Anda di halaman 1dari 33

Buffer: Larutan Penyangga

English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit:
Wikipedia)

pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H +.
Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan
konsentrasi OH–. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena
konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam,
basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan
penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer memiliki komponen asam yang
dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen
tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan bufferitu sendiri. Dengan
demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai
reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A–), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.

Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.
(Purba, 1994)

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenan et al., 1980):

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida,
kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat dibuat dari basa lemah
dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa
lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):


Mempunyai pH tertentu

pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:

pH = pKa + log [garam]/[asam]

pOH = pKb + log [garam]/[basa]

pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi asam
dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi asam
konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):

a. Reaksi ionisasi asam lemah:

HA(aq) ↔ H+(aq) + A–(aq)

Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka

Ka = [H+][A–] / [HA]

b. Reaksi ionisasi basa lemah:

LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH–(aq)

Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb

Kb = [L+][OH–] / [LOH]

pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.

pHnya tidak berubah jika diencerkan.

Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H + maupun ion OH–. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini
cara kerja larutan penyangga (Syukri, 1999):

Larutan penyangga asam

Sebagai contoh cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO– yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:

– Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH3COO– membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO–(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

– Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH – dari basa itu akan bereaksi dengan ion
H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam
CH3COOH membentuk ion CH3COO– dan air.

CH3COOH(aq) + OH–(aq) → CH3COO–(aq) + H2O(l)


Larutan penyangga basa

Sebagai contoh cara kerjanya, dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya sebagai berikut:

– Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH–. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH – dapat
dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH 3),
bukan ion OH–. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

– Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH– dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam
(NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH–(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Untuk menghitung pH larutan buffer digunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994):

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu larutan dengan
rumus berikut:

[H+] = Ka x a/g atau


pH = p Ka – log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah


a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan
rumus berikut:

[OH–] = Kb x b/g atau


pH = p Kb – log b/g

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah


b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

Menurut Syukri (1999), larutan buffer juga mempunyai kapasitas buffer (yang biasa disebut
indeks buffer atau intensitas buffer). Kapasitas buffer merupakan suatu ukuran
kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat
atau basa kuat. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang
terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke
kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan.
Sehingga dapat disebut kapasitas buffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asam-garam atau
basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke kiri
berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitas buffernya kecil. Suatu buffer dapat
menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar 2.
Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatu buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut
rentang daerah buffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatu buffer akan mengubah
pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam/basa
yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan lagi. Jumlah asam
atau basa yang dapat dinetralkan suatu buffer sebelum pH larutan berubah disebut kapasitas buffer .

Kapasitas/daya tahan larutan penyangga bergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol dari
komponen penyangganya. Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar
kemampuannya mempertahankan pH. Apabila komponen asam terlalu sedikit, penambahan sedikit
basa dapat mengubah pHnya. Sebaliknya apabila komponen basanya terlalu sedikit, penambahan
sedikit asam dapat mengubah pHnya. Sedangkan, perbandingan mol antara komponen-komponen
suatu larutan penyangga sebaiknya antara 0,1-10. Di luar perbandingan tersebut, maka sifat
penyangganya akan berkurang (Keenan et al., 1980).

Larutan penyangga ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi,
industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat penerapan konsep larutan penyangga
ini dalam tubuh manusia, contohnya seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh (baik cairan intrasel
maupun cairan ekstrasel) merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam
cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– -HPO42-). Sedangkan
sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat
(H2CO3 – HCO3–). Sistem penyangga ini dapat menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4
(Keenan et al., 1980).

Sumber:

Achmad, H. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar : Kimia Larutan. Bandung: Citra Adhya Bhakti.

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry, 6th edition. Knoxville:
Harper and Row Publisher, Inc.

Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.

https://bisakimia.com/2012/11/21/buffer-larutan-penyangga/

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut
basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-
Lowry, dan Lewis.
Asam Basa
Arrhenius Donor H+ Donor OH-
Brønsted-Lowry Donor proton Akseptor proton
Lewis Akseptor pasangan proton Donor pasangan elektron

definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini,
keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya
ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas
basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1) Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
2) Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
3) Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4) Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.

Asam kuat adalah senyawa yang terdisosiasi sempurna menjadi ion ketika dilarutkan di air. Asam
kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat
banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah
10pangkat7.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A-terdapat
bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian).
Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
contoh yang mengandung asam
Jenis asam Kuat / lemah Terdapat pada

Asam askorbat Lemah Buah-buahan


Asam karbonat Lemah Minuman berkarbonat
Asam sitrat Lemah Jeruk
Asam etanoat Lemah Cuka
Asam laktat Lemah Susu basi
Asam klorida Kuat Lambung
Asam nitrat Kuat Pupuk
Asam fosfat Kuat Cat anti karat
Asam sulfat Kuat Aki

Beberapa reaksi asam


a. Reaksi asam dengan logam
Asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan zat lain dan menghasilkan gas hidrogen.
Contohnya adalah reaksi antara asam sulfat dengan logam magnesium.
b. Reaksi asam dengan senyawa karbonat
Asam dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas CO2 dan air. Sebagai
contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan HCl. Pada reaksi ini terbentuklah kalsium
klorida.
c. Reaksi asam dengan oksida logam
Asam dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai contoh, reaksi
antara asam sulfat dengan tembaga oksida.

basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium
hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.
Beberapa Contoh Basa

Contoh basa Terdapat di

Alumunium hidroksida (AI[OH]3) Deodorant dan antasida


Kalsium Hidroksida Plester
Magnesium Hidroksida Antasida
Natrium Hidroksida (NaOH) Pembersih saluran pipa
Kalium Hidroksida Pembuatan sabun
Ammonium Hidroksida (NH3[aq]/NH4OH) Pelarut desinfektan

Adapun sifat-sifat dari basa


1.Kaustik
2.Rasanya pahit
3.Licin seperti sabun
4.Nilai pH lebih dari sabun
5.Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6.Dapat menghantarkan arus listrik

Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat ————> Kalsium Sulfat + Air


Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 ————> CaSO4(aq) + 2H2O (l)

Adapun beberapa cara untuk mengidentifikasi asam dan basa, yaitu :


1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan
bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus
merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan
Indikator Alami
Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis,
dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini
dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa. Sebagai contoh, ambillah kulit
manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu
(dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan
asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat
kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Indikator Tingkat Keasaman Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH- ).
Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH- ) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).
Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan
dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH
(Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)

Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14.


a. Larutan dengan pH 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki
pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. pH
didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan akuatik. pH
merupakan kuantitas tak berdimensi.

Adapun cara menentukan pH Suatu Larutan:


Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan
indikator universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter.

a. Indikator Universal
Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indicator yang memiliki dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

b. Indikator Kertas (Indikator Stick)


Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan
indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya
sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan
dengan peta warna yang tersedia. pH dan Rambut. Rambut normal memiliki pH sekitar 5, jadi
bersifat asam lemah. Pada pH ini, rambut terasa lembut,kuat, dan sehat. Larutan basa membuat
rambut menjadi kusam, mudah patah atau menjadi keriting. Untuk membersihkan rambut, kita
menggunakan shampo. Umumnya shampo bersifat basa, karena shampo terbuat dari senyawa basa
dengan minyak atau lemak. Senyawa yang bersifat basa dapat merusak rambut kita, sehingga
kadang kita menggunakan kondisioner setelah memakai shampo. Kondisioner berisi senyawa yang
bersifat asam lemah, seperti asam sitrat. Hal ini bertujuan untuk menetralkan kelebihan senyawa
basa yang tertinggal dari pemakaian shampo.

c. Larutan Indikator
Berikut adalah indicator pH yang sering kita gunakan di laboratorium.Indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.
No Nama Indikator Range pH Perubahan Warna

1 Fenoftalein 8,3 – 10 Tak berwarna – Merah Muda


2 Metil Oranye 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
3 Metil Merah 4,8 – 6,0 Merah – Kuning
4 Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
5 Metil biru 10,6 – 13,4 Biru – Ungu

d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH
meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan
yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan.

Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau
basa ditambahkan kedalamnya. Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan
ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya – sebaliknya akan
merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang
berbeda.
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan
penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam
natrium. Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh
yang khas.Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam. Ion hidrogen bergabung dengan ion
etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam
etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.

Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak –
tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam. Larutan basa mengandung ion
hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut.Kali ini situasinya sedikit
lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidroksida.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat


Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam
etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen
Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.

Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung
kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen
dihilangkan.
larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa
biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa. Terdapat dua proses yang dapat
menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul amonia.
Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.

Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifat asam
yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida
Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.

Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal
itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian
besar ion hidrogen dihilangkan.
Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa. Ion hidroksida dari alkali dihilangkan
melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.

Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air – dan
karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak
semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan

Teori asam basa menurut


Sifat Arrhenius Bronted lowry G N lewis
zat
Asam Merubah lakmus biru Memberikan ( donor Menerima (
jadi merah. ) proton hidrogen. aseptor )
Ionisasinya pasangan elektron
menghasilkan Ion H+

Basa Merubah lakmus Menerima ( aseptor ) Memberikan


merah menjadi biru. proton hidrogen. (donor) pasangan
elektron.
1. Hitunglah pH dan pOH dari 10 liter larutan H2SO4 0,02 M!

2. Hitunglah pH dan pOH dari 1 liter larutan Ca(OH)2 0,05 M!

3. Jika diketahui suatu asam kuat memiliki konsentrasi H+ sebesar 10-10 M, maka tentukan nilai pH
larutan tersebut!
4. Suatu basa kuat diketahui memiliki konsentrasi OH- sebesar 10-9 M, tentukan nilai pH larutan
tersebut!

Contoh Soal Larutan Campuran Asam Kuat dan Basa Kuat

1. Sebanyak 200 ml NaOH 1 M dicampurkan dengan 300 ml NaOH 0,05 M. Hitunglah pH larutan
campuran!
2. Sebanyak 50 ml larutan KOH 0,2 N direaksikan dengan 50 ml larutan H2SO4 0,05 M. Tentukanlah
pH larutan tersebut!
Menghitung pH dan pOH dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Asam lemah dan basa lemah adalah asam dan basa yang tidak terionisasi secara sempurna di dalam
air. Dengan demikian, asam lemah dan basa lemah termasuk elektrolit lemah.

Yang termasuk contoh asam lemah adalah :

o Asam Asetat (CH3COOH)

o Asam Format (HCOOH)

o Asam Oksalat (H2C2O4 · 2H2O)

o Asam Benzoat (C6H5COOH)

Adapun yang termasuk basa lemah adalah :

o Ammonium Hidroksida atau NH4OH

o Besi (II) Hidroksida atau Fe(OH)2

o Besi (III) Hidroksida atau Fe(OH)3

o Alumunium Hidroksida atau Al(OH)3

o Perak Hidroksida atau AgOH

Untuk menghitung pH dari asam lemah dapat digunakan rumus berikut :


dimana [H+] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)

Untuk menghitung pH dan pOH dari basa lemah dapat digunakan rumus berikut :

dimana [OH-] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan)

Contoh Soal Menghitung pH Dan pOH dari Asam Lemah dan Basa Lemah + Pembahasan

1. Tentukan pH dari 555 ml Asam Etanoat 0,2 M dengan Ka = 1,8 x 10-5!


2. Jika diketahui suatu asam lemah berpH 5,5 dengan Ka = 2 x 10-5, tentukanlah konsentrasi asam
tersebut dalam satuan Molaritas!

3. Tentukan pH dari 15 ml Ammonium Hidroksida 0,03 M dengan Kb = 1,8 x 10-5!

4. Suatu larutan basa lemah setelah dihitung pH nya dengan pH meter didapatkan hasil sebesar 10,5.
Diketahui Kb basa tersebut adalah 3 x 10-5, tentukanlah konsentrasi basa tersebut dalam satuan
Molaritas!
Contoh Soal Larutan Campuran Asam Lemah dan Asam Lemah + Pembahasan

1. Sebanyak 200 ml larutan Asam Asetat 0,03 M dicampurkan dengan 100 ml larutan Asam Asetat
0,05 M. Tentukan pH larutan campuran (Ka = 1,8 x 10-5)!

Contoh Soal Larutan Campuran Basa Lemah dan Basa Lemah + Pembahasan

1. Sebanyak 50 ml basa lemah 0,01 M (Kb = 5 x 10-5) dicampurkan dengan 50 ml 0,01 basa lemah
yang sama. Hitunglah nilai pH dan pOH larutan campuran!
Menghitung pH Dan pOH dari Buffer Asam dan Buffer Basa

Larutan buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH larutan terhadap
pengenceran maupun penambahan sedikit asam atau basa. Buffer dibagi menjadi 2 jenis yaitu buffer
asam dan buffer basa.

Buffer asam dapat dibuat dengan :

o Campuran asam lemah dan garam dari sisa asam tersebut

o Campuran asam lemah berlebih dan basa kuat

Sedangkan buffer basa dapat dibuat dengan cara

o Campuran basa lemah dan garam dari kation basa tersebut

o Campuran basa lemah berlebih dan asam kuat

Cara menghitung pH buffer / larutan penyangga asam adalah :


Sedangkan untuk buffer / penyangga basa dapat dihitung dengan rumus :

Contoh Soal Menghitung pH Buffer Asam + Pembahasan

1. Sebanyak 250 ml larutan CH3COOH 0,05 M dicampurkan dengan 100 ml larutan CH3COONa 0,1 M.
Hitunglah pH larutan penyangga yang terbentuk! (Diketahui Ka Asam Asetat 1,8 x 10-5)
2. Seorang analis mencampurkan 200 ml larutan CH3COOH 0,3 M dengan 100 ml larutan KOH 0,3 M.
Apakah larutan ini termasuk larutan penyangga? Hitunglah pH nya!
Contoh Soal Menghitung pH Buffer Basa + Pembahasan

1. Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan 50 ml NH4Cl 0,05 M dengan 50 ml NH4OH
0,10 M. Tentukan pH larutan tersebut! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 75 ml larutan HNO3 1 M ditambahkan dengan 100 ml NH4OH 1 M. Tentukan pH dan pOH
larutan campurannya!
Menghitung pH Garam Terhidrolisis

Garam adalah senyawa yang terbuat dari asam dan basa melalui reaksi penggaraman.

Garam yang berasal dari asam kuat – basa lemah, asam lemah – basa kuat, maupun asam lemah –
basa lemah dapat mengalami hidrolisis.

Hidrolisis adalah penguraian air oleh garam tersebut.

Jika terhidrolisis, maka akan dihasilkan larutan yang sifatnya sedikit asam maupun sedikit basa,
tergantung jenis garam apa yang terhidrolisis.

Garam yang berasal dari asam kuat – basa kuat tidak dapat terhidrolisis, oleh karena itu pH nya
netral (pH air).

Garam dari asam kuat – basa lemah menghasilkan garam asam, contohnya NH4Cl dan (NH4)2SO4

Garam dari asam lemah – basa kuat menghasilkan garam basa, contohnya CH3COONa, K2SO3, KNO2,
dan CH3COOK.

Garam dari asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna), contohnya CH3COONH4. pH
nya tergantung dari nilai Ka dan Kb nya. Jika Ka > Kb maka garam asam dan jika Ka < Kb maka
garam basa.

Untuk menghitung pH dari garam asam dapat digunakan rumus :


Dimana konsentrasi garam asam dihitung dalam satuan Molaritas

Adapun untuk menghitung pH garam basa dapat digunakan rumus :


Dimana konsentrasi garam basa dihitung dalam satuan Molaritas

Adapun untuk menghitung pH garam asam lemah – basa lemah (garam terhidrolisis sempurna)
dapat menggunakan rumus:

Contoh Soal Perhitungan pH Garam Asam (Asam Kuat – Basa Lemah)

1. Hitunglah pH dari 333 ml larutan NH4Cl 0,02 M (Kb NH4OH =1,8 x 10-5)
2. Sebanyak 500 ml NH4OH 1 M dicampurkan dengan 500 ml HCl 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Contoh Soal Perhitungan pH Garam Basa (Asam Lemah – Basa Kuat)

1. Hitunglah pH dari 19 ml larutan CH3COOK 0,2 M (Ka CH3COOH =1,8 x 10-5)

2. Sebanyak 250 ml NaOH 0,2 M dicampurkan dengan 50 ml HCN 1 M, hitunglah pH larutan yang
dihasilkan! (Ka HCN = 6,2 x 10-10)
Contoh Soal Menghitung pH Garam dari Asam Lemah Basa Lemah

Sebayak 50 ml larutan HNO2 1 M dicampurkan ke dalam larutan NH4OH 0,5 M sebanyak 100 ml.
Tentukan pH larutan yang dihasilkan! (Ka HNO2 = 7 x 10-4, Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)
Hitunglah pH larutan 999 ml CH3COONH4 0,999 M (Diketahui Ka CH3COOH = Kb NH4OH = 1,8 x 10-5)

Anda mungkin juga menyukai