Anda di halaman 1dari 6

Mass spectroscopy adalah alat untuk identifikasi senyawa dengan cara mengetahui Berat

molekul (ion molekul) analit tersebut. MS memiliki beberapa cara ionization untuk mengetahui
berat molekul dari analit, antara lain : Electron Ionization (EI), Chemical Ionization (CI), Fast-
atom Bombardment(FAB), thermospray (TSP), Electrospray(ESI), dan atmospheric-pressure
chemical ionization(APCI). Di MIPA UGM, biasanya MS nya menggunakan EI, sedangkan di
LIPI make ESI. EI itu, si analit di tembak dengan elektron berenergi tinggi (kurang lebih 70 eV),
yg kemudian analyte molekul mengabsorbsi energi sekitar 20 eV dan saat itu proses fragmentasi
terjadi dengan membentuk radikal, karena sisa energi elektron yang ditembakkan masih banyak,
maka ion molekul yang telah terionisasi akan mengabsorbsi lagi sehingga terfragmentasi lebih
lanjut, sedangkan ESI berbeda dengan EI, dimana pada ESI analite yang sudah berada pada cairan
dimasukkan pada cappilary kemudian disemprotkan menjadi fase gas (fineaerosol).

Spektogram EI

Spektogram ESI

Berikut cara kerja alat Mass spectroscopy yang menggunakan cara ElectroSpray Ionization :
1. Analit setelah terpisah menggunakan liquid chromatography, maka analite yang telah
terpisah dengan analite lain tersebut di alirkan kedalam spray needle/capillary.
gambar 1. Proses analite yang berada dalam eluent (solven) dialirkan menggunakan pompa atau
LC masuk ke dalam kapiler dan keluar melalui cone yang menyebabkan ter –spray-nya menjadi
bentuk druplet (tetesan) dan masuk ke dalam cone untuk siap di mass spektra.

gambar 2. Pada cappilary terdapat anoda (-) dan katoda (+) pada ujung - ujungnya,
cairan/eluent/solven memiliki muatan positif akan terkumpul pada taylor cone (lubang untuk
penyemprotan eluent [mempunyai muatan –]). Dimana ketika analite disemprotkan bersama
dengan eluent/cairan/solven akan membentuk tetesan dimana analite diselubungi larutan dan
muatan.

Kenapa solven kaya dengan muatan positif??? Darimana muatan – muatan tersebut
berasal? karena dalam eluent biasanya ditambahkan beberapa ion yang memiliki muatan positif
seperti asam, NH4, Na, K, dan ion –ion lainnya.
Setelah analite bersama cairan keluar dari taylor cone maka akan terbentuk droplet
(tetesan), dimana beberapa analite yang diselubungi oleh cairan (solven) kaya dengan muatan
positif. adanya proses solvent evaporation menyebabkan solven yang meliputi analite semakin
sedikit sampai terjadi The “rayleigh” limit is reached yang kemudian karena adanya coulombic
explosion maka akan terjadi hamburan molekul dimana ada beberapa kemungkinan. , yakni
analite ditambah dengan satu muatan (proton), analite ditambah beberapa muatan (n proton, atau
Na, K, NH4, H3O), analite dalam solven dan beberapa muatan, serta beberapa analite dalam
solven dan beberapa muatan. Hal inilah yang menjelaskan buku LC-MS karya Ardrey (2003)
pada halaman 185, dimana pada buku itu dikatakan jarang sekali ion molekul yang dihasilkan
merupakan singly charged ions, biasanya spektra dari senyawa dengan berat molekul yang
rendah apabila dianalisis menggunakan LC-MS cenderung menghasilkan ion molekul seperti
[M+H]+ atau [M-H)-, dan Oleh karena itu penentuan berat molekul biasanya tidak sulit,
althought the presence of adducts of the analyte with species such as Na+, K+, H3O, NH4, and
molekul dari fase gerak.
Buku mass spectrometry Principles and Application third Edition karya Hoffmann & Stroobant
(2007) memberikan contoh adanya penambahan dari ion molekul tersebut. Pada hal 223
disebutkan bahwa glucosamine memberikan beberapa interpretasi dengan penambahan beberapa
kation dan molekul pelarut (mobily phase). Berikut gambarnya…

Adanya penambahan proton, Na, dan pengurangan H2O. Terlihat juga terdapat acetonitrile plus
proton tanpa analite.2 molekul Gambar 3. Terlihat adanya penambahan proton, acetonitrile dan
Na serta pengurangan H2O apabila digunakan eluent acetonitrile, sedangkan jika eluent yang
digunakan metanol terlihat
Pada buku ardrey (2003) hal 65 juga diberikan contoh. di situ disebutkan m/z 163, 195,
dan 217 dapat diinterpretasikan menjadi beberapa kemungkinan (3 kemungkinan) yakni:
a. the molekular ion region adalah sekitar m/z 217 dan dua ion yang terobservasi ( 195 dan 217)
adalah dua fragment yang terdisosiasi dari ion 217
b. The molekular ion region adalah sekitar m/z 195 dan molekul ion m/z 217 merupakan molekul
region (195) yang tertambahi, sedangkan molekul ion m/z 163 adalah fragment dari disosiasi
molekul ion 195
c. the molekular ion region adalah sekitar m/z 163, dan dua molekul ion yang lebih tinggi (195 dan
217) merupakan molekul region (163) yang tertambahi.
Nah…pada buku tersebut disebutkan kemungkinan ketigalah dalam masalah ini yang paling
mungkin dapat dijelaskan. dimana perbedaan 32 Da (195-163) dan 54 Da (217-163) dapat
dijelaskan secara mudah. Kenapa bisa tertambahi begitu??karena pada metode elektrospray, ion
molekul sering terjadi penambahan berat molekul oleh mobile phase dan either sodium (Na 23 or
K 39) (Ardrey, 2003, hal 65). Nah , ternyata spektrum ini (yang 3 kemungkinan tadi) , berat
molekular analite 162, dimana ion at m/z 163 adalah [M+H]+, sedangkan 195 [M+H+CH3OH]+
dan 217 [M+Na+CH3OH]+. dimana CH3OH merupakan metanol sebagai mobil phase.
DAFTAR PUSTAKA
Ardrey, R.E., 2003. Liquid chromatography-mass spectrometry: an introduction, Wiley.
De Hoffmann, E. & Stroobant, V., 2007. Mass spectrometry: principles and applications, Wiley-
Interscience
Spektogram dari puncak pertama ( waktu retensi 7,24 menit)

1. Wakt Retensi 7,24 menit

Spektogram dari puncak dengan waktu retensi 7,24 menit menunjukkan bahwa muncul
puncak dengan protonasi ion molekular [M+H]+ 251 dari m/z [M+1]. Kemungkinan senyawa
yang muncul pada waktu retensi 7,24 memiliki berat molekul 250 g/mol. Diperkirakan Ion dengan
m/z 233 merupakan pecahan dari senyawa yang muncul pada waktu retensi 7,24 menit. Senyawa
dengan berat molekul 250 kemungkinan kurang stabil sehingga dapat terpecah, salah satu pecahan
yang stabil memiliki m/z 233. Oleh karena itu, pada spektogram terlihat m/z 233 sebagai base
peak.
Berdasarkan kemotaksonomi, senyawa tersebut diperkirakan merupakan senyawa alkaloid
crotonine yang memiliki berat molekul yang sama dengan senyawa alkaloid yang diisolasi yaitu
250 g/mol. Senyawa ini berhasil diisolasi dari daun Croton tiglium L. yang merupakan tanaman
yang satu family dengan tumbuhan anting-anting yaitu Euphorbiaceae (Wu dkk., 2007).

Wu, X. A., Zhao, Y. M. dan Yu, N. J., 2007, A Novel Analgesic Pyrazine Derivative from the Leaves of
Croton Tiglium L. J Asian Nat Prod Res 9(3-5): 437-441.
Kemungkinan pola fragmentasi dari senyawa Crotonin yang menghasilkan m/z 233, 220,

186, 160, 93.

Anda mungkin juga menyukai