Anda di halaman 1dari 2

Pemateri: Dr. Dwi Endarti, M.

Sc, Apt dan

Dr. Fita Rahmawati, SpFRS, Apt

Aseptic Dispensing
Pelayanan kefarmasian menurut PP No.51 tahun 2009 adalah pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sediaan farmasi agar mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Apoteker bertanggung jawab dalam
keberlangsungan pemberian pengobatan yang diatur dengan SPO (Standar Prosedur
Operasional).

IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) bertanggung jawab terhadap sediaan obat dari
pengadaan hingga distribusi ke pasien,ketepatan dosis, rute pemberian,dan penjaminan mutu
obat, terutama sediaanparenteral.1 Pencampuran sediaan parenteral merupakan pencampuran
obat yang menghasilkan produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan oleh apoteker secara aseptis.

Dispensing sediaan steril merupakan layanan kefarmasian yang dilaksanakan di


rumah sakit. Permenkes No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah
sakit, pelayanan ini seharusnya dilaksanakan di IFRS.

Manfaat yang didapat dengan penyelenggaraan pelayanan dispensing sediaan steril oleh
Instalasi Farmasi, antara lain:

1. Terjaminnya sterilitas obat; karena pencampuran obat dilakukan dengan teknik


aseptik dalam laminar airflow cabinet di ruang bersih yang memenuhi standar.
2. Meminimalkan kesalahan pengobatan; karena obat dihitung dan disiapkan secara
khusus dan teliti oleh petugas khusus yang terlatih.
3. Terjaminnya kompatibilitas dan stabilitas obat; petugas farmasi memiliki pengetahuan
yang baik dalam hal kompatibiltas dan stabilitas obat, sehingga kerusakan obat akibat
in-kompatibilitas atau instabilitas obat dapat dicegah.
4. Terhindarnya petugas dari keterpaparan zat berbahaya dan juga untuk mencegah
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh obat sitostatika; karena dispensing obat
sitostatika dilakukan dalam Biological Safety Cabinet (BSC)/ LAF cabinet dengan
aliran udara vertical dalam ruang bersih yang dirancang khusus.
5. Pada pelayanan nutrisi parenteral (TPN) dapat mengurangi akses vena pasien
dibandingkan jika pasien menggunakan sediaan komponen nutrisi terpisah-pisah,
sehingga mengurangi infeksi nosokomial.
6. Meringankan beban kerja perawat; karena obat sudah dalam bentuk sediaan yang siap
untuk diberikan ke pasien, sehingga waktu perawat tidak lagi tersita untuk
melarutkan/mencampur obat. Dengan demikian maka perawat dapat lebih focus
dalam perawatan pasien.
7. Menghemat biaya penggunaan obat; penghematan didapatkan
dari sharing obat/komponen nutrisi parenteral dan dari hasil pengemasan kembali
(repacking).

Farmakoekonomi

Tujuan dari farmakoekonomi diantaranya membandingkan obat yang berbeda untuk


pengobatan pada kondisi yang sama selain itu juga dapat membandingkan
pengobatan (treatment) yang berbeda untuk kondisi yang berbeda). Adapun prinsip
farmakoekonomi sebagai berikut yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif
intervensi, menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat, identifikasi dan mengukur outcome dari alternatif intervensi, menilai
biaya dan efektivitas, dan langkah terakhir adalah interpretasi dan pengambilan
kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai