Anda di halaman 1dari 5

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

A. Pengertian
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan
asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan
berubah walaupun pada larutan tersebut ditambah sedikit asam kuat, basa kuat atau
jika larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat
penyangga. Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH.
Asam dan basa ini merupakan pasangan konjugasi (Padmono,2007).
Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering kita jumpai ketika mempelajari
materi asam basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan
penambahan sedikit asam,basa, dan pengenceran oleh air disebut larutan buffer.
Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya
serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer dapat pula dibuat dari
campuran asam atau basa kuat dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya
harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya.
Larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu larutan penyangga asam, berfungsi mempertahankan pH < 7 yang
tersusun antara larutan asam lemah dan garamnya serta larutan penyangga basa,
berfungsi mempertahankan pH > 7 yang tersusun atas larutan basa lemah dan
garamnya. (Zulkifly, 2013)
Fungsi larutan penyangga banyak sekali, salah satunya dalam bidang
kesehatan, dalam bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat aktif yang harus berada
dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH dapat mengakibatkan khasiat zat aktif
tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Selain itu fungsi larutan penyangga juga
dapat di aplikasikan dalam tubuh manusia, larutan berperan penting dalam
mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena didalam cairan sel tubuh terdapat sistem
penyangga, yaitu asam hidrogen fosfat.
Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat
atau campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya CH3COOH
dengan CH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI. Campuran larutan ini
mempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk mengubah pH
penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak mengubah pH
larutan (Pujiyanti, 2008).
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH pada kisarannya. Jika ada suatu larutan menyangga ditambah
sedikit asam atau basa atau juga diencerkan, maka pH larutan tidak berubah. Larutan
penyangga sangatlah penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis biokimia,
bakteriologi, zat warna, foto grafi, dan industri kulit.
2. Komponen Larutan Penyangga
1) Larutan penyangga asam
Larutan buffer asam mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7). Larutan
buffer asam terdiri dari komponen asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A−).
Larutan seperti ini dapat diperoleh dengan:
1. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa konjugasinya (LA,
yang dapat terionisasi menghasilkan ion A−)
2. Mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu basa
kuat sehingga bereaksi menghasilkan garam basa konjugasi dari asam lemah
tersebut.
Contoh: larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−

Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)


Pada penambahan asam (H+), kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri,
sehingga reaksi mengarah pada pembentukan CH3COOH. Dengan kata lain, asam
yang ditambahkan akan dinetralisasi oleh komponen basa konjugasi (CH3COO−).
Pada penambahan basa (OH−), kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yakni
reaksi pembentukan CH3COO− dan H+, sebagaimana untuk mempertahankan
konsentrasi ion H+ yang menjadi berkurang karena OH− yang ditambahkan bereaksi
dengan H+ membentuk H2O. Dengan kata lain, basa yang ditambahkan akan
dinetralisasi oleh komponen asam lemah (CH3COOH).
Larutan penyangga basa
Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7). Larutan
buffer basa terdiri dari komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+).
Larutan seperti ini dapat diperoleh dengan:
1. Mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam konjugasinya (BHX,
yang dapat terionisasi menghasilkan ion BH+)
2. Mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu asam
kuat sehingga bereaksi menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah
tersebut.
Contoh: larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
Pada penambahan asam (H+), kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yakni
reaksi pembentukan NH4+ dan OH−, sebagaimana untuk mempertahankan konsentrasi
ion OH− yang menjadi berkurang karena H+ yang ditambahkan bereaksi dengan OH−
membentuk H2O. Dengan kata lain, asam yang ditambahkan akan dinetralisasi oleh
komponen basa lemah (NH3).
Pada penambahan basa (OH−), kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri, sehingga
reaksi mengarah pada pembentukan NH3 dan air. Dengan kata lain, basa yang
ditambahkan akan dinetralisasi oleh komponen asam konjugasi (NH4+).
pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam
Dalam larutan buffer asam yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−, terdapat
kesetimbangan:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)

Setelah disusun ulang, persamaan pH larutan di atas akan menjadi persamaan larutan
penyangga yang dikenal sebagai persamaan Henderson – Hasselbalch sebagaimana
persamaan berikut ini:

Jika a = jumlah mol asam lemah, g = jumlah mol basa konjugasi, dan V = volum
larutan penyangga,
Larutan penyangga basa
Dalam larutan buffer basa yang mengandung NH3 dan NH4+, terdapat kesetimbangan:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)

Jika b = jumlah mol basa lemah, g = jumlah mol asam konjugasi, dan V = volum
larutan penyangga,

Anda mungkin juga menyukai