OLEH :
1701011
S1-6A
DOSEN PENGAMPU :
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah Imunologi yang berjudul “REAKSI
KIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK” sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Penulis sangat berterima kepada Ibu Musyirna Rahmah, M.Si
selaku dosen yang mengampu matakuliah kimia bahan makanan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang dan penulis sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pembaca dan
penulis. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
2.1 Karbohidrat..................................................................................................................................2
2.2 Protein.........................................................................................................................................8
2.3 Lemak........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan
utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas
hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan
fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah
terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh
manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian
makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses
metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya
menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan
senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus,
hati, dan pancreas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karbohidrat
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat
didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah
besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi
aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan
pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun
rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat.
Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi
kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah
menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa
merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh
tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi
cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
2
pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan
akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti
fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan
satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan
monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida
dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih
jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka
disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C 6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai
lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting
adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada
sukrosa disakarida (Morrison, 1983).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut
dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak
larut dalam air. Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida
akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa larutan ɑ-naftol dalam alkohol
dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur (Nur Annis H dan Henny
Helmy, 2014).
3
Uji asam musat digunakan untuk membedakan antara glukoa dan galaktosa. Oksidasi
terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut.
Namun, laktosa dan galaktosa menghasikan asam musat yang tidak dapat larut (Nur Annis H
dan Henny Helmy, 2014)
3. Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
4
B. Disakarida
1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
2. Uji Benedict
C. Polisakarida
1. Reaksi amilum dengan yodium
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
2. Hidrolisis amilum
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
5
Amilum + HCl panas Larutan bening
+ Benedict Merah
Reaksi:
Monosakarida
C H 2O C H 2O
O O
H H H H
O H H + A g 2O O H H + 2 Ag P e ra k
O H O H O H O H
H O H H O H
C H 2O C H 2O
O O
H H H H
O H H + 2C uO O H H + C u 2O M e ra h b a t a
O H O H O H O H
H O H H O H
3. Reaksi
C Hglukosa
2O
dengan pereaksi Benedict
C H 2O
O O
H H H H
O H H + 2C uO O H H + C u 2O M e ra h b a t a
O H O H O H O H
Disakarida
H O H H O H
6
1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
C H 2O C H 2O C H 2O C H 2O
O O O O
H H H H H H H H
2 Ag C e rm in P e ra k
H O H O H O H + A g 2O H O H O H O H +
O H O H O H O H
O H H O H H O H H O H H
2. Uji Benedict
C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O
H H H H H H H H H
+ 2 C u SO 4 + 2 H 2O + H 2SO 4 + C uO m e ra h b a ta
O
O H H O H H O H O H O H H H O H
O H H O H H O H H
Polisakarida
C H 2O H C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O O
H H H H H H H H H I H H H
+ I2
O O
O H H O H H O H O H O H H O H H O H O H
I
O H H O H H O H H O H H
3. Hidrolisis Amilum
7
C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O
H H H H H H H H H
+ C u SO 4 NaO H + 2 N a 2SO 4 + C u 2O
O
O H O H H O H H O H O H O H H O H
H O H H O H H O H
2.2 Protein
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai
lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau polipeptid.
Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul
penyusunnya, sehingga terbentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan protein.
Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun
oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusun tidak hanya oleh asam amino namun
juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid
(lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoproten) (Handito, dkk, 2014).
Identifikasi protein terbagi menjadi dua, yaitu uji kualitatif dilakukan untuk
mengetahui keberadaan atau jenis protein dalam suatu bahan, sedangkan uji kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan protein dalam suatu bahan (Sumardjo, 2008).
Pada identifikasi protein ini untuk mengetahui klasifikasi dari protein, dan uji protein
dilakukan untuk mengetahui adanya gugus aplha asam amino bebas pada suatu bahan, untuk
mengidentifikasi adanya ikatan peptida suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R asam
amino yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik kasein (Sari, 2011).
8
Uji identifikasi protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau jenis protein
dalam suatu bahan. Sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah
kandungan protein dalam suatu bahan (Bintang, 2010).
a. Uji Biuret
Tujuan dilakukannya uji biuret ini yaitu untuk membuktikan adanya molekul-molekul
peeptida dari protein. Prinsipnya yaitu ion2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membetuk
senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan
peptide atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptide. Reaksi pun positif
terhadaap senyawa- senyawa yang mengandung dua gugus: -CH 2NH2, -CSNH2,-C(NH)NH2,
dan –CONH2.
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea.
Interpretasi hasil :
9
c. Uji Kelarutan Protein
Tujuan dilakukannya uji kelarutan protein ini yaitu untuk mengetahui daya kelarutan
protein terhadap kelarutan tersebut. Prinsipnya yaitu protein bersifat amfoter, yaitu dapat
bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam,
dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila protein di
panaskan atau ditambahkan etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi).
Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Interpretasi hasil :
Interpretasi hasil :
Tujuan dilakukannya uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan
protein.
10
Prinsipnya yaitu sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-
asam organik seperti asam sitrat, asam pikrat, asam trokloroasetat, dan asam sulfosalisilat.
Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut.
Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan adanya loga-logam
berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+, sehingga mudah mengendap.
f. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam dan Asam Organic
Tujuan dilakukannya uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan
protein.
Prinsipnya yaitu sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-
asam organik seperti asam sitrat, asam pikrat, asam trokloroasetat, dan asam sulfosalisilat.
Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut.
Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan adanya loga-logam
berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+, sehingga mudah mengendap.
Interpretasi hasil:
Tujuan dilakukannya uji ninhidrin ini yaitu untuk membuktikan adaanya asam amino
bebas dalam protein.
Prinsipnya yaitu semua asam amino atau peptida yang mengandung asam alpa-amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Namun,
prolin dan hidoksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Interpretasi hasil :
11
Tujuan dilakukannya uji xantoprotein ini yaitu untuk membuktikan adanya asam
amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam protein Prinsipnya yaitu reaksi
pada uji xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat pada molekul
protein. Jika protein yang mengandung cincin benzene (tirosin, triptofan, dan fenilalanin)
ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah
menjadi kuning sewaktu di panaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana bisa akan
terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
Interpretasi hasil :
Positif (+) : positif bila pada bidang perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk
wanrna jingga.
Negatif (-) : tidak ada perbatasan antara protein dan NaOH tidak terbentuk warna jingga.
i. Uji Penentuan Titik Isoelektrik
Tujuan dilakukannya uji penentuan titik isoelektrik ini yaitu untuk mengetahui titik
isoelektrik (pH isoeletrik) dari protein secara kualitatif.
Prinsipnya yaitu seperti pada asam-asam amino bebas, protein pun mempunyai titik
isoelektrik yang berbeda-beda. Titik isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu di mana
protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama,
sehingga tidak bergerak bila diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), daya
kelarutan protein minimal, sehingga menyebabkan protein mengendap.
Interpretasi hasil :
Tujuan dilakukannya uji kromatografi kertas asam amino ini yaitu untuk
mengidentifikasi asam amino dengan metode kromatografi kertas secara kualitatif. Prinsipnya
yaitu asam-asam amino dapat diperoleh dari hidrolisis molekul protein. Campuran asam
amino hasil hidrolisis dapat dipisahkan dengan beberapa metode, di antaranya dengan
12
gravimetri, mikrobiolgi, elektroforesis, dan kromatografi. Dalam kromatografi, salah satu
cara yang banyak digunakan adalah kromatografi kertas.
Kromatografi kertas merupakan salah satu jenis kromatografi partisi, yaitu suatu cara
pemisahan campuran zat yang didasarkan pada perbedaan kelarutan zat dalam dua pelarut
yang tidak saling bercampur. Pada kromatografi kertas, fase bergerak (pelarut) bergerak
melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler membawa komponen dari campuran dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Komponen seperti asam amino yang mudah larut dalam fase
bergerak akan terbawa naik lebih jauh daripada yang sukar larut. Pada proses, bila perbedaan
pergerakan asam-asam amino cukup besar, maka akan terjadi pemisahan dengan baik.
2.3 Lemak
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,
dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponenunit pembangun pada hampir semua lipida. Asam lemak adalah asam
organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak
memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini
membuat kebanyakan lipida bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak (Lestari,2013).
13
Dasar-dasar analisa lemak dan minyak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
1. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam
bahan mkanan atau bahan pertanian.
2. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya penjernihan (refining),
penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan tingkat
kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan,sifat gorengnuya, baunya maupun rasanya.tolak ukur kualitas ini adalah
angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida, tingkat
ketengikan dan kadar air.
3. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak
tertentu. data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert Meissel, angka
polenske, angka krischner, angka penyabunan, indeks refraksi titik cair,angka
kekentalan, titik percik, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya.
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar
.minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai
berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif
kecil . angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan
untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
Angka ester menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester.
Angka ester dihitung dengan selisih angka penyabuanan dengan angka asam.
14
Angka Ester = Angka Penyabunan – Angka Asam.
3. Penentuan angka iodine
dalam asam lemaknya. Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram
yang diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu
lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram lemak atau
minyak.
15
2. Penentuan angka peroksida
Penentuan kadar air dalam minyak dapat dilakukan dengan cara thermogravimetrri
atau cara thermovolumetri.
A-F
Kadar air= ×100%
A
16
DAFTAR PUSTAKA
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59
Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Handito, dkk. (2014). Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Mataram: Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Morrison, R,T. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York: New York University.
Nur Annis H dan Henny Helmi. 2014. Pedoman Praktikum Biokimia. Bangka. UBB Press.
Sari, Mayang. (2011). Skripsi: Identifikasi Protein Menggunakan FTIR. Jakarta: Fakultas
Teknik UI.
Suhara. (2008). Dasar – Dasar Biokimia Cetakan Pertama. Bandung. Prisma Press.
Sumardjo, Damin. (2008). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta: EGC.
17