Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

Metabolisme Karbohidrat

Dosen Pengampu :
Dra. Uswatun Hasanah, M.Si.

Oleh Kelompok 5:
Dedi Diansyah (4182141001)
Desy Suryanti tamba (4183341011)
Dinda Famela Manurung (4183141077)
Fatimah Sari Harahap (4183341039)
Rosininta

PENDIDIKAN BIOLOGI E 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami masih dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR) ini tepat pada waktunya. Serta
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Biokimia, Ibu Dra.
Uswatun Hasanah, M.Si. yang telah banyak mencurahkan ilmunya pada kelas E Pendidikan
Biologi 2018 Makalah ini membahas tentang Metabolisme Karbohidrat. Adapun tugas ini dibuat
untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Biokimia.

Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran dalam
tugas ini agar di lain waktu bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi. Semoga hasil laporan
kritik buku ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Medan, Maret 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
I.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................4
I.3 Tujuan......................................................................................................................................4
I.4 Manfaat...................................................................................................................................4
BAB II IDENTITAS BUKU ...................................................................................................................5
2.1 Buku Pembanding I................................................................................................................5
2.2 Buku Pembanding II..............................................................................................................5
2.3 Buku Pembanding III..............................................................................................................6
BAB III RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................................7
3.1 RINGKASAN BUKU I................................................................................................................7
3.2 RINGKASAN BUKU II.............................................................................................................11
3.3 RINGKASAN BUKU III............................................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................................25
IV.1 Kelebihan Buku...................................................................................................................25
IV. 2 Kekurangan Buku...............................................................................................................25
BAB V PENUTUP.............................................................................................................................27
V.2 Kesimpulan...........................................................................................................................27
V.2 Saran....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi mahasiswa di
perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang bukan hanya
membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi mahasiswa juga diharapkan
mampu untuk menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku yang di kritiknya.
Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman,
kritik, kelemahan dan kelebihan buku.

I.2 Rumusan Masalah


 Apa itu karbohidrat?

 Bagaimana ciri ciri karbohidrat?

 Apa saja klasifikasi karbohidrat?

 Bagaimana peranan karbohidrat?

I.3 Tujuan
 Mengkritisi atau membandingkan satu topik atau pembahasan materi karbohidrat

 Mengetahui apa kelemahan dan kelebihan buku.

 Mengetahui ringkasan atau kesimpulan dari buku.

I.4 Manfaat
 Menambah wawasan mengenai karbohidrat

 Dapat memilih buku yang lebih efisien untuk digunakan dalam mempelajari karbohidrat
BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 Buku Pembanding I

Judul Buku : Prinsip-prinsip Biokimia

Penulis : M. Thenawidjaya

Isbn : 978-602-7776-60-9

Tahun Terbit : 1990

Kota Terbit : Jakarta

Penerbit : Erlangga

2.2 Buku Pembanding II

Judul : Biokimia untuk biologi


:
: Biokimia

Penulis : Dr.Martina Restuati, M.Si. Dra.Uswatun


Hasanah, M.Si. Dr.Melva Silitonga, MS.
Drs.M.Yusuf Nasution,M.Si.

Penerbit : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam

Tahun Terbit : 2019

Kota Terbit : Medan

Isbn : 978-979-16240-3-9
2.3 Buku Pembanding III

Judul Buku 3 : Dasar-Dasar Biokimia

Penulis : Anna Poedjadi dan F.M. Titin Supriyanti

Penerbit : UI Press

Tahun terbit : 1994


BAB III

RINGKASAN ISI BUKU


3.1 BUKU I

Bab 1 Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya, Pati dan glikogen berperan sebagai
penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur
struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan ta naman dan pada jaringan pengikat
dan dinding sel organisme Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai
perekat di antara sel, dan senyawa pemberi spesifi sitas biologi pada permukaan sel hewan
(Murray,K.,2002).

Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Lebih jauh,
metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi.Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik,yaitu:

1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar.

2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro molekul
nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.

3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipid,
polisakarida, dan komponen sel lainnya.

4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi khusus
sel.

Metabolisme juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu:


x Metabolisme Primer: melibatkan ratusan enzim, tetapi jika dicermati lebih lanjut,
sebenarnya memiliki lintasan tertentu umumnya sama dengan pada semua makhluk hidup.
Contoh : lintasan glikolisis yang memecah molekul glukosa menjadi asetil koenzim A.

x Metabolisme sekunder: lintasan/jalur yang terjadi bukan dalam kehidupan tertentu


misal:mikroba dan tanaman. Contoh: pembentuk alkaloid pada tanaman dan pembentukkan
molekul karbohidrat khusus pada semua (polimer fruktosa linear),dengan pada semua makhluk

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai rumus empiris, yang
menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki nisbah karbon
terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai contoh rumus eimpiris D-glukosa adalah C6H12O0.
(Murray,K.,2002).

Terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida


(lihat diktat biokimia ). Monosakarida adalah gula sederhana memiliki satu unit aldehide atau
keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, karenanya terdapat
dalam bentuk stereoisomer.Gula yang paling banyak di alam adalah: ribosa, fruktosa, dan
manosa adalah rangkaian gula-D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat barada
dalam bentuk cincin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin beranggota-lima) atau piranosa
(cincin beranggota-enam) (Murray, K., 2002). Furanosa dan piranosa terdapat dalam bentuk
anomer a dan yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat saling
bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula
pereduksi. Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan
kovalen. Maltosa mengandung dua residu D-glukosa.dalam ikatan Į-(1o4) glikosida. Laktosa
mengandung D-galaktosa dan D-glukosa. Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit
D-galaktosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh atom karbon anomernya. (Murray, 2002).

Polisakarida (glikan) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan glikosida.


Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat. Polisakarida penyimpan paling
banyak pati dan glikogen, polimer glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan
Į(1ol) pada rantai utamanya, dan ikatan Į(2o6) pada titik cabangnya. Ikatan Į (lo4) dapat
dihidrolisis oleh a-amilase dan ikatan Į(1o4) dapat dihidrolisis glukosidase(Gb 1.3 ), polisakarida
lain memegang peranan struktural pada dinding

Glikolisis dan Glukoneogenesis

Glikolisis

Kebutuhan akan glukosa di dalam semua jaringan tubuh adalah minimal, dan sebagian
(misal otak serta eritrosit) memang memerlukan glukosa dalam jumlah besar. Glikolisis
mcrupakan pemecahan glukosa. Pada periode awal, dalam proses penyelidikan terhadap
glikolisis disadari bahwa peristiwa fermentasi di dalam ragi adalah serupa dengan peristivva
pemecahan glukogen di dalam otot. Kalau suatu otot mengadakan kontraksi dalam media
anaerob, yaitu media yang kandungan oksigennya di kosongkan, maka glikogen akan
menghilang dan muncul laktat sebagai produk akhir yang utama .

Glikolisis Aerobi

Sebagian besar otot manusia menghasilkan laktat bila bekerja berat, walaupun peredaran
darahnya tidak terganggu dan penggunaan oksigen sangat besar. Sejauh mana hal ini
berlangsung tergantung pada keadaan enzim dan tenaga yang dihasilkan. Serat otot merah yang
mengandung banyak mitokondria membentuk sedikit sekali laktat sedang serat otot putih yang
mengandung sedikit mitokondria akan membentuk banyak laktat (Stryer L.,1996).

Serat putih menggunakan oksigen dan imbangan antara oksidasi dan glikolisis tergantung
pada tenaga yang dikeluarkan. Otot mempunyai nilai ambang anaerobik, yaitu batas beban kerja,
yang bila dilampaui akan mengaktbatkan peningkatan kadar laktat yang tajam. Hasil ATP, dari
gugusan glikogen yang merupakan hasil metabolisme glukosa untuk memperoleh hasil akhir
laktat, dimana ATP hanya terbentuk dari jalur Embden-Meyerhof. Tidak ada ATP terbentuk pada
penggunaan NADH untuk reduksi piruvat menjadi laktat:Ini sangat berbeda dengan jumlah ATP
yang dihasilkan pada pembakaran lengkap glukosa : Glukosa dalam glikogen +6 O2
----> 6 O2 t 36,5 - 38 ATP.

Glukosa dalam glikogen + 3 (ADP + P1) + 2 NAD –––>

2 piruvat + 3 ATP + 2 NADH + 4 H'

2 piruvat + 2 NADH - 2 H ----------------------> 2 laktat + 2 NAD

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Jumlah: glukosa + 3 (ADP – p1)-----------------> 2 laktat + 2 H + 3 ATP

Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak
tersedia dengan jumlah mencukupi di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus
sangat diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi jaringan sistem syaraf dan eritrosit.
Glukosa juga dibutuhkan untuk jaringan adiposa sebagai sumber gliserol-gliserol, dan mungkin
mempunyai peranan dalam mempertahankan kadar senyawa-senyawa antara pada siklus asam
sitrat di dalam jaringan tubuh.(Murray,K., 2002).

Mekanisme glukoneogenesis dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme


jaringan lainnya dari dalam darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot serta eritrosit dan
gliserol dihasilkan oleh adiposa serta propionat yang merupakan asam glukogenik dari hewan
pemamah-biak. Hanya sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja yang berat akan dioksidasi
dalam jaringan yang lain. Sebagian sisanya akan diubah kembali menjadi glukosa .

Siklus asam sitrat (siklus Krebs/TCA) merupakan rangkaian reaksi di dalam mitokondria
yang menghasilkan katabolisme residu asetil dengan membebaskan sejumlah ekuivalen
hidrogen, yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan sebagian energi bebas bahan bakar
jaringan. Residu asetil berbentuk asetil Ko-A ( CH3 CO - S.KoA, asetil aktif), yaitu senyawa
ester dari koenzirn A, Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat (Murray,K., 2002).Fungsi
utama siklus asam sitrat adalah bekerja sebagai lintasan-akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein siklus tersebut terdiri atas kombinasi molekul asetil-KoA dengan
oksaloasetat. Siklus ini pun merupakan bagian intergral dari proses yang menyediakan sejumlah
besar energi bebas yang terlepas selama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein .

3.2 RINGKASAN BUKU II

Karbohidrat

Karbohidrat terdiri atas senyawa-senyawa keton atau aldehida dengan banyak gugus
hidroksil. Fungsi karbohidrat sangat banyak bagi kehidupan. Pertama, sebagai sumber bahan
bakar, sumber energi dan zat perantara. Kedua, gula ribosa dan deoksiribosa membentuk
sebagian kerangka struktur DNA dan RNA. Ketiga, polisakarida adalah elemen struktur dinding
sel bakteri dan tumbuh-tumbuhan, dan kerangka luar arthopoda.

Monosakarida Adalah Aldehida Atau Keton Dengan Gugus Hidroksil Multipel

Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana atau senyawa aldehida yang


memiliki dua atau lebih gugus hidroksil, formula empiris umunya (CH 2O). Monosakarida yang
paling kecil, dengan n=3 adalah gliseraldehida atau dihiroksiaseton.

A C C

Gambar 18-1
Gambaran Fisher tentang atom karbon tetrahedral dengan subsituen A,B,C dan D

(B) model yang memperlihatkan stereokimia yang diperlihatkan oleh proyeksi ini.

Aldosa dengan 4,5,6 dan 7 atom karbon disebut tetrosa, pentosa, heksosa dan
heptosa. Untuk gula dengan lebih dari satu gugus atom karbon asimetrik, simbol D dan L
ditunjukkan oleh konfigurasi karbon asimetrik yang paling jauh dari gugus aldehida atau keton.
Pada umumnya, molekul dengan n pusat asimetrik dan tanpa bidang simetri mempunyai 2 n
bentuk stereoisomer.

Hubungan stereokimia ketosa D diperlihatkan pada (Gambar 18-4). Dihidroksiaseton


ketosa yang paling sederhana, tidak memiliki aktivitas optik. Eritrulosa adalah satu-satunya
ketosa D empat-karbon karena ketosa mempunyai satu pusat asimetri lebih sedikit daripada
aldosa. Karenanya, terdapat dua keton lima-karbon dan empat keton enam-karbon (ketosa D).

Pentosa Dan Heksosa Membentuk Cincin Furanosa Dan Piranosa


Pada umumnya aldehida dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal.
Bentuk rantai terbuka gula ini membentuk cincin.

C-1 pada aldehida glukosa membentuk rantai terbuka, bereaksi dengan gugus
hidroksil pada C-5 membentuk hemiasetal intramolekul. Cincin enam yang dihasilkan disebut
piranosa karena kesamaannya dengan piran.

Begitu pula, keton dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiketal.

Gugus keton C-2 pada fuktosa membentuk rantai terbuka sehingga dapat bereaksi
dengan gugus hidroksil C-5 membentuk hemiketal intramolekul. Cincin lima ini disebut
furanosa karena kesamaannya dengan furan.

Gambaran glukopiranosa dan fruktofuranosa ini adalah proyeksi Haworth. Pada


proyeksi demikian, atom-atom karbon pada cincin tidak diperlihatkan secara eksplisit. Bidang
cincin tegak lurus pada bidang naskah, dengan proyeksi garis tebal pada cincin ke arah pembaca.

Pusat asimetri tambahan muncul sewaktu glukosa membentuk cinicn. C-1 , atom
karbon karbonil pada membentuk rantai terbuka, menjadi pusat asimetri pada bentuk cincin. Dua
struktur cincin dapat dibentuk : α-D-glukopiranosa dan β-D-glukopiranosa. α berarti bahwa
gugus hidroksil yang terikat C-1 berada di bawah bidang cincin, β berarti bahwa gugus hidroksil
berada di atas bidang cincin. Fruktosa juga dapat membentuk cincin piranosa . sebetulnya,
bentuk piranosa lebih banyak terdapat pada fruktosa bebas dalam larutan sedangkan bentuk
furanosa adalah utama pada sebagian derivatnnya. Gula lima-karbon seperti D ribosa dan 2-
deoksi-D-ribosa membentuk cincin furanosa seperti yang ditunjukkan oleh struktur unit-unit
DNA dan RNA.

Konfirmasi Cincin Piranosa Dan Furanosa

Cincin enam piranosa tidak dapat terletak pada satu bidang karena geometri
tetrahedral atom-atomnya jenuh. Maka cincin piranosa mengambil konfirmasi kursi dan perahu.
Subsituen pada atom karbon pada cincin memiliki 2 orientasi yaitu: aksial dan ekuatorial. Ikatan
aksial hampir tegk lurus dengan bidang cincin, sedangkan ikatan ekuatorial hampir paralel
dengan bidang cincin. Subsituen aksial muncul pada bagian atas dan bawah bidang cincin,
sedangkan subsituen ekuatorial timbul di perifer.

Cincin furanosa, seperti cincin piranosa tidak planar. Cincin dilipat sehingga empat
atom hampir koplanar dan atom kelima berada di sekitar 0,5 Å jauhnya dari bidang ini.
Konfirmasi ini disebut bentuk sampul surat (amplop) karena strukturnya menyerupai amplop
terbuka dengan tutupnya ke atas. Pada bagian ribosa sebagian besar biomolekul, salah satu C-2
atau C-3 berada di luar bidang pada sisi yang sama seperti C-5. Konfirmasi ini disebut C 2-endo dan
C3-endo. Gula pada RNA berbentuk C3-endo, sedangkan gula pada heliks ganda DNA Watson-Crick
berada dalam bentuk C2-endo. Cincin ini lebih fleksibel daripada cincin piranosa, yang dapat
menerangkan penggunaannya sebagai komponen RNA dan DNA.
Karbohidrat Berikatan Dengan Alkohol Dan Amina Melalui Ikatan Glikosidik

Ikatan yang baru antara C-1 glukosa dan atom oksign metanol disebut ikatan
glikosidik. Khususnya ikatan O-glikosidik. Gula dapat saling berikatan melalui ikatan O-
glikosidik membentuk disakarida dan polisakarida. Pada selulosa, misalnya residu-residu D-
glukosa berikatan melalui ikatan O-glikosodik antara C-1 gula yang satu dan atom oksigen
hidroksil pada C-4 gula yang disampingnya. Ikatan glikosidik pada selulosa memiliki konfigurasi
β. Karenanya, unit-unit glukosa pada selulosa berikatan melalui ikatan glikosidik β -1,4.

Atom karbon anomer suatu gula dapat berikatan dengan atom nitrogen suatua amina
melalui ikatan N-glikosidik. Kepentingan biologi dari tipe ikatan glikosidik ini jelas pada
biomolekul utama pada nukleotida, RNA dan DNA. Ikatan N-glikosidik pada hampir semua
biomolekul terdapat di dalam yang mempunyai konfigurasi β.

Gula Terfosfolirasi Adalah Zat Antara Kunci Pada Pembentukan Energi Dan
Biosintesis.

Gula terfosforilasi adalah kelas derivat penting lainnya. Tahapan pertama glikolisis,
pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi, adalah konversinya menjadi glukosa 6-fosfat.
Transfer gugus fosforil dari ATP ke gugus hidroksil C-6 glukosa dikatalis oleh heksokinase.
Beberapa zat antara berikut pada jalur metabolisme ini, seperti dihidroksiaseton fosfat dan
gliseraldehida 3- fosfat adalah gula terfosforilasi. Fungsi fosforilasi adalah membantu menahan
biomolekul-biomolekul di dalam efek yang memperlihatkan “kepentingan keadaan terionisasi”,
dan penciptaan zat-zat antara yang reaktif untuk pembentukan ikatan O- dan N-glikosidik.

Sukrosa, Laktosa Dan Maltosa Adalah Disakarida Yang Umum.

Disakarida dari dua gula yang terikat dengan ikatan O-glikosidik. Tiga disakarida
yang jumlahnya sangat melimpah adalah sukrosa, laktosa dan maltosa. Sukrosa (gula pasir)
atom-atom anomer unit glukosa dan fruktosa berikatan pada sukrosa. Konfigurasi ikatan
glikosidik glukosa adalah α dan fruktosa adalah β. Sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi
bebas jadi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dikatalis oleh sukrase.
Lakrosa, disakarida susu terdiri darri galaktosa yang berikatan dengan glukosa
melalui ikatan glikosidik β-1,4. Laktosa dihidrolisis menjadi monosakarida oleh laktase pada
manusia. Pada maltosa dua unita glukosa berikatan melalui ikatan glikosidik α-1,4. Maltosa
berasal dari hidrolisis pati dan kembali dihidrolisis menjadi glukosa oleh maltase. Sukrase,
laktase dan maltase terdapat dipermukaan luar usus halus, selnya berlipat-lipat menyerupai jari
yang disebut mikrovilli.

Sebagian Besar Orang Dewasa Tidak Mempunyai Toleransi Terhadap Susu Karena
Mereka Kurang Laktase.

Pada orang dewasa kurang laktase, laktosa menumpuk dalam lumen usus halus
sesudah minum susu karena tidak ada mekanisme untuk absorpsi disakarida ini. Efek osmotik
yang lebih besar dari laktosa yang tidak terabsorpsi ini menyebabkan pemasukan cairan ke dalam
usus halus, tanda-tandanya diare, kembung, mual dan nyeri perut. Defisiensi laktase tampaknya
diturunkan sebagai sifat resesif autosom dan biasanya muncul pertama kali pada saat muda atau
dewasa. Susu yang ditambahkan laktase tersedia untuk dikonsumsi orang yaang intoleransi
laktosa. Kapasitas manusia mencerna laktosa pada usia menjelang dewasa sudah berkembang
semenjak sapi dijadikan hewan ternak.

Glikogen, Pati, Dan Dekstran Adalah Simpanan Glukosa Yang Mobil.

Glikogen adalah polimer residu glukosa bercabang yang sangat besar. Sebagian besar
unit glukosa pada glikogen berikatan dengan ikatan α-1,4 glikosidik. Cabang dibentuk oleh
ikatan α-1,6 glikosidik. Yang berfungsi meningkatkan daya larut glikogen dan membuat unit-
unit gulanya mudah digunakan.

Cadangan makanan pada tumbuhan disebut pati yang terdapat dalam bentuk amilosa.
Tipe pati tidak bercabang, terdiri dari residu glukosa dengan ikatan α-1,4. Amilopektin bentuk
bercabang mempunyai satu ikatan α-1,6 pertiga puluh ikatan α-1,4. Amilopektin dan amilosa
lebih ceat dihidrolisis oleh α-amilase yang disekresi oleh kelenjar liur dan pankreas.

Dekstran adalah polisakarida simpanan bakteri dan ragi. Terdiri dari residu glukosa,
tetapi berbeda dengan pati dan glikogen karena hampir semua ikatan adalah α-1,6. Kadang
cabang dibentuk oleh α-1,2, α-1,3 atau α-1,4 tergantung spesies.

Selulosa, Struktur Polimer Utama Tumbuh-Tumbuhan Terdiri Dari Rantai-Rantai


Lurus Unit-Unit Glukosa.

Selulosa adalah polimer tidak bercabang dari residu glukosa yang berikatan melalui
β-1,4. Setiap residu glukosa berhubungan dengan yang berikatan berikutnya dengan rotasi 180°,
dan atom oksigen cincin residu yang satu berikatan hidrogen dengan gugus 3-OH residu
berikutnya.

Mamalia tidak memiliki selulosa sehingga tidak dapat mencerna serat-serat kayu dan
sayuran. Tetapi, sejumlah hewan pemamah mengandung bakteri penghasil selulase dalam
saluran pencernaannya sehingga dapat mencerna selulosa.

Glikosaminoglikan Adalah Rantai Polisakarida Anion Yang Terbuat Dari


Pengulangan Unit-Unit Disakarida.

Banyak glikosaminoglikan terbuat dari pengulangan unit-unit disakarida yang


mengandung banyak derivat gula amino, yaitu glukosamin atau galaktosamin. Proteoglikan
adalah protein yang mengandung satu atau lebih glikosaminoglikan yang terikat secara kovalen.
Yang paling banyak dikenal adalah proteoglikan pada matriks ekstrasel tulang rawan. Rantai-
rantai keratan sulfat dan kondroitin sulfat berikatan kovalen dengan tulang punggung polipeptida
yang disebut protein inti.

Glikosakarida Berikatan Dengan Protein Membran Integral Dan Banyak Protein


Yang Disekresi.

Unit-unit karbohidrat yang lebih komplek dan beragam diperlihatkan dengan


banyaknya protein membran integrall dan protein yang disekresi. Glikoforin A, misalnya
membentuk lapisan dikeliling sel darah merah. Karbohidrat berikatan dengan atom oksigen
rantai samping residu serin atau treonin melalui ikatan O-glikosidik atau dnegan nitrogen rantai
sanping residu asparagin melalui ikatan N-glikosidik.

Protein Pengikat Karbohidrat, Lektin, Perperan Dalam Proses Pengenalan Biologi.

Sejumlah pola ikatan gula permukaan yang mungkin terbentuk karena: (1)
monosakarida yang berlainan dapat berikat satu sama lain melalui salah satu dari beberapa gugus
hidroksil, (2) pengikat C-1 dapat mempunyai salah satu konfigurasi α dan β dan (3) percabangan
yang luas mungkin terjadi. Tentu saja, lebih banyak oligisakarida yang berbeda dapat terbentuk
daripada oligopeptida dari empat asam amino.

Karbohidrat adalah molekul kaya informasi yang memandu banyak proses biologi.
Misalnya residu-residu karbohidrat terminal pada suatu glikoprotein dapat berindak sebagai
sinyal yang mengantarkan sel hati untuk mengeluarkan protein dari darah. Tumbuh-tumbuhan
banyak mengandung protein pengikat karbohidrat yang disebut lektin. Semua lektin yangdikenal
mengandung dua atau lebih situs pengikat unit karbihidrat, yang menerangkan kemampuan lektin
ini untuk menaglutinasi eitrosit dan sel-sel lain. Lektin adalah pertanda untuk permukaan sel
yang sangat bermanfaat karena kapasitasnya mengenali pola oligosakarida spesifik.

Pelekatan Sel Darah Oleh Pengaruh Antar Selektin Dan Karbohidrat Pasangan.

Limfosit beredar dalam darah cenderung bermigrasi ke situs-situs limfoid tempat


limfosit berasal. Pengembalian ini disebut pemulangan, terjadi karena interaksi spesifik antara
reseptor pada permukaan limfosit dan karbohidrat pada lapisan endotel nodus limfe. Fungsi
karbohidrat pada proses ini adalah: (1) pemulangan dapat dihambat oleh fosfomanan atau oleh
fukoidin, (2) pengeluaran enzimatis residu asam asialat dari permukaan endotel pembuluh darah
mencegah pelekatan limfosit (3) limfosit berikatan secara selektif dengan gel poliakrilamida
yang mengandung fosfomanan atau fukoidi yang terikat kovalen.

3.3 RINGKASAN BUKU III

Bab 10 Metabolisme Karbohidrat


Pendahuluan
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang
utama bagi organisme hidup. Dalam makanan, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang
dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis.
Proses Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak
dapat menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi
anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Proses ini
disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu.
  Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai berikut.

Fosfoheksoisomerase
Isomerasi adalah pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa -6-fosfat dengan enzim
fosfoglukoisomerase.

Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase
dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP
kefruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah menjadi ADP.
Aldolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-
1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat.
Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-
gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut
dalam proses glikolisis ialah D-gliseraldehida-3-fosfat.

Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi
asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat
diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat
menjadi asam 3-fosfogliserat.

  Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril Mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat
menjadi asam 2-fosfogliserat.

  Enolase
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-
fosfogliserat dengan katalis enzim enolase dan ion Mg++ sebagai kofaktor .
Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenol
piruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat.Piruvat kinase
telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal.
Laktat dehidrogenase
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir
glikolisis,yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini
digunakan NADH sebagai koenzim.
Glikogenesis dan Glikogenolisis
Telah dijelaskan bahwa glukosa merupakan sumber bahan bagi proses glikolisis, karena
glukosa terdapat dalam jumlah banyak bila dibandingkan dengan monosakarida lain. Oleh karena
itu umlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu berlebih, maka glukosa akan disimpan
dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot. Proses sintesis glikogen dari
glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam hati dapat pula dibentuk dariasam laktat yang
dihasilkan pada proses glikolisis.
Konsentrasi glukosa dalam darah manusia normal ialah antara 80 dan 100 mg/100 ml.
Setelah makan makanan sumber karbohidrat, konsentrasi glukosa darah dapat naik hingga 120-
130mg/100 ml, kemudian turun menjadi normal lagi. Dalam keadaan berpuasa konsentrasi
glukosa darah turun hingga 60-70 mg/100 ml. Kondisi glukosa darah yang lebih tinggi dari pada
normal disebut hiperglikemia, sedangkan yang lebih rendah daripada normal disebut
hipoglikemia.Bila konsentrasi telalu tinggi maka sebagian glukosa dikeluarkan dari tubuh
melalalui urine.Pembentukan glikogen dari glukosa, baik dalam hati maupun dalam otot, dapat
berlangsung karena adanya uridin difosfat glukosa.

Dengan glukosa-1-fosfat. Kebalikan dari glikogenesis ialah glikogenolisis, yaitu


reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul-molekul glukosa. Gambar 10-4
memperlihatkan reaksi glikogenesis maupun gikogenolisis.
Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi molekul glukosa-1-
fosfatmelalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yaitu reaksi dengan asam fosfat.
Enzimfosforilase ialah enzim yang menjadi katalis pada reaksi glikogenolisis itu.Ada dua macam
fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif, dan fosforilase b, suatu bentuktidak aktif yang dapat
diaktifkan. Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh adanya fosfokinase,ATP dan ion Mg++
Glukoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam
laktat diubah menjadi glukkosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang
disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah
sintesis glukosa senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat
dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun 
proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari prosesglikolisis
, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim
lain untuk reaksi kebalikannya.
 Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain yaitu:
1. Foafoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.
a) Asam piruvat + CO₃+ ATP + H₂O —> asam oksalo + ADP+ fosfat + 2H+
b) Oksalo asetat +guanosin trifosfat —> fosfoenol piruvat + Guanosindifosfat + CO₂
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b) menggunakan
fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b) ialah :
Asam piruvat + ATP + GTP + H₂O —> fosfoenolpiruvat + ADP + GDP+ fosfat + 2H+
2. Fruktosa -6-fosfat, dibentuk dari fruktosa -1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim
fruktosa -1,6-difosfatase.
Fruktosa-1,6-difosfat + H₂O —> fruktosa -6-difosfatase.
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-
fosfatase.
glukosa-6-fosfat + H₂O —> glukosa + fosfat
BAB IV

PEMBAHASAN
IV.1 Kelebihan Buku

 Buku I
1. Penggunaan cover yang berwarna membuat buku ini bagus dalam sisi depan dan
belakang dan juga meningkatkan minat pembaca pada buku ini
2. Beberapa dari materi didalamnya penulis menyertakan alur atau diagram ,Misalnya
proses siklus asam karbohidrat yang disertai dengan gambar yang membuat pembaca
lebih mudah memahami materi
3. Kertas yang digunakan dalam cetakan buku ini tebal yang membuat buku ini tidak mudah
rusak dan tetap tahan

 Buku II
1. Materi yang dicantumkan pada buku langsung mengarah pada pokok bacaan serta
penjelasan dari gambar yang tercantum.
2. Pada lembaran terakhir judul bacaan daftar pustaka sudah tercantum yang meliputi
sumber bacaan.
3. Hubungan antar paragraph sudah baik karena bacaan antar paragraph yang saling
berhubungan dengan topik bacaan.

 Buku III
1. Materi mengenai metabolisme karbohidrat jelas dan memiliki gambar yang memudah
kan si pembaca untuk memahami nya.
2. Isi buku yang di bahas lengkap sehingga mudah buat di pahami dan penggunaan bahasa
pun juga jelas.
3. Pembagian dalam materi biokimia terbagi dalam bentuk poin-poin 

IV. 2 Kekurangan Buku


 Buku I
1. Dalam segi penulisan ,Ada beberapa kata yang penulisan salah namun tidak mengubah
makna dari kata sesungguhnya misalnya pada halaman 19 ada kata yang seharusnya
semua didalam buku jadi semiia.
2. Penggunaan font atau ukuran penulisan pada buku terlalu rapat dan kecil.

 Buku II
1. Gambar pada buku bacaan masih terdapat gambar yang hitam putih yang mengakibatkan
gambar menjadi kurang jelas dan sulit untuk dipahami.
2. Pencetakan buku masih kurang karena banyak tulisan yang terpotong yang dapat
menghambat minat pembaca dalam mempelajari topik bacaan.
3. Materi pada bacaan terlalu padat dan belum tercantumnya contoh soal.

 Buku III
1. Kurang terkaitnya penjelasan mengenai metabolisme karbohidat.
BAB V

PENUTUP
V.2 Kesimpulan
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang
utama bagi organisme hidup. Dalam makanan, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang
dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Karbohidrat terdiri atas senyawa-senyawa
keton atau aldehida dengan banyak gugus hidroksil. Fungsi karbohidrat sangat banyak bagi
kehidupan. Pertama, sebagai sumber bahan bakar, sumber energi dan zat perantara. Kedua, gula
ribosa dan deoksiribosa membentuk sebagian kerangka struktur DNA dan RNA. Ketiga,
polisakarida adalah elemen struktur dinding sel bakteri dan tumbuh-tumbuhan, dan kerangka luar
arthopoda.

V.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat lebih lagi mendalami tentang
makalah karbohidrat dan makalah ini bisa menjadi pedoman penulis dalam pembuatan
makalah di kemudian hari dan bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya. Sekian dan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Poedjadi,A.1994 .Dasar-Dasar Biokimia.UI Press,Jakarta

Thenawidjaya,M. 1990. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jilid 1,2 dan 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sianturi,Martina. 2019. Biokimia Untuk Biologi. Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan. Medan.

Anda mungkin juga menyukai