English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit:
Wikipedia)
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H +.
Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan
konsentrasi OH–. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena
konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam,
basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan
penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer memiliki komponen asam yang
dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen
tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan bufferitu sendiri. Dengan
demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai
reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A–), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.
(Purba, 1994)
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida,
kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat dari basa lemah
dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa
lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam
dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam
konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):
Ka = [H+][A–] / [HA]
Kb = [L+][OH–] / [LOH]
pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H + maupun ion OH–. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini
cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):
Sebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO– yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH3COO– membentuk molekul CH3COOH.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH – dari basa itu akan bereaksi dengan ion
H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam
CH3COOH membentuk ion CH3COO– dan air.
Sebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH–. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH – dapat
dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH 3),
bukan ion OH–. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH– dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam
(NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
Untuk menghitung pH larutan buffer digunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994):
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu larutan dengan
rumus berikut:
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan
rumus berikut:
Menurut Syukri (1999), larutan buffer juga mempunyai kapasitas buffer (yang biasa disebut
indeks buffer atau intensitas buffer). Kapasitas buffer merupakan suatu ukuran
kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat
atau basa kuat. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang
terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke
kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan.
Sehingga dapat disebut kapasitas buffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asam-garam atau
basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke kiri
berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitas buffernya kecil. Suatu buffer dapat
menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar 2.
Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatu buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut
rentang daerah buffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatu buffer akan mengubah
pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam/basa
yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan lagi. Jumlah asam
atau basa yang dapat dinetralkan suatu buffer sebelum pH larutan berubah disebut kapasitas buffer .
Kapasitas/daya tahan larutan penyangga bergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol dari
komponen penyangganya. Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar
kemampuannya mempertahankan pH. Apabila komponen asam terlalu sedikit, penambahan sedikit
basa dapat mengubah pHnya. Sebaliknya apabila komponen basanya terlalu sedikit, penambahan
sedikit asam dapat mengubah pHnya. Sedangkan, perbandingan mol antara komponen-komponen
suatu larutan penyangga sebaiknya antara 0,1-10. Di luar perbandingan tersebut, maka sifat
penyangganya akan berkurang (Keenan et al., 1980).
Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi,
industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat penerapan konsep larutan penyangga
ini dalam tubuh manusia, contohnya seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh (baik cairan intrasel
maupun cairan ekstrasel) merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam
cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– -HPO42-). Sedangkan
sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat
(H2CO3 – HCO3–). Sistem penyangga ini dapat menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4
(Keenan et al., 1980).
Sumber:
Achmad, H. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar : Kimia Larutan. Bandung: Citra Adhya Bhakti.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry, 6th edition. Knoxville:
Harper and Row Publisher, Inc.
Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://bisakimia.com/2012/11/21/buffer-larutan-penyangga/
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut
basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-
Lowry, dan Lewis.
Asam Basa
Arrhenius Donor H+ Donor OH-
Brønsted-Lowry Donor proton Akseptor proton
Lewis Akseptor pasangan proton Donor pasangan elektron
definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini,
keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya
ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas
basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1) Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
2) Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
3) Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4) Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
Asam kuat adalah senyawa yang terdisosiasi sempurna menjadi ion ketika dilarutkan di air. Asam
kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat
banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah
10pangkat7.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A-terdapat
bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian).
Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
contoh yang mengandung asam
Jenis asam Kuat / lemah Terdapat pada
basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium
hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.
Beberapa Contoh Basa
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Indikator Tingkat Keasaman Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH- ).
Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH- ) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).
Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan
dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH
(Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)
a. Indikator Universal
Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indicator yang memiliki dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
c. Larutan Indikator
Berikut adalah indicator pH yang sering kita gunakan di laboratorium.Indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.
No Nama Indikator Range pH Perubahan Warna
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH
meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan
yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan.
Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau
basa ditambahkan kedalamnya. Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan
ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya – sebaliknya akan
merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang
berbeda.
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan
penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam
natrium. Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh
yang khas.Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam. Ion hidrogen bergabung dengan ion
etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam
etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.
Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak –
tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam. Larutan basa mengandung ion
hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut.Kali ini situasinya sedikit
lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidroksida.
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung
kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen
dihilangkan.
larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa
biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa. Terdapat dua proses yang dapat
menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul amonia.
Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifat asam
yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida
Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.
Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal
itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian
besar ion hidrogen dihilangkan.
Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa. Ion hidroksida dari alkali dihilangkan
melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.
Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air – dan
karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak
semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan
3. Jika diketahui suatu asam kuat memiliki konsentrasi H+ sebesar 10-10 M, maka tentukan nilai pH
larutan tersebut!
4. Suatu basa kuat diketahui memiliki konsentrasi OH- sebesar 10-9 M, tentukan nilai pH larutan
tersebut!
1. Sebanyak 200 ml NaOH 1 M dicampurkan dengan 300 ml NaOH 0,05 M. Hitunglah pH larutan
campuran!
2. Sebanyak 50 ml larutan KOH 0,2 N direaksikan dengan 50 ml larutan H2SO4 0,05 M. Tentukanlah
pH larutan tersebut!
Menghitung pH dan pOH dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Asam lemah dan basa lemah adalah asam dan basa yang tidak terionisasi secara sempurna di dalam
air. Dengan demikian, asam lemah dan basa lemah termasuk elektrolit lemah.
Untuk menghitung pH dan pOH dari basa lemah dapat digunakan rumus berikut :
Contoh Soal Menghitung pH Dan pOH dari Asam Lemah dan Basa Lemah + Pembahasan
4. Suatu larutan basa lemah setelah dihitung pH nya dengan pH meter didapatkan hasil sebesar 10,5.
Diketahui Kb basa tersebut adalah 3 x 10-5, tentukanlah konsentrasi basa tersebut dalam satuan
Molaritas!
Contoh Soal Larutan Campuran Asam Lemah dan Asam Lemah + Pembahasan
1. Sebanyak 200 ml larutan Asam Asetat 0,03 M dicampurkan dengan 100 ml larutan Asam Asetat
0,05 M. Tentukan pH larutan campuran (Ka = 1,8 x 10-5)!
Contoh Soal Larutan Campuran Basa Lemah dan Basa Lemah + Pembahasan
1. Sebanyak 50 ml basa lemah 0,01 M (Kb = 5 x 10-5) dicampurkan dengan 50 ml 0,01 basa lemah
yang sama. Hitunglah nilai pH dan pOH larutan campuran!
Menghitung pH Dan pOH dari Buffer Asam dan Buffer Basa
Larutan buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH larutan terhadap
pengenceran maupun penambahan sedikit asam atau basa. Buffer dibagi menjadi 2 jenis yaitu buffer
asam dan buffer basa.
1. Sebanyak 250 ml larutan CH3COOH 0,05 M dicampurkan dengan 100 ml larutan CH3COONa 0,1 M.
Hitunglah pH larutan penyangga yang terbentuk! (Diketahui Ka Asam Asetat 1,8 x 10-5)
2. Seorang analis mencampurkan 200 ml larutan CH3COOH 0,3 M dengan 100 ml larutan KOH 0,3 M.
Apakah larutan ini termasuk larutan penyangga? Hitunglah pH nya!
Contoh Soal Menghitung pH Buffer Basa + Pembahasan
1. Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan 50 ml NH4Cl 0,05 M dengan 50 ml NH4OH
0,10 M. Tentukan pH larutan tersebut! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 75 ml larutan HNO3 1 M ditambahkan dengan 100 ml NH4OH 1 M. Tentukan pH dan pOH
larutan campurannya!
Menghitung pH Garam Terhidrolisis
Garam adalah senyawa yang terbuat dari asam dan basa melalui reaksi penggaraman.
Garam yang berasal dari asam kuat – basa lemah, asam lemah – basa kuat, maupun asam lemah –
basa lemah dapat mengalami hidrolisis.
Jika terhidrolisis, maka akan dihasilkan larutan yang sifatnya sedikit asam maupun sedikit basa,
tergantung jenis garam apa yang terhidrolisis.
Garam yang berasal dari asam kuat – basa kuat tidak dapat terhidrolisis, oleh karena itu pH nya
netral (pH air).
Garam dari asam kuat – basa lemah menghasilkan garam asam, contohnya NH4Cl dan (NH4)2SO4
Garam dari asam lemah – basa kuat menghasilkan garam basa, contohnya CH3COONa, K2SO3, KNO2,
dan CH3COOK.
Garam dari asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna), contohnya CH3COONH4. pH
nya tergantung dari nilai Ka dan Kb nya. Jika Ka > Kb maka garam asam dan jika Ka < Kb maka
garam basa.
Adapun untuk menghitung pH garam asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna)
dapat menggunakan rumus:
1. Hitunglah pH dari 333 ml larutan NH4Cl 0,02 M (Kb NH4OH =1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 500 ml NH4OH 1 M dicampurkan dengan 500 ml HCl 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Contoh Soal Perhitungan pH Garam Basa (Asam Lemah – Basa Kuat)
2. Sebanyak 250 ml NaOH 0,2 M dicampurkan dengan 50 ml HCN 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Ka HCN = 6,2 x 10-10)
Contoh Soal Menghitung pH Garam dari Asam Lemah Basa Lemah
Sebayak 50 ml larutan HNO2 1 M dicampurkan ke dalam larutan NH4OH 0,5 M sebanyak 100 ml.
Tentukan pH larutan yang dihasilkan! (Ka HNO2 = 7 x 10-4, Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Hitunglah pH larutan 999 ml CH3COONH4 0,999 M (Diketahui Ka CH3COOH = Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)