Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul
“DASAR BIOMOLEKULER”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis
ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya
tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Asam Amino dan Protein 6
2. Karbohidrat 10
3. Lipida 15
4. Asam Nukleat 19
BAB III PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biomolekular dimaksudkan adalah molekul-molekul utama yang menunjang
berlangsungnya kehidupan, baik sebagai pembentuk struktur sel, sumber energi, pengendalian
metabolisme hormonal dan transformasi genetik. Sangat banyak molekul-molekul organik yang
berperan dalam kelangsungan kehidupan, namun tidak dikemukakan di sini. Sebagai pengetahuan
dasar maka secara singkat akan dikemukakan beberapa sifat kimia dari senyawa biomolekular
utama, seperti protein, karbohidrat, lipida, dan asam nukleat. Kajian yang lebih mendalam
mengenai biomolekular tersebut dapat dipelajari pada buku-buku kimia organik dan biokimia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu :
1. Apa-apa sajakah yang termasuk senyawa biomolekular?
2. Bagaimana klasifikasi-klasifikasisenyawa biomolekular?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2. Menambah wawasan tentang biomolekular.
3. Mengetahui dasar-dasar biomolekular.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3. Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN

Biomolekul
Meskipun ada perbedaan besar diantara organisme hidup komposisi kimia dan reaksi
metabolisme organisme tampaknya serupa. Komposisi jaringan hidup dan non-hidup materi juga
tampak serupa dalam analisis kualitatif. Closer mengungkapkan bahwa kelimpahan relatif
karbon, hidrogen dan oksigen lebih tinggi pada sistem hidup.

Semua bentuk kehidupan yang terdiri dari biomolekul saja. Biomolekul adalah molekul organik
terutama makromolekul seperti karbohidrat, protein dalam organisme hidup. Semua hal hidup
yang membentuk bakteri, ganggang, tanaman dan hewan yang terbuat dari makromolekul serupa
yang bertanggung jawab atas kehidupan. Semua senyawa karbon yang kita dapatkan dari
jaringan hidup dapat disebut biomolekul.

Pengertian biomolekul
Biomolekul adalah molekul yang terjadi secara alami dalam organisme hidup. Biomolekul
termasuk makromolekul seperti protein, karbohidrat, lipid dan asam nukleat. Ini juga termasuk
molekul kecil seperti metabolit primer dan sekunder dan produk alami. Biomolekul sebagian
besar terdiri dari karbon dan hidrogen dengan nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Biomolekul
adalah molekul yang sangat besar dengan banyak atom, yang terikat bersama-sama dalam ikatan
kovalen.

Kelas Biomolekul
Ada empat kelas utama biomolekul: • Karbohidrat • Lipid • Protein • Asam nukleat

Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi yang baik. Karbohidrat (polisakarida) adalah rantai panjang
gula. Monosakarida adalah gula sederhana yang terdiri dari 3-7 atom karbon. Mereka memiliki
gugus aldehid atau keton bebas, yang bertindak sebagai reduktor dan dikenal sebagai gula
pereduksi. Disakarida yang terbuat dari dua monosakarida. Ikatan yang membagi antara dua
monosakarida adalah ikatan glikosidik. Monosakarida dan disakarida terasa manis, kristal dan
larut dalam air. Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Mereka molekul kompleks
yang tidak larut dalam air dan tidak dalam bentuk kristal. Contoh: glukosa, fruktosa, sukrosa,
maltosa, pati, selulosa dll

Lipid
Lipid terdiri dari rantai hidrokarbon yang panjang. Molekul lipid memegang sejumlah besar
energi dan molekul penyimpan energi. Lipid umumnya ester asam lemak dan bahan penyusun
membran biologis. Sebagian besar lipid memiliki kepala polar dan ekor non-polar. Asam lemak
dapat asam lemak tak jenuh dan jenuh. Lipid hadir dalam membran biologis dari tiga kelas
berdasarkan jenis kepala hidrofilik yang hadir: glikolipid adalah lipid yang kepalanya
mengandung oligosakarida dengan 1-15 residu sakarida. Fosfolipid mengandung kepala
bermuatan positif yang terkait dengan gugus fosfat bermuatan negatif. Sterol, yang kepalanya
mengandung cincin steroid. Contoh steroid. Contoh lipid: minyak, lemak, fosfolipid, glikolipid,
dll
Protein
Protein adalah heteropolimer dari untai asam amino. Asam amino bergabung bersama oleh
ikatan peptida yang terbentuk di antara gugus karboksil dan gugus amino dari asam amino
berturut-turut. Protein terbentuk dari 20 asam amino yang berbeda, tergantung pada jumlah asam
amino dan urutan asam amino. Ada empat tingkat struktur protein:

Struktur Primer Protein – disini protein ada rantai yang panjang asam amino tersusun dalam
urutan tertentu. Mereka adalah protein non-fungsional.

Struktur protein sekunder – Rantai panjang protein dilipat dan diatur dalam bentuk spiral, di
mana asam amino berinteraksi dengan pembentukan ikatan hidrogen. Struktur ini disebut lembar
lipit. Contoh: serat sutra.

Struktur tersier protein – rantai polipeptida panjang menjadi lebih stabil dengan melipat dan
melingkar, dengan pembentukan ikatan ionik atau hidrofobik atau jembatan disulfida.

Struktur Kuarter protein – Bila protein hasil dari perakitan lebih dari satu polipeptida atau
subunit sendiri, ini dikatakan struktur kuaterner protein. Contoh: Hemoglobin, insulin.

Asam nukleat
Asam nukleat adalah senyawa organik dengan cincin heterosiklik. Asam nukleat terbuat dari
polimer nukleotida. Nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula pentosa dan gugus fosfat. Sebuah
nukleosida terbuat dari basa nitrogen yang melekat pada gula pentosa. Basa nitrogen adalah
adenin, guanin, timin, sitosin dan urasil. Nukleotida dipolimerisasi membentuk DNA dan RNA
yang merupakan bahan genetik.
Fungsi Biomolekul
Karbohidrat menyediakan tubuh dengan sumber bahan bakar dan energi, membantu dalam
berfungsinya otak kita, jantung dan saraf, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Kekurangan
karbohidrat dalam makanan menyebabkan kelelahan, fungsi mental yang buruk.

 Setiap protein dalam tubuh memiliki fungsi tertentu, beberapa protein memberikan
dukungan struktural, membantu dalam gerakan tubuh, dan juga pertahanan terhadap
kuman dan infeksi. Protein dapat antibodi, hormon, enzim dan protein kontraktil.
 Lipid, tujuan utama dari lipid dalam tubuh adalah penyimpanan energi. Membran
struktural terdiri dari lipid yang membentuk aliran penghalang dan kontrol bahan masuk
dan keluar dari sel. Hormon lipid, seperti sterol, membantu dalam mediasi komunikasi
antar sel.
 Asam nukleat adalah DNA dan RNA, mereka membawa informasi genetik dalam sel.
Mereka juga membantu dalam sintesis protein, melalui proses translasi dan transkripsi.
 Struktur Biomolekul
 Struktur biomolekul dilipat, struktur tiga dimensi rumit yang dibentuk oleh protein, RNA,
dan DNA. Struktur molekul ini dalam berbagai bentuk, struktur primer, sekunder, tersier
dan kuaterner. Perancah untuk ini disediakan oleh ikatan hidrogen dalam molekul.
 Struktur primer dari biomolekul adalah spesifikasi yang tepat dari komposisi atom dan
dan ikatan kimia yang menghubungkan atom.
 Struktur Sekunder biomolekul adalah bentuk tiga dimensi biopolimer, struktur sekunder
ditentukan oleh ikatan hidrogen dari biomolekul.
 Struktur Tersier biomolekul adalah struktur tiga dimensi, yang didefinisikan oleh
koordinat atom, dengan pembentukan ikatan hidrogen, ion atau sulfida.
 Struktur Kuarter adalah susunan beberapa lipatan kompleks, pada kompleks mutli-
subunit.

1. Asam Amino dan Protein


Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan monomer (satuan pembentuk)
protein. Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang
terikat pada atom karbon yang sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah atom
karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus asam
amino ditunjukkan sebagai berikut.
R
α
H2N C COOH

H
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk struktur
sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam-asam amino
yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut polipeptida. Hal yang
menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan mengandung 20 jenis asam amino, namun
interkoneksinya menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya. Rumus dan
nama 20 jenis asam-asam amino pembentuk protein diberkan pada bagian berikutnya.
1.1 Tatanama Asam Amino
Nama biasa (umum) dan singkatan, serta kimia/secara sistematik ditunjukkan di bawah.
Nama Biasa Nama Sistematika Rumus Struktur
Alanin (Ala) As. 2-amino propanoat CH3-CH-COOH
NH2
Valin (val) As. 2-amino-3-metil butanoat CH3-CH - CH-COOH
CH3 NH2
Leusin (Leu) As. 2-amino-4-metil-Pentanoat CH3-CH-CH2-CH-COOH
CH3 NH2
Isoleusin (Ile) As. 2-amino-4-metil pentanoat CH3-CH2-CH-CH-COOH
CH3 NH2
Prolin (Pro) As. Furano metanoat
NH COOH
Fenilalanin(fen) As. 2-amino-3-fenilpropanoat CH2-CH-COOH
NH2
Triptofan (Trip) As. 2-amino-3-(3-idolil)-propanoat CH2-CH-COOH
N
H
Metionin (Met) As. 2-amino-4-(metil tio) butanoat CH2-CH2-CH-COOH
S-CH3 NH2
Glisin (Gli) As. 2 amino etanoat H-CH-COOH
NH2
Serin (Ser) As. 2 amino-3-hidroksi propanoat CH2-CH-COOH
OH NH2
Treonin (Tre) As. 2-amino-3-hidroksi butanoat CH3-CH-CH-COOH
OH NH2
Sistein (Sis) As. 2-amino-3 merkapto propanoat CH2-CH-COOH
SH NH2
Tirosin (Tir) As. 2-amino-3-(p-hidroksi fenil) HO -- --CH2-CH-COOH
Propanoat NH2
Aspargin (Asn) As. 2-amino suksinat NH2-C-CH2-CH-COOH
O NH2
Glutamin (Gln) As. 2-amino glutaramat NH2-C-CH2-CH2-CH-COOH
O NH2
As. Aspartat As. 2-amino suksinamat HO-C-CH2-CH-COOH
(Asp) O NH2
As. Glutamat As. 2-Glutarat HO-C-CH2-CH2-CH-COOH
(Glu) O NH2
Liain (Lis) As. 2,6-diamino heksanoat CH2-(CH2)3-CH-COOH
NH3 NH2
Arginin (Arg) As. 2-amino-5 guanido valerat HN-(CH2)3-CH-COOH
H2N-C=NH2 NH2

Histidin (His) As. 2 amino-3-imidazol propanoat CH2-CH-COOH


HN N NH2
1.2 Klasifikasi Asam Amino
Asam amino diatas dapat di klasifikasikan menjadi 4 golongan berdasarkan relatif gugus
R-nya ( R= gugus yang terikat pada atom C- α pada asam amino).
a. Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutub)
Asam amino dengan gugus R non polar, adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak
mempunyai selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari
lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (alanin, leusin, isoleusin, valin dan prolin) dua
dengan R aromatik (fenil alanin dan triptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin). Pada
umumnya golongan asam amino ini bersifat kurang atau tidak larut dalam air.
b. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan
Golongan ini lebih mudah larut dalam air daripada golongan yang tak mengutub, karena
gugus R mengutub dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Termasuk golongan ini
adalah serin, treonin, dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-
OH). Asparagin dan glutamin yang kekutubannya disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta
sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
Asparagin dan glutamin, masing-masing merupakan bentuk senyawa amida dari asam
aspartat dan asam glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang mengandung
gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksil fenol bersifat paling mengutub dalam
golongan asam amino ini.
c. Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif (Asam amino asam)
Golongan asam amino ini bermuatan negatif pada pH 6,0 – 7,0 dan terdiri dari asam
aspartat dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai 2 gugus karboksil (-COOH).
d. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)
Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7,0 terdiri dari lisin, histidin, dan
arginin.
1.3 Stereo Kimia Asam Amino
Semua asam amino yang didapat dari hasil hidrolisa protein. Kecuali glisin, mempunyai
sifat aktif optik yaitu dapat memutar bidang polarisasi cahaya bila diperiksa dengan polarimete.
Sifat optik aktif disebabkan oleh atom karbon yang asimetris, yaitu atom karbon yang mengikat
empat gugus yang berlainan. Jumlah bentuk stereo isomer yang mungkin terjadi sama dengan 2n
dimana n adalah jumlah atom karbon yang asimetris.
H-CH-COOH H CH3-CH2-C*H-C*H-COOH
NH2 CH3-C*-COOH CH3 NH2
NH2
Glisin Alanin Isoleusin
Ket : -Asam amino glisin (tidak punya atom C* assimetri)
-Asam amino alanin, satu atom asimetri C*
-Isoleusin dengan dua atom karbon asimetri C*
1.4 Reaksi Asam Amino dan Pembentukan Protein
Gugus karboksil dan gugus amino asam amino memperlihatkan semua reaksi yang dapat
diharapkan dari fungsi-fungsi ini. Misalnya pembentukan garam, pengesteran dan asilasi. Di
samping itu gugus yang terdapat pada rantai samping (R) juga dapat memberikan reaksi khas asam
amino. Beberapa reaksi asam amino yang umum di gunakan antara lain reaksi Ninhidrin, reaksi
Edman. Reaksi-reaksi tersebut sangat berguna dalam analisis asam amino. Pengetahuan tentang
hal itu dapat dibaca pada buku kimia organik dan biokimia.
Reaksi asam amino yang sangat penting adalah reaksi kondensasi antara asam-asam amino
membentuk protein. Interaksi asam-asam amino membentuk protein melalui ikatan kovalen
peptida. Dalam hubungan ini maka protein disebut juga polipeptida . ikatan peptida adalah ikatan
antara gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang lain.
Bila gugus amino dan gugus hidroksil asam amino bergabung membentuk ikatan peptida .
unsur asam aminonya dinamakan residu asam amino. Suatu peptida yang terdiri dari 2 residu asam
amino disebut dipeptida. Tiga residu asam amino tripeptida dan seterusnya. Bila peptida
mengandung bnyak (katakan lebih dari 10) residu asam amino.peptida itu dinamakan polipeptida.
Banyak hormon atau semua protein sederhana adalah polipeptida.
Jika protein-protein hanya terhidrolisa maka polimer-polimer yang lebih kecil yang
terbentuk dari asam-asam amino disebut peptida. Sebagai contoh salah satu hasil hidrolisis
sebahagian dari sutra adalah glisil-glisin. Merupakan suatu bentuk amida dari dua asam amino
glisin. Di bawah ini ditunjukkan suatu dipeptida alanilserin yang ditunjukkan dengan garis yang
lebih tebal.

O CH₂OH
CH₃-CH-COOH + CH₂-CH-COOH -H₂O H₂N C CH OH
NH₂ OH NH₂ CH N C
CH₃ H O
Ikatan peptide Alanilserin
Menurut perjanjian, struktur peptida selalu ditulis dengan residu asam amino N-ujung (
residu dengan gugus α-karboksil bebas ) di sebelah kiri dan dengan residu C ujung ( residu dengan
gugus α-karboksil bebas ) di sebelah kanan. Perhatikan bahwa peptida ini mempunyai satu gugus
α-amino bebas dan satu gugus α-kaboksil bebas. Sehingga demikian nama dari suatu peptida
diambil dari suatu gabungan nama atau singkatan nama sam-asam amino pembentuknya, yang
dimulai dengan asam amino B-ujung dan diakhiri dengan asam amino C-ujung . suatu dipeptida
yang terdiri dari alanin, serin diberi nama alanilserin atau nama singkatnya adalah Ala-ser.
Kalau makin panjang suatu rantai peptida, maka jumlah isomer-isomer mungkin akan
bertambah banyak pula. Oleh karena itu kurang lebih 8000 tripeptida yang mungkin terbentuk
secara teori dari 20 macam asam amino.
Sejumlah peptide kecil ditemukan di dalam beberapa antibiotik seperti basitrisin yang
merupakan suatu peptide dan terdapat pada semua sel hewan dan tumbuhan jenis peptide lain yang
mempunyai arti khusus yaitu hormon oksitoksin dan vasopressin.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organic biomakromolekul alam yang banyak
di gtemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang berklorofil . karbohidrat
dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari,
disebut fotosintesis.
Energi
n CO2+ n H2O (CH2O)n + n O2
Pati dalam bentuk utama penyimpanan karbohidrat yang digunakan untuk sunber makanan
atau energy, sedangkan selulosa adalah kompenen utama dalam karbohidrat pada tanaman.
Glukosa adalah karbohidrat sederhana yang paling banyak diperlukan dalam tubuh manusia. Dua
macam karbohidrat yaitu D-ribosa dan 2-Deoksiribosa adalah merupakan penyusun kerangka inti
molekul genetic DNA dan RNA. Karbohidrat juga merupakan bagian penting dalam koenzim,
antibiotika, tulang rawan, kulit kerang dan dinding sel bakteri.

2.1 Penggolongan Karbohidrat


Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hydrogen dan oksigen yang
terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut maka senyawa
ini dapat di duga sebagai “hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Sejak tahun 1880
telah disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon “ merupakan gagasan yang tidak tepat karena
ternyata ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris sperti itu, tetapi bukan
karbohidrat. Misalnya asam asetat dapat ditulis sebagai C2(H2O)2 dan formaldehida dengan rumus
CH2O nyatanya keduanya bukan .Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak
hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya.
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yaitu gugus karbonil (aldehid dan keton). Gugus –gugus fungsi itulah yang
menentukan sifat senyawa tersebut . Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat , maka
senyawa tersebut dapat didefenisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas tiga
golongan besar yaitu : monosakarida, oligosakarida, polisakarida. Istilah sakarida berasal dadri
bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana.
Hasil hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat tersebut saling berkaitan.
H2O H2O
Polisakarida Oligosakarida Monosakarida
H+ H+
2.2 Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana . jika didasarkan pada gugus fungsinya ,maka monosakarida secara keseluruhan dibagi
atas dua golongan besar, yaitu aldosajika mengandung gugus aldehid dan ketosa jika mengandung
gugus keton.
H C=O H CHOH
H C OH C=O
H CHOH H CHOH
Gliseraldehid Dihidroksiaseton
(aldosa) (ketosa)
Gliseraldehida adalah aldosa yang paling sedrhana dan dihidroksiaseton adalah ketosa
yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari gliseraldehida atau
dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon , masing-masing membawa gugus
hidroksil.
H-C=O H-C=O H-C=O H-CHOH H-CHOH H-CHOH
H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C=O H-C=O H-C=O
H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH
H-CHOH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-CHOH
Tetrosa H-C-HOH H-C-OH H-C-OH H-CHOH Tetrosa
Pentosa H-C-OH H-CHOH Pentosa
Heksosa Heksosa
Aldosa Ketosa
Konfigurasi gliseraldehida dinyatakan sebagai D apabila gugus hidroksil pada atom karbon
kiral terletak di sebelah kanan , dan L jika gugus hidroksil di sebelah kiri rumus proyeksi Fischer.
Sistem ini juga berlaku padauntuk monosakarida lain dengan cara berikut. Jika atom karbon kiral
yang terjauh dari gugus aldehida atau keton memepunyai konfigurasi seperti D-gliseraldehida
(hidroksil disebelah kanan), maka senyawa itu adalah D-monosakarida . Jika konfigurasi pada
atom karbon terjauh mempunyai konfigurasi yang sama dengan L-gliseraldehida (hidroksil
disebelah kiri) maka senyawa itu adalah L- monosakarida.
H-C=O H-C=O
(H-C-OH)n (H-C-OH)n
H-C*-OH HO-C*-H
H-CHOH H-CHOH
D-Aldosa L-Aldosa
D-Aldosa (OH) pada C* sebelah kanan L-aldosa (OH) pada C*sebelah kiri
2.3 Cincin Piranosa dan Puranosa
Suatu monosakarida dalam bentuk hemiasetal cincin segi lima disebut firanosa. Furan
berarti senyawa heterosiklik oksigen bercincin lima. Demikian pula piranosa berasal dari kata
piran yang berarti senyawa heterosiklik oksigen bercincin enam.

Piran puran
Heteroklik oksigen, piran cincin segi enam dan puran cincin segi lima
Istilah piranosa dan furanosa seringkali digabung dengan nama monosakaridanya,
misalnya, D-glukopiranosa untuk cincin segi enam dari D-glukosa atau D-fruktofuranosa untuk
cincin segi lima dari fruktosa.
2.4 Rumus Haworth dan Rumus Konformasi
Dalam larutan air hanya sekitar 0,02% glukosa berada dalam bentuk aldehid rantai terbuka
, sisanya berada dalam bentuk hemiasetal siklik.
Meskipun proyeksi Fischer cocok untuk menunjukkan konfirmasi atom-atom disekelilingi
karbon-karbon kiral suatu karbohidrat dalam rantai terbuka ,proyeksi ini tidak sesuai untuk
menyatakan suatu struktur siklik . Penggambaran struktur siklik dengan baik dikembangkan
dengan menggunkan rumus perspektif Haworth. Dengan rumus Haworth , akan terlihat bahwa
gugus-gugus yang terikat pada karbon-karbon kiral benar-benar berada dalam kedudukan cis dan
trans terahadap yang lain pada cincin itu. Juga rumus Haworth menghilangkan ikatan-ikatan
melengkung yang terkesan dibuat-buat pada oksigen cincin.
Menurut perjanjian, suatu rumus Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada
sisi terjauh cincin dan karbon anomerik berada di sebelah kanan. Gugus CH2OH ujung diletakkan
ditas bidang cincin untuk deret D dan dibawah bidang cincin untuk deret L .Konfigurasi α- bila
gugus hiroksil (OH) terletak dibawah bidang dan beta – jika gugus hidroksil (OH) diatas bidang
cincin.
Perhatikan bahwa gugus yang berada di kanan dalam proyeksi Fischer akan terletak di
bawah bidang pada rumus Haworth yang datar itu, belum cukup menggambarkan kestabilan cincin
piranosa . Suatu piranosa seperti sikloheksana dapat mengalami tekukan cincin agar mencapai
keadaan yang stabil , keadaan ini dapat ditunjukkan oleh rumus konformasi.

Jika ada rumus Haworth gugus hidroksi (OH) terletak di bawah bidang, maka rumus
konformasi gugus hidroksi (OH) tersebut juga terletak di bawah bidang . Begitupun sebaliknya
,jika gugus hidroksi (OH) pada rumus Haworth terletak di atas bidang . maka pada rumus
konformasi pun terletak di atas bidang . Sebagaimana lazimnya bahwa pada gugus-gugus yang
besar cenderung berada posisi ekuatorial.

2.5 Beberapa Reaksi Penting Karbohidrat


a. Oksidasi menjadi asam-asam aldonat dan aldarat
Gugus aldehid dapat dengan mudah mengalami oksidasi, demikian halnya dengan aldosa
dapat di oksidasi menjadi asam aldonat dengan mudah sehingga dapat dilakukan oleh pereaksi-
pereaksi seperti Ag+ dan Cu2+. Oleh sebab itu aldosa dapat memberikan uji positif dalam uji
Tollens, Fehling dan Benedict juga oksidator ringan sekalipun . Seperti larutan Brom yang di
Buffer sudah mampu mengoksidasi aldosa.
O O
C–H C - OH
H OH Ag atau Cu++ H OH
HO H HO H
H OH H OH
H OH H OH

CH2OH CH2OH
D- glukosa Asam D-glukosa
Oksidasi glukosa menjadi asam aldonat
Pengoksiadasi kuat seperti laritan asam nitrat dapat mengoksiadasi gugs aldehida dan
gugus hidroksi ujung (suatu alcohol primer) menjadi asam polihidroksikarboksialat yang dikenal
sebagai asam –asam aldarat.
O COOH

C–H
H OH
H OH HNO3 HO H
HO H Kalor H OH
H OH H OH
H OH
COOH
CH2OH asam D- glukarat
D- glukosa
Oksidasi aldosa dengan asam nitrat menjadi D-glukorat (suatu aldarat)
b. Reduksi menjadi alditol
Gugus aldehida dari aldosa dan gugus keton dari ketosa dapat direduksi oleh berbagai zat
perduksi, sperti hydrogen katalitik atau suatu hydrogen logam, menghasilkan polialkohol yang
disebut dengan alditol.
O CH2OH

C–H
H OH
H OH H2+ katalisis HO H
HO H H OH
H OH H OH
H OH

CH2OH
CH2OH D glusitol (sorbitol)
D- glukosa
Reduksi aldosa menjadi D-glusitol
D-glusitol alamiah telah diisolasi dari berbagai buah , lumut dan rumput laut . Molekul D-
glusitol digunakan sebagai pemanis makan penderita diabetes.

c. Esterifikasi
Gugus-gugus hidroksi dalam karbohidrat bersifat seperti gugus hidroksi pada alkohol lain,
dapat diesterifikasi. Misalnya dapat diubah menjadi ester melalui reaksi dengan turunan asam.
Contoh, perubahan β-D-glukosa menjadi penta asetat dengan anhidrida asam.
d. Glukosidasi
Pengolahan lebih lanjut suatu hemiasetal denagn alcohol akan menghasilkan suau asetat.
Asetal monosakarida disebut glikosida.
Perhatikan bahwa hanya satu-satunya gugus hidroksil anomerik yang digantikan oleh
gugus –OCH3 . asetal ini disebut glikosida. Penanaman glokosida ditunkan dari nama
monosakridannya dengan mengubah akhiran –a menjadi –ida ,sehingga glukosa menjadi glukosida
,mannose menjadi mannosida dan seterusnya.

2.6 Oligasakarida
Oligasakarida yang paling banyak ditemukan adalah disakarida. Disakarida adalah
karbohidrat yang terbentuk dari dua satuan monosakarida. Yang terikat antara satu dengan yang
lain melalui ikatan alkosida dalam posisi 1,4- (alfa) atau 1,4 (beta). Dalam bagian ini akan
diuraikan empat macam disakarida yang penting, yaitu ,maltosa, seleboisa, laktosa, dan sukrosa.
a. Maltosa
Adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisipati. Hidrolisis maltosa selanjutnya
menghasilkan glokosa yang. Oleh karena itu, maltosa terdiri dari dua satuan glukosa, terikat antara
satu dengan yang lain emelalui ikatan a-1,4 glikosida.
Karbon anemorik dari unit glukosa yang kedua berbentuk hemiasetal yang dapat berada
dalam kesetimbangan dengan alhehidrarantai terbuka. Oleh karena itu, maltosa dapat mengalami
oksidasi, sebagaimna gula reduksi yang telah di bahas terdahulu.
b. Selubiosa
Adalah disakarida yang di peroleh dari hidrolisi parisial seluosa. Hidrolisi lebih lanjut dari
selulosa menghasilkan D-glokosa. Oleh karena itu, selulosa merupakan perpaduan dua molekul
dari D-glokosa melalui ikatan b-1,4-glikosida, jadi merupakan isomer maltosa.
c. Laktosa
Adalah gula utama yang terdapat dalam satu sapi dan manusia (4-8% laktosa). Hidrolisi
laktosa menghasilkan D-glukosa dan D-glukosa dalam jumlah yang sama. Karbon anemorik unit
glaktosa mempunyai konfigurasi b pada atom C-1 Yang di hubungkan dengan gugus hidroksil
atom C-4 dari unit glukosa.
Dalam metabolisme tubuh manusia yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzematis
menjadi D-glaktosa dan D-glukosa, selanjutnya glaktosa tersebut di ubah menjadi glukosa tidak
berfungsilaktosa masih memilki atom karbon anomerik hemiasetal yang dapat mereduksi pereaksi
fehling Benedik dan Tollen. Oleh sebab itu masih tergolong sebagai gula produksi.
d. Sukrosa
Sukrosa lebih populer disebut gula pasir. Sukrosa terdapat pada semu tanaman yang
mengalami fotosintesis dan berfungsi sebagai sumber energy. Gula ini diperoleh dari tanaman tebu
dan bit, tediri dari satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Ikatan antara unit glukosa dengan
unit fruktosa melalui ikatan glikosida, dengan menggunakan atom karbon anomerik, yaitu atom C
– 1 dari unit glukosa terikat melalui oksigen ke atom C – 2 pad uinit fruktosa dan fuktosa
merupakan bentuk furanosa.
Oleh karena karbon anomerik dari kedua unit sudah saling berikatan, sehingga setiap unit
monosakarida tidak lagi memiliki gugus hemiasetal. Karena itu, sukrosa didalam air tidak berada
dalam kestimbangan dengan suatu bentuk aldehida atau keton, sukroa tidak menunjukkan
mutarotasi dan bukanah gula pereduksi atau disebut gula non reeduksi, berbeda dengan
monosakarida dan disakarida yang telah diuraikan sebelumnya.
Hidolisis sukrosa oleh asam atau enzim invertase, menghasilkan campuran D – glukosa
dan D – fruktosa disebut gula inverse. Invertas terdapat dalam ragi beberapa serangga terutama
lebah madu. Karena adanya fruktosa bebas maka gula inversi lebih manis dari gula sukrosa. Suatu
gula inverse sintetik disebut isomerase yang dibuat dengan isomerisasi enzimatik dari glukosa
dalam sirup jagung, digunakan pada pembuatan es krim, minuman ringan dan permen.

2.7 Polisakarida
Tersusun dari banyak unit monokrasida yang terikat antara satu dengan yang lain melalui
ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida. Dalam bagian ini
akan di uraikan secara singkat tentang polisakarida selengkapnya dapat dibaca pada buku
biokimia. Beberapa polisakarida yang terpenting, yaitu selulosa, pati (aamilosa dan amilopektin).
Glikogen, kitin, akan di kemukakan berikut ini.
a. Selulosa
Selulosa adalah polimer tak bercabang dari glukosa yang dihubungkan melalui ikatan
1,4—β-glikosida 300-15000 unit D – glukosa membentuk rantai lurus, terikat sebagai unit-unit
selulosa. Makromolekul selulosa dapat dapat beragregasi membentuk fibril yang terikat melalui
ikatan hydrogen antara gugus hidroksil pada rantai yang berseblahan. Serat selulosa yang
mempunyai kekuatan fisik yang tinggi terbentuk dari fibril-fibril ini, tergulung seperti spiral
dengan arah yang berlawanan menurut sumbu. Diperkirakan sekitar 1011 ton selulosa dibiosintesis
tiap tahun, sekitar 5% karbon dialam ini terikat dalam bentuk selulosa, kayu mengandung sekitar
50%, kapas 90%, daun kering 20%.
Manusia tidak dapat mencerna selulosa, sekalipun dapat mencerna pati dan glikogen. Hal
ini disebabkan karena adanya perbedaan stereokimia ikatan glikosida pada atom C – 1 setiap unit
glukosa. System pencernaan manusia mengandung enzim yang dapat membantu mengkatalsis
hidrolisis ikatan α-glikosida. Akan tetapi tidak mempunyai enzim yang diperlukan untuk
menghidrolisis β-glikosida. Namun banyak bakteri yang mempunyai β-glikosida dan dapat
menghidrolisis selulosa. Rayap misalnya, memiliki bakteri semacam ini dalam ususnya sehingga
dapat hidup dengan memakan pokok kayu.
Selulosa tidak termasuk gula pereduksi, karena relatif tidak lagi memiliki atom karbon
hemiasetal. Walaupun selulosa memiliki karbon hemiasetat pada ujung ranting, tetapi
pengaruhnya tidaklah nyata, karena sangat kecil jika dibandingkan dengan molekulnya yang besar.
b. Pati
Pati merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa. Berfungsi sebagai
penyimpanan energy. Pati banyak tedapat pada padi-padian, kentang, jagung da lain-lain. Pati
dapat dipisahkan menjadi dua komponen utama berdasarkan kelarutaan bila dibubur dalam air
panas. Sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80% adalah amilopektin (tidak larut).
Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa, sekitar 50 sampai 300 unit-unit glukosa
yang dihubungkan anntara satu dengan lainnya melalui ikatan 1,4-α-glikosida. Dalam larutan,
rantai amiosa berbentuk heliks menyerupai kumparan, karena adanya ikatan dengan konfigurasi α
pada setiap unit glukosa. Kumparan yang berbentuk tabung ini memungkinkan terbentuknya
senyawa kompleks dengan molekul lain, terutama molekul-molekul kecil yang dapat masuk
kedalam kumparannya. Warna biru tua yang ditimbulkan pada penambahan yodium pada pati
adalah contoh pembentukan kompleks tersebut. Hidrolisis lengkap dari amilosa menghasilkan
hanya D-glukos, hidroisis parsial menghasilkan maltose sebagai satu-satunya disakarida.
Amilopektin adalah suatu poisakarida yang jauh lebih besar daripada amilosa, mengandung
kurang lebiih 1000 satuan glukosa permolekul. Sebagaimana rantai amilosa, amilopektin -pun
memiliki rantai utama yang terdiri dari rantai glukosa dengan ikatan 1,4-α-D-glikosida. Perbedaan
antara amilosa dengan amilopektin adalah amilopektin yang memiliki percabangan. Setiap
percabangan memiliki kira-kira 24-30 unit glukosa ikatan pada titik percabangan adalah 1,6-α-
glikosida. Hidrolisis lengkap terhadap amilopektin menghasilkan hanya glukosa. Namun hidroisis
parsial akan menghasilkan maltose dan isomaltosa. Isomaltosa tersebut berasal dari percabangan
α-1,6. Campuran oligosakarida yang diperoleh dari hidrolisis parsial amilopektin, dikenal sebagai
dekstrin yang dipergunakan sebagai lem, pasta dan kanji tekstil.

c. Glikogen
Adalah polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpan glukosa dalam hewan (terutama
dalam hati dan otot). Struktur glikogen mirip amilopektin. Yaitu mengandung rantai glukosa yang
terikat 1,4-a dengan percabangan 1,6-a. molekul glikogen jauh lebih besar dan lebih bercabang di
banding amilopektin. Glikogen mempunyai bobot molekul tinggi, memilki sekitar 100.000 unit
glukosa,dengan percabangan terdapat pada setiap 8-12 unit glukosa. Glikogen dihasilkan jika
glukosa di serap ke dalam darah dan di angkut ke hati, otot, lalu membentuk polimer dengan
bantuan enzim. Glikogen membantu mempertahankan kesetimbangan gula dalam tubuh, dengan
jalan menyimpan kelebihan gula yang dicerna dari makanan dan mensuplai ke dalam darah jika
diperlukan.

d. Kitin
Adalah polisakarida liner yang mengandung N-asetil-D-glukosamin terikat. Hidrolisis kita
menghasilkan 2-amino-2 deoksi-D-glokosa. Kitin banyak terikat dalam protein dan lipida,
merupakan komponen utama dalam bangunan serangga.
3. Lipida
Lipid (yunani, Lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam organic non polar seperti n-heksan. Kloroporm dan dietil eter. Sifat
inilah yang membedakan lipid dan karbohidrat. Protein, asam nukleat dan kebanyakan molekul
hayati lainnya. Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus mengingat banyak
gugus fungsi yang telah kita pelajari sebelumnya, senyawa organic yang termasuk kelompok lipid
adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolip[id, steroid, terpen, prostaglandin.
3.1 Lilin
Adalah sebagian dari kelompok lipid. Secara kimiawi, lilin merupakan ester dari alcohol
berantai panjang dengan asam lemak berantai panjang. Panjang rantai hidrokarbon asam maupun
alcohol pada lilin biasanya berkisar dari 10 sampai dengan 30 karbon. Bedanya dengan trigliserda
adalah, bahwa lakohol pada lililn ialah lakohol monohidrat. Lilin adalah padatan mantap bertitik
leleh rendah dapat di temui pada tumbuhan dan hewan. Lilin lebah yang sebagaian besar berupa
mirisil palmiat, adalah ester dari mirisil alcohol dan asam palmiat. Lilin berguna untuk melindungi
permukaan daun dari penguapan air dan serangan mikroba. Lilin juga melipisi kulit. Rambut dan
bulu unggas, sehingga tetap lentur dan kedap air.

O
CH3(CH2)14 – C – O (CH2)29CH3

Mirisil palmitat ester dari mirisil alcohol dengan asam palmitat


Banyak lilin alami telah digantikan oleh bahan tiruan, terutama dari golongan polimer.salah
satu diantaranya adalah Carbowax, yakni polimer dari etilen glikol. Lilin tiruan ini sering
digunakan dalam kosmetik dan bahan-bahan baku industri.
3.2 Trigliserida
Trigliserida adalah triester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah karboksilat
berantai panjang, yang umumnya memiliki jumlah atom karbon genap, dan dapat memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap dua (tidak jenuh). Sifat fisik maupun sifat kimia dari trigliserida sangat
ditentukan oleh jenis asam lemak pembentuknya. Tingkat kejenuhan dan ketidakjenuhan dari asam
lemak menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya. Asam lemak jenuh, umumnya
rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika terdapat ikatan ganda dua cis dalam rantai asam lemak,
maka rantainya akan membelok dan tidak teratur. Semakin banyak terdapat ikatan ganda dua
dalam rantai asam lemak, semakin tidak teratur strukturnya dan semakin rendah titik lelehnya.
Trigliserida tergolong sebagai lipid sederhana, dan merupakan bentuk cadangan lemak
dalam tubuh manusia. Persamaan umum pembentukan trigliserida adalah bila ketiga asam lemak
yang menyusun trigliserida semua sama maka hasilnya disebut trigliserida sederhana. Misalnya
gliserol dan tiga molekul asam stearat akan diperoleh trigliserida sederhana yang disebut gliseril
tristearat, atau tristearin. Trigliserida sederhana jarang dijumpai, yang lebih lazim adalah
trgliserida campuran, yakni triester dari asam lemak yang tak sejenis.
O
CH2-OH R1-COOH CH2-----O------C------R1
CH-OH + R2-COOH O
CH2-OH R3-COOH CH-----O--------C---R2 + 3H2O
Gliserol 3 mol asam lemak CH2-----O-------C---R3
O
Trigliserida
Trigliserida, ester dari gliserol dan tiga asam lemak
Lemak hewan dan minyak nabati merupakan beberapa trigliserida campuran. Trigliserida
campuran dalam lemak mentega misalnya, mengandung paling sediikit 14 macam asam
karboksilat. Ukuran kuantitatif yang dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya ikatan ester
ialah bilangan penyabunan.
Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan pada titik lelehnya, pada suhu kamar
lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh dari lemak dan minyak
tergantung pada strukturnya, umumnya meningkat dengan bertambahnya jumlah atom karbon.
Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbon dalam komponen asam lemak juga sangat
berpengaruh. Trigliserida yang mengandung banyak asam lemah tak jenuh, seperti asam olet dan
linoleat aan berwujud minyak (cair), sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh
berwujud padat (lemak), contohnya lemak sapi. Reaksi hidrogenasi mengubah minyak nabati
menjadi lemak, misalnya pada industri margarin. Serbuk logam nikel (sebagai katalis)
didispersikan ke dalam minyak panas selanjutnya diadisi dengan hidrogen sehingga ikatan ganda
dua dari asam lemak tak jenuh 17 derajat Celcius menghasilkan tristearin (titik leleh 55 derajat
celcius).
O O
CH2-O-C-(CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 CH2---O---C---(CH2)16CH3
O O
CH-O- C - (CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 H2 CH---O--- C --- (CH2)16CH3
CH2–O–C-(CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 CH2 – O – C - (CH2)16CH3
O O
Triolein (minyak) Tristearin (lemak)
Trigliserida dapat menjadi tengik dan menimbulkan bau dan cita rasa yang tak enak bila
dibiarkan pada udara lembab. Lepasnya asam lemak yang mudah menguap akan menyebabkan
bau tengik. Asam-asam ini terbentuk melalui hidrolis ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua.
Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalis oleh enzim lipase yang ada di udara. Bau keringat
timbul apabila lipase bakteri mengatalisis hidrolisis minyak dan lemak pada kulit. Ketengikan
hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan menyimpan bahan pangan dalam lemari pendingin.
Ketengikan oksidatif, lebih banyak mengakibatkan ketengikan bahan pangan. Ikatan ganda dua
dalam komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus dan membentuk aldehid berbobot
molekul rendah dan bau tak sedap. Aldehid kemudian dioksidasi menjadi asam lemak berbobot
molekul rendah dengan bau yang tak enak. Ketengikan oksidatif memperpendek masa simpan
biskuit dan makanan sejenisnya. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda ketengikan
oksidatif. Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai antioksidan ialah asam askorbat
(vitamin C) dan α-tokoferol (vitamin E).
Sebagaimana ester lainnya, trigliserida mudah dihidrolisis dengan bantuan asam atau basa.
Hidrolisis minyak atau lemak dengan jalan mendidihkannya dalam larutan natrium hidroksida,
disebut penyabunan. Proses ini digunakan dalam pembuatan sabun dan reaksinya disebut reaksi
saponifikasi. Sabun adalah garam logam alkali (Na, K, Li) dari asam lemak. Gliserol adalah hasil
samping yang penting dari reaksi tersebut di atas. Gliserol diperoleh dengan menguapkan lapisan
air, sabun kasar kemudian dimurnikan dan diberi warna dan wewangian sesuai permintaan pasar.
3.3 Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid berupa ester asam posfat. Dalam membran sel terdapat dua jenis
utama fosfolipid, yaitu fosfogliserida dan sfingomyelin. Molekul fosfogliserida terbentuk dari
asam lemak berantai panjang (14 sampai 24 karbon), gliserol dan asam fosfat. Ikatan ester fosfat
terjadi pada satu gugus hidroksi sedangkan hidroksi lainnya membentuk ester dengan dua asam
lemak. Pada umumnya bagian ester fosfat tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan
membentuk senyawa yang lebih kompleks dengan fungsi fiologis tertentu. Contohnya ikatan ester
fosfat (fosfotidat) dengan kolin menghasilkan fosfotidilkolin yang lebih dikenal sebagai lesitin
yang berfungsi sebagai bahan pelumas sel syaraf dan otak.
3.4 Glikolipid
Glikolipid ialah molekul lipid yang mengandung unit gula (karbohidrat) biasanya dari gula
sederhana seperti glukosa atau galaktosa. Serebrosida adalah salah satu dari glikolipid yang
tersusun atas satu sfingosin, asam lemak dan gula. Serebrosida terdapat milimpah dalam jaringan
otak.
3.5 Steroid
Steroid adalah kelompok lipid yang banyak dijumpai dalam tumbuhan dan hewan, steroid
tak tersabunkan, karena tak dapat dihidrolisis dalam media basa, berbeda dengan trigliserida dan
lipid kompleks. Hubungan kesamaan steroid dengan lipid lainnya terletak pada kelarutannya,
steroid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Beberapa senyawa steroid yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup, yaitu hormon, garam empedu, kolestrol
dan sejenisnya. Steroid dianggap turunan dari fenanteren, dimana terdapat tiga cincin sikloheksana
dan satu cincin siklopentana terpadu membentuk siklopentanahidropenantren yang merupakan
kerangka inti dari senyawa steroid.
Kolestrol adalah salah satu steroid yang mengandung gugus fungsi hidroksil. Kolestrol
banyak terdapat dalam jaringan hewan, 10% dari bobot kering otak adalah kolestrol merupakan
komponen utama batu empedu. Berbagai macam hormon merupakan kelompok steroid, misalnya
hormon testosteron (hormon seks jantan), progesteron (hormon seks betina). Demikian juga
banyak obat sintetik adalah turunan steroid, misalnya noretindron (kontraseptik), narankolan
(anabolik).
3.6 Terpen
Salah satu senyawa organik bahan alam yang banyak dijumpai dalam makhluk hidup
terutama tumbuhan adalah kelompok terpen. Terpen yang lebih sederhana dikenal sebagai minyak
atsiri. Kelompok senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku farfum dan obat. Terpen
terbentuk dari satuan-satuan isopren yang terkondensasi membentuk senyawa terpen yang
sederhana monoterpen sehingga politerpen seperti karet alam. Isopren mempunyai jumlah atom C
adalah 5 (lima) dan mempunyai struktur kimia adalah 2-metil-1,3-butadiena.
Tergantung dari banyaknya satuan isopren yang bergabung, maka terpen dikelompokkan
atas :
a. Monoterpen : dua satuan isopren
b. Seskuiterpen : tiga satuan isopren
c. Diterpen : empat satuan isopren
d. Triterpen : enam satuan isopren
e. Tetraterpen : delapan satuan isopren
Kebanyakan mono dan seskuiterpen terdapat dalam tumbuhan dan sebagian besar
mempunyai ciri khas minyak yang berbau khusus (banyak digunakan sebagai parfum). Molekul
terpen yang terbentuk dari satuan-satuan isopren dapat berupa rantai terbuka (asiklik) dan tertutup
(siklik). Beberapa contoh terpen tingkat tinggi yang penting antara lain skualen dan lanosterol.
Kedua senyawa ini merupakan zat antara dalam biosintesis steroid. Skualen terdapat dalam ragi,
kecambah gandum dan minyak hati ikan hiu. Sedangkan lanosterol (suatu komponen lanolin)
diperoleh dari lemak wool. Wortel mengandung tetraterpen berwarna jingga yang disebut karoten,
karoten dapat diuraikan secara enzimatik menjadi dua satuan vitamin A yang berperan dalam indra
penglihatan.
4. Asam Nukleat
Salah satu bidang penelitian modern yang paling menarik dewasa adalah mengenai asam
nukleat. Asam nukleat berperan sebagai pengemban kode genetik bagi makhluk hidup. Harapan
para peneliti semakin besar ketika ditemukannya teknik rekayasa genetik. Dengan menggunakan
teknik rekayasa tersebut maka aspek genetika suatu makhluk hidup dapat dimodifikasi. Tonggak
kemajuan era bioteknologi yang muncul sebagai teknologi handal masa kini dan akan datang
ditandai oleh penemuan-penemuan di bidang rekayasa genetik, terutama kemajuan di bidang
kloning gen.
Rekayasa genetik merupakan teknik pengubahan gen organisme dan jalan manipulasi
DNA. Rekayasa genetik dikenal pula sebagai teknik DNA rekombinan yang didefinisikan sebagai.
Pembentukan rekombinan baru dari material yang dapat diturunkan dengan cara penyisipan suatu
molekul asam nukleat yang dihasilkan di luar sel ke dalam suatu vektor, sehingga memungkinkan
penggabungan dan selanjutnya berkembang dalam host yang baru. Proses tersebut dikenal juga
sebagai Gene Cloning, oleh karena organisme yang secara genetik terbentuk adalah identik dan
membawa seluruh potongan DNA yang telah disisipkan.
Sejak tahun 1978 telah ditemukan bahwa gen-gen yang mengarahkan sintesis insulin
manusia, telah diurai ke dalam DNA dari bakteri Escherichia coli, yang seanjutnya berkembang
biak dan menjadi pabrik insulin, yang memproduksi insulin manusia. Hormon pertumbuhan
manusia (HGH, Human Growth Hormone) juga telah diproduksi dengan teknik genetik. Padahal
sebelumnya, satu-satunya sumber hormon ini adalah kelenjar lendir yang diambil dari mayat. Pada
tahun 1980, ditemukan produksi zat anti virus oleh bakteri yang disebut interveron manusia. DNA
juga dapat digunakan untuk melacak suatu penyakit keturunan maupun penyakit yang disebabkan
oleh infeksi, juga dapat mendeteksi adanya mikroorganisme patogen dalam bahan pangan.
4.1 Struktur dan Fungsi Asam Nukleat
Asam nukleat adalah suatu makromolekul yang mempunyai fungsi esensial dalam
kelangsungan hidup organisme. Asam nukleat terbentuk dari satuan-satuan mononukleotida yang
tersusun secara beraturan dalam untaian polimer nukleotida.
Fungsi asam nukleat yang amat penting adalah peranan asam nukleat dalam mekanisme
molekular yaitu menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika. Dalam sel asam
nukleat juga berperan dalam hubungannya dengan metabolisme antara reaksi-reaksi transformasi
energi. Selain itu, ditemukan pula beberapa nukleotida yang berperan sebagai ko-enzim antara lain
sebagai ko-enzim pembawa energi , perpindahan asam asetat, zat gula, senyawa amina dan
biomolekul lainnya, juga sebagai ko-enzim dalam oksidasi reduksi.
Nukleotida mengandung suatu basa nitrogen, satu unit gula (pentosa), dan satu gugus fosfat
yang berikatan dengan gula. Jika satu basa nitrogen hanya berikatan dengan unit gula saja tnpa
adanya gugus fosfat, disebut nukleosida.

a. Struktur karbohidrat
Ada dua macam asam nukleat DNA dan RNA. Perbedaan kedua asam nukleat tersbeut
terletak pada unit karbohidratnya. Karbohidrat yang terdapat pada asam nukleat di dalam inti sel
adalah β-D-2-deoksiribosa, sehingga asam nukleatnya disebut Deoksiribonucleic acid (DNA).
Sedangkan gula yang terdapat pada asam nukleat daam sitoplasma adalah β-D-2-ribosa dan asam
nukleatnya dikenal dengan Ribonucleic acid (RNA).
b. Struktur basa nitrogen
Ada empat macam basa nitrogen yang terdapat pada DNA, dua diantaranya merupakan
derivat basa nitrogen purin yakni adenin dan guanin disingkat (A) dan (G), dan dua adalah derivat
basa nitrogen primidin yakni sitosin (C) dan Timin (T).
Dalam RNA juga dijumpai empat macam basa yaitu adenin, guanin, sitosin, dan urasil,
masing-masing disingkat (A), (G), (C), dan (U). Urasil derivat dari basa nitrogen pirimidin. Selain
itu dikenal pula basa pirimidin lainnya yang tidak umum 5-metilsitosin dan 5-hidroksimetilsitosin.
Basa purin lainnya yang tidak umum adalah 2-metiladenin dan 1-metilguanin. Selain komponen
karbohidrat dan basa nitrogen, nukleotida juga disusun oleh komponen Pospat (H2PO4).
c. Struktur nukleosida
Nukleosida terbentuk akibat pengikatan secara kovalen antara unit karbohidrat dengan
derivat basa nitrogen purin atau pirimidin. Pengikatan tersebut terjadi pada posisi C-1 karbohidrat
dengan N-1 derivat basa pirimidin atau posisi N-9 derivat basa purin. Nuklesida dapat diperoleh
dari hasil hidrolisis nukleotida dengan jalan pelepasan gugus fosfat.
d. Struktur nukleotida
Nukleotida (nukleosida fosfat) merupakan ester asam fosfat dari nukleosida. Asam fosfat
terikat pada gugus hidroksil dari salah satu atom karbon dalam cincin pentosa. Nukleotida terdapat
bebas di dalam sel, dan dapat terbentuk dari hidrolisis bertahap asam nukleat dengan enzim
nuklease. Nukleotida juga terdiri dari dua golongan yakni ribonukleotida dan
deoksiribonukleotida.
Bagian ester fosfat mempunyai fungsi sebagai jembatan pertautan antara nukleotida yang
satu dengan nukleotida lainnya, dikenal sebagai fosfodiester. Pertautan itu terjadi antara gugus 5-
hidroksi dari suatu nukleotida dengan gugus 3’-hidroksil nukleotida berikutnya dalam rantai.
Pertumbuhan rantai suatu poinukleotida dimulai dari ujung molekul yang mempunyai ujung 5’
bebas, dan bergerak ke ujung molekul yang mempunyai gugus 3’ hidroksi bebas. Dapat dikatakan
pertumbuhan rantai mengikuti pola dari 5’ ke 3’. Perhatikan bahwa meskipun dua dari empat
oksigen yang melekat pada fosfor setiap jembatan diikat sebagai ester fosfat, dan satu oksigen
dalam kondisi ikatan ganda dengan fosfor, namun masih terdapat satu oksigen yang bebas dapat
melepaskan protonnya.
O O
RO P OR RO P OR + H+
OH O
e. Struktur primer polinukleotida DNA dan RNA
Asam nukleat merupakan polimer dari nukleotida. Unit-unit nukleotida tersebut
berhubungan satu sama lain melalui jembatan ester fosfat antara gugus hidroksil C-3 pada
nukleotida yang satu dengan gugus hidroksil C-5 pada nukleotida yang lain. Karena jembatan ester
fosfat antara dua nukleotida itu mengandung dua ikatan ester fosfat maka disebut dengan jembatan
fosfodiester.
Polinukleotida terdiri dari dua golongan, yaitu deoksi asam ribonukleat (DNA), yang terdiri
dari unit-unit deoksiribonukleotida, dan asam ribonukleat (RNA)yang terdiri dari unit-unit
ribonukleotida.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari subbab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa beberapa
senyawa molekular yaitu asam amino, protein, karbohidrat, lipida dan asam nukleat. Asam amino
memiliki tatanama dan klasifikasi serta stereo kimia. Asam amino dapat disintesis untuk
membentuk protein. Karbohidrat memiliki klasifikasi, cincin piranosa dan puranosa, beberapa
reaksi penting. Lipida terdiri atas lilin, trigliserida, fosfolipid, glukoipid, steroid, dan terpen. Asam
nukeat memiliki struktur dan fungsi tersendiri.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1. Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan
karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan atau
materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca
buku.
2. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi dasar biomolekular karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk
pengambilan SKS berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai