Anda di halaman 1dari 33

Larutan Elektrolit dan Non

Elektrolit
Larutan Elektrolit

 Larutan elektrolit adalah


larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
 Contohnya: HCl, H2SO4,
NaOH, NaCl, dll.
 Kemampuan suatu laruan
untuk menghantarkan listrik
dapat diamati dengan
menggunakan alat uji elektrolit
Pembagian Larutan Elektrolit

1. Larutan Elektrolit Kuat

Ciri – ciri
 Adanya gelembung gas yang banyak

 Adanya nyala lampu yang terang

 Mempunyai daya hantar yang kuat

Mengapa??
 Pada larutan elektrolit kuat, seluruh
molekulnya terurai menjadi ion ion
(terionisasi sempurna) yang ditandai satu
arah pada persamaan reaksinya.
 Karena banyak ion ion yang menghantarkan

arus listrik maka daya hantarnya kuat.


Contoh : NaCl(s) → Na+ + Cl-
Pembagian Larutan Elektrolit……. (lanjutan)

2. Larutan elektolit lemah


 Adanya gelembung gas (sedikit)
 Nyala lampu redup/mati

 Mempunyai daya hantar lemah

Mengapa??
 Pada laruan elektrolit lemah, sebagian
molekulnya terurai menjadi ion ion (terionisasi
tidak sempurna) yang ditandai dua arah panah
pada persamaan reaksinya.
 Karena sedikit ion ion yang menghantarkan

arus listrikmaka daya hantarnya lemah


 Contoh : CH COOH(aq) ↔ H+ + CH3COO-
3
Contoh Senyawa yang termasuk elektrolit

Elektrolit lemah Elektrolit kuat

ASAM BASA ASAM BASA

H2CO3 NH4OH HNO3 NaOH


HF Al(OH)3 HBr KOH
CH3COOH Zn(OH)3 HCl LiOH
HCOOH H2SO4 Ba(OH)2
_
( (+
- )
)
Aki
Larutan Non Elektrolit
Ciri – ciri
Gelembung gas tidak muncul
Lampu tidak menyala
Tidak dapat menghantarkan listrik
molekul molekulnya tidak terurai menjadi
ion ion (tidak terionisasi) tidak ada ion ion
yang bermuatan yang menghantarkan
listrik
Contoh larutan non elektrolit: larutan gula,
urea, alkohol, air murni.
DATA HASIL PENGAMATAN

DAYA HANTAR
NO LARUTAN JENIS IKATAN PENGAMATAN
LISTRIK
Lampu Menyala
Terang
1. Garam Dapur
Ionik Timbul Gelembung Elektrolit
(NaCl)
Gas

Lampu Tak Menyala


Asam Cuka
2. (CH3COOH) Kovalen Polar Timbul Gelembung Elektrolit
Gas

Lampu Tak Menyala


3. Gula (C12H22O11) Kovalen Non Polar Non Elektrolit
Tidak timbul gelembung Gas
PERBEDAAN LARUTAN BERDASARKAN DAYA
HANTAR LISTRIK

ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT

1. Dapat menghantarkan listrik 1. Tidak dapat menghantarkan listrik

Tidak terjadi proses ionisasi


2. Terjadi proses ionisasi 2.
(terurai menjadi ion-ion)
Lampu tidak menyala dan tidak ada
3. 3.
Lampu dapat menyala terang atau redup gelembung gas
dan ada gelembung gas
JENIS LARUTAN SIFAT DAN PENGAMATAN CONTOH SENYAWA REAKSI IONISASI
- terionisasi sempurna NaCl, HCl, NaCl  Na+ + Cl-
- menghantarkan arus NaOH  Na+ + OH-
listrik NaOH,
Elektrolit Kuat H2SO4  2H+ + SO4-
- lampu menyala terang
H2SO4, dan KCl KCl  K+ + Cl-
- terdapat gelembung gas

- terionisasi sebagian CH3COOH, NH4OH, CH3COOH  H+ + CH3COO-


- menghantarkan arus HCN, dan Al(OH)3 HCN  H+ + CN-
Elektrolit Lemah listrik Al(OH)3  Al3+ + 3OH-
- lampu menyala redup
- terdapat gelembung gas
- tidak terionisasi C6H12O6, C12H22O11, C6H12O6
- tidak menghantarkan arus
listrik CO(NH2)2, dan C2H5OH C12H22O11
Non Elektrolit - lampu tidak menyala
- tidak terdapat
CO(NH2)2
gelembunggas C2H5OH
Teori Ion Svante Arrhenius

Menurut Arrehenius: larutan elektrolit dapat menghantarkan arus


listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas.
Contohnya :
a. NaCl (aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
b. CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq)
Untuk zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-ion
tetapi tetap berupa molekul.
Contohnya :
a. C2H5OH (l) → C2H5OH (aq)
b. CO(NH2)2 (s) → CO(NH2)2 (aq)
Elektrolit yang berasal dari Senyawa Ion dan Senyawa
Kovalen Polar

Daya Hantar
Padatan Lelehan Larutan
Jenis Elektrolit
Senyawa Ion Nonkonduktor Konduktor Konduktor
Senyawa kovalen Nonkonduktor Nonkonduktor Konduktor
Elektrolit Kuat & Elektrolit Lemah

Pada konsentrasi yang sama, elektrolit kuat mempunyai daya hantar


lebih baik daripada elektrolit lemah. Hal ini terjadi karena molekul zat
elektrolit kuat akan lebih banyak yang terion jika dibandingkan dengan
molekul zat elektrolit lemah.
Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat
ionisasi atau derajat disosiasi (), yaitu perbandingan antara jumlah
zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
Dirumuskan:
 = jumlah zat yang mengion : jumlah zat mula-mula ; 0    1
Zat elektrolit yang mempunyai  besar (mendekati 1) disebut elektrolit
kuat sedangkan yang mempunyai  kecil (mendekati 0) disebut
elektrolit lemah.
Larutan Isotonik, Hipotonik, dan
Hipertonik
Larutan hipotonik
 Larutan yang mempunyai
kepekatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan suatu larutan
lain
 Sel yang direndamkan di dalam
larutan hipotonik akan dimasuki
air secara osmosis dan sel itu
mengembang
 Sel hewan mengalami hemolisis
(pecah@ meletus)
 Sel tumbuhan menjadi segah
LARUTAN HIPOTONIK
Cairan hipotonik
 Bukan cairan resusitasi, penggunaannya pada kelainan keseimbangan elektrolit
 Cairan ini di distribusikan ke ekstra dan intraselluler
 Digunakan pada kehilangan cairan tubuh yang disertai kurangnya cairan
intraselluler
 Misalnya dehidrasi kronik
 Digunakan untuk kebutuhan perawatan (rumatan)
 Cairan rumatan bertujuan untuk mangganti kehilangan air lewat urine, feses,
paru dan keringat
 Cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit
LARUTAN HIPERTONIK
 Larutan yang mempunyai kepekatan yg
lebih tinggi dibandingkan suatu larutan
lain
 Sel yang diletakkan dalam larutan
hipertonik akan kehilangan air secara
osmosis dan sel itu akan mengkerut
 Sel hewan mengalami krenasi
 Sel tumbuhan mengalami plasmolisis dan
menjadi flasid.
 Jika sel itu, dipindahkan ke dalam
larutan hipotonik, air akan memasuki sel
dan menjadi segah semula.
 Fenomena ini disebut : deplasmolisis
LARUTAN HIPERTONIK
Cairan hipertonik
 NaCl 6% (1000-2500 mOsm/L)
 Natrium merupakan ion ekstraselluler utama
 Pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan intraselluler ke dalam
ekstraselluler
 Cairan ini bermanfaat pada luka bakar karena dapat mengurangi edema pada luka,
edema perifer, dan mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan
 Efektif sebagai volume expander dengan sifat anti edema
 Efek samping :
 hipernatremia, hiperchloremia, asidosis dan hipokalemia
 Dehidrasi sel otak dengan perdarahan otak
Larutan isotonik
 Larutan yang mempunyai
kepekatan yang sama dengan
suatu larutan lain.

 Sel yang direndamkan dalam


larutan ini tidak akan mengalami
perubahan
Larutan isotonik
Cairan isotonik
 Dipakai sebagai cairan resusitasi
 Cairan ini hanya mengisi ruang ekstrasel.
¼ dari jumlah cairan yang diberikan akan tinggal dalam ruang
intravaskuler
 Selebihnya akan mengisi ruang interstisial
 Sehinggauntuk mencukupi kebutuhan cairan plasma/darah
dibutuhkan jumlah cairan 4 kali
 Dapat menyebabkan edema perifer sampai edema paru
 NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat

Anda mungkin juga menyukai