merupakan mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat dengan
struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5-.
Kedua tetrahedral dihubungkan oleh atom-atom oksigen menghasilkan struktur
tiga dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam
biasanya logam logam dan molekul air yang dapat bergerak bebas.
Dehidrasi pada zeolit mengakibatkan struktur pada pori yang sangat terbuka
dan mempunyai luas permukaan internal yang luas, sehingga mampu menyerap
sejumlah besar substansi selain air dan mampu memisahkan molekul zat
berdasarkan ukuran molekul dan kepolarannya . Umumnya, struktur zeolit adalah
suatu polimer anorganik berbentuk tetrahedral unit TO4, dimana T adalah ion
Si4+atau Al3+ dengan atom O berada diantara dua atom T.
Metode yang digunakan adalah analisa dimana untuk mengetahui luas permukaan,
ukuran pori, dan volume pori adsorben sebelum dan setelah aktivasi dilakukan analisa
dengan metode BET. Sedangkan kandungan Cr(VI) dianalisa dengan metode
AAS berdasarkan SNI.

BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

3.1 Jurnal Utama


A. Kelebihan :
Penggunaan bahasa yang digunakan di dalam jurnal ini menggunakan bahasa yang baik
sehingga pembaca akan mudah memahami dari isi jurnal tersebut, jurnal ini juga
menjelaskan secara rinci mulai dari metode penelitian yang digunakan, alat dan bahan
serta analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

B. Kekurangan :
Untuk penelitian selajutnya perlu adanya variasi lain untuk mendapatkan hasil optimum,
seperti variasi waktu, temperatur dan adanya analisis lain seperti analisis uji densitas, uji
viscometer dan uji fisika lainnya.

3.2 Jurnal Pembanding


A. Kelebihan :
Di dalam jurnal pembanding ini lebih jelas memaparkan jenis jenis senyawa anorganik
serta reaksi kimia yang terjadi. Di dalam jurnal ini juga dijelaskan secara lengkap mulai
dari metodelogi penelitian, sampel dan prosedur kerja penelitian yang dilakukan serta
menjelaskan teknik dan alat yang digunakan serta memaparkan pengaruh rasio,pengaruh
Ph dan konsentrasi dari senyawa yang digunakan sehingga pembaca akan lebih mudah
memahami dan dapat mengambil inti dari penelitian yang dilakukan, selain itu jurnal ini
juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak menyulitkan pembaca
dalam memahami makna yang disampaikan. Di dalam jurnal ini dijelaskan secara rinci
tentang metode penelitian yang dilakukan.

B. Kekurangan :
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak menjelaskan secara jelas metode penelitian yang
dilakukan, jurnal ini hanya menyebutkan jenis metode yang dilakukan sehingga mungkin
sebagian dari pembaca kurang paham dari metode yang dilakukan. Jurnal ini juga tidak
mencantumkan saran dari permasalahan atau penelitian, sehingga pembaca tidak bisa
menganalisa kekurangan yang terdapat pada karya tulis atau jurnal tersebut.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan:
1. Reaksi anorganik melibatkan interaksi antara senyawa-senyawa yang tidak mengandung
karbon. Contohnya termasuk reaksi antara logam dan non-logam, reaksi asam-basa,
reaksi oksidasi-reduksi, dan reaksi pengendapan.
2. Senyawa anorganik dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk senyawa ionik,
senyawa kovalen, senyawa kompleks, dan senyawa koordinasi. Senyawa ionik terbentuk
melalui transfer elektron antara logam dan non-logam, sedangkan senyawa kovalen
melibatkan pembagian elektron antara atom-atom non-logam. Senyawa kompleks dan
senyawa koordinasi melibatkan pembentukan ikatan antara logam pusat dan ligan.
3. Reaksi anorganik dapat menghasilkan berbagai produk, termasuk garam, asam, basa,
oksida, hidroksida, dan gas. Misalnya, reaksi antara asam klorida (HCl) dan natrium
hidroksida (NaOH) menghasilkan garam natrium klorida (NaCl) dan air (H2O).
4. Reaksi anorganik memiliki berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Misalnya, reaksi oksidasi-reduksi digunakan dalam baterai dan sel bahan bakar, reaksi
asam-basa digunakan dalam pengaturan pH dalam industri seperti kosmetik ataupun pada
bahan makanan dan minuman, dan reaksi pengendapan digunakan dalam pemurnian air.
5. Memahami reaksi dan senyawa anorganik penting dalam memahami sifat-sifat materi dan
proses-proses kimia di alam dan laboratorium. Hal ini juga penting dalam pengembangan
teknologi baru dan pemecahan masalah dalam berbagai bidang, termasuk ilmu
lingkungan, ilmu material, dan ilmu farmasi.

4.2 Saran:
Sebaiknya kedua jurnal memiliki fokus yang berbeda, namun keduanya dapat memberikan
pemahaman yang lebih luas tentang senyawa anorganik dan dapat diperoleh pemahaman yang
lebih komprehensif tentang senyawa anorganik.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, T. E., Faizal, M., Aprianti, T., Teguh, D., Rif'at, A. M., Putra, I. G., .& Fitrializa, U.
(2018). Pengolahan Limbah Logam Berat Kromium Hexavalen Menggunakan Reagen
Fenton dan Adsorben Keramik Zeolit. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 13(1), 60-
69.
Lubis, F. S. (2018). Karakteristik Senyawa Alkanolamida dari Minyak Jarak Castor dan
Dietanolamine dengan Katalis KOH. Jurnal Konversi, 7(2), 6.

Anda mungkin juga menyukai