Biokimia
Pengarang :
Prof. Dr. Anna Poejiadi
Dr. F. M. Titin Supriyanti, M. Si.
Pendamping :
(UI-Press), 2007
PUJIADI, ANNA
Bibliografi
Indeks
ISBN 979-456-119-3
Untuk maksud tersebut buku ini disusun dalam 15 bab. Bab 1 sampai dengan
Bab 6 menitikberatkan pembahasan tentang pengertian biokimia, karbohidrat,
lipid, protein, asam nukleat, enzim dan dari segi kimia. Adapun Bab 7 sebagai
dengan Bab 9 membahas tentang beberapa fungsi organ tubuh yang berhubungan
dengan proses kimia yang terjadi. Selanjutnya Bab 10 sampai dengan Bab 12
membahas metabolisme karbohidrat, lipid, protein, serta peran hormon dalam
metabolisme tersebut.
Dengan mengetahui banyaknya reaksi yang terjadi yang terjadi secara simultan
dalam tubuh kita yang dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi tertenntu,
diharapkan para pembaca dapat menyadari adanya pengaruh makanan dan obat
terhadap keseimbangan reaksi-reaksi tersebut.
Bagi para guru diharapkan agar proses kimia dengan segala keunikannya ini
dapat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran para peserta didik
akan kebesaran Tuhan.
Bagian yang penting dalam revisi ini ialah adanya penambahan materi pada
pokok bahasan Rekayasa Genetika yang terdapat dalam Bab 12 Metabolisme
Protein dan Asam Amino yang diseuaikan dengan perkembangan ilmu, khusunya
mengenai DNA rekombinan serta apliaksinya. Tambahan materi tersebut ditulis
oleh Dr. F.M Titin Supriyanti, M.Si., dosen mata kuliah biokimia pada Jurusan
Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dengan
demikian penulis buku edisi kedua ini menjadi dua orang.
Sebagai hasil revisi, buku edisi kedua ini di harapkan dapat memberikan
manfaat lebih besar bagi para pembacanya. Akhirnya penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada Dra. Yayan Karyani, M.Pd., Drs. Asep Suryatna, M.Si., serta
para rekan sejawat yang telah memberikan saran serta kritik yang berguna bagi
perbaikan buku ini. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepadaPenerbit
Universita Indonesia (UI-Press) di Jakarta yang telah melaksanakan penerbitan
buku edisi kedua ini.
Penulis
Lampiran-lampiran...........................................................................................443
Jenis Sercalia dan Hasilnya, Ubi, Akar dan Hasilnya...................................445
Daging dan Hasilnya.....................................................................................448
Ikan, Kerang, Udang, dan Hasilnya..............................................................450
Telur..............................................................................................................452
Kacang-kacangan, Biji-bijian dan Hasilnya.................................................453
Sayur-sayuran...............................................................................................456
Buah-buahan.................................................................................................461
Susu dan Hasilnya.........................................................................................464
Minyak..........................................................................................................465
Serba-serbi....................................................................................................466
Daftar Pustaka...................................................................................................467
Pendahuluan
Mahkluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit
kecil yang disebut sel. Selama mahkluk itu masih hidup banyak sekali proses atau
perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang
menunjang fungsi organ-organ dalam mahkluk hidup itu dan dengan demikian
juga merupakan penunjang terlaksananya fungsi mahkluk hidup itu sendiri.
Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan reproduksi
serta hal-hal yang berkaitan, merupakan ruang lingkup biologi dan ilmu-ilmu
yang relevan ilmu kedokteran atau kesehatan.
Ilmu kimia di pihak lain adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses
perubahannya yang dtitinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom atau
molekul yang membentuknya. Jadi berbeda dengan biologi, ilmu kimia terutama
menitikberatkan pembahasannya pada hubungan antara struktur kimia benda-
benda dengan fungsi dan reaksi-reaksinya dengan benda lain.
Perbedaan antara sudut pandang ilmu kimia dengan sudut pandang biologi
telah diperkecil oleh suatu disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta
proses yang terjadi di dalamnya secara kimia, yaitu biokimia. Jadi biokimia antara
lain meliputi studi tentang susunan kimia sel,sifat senyawa serta reaksi kimia yang
terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup
serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Reaksi kimia yang terjadi, dalam sel
disebut metabolisme dan merupakan bagian penting Serta pusat perhatian dalam
biokimia. Para ahli biokimia mempunyai peranan penting dalam menjawab
masalah-masalah dalam bidang biologi dengan menggunakan ilmu kimia dan
teknik-teknik kimia, fisika dan biologi sebagai perangkatnya. Dapat dikatakan
bahwa biokimia menyangkut dua aspek, yaitu struktur senyawa dan reaksi antara
senyawa dalam organisme hidup.
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah
merupakan kebiasaan misalnya, berdiri, berjalan, mandi, makan dan
sebagainya atau yang hanya kadang-kadang ssaja kita laukan. Untuk
melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi. Energi yang diperlukan
ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya
bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyaa kimi, yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid.
Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita makan ialah beras,
jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan
tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa yang terkandung di dalamnya
sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat sebagian amilum atau
pati. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi terdapat
pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah dan
lain-lainnnya. Protein dan lemak relatif tidak begitu banyak tedapat dalam
makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat.
Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kira,
tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat, maka
karbohidratlah yang terutama merupakan sumber energi bagi tubuh. Di
samping karbohidrat yang merupakan bahan makan atau tidak berfungsi
sebagai makanan, misalnya kayu, serat, kapas dan tumbuhan lain. Pada
tumbuhan tersebut karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyaa
yang membentuk
Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang
berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fraktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom
kar-bon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa ber-ikatan dengan atom karbon 2
pada fruktosa.
Apabila dihidrolisis sempurna, rafinosa akan menghasilkan ga-laktosa, glukosa dan fruktosa. Pada
kondisi tertentu hidrolisis rafi-nosa akan memberikan hasil-hasil tertentu pula. Hidrolisis dengan asam
lemah atau pada konsentrasi H* rendah, akan menghasilkan melibiosa dan fruktosa. Hasil yang sama
seperti ini juga dapat di-peroleh melalui hidrolisis dengan bantuan enzim sukrase. Di samping glukosa
dan fruktosa, gugus fosfat dapat terikat pada atom karbon nomor 1, 2, 3, 4 atau 6. Pada α -D-glukosa-
6-fosfat. gu-gus fosfat terikat pada atom karbon nomor 6, sedangkan pada Q-D-fruktosa-I,6-difosfat
dua gugus fosfat terikat pada atom karbon nomor 1 dan 6
Gugus hidroksil dari monosakarida bereaksi dengan asam fosfat niembentuk ester sebagai berikut
Dari reaksi in tampak gugus fosfat yang diikat oleh atom karbon masih mempunyai sifat asam
karena masih ada atom H yang dapat dilepaskan sebagai ion H +. Oleh karena itu α-D-glukosa-6-fosfat
disebut asam &-D-glukopiranosa-6-fosfat.
Kalau dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian halnya apabila
monosakarida dilarutkan dalam basa encer.
Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa. Ketiga
monosakarida in ada dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula, apabila yang dilarutkan itu
fruktosa atau manosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida akan tercapai juga. Reaksi ini
dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin.
karenanya molekul laktosa mash mempunyai gugus -OH glikosidik.Dengan demikian laktosa
mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi.Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk & . Dalam
susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Pada wanita yang sedang da-lam masa laktasi
atau masa menyusui, laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat
rendah. Di-bandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Apabila
laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbentuk asam musat.
Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi
ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa mash
mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian mash mempunyai sifat mereduksi. Maltosa
merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
Telah diketahui bahwa hidrolisis amilum akan memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuh
kita amilum mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amilase. Maltosa ini kemudian diurai-
tubuh.kan oleh enzim maltase menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.
Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang
manis daripada sukrosa. Urutan sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
Pentosa
Beberapa pentosa yang penting di antaranya ialah arabinosa, xilosa, ribosa dan 2-deoksiribosa.
Keempat pentosa ini ialah aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam. Arabi-nosa
diperoleh dari gom arab dengan jalan hidrolisis, sedangkan xilosa diperolen dari proses hidrolisis
terhadap jerami atau kayu.Xilosa terdapat pada urine seseorang yang disebabkan oleh suato kelainan
pada metabolisme karbohidrat. Kondisi seseorang sede: mikian itu disebut pentosuria. Ribosa dan
deoksiribosa mend pakan komponen dari molekul asam nukleat dan dapat diperolet dengan cara
hidrolisis. Dari rumusnya tampak bahwa deoksiribosa kekurangan satu atom oksigen dibanding
dengan ribosa
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terja-dinya ester apabila direaksikan
dengan asam. Monosakarida mem-punyai beberapa gugus -OH dan dengan asam fosfat dapat meng-
hendakinya menghasilkan ester asam fosfat. Ester yang penting dalam tubuh kita adalah α -D-
glukosa-6-fosfat dan & -D-fruktosa-1,6-difosfat. Kedua jenis ester ini terjadi dari reaksi
monosakarida dengan adenosintrifosfat (ATP) dengan bantuan enzim tertened dalam tubuh kita.
Proses esterifikasi dengan asam fosfar yang berlangsung dalam tubuh kita disebut juga proses
fosforilasi. Pada ping itu hidrolisis dengan bantuan enzim maltase akan memherikan hasil galaktosa
dan sukrosa. Hasil hidrolisis sempuma juga dapat diperoleh apabila dalam reaksi ini digunakan dua
jenis enzim, yaitu sukrase dan melibiase. Melibiase akan menguraikan melibiosa men-jadi galaktosa
dan glukosa.
Pada kenyataannya rafinosa tidak mempunyai sifat mereduksi.Hal ini disebabkan karena dalam
molekul rafinosa tidak terdapat gugus -OH glikosidik. Gugus - OH glikosidik pada galaktosa tidak
ada sebab atom karbon 1 pada galaktosa mengikat atom kar-bon 6 pada glukosa. Demikian pula
gugus -OH glikosidik pada glukosa dan fruktosa tidak ada, karena kedua monosakarida ini berikatan
justru pada atom karbon 1 (glukosa) dan atom karbon 2 (fruktosa).
Rafinosa terdapat dalam bit dan tepung biji kapas mengandung kira-kira 8%. Trisakarida ini
tidak digunakan oleh manusia sebagai sumber karbohidrat.
Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempuma, stakiosa menghasilkan 2
molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan I molekul fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat di-
hasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.
Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat
direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang
terjadi berwama hijau kekuningan.
Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, naut-umkarbonat dan natriumsitrat,
Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion CU + yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa
lemal. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Wama endapan in
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi Benedict lebiit banyak digunakan
untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila
dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi Fehling,
tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada
pereaksi Fehling.Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu
macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan.
Pereaksi Molisch terdiri atas larutan a naftol dalam alkohol.Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan
terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena
terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan & naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk
karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.
Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.
Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon
bila dipanaskan bersama fenilhi-drazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan
titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat
digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom
karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen.
Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus-OH glikosidik, atau atom
karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Oleh karena itu
molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus -
OH glikosidik. Dengan demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu+ atau
Ag+ dan juga tidak membentuk osazon. Sifat-sifat kimia karbohidrat akan dibahas pada bagian lain
dalam bab ini.
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.Hasil yang diperoleh dari reaksi
hidrolisis ialah glukosa dan fruk-tosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Glukosa memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Oleh karena fruktosa mempunyai rotasi spesifik
lebih besar daripada glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis it memutar
ke kiri. Dengan demikian pada proses hidrolisis ini terjadi perubahan sudut putar, mula-mula ke
kanan menjadi ke kiri, dan oleh karenanya proses in disebut juga inversi. Hasil hidrolisis sukrosa
yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula
invert ini dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis daripada gula. Apabila kita makan
makanan yang mengandung gula, maka dalam usus halus sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan
fruktosa oleh enzim sukrase atau invertase. Enzim ialah suatu jenis protein yang berperan sebagai
katalis pada reaksi kimia yang terjadi dalam rubuh kita, karenanya enzim dinamakan biokatalis.
Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena it laktosa adalah
suatu disakarida. katan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor. h pada galaktosa dan
atom karbon nomor 4 pada glukosa,
Meskipun sclulosa tidak Japat Jigunakan sebagai bahan makan-an oleh tubuh, namun sclulosa
yang ierdapat sebagai setat-serat tame-buhan, sayuran atau buat-buahan, berguna untuk memperiancar
pencernaan makanan. Adanya scrat-scrat Jalam saluran pencernaan, gerak peristaltik ditingkatkan dan
dengan demikian memperiancar proses pencernaan dan dapat mencegah konstipasi. Tentu saja jum-
lah serat yang terdapat dalam bahan makanan tidak boleh terlalu banyak.
Mukopolisakarida
Sifat Mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam
suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat
maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi in disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton
bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat 101 lampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion
Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Beberapa contoh diberikan berikut
ini.
Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul
monosakarida. Dua molekul mono-sakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu
molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul
monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida
yang paling banyak terdapat dalam alam ialah disakarida.
Sukrosa
Glikogen
Seperti amilum glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Pada tubuh kita
glikogen terdapat dalam hati dan otot.Hati berfungsi sebagai tempat pembentukan glikogen dari
glukosa.Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah menjadi glikogen sehingga
kadar glukosa dalam darah normal kem-bali. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun,
glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa kembali, sehingga kadar glukosa darah normal
kembali. Glikogen yang ada di dalam otot digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan
aktivitas schari-hari. Dalam alam glikogen terdapat pada kerang dan pada alga atau rumput- laut.
Glikogen yang terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan
yang terbentuk apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih. Glikogen dapat memutar cahaya
terpolart.
Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat da-lam air, dan digunakan untuk
membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
daripada disakarida. Jadi Cu,O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida,
dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda
banyak.Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus
aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat.Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan
glukosa akan menjadi asam glukonat.
Pembentukan Furfural
Dalam larutan asam yang encer. walaupun dipanaskan, mono-sakarida umumnya stabil. Tetapi
apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau deri-
vatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu
senyawa.
Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan
oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang ter-
din atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisa-karida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwara putih dan
ridak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat
molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat
larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa poli-sakarida yang penting di antaranya
ialah amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.
Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian be-sar tumbuhan. Amilum atau
dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon
sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan rakyat di daerah
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-
glukosa yang terikat dengan ikatan & 1,4 -glikosidik, jadi molekulnya meru-pakan rantai terbuka.
Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-
glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik in menye-babkan
terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Sebagian
dari struktur amilosa digam-barkan di bawah ini.
Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1.000 unit
glukosa. Butir-butir pati tidak lanut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan,
akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid in apabila diberi larutan odium akan
berwarna biru. Warna biru tersebut di-sebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa.
Ami-lopektin dengan iodium akan memberikan warna ungú atau merah lembayung.
Pembentukan Glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metilalkohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini
dapat dipisahkan satu dari yang Iain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini
membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus —OH yang terikat pada atom karbon
nomor l. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosidå. Ikatan yang
terjadi antara gugus metil dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus —OH yang
bereaksi disebut gugus —OH glikosidik.
Metilglikosida yang dihasilkan dari reaKsi glukosa dengan metilalkohol disebut juga
metilglukosida. Ada dua senyawa Yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu metil—a-D—glukosida atau
me- dan metil—ß —D—glukosida atau metilß— D—glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda
dalam hal rotasi Optik, kelamtan serta sifat fisika Iainnya. Dengan hidrolisis, metilglikosida dapat
diubah menjadi karbohidrat dan metilalkohol.
Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan• Bagian yang bukan karbohidrat
dalam glikosida ini dapat bert1Pa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol
Di samping itu antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul
sukrosa terjadi ikatan — glukosida-B —fruktosida.
Derivat Karbohidrat
Asam-asam
Oksidasi terhadap monosakarida dapat menghasilkan beberapa macam asam. Sebagai contoh
oksidasi glukosa menghasilkan asam glukonat, asam glukarat dan asam glukuronat. D—asam
glukarat mungkin tidak terbentuk dalam tubuh kita, tetapi dapat terjadi pada oksidasi glukosa dengan
asam kuat, seperti halnya pembentukan asam musat dari galaktosa.
Asam glukarat mudah larut dalam air, sedangkan asam musat sukar \amt. Asam glukonat dan
asam glukúronat terdapat dalam tubuh kita sebagai hasil metabolisme glukosa. Asam glukuronat
dapat mengikat senyawa yang membahayakan tubuh atau bersifat racun Dengan cara pengikatan ini
senyawa tersebut dapat dikurangi daya racunnya dan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
urine.
Proses ini disebut detoksikasi. Dari keûga macam hanya asam glukuronat yang masih mempunyai
sifat mereduksi.Secara umum asam yang masih mempunyai gugus —OH glikosidik disebut asam
uronat.
Suatu asam yang mempunyai peranan penting dalam tubuh kita adalah asam askorbat atau yang
dikenal sebagai vitamin C.asam ini terdapat pada tumbuhan misalnya pada buah jeruk,advokat,apel
dalam kentang dan kol. Kekurangan asam aS menyebabkan terjadinya skorb\lt dengan Asam askorbat
dibuat di pabrik dari g\ukosa. asam organik cukup kuat dengan pKa =4,21,keasamannya disebabkan
oleh adanya gugus -OH eno\. ini cukup stabil, tetapi dalam larutan mudah teroksidasi menjadi L-asam
dehidroaskorbat.
Alkohol
Baik gugus aldehida maupun gugus keton pada monosakarida dapat diredukst menjadi gugus
alkohol dan senyawa Yang terbentuk adalah polihidroksi alkohol. Berikut ini adalah contoh reaksi
reduksi.
1. Apabila pernyataan di bawah ini kurang tepat, diharap anda menganalisis mengapa.
a. Karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber energi dalam tubuh kita.
b. Atom karbon nomor I dan nomor 3 pada molekül dihidroksiaseton adalah atom-atom
karbon yang asimetrik.
c. Osazon yang terbentuk dari D—glukosa berbeda dengan osazon yang terbentuk dari D—
fruktosa.
d. Sesuai strukturnya sukrosa disebut jugau —D—glukopiranosil-p D—fruktofuranosida.
2. Apakah asam askorbat atau vitamin C mempunyai sifat memutar bidang polarisasi? Uraikan
jawaban anda.
3. Glukosida terdapat banyak di dalam alam. Senyawa ini tidak mempunyai sifat memutar bidang
polarisasi. Mengapa demikian?
4. Apakah kelebihan pereaksi Benedict dibandingkan dengan pereaksi Fehling dalam analisis
kualitatif monosakarida?
Pendahuluan
Salah sanı keloınpok senyawa organik yang terdapal dalam tumbuhaıı, hcwan atau manusİa
dan yang sangat berguııa bayi kchidupan rnnnıısin ialnh lipid, (Jntl'k membcrikan definisİ yang jclas
tentang lipid sangat sukar, şebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus stnıktur yang
serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walatııwn demİkİan para
ahlİ biokimia bcrscpakat bahwa icmak dan scnyawa organik yang mempunyai sifat fisİka sepetli
lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang discbut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah:
(l) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter,
aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut "pelarut İcmak”; (2) ada hubungan dengan asam-
asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digıınakan oleh makhluk hidup. Kcscpakatan
ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murnİ dan Terapan (International Congress of
Pure and Applied Chemistry). Jadİ berdasarkan pada sifat fısika tadi, lipid dapat diperolch dari hewan
atan tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain.
Macam senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui ekstraksi itü sangat tergantung
pada bahan alam sumbcr lipid yang digunakan. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak
sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama Icınak kirakira sebesar 9()%, dalam jaringan otak
atau dalam telur lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.
Tujuan
Penggolongan
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada
beberapa cara penggolongan yang dikenal Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1)
lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, con- tohnya lemak atau gliserida
dan lilin (waxes); (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contoh- nya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses
hidrolisis lipid, contohnya asam lemak gliserol, dan sterol. Di samping itu berdasarkan sifat kimia
yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan,
yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan,
contohnya steroid.
Asam Lemak
Struktur
Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,baik yang berasal
dari hewan atau tumbuhan.Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon dengan
rumus umum :
di mana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah
atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap.
sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam
lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai
ester dalam tumbuhan atau hewan tertera pada Tabel 3-1.
Asam lemak tidak jenuh dapat mengandung satu ikatan rangkap atau lebih. Asam oleat mengandung
satu ikatan rangkap.
Asam linoleat mempunyai dua ikatan rangkap,sedangkan asam linolenat mempunyai tiga ikatan
rangkap.
Sifat Fisika
Dari Tabel 3-1 tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempu- nyai rantai karbon pendek,
yaitu asam butirat dan kaproat mempu nyai titik lebur yang rendah. Ini berarti bahwa kedua asam
tersebut berupa zat cair pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon, ma- kin tinggi titik leburnya.
Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik
lebur lebih rendah. Asam oleat mem- punyai rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, akan
tetapi suhu kamar asam oleat berupa zat cair. Di samping itu makin banyak jumlah ikatan tangkap,
makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik
lebur asam.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah
panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, stearat,
oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linolenat mempunyai kelarutan dalam air sangat kecil.
Umumnya asam lemak. 1. ut dalam eter atau alkohol panas.
Sifat Kimia
Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari
timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk.
Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas
hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tung- gal. Dengan proses hidrogenasi asam oleat dapat diubah menjadi asam stearat. Proses
hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi asam
lemak padat. Minyak kelapa sawit atau kopra mengandung asam lemak tidak jenuh dan dengan proses
hidrogenasi ini akan terjadi lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan margarin dari
minyak kelapa sawit.
Karena ada ikatan rangkap, maka asam lemak tidak jenuh dapat mengalami oksidasi yang
mengakibatkan putusnya ikatan C = C dan terbentuknya gugus -COOH. Misalnya asam oleat oleh
oksidator KMnO, dapat diubah menjadi asam pelargonat dan asam azelat.
Lemak
Struktur
Yang dimaksud dengan lemak di sini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol
ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai
gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam
bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul
gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah
suatu trigliserida. R-COOH, R,-COOH dan R,-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada
gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam
alam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat.
Sifat
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruang- an, sedangkan lemak yang
berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam
lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak
jenuh. Sebagai contoh tristearin, yait ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat, mempunyai tit
lebur 71°C, sedangkan triolein, yaitu ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat, mempunyai titik
lebur -17". Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang ter- kandung di dalamnya diukur dengan
bilangan iodium. lodium dapa bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap moleku
Bilangan iodium ialah banyaknya gram iodium yang dapat be reaksi dengan 100 gram lemak.
Jadi makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.
Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut
dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam
ester,kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat
berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan
basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh ka rena itu proses hidrolisis yang
menggunakan basa disebut proses pe nyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses
penya- bunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah
mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut.
Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya apabila
rantai karbon itu panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Jadi
besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada pan- jang atau pendeknya rantai karbon
asam lemak atau dapat dikata- kan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat
molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan penyabunannya. Di
samping oleh asam atau basa, lemak juga dapat terhidrolisis oleh enzim. Lemak yang kita makan akan
terhidrolisis oleh enzim lipase yang terdapat dalam cair- an pankreas dan proses hidrolisis ini terjadi
dalam usus halus. Pro- ses penyabunan lemak atau minyak berlangsung pada pembuatan sabun dalam
industri. Baik sabun maupun gliserol yang dihasilkan dapat larut dalam air. Untuk dapat memperoleh
sabun ditambahkan garam NaCl ke dalam larutan tersebut. Cara ini disebut penggaraman (salting
Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO, dan dipanaskan hati-hati juga akan terjadi
akrolein. Gliserol digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika sebagai bahan dalam pembuatan
preparat yang dihasilkan. Di samping itu gliserol berguna bagi kita untuk sintesis lemak di dalam
tubuh.
Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) di sini ialah ester asam lemak dengan monohidroksi
alkohol yang mempunyai rantai karbon pan- jang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh
alkohol panjang adalah setilalkohol dan mirisilalkohol
Lilin yang terdapat pada bagian kepala ikan paus atau lumba- lumba disebut spermaseti yang
sebagian besar terdiri atas setilpalmi tat. Dahulu spermoseti ini digunakan sebagai lilin untuk
keperluan penerangan.
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin yang terdapat
pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air, misalnya yang terdapat pada daun
dan buah. Demikian pula lilin memegang peran penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya
domba, burung dan serangga Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan
oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan.
Fosfolipid
Struktur
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester
asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam golongan
fos- fogliserida ini dapat dipandang sebagai derivat asam a fosfatidat.
Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin, eta- nolamina, serin dan inositol.
Dengan demikian senyawa yang ter- masuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamina,
fosfatidilserin dan fosfatidilinositol.
Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan dan manusia. Pada tumbuhan
fosfolipid terdapat dalam kedelai, pada manusia atau hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal,
paru-paru dan jantung.
Fosfatidilkolin atau lesitin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos), karena itu diberi
nama lesitin. Jenis lesitin tergantung pada jenis asam lemaknya. Asam lemak yang terdapat pada
lesitin antara lain adalah asam palmitat, stearat, oleat,linoleat, dan linolenat. Asam lemak yang
mengikat pada atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah asam lemak jenuh, dan yang terikat pada
atom karbon nomor 2 adalah asam lemak tidak jenuh. Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin,
berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila
dicampur dengan air membentuk larutan koloid. Disamping itu lesitin larut dalam semua pelarut
lemak kecuali aseton. Penambahan aseton pada larutan koloid dapat mengendapkan lesitin. Apabila
lesitin dikocok dengan asamsulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin. Selain itu apabila
dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase, yaitu enzim yang khas untuk lesitin.
Lesitinase yang terdapat dalam cairan bisa ular kobra dapat menguraikan asam lemak yang terikat
pada atom karbon nomor 2 hinggga terjadi lisolesitin. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya
hemolisis, yaitu proses perusakan sel-sel darah merah. Hemoglobin suatu protein gabungan yang
terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan
kadang-kadang dapat menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan menderita
anemia, yaitu kekurangan sel darah merah dalam tubuh.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alkohol.Yang termasuk sefalin
ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin. Kedua jenis senyawa ini terdapat dalam berbagai
jaringan dan sel, terutama banyak terdapat dalam sel otak dan sel syaraf lainnya bersama-sama
dengan lesitin.
Sfingolipid
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivat sfingosin atau
mempunyai struktur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin.
Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak. Gugus ini
terikat pada gugus amino dalam bentuk amida. Senyawa-senyawa yang termasuk dalam kelompok ini
dibe- dakan satu dari yang lain pada asam lemak yang terdapat pada molekulnya.Seramida terdapat
dalam jumlah kecil pada jaringan tumbuhan maupun hewan.
Sfingomielin adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-satunya
sfingolipid yang mengandung fosfat Sfingomielin terutama terdapat dalam jaringan syaraf. Dalam
otak juga terdapat sfingomielin yangmengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap
Serebrosida terdapat terutama dalam jaringan syaraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan
menghasilkan molekul sfingosin, asam lemak dan heksosa, terutama galaktosa dan kadang-kadang
glukosa. Perbedaan antara masing-masing senyawa yang termasuk serebrosida ini ialah pada jenis
asam lemak yang terikat. Sebagai contoh kerasin mengandung asam lignoserat dan serebron
mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.
Terpen
Dalam alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa
molekul isoprena (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan isoprena.
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang
berasal dari tumbuhan, misalnya ter- pentin dan minyak mawar. Sitronelal terdapat dalam minyak
sereh. Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon kamfer (chinnamomum camphora). Wortel yang kita
kenal sehari-hari berwarna merah kekuning-kuningan mengandung banyak karoten yang merupakan
pembentuk vitamin A. Vitamin A sendiri dapat diperoleh dari minyak ikan paus. Fitol adalah salah
satu hasil hidrolisis klorofil, sedangkan skualen dapat diperoleh dari minyak ikan hiu.
Senyawa-senyawa tersebut termasuk dalam suatu kelompok yang disebut steroid. Kesamaan
antara rumus struktur senyawa-senyawa steroid ini ialah adanya struktur inti sebagai berikut :
inti steroid
Angka-angka yang tertera pada rumus struktur di atas menunjuk- kan posisi atom karbon yang
bersangkutan. Untuk memahami karakteristik yang terdapat pada struktur hampir semua steroid,
berikut ini diberikan sebuah contoh yaitu rumus struktur kolestanol.
Secara lebih ringkas rumus struktur kolestanol dapat ditulis sebagai berikut:
Adapun karakteristik yang dimaksud ialah adanya atom oksigen atau gugus hidroksil pada
atom C nomor 3 dan gugus metil pada atom C nomor 10 dan 13, kecuali pada estrogen, karena cincin
A adalah cincin aromatik sehingga atom C nomor 10 tidak mungkin mengikat atom atau gugus lain.
Sebagian besar senyawa steroid mengikat rantai samping yang terdiri atas 2 sampai 10 atom karbon,
yaitu pada atom C nomor 17. Sebagai contoh sterol mempunyai rantai samping yang terdiri atas 8-10
atom karbon, asam empedu 5 atom karbon dan pada beberapahormon terdapat rantai samping yang
terdiri atas 2 atom karbon. Merupakan perkecualian dalam hal ini ialah hormon estrogen dan
androgen karena tidak mempunyai rantai samping. Dari rumus struktur kolestanol itu dapat pula
dilihat adanya beberapa atom karbon asimetrik, yaitu atom karbon nomor 3, 5, 8, 9, 10, 13, 4,17 dan
20. Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon dan dihubungkan dengan garis putus menunjukkan
bahwa ikatan tersebut mengarah ke belakang, sedangkan yang dihubungkan dengan garis penuh
mengarah ke depan.
Steroid
Tata Nama
Banyak steroid yang dikenal dengan nama trivial atau nama biasa, misalnya androsteron,
progesteron, estron dan lain-lain. Meskipun nama trivial ini tidak dapat memberikan gambaran
tentang rumus struktur steroid yang dimaksud, namun hingga sekarang masih tetap digunakanorang.
B
eberapa senyawa penting yang termasuk golongan steroid akan dibahas berikut ini.
Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari rumus
kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai posisi
β oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia
kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan
syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen
utama batu empedu tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloro- form,
benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsen- trasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam
bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, dan mempunyai titik lebur 150-
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan be- berapa reaksi warna. Salah satu
di antaranya ialah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan la- rutan ini
dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati- hati, maka bagian asam berwarna
kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan
yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam klo- roform bila ditambah anhidrida
asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian
biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding
dengan konsentrasi kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk me-
nentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram
tiap 100 ml darah.
7-Dehidrokolesterol
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat
ikatan rangkap C = C antara atom C nomor 7 dan nomor 8.Senyawaini terdapat bersama dengan
kolesterol dalam jaringan-jaringan.
Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-dehidrokolesterol,tetapi berbeda pada rantai
sampingnya.
Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultra violet. Ergosterol
maupun 7-dehidrokolesterol disebut provitamin D.
Asam-asam Empedu
Cairan empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu yang kemudian
dikeluarkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum) untuk membantu proses pencernaan makanan.
Cairan empedu ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang terjadi dari penguraian hemoglobin,
asam-asam empedu dalam bentuk garam empedu dan kolesterol.Asam-asam empedu yang terdapat
dalam cairan empedu antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat. Asam-asam
empedu dibuat dalam hati dari kolesterol melalui serangkaian reaksi-reaksi kimia.
Dengan demikian garam-garam empedu membantu proses pencer- naan lipid atau lemak
dalam usus dan absorpsi hasil-hasil pencer- naan melalui dinding usus. Kira-kira 90% dari garam
empedu tersebut diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa kembali ke hati.
Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal, sedangkan androsteron
didapati pada urine dan mungkin meru- pakan hasil perubahan kimia atau metabolisme testosteron.
Hormon kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan progesteron. Estrol, estradiol dan
estriol adalah hormon yang termasuk estrogen. Pregnandiol adalah hasil metabolisme progesteron.
Lipid Kompleks
Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat dalam alam bergabung
dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat. Gabungan antara lipid
dengan pro- tein disebut lipoprotein. Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam
lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid atau kolesterol. Lipoprotein ini biasanya juga
digolongkan dalam protein gabungan. Oleh karena dalam lipid lipoprotein itu berbeda jenis dan
kuantitasnya, maka lipoprotein berbeda pula sifat- sifat fisiknya, misalnya berat jenis, besar partikel
Latihan
1. Mengapa lipid itu perlu dibagi dalam beberapa golongan? Jelaskan pendapat anda.
2. Kolesterol adalah salah satu lipid yang terdapat dalam tubuh manusia. Pada konsentrasi tinggi
kolesterol berbahaya bagi kesehatan kita. Jelaskan mengapa demikian.
3. Apakah asam fosfatidat mempunyai sifat memutar bidang polarisasi. Jelaskan pendapat anda.
Pendahuluan
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi
sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit
yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke selu-ruh bagian tubuh, adalah
salah satu jenis protein. Demikian pula zat- zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit
atau yang disebut antigen,juga suatu protein.Peranan protein dalam tubuh akan di- bahas dalam
bab-bab yang berhubungan dengan hal tersebut.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu,
ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Beberapa bahan makanan
yang mengandung protein serta kadar proteinnya dapat dilihat pada Tabel 4-1.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2,H2O dan senyawa nitrogen.Hewan yang
makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping digunakan
untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila
tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein ialah sebagai berikut: Karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat
dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan. Unsur nitrogen
ditentukan secara kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi
dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrog.
Tabel 4-1.Bahan Makanan Sumber Protein
.
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul berva- riasi
antara 5000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim,
protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang
terdapat dalam molekul protein. Asam- asam amino ini terikat satu dengan lain
oleh ikatan peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut
organik.
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan struktur, sifat dan analisis asam-asam amino.
2. Menerangkan struktur, tata nama dan sifat-sifat peptida.
3. Menjelaskan struktur, penggolongan dansifat-sifat protein.
Asam-asam Amino
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus-NH,pada atom
karbon a dari posisi gugus - COOH.
Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan
ion H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+. sebagaimana dituliskan di
bawah ini.
2 pH = pK1+ pK2
1. Larutan glisin. Struktur glisin dapat digambarkan dalam tiga bentuk, yaitu:
Pi = ½ (2,1+3,86) = 2,98
Terbentuknya ion amfoter atau ion dwikutub pada asam amino ini
mempunyai pengaruh pada titrasi asam amino. Sebagai contoh berikut ini
diberikan kurva titrasi 100 ml larutan 0,1 M alanin HCI dengan larutan KOH.
(Gambar 4-1).
DASAR –DASAR BIOKIMIA 74
Dari kurva tersebut terlihat bahwa untuk mencapai pKa1, dibutuhkan 0.5
mol KOHper mol alanin HCI dan untuk mencapaititik ekuivalensi pertama
dibutuhkan 1,0 mol KOH. Selanjutnyauntuk mencapai pKa2, dibutuhkan 1,5 mol
KOH dan untuk mencapaititik ekuivalensi kedua dibutuhkan 2,0 mol KOH.
Pada titik akhir titrasi atau titik ekuivalensi kedua tercapai pH sekitar 12.
Dengan indikator fenolftalein atau timolftalein titik akhir titrasi ini tidak dapat
terlihat dengan jelas. Sorensen mengamati bahwa apabila kepada larutan asam
amino ditambahkan larutan for- maldehida, larutan asam amino tersebut akan
bersifat lebih asam daripada semula. Penambahan formaldehida menghasilkan
derivat dihidroksimetil. Derivat yang terbentuk ini mempunyai sifat ke- asaman
yangyanglebih kuat daripada senyawa semula.
Selain reaksi-reaksi dengan asam dan basa, asam amino juga dapat
bereaksi dengan senyawa lain, sesuai sifat gugus -COOH dan gugus -NH2 Gugus
karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam sehingga
membentuk ester.
digunakan NH3tetapi gugus amino dari asam amino yang lain, akan terjadi suatu
dipeptida yaitu senyawa yang terdiri atas dua molekul asam amino yang
berikatan. Ikatan yang terjadi antara dua asam amino tersebut dinamakan ikatan
peptida. Jadi pada satu molekul dipeptida terdapat satu ikatan peptida. Suatu
senyawa yang terdiri atas tiga buah asam amino yang berikatan disebut suatu
tripeptida. Pada satu molekul tripeptida ini terdapat dua buah ikatan peptida.
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat
bereaksi dengan ion Cu++ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa
kompleks yang berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi biuret.
Di samping itu gugus karboksil pada asam amino dapat dilepaskan dengan proses
dekar- boksilasi dan menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino
dapat bereaksi dengan asam nitrit dan melepaskan gas nitro- gen yang dapat
diukur volumenya. Van Slyke menggunakan reaksi ini untuk menentukan gugus
amino bebas pada asam amino, peptida maupun protein.
Dengan ninhidrin sebagai oksidator lunak, asam amino bereaksi sebagai berikut:
Penggolongan
Tidak semua asam amino yang terdapat dalam molekul pro- tein dapat
dibuat dalam tubuh kita. Jadi apabila ditinjau dari segi pembentukannya asam
amino dapat dibagi dalam dua golongan.yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat
atau disintesis dalam tubuh dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh kita.
Asam amino.
yang tidak dapat dibuat dalam tubuh disebut asam amino esensial dan
harus diperoleh dari makanan sumber protein. Asam amino yang dapat dibuat
dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Di samping penggolongan menurut
cara di atas, asam-asam amino ina dapat pula dibagi dalam beberapa kelompok
menurut strukturnya. Di sini yang ditinjau terutama ialah struktur gugus --R
dalam asam amino, yaitu rantai samping yang terikat pada bagian inti molekul
asam amino.
Prolin.Prolin adalah asam amino heterosiklik yang dapat diperoleh dari hasil
hidrolisis kasein.Kolagen mengandung banyak prolin dan hidroksiprolin.dan
Tirosin.Molekul asam amino ini mempunyai gugus fenol dan bersifat asam
lemah.Tirosin dapat diperoleh dari kasein, yaitu protein utama yang terdapat
dalam keju.
Treonin.Adalah homolog yang lebih besar dari serin dan termasuk dalam
golongan asam amino esensial.Mula-mula treonin diisolasi dari hasil hidrolisis
fibrin darah.
Sistein. Molekul asam amino ini mengandung gugus sulfhidril (-SH) yang cukup
reaktif terutama pada proses dehidrogenasi. Dengan oksidasi dua molekul sistein
akan berikatan dan membentuk molekul sistin.
Glutamin.Adalah suatu amida yang terdapat pada gliadin, yaitu protein pada
terigu.
Lisin.Asam amino ini bersifat basa karena gugus –NH 2 lebih dari satu, artinya
pada rantai samping terdapat pula gugus -NH2.Asamini mula-mula diisolasi dari
hasil hidrolisis kasein oleh Drechsel pada tahun 1889.
Arginin.Diberi n-na demikian karena untuk pertama kali diisolasi dalam bentuk
garam perak (argentum) dari hasil hidrolisis tanduk pada tahun 1895.Seperti lusin,
arginin juga mempunyai sifat basa.
Histidin.Histidin diperoleh dari hasil hidrolisis protein yang terdapat pada sperma
suatu jenis ikan (kaviar) dan juga dari protein jaringan (histion jaringan).Asam
amino ini juga mempunyai sifat basa.
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran
bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun
kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-
asam amino tersebut.
Peptida
Tata Nama
Nama peptida diberikan berdasarkan atas jenis asam amino yang membentuknya
Asam amino yang gugus karboksinya bereaksi dengan gugus –NH 2 diberi akhiran
il pada namanya sedangkan urutan penamaan didasarkan pada urutan asam amino,
dimulai dari asam amino ujung yang masih mempunyai gugus –NH2 Dua buah
contoh dipeptida dan tresptida diberikan berikut ini.
Sifat Peptida
Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH 2 gugus -COOH dangugus R Sifat
asam dan basa pada peptida ditentukan oleh gugus -COOH dan –NH2 namun pada
peptida rantai panjang, gugus -COOH dan NH yang terletak di ujung rantai tidak
lagi ber- pengaruh. "Suatu peptida juga mempunyai titik isolistrik seperti pada
asam amino Reaksi biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan protein.
feniltiohidantoin
vasopresin
penisilin G(bensilpenisilin)
melalui pembentukan klorida asam. Namum karena molekul asam amino sendiri juga
mempunyai gugus -NH2, maka gugus ini harus dilindungi terlebih dahulu. Setelah
reaksi selesai, senyawa pelindung dapat dilepaskan kembali.
Cara demikian ini sukar dilakukan karena tiap kali hasil reaksi harus dimurnikan
dahulu sebelum direaksikan lebih lanjut.
Cara lain yang telah memperoleh pengembangan lebih lanjut ialah sintesis fase
padat. Dengan cara ini peptida dibentuk secara bertahap dengan jalan diikatkan pada
partikel polistirena padat. asam amino pertama yang telah dilindungi oleh gugus
tersierbutiloksikarbonil misalnya, direaksikan dengan klormetilpolimer membentuk t-
butiloksikarbonil-aminoasil-polimer (lihat Gambar 4-5). Kemudian senyawa pelindung
Protein
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang
berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang
mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku
adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan
protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah
bereaksi.
Struktur
Ada empat tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder,tersier dan
kuaterner. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam
molekul protein. Oleh karena ikatan antara asam amino ialah ikatan peptida, maka
struktur primer protein juga menunjukkan ikatan peptida yang urutannya diketahui.
Untuk mengetahui jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam protein dilakukan
analisis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:
Gambar 4-6 menunjukkan struktur primer enzim ribonuklase yang berasal dari
cairan pankreas.
Gambar 4-6.Suruktur primer ribonuklease.
Pada rantai polipeptida terdapat banyak gugus >C=O dan gugus>N-H.Kedua gugus
ini dapat berikatan satu dengan yang lain karena terbentuknya ikatan hidrogen antara
atom oksigen dari gugus >C=O dengan atom hidrogen dari gugus >N-H. apabila ikatan
hidrogen ini terbentuk antara gugus-gugus yang terdapat dalam satu rantai polipeptida,
akan terbentuk struktur heliks seperti tampak pada Gambar 4-7.
Ada dua bentuk lembaran berlipat, yaitu bentuk paralel dan bentuk anti paralel.
Bentuk paralel terjadi apabila rantai polipeptida yang berkaitan melalui ikatan hidrogen
itu sejajar dan searah, sedangkan bentuk anti paralel terjadi apabila rantai polipeptida
berikatan dalam posisi sejajar tetapi berlawanan arah. (Gambar 4-8 dan 4-9). Struktur
alfa heliks dan lembaran berlipat merupakan struktur sekunder protein.
Beberapa jenis ikatan tersebut misalnya (a) ikatan elektrostatik, (b) ikatan hirdogen,
(c) interaksi hidrofob antara rantai samping nonpolar, (d) interaksi dipol-dipol dan
Model tiga dimensi sebagaimana tampak pada gambar 4-11 menunjukkan adanya lipatan
yang kompleks pada suatu protein globular yang distabilkan oleh beberapa ikatan tersebut.
Struktur kuaterner menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein. Sebagian besar protein
globular terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Rantai polipeptida ini saling
berinteraksi membentuk persekutuan. Gambar 4-12 menunjukkan suatu model struktur kuaterner
yang terdiri atas dua unit protein globular. Sebagai contoh enzim fosforilase terdiri atas dua unit
protein yang bila terpisah tidak memperlihatkan aktivitas enzim, tetapi bila bersekutu
membentuk enzim yang aktif. Karena kedua unit protein ini sama, maka disebut struktur
kuaterner homogen.
Gambar 4-11.Lipatan kompleks pada protein globular.
Apabila unit-unit itu tidak sama, misalnya virus mozaik tembakau, disebut kuterner
heterogen. Protein yang terdiri atas beberapa unit atau yang disebut oligomer pada
umumnya mengalami disosiasi pada pH tinggi atau rendah. Demikian pula bila protein
dilarutkan dalam larutan urea atau garam yang mempunyai konsentrasi tinggi.Proses ini
disebut denaturasi.
Penggolongan Protein
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar,yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein
sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino
sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan
protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dab terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam
nukleat.
Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya,yaitu
protein fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyai bentuk molekul Panjang
seperti serat atau serabut, sedangan protein globular benbentuk bulat.
Protein Fiber
Molekul protein ini terbentuk atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan
dihubungkan satu dengan lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk
serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan
menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber yang terdapat pada
beberapa jenis protein yang termasuk golongan ini antara lain ialah :(1) konfigurasi alfa
heliks pada keratin, (2) lembaran berlipat paralel dan anti paralel pada protein sutera
alam; dan (3) helis triple pada kolagen. Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam
air dan sukar diuraikan oleh enzim.
Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Protein ini
mempunyai struktur heliks triple(Gambar 4-13)
Keratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutera alam, rambut, kulit,
kuku, dan sebagainya. Struktur keratin hampir seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida
yang berbentuk alfa heliks. Apabila dipanaskan dengan air mendidih dan diregangkan
maka konfirmasi berubah menjadi lembaran berlipat paralel, karena ikatan hydrogen
yang menunjang struktur alfa heliks dalam kondisi ini terputus. Keratin yang berubah
konfirmasi ini disebut β keratin. Sutera alam mempunyai struktur lembaran berlipat
anti-paralel. Keratin mengandung banyak sistin dan rambut manusia mengandung kira-
kira 14% sistin.
Protein Globular
Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai
polipeptida yang berlipat. Pada umumnya gugus R polar terletak di sebelah luar rantai
polipeptida, sedangkan gugus R yang hidrofob terletak di sebelah dalam molekul
protein. Protein globular pada umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam
larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin,
globulin, histon dan protamin.
Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh
panas. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan
ammoniumsulfat hingga jenuh. Albumin antara lain terdapat pada serum darah dan
bagian putih telur.
Globulin mempunyai sifat sukar larut dalam air air murni, tetapi dapat larut dalam
larutan garam netral, misalnya larutan NaCl encer. Larutan globulin dapat
diendapkan oleh penambahan garam amoniumsulfat hingga setengah jenuh. Globulin
dapat diperoleh dengan jalan mengekstraksinya dengan larutan garam (5-10%) NaCl,
kemudian ekstrak yang diperoleh diencerkan dengan penambahan air. Globulin akan
mengendap dan dapat dipisahkan. Seperti albumin, globulin juga dapat terkoagulasi
oleh panas. Globulin antara lain terdapat dalam serum darah, pada otot dan jaringan
lain.
Histon adalah protein yang mempunyai sifat basa dan dapat larut dalam air. Pada
proses hidrolisis histon menghasilkan banyak arginin dan listin. Histon terdapat dalam
inti sel dalam bentuk ikatan dengan asam nukleat. Histon juga dapat diperoleh dari
jaringan kelenjar pankreas.
Protamin adalah suatu protein yang bersifat basa seperti histon, tidak mengandung
tirosin dan triptofan, tetapi mengandung banyak arginin sehingga mempunyai kadar
nitrogen antara 25-30%. Protamin berikatan dengan asam nukleat dan terdapat dalam
sel sperma ikan.
Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.Ada
beberapa jenis protein gabungan antara lain mucoprotein, glikoptotein,lipoprotein dan
nukleorpotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih
dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida
kompleks yang mengandung N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau
monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat antara lain dalam bagian
putih telur, dalam serum darah dan urine wanita yang sedang hamil. Protein ini tidak
mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat
mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat.
Glikoprotein juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar
heksosamina kurang 4%.
Lipoprotein adalah gabungan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.
Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf.Gugus lipid
yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antara lain lesitin dan kolesterol.
Nukleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam
nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.
Sifat-sifat Protein
Ionisasi
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif.
Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama,sehingga
tidak bergerak kea rah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara
kedua elektroda tersebut. Ionisasi protein dapat digambarkan sebagai berikut:
Oleh karena itu untuk mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH
larutan di atas titik isolistrik, sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH
di bawah titik isolistrik. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein antara lain
adalah Ag+' Ca++, Zn++, Hg+', Fe++, Cu't, dan Pb++, sedangkan ion-ion negatif yang
dapat mengendapkan protein ialah ion salisilat, triklorasetat, pikrat, tanat dan
sulfosalisilat. Berdasarkan sifat tersebut putih telur atau susu dapat digunakan sebagai
antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat.
Denaturasi
Protein akan mengalami koagulasi apabila dipisahkan pada suhu 50°C atau lebih.
Koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik isolistriknya.
Protein yang terdenaturasi pada titik isolistriknya masih dapat larut pada pH di laur titik
isolistrik tersebut. Air ternyata diperlukan untuk proses denaturasi oleh panas. Putih
terlur yang kering dapat dipanaskan hingga 100°C dan tetap dapat larut dalam air. Di
samping oleh pH, suhu tinggi dan ion logam berat, denaturasi dapat pula terjadi oleh
adanya gerakan mekanik, alkohol, aeston, eter dan detergen.
Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-
molekul di dalam zat cair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air mempunyai
viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai
pelarutnya. Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara
absolut, tetapi ditentukan viskositas relatif, yang dibandingkan terhadap viskositas
dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui
suatu pipa tertentu. Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih
lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air. Apabila viskositas air diberi harga
satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0.
Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi
serta suhu larutan. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding
terbalik dengan suhu. Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang,
mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.
Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Meskipun
demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada
yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar. Beberapa
enzim antara lain pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam
bentuk kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi
protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam amoniumsulfat atau NaCl
pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan
pula penambahan aseton atau alkohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua
usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan
ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat
dikristalkan dengan baik.
Sistem Koloid
Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu
zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat
menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membran adalah zat yang
dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid,sedangan golongan lain yang
tidak dapat menembus membran disebut koloid. Istilah ini hingga sekarang masih
digunakan meskipun sekrang telah banyak zat-zat yang termasuk koloid yang dapat
dikristalkan. Pengertian koloid pada waktu ini lebih banyak dihubungkan dengan
besarnya molekul pada bobot molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekuk
makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat
menembus membran atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehingga tidak
dapat mengendap secara alami. Protein mempunyai molekul besar dan karenanya
larutan protein bersifat koloid. Sistem koloid adalah sistem yang heterogen, terdiri atas
dua fase, yaitu partikel kecil yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Protein
dalam larutan membentuk partikel-partikel kecil. Pada umumnya partikel koloid
mempunyai ukuran antara 1 milimikron sampai 100 milimikron, namun batas ini tidak
selalu tetap, mungkin lebih besar. Besar kecinya partikel tergantung pada besarnya
bobot molekul protein. Bobot molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan
kecepatan pengendapan dengan menggunakan ultasentrifuga yang mempunyai
kecepatan putas kira-kira 60.000 putaran per menit.
Rabot
Protein
Molekul
Sitokrom c : 11.600
Ribonuklease 13.500
Tripsin 24.000
Lakioglobulin : 35.000
Hemoglobin : 64.500
Heksokinase : 96.000
Urease : 483.000
Miosin 620.000
Imunoglobulin 000096
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada
molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin.
Fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga
karena terjadi reaksi xantoprotein.
Reaksi Hopkins-Cole
Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini
positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil
positif.
Reaksi Nitroprusida
Reaksi Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromid. Pada dasarnya reaksi
ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang
mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.
Pemurnian Protein
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai struktur, sifat-sifat kimia maupun fisika
suatu senyawa yang terdapat dalam bahan, diperlukan suatu proses guna memperoleh
Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan alam yang
akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung di
dalamnya. Tentu saja dipilih bahan alam yang mempunyai kadar protein tinggi dan
mudah diperoleh.. Analisis terhadap kadar protein dalam bahan alam tersebut perlu
dilakukan untuk memperoleh data tentang kadar protein yang akan dimurnikan.
Selanjutnya apabila bahan alam yang akan dipergunakan telah ditetapkan, langkah
berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut. Untuk memperoleh
protein dari daging atau kedelai misalnya, protein harus dikeluarkan dahulu dari dalam
sel-sel yang terdapat pada daging atau kedelai tersebut. Pada umumnya hal ini
dilakukan dengan jalan memecahkan sel-sel jaringan secara mekanik, misalnya dengan
jalan menghancurkan dan melumatkannya dalam suatu alat tertentu. Apabila daging
atau kedelai telah hancur atau lumat, campuran beberapa jenis protein dapat diperoleh
dengan jalan melarutkannya dalam air atau pelarut lain. Dalam proses ini perlu dijaga
agar suhu dan pH larutan tidak merusak protein. Pada suhu 40°protein mudah
terdenaturasi, maka pemurnian protein sering dilakukan pada suhu rendah, yaitu
mendekati titik beku pelarut yang digunakan. Bila protein yang diinginkan tahan
terhadap panas, campuran protein dapat dipanaskan sebentar untuk mengendapkan
protein lain yang tidak diinginkan. Di samping itu protein juga sensitif terhadap asam
atau basa dengan konsentrasi tinggi, dan biasanya pemurnian protein dilakukan pada
pH mendekati netral dengan menggunakan larutan buffer tertentu.
Setelah diperoleh larutan yang berisi beberapa macam protein maka proses
selanjutnya ialah fraksionasi, yaitu memisahkan masing- masing protein dalam
campuran secara fraksi demi fraksi. Dua cara yang biasa digunakan untuk proses
fraksionasi ini yaitu pengendapan dan kromatografi.
Seperti asam amino, protein dapat dipisahkan satu dari yang lain dengan cara
kromatografi. Kromatografi adsorpsi untuk pemurnian protein dilakukan dengan
menggunakan alumina atau kalsiumfosfatsebagai adsorben. Selain itu kromatografi
penukar ion dapat digunakan pula untuk pemurnian protein.Kolom kromatografi diisi
dengan DEAE-selulosa, suatu penukar ion yang mempunyai gugus dietilami- noetil
yang terikat pada selulosa atau dengan penukar kation yaitu CM-selulosa yang
mempunyai gugus karboksimetil terikat pada selulosa.
1. Jelaskan!
a. Bagaimana struktur molekul glisin pada pH 2.34 dan pH 9,6.
b. Bagaimana pula struktur molekul asam aspartat pada pH 2.98.
2. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino dan dapat digunakan untuk menentukan
asam amino secara kualitatif. Dapatkah reaksi ini digunakan untuk menentukan
asam amino secara kuantitatif? Jelaskan pendapat anda.
3. Faktor-faktor apakah yang menentukan keberhasilan kita dalam memisahkan asam-
asam amino dengan kromatografi kertas?
4. Jelaskan bagaimana kita dapat memperoleh protein murni dari bahan alam.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Struktur primer,
b. Struktur sekunder
c. Struktur tersier
d. Struktur kuartener suatu protein.
Pendahuluan
Asam nukleat telah menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak senyawa ini
diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau
asam ribonukleat. Untuk pembahasan selanjutnya akan digunakan singkatan DNA dan
RNA.
DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher
yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia
pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari dan ia
mendapatkan sel- sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari ruang
bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperolehnya
inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan menambahkan
enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi
terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut
dalam asam. Pada waktu itu ia belum dapat menentukan rumus kimia zat tersebut,
sehingga ia menamakannya nuclein. Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti
sel tersebut adalah campuransenyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
Sejak tahun 1940 studi tentang genetika telah berkembang pesat dan orang telah
mengetahui bahwa kromosom dalam sel adalah pembawa sifat-sifat keturunan pada
seseorang. Pada tahun 1951 seorang ahli genetika Amerika, James Watson, bekerja
sama dengan dua orang sarjana fisika dari Inggris Francis Crick dan Maurice Wilkins
yang telah melakukan penelitian terhadap kromosom ini. Atas ketekunan mereka, telah
dapat dijelaskan bentuk molekul DNA dengan sebuah model, dan untuk itu pada tahun
1962 mereka memperoleh hadiah Nobel. Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun
RNA berupa anion dan pada umum- nya terikat oleh protein yang mempunyai sifat
basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam
Tujuan
berasal dari RNA ialah ribosa. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal
dari DNA ialah adenin, sitosin, dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin,
guanin, sitosin dan urasil.
terdapat dalam bentuk keto. Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin
dengan ribosa atau deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa
oleh ikatan glikosidik, yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu
nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa.
Pada pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari
atom hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1
dari pentosa. Untuk basa pirimidin, gugus
OH pada atom C-1 berikatan dengan atom H pada atom N-1.
pirimidin yang biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa
pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk
hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung
hidroksimetilsitosin. Demikian pula tRNA (transfer).
RNA) mengandung derivat metil basa purin atau basa pirimidin, misalnya 6-N-
dimetiladenin atau 2-N-dimetilguanin.
Pada rumus molekul ATP dan UTP, ikatan antara gugus-gugus fosfat diberi
tanda yang khas. Pada proses hidrolisis ATP akan melepaskan gugus fosfat dan
terbentuk adenosindifosfat (ADP). Pada hidrolis ini ternyata dibebaskan energi
yang cukup besar yaitu 7.000 kal/mol ATP. Oleh karena itu ikatan antara gugus
fosfat dinamakan "ikatan berenergi tinggi" dan diberi tanda~. Dalam tubuh,
ATPdan UTP berfungsi sebagai penyimpan energi yang diperoleh dari proses
Ikatan hidrogen (H - N dan O-H) yang terbentuk antara basa- basa tersebut
dapat terlihat dengan jelas pada rumus struktur berikut ini:
Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul- molekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribosa dengan
Ada tiga macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger
RNA), dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein. Fungsi masing-masing RNA tersebut akan dibahas
pada bab metabolisme protein.
Latihan
Pendahuluan
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan dalam
laboratorium memerlukan suatu kondisi yang diten- tukan oleh beberapa faktor
seperti suhu, tekanan, waktu dan lain- lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai
dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung
dengan baik. Tubuh kita merupakan laboratorium yang sangat rumit, sebab di
dalamnya terjadi reaksi kimia yang beraneka ragam. Penguraian zat-zat yang
terdapat dalam makanan kita, penggunaan hasil uraian untuk memperoleh energi,
penggabungan kembali hasil uraian untuk membentuk persediaan makanan dalam
tubuh serta banyak macam reaksi lain yang apabila dilakukan di dalam
laboratorium atau in vitro membutuhkan keahlian khusus serta waktu yang lama,
dapat ber- langsung dengan baik di dalam tubuh atau in vivo tanpa memerlukan
suhu tinggi dan dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Reaksi atau proses
kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh kita ini dimungkinkan karena
adanya katalis yang disebut enzim.
Pengetahuan tentang katalis telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837. Ia
mengusulkan nama 'katalis' untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi
zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang terjadi dengan pertolongan
enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara
fermentasi atau peragian. Demikian pula pembuatan asam cuka termasuk proses
kimia berdasarkan aktivitas enzim. Dahulu proses fermentasi di- anggap hanya
terjadi dengan adanya sel yang mengandung enzim.
Tujuan
Enzim oksidase bekerja sebagai katalis dalam reaksi oksidasi. asam amino.
Untuk reaksi lain dekarboksilase bekerja sebagai katalis, sedangkan transaminase
dapat pula bekerja terhadap asam amino untuk memindahkan gugus -NH, kepada
senyawa lain. Jadi walaupun ketiga reaksi tersebut mungkin berjalan, namun tiap
enzim hanya bekerja pada satu reaksi. Enzim dekarboksilase dan transaminase
mempunyai koenzim yang sama yaitu piridoksalfosfat. Jadi kekhasan reaksi
bukan disebabkan oleh koenzim tetapi oleh apoenzim..
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi
dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10 sampai
10 kali lebih cepat daripada apa- bila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi
DASAR –DASAR BIOKIMIA 142
enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping itu mem-
punyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya. maka enzim
dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang
membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan ada pula yang menghasilkan energi
atau mengeluarkan energi (eksergonik). Misalkan pembentukan ikatan antara
senyawa A dengan senyawa B menjadi senyawa AB akan mengeluarkan energi.
Ter- jadinya senyawa AB dari A dan B membutuhkan energi sebesar p, yaitu
selisih energi antara A dan B dengan AB. Sebaliknya peng- uraian senyawa AB
menjadi A dan B mengeluarkan energi sebesar P pula. Terurainya senyawa AB
tidak dapat berjalan dengan sen- dirinya, tetapi harus terbentuk lebih dahulu
senyawa AB aktif. Untuk pembentukan AB aktif ini dibutuhkan energi sebesar a,
yang disebut energi aktivasi. Makin besar harga a, makin sukar terjadinya suatu
reaksi. Dengan adanya katalis atau enzim, harga energi aktivasi diperkecil atau
diturunkan. Dengan demikian akan dapat memu- dahkan atau mempercepat
terjadinya suatu reaksi.
enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian
aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat
mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada
bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap
substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap
substrat tertentu. Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menye-
babkan terjadinya kompleks enzim-substrat. Kompleks ini meru- pakan kompleks
yang aktif, yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang
diinginkan telah terjadi. Secara sederhana sekali penguraian suatu senyawa atau
substrat oleh suatu enzim dapat digambarkan seperti berikut
Secara sederhana hipotesis Michaelis dan Menten itu dapat dituliskan sebagai
berikut: Enzim (E) + Substrat (S) kompleks enzim-substrat (ES) Enzim (E) +
Hasil reaksi (P) Michaelis dan Menten berkesimpulan bahwa kecepatan reaksi
tergantung pada konsentrasi kompleks enzim-substrat [ES], sebab apabila
tergantung pada konsentrasi substrat [S], maka penambahan konsentrasi substrat
akan menghasilkan pertambahan kecepatan reaksi yang apabila digambarkan akan
merupakan garis lurus. Jadi secara umum reaksi dengan enzim dituliskan sebagai
berikut:
[ES] Jadi kecepatan penguraian ES adalah : V₂+V₁ = k [ES]+k, [ES] (4) Dalam
keadaan keseimbangan maka kecepatan pembentukan ES sama dengan kecepatan
penguraian ES. Jadi: k, ([E]-[ES]) [S] = k [ES] + k, [ES] (5) atau k, ([E]-[ES]) [S]
= (k,+ k) [ES] (6) ([E] - [ES]) [S] [ES] = k,+k, k, = k sehingga: (7) Kialah
konstanta Michaelis-Menten. Dari persamaan (7) dapat diperoleh konsentrasi
kompleks enzim substrat sebagai berikut: [E] [S] K+ [S] [ES] = (8) Kecepatan
permulaan terjadinya hasil reaksi P sebanding dengan konsentrasi ES atau: v=k,
[ES] migh Apabila konsentrasi substrat sangat besar sehingga semua enzim
membentuk kompleks enzim-substrat, maka kecepatan reaksi ialah maksimal dan
dapat dinyatakan sebagai berikut: (9) pe da V maksk, [E] menjadi (10)
Cara lain untuk menentukan harga K, maupun V ialah dengan membuat grafik
antara I/V dengan 1/[S]. persamaan Michaelis-Menten:
Dari persamaan di atas ini terlihat bahwa 1/V adalah fungsi dari 1/[S]. Oleh
karena K dan V adalah konstanta maka apabila maks 1/V diganti dengan Y dan
1/[S] diganti dengan X, maka persamaan tersebut menjadi: Y = kapak + b b= 1
maks a = maks Dengan demikian terlihat bahwa bila dibuat grafik yang
menunjukkan hubungan antara 1/V dengan 1/[S], akan terjadi garis
Pada titik potong antara grafik dengan sumbu x, (titik B) harga 1/V = 0, maka
persamaan (12) menjadi:
Dengan demikian harga 1/[S] pada titik potong tersebut sama dengan - 1/K. Dari
harga-harga tersebut dapat diperoleh harga V maks maupun harga K. Kemiringan
garis grafik tersebut ditentukan oleh harga K/Val atau tangens sudut = K/V maks
DASAR –DASAR BIOKIMIA 148
maks" Metode penentuan harga K dan V. dengan cara ini disebut metode grafik
maks Lineweaver-Burk. Harga K untuk Beberapa Enzim
Dalam reaksi ini asam tetrahidrofolat (THFA) bekerja sebagai glisin akseptor
gugus beratom C satu. Enzim transaminase bekerja pada reaksi transaminasi yaitu
suatu reaksi pemindahan gugus amino dari suatu asam amino kepada senyawa
lain. Sebagai contoh:
Golongan III. Hidrolase Enzim yang termasuk dalam kelompok ini bekerja
sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Ada tiga jenis hidrolase, yaitu yang
memecah ikatan ester, memecah glikosida dan yang memecah ikatan peptida.
Beberapa enzim sebagai contoh ialah esterase, lipase, fosfatase, amilase, amino
peptidase, karboksi peptidase, pepsin, tripsin, kimotripsin. Esterase ialah enzim
yang memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis. Esterase yang terdapat dalam
hati dapat memecah ester sederhana, misalnya etil butirat menjadi etanol dan
Adapun enzim fumarat hidratase berperan dalam reaksi peng- gabungan satu
molekul H,O kepada molekul asam fumarat dan membentuk asam malat
Golongan VI. Ligase Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-
reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim-enzim tersebut juga
dinamakan sintetase. Ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah
ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain ialah
glutamin sintetase dan piruvat kar- boksilase. Enzim glutamin sintetase yang
terdapat dalam otak danhati merupakan katalis dalam reaksi pembentukan
glutamin dari asam glutamat. glutamin + ADP+ P Glutamat + ATP+NH+
glutamin sintetase anorg Di samping itu enzim karboksilase bekerja dalam reaksi
pemben- tukan asam oksaloasetat dari asam piruvat. asetil-KoA asam piruvat +
ATP + CO₂ -> asam oksaloasetat + ADP+ P piruvat karboksilase anorg Reaksi ini
merupakan sebagian dari reaksi metabolisme karbohidrat. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kerja Enzim Konsentrasi Enzim Seperti pada katalis lain,
kecepatan suatu reaksi yang mengguna- kan enzim tergantung pada konsentrasi
enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi
bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Gambar 6-4 berikut ini
Data ini diperoleh dengan menentukan jumlah miligram gula yang terbentuk pada
waktu yang ditentukan, dengan menggunakan enzim amilase pada berbagai
konsentrasi dan konsentrasi substrat yang sama pada pH optimum. Dalam hal ini
substrat yang digunakan dalam jumlah yang berlebih. ben- Konsentrasi Substrat P
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,
maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan
tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah diterangkan oleh
Michaelis-Menten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks enzim
substrat. Persamaan Michaelis-Menten yang membuktikan hipotesis mereka. telah
dijelaskan di muka. tikus. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat
sebagaimana telah dijelaskan tadi, diperlukan adanya kontak antara enzim dengan
substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut
bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya
menampung substrat sedikit. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak
substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut.
Dengan demikian konsen- trasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi
substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh
dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat
tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat,
sehingga jumlah hasil reaksi- nya pun tidak bertambah besar. na- atu sebuah
inggris Diagram berikut ini (Gambar 6-5) menggambarkan pengaruh konsentrasi
substrat pada bagian aktif. Tampak bahwa pada kon- sentrasi substrat jenuh (3)
dan konsentrasi substrat berlebihan (4) jumlah hasil reaksinya (P) sama dan ini
berarti bahwa kecepatan reaksinya sama. Persamaan Michaelis-Menten
Suhu Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah
DASAR –DASAR BIOKIMIA 156
reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi
berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim itu adalah suatu protein,
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila
terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan
demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya
pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat
menaikkan kecepatan reaksi. Koefisien suhu suatu reaksi diartikan sebagai
kenaikan kecepatan reaksi sebagai akibat kenaikan suhu 10° C. Koefisien suhu ini
diberi simbol Q. Untuk reaksi yang menggunakan enzim, Q,, ini berkisar antara
1,1 hingga 3,0 artinya setiap kenaikan suhu 10°C, kecepatan reaksi mengalami
kenaikan 1,1 hingga 3,0 kali. Namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadi- nya
proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Oleh ka- rena ada dua
pengaruh yang berlawanan, maka akan terjadi suatu titik optimum, yaitu suhu
yang paling tepat bagi suatu reaksi yang menggunakan enzim tertentu. Gambar 6-
6 menunjukkan hubung pK.
Dari bentuk kurva pada gambar tersebut, tampak bahwa ada suatu pH
tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.
pH tersebut dinamakan pH optimum. pH optimum dari enzim amilase misalnya,
dapat diperoleh dengan menentukan jumlah miligram gula yang terbentuk dari
beberapa reaksi yang menggunakan enzim amilase pada berbagai harga pH dan
Vitamin ini merupakan bagian dari koenzim B-12 yang strukturnya dapat dilihat
pada halaman berikut. Koenzim B-12 relatif tidak stabil dan bila di kenai cahaya
terurai menjadi hidroksikobalamin, sedangkan dengan sianida koenzim B-12
terurai menjadi sianokobalamin atau vitamin B-12. Fungsi vitamin B-12 adalah
bekerja pada beberapa reaksi antara lain reaksi pemecahan ikatan C-C, ikatan C-O
dan ikatan C-N dengan enzim mutase dan dehidrase.
Koenzim A atau KoASH diisolasi dan strukturnya ditentukan pada tahun 1940
oleh F. Lipmann. Yang penting dalam molekul koenzim A ini gugus sulfhidril (-
SH). Koenzim A memegang peranan penting sebagai pembawa gugus asetil,
khususnya dalam biosintesis asam lemak.
Koenzim ini termasuk golongan senyawa berenergi tinggi. (Lihat Bab 5). ATP
berfungsi sebagai koenzim yang memindahkan gugus fosfat. Bila ATP
melepaskan 1 gugus fosfat, maka ATP akan berubah menjadi
adenosin difosfat (ADP).
Metabolisme karbohidrat. Dalam hal ini ATP merupakan koenzim yang menyertai
enzim kinase, misalnya heksokinase dan piruvat kinase. Reaksi-reaksi khusus
yang menggunakan enzim maupun koenzim tertentu akan dijumpai pada bab-bab
selanjutnya.
Latihan
Pendahuluan
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuhan
maupun hewan. Dalam bab ini akan dibahas struktur dan fungsi sel secara umum.
Sel terdiri atas protoplasma yaitu isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau
selapat sel. Pada tahun 1957 Dougherty mengemukakan dua istilah sel, yaitu
prokariotik dan ekariotik. Sel prokariotik ialah sel yang mempunyai susunan atau
komponen yang sederhana. Artinya di dalam protoplasma tidak ada organel atau
bagian-bagian sel selain inti yang secara terpisah ter- bungkus oleh membran.
Sistem pernapasan sel berkaitan dengan membran plasma. Oksigen dari luar sel
masuk ke dalam plasma melalui membran dan karbon dioksida dikeluarkan dari
dalam sel melalui membran ini pula. Sebagai contoh sel prokariotik ialah bakteri.
Sel ekariotik mempunyai susunan dan komponen yang lebih kompleks. Di dalam
plasma sel terdapat inti sel dan organel lain yang secara terpisah terbungkus oleh
membran, misalnya mitokondria, ri bosom dan lain-lainnya (Gambar 7-1). Pada
sel ekariotik pemapasan sel berlangsung pada mitokondria. Oksigen dari luar sel
masuk ke dalam sel melalui membran mitokondria. Dalam mitokondria oksigen
digunakan dan karbon dioksida yang terbentuk dikeluarkan dari mitokondria dan
kemudian dikeluarkan dari dalam sel melalui membran plasma.
Tubuh manusia terdiri atas berjuta-juta sel yang mempunyai berbagai bentuk.
Sel-sel yang sama atau mirip bentuknya secara bersama-sama membentuk
jaringan tertentu, misalnya jaringan otot jaringan syaraf dan lain-lain, Ada sel
yang mempunyai bentuk bulat.
Tujuan
Sitoplasma adalah fase cair dalam sel yang mengandung berb gai macam
konstituen berupa organel sel, antara lain mitokondra ribosom dan lain-lain (Lihat
Gambar 7-1). Zat-zat yang terlarut da lam sitoplasma antara lain protein, RNA,
metabolit untuk diguna kan oleh sel (misalnya glukosa), elektrolit dan beberapa
sisa dari hasil kegiatan sel, misalnya urea, kreatinin, asam urat enzim-enzim yang
digunakan untuk proses glikolisis, yaitu peng ubahan glukosa menjadi asam
piruvat dan laktat, serta enzim untuk biosintesis asam lemak terdapat dalam
sitoplasma. Sitoplasma yang terletak dekat membran sel lebih kental disebut
ektoplasma, sedangkan yang ada di antara ektoplasma dengan membran inti dise
but endoplasma (Gambar 7-4). Beberapa organel yang terdapat pada sitoplasma
adalah endoplasmik retikulum, mitokondria, lisosom mikresom, granula,
kompleks golgi dan lain-lain.
Ribosom terdapat dalam jumlah banyak pada dinding endo- plasmik retikulum
dan mempunyai susunan kimia 50% RNA dan 50% protein. Biosintesis protein
berlangsung dalam ribosom. karena itu sel yang memproduksi protein dalam
jumlah besar. mengandung banyak ribosom.
Mitokondria
Mitokondria terdapat dalam semua sel, hanya jumlahnya herva- riasi dari
beberapa ratus hingga beberapa ribu. Struktur mitokondria dapat dilihat pada
Gambar 7-5.
Lisosom
Kompleks Golgi
Inti Sel
Inti sel merupakan pusat sel yang mengatur reaksi-reaksi yang berlangsung
dalam sel dan juga reproduksi sel. Bentuk inti sel umumnya bulat dan terletak di
Inti sel terutama mengandung asam ribonukleat (RNA) dan ini membuktikan
bahwa di sini terjadi sintesis RNA yang kemudian dibawa ke dalam ribosom.
Membran inti terdiri atas dua lapisan yang mempunyai pori- pori yang
berukuran 400 sampai 700 Angstrom. Pori-pori ini cukup besar untuk dapat
dilalui oleh molekul protein dari dalam inti ke dalam sitoplasma. Terdapat
hubungan antara membran inti dengan endoplasmik retikulum. Dengan demikian
diperkira kan beberapa senyawa yang dibuat di dalam inti dapat dibawa ke
berbagai tempat dalam sitoplasma melalui endoplasmik reti- kulum.
"Dalam inti terdapat kromatin atau kromosom yang terdiri atas serat-serat
DNA yang bergabung dengan histon. Inti sel juga mengandung beberapa enzim
antara lain DNA polimerase, RNA polimerase dan enzim yang digunakan dalam
proses glikoli sis maupun dalam siklus asam sitrat. Dalam nukleolus terdapat
enzim-enzim RNA polimerase, RNA ase, NADP pirofosforilase. ATP ase, tetapi
tidak terdapat DNA polimerase.
Transportasi Melalui Membran
Difusi Biasa
Metabolit yang mempunyai bobot molekul rendah dapat berdi fusi melalui
membran. Proses difusi dapat berlangsung apabila ada perbedaan konsentrasi
antara kedua larutan yang dipisahkan oleh membran Dalam proses difusi ini zat
yang terlarut dapat berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsen- trasi rendah, hingga tercapai keadaan keseimbangan. Pada keadaan
keseimbangan, konsentrasi kedua larutan sama besar.
Osmosit
Tidak semua molekul dapat bergerak melalui suatu membran Demikian pula
tidak semua membran dapat dilalui dengan leluasa oleh berbagai molekul.
Membran demikian disebut membran semipermeabel atau permeabel selektif.
Telah dijelaskan bahwa membran sel harus dapat membungkus isi sel, tetapi dapat
dilalui oleh oksigen dan zat-zat pada makanan dari luar ke dalam sel, serta dapat
dilalui oleh karbondioksida dan zat-zat yang akan dibuang ke luar dari dalam sel.
Proses osmosis ialah proses perpindahan pelarut suatu zat melalui membran
permeabel selektif. pelarut zat-zat pada makanan dalam tubuh ialah air. Oleh
karena itu osmosis yang terjadi ialah proses perpindahan air melalui membran sel.
Perpindahan air berlangsung dari larutan yang encer ke dalam larutan yang lebih
pekat dan mengakibatkan terjadinya suatu tekanan dari zat cair yang disebut
tekanan osmosis Seldalam tubuh dikelilingi oleh cairan tertentu yang mempunyai
tekanan osmosis yang sama dengan cairan atau plasma sel. Dalam hal ini kedua
cairan itu disebut isotonik, Sel darah merah bersifat isotonik terhadap plasma
darah di luar sel. Apabila sel darah merah ditempatkan pada air destilasi atau
cairan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendan (hipotonik) maka air akan
masuk ke dalam sel darah merah, sehingga sel akan menggelembung dan pecah
Sebaliknya bila sel darah ditempatkan pada larutan yang mempunyai tekanan
Transpor Pasif
Pada dasarnya proses transpor pasif sama dengan difusi binta yaitu
berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Zat yang berdifusi pada proses difusi biasa tidak meng alami suatu perubahan
selama proses berlangsung. Di samping im kecepatan difusi tergantung pada
selisih konsentrasi zar yang terlarut selama proses berlangsung, artinya apabila
selisih konsentrasi menurun, maka kecepatan difusi juga menurun. Ke naikan
suhu 10 derajat akan menaikkan kecepatan difusi kira-kira sebesar 1,4 kali.
Pada proses transpor pasif, senyawa yang berdifusi diikat oleh suatu senyawa
lain yang terdapat dalam membran, kemudian di- angkut ke pihak lain dan
dilepaskan lagi dalam bentuk senyawa
Pada konsentrasi yang sama, kecepatan awal transpor pasif le- bih besar pada
difusi biasa. Kecepatan difusi maksimum terdapat pada konsentrasi besar, karena
pengangkut sudah jenuh, sehingga tidak mungkin menampung atau
mengikat senyawa lagi.
Ketiga, transpor pasif ini dapat dihambat secara khas pula. Apa- bila terdapat
zat yang strukturnya mirip dengan zat yang berdi. fusi, maka ada kemungkinan
terjadi hambatan. Zat yang meng hambat dapat membentuk ikatan dengan
molekul pengangkut, sehingga bagian yang khas terpakai oleh inhibitor. Dengan
demikian tidak terjadi ikatan antara zat yang berdifusi dengan mo lekul
pengangkut.
Transpor Aktif
Pendahuluan
Cairan yang terdapat dalam tubuh pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian,
yaitu cairan yang terdapat di dalam sel (intrasel) dan di luar sel (ekstrasel). Cairan
intrasel berfungsi sebagai medium bagi reaksi-reaksi metabolisme yang
berlangsung dalam sel; sedangkan cairan ekstrasel berfungsi memberikan zat-zat
yang diperlukan oleh sel, baik cairan dalam sel maupun cair- an luar sel harus
selalu dalam kondisi yang konstan, artinya masing- masing mempunyai zat-zat
yang diperlukan dan dalam konsen- trasi yang tepat. Fungsi tubuh yang utama
ialah menjaga kondisi cairan tubuh agar dalam kondisi yang wajar dan konstan
atau disebut homeostatis.
Tubuh sebagian besar terdiri atas cairan tubuh. Pada orang de- ngan berat badan
70 kg terdapat 40 liter air atau 57 persen dari berat badan. Rata-rata sekitar 62
persen air terdapat di dalam sel, sedangkan 38 persen terdapat di luar sel. Dengan
demikian dari 40 liter cairan tubuh itu 25 liter terdapat dalam sel dan 15 liter ter-
dapat di luar sel.
Cairan yang terdapat di luar sel ada yang termasuk dalam sistem sirkulasi dan
ada yang berupa cairan interstisial. Yang termasuk dalam sistem sirkulasi antara
lain adalah cairan darah dan limfe. Yang dimaksud dengan cairan interstisial
adalah cair- an yang terdapat di antara sel-sel, di luar sistem sirkulasi atau di luar
pembuluh-pembuluh kapiler. Kira-kira 97 persen dari darah berupa cairan.
Darah terdapat dalam tubuh kira-kira 5 liter dan terdiri atas 3 liter plasma darah
dan 2 liter cairan dalam sel darah, yaitu sel darah merah dan sel darah putih.
Darah dialirkan ke seluruh bagian tubuh melalui sistem sirkula si. Darah
mengalir ke paru-paru kiri dan kanan guna mengambil oksigen dari udara yang
terdapat pada alveoli dan mengeluarkan karbondioksida. Oksigen diambil dari
vdara, sedangkan karbon- dioksida dikeluarkan ke udara melalui sistem respirasi
atau sistem pernapasan. Sistem respirasi dan sistem sirkulasi darah berkaitan erat,
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat:
1. Menyebutkan susunan cairan dalam sel.
2. Memahami susunan darah dan fungsi bagian-bagian darah.
3. Menjelaskan proses penggumpalan darah.
4. Menerangkan beberapa golongan darah.
5. Memahami fungsi paru-paru.
6. Penjelasan proses pengangkutan oksigen.
7. Menjelaskan proses pengangkutan karbondioksida.
Cairan Tubuh
Cairan Intrasel
Cairan ini mengandung senyawa organik dalam jumlah yang sangat besar,
yang memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia dalam sel. Di samping itu
dalam cairan intrasel terdapat pula elektrolit, antara lain K, Mg, dan fosfat, serta
Na", Cl bikarbonat dan sulfat dalam jumlah kecil. Salah satu senyawa penting
yang terdapat dalam cairan dalam sel ialah glukosa yang mengalami proses
metabolisme menjadi karbondioksida dan air. atau menjadi glikogen yang
disimpan dalam sel untuk digunakan apabila tubuh memerlukan energi.
Sebagian besar cairan dalam sel mengandung sedikit lipid, yaitu lemak
netral. fosfolipid dan kolesterol. Lipid yang terdapat dalam cairan intrasel tidak
larut dan karenanya terdapat dalam keadaan emulsi. Selain itu asam-asam amino
juga terdapat dalam cairan intrasel dalam jumlah yang lebih besar daripada dalam
cairan ekstrasel. Oksigen terdapat dalam konsentrasi yang relatif tinggi dan
digunakan dalam reaksi oksidasi. Karbondioksida ditim- bulkan oleh reaksi
oksidasi tersebut dan segera berdifusi dari dalam sel.
Cairan Ekstrasel
Perbedaan yang mencolok antara cairan intrasel dan ekstrasel ialah pada
konsentrasi elektrolit. Konsentrasi Na', Ca" dan C dalam cairan ekstrasel beberapa
DASAR –DASAR BIOKIMIA 180
kali lebih besar daripada dalam cairan intrasel; sedangkan konsentrasi K, Mg dan
fosfat dalam cairan intrasel jauh lebih besar daripada dalam cairan ekstrasel.
Perbedaan konsentrasi elektrolit, khususnya K pada kedua cairan ini
menyebabkan terjadinya potensial listrik yang berperan dalam sistem syaraf.
Selanjutnya susunan kimia cairan ekstrasel dan intrasel dapat dilihat pada Gambar
8-1,
Darah
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian be- sar sel
darah terdiri atas sel darah merah atau eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih
atau leukosit relatif sangat sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Di samping
eritrosit dan leukosit ma- sih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit
ini mempu nyai fungsi penting pada penggumpalan darah. Darah beredar ke
seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi seperti tampak pada Gambar 8-2 berikut.
Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah dibentuk dalam sumsum Hemoglobin
merupakan zat padat dalam eritrosit yang menyebab kan warna merah.
Dibandingkan dengan sel-sel lain dalam jaringan, eritrosit kurang mengandung
air. Lipid yang terdapat dalam eritrosit ialah kolesterol, lesitin dan sefalin,
sedangkan protein yang ada dalam sel darah merah ialah stromatin, lipo- protein
dalam proses respirasi diedarkan ke seluruh sel dalam jaringan- jaringan dan
digunakan untuk memperoleh energi. Proses ini dapat dihambat oleh adanya gas
CO. Hemoglobin akan mengikat CO karena ikatan hemoglobin dengan CO lebih
kuat daripada ikat- an hemoglobin dengan oksigen. Hemoglobin mengikat
oksigen melalui Fe yang terdapat pada bagian heme
Transferin ialah suatu protein (BM = 90.000) yang terdapat dalam plasma
dan mampu mengikat Fe secara reversibel. Fe yang dilepaskan dari hemoglobin
kira-kira 20 sampai 25 mg setiap hari. Dalam makanan yang normal, terdapat
kira-kira 12 sampai 15 mg Fe setiap hari, sedangkan dari jumlah tersebut hanya
0,6 sampai 1.5 mg yang dapat diabsorbsi oleh usus. Dengan demikian apabila Fe
yang dilepaskan dari hemoglobin tidak digunakan lagi secara efisien, akan terjadi
kekurangan sejumlah besar Fe yang sangat gawat. Untunglah bahwa Fe dapat
digunakan kembali, sehingga diperkirakan kekurangannya hanya 0.5 sampai 1 mg
per hari, dan ke luar dari tubuh bersama urine, feses dan keringat. Kebutuhan
tubuh akan Fe tergantung pada kon- disi seseorang. Pada umumnya kebutuhan Fe
setiap hari kira- kira sebagai berikut: 0,5-1 mg untuk pria atau wanita yang telah
Jumlah sel leukosit dalam sirkulasi darah kira-kira 1/500 jumlah sel darah
merah, namun leukosit ini mempunyai arti penting karena dapat melindungi tubuh
terhadap penyakit. Seperti eritrosit, leukosit juga diproduksi dalam sumsum
tulang. Leukosit berbeda dengan eritrosit, karena tidak mengandung hemoglobin
dan dapat keluar dari sistem sirkulasi dan mencapai bagian-bagian jaringan, sesuai
fungsinya untuk melawan penyakit. Leukosit dalam sistem sirkulasi maupun
dalam jaringan hanya berumur beberapa hari saja. Apabila leukosit bekerja
melawan suatu bakteri pe- nyakit, maka sel leukosit sendiri juga rusak. Beberapa
jenis sel darah putih ialah:
Netrofil. Netrofil adalah sel darah putih yang penting guna melindungi
tubuh dari serangan bakteri. Sel ini mempunyai diameter 12 mikron dan dapat ke
luar dari pembuluh darah kapiler melalui pori-pori dengan cara diapedesis atau
diperas keluar. Netrofil masuk ke dalam jaringan untuk menyerang hampir semua
bakteri yang menyebabkan penyakit. Masuknya metro ke dalam jaringan sel yang
rusak akibat penyakit ialah dengan jalan kemotaksis. Jaringan yang rusak
mengeluar kan suatu zat yang disebut leukotaksin yang menyebar ke segala arah.
Leukotaksin dapat menyebabkan pori-pori pembuluh kapiler membesar sehingga
mempermudah keluarnya netrofil. Bila te- lah bertemu dengan bakteri penyakit,
netrofil dapat menangkap dan melingkupi bakteri tersebut. Setelah itu netrofil
mengeluar- kan enzim pemecah protein yang dapat mencernakan protein pada
bakteri (fagositosis). Setelah mematikan beberapa bakteri biasanya netrofil sendiri
juga rusak.
Monosit. Monosit berfungsi seperti netrofil yaitu membunuh bakteri
penyakit. Dibandingkan dengan netrofil kemampuan kemo- taksis lebih rendah,
tetapi apabila telah bertemu dengan bakteri penyakit, daya bunuhnya lebih besar
daripada netrofil, sebab monosit mengandung enzim-enzim lain yang tidak
terdapat pada netrofil, misalnya lipase yang dapat memecah lapisan lemak pada
bakteri. Netrofil berperan banyak pada peradangan akut, sedang- kan monosit
pada peradangan kronis.
Eosinofil. Eosinofil sangat mirip dengan netrofil, yaitu mem- punyai
kemampuan kemotaksis. fagositosis, tetapi tidak begitu efektif. Adanya parasit
DASAR –DASAR BIOKIMIA 189
dalam tubuh dapat menaikkan jumlah eosinofil dalam darah.
Basofil. Basofil mempunyai sifat seperti nettrofil, tetapi tidak sekuat
netrofil. Diperkirakan bahwa basofil mengeluarkan heparin dalam sistem sirkulasi
sehingga dapat mencegah penggumpalan darah.
Pada jaringan yang terluka darah dapat keluar dari pembuluh darah
kapiler. Beberapa saat kemudian terjadi penggumpalan darah yang menutup luka
sehingga pendarahan berhenti. Apa- bila darah yang dikeluarkan dari tubuh
ditampung pada suatu tempat dan dibiarkan beberapa menit, darah akan
menggumpal dan di atas gumpalan darah terdapat cairan jernih yang dinama- kan
serum.
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen, yaitu protein yang larut
dalam plasma, diubah menjadi fibrin yang berupa jaring- jaring Perubahan
fibrinogen menjadi fibrin disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah
sebagai protrombin. Pembentuka trombin dari protrombin tergantung pada
adanya tromboplas tin dan ion Ca Tahap-tahap proses penggumpalan darah dapat
digambarkan sebagai berikut:
Golongan Darah
Orang yang mengalami pendarahan terlalu banyak harus segera diberi
pertolongan dengan jalan transfusi darah, yaitu memasukkan darah baru ke dalam
tubuh penderita. Darah yang diberikan kepada penderita harus dari golongan yang
sama dengan darah penderita.
Dalam darah seseorang terdapat suatu zat yang dapat meno- lak adanya
protein asing yang terdapat dalam sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut
yang terdapat pada plasma penerima darah dapat menyebabkan rusaknya sel darah
merah yang diberikan apabila golongan darahnya tidak sesuai.
Beberapa jenis darah dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan protein
yang terdapat dalam sel darah merah yang disebut aglutinogen, Ada dua macam
aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan agluti nogen B. Berdasarkan ada atau tidak
adanya kedua jenis aglutino- yang gen ini, darah dibagi menjadi empat golongan.
Darah yang mengandung aglutinogen A termasuk darah golongan A, mengandung
aglutinogen B ialah darah golongan B. Darah mengandung aglutinogen A dan B
dimasukkan dalam golongan AB. Sebaliknya darah yang samasekali tidak
mengandung agluti nogen, disebut darah golongan O.
Plasma darah mengandung suatu protein yang disebut aglutinin. Plasma
darah golongan A mengandung aglutinin B. plasma darah golongan B
mengandung aglutinin a Kedua macam aglutinin a dan B terdapat pada plasma
darah golongan O, sedangkan plasma darah golongan AB tidak mengandung
aglutinin samasekali. Apabila sel darah merah golongan A dicampur dengan
plasma darah golongan B yang mengandung aglutinin a akan terjadi proses
aglutinasi dan hemolisis. Demikian pula halnya, apabila sel darah golongan B
ditempatkan pada plasma darah golongan A. Sel darah golongan O bila
ditempatkan pada plasma darah golongan A, B atau AB, tidak memberikan reaksi
sebab sel darah golongan O tidak mengandung aglutinogen.
Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru, trakea, glotis, faring dan hidung
(Gambar 8-4). Sistem ini memberikan oksigen kepada darah dan mengambil
karbondioksida dari darah. Jadi respirasi mencakup pertukaran antara dua gas
yaitu oksigen dan karbon- dioksida, yang berlangsung antara tubuh dengan
lingkungannya. Dalam proses pernapasan udara dihirup melalui hidung dan
mengisi rongga-rongga dalam paru-paru.
Selisih volume paru-paru maksimal dan minimal ini disebut kapasitas vital
dan untuk orang normal kira-kira 4.500 ml. Seorang atlet pria yang baik dapat
mencapai kapasitas vital 6.500 ml. Pada saat bernapas secara normal udara masuk
sebanyak 500 ml, tetapi ada udara yang sebelum mencapai alveoli, jadi masih ada
pada jalur pernapasan, telah dihembuskan keluar. Volurne udara yang demikian
ini kira-kira 150 ml, sehingga volume udara yang mencapai alveoli ialah 350 ml.
Dengan demikian apabila orang bernapas 12 kali dalam satu menit maka volume
udara yang mencapai alveoli ialah 4.200 ml.
Kelarutan Gas
Udara di atmosfir terdiri atas beberapa macam gas dan uap air. Pada udara
yang baik, udara terdiri atas 78,62% nitrogen, 20,84% oksigen, 0,04%
karbondioksida dan 0,5% uap air. Masing-masing gas mempunyai tekanan parsial
sesuai dengan persentasenya. Keseluruhan jumlah tekanan parsial gas sama
dengan tekanan udara di atmosfir. Tekanan parsial gas N, lebih besar daripada
tekanan parsial gas oksigen sebab persentase N, dalam udara lebih besar daripada
O.. Apabila suatu gas berhubungan dengan zat cair, maka sebagian gas larut
dalam zat cair tersebut. Kelarutan gas dalam zat cair tergantung pada suhu dan
DASAR –DASAR BIOKIMIA 194
tekanan parsial gas tersebut. Demikian pula kelarutan 0, maupun CO, dalam
plasma tergantung pada tekanan parsial O, atau CO2
Harga K tergantung pada jenis gas. Pada 38°C dan 760 mm, 1 ml plasma dapat
melarutkan 0,024 ml O, dan 0,51 ml CO,. Ini berarti harga K untuk O, ialah 0,024
ml dan K untuk CO, ialah 0,51 ml Tekanan parsial O, pada pembuluh darah arteri
ialah 100 mm Hg. Oleh karena itu 100 ml plasma pada pembuluh darah arteri
terse but dapat melarutkan oksigen sebanyak:
Transpor Oksigen
Transpor oksigen dari udara dalam atmosfir sampai masuk ke dalam sel,
berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu (1) dari atmosfir ke alveoli, (2) dari
alveoli masuk ke pembuluh darah, (3) peredaran oksigen dalam darah, (4) dari
darah masuk ke dalam cair- an interstisial dan (5) dari cairan interstisial ke dalam
sel (Gam- bar 8-6).
Tahap I. Oksigen dalam atmosfir masuk ke dalam paru- paru pada waktu
kita menarik napas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir ialah 159 mm Hg.
Dalam alveoli komposisi udara berbeda dengan komposisi udara atmosfir.
Tekanan parsial O, di dalam alveoli ialah 105 mm Hg.
Tahap II. Darah mengalir dari jantung menuju ke paru- paru untuk
mengambil oksigen yang berada di dalam alveoli.
Dalam darah ini terdapat oksigen yang mempunyai tekanan parsial 40 mm Hg.
Karena adanya perbedaan tekanan parsial itu, apabila darah tiba pada pembuluh
Oleh karena 4 mol O2bergabung dengan 1 mol Hb,maka 1 mol O2 (22,4 liter, 32
gram) bergabung dengan 17.000 gram Hb. Atau 1 gram Hb dapat bergabung atau
mengikat 22.400 ml 17.000 = 1.32 ml O 2. Dalam 100 ml darah umumnya terdapat
15 gram Hb, jadi dapat membawa 15 × 1,32 ml = 19,8 ml O 2 sebagai
oksihemoglobin. Telah diketahui bahwa 100 ml plasma darah hanya dapat
melarutkan kira kira 0,31 ml oksigen, jadi hanya 1/70 dari jumlah yang dibawa
dalam bentuk ikatan dengan Hb.
Hb +O2 Hb O2
Hemoglobin dengan tekana O2pada tekanan parsial CO2 yang berbeda. Kurva
berbentuk sigmoida dan mempunyai maksium.
Bila pCO2 lebih besar berarti persentase CO2 lebih besar dan pH lebih
rendah. Pada pH yang lebih rendah ini afinitas hemoglobin terhadap O2 menurun.
Dalam sel terjadi reaksi metabolisme yang menghasilkan CO2, sehingga
mempermudah terlepasnya oksigen dari hemoglobin. Di samping itu Co 2 dapat
diikat oleh hemoglobin dan ikatannya lebih kuat dari pada Hb dengan Oksigen.
Hemoglobin yang tela mengkat CO2 mempunyai afinitas yang lebih kecil terhadap
oksigen. Hal ini menunjang pelepasan oksigen dalam sel.
Tahap V. tekanan parsial oksigen dalam sel kira-kira antara 0-20 mm Hg.
Oksigen dari cairan interstisial berdifusi masuk kedalam sel. Dalam sel oksigen
inin digunakan untuk reaksii metabolisme, yaitu untuk reaksi oksidasi senyawa
yang berasal dari makana (karbohidrat, lemak, protein), menghasilkan H2O,
CO2 dan energi. Gambar 8-8 memperlihatkan bagan transpor oksigen dari arteri
kedalam sel, kemudian penggunaan oksigen oleh sel dan transpor CO 2 keluar dari
sel dan masuk kedalam pembuluh vena (pembuluh darah balik).
Transpor Karbondioksida
pengangkutan CO2 oleh sel darah merah, yaitu pertama bergabung dengan
hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin (20%) dan yang kedua yaitu
bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (75%).
Dalam plasma CO2 larut dan membentuk asam karbonat yang terurai
menjadi ion HCO3- dan ion H+. Reaksi pembentukan asam karbonat dalam
plasma berlangsung relatif lambat, maka hanya sedikit yang dapat diangkut
dengan cara ini.
Hemoglobin karbaminohemoglobin
yang berjalan lambat. Di samping itu CO2 juga masuk ke dalam sel.
Pada pembuluh darah vena yang berada pada dinding alveoli terjadi proses
pelepasan CO, dan proses penerimaan 0, sebagai berikut:
Dalam plasma terjadi reaksi penguraian H2CO3 menjadi H2O dan CO2 yang
berjalan lambat. Oksigen yang masuk ke dalam darah dari alveoli mengadakan
reaksi dengan hemoglobin mem bentuk oksi hemoglobin dan ion H+ (reaksi 4).
Selanjutnya ion H+ yang terjadi bereaksi dengan ion HCO3- yang diangkut dan
membentuk H2CO3 yang dengan cepat terurai menjadi H20 dan CO2 (reaksi 6).
Selain itu O2 yang diterima juga bereaksi de- ngan Hb CO 2- yang diangkut dan
menghasilkan Hb O2- dan CO2
Pencernaan Makanan
Pendahuluan
Tujuan
Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan
dikunyah. Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran
yang lebih kecil. Makin lama mengunyah makin baik, sebab proses penghancuran
lebih efektif. Apabila makanan menjadi makin kecil ukurannya, maka luas
permukaan akan bertambah.
Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Tiap hari sekitar
1-1,5 liter saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva. Saliva terdiri atas 99,24% air
dan 0,58% terdiri atas ion-ion Ca++, Mg++, Na+, K+, PO43-, Cl-, HCO3-, SO42-, dan
zat-zat organik seperti musin dan enzim amilase atau ptialin. Musin suatu
glikoprotein dikeluarkan oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular,
sedangkan ptialin dikeluarkan oleh kelenjar parotid. Saliva mempunyai pH antara
5,75 sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva adalah sedikit dibawah 7.
Enzim ptialin dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi
untuk memecah molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis.
Proses ini berjalan lebih baik apabila makanan dikunyah lebih halus. Enzim
ptialin bekerja secara optimal pada pH 6,6. Di samping itu karena musin adalah
suatu zat yang kental dan licin, maka saliva mempunyai fungsi untuk membasahi
makanan dan sebagai pelumas yang memudahkan atau memperlancar proses
menelan makanan. Enzim ptialin mulai tidak aktif pada pH 4,0, karena setelah
makanan ditelan dan masuk ke dalam lambung. proses hidrolisis oleh enzim
ptialin tidak berjalan lebih lama lagi. Dalam lambung enzim ini hanya dapat
DASAR –DASAR BIOKIMIA 207
bertahan selama 15-30 menit, karena cairan dalam lambung bersifat sangat asam,
yaitu mempunyai pH antara 1,6-2,6. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran
saliva dari kelenjar saliva ialah pikiran tentang makanan yang disenangi, adanya
bau makanan yang sedap atau melihat makanan yang diharapkan sehingga
menimbulkan selera. Rangsangan demikian ini disebut rangsangan refleks.
Rangsangan keluarnya saliva karena adanya makanan dalam mulut disebut
rangsangan mekanik, sedangkan rasa makanan yang lezat atau manis dapat
menimbulkan rangsangan yang disebut rangsangan kimiawi.
Asam HCI
Asam ini dihasilkan oleh sel-sel parietal. Proses pembentukan asam HCl
oleh sel parietal diawali oleh reaksi pembentukan asam karbonat dari CO 2 dan
H2O dengan enzim karbonat anhidrase. H2CO3 yang terbentuk dalam sel parietal
melepaskan ion H+ keluar, sedangkan ion HCO3- mengalami perpindahan
DASAR –DASAR BIOKIMIA 208
menggantikan ion Cl- dalam plasma. Ion Cl- dikeluarkan dari da- lam sel parietal
dan dengan adanya ion H+ maka terbentuk asam HCI dalam lambung (Gambar 9-
3). Adanya asam HCI ini menyebabkan cairan dalam lambung bersifat asam
dengan
pH antara 1,0 dan 2,0. Dengan demikian asam HCI berguna untuk membuat pH
yang baik untuk proses pemecahan molekul protein oleh enzim pepsin dengan
cara hidrolisis. Selain dari itu asam HCI juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
Pepsin
Pepsin adalah suatu enzim yang berguna untuk memecah molekul protein
menjadi molekul yang lebih kecil yaitu pepton dan proteosa. Enzim ini dihasilkan
oleh sel-sel utama lambung dalam bentuk pepsinogen, yaitu calon enzim yang
HCI
Pepsinogen pepsin
Pepsin dapat juga menggumpalkan susu. Kasein yang terdapat dalam susu diubah
menjadi parakasein oleh ion Ca, baru kemudian terjadi pemecahan.
Lipase
Renin
Enzim ini berasal dari prorenin, yaitu suatu zimogen yang dengan suasana
asam berubah menjadi renin. Renin sangat penting dalam pencernaan makanan
pada bayi, karena dapat mengubah kasein yang terdapat dalam susu menjadi
parakasein dengan bantuan ion Ca". Dengan proses pengubahan ini maka protein
susu yang sudah ada dalam lambung bayi tidak keluar terlalu cepat dan parakasein
dapat dihidrolisis lebih lanjut dan digunakan sebagai makanan bagi bayi. Dalam
lambung orang dewasa tidak terdapat renin.
Mukus atau lendir ini adalah suatu glikoprotein (musin) yang dihasilkan oleh sel-
sel pada dinding lambung. Mukus ini berfungsi melindungi sel-sel dinding
lambung dari asam HCI maupun dari enzim pemecah protein. Namun apabila
produksi asam HCI terlalu banyak (asidosis) atau lambung dalam keadaan
kosong, maka sel-sel dinding lambung akan terkena pengaruh asam HCI dan
menyebabkan rasa nyeri pada lambung.
Cairan Pankreas
Kimotripsin. Kimotripsin juga suatu enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam
proses hidrolisis protein. Enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk
kimotripsinogen. Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh adanya
tripsin.
tripsin
Kimotripsinogen kimotripsin
Kimotripsin mempunyai daya mengendapkan protein susu lebih besar
daripada tripsin. Baik tripsin maupun kimotripsin mampu menghidrolisis protein,
pepton dan proteosa menjadi polipeptida dan mempunyai pH optimum 8,0 sampai
9,0.
Peptidase. Hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan
kimotripsin adalah polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut
oleh enzim-enzim peptidase. Enzim- enzim peptidase yang berperan dalam proses
ini ialah :
1. Karboksi peptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptida pada ujung
molekul yang mempunyai gugus karboksilat.
2. Amino peptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptida pada ujung
molekul yang mempunyai gugus amina.
Lipase
Lipase ini bekerja lebih baik apabila lemak (substrat) mengandung asam
lemak yang panjang atau yang mempunyai bobot molekul besar, dan mempunyai
banyak Nukleodepolimerase. Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat
menjadi mononukleotida. Ada dua macam nukleodepolimerase, yaitu
ribonuklease dan deoksiribonuklease yang masing-masing berfungsi untuk
memecah RNA dan DNA. Enzim ini bekerja optimal pada pH = 7.
Cairan Empedu
Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kan- tung empedu
apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini terdapat melekat pada hati. Pada
waktu ada proses pencernaan makanan, kantung empedu berkontraksi, dan
mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu
dengan saluran cairan pankreas pada bagian akhir. (lihat Gambar 9-5). Cairan
empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan mempunyai
rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 ml sampai 700
ml dan mempunyai pH antara 6.9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kantung
empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, sebagai
akibat adanya makanan yang masuk ke dalam usus, terutama protein dan lemak.
Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO, Cl. Na dan K serta
zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol.
Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat.
Beberapa fungsi asam empedu antara lain ialah:
Cairan Usus
Cairan usus ini dihasilkan oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn dengan pengaruh
dari enterokinin. Cairan usus mengandung enzim-enzim yang penting dalam
proses pencernaan makanan sebagai berikut:
Setelah mengalami proses pencernaan pada ketiga organ tubuh yaitu mulut,
lambung dan. usus, maka diperoleh beberapa hasil akhir pencernaan makanan.
Hasil akhir untuk karbohidrat untukialah monosakarida, untuk protein asam-asam
amino, sedangkan lemak ialah asam-asam lemak, gliserol, monogliserida dan
digliserida. Jadi pada hakikatnya pencernaan makanan ialah proses pengubahan
molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil dan dapat diabsorbsi melalui
dinding usus.
Latihan
Metabolisme Karbohidrat
Pendahuluan
Tujuan
Proses Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang
tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau
aerob. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa
menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses
glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, dan akan dibahas satu demi satu.
Heksokinase
Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion
Mge• sebagai kofaktor. Enzim ini ditemukan oleh Meyerhof pada tahun 1927 dan
telah dapat dikristalkan dari ragi, mempunyai berat molekul I I I Heksokinase
yang berasal dari ragi dapat merupakan katalis pada reaksi pernindahan gugus
fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa. manosa
dan glukosmnina. Dalam otak, Otot dan hati terdapat enzim heksokinase yang
multi substrat ini. Di samping itu ada pula enzim-enzim yang khas tetapi juga
kepada frukrosa. manosa dan glukosarnina. Dalam kinase. Hati juga memproduksi
fruktokinase yang menghwsilkan fruktosaIfosfat.
Enzim heksokinase dari hati dapat dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi
apabila terbentuk dalam jumlah banyak, maka senyawa ir,i akan menjadi inhibitor
bagi enzim heksokinase tadi. Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila
konsentrasi glukosa-6—fosfat menurun pada tingkat tertentu.
Fosfoheksoisonterase
Reaksi berikutnya ialah isomerisasi. yaitu pengubahan glumenjadi fruktosa—
6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoiso-
Fosfofruktokinase
Enzirn ini terdapat dalam jaringan tenentu dan dapat bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fmktosa-1,6-
difosfat, sedoheptulosa-1,7-difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritrulosa-1-fosfat.
Hasilreaksi penguraian tiap senyawa yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
Triosafosfat Isomerase
Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi glise- raldehida-3-fosfat
menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD,
sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah
aldehida menjadi asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah
dapat diperoleh dalam bentuk kristal dari ragi dan mempunyai berat mo- lekul
145.000.
Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.
Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan ion Mg
diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi
tinggi, maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang
dihasilkan oleh proses gli- kolisis dalam bentuk ATP.
Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi peng- ubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.
Enolase
Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam
piruvat. Piruvat kinase telah dapat di peroleh dari ragi dalam bentyk kristal.
Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. Dalam reaksi
tersebut di atas, diperlukan ion Mg++ dan K+ sebagai aktivator.
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap
akhir glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat.
Dalam reaksi ini digunakan NADH sebagai koenzim.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi dua mol asam laktat.
Fase pertama dalam proses glikolisis me- libatkan dua mol ATP yang diubah
DASAR –DASAR BIOKIMIA 226
menjadi ADP. Jadi fase pertama ini menggunakan energi yang tersimpan dalam
molekul ATP. Fase kedua mengubah dua mol triosa yang terbentuk pada fase
pertama menjadi dua mol asam laktat, dan dapat menghasilkan 4 mol ATP. Jadi
fase kedua ini menghasilkan energi. Apabila ditinjau secara keseluruhan proses
glikolisis ini menggunakan 2 mol ATP dan menghasilkan 4 mol ATP sehingga
masih ada sisa 2 mol ATP yang ekuivalen dengan energi sebesar 14.000 kalori.
Energi tersebut tersimpan dan dapat digunakan oleh otot dalam energi mekanik.
Oleh karena energi yang di- bebaskan untuk reaksi glukosa menjadi asam laktat
adalah 56.000 kalori, maka dapat dihitung bahwa efisiensi proses glikolisis ialah
14.000/56.000 x 100% = 25%. Suatu tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Berikut
ini diberikan skema umum secara garis besar untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang produksi ATP pada proses glikolisis
Akhirnya UDP glukosa bereaksi dengan pirofosfat dan memben- tuk UTP dan
glukosa-1-fosfat. Reaksi ini berlangsung dengan adanya enzim UDP
glukosapirofosforilase sebagai katalis. Pada hati bayi atau anak-anak, terdapat
enzim fosfogalaktosa uridil- transferase. Enzim ini dapat mengubah galaktosa-1-
fosfat menjadi glukosa-1-fosfat.
Konsentrasi glukosa dalam darah manusia normal ialah antara 80 dan 100
mg/100 ml. Setelah makan makanan sumber karbo- hidrat, konsentrasi glukosa
darah dapat naik hingga 120-130 mg/100 ml, kemudian turun menjadi normal
Pembentukan glikogen dari glukosa, baik dalam hati maupunalam otot, dapat
berlangsung karena adanya uridin difosfat glukosa.
Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat di pecah menjadi molekul
glukosa-1-Fosfat melalui suatu proses yang di sebut fosforolis, yaitu reaksi
dengan asam fosfat. Enzim fosforilase ialah enzim yang menjadi katalis pada
reaksi glikogenolisis.
Glukoneogenesis
Asam laknat yang terjadi pada proses glikosis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Di sini asam laknat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi
dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada
dasar-nya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa
bukan karbohidrat, misalnya asam laknat dan beberapa hati. Walaupun proses
glukonegenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari peroses
glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses
glikoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu:
Secara garis besar proses pembentukan glukosa dapat dilihat pada Gambar 10-
5. Dan skema tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesis dengan
siklus asam sitrat, yaitu suatu siklus reaksi kimia yang mengubah asam piruvat
menjadi CO 2 + H 2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP,
dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot berkontraksi karena digunakan untuk
bekerja, maka asam piruvat dan asam laknat digunakan dalam siklus asam sitrat.
Pada waktu otot digunakan, jumlah azam piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah
asam piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian
sejumlah asam piruvat diubah menjadi asam laknat dengan proses reduksi. Reaksi
ini akan menghasilkan NAD+¿ ¿ dari NADH.
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada
mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan merubah
asam piruvat menjadi CO 2 +¿
H2O¿ dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses
oksidasi dengan menggunakan oksigan atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut
juga siklus Krebs, menggunakan nama Hans Krebs seorang ahli biokimia yang
banyak jasa atau sumbangannya dalam penelitian tentang metabolisme
karbohidrat. Reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan siklus asam sitrat
serta reaksi dalam siklus itu sendiri akan dibahas satu per satu.
samping itu asam lemak juga dapat menghasikan asetil KoA pada proses oksidasi.
Reaksi pembentukan asetil KoA menggunakan kompleks piruvatdehidrogenase
sebagai katalis
yang terdiri atas beberapa jenis enzim. Koenzim yang ikut dalam reaksi ini ialah
tiaminpirofosfat (TPP), NAD", asam lipoat dan ion Mg" sebagai aktivator. Reaksi
ini bersifat tidak reversibel dan asetilKoA yang terjadi merupakan penghubung
antara proses glikolisis dengan siklus asam sitrat.
Asam sitrat dibentuk oleh asetilKoA dengan asam oksaloasetat dengan cara
kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase. Asam sitrat
yang terbentuk merupakan salah satu senyawa dalam siklus asam sitrat.
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat.
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah akonitase. Dalam keadaan keseimbangan
terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat dan 6% asam isositrat. Walaupun
dalam keseimbangan ini asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam isositrat
akansegera diubah menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan akan
bergeser ke kanan.
Pembentukan SuksinilKoA
Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetilKoA dari asam piruvat.
Koenzim TPP dan NAD diperlukan juga dalam reaksi pembentukan suksinilKoA.
Reaksi berlangsung antara asam ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkan
suksinilKoA dan melepaskan CO. NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang
menonjol ialah bahwa reaksi ini tidak reversibel, sehingga dengan demikian siklus
Asam suksinat terbentuk dari suksinilKoA dengan cara me- lepaskan koenzim A
serta pembentukan guanosintrifosfat (GTP) dari guanosindifosfat (GDP).
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses
oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai
koenzim.
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim
fumarase bekerja sebagai katalis dalam reaksi ini.
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat ialah dehidrogenasi asam malat untuk
membentuk asam oksaloasetat.
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah malat dehidrogenase. Oksaloasetat yang
terjadi kemudian bereaksi dengan asetil koenzim A dan asam sitrat yang terbentuk
bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di
atas berlangsung terus-menerus dan berulang kali.
misalnya:
Dalam reaksi tersebut NAD direduksi menjadi NADH. Molekul NADH dapat
dioksidasi kembali menjadi NAD dan menghasilkan sejumlah besar energi.
Enzim-enzim yang bekerja dalam reaksi ini membentuk suatu rantai pemindahan
elektron, yang terdiri atas zat-zat yang dapat memindahkan elektron, dari yang
satu kepada yang lain dengan cara oksidasi dan reduksi secara bergantian. Dalam
sel prokariotik oksidasi berlangsung pada membran sel, karena enzim yang
bekerja sebagai katalis terdapat pada membran tersebut. Dalam sel ekariotik,
enzim tersebut terdapat pada membran mitokondria bagian dalam. Proses ini
disebut fosforilasi oksidatif, dan me- rupakan serangkaian reaksi kimia dalam sel
yang berlangsung dengan cara pemindahan elektron.
kal/mol.
Energi ini diperoleh dari proses oksidasi NADH, sehingga reaksi oksidasi tersebut
dapat digabungkan dengan reaksi pembentuk- an ATP. Energi yang dihasilkan
Perbandingan antara gugus fosfat yang diikat dengan atom oksigen yang
digunakan dalam reaksi ini ialah 3:1. Dikatakan bahwa reaksi tersebut mempunyai
rasio P:O = 3,0. Reaksi pem- bentukan asam fumarat dari asam suksinat
menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim. Molekul
FAD direduksi menjadi FADH, Selanjutnya FADH, dioksidasi menjadi FAD
kembali.
Reaksi oksidasi ini juga menghasilkan sejumlah energi yang dapat digunakan
untuk membentuk ATP. Energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH, dapat
menghasilkan 2 mol ATP. Jadi reaksi tersebut dikatakan mempunyai rasio P:O =
2,0.
Dari Tabel 10-1 dapat dilihat bahwa dalam proses glikolisis terdapat reaksi yang
menghasilkan NADH yaitu reaksi pem- bentukan asam 1-3-di fosfogliserat dari 3-
fosfogliseraldehida. Di samping itu reaksi reduksi asam piruvat menjadi asam
laktat, menggunakan NADH. Jadi apabila 1 mol glukosa diubah menjadi 2 mol
asam piruvat dan asam ini tidak diubah menjadi asam laktat, maka terdapat 2 mol
NADH dalam sitoplasma. Dari 2 mol NADH ini apabila dapat dioksidasikan
melalui transfer elektron akan menghasilkan 6 mol ATP. Namun membran bagian
dalam dari mitokondria pada sel ekariotik tidak permeabel bagi NADH. Oleh
karena itu NADH dari proses glikolisis ini dioksidasi dulu menjadi NAD oleh
dihidroksi aseton fosfat. Dalam hal ini dihidroksi aseton fosfat diubah menjadi
gliserol-3-fosfat yang dapat masuk melalui membran bagian dalam dari mitokon-
dria. Selanjutnya di dalam mitokondria ini gliserol-3-fosfat di- ubah menjadi
dihidroksiasetonfosfat kembali. Reaksi oksidasi ini diikuti oleh FAD yang
direduksi menjadi FADH
Jadi dari 2 mol NADH tadi diperoleh 2 mol FADH, dan dari 2 mol FADH, ini
dapat dihasilkan 4 mol ATP. Dihidroksiaseton- fosfat dapat keluar dari
mitokondria dan digunakan untuk proses yang sama. Dengan demikian proses
oksidasi 1 mol glukosa secara keseluruhan menghasilkan 36 mol ATP.
Proses pembentukan ATP melalui transfer elektron dapat digam- barkan secara
garis besar sebagai berikut:
Otot yang bergerak karena digunakan untuk bekerja memerlu- kan sejumlah
energi. Dalam keadaan anaerob, asam laktat banyak terjadi sehingga
menimbulkan rasa lelah dan dalam hal ini glikogen dalam otot berkurang. Dengan
jalan beristirahat rasa lelah hilang, karena adanya oksigen yang cukup maka
proses kimia dalam siklus asam sitrat akan berjalan denganbaik dan hal ini
mengakibatkan berkurangnya asam laktat dalam otot karena diubah kembali
menjadi asam piruvat dan sejumlah glikogen disintesis kembali. Dalam otot
terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu kreatinfosfat. Konsentrasi ATP
dalam otot hanya sedikit, sedangkan konsentrasi kreatinfosfat jauh lebih besar.
Oleh karena itu kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi oleh adanya
kreatinfosfat.
ikatan rangkap. Demikian pula enzim ini bekerja lebih baik terhadap trigliserida
daripada digliserida atau monogliserida. Jadi suatu trigliserida yang mengandung
Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam empedu
yang terdapat dalam cairan empedu dan berfungsi sebagai emulgator. Dengan
adanya garam asam empedu sebagai emulgator, maka lemak dalam usus dapat
dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai emulsi, sehingga luas
permukaan lemak bertambah besar. Hal ini menyebabkan proses hidrolisis
berjalan lebih cepat. Pemecahan lemak dalam usus ini tidak ber- langsung secara
sempurna, artinya tidak semua trigliserida terhidrolisis sempurna menjadi gliserol
dan asam lemak, tetapi masih terdapat digliserida dan monogliserida sebagai hasil
reaksi di samping gliserol dan asam lemak.
Amilase. Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase
dalam saliva, yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum,
dekstrin dan glikogen menjadi maltosa. Enzim yang mempunyai pH optimum 6,9
dapat bekerja pada pH 6,5 sampai 7,2 dan sebagai aktivator diperlukan ion Cl -.
Hidrolisis amilum, dekstrin atau glikogen dalam usus ini dapat berjalan dengan
cepat sebab maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim
maltase yang terdapat dalam cairan usus.
LATIHAN
1. Jelaskan peranan enzm-enzim di bawah ini dalam proses glikolisis!
a. Triosafosfat isomerase
b. Enolase
c. Privuat kinase
d. Laktatr dehidroginase
2. Jelaskan peranan ATP dalam proses glikolisis
3. Jelaskan peranan enzm-enzim berikut ini dalam siklus asam sitrat
a. Priruvat dehidrogenase
b. Tiokinase
c. Suksinat dehidrogenase
d. Sitrat sintesa
4. Jelaskan mengapa pada reaksi 3-fofogliseraldehidamenjadi 1,3-difosfogliserat
hanya dihasilkan 4 ATP tiap mol glukoasa
Pendahuluan
Lipid yang terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak, oleh karena
itu metabolisme yang akan dibahas teruta- ma adalah metabolisme lemak. Pada
umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam
tubuh mem- punyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari
tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik fungsinya mempertahankan
panas dalam tubuh. Pada proses oksidasi 1 gram lemak dihasilkan energi sebesar
9 kkal, sedangkan 1 gram karbo- hidrat maupun protein hanya menghasilkan 4
kkal. Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan
lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam
usus, lemak diubah dalam bentuk emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan
enzim steapsin dalam cairan pankreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak ialah
asam lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida.
Pengeluaran cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan pankreozimin.
Sekretin meningkatkan jumlah elek- trolit dan cairan pankreas, sedangkan
pankreozimin merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.
Lemak yang ke luar dari lambung masuk ke dalam usus merangsang pengeluaran
hormon kolesistokinin yang pada gilirannya menyebabkan kantung empedu
berkontraksi hingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum. Lipid lain
yang dapat terhidrolisis oleh cairan pankreas antara lain adalah lesitin oleh
fosfolipase. fosfatase dan esterase; ester kolesterol oleh kolesterol esterase
dihidrolisis menjadi kolesterol dan asam lemak.
Absorbsi hasil pencemaan lemak yang sebagian besar (70%) adalah asam
lemak dan sebagian lagi (20%) monogliserida terjadi pada usus kecil. Pada waktu
asam lemak dan monogliserida di- absorbsi melalui sel-sel mukosa pada dinding
usus, mereka diubah kembali (resintesis) menjadi lemak atau trigliserida. Lemak
yang terjadi ini berbentuk partikel-partikel kecil yang disebut kilomikron dan
dibawa ke dalam darah melalui cairan limfe.
Tujuan
Transpor Lemak
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah orang makan makan- an yang
mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali normal.
Dari Gambar 11-2 dapat dilihat bahwa tahap-tahap reaksi yang terjadi, yaitu
pembentukan heksanoilKoA (reaksi 1); pem- bentukan senyawa tidak jenuh
dengan cara oksidasi (reaksi 2); hidrasi (reaksi 3); oksidasi (reaksi 4) dan
pemecahan menjadi asetilKoA dan butirilKoA (reaksi 5). Reaksi 2 sampai dengan
reaksi 5 terulang lagi untuk butirilKoA, yang menghasilkan 2 molekul asetilKoA.
Tahap-tahap reaksi tersebut akan dibahas satu per satu secara umum.
3. Dalam reaksi ketiga ini enzim enoilKoAhidratase meru- pakan katalis yang
menghasilkan L-hidroksiasil koenzim A. Reak- si ini ialah reaksi hidrasi
terhadap ikatan rangkap antara C-2 dan C-3.
Energi yang dihasilkan dari oksidasi asam heksanoat hingga terbentuk CO,
dan H,O melalui siklus asam sitrat dapat dihitung sebagai berikut :
Pada oksidasi glukosa dihasilkan 36 ikatan berenergi tinggi, jadi asam lemak
dengan jumlah atom C yang sama dengan glukosa, menghasilkan energi lebih
banyak.
Asam lemak yang mempunyai jumlah atom C genap (2n) akan teroksidasi
menjadi n molekul asetil koenzim A. Untuk asam lemak yang mempunyai jumlah
atom C ganjil, maka hasil oksidasinya ialah beberapa molekul asetil koenzim A
dan satu molekul propionil koenzim A. Propionil koenzim A dapat diubah
menjadi suksinil koenzim A melalui beberapa reaksi sebagai berikut.
L-metilmalonil koenzim A ini pada reaksi berikutnya diubah men jadi suksinil
koenzim A, dengan enzim metilmalonilKoAmu- tase sebagai katalis dan
deoksiadenosilkobalamin sebagai koenzim (koenzim B).
Seperti pada asam lemak jenuh, tahap pertama oksidasi asam lemak tidak
jenuh adalah pembentukan asilkoenzim A. Se- Janjutnya molekul asil koenzim A
dari asam lemak tidak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses ẞ
oksidasi seperti molekul asam lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa -sis-sis-asil
KoA atau trans-sis-asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada
molekul tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari proses
oksidasi ini, akan dibe- rikan contoh oksidasi asam linoleat. Tahapan reaksi dalam
oksidasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 11-3.
Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut
dalam siklus asam sitrat apabila pengu- raian lemak dan karbohidrat seimbang.
Dalam siklus asam sitrat, asetil koenzim A bereaksi dengan asam oksaloasetat
menghasilkan asam sitrat. Jadi ikut sertanya asetil koenzim A dalam siklus asam
sitrat tergantung pada tersedianya asam oksaloasetat dan hal ini tergantung pula
pada konsentrasi karbohidrat. Dalam keadaan berpuasa atau kekurangan makan,
konsentrasi karbohidrat (Glukosa) berkurang sehingga sebagiandari asam
oksaloasetat diubah menjadi glukosa. Karenannya asetil koenzim A dari lemak
tidak masuk dalam siklus asam sitrat,tetapi diubah menjadi asam
oksaloasetat,asam hidroksibutirat dan aseton.ketiga senyawa tersebut dinamakan
aenyawa keton.senyawa keton terjadi dari asetil koenzim Aapabila penguraian
lemak terdapat dalam keadaan berlebihan.metabolisme glukosa diatur oleh
hormone insulin yang dikeluarkan oleh pancreas.apabila seseorang ke kurangan
insulin,maka kadar glukosa akan meningkat,tetapi tidak dapat digunakan oleh sel
karena tidak dapat diubah menjadi glukosa-6-fosfat.hal tersebut dialami oleh
penderita diabetes.oleh karena sel tidak dapat menggunakan glukosa,maka energi
yang diperlukan diperoleh dari penguraian lemak dan metabolism protein.sebagai
akibatnya pembentukan asetil koenzim A bertambah banyak dan hal ini
menyebabkan terbentuknya senyawa keton secara berlebih.
Sintetis asal lemak bukan berarti kebailakn dari jalur penguraian asam
lemak,artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlanngsung melalui
jalur metabolic lain,walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan
melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondaria.Pada
hakikatnya sintetis asam lemak berasal dari asetil KoA.enzim yang bekerja
sebagaikatalis adalah kompleks enzim - enzim yang terdapat pada sitoplasma.
Sedangkan enzimpemecah asam lemak terdapat pada mitokandaria. Reaksi awal
adalah karboksilasi asetil koenzimA menjadi malonil koenzim A.reaksi ini
melibatkan HCO3-dan energi dari ATO.dalam sintetismalonil koenzim A
ini,malonil loenzim A karboksilae yang mempunyai gugus prostetik biotinbekerja
sebagai katalis,reaksi pembentukan malonil koenzim A sebenarnya terdiri atas
dua reaksisebagai berikut:
Telah diteliti bahwa zat- zat antara dalam sintetis asam lemak diikat oleh suatu
protein pengangkut asil (acyl carrier protein ) atau ACP.ikatan ini terjadi pada
ujung molekul yang mengandung gugus - SH,yaitu gugus fosfopantoteinat.gugus
ini terdapat pula pada molekul koenzim A.
Sistem enzim yang bekerja sebagai katalis dalam sintetis asam lemak jenuh
dari asetil koenzim A,malonil koenzim Adan NADPH disebut asam lemak
sintetase dan merupakan suatu kompleks multienzim.tahap berikutnya dalam
sintesis asam lemak adalah tahap memperpanjang rangkaian atom c,yang dimulai
dengan pembentukan asetil ACP dan malonil ACP,dengan katalis
asetiltransasilase dan maloniltransasilase.
Dari contoh di atas tampak bahwa asam palmitat terbentuk dari 8 molekul asetil
KoA,14 NADPH dan 7 ATP.asam palmitat dibuat dalam sitoplasma ,sedangkan
asetil KoA dibentuk dari asam piruvat dalam mitokondria.oleh karenanya asetil
KoA harus diangkut dari mitokondria ke dalam sitoplasma.membranMitokondria
ternyata tidak permeabel terhadap asetil KoA,jadi harus di ubah dahulu menjadi
asam sintrat yang dapat menebus membrane mitokondria.setelah sampai dalam
sitoplasma asetil KoA dilepaskam lagi dengan bantuan sitrat liase sebagai katalis.
Asam piruvat yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat masuk ke dalam
mitokondria dan diubah menjadi asam oksaloasetat oleh piruvat karboksilae.
vat+ADP+P1+2H+Asam oksaloasetat+ADP+P1+2H+
Tiga molekul ribulose -5-fosfat dapat diubah menjadi dua molekul heksosa dan
satu molekultriosa yang dapat masuk kedalam proses glikolisis.
Beberapa ciri penting yang dapat kita amati pada sintetis asam lemak ialah:
1. Sintetis asam lemqak terjadi pada sitoplasma,sedangkan oksidasi terjadi
pada mitokondria.
Biosintetis Trigliserida
Jalur metabolic biosintetis suatu trigliserida dapat terlihat pada gambar 11-
9.tahap pertamasintetis trigliserida ialah pembentukan gliserofosfat,baik dari
gliserol (reaksi 1) maupun daridihidroksi asetan fosfat (reaksi 2).reaksi 1
berlangsung dalam hati dan ginjal dan reaksi 2berlangsung dalam mukosa usus
serta dalam jaringan adiposa.selanjutnya gliserofosfat yangtelah terbentuk
bereaksi dengan 2 mol asil koenzim A membentuk suatu asam fosfatidat (reaksi
3).tahap berikutnya ialah reaksi hidrolisis asam fosfatidat ini dengan fosfatase
sebagai katalis danmenghasilkan suatu 1,2-digliserida (reaksi 4).asilasi terhadap
1,2-digliserida ini merupakanreaksi pada tahap akhir karena molekul asil koenzim
A akan terikat pada atom C nomor3,sehingga terbentuk trigliserida (reaksi 5).
Biosintetis Fosfolipid
Biosintesis Kolesterol
Pada dasamya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A mela lui beberapa
tahapan reaksi.Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah
menjadi isopentenil pirofosfatdan dimetalil pirofosfat melalui beberapa reaksi
yang melibatkan beberapa jenis enzim.Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan
dimetalil pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol.Pembentukan kolesterol ini
juga berlangsung melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa
antara. yaitu geranil pirofosfat. skualen dan lanosterol.
12
Pendahuluan
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan
usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah ke hati.
Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam
jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam
amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digu nakan untuk
biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang
dapat masukke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati
merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme.
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk
digunakan. Proses anabolik maupun ka- tabolik juga terjadi dalam jaringan di luar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu
absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Tujuan
Yaitu:
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan
digunakanuntuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti
Histidine
Arginin
Isoleusin Fenilalanin
Leusin
Treonin
Lisin
Triptofan
Metionin
Valin
Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatif lebih
besar daripada orang dewasa. Makanan yang mengan- dung protein hewani,
misalnya daging, susu, keju, telur, ikan dan lain-lain, merupakan sumber asam
amino esensial. Proteih nabati seringkali kekurangan lisin, metionin dan triptofan.
Kebu- tuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilo- gram berat
badan per hari.
Reaksi transaminasi bersifat reversibel. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino
yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh amino diterima oleh asam
keto.Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai ke- khasan terhadap
asam piruvatalanin sebagai satu pasang substrat, tetapi tidak terhadap asam-asam
amino yang lain. Dengan demikian alanin transaminase dapat mengubah berbagai
jenis asam amino menjadi alanin,selama tersedia asam piruvat. Glutamat
transaminase merupakan enzim yang mempunyaikekhasan ter- hadap glutamat-
ketoglutarat sebagai satu pasang substrat, karena itu enzim inidapat mengubah
asam-asam amino menjadi asam glutamat. Apabila alanin transaminase
terdapatdalam jumlah banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi
transaminasi akan diubah menjadiasam glutamat.
Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.
Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami
proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai
katalis,
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH.
Selain NAD glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP sebagai
akseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses
transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam
metabolisme asam amino.
Dua jenis dehidrogenase lain yang penting ialah L-asam amino oksidase dan D-
asam amino oksidase.
Gambar 12-2. Kaitan antara asam-asam amino dengan siklus asam sitrat.
Di muka telah dibahas beberapa Jalur metabolik asam amino secara umum
yang meliputi reaksi-reaksi transminasi dan deaminasi oksidatif. Berikut ini akan
dibahas jalur metabolic masing-masing asam amino, yaitu: glisin., alanine, valin,
leusin dan isoleusin,treonin,fenilalanin dan tirosin, triptofan, sistin dan sistein,
metionin, asam aspartate, asam slutamat, asparagine, glutamin, arganin, glutamin,
arginine, histidin, prolin dan hidroksiprolin.
Glisin
Glisin dapat mengalami reaksi deaminasi oksidatif oleh glisin oksidase, yaitu
enzim yang terdapat dalam jaringan hati dan ginjal. Dalam reaksi ini glisin akan
diubah menjadi asam glioksilat dan ammonia. Asam glioksilat yang terbentuk
Asam glioksilat dapat juga diubah menjadi asam malat yang menjalani
metabolisme melalui siklus asam sitrat.Di samping itu glisin dapat diubah pula
Glisin dapat berfungsi dalam proses penawar racun, misalnya apabila asam
benzoate atau derivatnya termasuk dalam makanan maka glisin akan bergabung
dengan zat-zat tersebut sehingga terbentuk asam hipurat yang tidak bersifat racun.
Dalam tubuh glisin dapat dibentuk dari serin dalam jumlah yang cukup,
karena itu glisin adalah asam amino nonesensial.Serin dibentuk dari asam 3-
fosfogliserat yang merupaka salah satu hasil antara glikolisis dengan biosintesis
glisin.
Alanin
Alanin dapat diubah menjadi asam piruvat melalui proses transaminase berikut
ini :
Valin
suksinik KoA. Biosintesis valin, suatu asam amino esensial, hanya terjadi dalam
tumbuhan dan organisme mikro.Biosintesis ini diawali dari asam pivurat yang
berturut-turut diubah menjadi asetolaktat, a, B, dihidroksi isovalerat, a.
ketoisovalerat dan kemudian valin.
Leusin
Hal ini merupakan salah satu contoh hubungan antara metabolism protein, lemak
dan karbohidrat.
Leusin adalah salah satu asam amino esensial yang disintesis oleh
organisme mikro atau tumbuhan dari asam piruvat.
Isoleusin
Serin
gunakan treonin aldolase selaku katalis. Biosintesis sering dimulai dari asam
fosfogliserat yang terbentuk pada proses glikolisis dan
Serin merupakan bagian dari fosfatidil serin yaitu salah satu lipid yang terdapat
dalam otak.Serin juga dapat membentuketanolamina yang merupakan bagian dari
fosfotidil etanol-amina.
Treonin
Rekasi pemecahan molekul treonin ini berlangsung oleh enzim aldolase treonin
dan piridokdalfosfat sebagai koenzim.
Tirosin
Fenilalanin
Triptofan adalah suatu asam amino esensial dan satu-satunya asam amino
yang mengandung cicin indol. Metabolism triptofan berlangsung antara lain
Sistein dan sistin adalah asam amino nonesensial yang dibuat dari asam amino
esensial metionin.Metionin terlebih dahuludiubah menjadi homosistein, kemudian
homosistein bereaksi dengan serin membentuk homoserin dan sistein.
Metionin
Telah dikemukakan dimuka baha metionin dapat diubah menjadi sistein, tetapi
tidak dapat diubah kembali menjadi metionin.Homoserin yang terbentuk pada
Telah diuraikan di muka bahwa lisin dapat terbentuk dari asam aspartate melui
beberapa tahap reaksi.Asam aspartate diubah menjadi aspartate B semialdehida
yang kemudian bereaksi dengan asam pivurat dan pada reaksi tahap akhir
membentuk lisin.Biosintesis lisin ini terjadi dalam bakteri.Ragi dapat
memproduksi lisin dari asam a ketoglutarat dengan asetil KoA.
Arginin
Dalam siklus urea, yaitu siklus reaksi-reaksi yang menghasilkan urea dari
CO2 dan NH3+ arginine merupakan salah satu senyawa pada siklus tersebut.
Arginine diubah menjadi enzim arginase menjadi ornitin dan urea.Selanjutnya
sebagian dari ornitin dapat diubah menjadi prolin dan asam glutamate yang
kemudian dapat pula diubah menjadi asam ketoglutarat yang masuk dalam siklus
asam sitrat. Arginine dapat dibuaat dalam tubuhtetapi bagi bayi tidak cukup untuk
keperluan pertumbuhan sel, sedangkab bagi orang dewasa telah cukup untuk
Histidin
Dari uraian tentang metabolism asam amino telah diketahui bahwa NH3
dapat dilepaskan dari asam amino melalui reaksi transaminasi dan deaminasi.Pada
reaksi transaminase gugus –NH2 yang dilepaskan diterima oleh suatu asam keto,
sehingga terbentuk asam amino baru dan asam keto lain, sedangkan pada reaksi
dekaminasi, gugus –NH2 dilepaskan dalam bentuk ammonia yang kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam urine. Ammonia dengan
kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia.
Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan suatu
siklus sebagai berikut:
Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea.Dalam reaksi ini
arginine diuraikan menjadi urea dan ornitin.enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati.Ornitin yang
Oleh karena pirofosfat yang terbentuk dalam reaksi ini (PPi) terhidrolisis lebih lanjut
menjadi fosfat, maka pembentukan satu molekul urea membutuhkan empat ikatan
fosfat berenergi tinggi.
Proses kimia dalam siklus urea ini terjadi dalam hati karena enzim-enzim yang
bekerja sebagai katalis terutama terdapat pada mitokondria dalam sel hati.
Biosintesis Protein
Telah dibahas dalam Bab 4 bahwa molekul protein terdiri atas beberapa ratus
molekul asam amino yang berikatan satu dengan lain melalui ikatan peptida serta
mengikuti suatu urutan tertentu. Oleh karena itu biosintesis protein yang terjadi dalam
sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting,
terutama DNA dan RNA. Untuk kesinambungan pembahasan, di sini akan dibahas
lebih lanjut tentang molekul DNA dan RNA (lihat Bab 5).
Kira-kira 75% dari RNA yang terdapat dalam sitoplasma sel terletak di dalam
ribosom dan disebut rRNA (ribosomalRNA). Dalam inti sel juga terdapat RNA yang
jumlahnya kira-kira 15% dari seluruh RNA dalam sel. Untuk memahami lebih lanjut
tentang fungsi RNA dalam sintesis protein, berikut ini akan dibahas tiga macam RNA,
yaitu rRNA (ribosomal RNA),mRNA (messenger RNA), dan tRNA (transfer RNA).
mRNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNAyang paling sedikit
jumlahnya, yaitu kira-kira 5% dari seluruhRNA dalam sel. Pembentukan mRNA dalam
inti sel ini menggunakan molekul DNA sebagai molekul cetakan dan susunan basa
pada mRNA merupakan komplemen salah satu rantai molekulDNA. Dengan demikian
mRNA yang telah terbentuk dalam inti sel kemudian keluardari inti sel dan masuk ke
dalam sitoplasma dan terikatpada ribosom.
Kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleotida dalam molekul
DNA, disalin pada urutan basa pada rantai nukleotida dalam molekul mRNA. Tiap tiga
buah basa yang berurutan (triplet) disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon
yang terbentuk dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang
terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin. Oleh karena basa pada RNA ada empat
buah yaituA, U, C, G, maka akan terdapat 43 kombinasi atau 64 buah kodon.Mengingat
jumlah asam amino hanya 20 buah, maka tidak setiap kodon disediakan bagi satu
macam asam amino. Umumnya beberapa jenis kodon disediakan untuk satu macam
asam amino.Hanya triptofan dan metionin yang mempunyai satu jenis kodon, yaitu
UGG untuk triptofan dan AUG untuk metionin.Untuk mengetahui lebih jelas, berikut
ini dicantumkan Tabel12-1 mengenai kode genetika. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
satu jenis asam amino mempunyai dua kodon atau lebih (kecuali triptofan dan
metionin). Kodon yang menunjuk asam amino yang sama disebut sinonim, misalnya
CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. Perbedaan antara sinonim tersebut pada
valin.
Bagian molekul tRNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam
amino (I) yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dan lipatan
antikodon (3). Lengan asam amino pada ujung 3 selalu berakhir dengan tiga molekul
nukleotida yang mengandung basa sitosin-sitosin-adenin (C-C-A). Lipatan antikodon
mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam mRNA yang
terdapat dalam ribosom. Gambar12-12 menunjukkan struktur tRNA dalam bentuk tiga
dimensi.Dalam hal ini konformasi molekul tRNA berbentuk L.
Sebagai berikut :
1. Tahap pertama asam amino dengan enzim dan AMP membentuk kompleks
aminoasil-AMP-enzim.
2. Tahap kedua terjadi reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan
tRNA. Pada reaksi ini terbentuk komplekstRNA-asam amino, sedangkan AMP
dan enzim sintetase dilepaskan kembali.
DASAR –DASAR BIOKIMIA 300
Pada kompleks amino asil tRNA, asam amino berikatan dengan nukleotida adenosin
Proses biosintesis protein akan berhenti apabila pada mRNA terdapat kodon
UAA, UAG atau UGA, karena dalam sel normal tidak terdapat tRNA yang mempunyai
antikodon komplementer terhadap ketiga kodon tersebut. Ketiga kodon tersebut
merupakan tanda berhenti pada proses pembentukan ikatan peptida.
Sebagai ganti tRNA, ada dua jenis protein yang dapat mengikat ketiga jenis
kodon tersebut. Protein ini berlaku sebagai faktor pelepas(release factor) ikatan asam
amino terakhir dengan tRNA. Kedua jenis protein ini diberi tanda RF1 dan RF₂. RF1
dapat mengadakanikatan dengan kodon UAA dan UAG, sedangkan RF 2 denganUAA
dan UGA. Terbentuknya ikatan kedua protein tersebut dengan mRNA, dapat
mengaktifkan enzim transferase peptidil, sehingga enzim ini dapat bekerja sebagai
katalis dalam reaksiterakhir hidrolisis yang mengakibatkan terlepasnya asam amino
Pada proses translasi terjadi interaksi antara antikodon dari tRNA dengan kodon
dari mRNA melalui terbentuknya ikatan hidrogen antara basa-basa yang
komplementer, misalnya leusil kodon dengan antikodon leusin tRNA, seperti pada
molekul DNA.
Tabel 12-2. Kemungkinan Pasangan Basa Kesatu Antikodon dengan Basa Ketiga
Kodon
1. Vektor DNA yang dapat mereplikasi diri di dalam sel inang (host).
Plasmid
Plasmid merupakan molekul DNA untai ganda yang berbentuk melingkar
dan terletak di luar kromosom. Sebagai vektor kloning, plasmid ini
memiliki ukuran panjang yang lebih kecil jika dibandingkan dengan vektor-
vektor kloning lain, sehingga fragmen DNA yang dapat disisipkan juga
memiliki ukuran yang kecil, yaitu kurang dari 10 kb (kilo basa). Molekul
DNA plasmid dapat diisolasi, dimanipulasi dan dimasukkan kembali ke
dalam sel inangnya. Di dalam sel inang molekul DNA plasmid dapat
berjumlah lebih dari satu, dan mampu mereplikasi diri dan diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Bakteriofag
Bakteriofag dengan salah satu contohnya adalah lambda yaitu virus E. Coli
memiliki ukuran 49 kb, berupa molekul DNA yang berukuran lebih besar
dari plasmid, dibungkus oleh protein.Fragmen DNA yang disisipkan juga
dapat memiliki ukuran lebih besar, yaitu kurang dari 20 kb.
Phagemid
Merupakan plasmid rekombinan, yaitu gabungan antara plasmid dan
bakteriofag. Sebagai vektor kloning dapat disisipi oleh molekul DNA
dengan ukuran antara 10-20 kb.
Kosmid
Merupakan molekul DNA yang memiliki nukleotida dengan ukuran lebih
besar dari bakteriofag, sehingga fragmen yang dapat disisipkan juga lebih
besar, yaitu kurang dari 45 kb.
Yeast (ragi)
Merupakan vektor kloning yang dapat disisipi oleh fragmen DNA dengan
ukuran besar, yaitu antara 50 s/d 100 kb.
2. Fragmen DNA asing pembawa sifat yang diinginkan
EcoRI : 5’ G↓AATTC 3’
3’ CTTAA↑G 5’
Hubungan Antarmetabolisme
1. Jelaskan bagaimana protein dapat ikut serta berperan sebagai sumber energi
bagi tubuh bila kita kekurangan karbohidrat dan lemak.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan transaminasi dan deaminasi oksidatif.
3. Jelaskan pembentukan urea dalam tubuh.
4. Jelaskan peranan DNA dalam biosintesis protein.
5. Apakah yang dimaksud dengan rekayasa genetika itu.
Hormon
Pendahuluan
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha,
mirip apabila kita bandingkan dengan suatu mesin. Organ-organ tubuh merupakan
komponen-komponen yang saling mempengaruhi, bekerja sama secara terpadu.
Apabila ada salah satu komponen yang tidak bekerja dengan baik, maka keseluruhan
sistem akan merasakan dampaknya. Di samping itu tubuh manusia tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan luar. Cuaca panas atau dingin, adanya bahaya yang mengancam,
adanya rangsangan untuk bereproduksi pada hewan, merupakan tanda-tanda yang
diterima melalui sistem syaraf, misalnya mata, telinga, raba dan lain-lainnya. Tubuh
juga harus mampu memberikan reaksi atau tanda-tanda dari dalam tubuh sendiri,
misalnya rasa lapar, haus, lelah dan sebagainya.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-
perubahan eksternal maupun internal, diperlukan adanya koordinasi yang tepat di
antara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu
sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi ke- giatan organ tubuh. Hormon
yang dihasilkan oleh sistem en- dokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama
dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan
organ-organ tubuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang
disebut hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran, jadi hormon yang
Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapatdigolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu:
Tujuan
Mekanisme Kerja
Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil
siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfo- diesterase, AMP siklik
merupakan senyawa yang sangat stabil.
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada
sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan
aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.
Hormon pada Saluran antara lain Gastrin, Sekretin, Kolesistokinin dan Pankreozimin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangsang
oleh adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh asam lambung. Rangsangan
mekanik berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin Hormon
dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan
asam HCI lebih banyak. Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
Sekretin diproduksi oleh mukosa usus, dan diangkut olrh darah ke pankreas.
Hormon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang
mengandung bikarbonat banyak. Sekretin adalah suatu polipeptida yang dapat
diperoleh dalam bentuk kristal. Kemungkinan sekretin juga merangsang aliran cairan
usus dan merupakan salah satu faktor yang mening- katkan sekresi empedu oleh hati.
Pada tahun 1943 ditemukan bahwa ada hormon yang ter dapat dalam ekstrak
mukosa usus halus dan disebut kolesisokinin. Berbeda dengan sekretin, hormon ini
merangsang sekresi cairan pankreas yang mengandung banyak enzim. Hormon lain
yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas ialah pankreozimin.
Pankreozimin tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak oleh asam, tetapi tidak stabil
terhadap alkali. Senyawa ini dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan alkohol
dengan jalan pengendapan sekretin oleh garam empedu dan pengendapan pankreozimin
oleh penambahan NaCl hingga jenuh. Pankreozimin adalah suatu protein dan dapat
diperoleh dalam keadaan mumi. Molekul pankreozimin terdiri atas 33 buah asam
amino. Pengeluaran hormon ini disebabkan oleh beberapa macam zat, antara lain
kasein, dekstrin maltosa, laktosa dan lain-lain. Apabila sekretin merangsang keluarnya
cairan pankreas yang mengandung bikarbonat banyak dan hormon kolesistokinin
merang- sang keluarnya cairan pankreas dengan kadar enzim tinggi, maka
DASAR –DASAR BIOKIMIA 318
pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas dengan kadar bikarbonat maupun
enzim tinggi.
Insulin
Setelah mengadakan penelitian yang mendalam, Banting dan Best pada tahun 1922
memperoleh insulin, suatu hormon yang diproduksi dalam sel pankreas, yaitu pada sel-
sel langerhans atau "pulau-pulau langerhans". Sebagian besar sel-sel pankreas berfungsi
untuk memproduksi cairan pankreas. Di samping itu ada sekelompok kecil sel-sel yang
letaknya tidak teratur yang ditemukan oleh Langerhans pada tahun 1867. Sel-sel
tersebut selanjutnya disebut sel-sel atau pulau-pulau langerhans. Fungsi insulin adalah
merangsang sintesis enzim-enzim kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat,
glukokinase dan fosfofruktoki- nase. Di samping itu insulin juga berfungsi sebagai
penghambat atau penekan terbentuknya enzim-enzim glukoneogenik, misalnya
glukosa-6-fosfatase, fruktosa-1,6-difosfatase, dan karboksilase pi- ruvat. Dengan
demikian insulin dapat mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya
kadar glukosa dalam darah orang normal relatif konstan.
Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai
titik isolistrik pada pH 5,3 sampai 5,36.
Hormon ini dengan alkali dapat bereaksi dan menimbulkanamonia, dan karenanya
menjadi tidak aktif lagi. Enzim pro- teolitik yang dapat memecah protein juga dapat
merusak insulin. Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan pe- nurunan
aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi
lebih tinggi daripada keadaan normal.
Insulin dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati. Hal ini terlihat pada tn
untuk insulin yaitu 6,5 sampai 9 menit.
Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel langerhans dalam pankreas. Glukagon
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat meningkatkan kadar
glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis dalam hati.
Glukagon juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adenil yang mengubah ATP
menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim
fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen menjadi -
glukosa-6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Glukagon adalah suatu protein yang dapat diisolasi dalam bentuk kristal. Pada pH
= 7 kristal glukagon sukar larut dalam air, tetapi pada pH > 10 dan pada pH di sekitar 4
glukagon lebih mudah larut dalam air. Molekul glukagon merupakan rantai polipeptida
lurus, terdiriatas 29 asam amino dan mempunyai bobot molekul 3482.
Hormon-hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Bina- tang yang telah
diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahanhidup satu sampai dua minggu dan hal ini
disebabkan oleh tidak adanya jaringan adrenokortikal. Pada binatang yang tidak
memiliki kelenjar adrenal terdapat gejala sebagai berikut:
Beberapa orang ahli kimia, yaitu Rendall, Reichstein dan Wintersteiner telah
berhasil mengisolasi 28 macam steroid dari adrenal korteks. Senyawa-senyawa tersebut
dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu mineralokortikoid yang terutama bekerja pada
Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari
setengah jumlah keseluruhan jodium tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid. Pengeluaran
hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan jodium dalam tubuh. Apabila terjadi
defisiensi iodium, kecepatan pembentukan hormon mula- mula tetap, tetapi persediaan
DASAR –DASAR BIOKIMIA 321
jodium dalam kelenjar tiroid berkurang. Dalam keadaan demikian kelenjar tiroid
berusaha mengambil iodium dari iodida yang terdapat dalam darah Apabila defisit
iodium menjadi makin besar, maka pengeluaran hormon berkurang. Kekurangan
iodium dalam tubuh akan meng akibatkan terjadinya penyakit gondok. Beberapa
hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid antara lain ialah tiroksin dan 3, 5,
diiodotirosin.
Mekanisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh hipotala- mus, yaitu suatu
organ tubuh yang terletak di bawah otak sebesar biji kacang yang mempunyai sistem
syaraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipofisis yang dapat
mengeluarkan beberapa macam hormon. Sebagian dari hormon tersebut dapat
merangsang kelenjar lain untuk menge- luarkan hormon tertentu. Pengaruh hipotalamus
terhadap sis- tem endokrin dapat digambarkan sebagai berikut:
Salah satu faktor penting dalam metabolisme ini ialah kadar gula dalam darah yang
relatif konstan. Bila orang makan makanan sumber karbohidrat, maka glukosa yang
terjadi diserap oleh darah melalui dinding usus. Dengan demikian pada saat di mana
Dalam kondisi normal, insulin, glukogen dan hormon per- tumbuhan ada dalam
keadaan keseimbangan sehingga kadar gluko- sa dalam darah relatif konstan. Dalam
situasi kritis misal- nya kedinginan, ada bahaya dan ketakutan, maka tiga macam
hormon lain memegang peranan yaitu adrenalin, kortison dan tiroksin. Bila ada situasi
yang gawat misalnya ada bahaya, maka sistem syaraf dapat mengetahuinya dan
meneruskan kepada kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Kelenjar ini menge
luarkan hormon adrenalin dan noradrenalin yang menyebabkan naiknya kadar glukosa
darah pada bagian otot tertentu misalnya otot pada tangan dan kaki sehingga siap
dipergunakan sewaktu- waktu untuk memberikan energi yaitu untuk melawan bahaya
atau untuk melarikan diri dari bahaya. Adrenal korteks menge- luarkan hormon
kortison yang juga mempunyai peranan menaik- kan kadar glukosa darah bila ada
tekanan fisiologis misalnya keadaan inflamasi, yaitu kulit berwarna kemerah-merahan
terasa panas dan membengkak.
Hormon tiroksin bekerja untuk mengatur metabolisme glukosa bila tubuh berada
dalam keadaan kedinginan. Dalam keadaan demikian kecepatan metabolisme glukosa
diperbesar sehingga dihasilkan banyak kalori guna mengimbangi keadaan dingin itu.
Tahap tahap prosesnya adalah sebagai berikut: keadaan dingin yang mengenai tubuh
diterima oleh sistem syaraf pusat kemudian sistem syaraf pusat im mengaktifkan
hipotalamus. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari sehingga kelenjar ini
menge- luarkan hormon yang merangsang kelenjar tiroid, yaitu hormon TSH (thyroid
stimulating hormone). Dengan rangsangan ini kelenjar tiroid mengeluarkan hormon
tiroksin yang dapat mempercepat metabolisme glukosa
Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentra- si darah bertambah
besar. Syaraf penerima dalam hipotala- mus mengetahui keadaan ini dan hipotalamus
mempengaruhi pituitari sehingga pituitari mengeluarkan hormon antidiuretik atau ADH
(anti diuretic hormone). ADH berperan untuk meng- hambat keluarnya air dari ginjal.
Hipotalamus juga mempenga- ruhi ginjal melalui sistem syaraf hingga memproduksi
renin. Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin, suatu poli- peptida dalam hati.
Hormon baru ini memperkuat keinginan untuk minum yang telah ditimbulkan oleh
hipotalamus dan juga meningkatkan pengeluaran ADH. Pada waktu yang sama
aldosteron dikeluarkan oleh adanya rangsangan dari angiotensi Aldosteron dapat
menghambat pengeluaran ion Na" dari ginjal dan juga menghambat pembentukan
urine.
Pendahuluan
Dalam sejarah umat manusia, fungsi makanan ialah meng- hilangkan rasa lapar,
tanpa diketahui bagaimanakah nilai gizinya. Makanan yang tersedia bagi suatu
kelompok masyarakat tertentu tergantung dari lingkungan geografinya, iklim, letak
daerah, apakah termasuk daerah pantai, hutan atau padang rumput. Makanan utama
masyarakat di daerah dingin dekat pantai adalah binatang-binatang laut dan sedikit
binatang darat; sedangkan masyarakat di daerah hutan biasanya makan binatang
buruan, buah-buahan, biji-bijian liar dan daun-daunan liar. Masyarakat yang tinggal di
daerah padang rumput yang subur biasanya menanam sayuran, memanfaatkan daging
dan susu binatang pe- makan rumput; sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah
tropik dan lembab mempunyai makanan utama beras di samping sebagai makanan
sumber nabati.
Mula-mula memang cita rasa saja yang memegang peran an, yang selanjutnya
menjadi kebiasaan dan kepuasan bagi manusia. Tabu untuk memakan suatu makanan
tertentu biasanya didasarkan atas pendapat orang-orang yang sedang berkuasa dan
mempunyai status sosial tinggi serta terpandang. Berbagai kepercayaan lalu timbul,
sehingga terjadilah bermacam-macampantangan pada makanan yang hingga saat ini
seringkali masih diskuti, tanpa ada alasan yang masuk akal. Sebaliknya kadang kadang
ada kepercayaan untuk memakan makanan khusus untuk tujuan-tujuan tertentu.
Sebagai contoh, orang yang ingin kuat dan memiliki keberanian tinggi, misalnya untuk
menjadi panglima perang, disarankan untuk banyak makan hati atau daging binatang
buas.
Orang yang banyak dimintai nasihat apabila ada orang sakit biasanya merupakan
pemuka masyarakat yang mempunyai keahlian tentang obat-obatan yang berasal dari
bahan nabati atau hewani di lingkungan tempat tinggal mereka. Biasanya pengetahuan
tentang khasiat obat diwariskan secara turun-temurun berdasarkan penga- laman orang
yang dipandang ahli tersebut. Juga tidak jarang terjadi bahwa pengobatan penyakit
berkembang di masyarakat luas melalui orangtua kepada anak-anaknya, dan diikuti
hingga sekarang meskipun tidak dapat dibuktikan adanya khasiat dari obat itu bagi
pengobatan penyakit tertentu.
Pengetahuan tentang gizi lahir pada akhir abad ke-19, tetapi mula-mula hanya
merupakan bagian dari fisiologi, kemudian merupakan bagian dari biokimia. Pada saat
itu yang dipelajari terutama hanyalah hal-hal yang berhubungan dengan metabolisme
energi saja, karena pengetahuan tentang mineral masih sangat sedikit, sedangkan
vitamin belum ditemukan. Gizi sebagai suatu ilmu berkembang dengan pesat sejak
Perang Dunia ke II, meskipun jauh sebelumnya yaitu pada tahun 1775. Antoine
Lavoisier yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Gizi mengadakan percobaan mengenai
pernapasan dan membuat pengukuran tentang metabolisme makanan secara kuantitatif.
Pendapatnya yang terkenal adalah "la vie est une function chimique" atau kehidupan
adalahfungsi kimia. Karya Lavoisier ini dimungkinkan setelah adanya penemuan-
penemuan sebelumnya dalam bidang kimia, misalnya penemuan gas karbondioksida
oleh Joseph Black, pemisahan nitrogen dalaru atmosfer oleh D. Rutherford, penemuan
gas hidrogen oleh Cavendish dan oksigen oleh Priestley. Dalam percobaan lain oleh
Magendie pada tahun 1816 ditemukan bahwa binatang yang diberi makan protein,
karbohidrat, dan lemak yang murni serta mineral, ternyata terhambat per-
tumbuhannya, bahkan mati. Disimpulkan bahwa ada suatu zat dalam makanan yang
Perhimpunan Gizi Nasional mulai didirikan di Amerika dan Eropa dan telah
diterbitkan majalah gizi secara terpisah. Gizimenjadi lebih terkenal dengan ucapan Dr.
Yaumans yang menyatakan bahwa: "Nutrition is the most important single en-
viromental factor effecting human health".
Dewasa ini gizi atau nutrisi merupakan ilmu yang mem pelajari zat-zat makanan
yang dimakan oleh organisme hidup serta segala proses yang dialami oleh zat-zat
tersebut untuk memelihara kehidupan dan mempertahankan aktivitas organisme. Jadi
dalam ilmu ini juga dipelajari bagaimana mengatur makan an seseorang untuk
melindungi tubuh dari berbagai penyakit.
Status gizi merupakan faktor yang penting untuk menilai berarti ia tidak menderita
penyakit gangguan gizi atau malnu- trisi dan sehat baik mental maupun fisik.
Tujuan
Di samping itu terdapat keadaan kesehatan yang termasuk "tidak sakit" dan "tidak
sehat". Keadaan ini banyak dijumpai pada anak-anak dengan tanda-tanda antara lain:
berat badannya kurang bila dibandingkan dengan umurnya. Pada Konferensi Kerja
Nasional Perubahan Menu Makanan tanggal 22 Juli 1974. Presiden dalam pidatonya
telah mengajak semua lapisan masyara- kat termasuk pemuka masyarakat, organisasi-
organisasi, para ahli berbagai bidang, universitas-universitas dan lain-lain untuk ber
partisipasi dalam usaha peningkatan gizi keluarga. Kemudian dalam Inpres No. 14
Tahun 1974 telah diinstruksikan kepadaMenteri Negara Kesra, Menteri Negara
Ekuin/Ketua Bappenas, Menteri kesehatan, Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Penerangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Perindustrian dan Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan usaha perbaikan menu
makanan rakyat secara nasional dan menyeluruh. Sasaran usaha perbaikan ini ditujukan
kepada seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh daerah. Adapun yang dimaksud
dengan perbaikan menu makanan rakyat ialah lebih menganekaragamkan jenis dan
meningkatkan kualitas makanan rakyat. Di samping itu sangat diperlukan menu yang
seimbang. Artinya tidak terlalu berat pada suatu golongan makanan tertentu, tetapi
seimbang antara sumber kar- bohidrat, sumber protein, sumber mineral dan vitamin
sesuai kebu- tuban tubuh.
Usaha pemerintah dan swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah
banyak dilakukan. Namun terutama untuk daerah pedesaan banyak terjadi hambatan,
baik yang ditimbulkan oleh lingkungan maupun oleh individu-individu dalam masya-
rakat itu sendiri. Hambatan yang disebabkan oleh lingkungan adalah misalnya keadaan
tanah yang tandus, adanya bencana alam seperti banjir atau kemarau panjang dan
DASAR –DASAR BIOKIMIA 331
infrastruktur yang kurang memadai karena letak desa yang sangat terpencil serta susah
dijangkau. Adapun hambatan yang bersumber pada masing-masing individu adalah
kepercayaan yang secara turun-temurun ditanamkan oleh orangtua kepada anaknya dan
tradisi yang menyangkut sistem nilai. Beberapa contoh dapat dikemu- kakan di sini:
1. Seorang ibu dalam masa laktasi tidak diperkenankan makan udang, ikan laut
atau tawar, karena air susu ibu (ASI) akan berbau anyir.
2. Anak kecil dilarang makan daging dan ikan basah karena dapat menyebabkan
cacingan. Jadi hanya diperkenankan makan dengan kaldunya saja. Oleh karena
ayah adalah pencari nafkah distribusi utama, maka distribusi pangan dalam
keluarga harus diprioritaskan pada ayah, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Oleh karena itu daging adalah untuk ayah. Akibat samping yang dapat timbul
adalah ibu yang sedang hamil dan anak balitamenderita kekurangan gizi.
3. Makan sayuran di beberapa daerah merupakan hal yangrendah demikian pula
makan tempe dan tahu.
4. Beras kadang-kadang mempunyai fungsi sosial tertentu,sehingga
menggantikan beras dengan sumber karbohidrat yang lain (misalnya singkong
atau jagung) dalam menu keluarga dirasakan akan menurunkan kedudukan
sosial keluarga itu.
5. Seringkali dalam menu makanan keluarga, lauk-pauk tidak diperhatikan tetapi
hanya pemilihan nasi saja yang diutamakan. Jadi tinjauannya hanyalah dari
segi cita rasa nasinya saja. makanan
Apabila dalam usaha peningkatan gizi masyarakat, pemberian susu atau makanan
yang bergizi lainnya sebagai makanan tambahan tidak didampingi dengan pendidikan
gizi yang tepat, maka setelah bantuan makanan tambahan dihentikan, besar
kemungkinannya kelompok tersebut akan kembali pada pola makanan semula,
meskipun keadaan ekonomi keluarga sebenar- nya memungkinkan untuk mengadakan
perubahan.
Dewasa ini kita tidak hanya memikirkan masalah gizi di atas yang berkaitan
dengan kemiskinan, namun harus juga memikirkan masalah gizi baru yang berkaitan
dengan penyakit degeneratif yang pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup
masyarakat berkecukupan Masalah yang terakhir ini banyak dijumpai pada manusia
Apabila diteliti, keadaan gizi yang rendah di kalangan masyarakat kita disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain: keadaan sosial-ekonomi yang rendah. adanya
takhayul atau pantangan terhadap jenis makanan tertentu, tidak adanya kesa- daran
akan pentingnya gizi karena tidak mengetahui, adanya keinginan untuk mengutamakan
membeli barang mewah dari- pada makanan yang bergizi demi meningkatkan status
sosial atau karena pengaruh perubahan sosial yang datang dari luar.
Sebagaimana kita ketahui pola makanan kita sehari-hari itu banyak macam
ragamnya. Namun secara umum dapat kita kelompokkan ke dalam tiga golongan besar
yaitu:
a. Makanan pokok atau makanan utama, yang berupa beras, jagung, sagu,
singkong.
b. Lauk-pauk yang terdiri atas ikan, daging, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
c. Sayuran dan buah-buahan seperti bayam, kangkung, wortel, tomat dan lain-
lain.
Apabila ditinjau dari zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya, maka berbagai
ragam makanan itu dapat kita bagi dalam beberapa golongan yaitu: makanan yang
banyak mengandung kar- bohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Pada umumnya masyarakat di kota makan tiga kali sehari, yaitu makan pagi atau
sarapan, makan siang dan makan malam. Di daerah pedesaan ada kebiasaan makan dua
kali sehari atau dua kali ditambah satu kali makanan selingan berupa ubi atau singkong
rebus atau jenis makanan lainnya. Makan- an selingan sangat berguna bagi anak-anak,
karena anak-anak belum mampu makan sekaligus dalam jumlah banyak. Makanan ini
dapat diberikan antara makan pagi dan makan siang atau pada sore hari. Tentu saja
makanan selingan ini juga dipilih sesuai kebutuhan anak-anak. Pemberian bubur
kacang hijau misalnya, dapat melengkapi kebutuhan protein dan vitamin B. Susu segar
atau susu bubuk sebagai sumber protein dapat diberikan kepada anak-anak, ibu yang
sedang hamil atau yang se- dang menyusui.
Cara lain yang terlebih sering digunakan adalah teknik penimbangan atau
balance technique. Sejumlah makanan yang diperiksa diberikan kepada manusia atau
binatang percobaan, kemudian diadakan penimbangan terhadap urine dan tinjanya.
Perbedaan berat timbangan makanan yang diberikan dengan berat tinja dan urine,
merupakan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
Dari berbagai cara yang digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang
diperlukan tubuh, kemudian dapat ditentukan kebutuhan minimum jumlah makanan
dalam sehari atau minimum daily requirement, yaitu jumlah minimum kebutuhan
makanan dalam sehari untuk tidak menimbulkan gejala defisiensi makanan tersebut.
Jumlah makanan yang dianjurkan dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
yang sebaik- baiknya atau recommended daily allowance yang lebih tinggi daripada
kebutuhan minimum dalam sehari, digunakan untuk pegangan bagi mereka yang ingin
menyusun menu makanan dalam sehari untuk berbagai tujuan. Misalnya orang yang
harus menyusun makanan bagi orang yang sakit, atau orang yang ingin menjaga
kelangsingan tubuh memerlukan daftar kecukupan makanan tersebut (lihat Tabel 14-1).
Energi Makanan
Energi makanan digunakan untuk aktivitas, di dalam tubuh dan aktivitas luar. Aktivitas
di dalam tubuh misalnya kerja
Vitamin
Berat
Badan Kalori Protein Ca Fe A
Golongan
B1 B2 Niasin C
(kg) (kal) (g) (mg) (mg) (SI)
(mg) (mg) (mg) (mg)
Pria dewasa
sedang bekerja:
Wanita dewasa
bekerja sedang:
Wanita hamil
Pria remaja
Anak-anak
*)Jumlah ini ditambahkan pada jumlah yang dianjurkan untuk wanita dewasa pada
keadaan tidak hamil dan tidak menyusukan.
1. Protein berdasarkan anggapan NPU untuk menu nasi sebesar 60.
2. Vitamin A berdasarkan anggapan di dalam menu Indonesia 100% beta karoten.
3. Dihitung untuk niacin equivalent,jadi termasuk triptofan.
4. Bayi umur 0-6 bulan dianggap semuanya mendapat air susu ibu.
Makanan sumber karbohidrat pada umumnya merupakan ma- kanan yang paling
murah. Oleh karenanya dapat dimengerti bahwa ada hubungan yang sangat erat antara
penyediaan sumber energi dengan penyediaan zat gizi lainnya. Masyarakat yang kurang
mampu membeli beras atau bahan makanan sumber karbohidrat tentu kurang mampu
pula untuk membeli lauk- pauk yang cukup sebagai sumber protein. Jadi seseorang
yang kekurangan makanan sumber karbohidrat, biasanya juga akan kekurangan sumber
protein, lemak, vitamin dan mineral. Akibat- nya seseorang akan menderita keadaan
yang disebut kurang energi-protein (KEP) atau protein energi malnutrisi (PEM).
Apabila keadaan ini menjadi lebih parah akan menyebabkan penyakit yang disebut
kwashiorkor dan marasmus untuk PEM dengan udema dan nonudema.
Marasmus yang disebabkan oleh kekurangan energi yang parah banyak melanda
anak-anak di dunia. Penderita marasmus tidak mempunyai jaringan adipose, biasanya
berkulit kering dan berkerut- kerut. Rambutnya sangat tipis, kering dan dapat dicabut
dengan mudah. Tekanan darah, nadi dan suhu badan biasanya di bawah normal. Mudah
menangis (cengeng) dan rentan terhadap suhu rendah.
Jumlah energi yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu sampel makanan yang
dibakar dalam suasana oksigen, dapat diukur. Pembakaran dilakukan dengan bunga api
listrik.
Tiap jenis makanan memiliki nilai kalori tertentu, artinya apabila sejumlah
makanan tertentu mengalami metabolisme, akan menghasilkan sejumlah kalori
tertentu,yang tergantung dari kandungan protein, lemak dan karbohidratnya.
Jumlah panas yang dihasilkan oleh 1 gram protein, lemak dan karbohidrat murni
dalam kalorimeter bom adalah seperti di bawah ini :
1 gram protein
Nilai kalori atau nilai energi 5, 9 dan 4 per gram protein lemak dan karbohidrat
seperti dinyatakan di muka, merupakan angka pembulatan yang digunakan untuk
kebutuhan praktis guna menentukan nilai kalori makanan, seperti tertera dalam Tabel
14-2.
Kalorimeter bom
5,65 9,45 4,10
Kehilangan energi dalam
1,30 0 0
bentuk urea (dalam urea)
4,35 9,45 4,10
Jumlah nilai energi
4,00 9,00 4,00
Nilai energi praktis
Perhitungan nilai makanan dilakukan sebagai berikut: Mi- salnya satu sendok
makan minyak mempunyai nilai kalori (14 x 9) kalori =126 kalori. Untuk makanan
yang terdiri atas lebih dari satu macam sumber energi seperti telur yang beratnya 50
gram mengandung:
13%
12% = 26 kalori
10% = 54 kalori
Jumlah = 20 kalori
100 kalori
Jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh dapat ditentukan melalui cara
langsung ataupun tidak langsung.
Energi untuk metabolisme basal telah kita bahas, dan kita ketahui bahwa
meskipun seseorang tidak melaksanakan aktivi-
-tas kerja fisik yang tampak, seperti berjalan, berlari, tetapi telah memerlukan
energi. Energi ini tergantung dari luas permukaan tubuh seseorang. Secara empirik luas
permukaan tubuh seseorang dapat dihitung dengan mengukur berat badan dan tinggi
badan dengan menggunakan rumus Du Bois sebagai berikut:
L=B0425xT0,725x71,84
B = berat badan(kg)
E=ax B0,73
tetapan yang besarnya tergantung dari umur dan jenis kelamin. Untuk orang dewasa
muda umur 25 tahun pria, harga a adalah 152, untuk wanita 123,4.
Pendahuluan
Dalam Bab 15 ini membahas tentang makanan kita, termasuk pengertian
tentang gizi, dan juga akan membicarakan hubungan gizi dan kesehatan. Oleh
karena untuk memperoleh kesehatan tubuh yang optimal kita perlu mengatur
makanan sehari-hari.
Sehat adalah suatu kondisi di mana semua fungsi tubuh dan ingatan
seseorang dapat melaksanakan aktivitasnya secara normal. Menurut WHO,
seseorang dinyatakan sehat apabila ia sepenuhnya berada dalam keadaan sehat
fisik, mental maupun sosial, jadi bukan hanya tidak menderita penyakit fisik
saja. Kaitan gizi dan kesehatan di sini ditekankan pada hubungan gizi dan
kesehatan fi sik.
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat :
cahaya
n H,O + n CO, (CH,O) + n O,
Untuk n = 6 maka yang terbentuk adalah CHO, atau suatu heksosa, misalnya glukosa.
Namun ternyata ada suatu bakteri anaerob yang juga melakukan proses fotosintesis.
cahaya
Van Niel berpendapat bahwa pada proses fotosintesis perlu ada donor hidrogen,
yaitu suatu senyawa yang dapat membe- rikan hidrogen, misalnya HO, H,S,gas H, dan
asam laktat. Jadi secara umum reaksi fotosintesis dapat ditulis sebagai berikut:
Pada reaksi tersebut H,D adalah donor hidrogen dan D adalah bentuk
oksidasinya. Van Niel berkesimpulan pada proses foto- sintesis yang menggunakan air
sebagai donor hidrogen, molekul oksigen yang terbentuk bukan berasal dari CO, tetapi
dari air. Kesimpulan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pada proses fotosintesis yang
menggunakan H,O dengan isotop O maka oksigen yang terjadi ialah O yang berasal
dari H,O.
Proses fotosintesis dapat dibagi dalam dua kelompok proses kimia yang saling
berkaitan. Pertama ialah proses pembentukan adenosintrifosfat (ATP) dan NADPH
yang menggunakan cahaya matahari dan karenanya disebut reaksi terang cahaya (light
reaction). Proses kedua yang terjadi setelah reaksi ini ialah reaksi pembentukan
karbohidrat. Reaksi ini tidak menggunakan energi matahari, tetapi
Adanya reaksi terang cahaya dan reaksi gelap cahaya ini belum diketahui orang
sampai tahun 1937 pada waktu Hill dapat membuktikan bahwa pembentukan oksigen
dapat dilakukan dengan menggunakan sediaan (preparat) yang mengandung kloro- plas
dan akseptor elektron, misalnya ferisianida. Secara umum pembentukan oksigen tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :
Pada reaksi di atas A adalah akseptor hidrogen atau akseptor elektron dan AH,
adalah bentuk reduksinya. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi Hill dan senyawa A
dinamakan pereaksi Hill.
Selanjutnya pada tahun 1954 Arnon dan kawan-kawan mene- mukan bahwa
dengan menggunakan kloroplas dari bayam yang diberi cahaya dan ADP akan terbentuk
ATP. Proses kimia ini disebut fosforilasi fotosintetik. Ternyata pembentukan ATP ini
tidak membutuhkan adanya CO,. Jelaslah bahwa fungsi utama reaksi terang cahaya
adalah untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia yang tersimpan sebagai
ATP dan NADPH yang kemudian digunakan dalam reaksi gelap cahaya. Bagan reaksi
terang cahaya dapat dilihat pada Gambar 15-2.
DASAR –DASAR BIOKIMIA 350
Molekul klorofil mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis, yaitu
menerima foton dari cahaya yang menyebabkan erjadinya elektron yang tereksitasi atau
yang berenergi tinggi. Elektron ini ditangkap oleh akseptor elektron, misalnya vitamin
K. Kemudian diteruskan kepada sitokrom, sambil energinya digunakan untuk
membentuk ATP dari ADP. Sitokrom kemudian meneruskan elektron tersebut kepada
klorofil kembali, sambil energinya digunakan untuk membentuk ATP dari ADP. Proses
ini dinamakan fosforilasi siklik. Elektron yang tereksitasi dari klorofil ada juga yang
diterima oleh NADP+,yang dengan H+ membentuk NADPH. Proses ini disebut
fosforilasi nonsiklik. Di samping itu terjadi pula proses pembentukan oksigen dari OH.
Monosakarida utama yang terdapat dalam makanan adalah glukosa dan fruktosa.
Glukosa atau gula anggur, banyak ter- dapat dalam buah,jagung,akar-akar tertentu dan
madu.
Susunan syaraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi
utama. Bila dibanding dengan gula tebu, rasanya kurang manis. Perbandingannya
adalah seperti di bawah ini.
Sukrosa
100
Fruktosa
110-175
Gluktosa
75
Galaktosa
35-70
Laktosa
15-30
CH,OH
1
HOCH
1
HOCH
1
HC-OH
1
HC-OH
1
CH,OH
D sorbitol D manitol
Manosa. Tidak diperoleh bebas dalam makanan, tetapi terikat dalam bentuk
manosan yang terdapat dalam beberapa manna dan ligum. Ribosa dan deoksiribosa
terdapat dalam bentuk asam nukleat daging. Pentosa-pentosa ini tidak merupa- kan gizi
esensial karena dapat disintesis oleh tubuh.
Sukrosa. Apabila dipanaskan akan membentuk gula invert berwarna coklat dan
disebut karamel.
Maltosa.Tidak terdapat bebas dalam alam, dan diperoleh pada proses hidrolisis
amilum. Dalam tubuh kita dicemakan oleh enzim amilase sebagaimana diuraikan dalam
proses pencer- naan makanan. Maltosa tidak dapat difermentasi oleh bakteri kolon
dengan mudah. Oleh karena biasanya fermentasi menye- babkan diare, maka sifat ini
dimanfaatkan oleh perusahaan- perusahaan susu bayi dan maltosa digunakan sebagai
bahan tambahan bersama dekstrin.
Dekstrin merupakan intermediat atau zat antara pada proses hidrolisis amilum
sebelum menjadi maltosa dan kemudian glukosa.
Glikogen merupakan polisakarida bercabang, yang rumusnya menyerupai
amilopektin, serta merupakan karbohidrat yang terdapat dalam manusia dan binatang.
Sumber glikogen dari makanan sangat sedikit, karena jumlah yang ada pada hewan
akan segera berubah menjadi asam laktat apabila hewan itu dipotong.
Selulosa dan hemiselulosa adalah kerangka sel tumbuhan. Selulosa merupakan
polisakarida yang tidak bercabang (lihat hlm. 38). Adapun kegunaan selulosa akan
dibicarakan pada serat makanan.
Hemiselulosa. Mempunyai rumus berbeda dengan selulosa karena mengandung
heksosa dan pentosa. Pektin dan agar- agar adalah hemiselulosa. Pektin terdiri atas unit-
unit galaktosa. Kedua senyawa ini tidak merupakan sumber energi, karena tidak dicerna
oleh enzim tubuh. Kegunaannya bagi tubuh adalah karena kedua senyawa ini dapat
menyerap air. Pektin terdapat dalam buah yang masak dan biji buah, banyak digunakan
untuk membuat puding (jelly). Agar-agar diekstraksi dari gang- gang laut dan
digunakan untuk pengental.
Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal
sebagai bahan makanan adalah mentega, margarin, minyak tumbuhan, minyak daging
sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam susu, kuning telur, daging, kacang-
kacangan dan lain-lain.
Lemak tumbuhan mempunyai bilangan iodium rendah (25 sampai 40), minyak
tumbuhan mempunyai bilangan iodium 90 sampai 200. Minyak olif dan minyak kacang
memiliki dua kali lebih banyak asam-asam lemak dengan ikatan lebih dari satu. Dari
segi diet banyaknya asam lemak dengan ikatan rangkap banyak mempunyai sifat khas.
Komponen utama lemak binatang adalah palmitat, stearate dan oleat dengan
sejumlah linoleat dan sangat sedikit asam arakidonat. Apabila lemak dan minyak
dihangatkan atau berada dalam suasana udara lembab untuk beberapa waktu, akan
terjadi bau khas yang tidak enak.
Sumber energi utama dari lemak adalah asam-asam lemaknya. Di dalam tubuh
lemak digunakan sebagai cadangan energy yang disimpan pada jaringan adiposa. Dari
metabolisme karbohidrat lemak dan protein tampak adanya interelasi metabolik di
antara sumber-sumber energy tersebut. Oleh karenanya seseorang dapat menjadi gemuk
kalau makan banyak sumber karbohidrat dan protein, meskipun hanya sedikit sekali
makan sumber lemak. Di negara-negara maju, dua pertiga energy total yang digunakan
oleh sel diperoleh dari trigliserida.
Lemak herbivore lebih keras dari lemak babi atau lemak ayam. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya perbedaan dalam asam-asamnya. Lemak ikan juga lebih
lunak dari lemak sapi atau kerbau dan terdiri dari asam-asam yang mempunyai atom
karbon 20-22.
Lemak nabati mengandung terutama asam-asam tidak jenuh dan kira-kira 85%
asam lemak minyak nabati adalah asam oleat dan linoleat dengan susunan berbeda-
beda.
Sebagai sumber energy, asam lemak merupakan sumber energy utama. Dua
pertiga dari energy total sel berasal dari trigliserida. Jaringan adipose berfungsi untuk
menjaga agar organ tubuh dan syaraf tidak berubah kedudukannya, dan untuk
melindungi tubuh agar tidak mudah rusak akibat luka atau adanya benturan. Di samping
itu lapisan lemak di bawah kulit merupakan isolator untuk menjaga stabilitas suhu
tubuh. Lemak membantu transport dan absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalm
lemak. Di dalam lambung lemak menekan sekresi lambung, dengan demikian
memperlambat waktu pengosongan lambung yang akibatnya memperlambat rasa lapar
seseorang. Makanan yang diolah dengan lemak, misalnya nasi goreng, terasa gurih
yang memberikan kenikmatan tertentu. Namun karena proses pencernaan makanan
dalam lambung relative memerlukan waktu lama, maka orang cenderung ingin
beristirahat setelah makan yang berlemak.
Lipid Lain
2. Lipoprotein terutama terbentuk di dalam hati serta terdapat dalam sel dan
membrane organel, yaitu mitokondria dan lisosom. Sebagaimana kita ketahui untuk
dapat larut dalam medium air, lipid yang merupakan ikatan dari kolesterol, trigliserida
dan fosfolipid ini harus membentuk senyawa kompleks dengan protein.
a) Kilomikron, lipoprotein dengan bobot jenis sangat rendah (very low densitiy
lipoprotein = VLDL).
b) Lipoprotein dengan bobot jenis tinggi (high density lipoprotein = HDL) yang
mengandung konsentrasi protein tinggi dan trigliserida rendah.
c) Asam lemak yang tidak berbentuk ester dan berada dalam kombinasi dengan
serum.
3. Kolestrol, steroida ini hanya terdapat pada jaringan binatang, dan terdapat
dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk ester denganasam lemak. Kolesterol
merupakan komponen membrane setiap sel, dan banyakterdapat di dalam otak dan sel
syaraf. Batu empedu terutama terdiridari kolestrol. Dalam makanan kolestrol terdapat
pada daging, susu, kuning telur dan lemak binatang. Kolestrol merupakan senyawa
intermediate biosintesis beberapa steroida penting seperti asam empedu, hormone
adrenokortik, ergosteron, androgen dan progesterone. Hormon adrenokortik membantu
pengontrolan penyimpanan natrium-kalium dalam tubuh, dan mengontrol metabolism
karbohidrat dan senyawa nitrogen. Hormon-hormon estrogen, androgen dan
progesterone merupakan homon seks. Pada mukosa intestin kolestrol diubah menjadi 7-
dehidrokolestrol yaitu suatu provitamin D. Apabila provitamin diradiasi oleh sinar
ultraviolet, biasanya dengan cara berjemur di bawah sinar matahari akan terjadi vitamin
D3 yang aktif. Kolsetrol dan lipid yang lain melindungi kulit dari kebanyakan bahan-
bahan kimia dan absorbs zat-zat yang larut dalam air. Di samping itu juga mencegah
penguapan air dari tubuh. Pengendapan kolestrol yang berlenihan di jaringan berkaitan
dengan penyakit-penyakit tertentu, seperti ateroskleresis, hipertensi dan diabetes. Kira-
DASAR –DASAR BIOKIMIA 360
kira 80% darikolestrol yang mengalami metabolism diubah menjadi asam empedu.
Baik asam-asam empedu dan kolestroldireabsrobsi erus-menerus melalui usus,
kemudian melewati hati lagi dan dieksresi lagi ke dalam empedu. Siklus ini dikenal
sebagai siklus enterohepatik.
Makanan yang mnegandung kolestrol adalah kuning telur., hati, ginjal, otak,
udang. Juga terdapat dalam jumlah yang lebih kecil, dalam lemak daging, susu, keju,
dan mentega.
Protein asam-asam amino esensial telah kita bicarakan. Di antara asam amino
esensial yang sangat diperlukan oleh anak-anak pada masa pertumbuhan, adalah
histidin dan arginine. Kebutuhan minimum asam amino esensial per hari bagi orang
dewasa dan anak-anak dapt dilihat pada Tabel 15-1.
Beberapa fungsi khusus asam amino dapat dikemukakan di sini sebagai contoh.
Triptofan merupakan pemula vitamin niasin, dan serotonin-metionin donor gugus metil
untuk sintesis beberapa senyawa seperti kolin dan kreatin. Fenilalanin merupakan
pemulatirosin dan kesuanya membentuk tiroksin dan epinefrin, arginine, ornitin,
sitrulin ikut berperan dalam sintesis urea dalam hati. Glisin dapat bersenyawa dengan
bahan-bahan toksik dan menghasilkan senyawa tidak beracun untuk kemudian
dieksresi.
Kebutuhan Minimum
Macam Asam Jumlah yang
Gram/Kg Berat Badan
Amino Dianjurkan per Hari
Bayi Wanita Pria
Triptofan 0,022 0,157 0,25 0,5
Treonin 0,087 0.350 0,50 1,0
Isoleusin 0,126 0,450 0,70 1,4
Leusin 0,150 0,620 1,10 2,2
Lisin 1,103 1,500 0,80 1,6
Keterangan:
(1). Apabila jumlah sistin cukup.
(2). Apabila jumlah tirosin cukup.
(3). Sistin menggantikan sebagian kebutuhan metionin (kira-kira seperenamnya).
(4). Tirosin menggantikan kebutuhan fenilalanin.
Glisin juga berperan pada sintesis porfirin dari hemoglobin dan juga merupakan
konstituen asam glikolat. Histidin penting untuk sintesis histamin. Kreatin yang
dibentuk dari arginine, glisin dan metionin, dengan fosfat membentuk kreatin fosfat.
Glutamin dan asparagine yang merupakan cadangan gugs amino masing-masing
dihasilkan oleh asam glutamate dan asam aspartate.
Asam hipurat, asam nikotat, ornitin asam pantotenat, purin dan taurin semuanya
merupakan derivate asam amino.
Keseimbangan Nitrogen
Pada umumnya protein mengandung 16% nitrogen dan dengan fakta ini dapat
ditentukan jumlah protein dalam makanan atau dalam tubuh setelah dengan cara kimia
ditentukan jumlah nitrogennya. Dalam keadaan normal, pada orang dewasa biasanya
terdapat keseimbangan nitrogen yang dikonsumsi tubuh dengan yang dieksresi.
Kebutuhan minimum protein adalah jumlah konsumsi protein dimana mulai terjadi
keseimbangan nitrogen. Apabila jumlah nitrogen yang dikonsumsi lebih besar dari
jumlah yang dikeluarkan oleh tubuh dinyatakan bahwa orang itu berada dalam
keseimbangan positif.
Keadaan ini kita jumpai pada anak-anak sedang tumbuh, pada wanita hamil
yang sedang menyusukan, dan pada keadaan-keadaan lain yang memerlukan
Sebagai contoh, orang yang baru menjalani suatu operasi, pada umumnya
memerlukan pembentukan jaringan baru. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan
pembentukan jaringan, diperlukan kualitas protein tinggi, seperti susu, telur, daging, di
samping sumber energy berbentuk karbohidrat sederhana. Apabila diet yang baik ini
tidak dapat dilaksanakan karena pertimbangan kondisi fisik seseorang, misalnya pada
operasi saluran pencernaan, pasien dapat diberi hidrolisat protein, atau senyawa protein
lainnya, yang juga mengandung cukup sumber energy, vitamin dan mineral. Apabila
dikonsumsi protein dikurangi hingga dibawah kebutuhan minimum seseorang, akan
terjadi keseimbangan negative, di mana yang dieksresi lebih besar daripada yang
dikonsumsi. Keseimbangan protein negative juga dapat terjadi apabila tidak terdapat
cukupasam amino esensial dalam diet seseorang sehingga dari protein yang dimakan
hanya sedikit yang digunakan untuk pembentukan jaringan. Kekurangan sumber energy
karbohidrat dan lemak juga mengakibatkan protein makanan digunakan sebagai sumber
energy, sehingga dapat menyebabkan terjadinya keseimbangan protein negative.
Nilai Biologi
A = Jumlah nitrogen yang diserap dari usus yang berasal dari makanan
N ditahan
NP = x 100
N makanan
Keseluruhan penggunaan protein oleh tubuh ini mencakup nilai biologi dan
nilai cerna suatu makanan. Adapun nilai cerna sutau protein adalah jumlah persen
protein makanan yang dapat dicerna oleh enzim-enzim kita dan dapat diserap melalui
dinding usus.
Penentuan kualitas protein dalam makanan dapat dinyatakan dengan indeks gizi.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Cara lain untuk menentukan kualitas protein dalam makanan adalah dengan
menentukan nilai kimia atau skor protein dalam makanan tertentu. Nilai ini
dibandingkan dengan nilai kimia protein standar atau protein teoretik (reference
protein) yang ditentukan mempunyai susunan asamaminoesensial ideal bagi tunuh
manusia. Cara ini diperkenalkan oleh FAO pada tahun 1957. Dari hasilpenelitian
terhadap berbagai bahan makanan telah dibuat pola kebutuhan asamamino bagi
manusia yang disebut provisional (provisional pattern). Dengan mengetahui kadar dan
susunan asam-asam amino esensial suatu makanan, diketahui pula perbandingannya
terhadap protein teoretik yang diberi skor 100. Skor protein atau nilai kimia makanan
diperoleh dengan menentukan deficit terbesar asam amino makanan terhadap pola
provisional. Dalam table 15-2 ini ditunjukkan nilai kimia beberapa makanan sumber
protein. Sebagai contoh pada daging sapi defisit terbesar ialah triptofan. Jadi nilai kimia
= 75/90 x 100 = 83.
Nilai kimia protein dapat dinaikkan dengan memberikan diet sumber protein
campuran, sehingga kekurangan asam amino esensial dari suatu bahan makanan dapat
dikompensasi dengan asam amino esensial sejenis dari sumber protein lain. Sebagai
contoh, beras yang mempunyai deficit dalam lisin, asam amino yang mengandung S
dan triptofan dapat dinaikkan mutunya bila dimakan bersama dengan tempe dan tahu.
Pola provisional 270 306 270 180 180 270 144 180 90 270 100
Susu sapi 407 630 496 311 323 211 154 292 90 440 78
Telur 428 565 396 368 274 342 196 310 106 460 100
Daging sapi 332 515 540 256 212 237 154 275 75 345 83
Hati sapi 237 577 468 315 234 226 147 302 94 393 84
Ikan 317 474 549 231 159 262 178 283 62 327 69
Beras 322 353 236 307 269 222 142 241 65 415 72
Tepung jagung 293 827 179 284 385 197 117 149 38 327 42
Tepung terigu 262 442 126 322 174 192 78 174 69 262 47
Tepung kacang tanah 258 376 217 315 226 150 56 169 70 306 56
Tepung kedelai 333 484 395 309 201 197 86 247 86 328 73
Kentang 260 304 326 285 99 159 87 237 72 339 56
Kacang polong 358 541 460 347 245 126 64 274 58 379 47
Ubi jalar 283 345 293 355 281 219 119 324 115 484 81
Ketela pohon 118 184 310 133 98 60 22 136 131 144 22
Pada Gambar 15-5 tampak dua anak laki-laki pada umur yang sama. Anak yang ada
di sebelah kanan adalah pekerja tambang dan mendapat makanan rendah protein, sedangkan
anak yang ada di sebelah kiri tinggal di suatu asrama dan elama empat tahun memperoleh
makanan yang sangat baik. Gambar tersebut menunjukkan perbedaan tinggi badan anak
Pada Gambar 15-6 berikut ini terlihat adanya gangguan pertumbuhan dan kesehatan
pada anak ayam yang disebabkan oleh tidak adanya triptofan dalam diet atau ransum ayam.
(A)
(B)
Ternyata kemudian setelah diberi makanan yang mengandung triptofan, anak ayam
sebelah kiri tumbuh secara normal kembali.
Gambar 15-7 menunjukkan pengaruh kekurangan salah satu asam amino terhadap
pertumbuhan badan dan kesehatan tikus.
Gambar 15-7. Atas : Seekor tikus berumur 28 hari telah mendapat makanan tanpa valin sejak lahir.
Bawah : Tikus yang sama setelah diberi makanan dengan valin selama 35 hari.
Vitamin
Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya
sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh
karenanya tubuh harus memperoleh vitamin mengatur metabolism, mengubah lemak dan
karbohidrat menjadi energy, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan
adnaya zat yang bertindak sebagai factor diet esensial dalamkasus penyakit beri-beri. Pada
tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang dideruta oleh anak ayam
yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang
diberi makanan yang terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan
dengan memberi makanan sisa gilingan beras yang dapat berupa serbuk. Hasil penemuan
yang menyatakan bahwa dalam makanan ada factor lain yang penting selain karbohidrat,
lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli untuk menenliti lebih lanjut tentang
vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini
terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudia memberi nama factor diet esensial ini
dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971)
disebut prakoenzim (pracoenzyme), dan bersifat larut dalamair, tidak disimpan oleh tubuh,
tidak beracun, dieksresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah: tiamin, riboflavin,
asam nikotat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B 12 (disebut golongan
vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan
dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan
dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga
membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit defisiensi, tetapi
biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut erpenuhi.
Di bawah ini akan dibicarakan vitamin-vitamin yang penting.
Struktur kimia:
Vitamin ini merupakan bahan dasar dari koenzim adenine dinukloetida (NAD+).
Telah kita ketahui bahwa koenzim ini merupakan koenzim dari enzim dehydrogenase,
dengan mentransfer hydrogen dalam reaksi oksidasi reduksi.
Penyakit/Gejala Defisiensinya
Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalm waktu 30-180 hari dan
penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul gejala
Walaupun tidak terdapat kasus pellagra yang sama, namun ciri-ciri berikut
merupakan gejala umum dari pellagra.
a. Gejala awal diantaranya: lelah, pusing, kehilangan berat badan, tidak mempunyai
selera makan.
b. Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai glositis (perasaan seperti
terbakar pada lidah) yang dapat meluas sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah.
c. Mual, muntah-muntah yang diikuti oleh diare.
d. Dermatitis (gatal terasa panas) khususnya pada permukaan tubuh yang terbuka yaitu
lengan, tangan, lutut, dan leher.
e. Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, mudah marah, halusinasi
dan demensia (gangguan jiwa dan gangguan syaraf).
Sumber vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti
telur, daging dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-bijian (beras dan sebangsanya),
sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan (leguminosa) seperti kedelai, petai cina.
Gejala pellagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori
energy yang dibutuhkan tubuh perhari. Kebutuhan akan niasin dapat dilihat pada table.
Niasin larut dalam air, sehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi apabila sayuran
dicuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di negara-negara yang
pendudujnya mengalami kasus pellagra, seringkali niasin ditambahkan pada makanan
penduduk.
Tiamin telah laam dikenal sebagai antineutrik karena digunakan untuk membuat
normal kembali susunan syaraf.
Kehilangan atau kerusakan tiamin selama proses pemasakan disebabkan oleh sifat
tiamin yang larut dalam air, dan tidak ahan terhadpa pemanasan yang terlalu lama. Adanya
alkali juga menyebabkan kerusakan tiamin. Pada pemasakan roti, kehilangan tiamin
mencapai 25%, daging yang direbus mencapai pengurangan tiamin sampai 50%, dan yang
dipanggang kehilangan 25% saja. Dalam memasak sayuran sebaiknya menggunakan air
sedikit saja, kecuali bila air rebusan ikut dimanfaatkan.
Riboflavin (B2)
(a)
(b)
Tanda-tanda defisiensi vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada sudut mulut
yang berwarna merah).
Sumber vitamin adalah susu, daging, telur, ikan. Biji-bijian seperti beras dan gandum
mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil.
Asam Lipoat
Enzim yang mengandung gugus lipoil,-S-S ini, berfungsi sebagai katalis pada reaksi
pemindahan/transfer gugus asil dan transfer hidrogen. Reaksi berlangsung dalam tiga tahap
yaitu: (a) Pengikatan gugus asil oleh gugus lipoil, (b) Pemindahan gugus asil pada koenzim
A, sementara dalam reaksi ini gugs lipoil mengikat dua atom H, (c) Akhirnya gugus lipoil
memindahkan hidrogen yang diikatnya kepada koenzim NAD+. Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut:
Biotin
Sumber yang bagus untuk vitamin biotin ialah daging, kuning telur, kacang polong, kenari,
atau kemiri.
Koenzim piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi reaksi metabolism asam amino.Seperti
reaksi transaminase, dekarbosilasi dan rasemisasi.Masing-masing reaksi ini berlangsung
dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Tetapi semua enzim ini memerlukan koenzim yang
sama yaitu piridoksal fosfat.
Transaminasi
Unsur besi ini diserap melalui dinding usus dalam bentuk ion fero. Ion ini tidak langsung
digunakan oleh tubuh , melainkan lebih dahulu disimpan dalam hati , limpa dan sumsum
tulang belakang. Kemudian dibawa oleh plasma darah ke seluruh jaringan tubuh dalam
bentuk kompleks besi protein di atas.
Penyerapan besi dibantu oleh keasaman cairan lambung dan vitamin C. Ion feri juga diserap
tetapi tidak semudah ion fero.Penyerapan ion besi terbanyak berlangsung di duo-denum
bagian atas dan dikontrol oleh mukosa intensin.
Sebagaimana telah dibahas dimuka, besi berperan dalam tubuh untuk melakukan
transporoksigen dari paru paru ke jaringan dan dalam respirasi sel. Dalam
pembentukanhemoglobin diperlukan adanya ion besi.Masa hidup butir darah merah termasuk
hemoglobin adalah 120 hari.Kenyataan ini perlu diketahui secara meluas untuk mencegah
rasa takut seseorang untuk menjadi donor darah.
Defisiensi besi akan menimbulkan kadar penurunan kadar hemoglobin darah atau anemia
gizi besi. Kebutuhan tubuh terhadap unsur besi rata rata 12-18 mg per hari. Makanan yang
banyak mengandung besi antara lain adalah hati , daging, kuning telur, sayuran yang
berwarna hijau tua atau kacang kacangan.
Flour terutama terdapat pada gigi dan tulang, dan pada umumnya terdapat pada tumbuhan
dan jaringan hewan. Kekurangan flour akan mengakibatkan keadaan gigi yang lemah dan
mudah berlubang (caries), karena keadaan email gigi yang kurang baik. Sumber flour utama
adalah air minum dan rata rata diet sehari akan memberikan 0,25-0,35 mg flour.
Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin B6 adalah hambatan pertumbuhan, badan
lemah dan gangguan mental, eremania, dermatitis (gatal gatal dengan kulit dengan bercak
merah). Contoh penyakit dermatitis pada dilihat pada gambar 15-
Obat INH (aasam nikotin hidrazida) yaitu kemoterapeutik untuk pasien tuberkulosa,
bekerja sangat antagonistic terhadap vitamin B6. Oleh karenanya pemberian obat tersebut
dalam waktu lama seringkali di tambah dengan vitamin ini.
Sumber vitamin B6 adalah daging, umggas, ragi, legume, serealia, ubi jalar, dan kentang.
Definisi asam folat menunjukkan: (a) anemia megaloblastik, (b) glostik (inflamasi pada
lidah), (c) diare.
Makanan sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau tua terutama bayam,
asparagus dan kacang kacangan.
Definisi vitamin ini biasanya di sebabkan oleh kerusakan sistem absorbsi di usus. Beberapa
gejala defisiensi atau kekurangan vitamin B12 antara lain:
- Anemia pernisiosa, yang di sebabkan oleh ketidak mampuan tubuh mengabsorbsi B12
- Gangguan neurologis.
Sumber vitamin B12 terutama berasal dari makanan hewani, seperti daging, susu, telur,
unggas, ikan, mentega, hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung vitamin B12.
Asam pantotenat
Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A. Gugus aktif koenzim A adalah gugus –S-H.
Dalam reaksi-reaksi biasa nya di tuliskan KoA-SH atau HS-KoA. Dengan gugus karboksil
dari substrat koenzim A membentukikatan tioestar.
Semua makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber asam pantotenat.Di samping itu
juga biji-bijian dan kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam pantotenat dalam
kadar yang rendah .
Kebutuhan diet tidak begitu diketahui tetapi untuk orang dewasa dan anak-anak 5-10 mh/hari.
Dalam larutan air vitamin C mudah di oksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi di
percepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada
pengolahan, pengeringan, dan cahaya.Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat
interseluler, kolagen.Vitamin ini tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka,
matriks dan lain-lain.Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukkan kolagen tersebut.
Dalam pernapasan sel vitamin C banyak terlibat, namun mengkanismenya belum diketahui
dengan jelas. Peran penting vitamin ini antara lain:
Dengan demikian vitamin C juga berperan mengahmbat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh
yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor.Tmapkanya vitamin C merupakan
vitamin yang esensial untuk memelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-
struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini untuk melepaskan
dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat penting dalam proses metabolisme.
Pada waktu stress dimana aktifitas hormone adrenal korteks tinggi, konsentrasi vitamin dalam
jaringan ternyata menurun. Infeksi dan demam tubuh memerlukan tambahan jumlah vitamin
C dalam menanggulangi flu (common cold) telah banyak dilaporkan.Pada bintang percobaan
ternyata bahwa kadara vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan sintesis vitamin B komplek
dalam intestine.
Penyakit atau gejala yang tampak, yang di sebabkan oleh defisiensi vitamin C adalah:
- mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, dan kalau sudah terjadi sukar di sembuhkan
Definisi vitamin A akan menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam
cahaya redup (rabun senja).
Dalam proses reproduksi vitamin A berfungsi sebagai salah satu faktor pertumubuhan.
Tikus yang kekurangan vitamin A ternyata sering kurang subur, dan mengalami gangguan
dalam sintesis androgen.
Dalam pertumbuhan tulang dan gigi vitamin A juga merupakan faktor yang esensial.
Defisiensi Vitamin A
c. perkembangan tulang dan gigi yang tidak normal. Sumber vitamin A adalah:
Kebutuhan vitamin A pada diet di ukur dalam satuan internasional (IU = International
Unit). Satu satuan internasional adalah aktivitas dari 0,344 mcg, Kristal retinilasetat (0,3 mcg
retinol).
Di samping satuan di atas di perkenalkan pula satuan retinol ekuivalen disingkat RE, di
mana 1 RE == 1 mcg retinol atau 6 mcg beta-karoten atau 12 mcg karotin. 1 RE = 3,33 IU
retinol atau 10 UI beta-karotin. Kebutuhan sehari-hari vitamin A:
Efek Pemanasan
Vitamin A relative stabil terhadap panas. Dengan demikian tidak banyak yang hilang selama
proses pemasakan makanan. Makanan dalam kaleng masih dapat menahan vitamin A selama
Sembilan bulan.
Vitamin D
Bila ditinjau strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa, yakni D1, D2, D3, dan
seterusnya.Dua diantaranya adalah penting, meskipun semua memiliki khasiat sebagai
antirakitis.Vitamin D2 berasal dari tumbuhan, sekarang dikenal sebagai ergokalsiferol, dan
D3 atau kolekasiferol berasal dari hewan.Pada jaringan hewan dibawah jaringan epidermis
terdapat bahan pembentuk vitamin D yang berubah menjadi vitamin D3 dibawah pengaruh
sinar matahari pagi.
Fungsi Vitamin D
Vitamin D mengatur absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan makanan, mengatur
klasifikasi tulang dan gigi, dan diperkirakan membuat mukosa usus halus menjadi lebih
DASAR –DASAR BIOKIMIA 387
permeable untuk kalsium dan fosfor. Diperkirakan pula bahwa vitamin D dapat membantu
kelancaran terjadinya transport aktif kalsium melalui membrane. Sumber vitamin D adalah:
(a) minyak ikan, (b) susu, (c) senyawa di bawah lapisan epidermal yang dapat menjadi
vitamin D oleh sinar ultraviolet.
Kebutuhan Diet
Hanya dibutuhkan sedikit sekali, yaitu rata rata 400 IU. (1 IU sama dengan aktivitas 0,025
mcg Kristal murni vitamin D).
Kelebihan vitamin D bersifat racun untuk tubuh.Dosis antara 1000-3000 mcg/hari/kg berat
badan memberikan gejala keracunan dengan tanda tanda diare, nausea (mual), dan polyuria.
Keracunan yang berat akan menyebabkan kerusakan renal (saluran kencing) dan kalsifikasi
jaringan-jaringan lunak seperti jantung, pembuluh paru paru, lambung dan ginjal.
ricketsia pada anak anak dengan gejala: tulang menjadi lunak, pembesaran sendi sendi
sambungan tulang, deformasi tulang dada, pelvis, pertumbuhan gigi terlambat
kejang
osteomalasia (melunaknya tulang) pada orang dewasa
Vitamin E
Defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya hemolysis sel-sel darah merah dan anemi.Pada
hewan menyebabkan kemandulan.
Sumber vitamin E terutama berasal dari jaringan tumbuhan seperti minyak tumbuhan,
sayuran hijau, kacang kacangan.
pria dewasa 15 IU
wanita dewasa 12 IU
wanita mengandung 15 IU
bayi 4-5 IU
Vitamin K
Vitamin ini terdapat pada jaringan tumbuhan hijau, sedangkan vitamin K2 terdapat dalam
bakteri.
Vitamin K merupakan senyawa penting dalam pembentukan protrombin dan protein protein
pembekuan darahh lainnya. Di samping itu juga berpartisipasi dalam proses fosforilasi
oksidatif dalam metabolisme sel.
hemoragi
waktu pembekuan darah panjang
Sumber vitamin K antara lain adalah daun hijau seperti bayam, kubis. Sumber makanan
dari hewan yang disarankan adalah hati.Kebutuhan diet vitamin ini tidak diketahui.
Mineral
Yang dimaksud dengan mineral disini adalah unsur unsur yang berada dalam bentuk
sederhana.Dalam ilmu gizi biasanya disebut unsur unsur mineral atau nutrient/ zat gizi
anorganik.
Unsur unsur mineral yang telah terbukti esensial dalam makanan ada kurang lebih tujuh
belas. Analisis abu mineral menunjukkan bahwa ada lebih dari dua puluh macam unsuryang
terdapat dalam tubuh, yaitu: kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, magnesium,
kobalt, krom, fluor, dan sedikit (traces) vanadium, barium, brom, strontium, emas, perak,
nikel, aluminium, timah.
Mineral yang terdapatdalam tubuh dan makanan terutama terdapat dalam bentuk ion-ion.
Yang terdapat sebagai ion positif adalah terutama Na+, K+, Ca++ dan terdapat sebagai ion
negatif adalah Cl-, sulfat, fosfat. Ion-ion ini terdapat dalam cairantubuh, Pada tulang dan gigi
mineral berada dalam bentuk garam, terutama sebagai garam kalsium dan fosfat. Mineral
juga terdapat sebagai senyawa organik, misalnya dalam fosfoprotein, fosfolipid, hemoglobin,
hormon tiroksin (asam amino yang mengandung empat atom iodium).
Mineral yang esensial sebagai zat gizi dalam dua kategori, yaitu unsur unsur
makronutrien(>0,005 persen berat badan) dan unsur unsur mikronutrien (<0,005 persen berat
badan).
Kalsium, besi dan iodium merupakan elemen elemen yang seringkali tidak terdapat cukup
dalam makanan kita, terutama di negara negara yang sedang berkembang. Oleh karenanya
dapat digunakan sebagai patokan , apabila ketiga nutrien di atas jumlahnya telah terpenuhi
berada dalam diet seseorang, jumlah nutrien lain pun akan terpenuhi pula jumlahnya.
Unsur unsur mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu adalah kalsium, fosfor,
besi, magnesium, sulfur, natrium, kalium, klor. Di samping itu tubuh memerlukan sejumlah
kecil iodium, tembaga, kobalt, mangan, seng, selenium, molibden, fluor, dan sebagainya.
Kalsium
Kalsium berkaitan sangat erat dengan fosfor dalam tubuh. Metabolisme kedua unsur ini
berhubungan dengan sejumlah mekanisme fisiologis tubuh.
Tubuh kita memerlukan kalsium selama hidup, tetapi terutama pada masa kanak kanak,
masa mengandung dan laktasi. Unsur ini seringkali terdapat dalam kadar yang kurang
memadai dalam diri seseorang . Kadar kalsium mencapai jumlah 39% dari seluruh mineral
yang ada dalam tubuh dan 99% kalsium tersebut berada dalam jaringan keras, tulang dan
gigi. Yang 1% berada dalam darah , cairan diluar sel dan dan dalam sel jaringan lunak
dimana kalsium mengatur berbagai fungsi metabolik yang penting. Pada anak anak sintesis
tulang lebih besar daripada destruksi tulang, sedangkan pada orang dewasa normal terdapat
keseimbangan dinamik mineral kalsium antara tulang dan cairan tubuh.
Kalsium mempunyai peran penting dalam proses kontraksi otot, menjaga normalitas kerja
jantung dan merupakan aktivator enzim enzim tertentu.
Absorpsi kalsium dibantu oleh vitamin D, vitamin C dan laktosa, sedangkan oksalat dan
fitat mengganggu absorpsi kalsium .
Tumbuhan tidak memerlukan kobalt sehingga sumber utama kobalt bagi manusia adalah
sumber hewani. Dengan bantuan mikroorganisme dalam tubuh kita, barulah kita peroleh
vitamin B, Diet yang terlalu banyak mengandung kobalt organik diketahui menyebabkan
polisitemia (produksi berlebihan sel-sel darah merah).
Serat
Seratmakanan yang diterjemahkan dari dietary fiber menurut Trowall (1972) merupakan
bagian sel tanaman yang tidak dapat dicernakan oleh enzim dalam tubuh kita. Pada tahun
1974 ia mengemukakan bahwa seratm akanan terdiri dari polisakarida yang terdapat pada
dindingsel, lignin, lipid tumbuhan dan zat-zat yang tidak dapat diidentifikasi. Serat makanan
terutama terdiriatas selulosa. Di samping itu terdapat senyawa-senyawa lain seperti
hemiselulosa, pektin, gomtanaman, musilago, lignin, dan polisakarida yang tersimpan dalam
tanaman dan alga.
Selulosa
Selulosa merupakan komponen fibrous dinding sel tanaman. Adapun sifatnya yang
paling penting ialah kemampuannya menyerap air dan mengambang. Selulosa menyebabkan
ekskresi garam-garam empedu diperbesar, apabila gumpalan makanan mengandung banyak
serat. Selulosa juga mempunyai kemampuan mengikat asam fosfat.
Hemiselulosa
Selain mengandung selulosa, dinding sel juga mengandung hemiselulosa yang terdiri
dari campuran gula pentosa dan hektosa yang kebanyakan bercabang. Hemiselulosa
mempunyai kemampuan mengikat air dan ion-ion serta mudah dicerna.
Pektin
Pada dinding sel, pektin terdapat dalam jumlah yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
zat-zat di atas. Tetapi di samping pada dinding sel, pektin juga terdapat pada semua lapisan
intraseluler. Pektin memiliki kemampuan membentuk gel dan ion- ion, juga dapat
menurunkan absorbsi kolesterol.
Lignin
Lignin merupakan komponen dari dinding sel, dan ditinjau dari segi kimia bukan
merupakan karbohidrat, melainkan polimer yang kecil dengan BM. 1.000-4.500. Fungsinya
dalam proses pencernaan makanan adalah mengikat garam-garam empedu. Dari gambaran di
atas dapatlah dikatakan bahwa serat makanan sebenarnya bukan merupakan gizi, tetapi
berguna bagi kesehatan karena perannya dalam proses pencernaan makanan. Serat terdapat
dalam sayuran dan buah-buahan. Apabila dirangkum kegunaan serat dalam makanan kita
adalah:
- Menurunkan kadar kolesterol darah
- Memudahkan buang air besar karena tinja menjadi lembek
- Dengan penurunan waktu transit tinja dalam usus besar (kolon), kemungkinan
terjadinya kanker kolon diperkecil.
Air
Seringkali orang mengabaikan pentingnya minum, karena memandang tidak ada
gunanya, kecuali kalau memang kita sedang merasa haus.
Jumlah air dalam tubuh kurang-lebih mencapai dua per tiga berat badan, dan merupakan
komponen terpenting bila ditinjau dari segi anatomi dan fisiologi. Untuk melangsungkan
kehidupan, air merupakan komponen penting kedua setelah oksigen. Seseorang bisa bertahan
hidup tanpa makan untuk beberapa minggu, tetapi hanya dapat bertahan hidup beberapa hari
saja tanpa minum. Dehidrasi akan lebih cepat menyebabkan kematian daripada kelaparan.
Individu dapat kehilangan sebagian besar lemak dan glikogen, serta setengah dari
proteinnya (kehilangan 2/5 berat badan, dan tetap hidup. Namun apabila kehilangan 20% air
Wanita Dewasa
Dalam perkembangannya pada usia dewasa manusia mengalami maturasi. Sampai umur
20-25 tahun berat tulang kerangka manusia meningkat dan kemudian menurun yaitu mulai
kurang- lebih umur 35 tahun. Berat kerangka menjadi lebih berkurang, tulang lebih berongga
DASAR –DASAR BIOKIMIA 398
dan kurang elastis. Pada wanita, tulang dan otot kurang bila dibandingkan dengan pria.
Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan jumlah kebutuhan makanan antara wanita dan
pria seperti di bawah ini.
Kebutuhan energi rata-rata untuk pria dewasa adalah sebagai berikut:
- bekerja berat (menggarap sawah) 3.000 kal/hari
- bekerja sedang 2.600 kal/hari
- bekerja ringan 2.200 kal/hari
Kebutuhan energi rata-rata untuk wanita dewasa adalahsebagai berikut:
- bekerja berat 2.400 kal/hari
- bekerja sedang 2.000 kal/hari
- bekerja ringan 1.700 kal/hari
Apabila berat orang tersebut lebih dari 10 sampai 20% diatas berat badan ideal atau pada
contoh di atas, orang itu mem- punyai berat badan diatas 59,4 kg sampai 64,8 kg, maka orang
tersebut dikatakan overweight. Apabila berat badannya lebih dari 20% diatas berat badan
ideal atau diatas 64,8 kg, maka orang tersebut digolongkan dalam golongan obesitas.
Sebaliknya apabila berat badannya kurang dari 10% dibawah berat badan ideal atau dibawah
48,6 maka orang tersebut dikatakan underweight.
Apabila dikehendaki untuk mengurangi berat badan, dapat dilakukan diet rendah kalori
dengan ketentuan bahwa penurunan berat badan per bulan hanya kurang-lebih 3 kg dan perlu
diimbangi dengan latihan-latihan fisik misalnya senam. Adapun bahan makanan yang
diberikan sehari untuk jenis diet rendah kalori terdiri dari bahan makanan di bawah ini atau
penukarnya.
Untuk melakukan diet yang ketat harus minta nasihat dari dokter dan harus selalu ada
dalam pengawasannya. Dalam tabel, kebutuhan makanan wanita dewasa dibagi dalam tiga
kelompok umur 20-39 tahun, 40-59 tahun dan 60 tahun ke- atas. Di samping itu tertera juga
kebutuhan makanan bagi wanita hamil dan wanita menyusui.
Pria Dewasa
Dalam aktivitas sehari-hari umumnya dibedakan antara kerja fisik otot dan kerja otak.
Prestasi kerja fisik otot lebih mudah. diukur dan kebutuhan energi hanya ditentukan oleh
lama, intensitas dan sifat kerja itu sendiri, apakah kerja itu termasuk kerja berat atau sedang.
Misalnya pekerjaan mengetik selama 1 jam yang membutuhkan energi lebih sedikit daripada
mengetik selama dua jam. Pekerjaan mencangkul yang dijalankan dengan intensif
memerlukan energi lebih banyak daripada mencangkul yang dilakukan sebentar-sebentar
berhenti atau dilakukan seenaknya. Kerja mental lebih sukar diukur karena sangat
dipengaruhi oleh faktor subjektif. Jadi faktor sumber energi sangat sedikit pengaruhnya
terhadap prestasi kerja mental. Namun demikian diakui bahwa apabila seseorang berada
dalam keadaan sakit atau kelaparan, tidak akan dapat bekerja mental dengan baik. Pada
umumnya pekerjaan kantor digolongkan ke dalam pekerjaan sedang, dan bagi mereka yang
banyak bekerja mental dianjurkan. untuk banyak menjaga kesegaran jasmaninya dengan jalan
berolah raga. Di samping itu makanan setiap harinya senantiasa perlu diperhatikan.
Golongan umur 40 sampai 65 tahun disebut golongan se- tengah umur. Gangguan fisik
dan kematian yang terjadi pada golongan ini kemungkinan disebabkan oleh:
a. Kebutuhan dalam kehidupan sosialnya makin meningkat dan tanggungjawab dalam
pekerjaan atau tugas bertambahkarena bertambahnya masa kerja
b. Kemampuan organ-organ tubuh untuk mengatasi "stres"sudah berkurang.
Ukuran Rumahtangga
Sayuran kelompok B: Sayuran ini lebih sedikit mengandung karoten dibanding dengan
kelompok A. Yang termasuk kelompokini ialah:
Bahan makanan
- Buncis - Jamur - Gambas (oyong)
- Kacang panjang - Kecipir - Kol
- Labu air - Labu siam - Waluh
- Melinjo - Pepaya muda - Pare
- Selada - Seledri - Toge
- Terong - Kacang kapri - Kembang turi
Golongan V. Buah-buahan.
Merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama vitamin C. Setiap satuan penukar
mengandung 30 mg-80 mg vitamin C. Kebutuhan akan vitamin C seorang sehari akan
terpenuhi dengan mengambil satu satuan penukar buah-buahan dalam bentuk segar.
Berat Tiap Satuan
Merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin (terutama vitamin A dan niasin)
serta mineral (kalsium dan fosfor). Satu satuan penukar mengandung 110 kalori, 7 gram
protein, 9 gram karbohidrat dan 7 gram lemak.
Bahan makanan ini hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Satu satuan penukar
mengandung 90 kalori dan 10 gram lemak.
Latihan
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Beras pecah kulit 13 335 7,4 1,9 76,2 12 290 2,0 0 0,32 0 100
2. Beras setengah giling 12 363 7,6 1,1 78,3 11 221 1,0 0 0,19 0 100
3. Beras giling 13 360 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 100
4. Beras merah, tumbuk 13 359 7,9 0,9 77,6 16 163 0,3 0 0,21 0 100
5. Beras ketan putih 12 362 6,7 0,7 79,4 12 148 0,8 0 0,16 0 100
6. Beras ketan hitam 13 356 7,0 0,7 78,0 10 148 0,8 0 0,2 0 100
7. Beras parboiled 12 364 6,8 0,6 80,1 5 142 0,8 0 0,22 0 100
8. Bihun 13 360 4,7 0,1 82,1 6 35 1,8 0 0 0 100
9. Biskuit 2 458 6,9 14,4 75,1 62 87 2,7 0 0,09 0 100
10. Jagung muda, kuning 64 129 4,1 1,3 30,3 5 108 1,1 117 0,18 0 28
11. Jagung muda, putih 64 129 4,1 1,3 30,3 5 108 1,1 0 0,18 0 28
12. Jagung kuning panen baru (butir) 24 307 7,9 3,4 63,6 9 148 2,1 440 0,33 0 90
13. Jagung putih panen baru (butir) 24 307 7,9 3,4 63,6 9 148 2,1 0 0,33 0 90
14. Jagung kuning panen lama (butir) 12 355 9,2 3,9 73,3 10 256 2,4 510 0,38 0 90
15. Jagung putih panen lama (butir) 12 355 9,2 3,9 73,3 10 256 2,4 0 0,38 0 90
16. Jagung segar kuning 60 140 4,7 1,3 33,1 6 118 0,7 435 0,24 8 90
17. Jagung segar putih 60 140 4,7 1,3 33,1 6 118 0,7 0 0,24 8 90
18. Jali 23 289 11,0 4,0 61,0 213 176 11,0 0 0,14 0 90
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
19. Jampang Huma 12 332 6,2 1,4 78,2 329 254 5,3 0 0,33 0 100
20. Jawawut 12 334 9,7 3,5 73,4 28 311 5,3 0 0,51 0 100
21. Gadung 74 101 2,1 0,2 23,2 20 20 0,6 0 0,10 9 85
22. Ganyong (cana) 75 95 1,0 0,1 22,6 21 70 20,0 0 0,10 10 65
23. Gaplek 45 338 1,5 0,7 81,3 80 60 1,9 0 0,04 0 100
24. Havemout 8 390 14,2 7,4 68,2 53 405 14,0 0 0,6 0 100
25. Katul giling I (beras) 11 291 14,4 18,2 47,7 43 2535 14,0 0 1,42 0 100
26. Katul giling II (beras) 11 275 12,6 14,8 54,6 32 2000 14,0 0 0,82 0 100
27. Katul giling III (beras) 12 236 10,7 7,5 65,6 28 550 14,0 0 0,42 0 100
28. Katul jagung 12 356 9,0 8,5 64,5 200 500 10 0 1,2 0 100
29. Kentang 78 83 2,0 0,1 19,1 11 56 0,7 0 0,11 17 85
30. Kentang hitam 64 142 0,9 0,4 33,7 34 75 0,2 0 0,02 38 75
31. Ketela pohon (singkong) 63 146 1,2 0,3 34,7 33 40 0,7 0 0,06 30 75
32. Ketela pohon (singkong) kuning60 157 0,8 0,3 37,9 33 40 0,7 385 0,06 30 75
33. Kerupuk aci 12 350 0,5 0,2 85,9 0 0 0 0 0 0 100
34. Kue-kue (crackers) 15 350 11,0 1,5 71,1 15 130 2 0 0,17 0 100
35. Makaroni 12 363 8,7 0,4 78,7 20 80 0,3 0 0,10 0 100
36. Maizena (pati jagung) 14 343 0,3 0 85,0 20 30 1,5 0 0 0 100
37. Mi basah 80 86 0,6 3,3 14,0 14 13 0,8 0 0 0 100
38. Mi kering 337 7,3 11,8 50,0 49 47 2,8 0 0,01 0 100
39. Nasi (beras giling) 57 178 2,1 0,1 40,6 5 22 0,5 0 0,02 0 100
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Ayam - 302 18,2 25,0 0 14 200 1,5 810 0,08 0 58
2. Angsa 51 354 16,4 31,5 0 15 188 1,8 900 0,10 0 60
3. Bebek (itik) 54 326 16,0 28,6 0 15 188 1,8 900 0,10 0 60
4. Corned beef 53 241 16,0 25,0 0 10 170 4,0 0 0,0 0 100
5. Daging anak sapi sedang 68 190 19,1 12,0 0 11 193 2,9 40 0,14 0 100
6. Daging anak sapi kurus 69 174 19,6 10,0 0 11 201 2,9 20 0,08 0 100
7. Daging anak sapi gemuk 62 207 18,8 14,0 0 10 200 2,2 40 0,13 0 100
8. Daging asap 60 191 32,0 6,0 0 15 300 5,0 20 0,12 0 100
9. Daging babi gemuk 42 457 11,9 45,0 0 7 117 1,8 0 0,58 0 100
10. Daging babi kurus 50 376 14,1 35,0 0 8 151 2,1 0 0,67 2 100
11. Daging domba kurus 66 206 17,1 14,8 0 10 191 2,6 0 0,15 0 100
12. Daging domba gemuk 56 317 15,7 27,7 0 9 157 2,4 0 0,14 0 100
13. Daging kambing 70 154 16,6 9,2 0 11 124 1,0 0 0,09 0 100
14. Daging kerbau 84 84 18,7 0,5 0 7 151 2,0 0 0,02 0 100
15. Daging kuda kurus 76 118 18,1 0,9 0 10 150 2,7 0 0,07 0 100
16. Daging sapi gemuk 60 273 19,6 22,0 0 10 150 2,6 40 0,08 0 100
17. Daging sapi kurus 60 174 17,5 10,0 0 11 181 2,9 20 0,08 0 100
18. Daging sapi sedang 66 207 18,8 14,0 0 11 170 2,8 30 0,08 0 100
19. Dendeng 25 433 13,8 9,0 0 30 570 0 0 0,10 0 100
20. Dideh (darah) ayam 82 77 21,9 1,9 0,7 15 29 1,3 50 0,02 0 100
21. Dideh (darah) sapi 76 104 13,6 1,1 0 7 24 1,3 50 0 0 100
22. Ginjal babi 77 114 16,3 4,6 0,8 11 46 8,0 130 0,58 13 100
23. Ginjal domba 78 105 16,6 3,3 1,0 13 237 9,2 1150 0,51 13 100
24. Ginjal sapi 75 141 15,0 8,1 0,9 9 221 7,9 1150 0,37 13 100
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Bader (tawes) 66 198 19,0 13,0 0 48 150 0,4 150 0,01 0 80
2. Bandeng 74 129 20,0 4,8 0 20 150 2,0 150 0,05 0 80
3. Bawel 78 96 19,0 1,7 0 20 150 2,0 150 0,05 0 80
4. Bekasang 69 138 14,0 0,7 7,4 40 80 2,0 100 0,05 0 100
5. Beunteur 70 109 17,0 4,0 0 500 500 1,0 150 0,05 0 80
6. Ekor kuning 84 66 14,0 0,7 0 40 150 2,0 150 0,02 0 80
7. Gabus segar 69 74 25,2 1,7 0 62 176 0,9 150 0,04 0 64
8. Gabus kering 24 292 58,0 4,0 0 15 100 0,7 100 0,10 0 80
9. Ikan hiu 78 89 20,1 0,3 0 25 208 0,9 150 0,01 0 49
10. Ikan asin (kering) 40 193 42,0 1,5 0 200 300 2,5 0 0,010,05 0 70
11. Ikan mas 80 86 16,0 2,0 0 20 150 2,0 150 0,05 0 80
12. Ikan segar 76 113 17,0 4,5 0 20 200 1,0 150 0,05 0 80
13. Kakap 77 92 20,0 0,7 0 20 200 1,0 30 0,05 0 80
14. Kembung 76 103 22,0 1,0 0 20 200 1,0 30 0,05 0 80
15. Keong 81 64 12,0 1,0 2,0 217 78 1,7 0 0 0 46
16. Kepiting 68 151 13,8 3,8 14,1 210 250 1,1 200 0,05 0 45
17. Kerang 85 59 8,0 1,1 3,6 133 170 3,1 300 0,01 0 20
18. Kodok (katak) 82 73 16,4 0,3 0 18 147 1,1 0 0,14 0 65
19. Kerupuk ikan (dengan pati) 16 342 16,0 0,4 65,6 2,0 20 0,1 0 0 0 100
20. Kerupuk udang (dengan pati)12 359 17,2 0,6 68,2 332 337 1,7 50 0,04 0 100
21. Kura 80 83 19,1 0,2 0 27 87 0,7 0 0,20 0 70
22. Layang 74 109 22,0 1,7 0 50 150 2,0 150 0,05 0 80
23. Lemuru 76 112 20,0 3,0 0 20 100 1,0 100 0,05 0 82
24. Paling 58 303 14,0 27,0 0 20 200 1,0 1600 0,10 2 100
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Telur ayam 74,0 162 12,8 11,5 0,7 54 180 2,7 900 0,10 0 90
2. Telur ayam bagian kuning 49,4 361 16,3 31,9 0,7 147 586 7,2 2000 0,27 0 100
3. Telur ayam bagian putih 87,8 50 10,8 0 0,8 6 17 0,2 0 0 0 100
4. Telur bebek (itik) 70,8 189 13,1 14,3 0,8 56 175 2,8 1230 0,18 0 90
5. Telur bebek bagian kuning47,0 398 17,0 35,0 0,8 150 400 7,0 2870 0,60 0 100
6. Telur bebek bagian putih 88,0 54 11,0 0 0,8 21 20 0,1 0 0,01 0 100
7. Telur bebek diasin 66,5 195 13,6 13,6 1,4 120 157 1,8 841 0,28 0 83
8. Telur penyu 76,6 144 12,0 10,2 0 84 193 1,3 600 0,11 0 90
9. Telur berubuk 25,0 425 31,0 28,0 10 50 100 2 600 0,10 0 100
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Ampas tahu (dari saridele) 9 414 26,6 18,1 41,3 19 29 4,0 0 0,20 0 100
2. Bongkrek (dari bungkil kelapa) 73 119 4,4 3,5 18,3 27 100 2,6 0 0,08 0 100
3. Bungkil kacang tanah 14 336 37,4 13,0 30,5 730 470 30,7 0 0,04 0 100
4. Bungkil biji karet 12 333 29,3 3,3 50,0 102 66 12,0 0 0,10 0 100
5. Bungkil kelapa 16 368 23,0 15,0 40,0 137 433 41,5 0 0 0 100
6. Jambu monyet biji 6 562 21,2 46,9 23,6 50 450 5,0 100 0,2 0 100
7. Jengkol 93 20 3,5 0,1 3,1 21 25 0,7 240 0,10 12 90
8. Emping (kerupuk melinjo) 13 345 12,0 1,5 71,5 100 400 5,0 0 0,20 0 100
9. Kacang arab 12 339 23,£ 1,4 60,2 57 388 4,7 140 0,77 2 100
10. Kacang bogor 10 370 16,0 6,0 65,0 85 264 4,2 0 0,18 0 100
11. Kacang endel (biji) 14 331 25,0 1,0 58,0 80 400 5,0 0 0,30 9 95
12. Kacang gude, biji 12 336 20,7 1,4 62,0 125 275 4,0 150 0,48 5 100
13. Kacang gude, biji muda 70 114 7,0 0,6 20,8 3,2 122 1,5 70 0,37 43 100
14. Kacang hijau 10 345 22,2 1,2 62,9 125 320 6,7 157 0,64 0 100
15. Kacang kedelai, basah 20 286 30,2 15,6 30,1 196 506 6,9 95 0,93 0 100
16. Kacang kedelai, kering 8 331 34,9 18,1 34,8 227 585 8,0 110 1,07 0 100
17. Kacang merah giling 12 336 23,1 1,7 59,5 80 400 5,0 0 0,60 0 95
18. Kacang panjang biji 12 357 17,3 1,5 70,0 163 437 6,9 0 0,57 2 100
19. Kac. tanah terkupas (dg. selaput) 4 452 25,3 42,8 21,1 58 335 1,3 0 0,30 0 100
20. Kacang tanah rebus (dg. kulit) 40 36 13,5 31,2 12,8 42 177 1,4 0 0,44 5 43
21. Kacang tanah sangan
3 559 26,9 44,2 23,6 74 393 1,9 0 0,30 0 100
(tidak dengan selaput)
22. Kacang tunggak solo 11 342 22,9 1,1 61,6 77 449 6,5 30 0,92 2 100
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Andewi 92 25 1,6 0,2 5,3 33 66 1,0 0 0,14 10 80
2. Bayam 87 36 3,5 0,5 6,5 267 67 3,9 6090 0,08 80 71
3. Bayam merah 82 51 4,6 0,5 10,0 368 111 2,2 5800 0,08 80 78
4. Baligo 96 13 0,4 0,2 3,0 19 19 0,4 0 0,04 13 69
5. Bawang bombay 88 45 1,4 2 10,3 32 44 0,5 50 0,03 9 94
6. Bawang merah 88 39 1,5 0,3 9,2 36 40 0,8 0 0,03 2 90
7. Bawang putih 71 95 4,5 0,2 23,1 42 134 1,0 0 0,22 15 88
8. Bengkuang 85 55 1,4 0,2 12,8 15 18 0,6 0 0,04 20 84
9. Bit 88 42 1,6 0,1 9,6 27 43 1,0 20 0,02 10 75
10. Boros kunci 90 32 1,0 0,8 7,2 50 50 2 5000 0,08 50 80
11. Boros laja 93 22 1,0 0,3 4,7 50 50 2 5000 0,08 50 80
12. Buncis 89 35 2,4 0,2 7,7 65 44 1,1 630 0,08 19 90
13. Daun bawang 92 29 1,8 0,7 5,2 55 39 7,2 1365 0,09 37 67
14. Daun bluntas 86 42 1,8 0,5 9,4 256 49 5,6 3980 0,02 30 65
15. Daun jambu mete muda 78 73 4,6 0,5 16,2 33 64 8,9 2680 0 65 65
16. Daun gandaria 81 60 3,1 0,3 14,0 40 45 4,7 600 0 61 65
17. Daun kacang panjang 88 34 4,1 0,4 5,8 134 145 6,2 524 0,28 29 65
18. Daun kedondong 81 39 3,5 0,3 13,4 540 82 6,2 2900 0,06 29 65
19. Daun kemangi 85 43 5,5 0,3 7,5 352 106 1,0 1017 0,06 30 65
20. Daun ubi jalar 85 47 2,8 0,4 10,4 79 66 10,0 6015 0,12 22 73
21. Daun kecipir 85 47 5,0 0,5 8,5 134 81 6,2 5240 0,28 29 70
22. Daun koro (daun roay) 91 23 3,0 0,3 3,7 134 81 6,2 5240 0,28 29 65
23. Daun labu siam 90 60 4,0 0,4 4,7 58 70 2,5 2025 0,08 16 100
24. Daun labu waluh 90 30 3,6 0,6 4,5 138 99 3,7 2750 0,14 36 70
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
50. Kacang kapri 74 98 6,7 0,4 17,7 22 122 1,9 680 0,34 26 45
51. Kacang kapri, buah (muda) 87 42 3,3 0,2 0,0 51 85 1,0 440 0,20 49 80
52. Kacang panjang 89 44 2,7 0,3 7,8 49 347 0,7 335 0,13 21 75
53. Katok 81 59 4,8 1,0 11,0 204 83 2,7 10370 0,10 239 40
54. Kelor 75 82 6,7 1,7 14,3 440 70 7,0 11300 0,21 220 65
55. Kemangi 85 46 4,0 0,5 8,9 45 75 2,0 5000 0,08 50 80
56. Kembang turi 87 44 1,8 0,6 9,6 23 29 0,9 105 0,13 41 83
57. Ketimun 96 12 0,7 0,1 2,7 10 21 0,3 30 0,03 8 70
58. Kecipir, buah muda 90 35 2,9 0,2 5,8 63 87 0,3 595 0,24 19 96
59. Kluwih (kelawi) 70 111 1,5 0,3 27,2 28 32 0,9 2 0,10 19 77
60. Kol kembang 92 25 2,4 0,2 4,9 22 72 1,1 90 0,11 69 57
61. Kol merah
92 24 1,4 0,2 5,3 46 31 0,5 80 0,06 50 75
62. Kol putih
63. Koro krupuk, buah 67 125 8,3 0,7 22,1 17 12 2,7 80 0,11 31 68
64. Koro wedus, buah muda 88 38 3,0 0,3 7,9 56 47 1,1 870 0,09 17 70
65. Krokot 93 21 1,7 0,4 3,8 103 39 3,6 2550 0,03 25 80
66. Kunyit 85 63 2,0 2,7 9,1 24 78 3,3 0 0,03 1 78
67. Kucai 86 45 2,2 0,3 10,3 52 50 1,1 40 0,11 17 52
68. Kucai muda (lokio) 86 42 3,8 0,6 7,8 76 91 2,5 500 0,11 59 10
69. Labu air 95 17 0,6 0,2 3,8 12 18 0,6 70 0,04 10 80
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
90. Tebu terubuk 91 25 4,6 0,4 3,0 40 30 2 0 0,08 50 20
91. Tekokak 89 34 2,0 0,1 7,9 50 30 2 750 0,08 80 95
92. Tekokak kering 12 294 8,3 1,7 72,6 370 180 22,2 750 0,40 0 100
93. Terong 93 24 1,1 0,2 5,5 15 37 0,4 30 0,04 5 87
94. Terung belanda 86 48 1,5 0,3 11,3 13 24 0,8 0 0,04 17 73
95. Tespong 81 59 2,9 0,3 13,9 155 65 2,5 2500 0,05 21 60
96. Cabe merah besar 81 31 1,0 0,3 7,3 29 24 0,5 470 0,05 18 85
97. Cabe hijau besar 93 23 0,7 0,3 5,2 14 23 0,4 260 0,05 84 82
98. Cabe kering 10 311 15,9 6,2 6,8 160 370 2,3 576 0,40 50 85
99. Cabe rawit segar dg. biji 71 103 4,7 2,4 19,9 45 85 2,5 11050 0,24 70 85
100. Cabe rawit segar
86 49 1,6 0,7 11,1 22 85 1,9 11200 0,07 125 75
tanpa biji
101. Cengkeh kering 23 292 5,2 8,9 57,4 740 100 4,9 0 2,0 10 100
102. Tomat masak 94 20 1,0 0,3 4,2 5 27 0,5 1500 0,06 40 95
103. Tomat muda 93 23 2,0 0,7 3,3 5 27 0,5 320 0,07 30 95
104. Tomat (air tomat) 94 15 1,0 0,2 3,5 7 15 0,4 600 0,05 10 100
105. Wortel 88 42 1,2 0,3 9,3 39 37 0,8 12000 0,06 6 88
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Adpokat 84 85 0,9 6,5 7,7 10 20 0,9 180 0,05 13 61
2. Apel 84 58 0,3 0,4 14,9 6 10 0,3 90 0,04 5 88
3. Arbei 90 37 0,8 0,5 8,3 28 27 0,8 60 0,03 60 96
4. Asam masak pohon 31 239 2,8 0,6 62,5 74 113 0,6 30 0,34 2 48
5. Belimbing 90 36 0,4 0,4 8,8 4 12 1,1 170 0,03 35 86
6. Buah mentega (bisbul) 92 39 0,7 0,2 9,7 43 17 0,8 55 0 33 50
7. Buah nona 72 10 1,7 0,6 25,2 27 20 0,8 0 ,08 22 58
8. Jambu biji 86 149 0,9 0,3 12,2 14 28 1,1 25 0,02 87 82
9. Jambu bol 85 56 0,6 0,3 14,2 29 16 1,2 130 0,02 22 67
10. Jambu monyet, buah 83 64 0,7 0,6 15,8 4 13 0,5 25 0,02 197 90
11. Jambu tangkwe (jambu air) 87 46 0,6 0,2 11,8 7,5 9 1,1 0 0 5 90
12. Jeruk bali 86
48 0,6 0,2 12,4 23 27 0,5 20 0,04 43 62
13. Jeruk delima 87
14. Jeruk garut 87
44 0,8 0,3 10,3 33 23 0,4 420 0,07 31 71
15. Jeruk keprok 88
16. Jeruk manis 86 45 0,9 0,2 11,2 33 23 0,4 190 0,08 49 72
17. Jeruk manis air 89 44 0,8 0,2 11,0 19 16 0,2 190 0,08 49 100
18. Jeruk nipis 82 37 0,8 0,1 12,3 40 22 0,6 0 0,04 27 76
19. Jeruk ponderosa 64 32 0,9 0,6 8,7 40 22 0,6 0 0,04 50 62
20. Duku 80 63 1,0 0,2 16,1 18 9 0,9 0 0,05 9 64
21. Durian 65 134 2,5 3 28,0 7,4 44 1,3 175 0,10 53 22
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
22. Erbis (markisa) 80 70 0,6 0 18,9 11 50 1,1 10 0 16 33
23. Embacang 73 98 1,4 0,2 25,4 21 15 0 1218 0,03 56 65
24. Gandaria (masak) 81 68 0,7 0,1 18,0 8,5 20 1,0 1020 0,03 111 70
25. Kedondong (masak) 88 41 1,0 0,1 10,3 15 22 2,8 233 0,08 30 58
26. Kesemek (kaledung) 78 78 0,8 0,4 20,0 6 26 0,3 2713 0,05 11 97
27. Kokosan 85 86 1,6 0,2 13,0 22 38 1,3 20 0,04 3 64
28. Langsat 84 56 0,9 0,2 14,3 17 24 1,1 0 0,07 3 64
29. Mangga masak pohon 81 66 0,7 0,2 17,2 9 13 0,2 6350 0,06 41 65
30. Mangga gedong 87 44 0,7 0,2 11,2 13 10 0,2 16400 0,08 0 65
31. Mangga golek 82 63 0,5 0,2 16,7 14 10 0,7 3715 0,08 30 65
32. Mangga harum manis 87 46 0,4 0,2 11,9 15 9 0,2 1200 0,08 6 65
33. Mangga indramayu 80 72 0,8 0,2 18,7 13 10 1,9 2900 0,06 16 65
34. Mangga kopek 85 56 0,4 0,2 14,6 16 10 1,7 6520 0,03 27 65
35. Mangga muda 84 59 0,5 0,4 15,1 12 11 0,4 85 0,06 68 73
36. Manggis 83 63 0,6 0,6 15,6 8 12 0,8 0 0,03 2 29
37. Menteng 79 65 1,7 0,2 16,1 13 20 0,8 0 0 5 64
38. Nangka masak pohon 70 106 1,2 0,3 27,6 20 19 0,9 330 0,07 7 28
39. Nanas 85 52 0,4 0,2 13,7 16 11 0,3 130 0,08 24 33
Vitamin
Air Kalori Protein Lemak Karbo Ca P Fe byyd
Nama Bahan Makanan A B1 C
g kal g g g mg mg mg g
SI mg mg
1. Es krim 62 207 4,0 12,5 20,6 123 99 0,1 520 0,04 1 100
2. Hangop (dari karnemelk) 84 65 10,0 1,0 3,5 180 190 0,2 0 0,03 0 100
3. Kepala susu(cream) 73 204 2,6 20,0 4,0 97 77 0,1 830 0,03 1 100
4. Kwark 59 242 19,0 17,0 3,0 300 350 0,5 570 0,03 0 100
5. Mentega 17 725 0,5 81,6 1,4 15 16 1,1 3300 0 0 100
6. Susu kambing 86 64 4,3 2,3 6,6 98 78 2,7 125 0,06 1 100
7. Susu kerbau 74 160 6,3 12,0 7,1 216 101 0,2 80 0,04 1 100
8. Susu sapi 88 61 3,2 3,5 4,3 143 60 1,7 130 0,03 1 100
9. Susu kental bergula 25 336 8,2 1,0 55,0 275 229 0,2 510 0,05 1 100
10. Susu kental tak bergula 74 138 7,0 7,9 9,9 143 195 0,2 400 0,05 1 100
11. Susu tak berlemak (skim) 91 36 3,5 0,1 5,1 123 97 0,1 0 0,04 1 100
12. Susu bubu asam (untuk bayi) 3 418 19,0 9,0 65,5 800 600 7,0 100 1,00 30 100
13. Susu bubuk (skim) 4 362 35,6 1,0 52,0 1300 1030 0,6 0,04 0,35 7 100
14. Susu bubuk (whole) 4 509 24,6 30, 36,2 904 694 0,6 1570 0,29 6 100
15. Yoghurt 88 52 3,2 4,0 4,0 120 90 0,1 73 0,04 0 100,0
16. Keju 39 326 22,8 20,3 13,2 777 338 1,5 750 0,01 1 100
Vitamin
Protei
Air Kalori Lemak Karbo Ca P Fe A B1 C Hydd
Nama BahanMakanan n
g Kal g g G Mg mg mg SI mg mg G
1 Lemak babi (lard) 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 0 100
2 Lemak kerbau 5 818 1.5 90 0 0 0 0 0 0 0 100
3 Margarine 0 720 0 81 0.4 20 16 0 2000 0 0 100
8000
4 Minyak ikan 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 100
0
7000
5 Minyakhatihiu (Eulamia) 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 100
0
6 Minyakkacang 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 0 100
7 Minyakkelapa 0 870 1 98 0 0 0 0 0 0 0 100
6000
8 Minyakpalem 0 884 0 100 0 0 0 0 0 0 100
0
9 Minyakwijen 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 0 100
10 Minyakzaitun 0 902 0 100 0 0 0 0 0 0 0 100
Vitamin
Protei
Air Kalori Lemak Karbo Ca P Fe A B1 C Hydd
Nama BahanMakanan n
g Kal G G g mg mg mg SI mg mg G
1 Agar-agar 18 - 0 0.2 0 400 125 5 0 0 0 100
2 Bir (4% alkohol) 90 48 0.6 0 4.4 4 26 0 0 0 0 10
3 Bungkil pisang (akar) 86 43 0.6 0 11.6 15 60 0.5 0 0.01 12 100
4 Dodol 12 395 3.0 5.7 81.2 12 80 1.6 0 0 0 100
5 Gelatin 5 389 91.0 0 0 0 20 0.5 0 0 0 100
6 Gula aren 9 368 0 0 95.0 75 35 3 0 0 0 100
7 Gula jawa (gula kelapa) 10 386 3.0 1.0 76.0 76 37 2.6 0 0 0 100
18 Gula pasir 5 364 0 0 94.0 5 1 0.1 0 0 0 100
9 Selai (jam) 34 239 0.5 0.6 64.5 20 20 1.0 0 0.01 0 100
10 Lemon squash 90 36 0.5 0 10.0 0 0 0 0 0 20 100
11 Madu 20 294 0 0 79.5 5 16 0.9 0 0 4 100
12 Sirop 44 213 0.3 0 55.0 0 0 0 0 0 0 100
13 Teh 8 132 19.5 0.7 67.8 717 265 11.8 2095 0.01 0 100
Armstrong, F.B., 1989, Biochemistry (edisi ke-3), New York: Oxford University Press
Borms, J. et.al. (ed), 1984, Human Growth and Development, New York: Plenum Press.
Brown, T.A., 1995, Gene Cloning an Introduction, 3 Ed., London: Champan and Hall.
Clark, B.F.C. dan K.A. Maroker, 1973, "How Proteins Start".Organic Chemistry of Life, Readings from Scientific American. San
Francisco: W.H. Freeman and Company.
Cohen. N.S., 1978, The Manipulation of Genes in Recombinant DNA, San Francisco: W.H. Freeman and Company.
Conn, E.E. dan P.K. Stumpf, 1972, Outlines of Biochemistry (edisi ke-3), NewYork: John Wiley and Sons, Inc.
DeCoursey, R.M., 1974, The Human Organism (edisi ke-4), New York: McGraw Hill Book Company.
Findley, D.A. et al., 1985, "Inorganic Constituents of Breast Milk from Vegetarian and Non Vegetarian Women and Relationships
with Each Other and With Organic Constituents". Journal of Nutrition, 115, 772-781.
Goodhart, R.S. dan M. Shils (ed), 1980, Modern Nutrition in Health and Disease (edisi ke-6). London: Henry Kimpton Publishers.
Grobstein, C., 1997, The Recombinant DNA Debate, Scientific American, Amerika.
Harper, H.A. et al, Review of Physiological Chemistry (edisi ke-7). California: Lange Medical Publications.
Karlson, P. 1979, Introduction to Modern Biochemistry (edisi ke-3), New York: Academic Press.
Krause, M.V. dan M.A. Hunscher, 1972, Food Nutrition and Diet Therapy,Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Mahler, H. W. dan E.H. Cordes, 1971, Biological Chemistry (edisi ke-2), New York: Harper and Row Publishers.
Mathews, C.K., dan Van Holde, K.E., 1996, Biochemistry. California: The Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.
McGilvery, R.W., 1970, Biochemistry, A Functional Approach. Philadelphia; WR. Saunders Company.
Montgomery, R. et al., 1990. Biochemistry, A Case-Oriented Approach (edisike-5). St. Louis: The C.V. Mosby Company.
Old, R.W. dan S.B. Primrose, 1981, Principles of Genes Manipulation (edisi ke-2). Oxford: Blackwell Scientific Publications.
Orten, J.M. dan O.W. Neuhause, 1970, Biochemistry (edisi ke-8) St. Louis: The C.V. Mosby Company.
Rafelson Jr. M.E. et al., 1980, Basic Biochemistry (edisi ke-4), New York: The Macmillan Publishing Company, Inc.,
Segel, I.H., 1968, Biochemical Calculations, New York: John Wiley and Sons.
Stryer, L., 1975 Biochemistry, San Francisco: W.H. Freeman and Company.
Thomas, C.L. (ed), 1973, Taber's Cyclopedic Medical Dictionary, Philadelphia: F.A. Davis Company.
Voet, D. dan J.G. Voet, 1980, Biochemistry, New York: John Wiley and Sons. Inc.
Winick, M., 1980, Nutrition in Health and Disease, New York: John Wiley and Sons, Inc.
Wood, W.B. et al., 1974, Biochemistry, A Problems Approach, California: W.A. Benjamin, Inc.
E Esterase, 155
Estrogen, 79
Edman, reaksi, 93
gelap cahaya, 378,380
Ekstrasel, 206 F
Embden-Meyerhof, 255 FAD, 179, 303
Emulgator, 243 FADH,, 180, 273
Endokrin, 345 Fagositos, 217
Endoplasmik retikulum, 195 Fenilalanin, 97, 98
ribosom, 195 Jalur metabolik,311
Enolase, 253 Feritin, 214
Enansiomer, 14, 16, 18 Fibrinogen, 211
Enolisasi, 45 Fischer, Emil, 14
Enterokinin, 241 Fischer, rumus, 11
Enterokinase, 245 Fischer, rumus proyeksi, 22
Enzim, 140 Fitol, 69
M Mukus, 236
Makromolekul, 92
Malat dehidrogenase, 269 N
Malnutrisi, 359 NAD, 399
Maloniltransasilase, 289 Netrofil, 216
Maltosa, 32, 383 Niasin. 177
Manitol, 382 Manosa, 383 Nikotinamida, 177
Marasmus, 368 Nikotinat, 177
Membran, hidrofil, 193 Nilai biologi protein, 392
Membran, plasma, 192 Nilai kalori. 369, 370
Membran, semipermeabel selektif., Nilai metabolisme basal, 374
191
NPU, 392
Membran sel, 191-193
Nukleodepolimerase. 243
Metabolic rate, 373
Nukleoprotein, 126, 133
Metabolisme basal, 367
Nukleosida, 128
O Pepton, 238
Pereaksi
Obesitas, 433 Ochoa, 379
Barfoed, 41
Oksidasi, beta, 279
Benedict, 40
Oksidereduktase, 152
Fehling, 40
Oligosakarida, 30
Molisch, 42
Ornitin, 99
Pernapasan, 220-232
Osazon, 42 Osmosis, 199
Pernicious anemia, 215
Overweight. 433
Pinen. 68
Piran, 128
P
Piridoksal, 183
Pankreozimin, 241,349
Piridoksal fosfat, 302, 405
Parotid, 235
Piridoksamin, 183
Pelagra, 400
Piridoksin, 183
Pencernaan makanan, 233-245
Pituitari, 353
Penggaraman (salting out). 61
Plasma darah, 210
Penggumpalan darah, 217-219
Plasmid, 337
Peptidase, 155, 242, 245
Pola provisional. 394
eksopeptidase, 155
Polihidroksi aldehida, 10
endopeptidase, 155
Polihidroksiketon; 10
Pepsin, 238
Polisakarida, 35
Peptida, 103
Polisitemia, 216, 421
degradasi Edman, 105
S Sitidilat (SMP),131
Sitidin, 130
Sakaguchi, 122
Sitoplasma, 194-197
Salkowski, 75
ektoplasma. 194
terang cahaya, 378
endoplasma. 194.314
RNA, 126, 326
Sitosin, 128
diagram, 139
Sitral, 68
sel prokariotik, 190
Sitrat sintetase, 266
struktur, 137
Sitrulin, 99
organel pada sitoplasma, 194
Skualen, 69
Saliva, 234
Sorbitol, 392
Sefalin, 388
Spermaseti, 63
Sekretin, 241, 348
Stakiosa, 34
Sel parietal, 237
Status gizi, 430
Seliwanoff, pereaksi, 27
Steroid, 70
Selulosa, 384
Struktur dan fungsi sel, 190-205
Serebrosida, 68
organel, 190
Serin, 96, 98
sel eukariotik, 190
jalur metabolik, 309
sel prokariotik, 190
Sfingolipid, 66
Sublingual, 235
Sfingomyelin, 388
Submaksilar, 235
Siklus urea, 321, 322
Submandibular, 235
reaksi keseluruhan, 325
T elektron, 272
Karbondioksida, 227
Terpen, 68
metabolisme, 228
Testosteron, 78
oksigen, 223
Tetrahedron. 11
Transportasi
Tiamin, 182, 401
melalui membran, 198-205
Timidin, 130
membran semipermeabel, 199
Timin, 128
osmosis, 199
Tinidilat (TMP), 131
difusi biasa, 198
Tiroid, 352
Treonin, 96, 98
Tiroksin, 352-354
jalur metabolik, 309
Tirosin, 97, 98
Triosafosfat isomerase, 251
jalur metabolik. 311
Tripsin, 242
Titik isolistrik. 86
Triptofan, 97, 98
TPP. 265
Triptofan, jalur metabolik, 313
Transferase, 153
Trombin, 217
Transpor pasif, 200
Tromboplastin, 218
Transaminasi, 301
Trombosit, 209
Transferin, 2,14
mekanisme, 228
difusi biasa, 198
difusi semipermeabel, 199 U
osmosis, 199 UDP-glukuroniltransferase, 215
Transfusi darah, 219 Urasil, 129
Transkripsi, 327 Uridilat (UMP), 131
Translasi, 327 Uridin, 130