Anda di halaman 1dari 7

Larutan buffer

Pengertian.
Larutan dapar/Larutan Buffer (lebih tepatnya, dapar pH atau dapar ion hidrogen)
adalah larutan yang mengandung campuran asam lemah danbasa konjugatnya, atau sebaliknya.
Perubahan pH larutan ini sangat kecil, ketika asam atau basa kuat ditambahkan, dalam jumlah
sedikit atau sedang, ke dalam larutan dapar. Oleh karena itu, larutan ini berguna untuk mencegah
perubahan pH larutan. Larutan dapar digunakan untuk mempertahankan pH pada nilai tertentu
dalam berbagai aplikasi kimia. Kebanyakan bentuk kehidupan berusaha mempertahankan pH,
sehingga mereka menggunakan larutan dapar untuk menjaga pH konstan. Secara alami, sistem
dapar bikarbonat digunakan untuk mengatur pH darah.
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya
konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa
meningkatkan konsentrasi OH. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH
larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila
ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian
disebut
dengan
larutan
penyangga
(disebut
juga
larutan buffer atau
dapar).
Larutan buffer memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa
yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa
lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
(Keenan et al., 1980)
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
o Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat asam.
o Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat basa. (Purba, 1994)
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenan et al., 1980):

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari
asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya
yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan
dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi
dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium
hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat dari
basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu: mencampurkan
suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):
1. Mempunyai pH tertentu
pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:
pH = pKa + log [garam]/[asam]
pOH = pKb + log [garam]/[basa]
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi
asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi
asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):
a. Reaksi ionisasi asam lemah:
HA(aq) H+(aq) + A(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka
Ka = [H+][A] / [HA]
b. Reaksi ionisasi basa lemah:
LOH(aq) L+(aq) + OH(aq)
Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb
Kb = [L+][OH] / [LOH]
1. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
2. pHnya tidak berubah jika diencerkan.
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut
ini cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):
Larutan penyangga asam

Sebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH3COO membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH dari basa itu akan bereaksi dengan ion
H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan
asam CH3COOH membentuk ion CH3COOdan air.
CH3COOH(aq) + OH(aq) CH3COO(aq) + H2O(l)
Larutan penyangga basa
Sebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam,


menyebabkan kesetimbangan
dipertahankan. Disamping itu,
(NH3), bukan ion OH. Asam
NH4+.

maka ion H + dari asam akan mengikat ion OH . Hal tersebut


bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH dapat
penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk ion

NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen
asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH(aq) NH3 (aq) + H2O(l)
Untuk menghitung pH larutan buffer digunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994):
Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

[H+]
= Ka
x
a/g
atau
pH = p Ka log a/g dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:
[OH]= Kb x b/g

atau

pH = p Kb log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Menurut Syukri (1999), larutan buffer juga mempunyai kapasitas buffer (yang biasa disebut
indeks buffer atau
intensitas buffer).
Kapasitas buffer merupakan
suatu
ukuran
kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat
atau basa kuat. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang
terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun
ke kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang
ditambahkan. Sehingga dapat disebut kapasitas buffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asamgaram atau basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke
kiri berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitas buffernya kecil. Suatubuffer dapat
menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar
2. Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatu buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang
disebut rentang daerah buffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatu buffer akan
mengubah pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika
jumlah asam/basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan
lagi. Jumlah asam atau basa yang dapat dinetralkan suatu buffer sebelum pH larutan berubah
disebut kapasitas buffer .
Kapasitas/daya tahan larutan penyangga bergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol dari
komponen penyangganya. Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar
kemampuannya mempertahankan pH. Apabila komponen asam terlalu sedikit, penambahan
sedikit basa dapat mengubah pHnya. Sebaliknya apabila komponen basanya terlalu sedikit,
penambahan sedikit asam dapat mengubah pHnya. Sedangkan, perbandingan mol antara
komponen-komponen suatu larutan penyangga sebaiknya antara 0,1-10. Di luar perbandingan
tersebut, maka sifat penyangganya akan berkurang (Keenan et al., 1980).
Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan,
fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat penerapan konsep larutan
penyangga ini dalam tubuh manusia, contohnya seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh (baik

cairan intrasel maupun cairan ekstrasel) merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang
utama dalam cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4 HPO42-). Sedangkan sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah pasangan asam
karbonat-bikarbonat (H2CO3 HCO3). Sistem penyangga ini dapat menjaga pH darah hampir
konstan, yaitu sekitar 7,4 (Keenan et al., 1980). Achmad, H. 2001. Penuntun Belajar Kimia
Dasar : Kimia Larutan. Bandung: Citra Adhya Bhakti.

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry, 6th edition.
Knoxville: Harper and Row Publisher, Inc.
Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press

Pengarah ion senama (common ion effect) dan larutan buffer.


Sesuai asas Chatelier: Penambahan ion senama ke dalam suatu reaksi kimia yang berada
dalam keadaan setimbang akan menyebabkan kesetimbangan tersebut mengalami pergeseran.
5
Contoh: Kedalam larutan Hac 0,1 M ditambahkan 0,09 mol NaAc, (Ka= 1,75x 10 )
+
H +

Hac

Ac (elektrolit lemah/asam lemah)

NaAc (elektrolit kuat), maka dalam larutan, NaAc


penambahan

Ac

+
Na

Ac , dengan demikian

+
menyebabkan kesetimbangan bergeser kekiri, sehingga [ H ] berkurang,

atau pH larutan menjadi lebih tinggi.


Perhitungan : Contoh, pH larutan Hac 0,1M?!
+
[ H ] = ka[ HAc ]
+
[ H ]=

( 1,75 x 10

) (0,1) = 1,32x 103 ....... pH = 2,88

pH larutan Hac 0,10 M mengandung 0,09 mol NaAc ?!

H + Ac
HAc
[HAc] = (c-ac), nilai ac diabaikan karena <<
( c-ac ) (ac)
NaAc
(C)

(C)

(ac)

[ Ac ] = (C + ac ), nilai ac diabaikan karena <<

Na + Ac
(C)

Sistem campuran asam lemah ataupun basa lemah yang bercampur dengan ion
senamanya, memiliki sifat buffer (penyangga), Ion senama tersebut biasanya berasal dari

senyawa garam. Larutan buffer/penyangga, yaitu larutan yang dapat menahan perubahan pH
ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan.
Terdapat 2 tipe sistem larutan buffer :
1. Sistem campuran asam lemah dan garamnya, misal: HAc-NaAc
2. Sistem campuran basa lemah dan garamnya, misal: NH4OH-NH4Cl Modul
Pembuatan Larutan buffer
Larutan buffer bisa dibuat bukan dari campuran antara basa lemah dengan garamnya
saja.Larutan buffer dapat juga berupa campuran hasil reaksi dari basa lemah dan asam kuat
asalkan banyaknya basa lemah lebih banyak dari pada asam kuat yang dicampurkan. Cara ini
lebih umum dilakukan untuk larutan buffer (Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin,
2010).
Larutan buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam dapat dibuat
dengan cara mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan larutan basa konyugasinya
secara langsung. Selain itu, larutan buffer asam juga dapat dibuat dengan mencampurkan
sejumlah larutan basa kuat dengan larutan asam lemah berlebih.Setelah reaksi selesai,
campuran dari larutan basa konjugasi yang terbentuk dan sisa larutan asam lemah membentuk
larutan buffer asam.
Cara yang serupa, larutan buffer basa juga dapat dibuat melalui dua cara. Pertama,
mencampurkan sejumlah larutan basa lemah dengan larutan asam konjugasinya secara
langsung. Cara kedua, mencampurkan sejumlah larutan asam kuat dengan larutan basa lemah
berlebih.Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan asam konjugasi yang terbentuk dan sisa
larutan basa lemah membentuk larutan buffer basa Andy, 2009. Larutan Penyangga Buffer.
http://andykimia03.wordpress.com
Aplikasi Larutan Buffer
Larutan buffer sangat penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Darah dalam tubuh manusia
mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45 dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan
menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan
larutan penyangga. Sahri, 2013. Fungsi Larutan Buffer. http://sahri.ohlog.com/fungsi-larutanpenyangga.oh81641.html
Fungsi penambahan larutan buffer dalam suatu larutan adalah untuk mempertahankan
nilai pH tertentu larutan agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat
yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian

sedikit asam kuat atau basa kuat. Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa
dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-.
Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara
signifikan.
Wikipedia,
Februari,

2014. Larutan Penyangga. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penya


2014],

ngga.[10
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai