Anda di halaman 1dari 39

CRITICAL BOOK REPORT

“METABOLISME KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH :

Nama : Try Yunita Ritonga

NIM :4181141037

JURUSAN :PENDIDIKAN BIOLOGI D 2018

MATKUL : BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan kita rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat
menyusun atau menyelesaikan penyusunan makalah “ CRITICAL BOOK
REPORT” . Tugas ini untuk memenuhi salah satu mata kuliah “BIOKIMIA”.
Selama penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan dan
kesulitan. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, makalah
ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun dengan harapan dan menambah pengetahuan dan


wawasan kita semua. kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami yang belum seberapa.

Atas semua itu dengan rendah hati kami harapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat.

Medan, 1 MARET 2020

Tim Penulis

TRY YUNITA RITONGA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENGANTAR......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3. Manfaat.......................................................................................................................1

1.4. Identitas Buku.............................................................................................................2

1.4.1. Buku Utama.............................................................................................................2

1.4.2. Buku Kedua.............................................................................................................2

1.4.3. Buku Ketiga.............................................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................3

2.1. Buku Utama................................................................................................................3

2.2. Buku Kedua................................................................................................................8

2.3. Buku Ketiga..............................................................................................................16

BAB III KEUNGGULAN BUKU.................................................................................29

3.1. Buku Utama..............................................................................................................29

3.2. Buku Kedua..............................................................................................................29

3.3. Buku Ketiga..............................................................................................................30

BAB IV KELEMAHAN BUKU...................................................................................31

4.1. Buku Utama .............................................................................................................31

ii
4.2. Buku Kedua..............................................................................................................31

4.3. Buku Ketiga..............................................................................................................32

BAB V IMPLIKASI TERHADAP...............................................................................33

5.1. Teori..........................................................................................................................33

5.2. Program Pembangunan di Indonesia........................................................................33

5.3. Analisis Mahasiswa..................................................................................................33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................34

6.1. Kesimpulan...............................................................................................................34

6.2. Saran.........................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................35

iii
BAB I

PENGANTAR

1.1. Latar Belakang

Biokimia, merupaka mata kuliah yang mempelajari mengenai proses kimia


yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Biokimia sebagai yang dikenal
dengan ilmu yang berdiri sendiri dan bukan merupakan cabang dari ilmu yang
lain. Hal ini dapat dilihat dari tiga perkembangan ; Pengakuan atas sistem multi
enzim yang bertindak katalitik pada jalur metabolisme. Selama proses
metabolisme terjadi pemindahan energi didalam tubuh makhluk hidup. Sifat turun
temurun merupakan suatu proses biologik.

Sebagai mahasiswa calon pendidik dalam mata pelajaran biologi, kelak


akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam hal menyampaikan ilmu yang
dimilikinya. Khususnya, disini dalam hal memberikan pengetahuan mengenai
materi “metabolisme karbohidrat” untuk itu diperlukan beberapa buku sebagai
sumber refrensi bagi calon pendidik untuk memperdalam ilmunya. Agar kelak,
ilmu yang disampaikan kepada peserta didiknya dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Oleh karena, banyaknya buku yang menjadi acuan maka untuk
beberapa buku dapat dibandingkan dan nantinya dilihat manakah buku yang
terbaik untuk dijadikan sumber refrensi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu metabolisme karbohidrat?


2. Bagaimana kedalaman materi “metabolisme karbohidrat” pada setiap buku
3. Apa kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing buku?

1.3. Manfaat

1. Menambah wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai “metabolisme


karbohidrat”
2. Membantu penulis melatih diri menjadi seorang kritikan

1
1.4. Identitas Buku

1.4.1. Buku Utama

Judul Buku : Biokimia Untuk Biologi


Edisi : Pertama
Penulis : Dra. Martina Restuatu, MSi, dkk.
Penerbit : Universitas Negeri Medan
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 389 halaman
ISBN : 978-979-16240-3-9
1.4.2. Buku Kedua

Judul Buku : Biokimia Metabolisme & Bioenergitika

Penulis : Yolanis Ngili

Kota Tempat Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2009

Penerbit : Graha Ilmu

Edisi : Pertama

ISBN : 978-979-756-558-9

1.4.3. Buku Ketiga

Judul Buku : Biokimia

Penulis : Dra. Mimin Kusmiyati, M.Si

Tahun Terbit : 2016

Penerbit : Tim P2M2

Edisi : Pertama

Jumlah Halaman : 230

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Buku Utama

1. FUNGSI

Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk melakukan aktivitas


dan paling efisien untuk proses metabolisme, disamping itu karbohidrat juga
berfungsi sebagai bahan penyusun.

2. KLASIFIKASI DAN SUSUNAN KIMIA

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat yang dapat diartikan
sebagai suatu senyawa yang dibentuk dari karbon dan air dengan perbandingan
1:1

Dari jumlah monome yang menyusunnya, maka karbohidrat digolongkan


menjadi :

A. MONOSAKARIDA

Monosakarida terdiri atas dua golongan yaitu aldosa dan ketosa. Disebut
aldosa.l, bila salah satu atom karbon dari kerangka rantai karbon monosakarida
yang berikatan tunggal dan tidak bercabang. Namun apabila gugus karbonilnya
berada pada posisi lain, maka disebut ketosa.

Monosakarida yang penting adalah :

Glukosa

Disebut juga dekstrosa serta gula anggur, merupakan gula yang dioksidasi
dalam tubuh menjadi energi. Darah mengandung glukosa, yang bervariasi antara
0,80% - 0,15%. Pada kasus diabetes kandungan gula dalam darah diatas normal
yaitu dari 12%. Glukosa terdapat pada buah dan sayuran.

Galaktosa

3
Galaktosa berasal dari hidrolisis laktosa dan juga terdapat swbagai unit
pada beberapa polisakarida. Galaktosa mempunyai titik cair pada 160°C dan
hanya sedikit larut dalam air.

Mannosa

Diperoleh pada jeruk, zaitun dan molase tetapi tidak dapat diperoleh dalam
keadaan bebas dialam.

Fruktosa

Gula ketosa yang penting adalah fruktosa, yang sering disebut levulosa
dan gula buah. Fruktosa sangat sulit dikristalkan, tetapi kristal dpat diperolah dari
alkohol. Fruktosa mempunyai polimer yang disebut inulin yang banyak terdapat
pada jenis sayuran Yerusalem artichokes.

Sorbosa

Ketosa ini tidak umum terdapat pada bahan pangan, tetapi merupakan
intermediet dalam sintesis asam askorbat dan mempunyai titik didih 160°C.

B. OLIGOSAKARIDA

Oligosakarida adalah polimer dari 2-10 monosakarida. Oligosakarida


dapat diperoleh dari hasil hidrolisis polisakarida dengan bantuan enzim dan
keadaan asam. Oligosakarida terdiri dari :

1.DISAKARIDA

Diskarid teridiri dari dua monosakarida yang berikatan terhadap


sesamanya. Ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida tersebut
adalah ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula
berakai dengan karbon anomer pada gula yg kedua. Disakarida yang umum
terapat dialam adalah :

4
Laktosa

Gula susu ini merupakan salah satu dari tiga disakarida yang paling sedikit
larut. Pada suhu 20°C larutan jenuh laktosa mengandung 16% hidrat, pada suhu
50°C mengandung 30% dan pada suhu 100°C mengandung 61% laktosa anhidrat.

Maltosa

Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana yaitu mengandung


dua residu D-Glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosa yang
dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 dari residu
glukosa yang pertama dan atom karbon dari glukosa yang ke 2

Sukrosa

Sukrosa merupakan disakarida dari glukosa dan fruktosa. Tidak


mengandung atom karbon anomer bebas, karena saling berikatan satu dengan
yang lain.Karena itu sukrosq bukan merupakan gula pereduksi. Didalam sukrosa,
kedua monosakarida tersebut dihubungkan oleh suatu ikatan, yaitu antara C dari
glukosa dengan C2 dari fruktosa.

2.TRISAKARIDA

Dari golongan ini yang terpenting adalah senyawa raffinosa dan


melezitosa.

Raffinosa Senyawa ini terdapat pada gula hit, molase, sirup, buah dan biji kapas.
Mempunyai titik cair pada suhu 80°C.

3.TETRASAKARIDA

Stakhiosa

Rumus molekul senyawa ini adalah C24H42O21. Reaksi hidrolisis


lengkap pada senyawa stakhiosa ini akan menghasilkan 1 mol fruktosa, 1 mol
glukosa dan 2 mol galaktosa.

5
C. POLISAKARIDA

Terdapat dua jenis polisakarida yaitu homopolisakarida yang mengandung


hanya satu jenis unit monomer dan heteropolisakarida yang mengandung dua atau
lebih jenis unit monosakarida yang berbeda. Polisakarida yang terpenting dialam
dapat berfungsi sebagai penyimpan energi adalah pati pada sel tanaman dan
glikogen pada sel hewan.

1.PATI

Pati merupakan suatu bentuk homopolimer dengan ikatan alpha glikosidik.


Yang merupakan sumber karbohidrat yang terpenting dialam dan banyak dijumpai
dalam biji bijian, kentang umbi, kacang kacangan dan sebagainya.

Sifat umum Pati adalah :

a. Tidak larut dalam air

b. Mempunyai sifat-sifat yang berbeda, tergantung panjang rantai karbonnya

c. Memperlihatkan warna biru pada larutan yodium

d. Terdiri dari granula-granula yang berukuran microscopic.

Glikogen

Polisakarida yang terdapat pada otot otot hewan, dan disimpan dalam hati
sebagai cadangan energi. Struktur glikogen lebih bercabang daripada amilopektin.
Glikogen tidak mereduksi pelarut fehling dan memberikan warna merah
kecoklatan dengan yodium.

Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan prekusrsor dari selulosa dan bukan bagian dalam


tanaman sebagai komponen penyusun struktur dari dinding sel. Hemiselulosa
diklasifikasikan berdasarkan kandungan gulanya. Xylan adalah polimer dari
xylosa, mannan adalah polimer mannosa dan galakktan adalah polimer dari
galaktosa.

6
Selulosa

Selulosa merupakan isomer beta - glukan dari pati dan bersifat tidak larut.
Selulosa juga merupakan homopolisakarida linear yang tidak bercabang, terdiri
dari 10.000 atau lebih unit D-Glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1 gluksida.
Selulosa juga membentuk struktur jaringan yang berfungsi sebagai penguat
dinding sel tanaman.

Dekstrin

Tiga dekstrin terbentuk yaitu : amilodekstrin, eritrodekstrin, dan


achoodektrin. Dekstrin tidak hanya merupakan produk intemediet dalam hidrolisis
pati, tetapi juga intermediet dalam sintesis alami. Dekstrin digunakan sebagai lem
kertas. Karena dekstrin adalah pati yang sudah terhidrolisis sebagian, maka roti
panggang menjadi lebih mudah dicerna.

Inulin

Senyawa ini terdapat pada umbi " Yerusalem arthicokes" dahli akar
dandelion dan umbi lainnya. Asam akan menghidrolisis inulin menjadi D-
Fruktosa, tetapi alat pencernaan manusia tidak mengandung enzim Yang dapat
menghidrolisis.

Serat

Serat didefenisikan sebagai sisa sisa dari sel tanaman yang tahan terhadap
Ezim pencernaan manusia. Serat berasal dari dinding sel tanaman akan tetapi
tidak termasuk gum, musilase dan polisakarida cadangan. Serat struktural yang
membangun sel tanaman terdiri dari selulosa,hemiselulosa, da lignin.

Gum

Gum banyak digunakan didalam industri makanan sebagai senyawa


pembentuk gel, penstabil, dan pensupsepsi. Gum memiliki molekul hidrofilik
yang dapat berkombinasi dengan air membentuk larutan yang vicous atau gel.

7
1. Gum Arab

Adalah uksudat kering dari pohon akasia. Merupakan garam netral atau
sedikit asam dari kompleks polisakarida yang mengandung kalsium. Magnesium
dan potasium. Molekul ini terdiri dari 4 gula yaitu L-arabinosa, L-rhamnosa, D-
galaktosa, D-glukuronat.

2. Agar - agar

Diekstrak dari ganggang Rhodophyceae. Agar-agar larut dalam air


mendidih, tetapi tidak larut dalam air dingin. Agar merupakan campuran dari
paling sedikit dua polisakarida, yaitu agarosa (polisakarida netral dengan sedikit
atau tanpa gugus sulfat) dan agaropektin yang terdiri dari 5-10 persen gugus
sulfat. Agarosa terdiri dari unit disakarida berantai lurus

3. Algin

Diperoeh dari Macrocyctis pyrifera. Algin merupakan istilah umum dari


turunan asam alginat. Asam alginat merupalan campuran polimer dari asam
anhidro 1-4 Beta-D-mannuronat dan asam L- gulunorat. Algin dapat membentuk
gel dengan adanya kalsium, asam atau keduanya.

4.Karagenan

Diekstrak dari Chondrus crispus dan berbagai rumput laut. Tiga fraksi dari
karagenan telah diisolasi yaitu kappa, lambda, dan iota karagenan.

2.2. Buku Kedua

Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsure C, H,


dan O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalm bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki
banyak gugus hidroksil (-OH). Karena itu, karbohidrat merupakan suatu
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa
tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon
disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan

8
membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua
buah monosakarida disebut ikatan glikosida.

Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glikosida yang menghubungkan dua


monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikkosida yang
menghubungkan tiga buah monosakarida. Karbohidrat yang memiliki beberapa
unit monosakarida disebut oligosakarida, sedangakan yang memiliki banyak unit
monosakarida disebut polisakarida. Terdapat dua jenis monosakarida, yakni
maldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugu aldehid, sedangkan ketosa
mengandung gugus keton.Monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut
jumlah atom karbon yang memilikinya.

Gliseraldehid

Gliseraldehid memiliki sifat pereduksi karena merupakan suatu aldehid.


Atom C-2 pada molekul ini adalah pusat kiral (disebut juga pusat asimetris),
sehingga terdapat dua isomer yang dikenal sebagai enansioner).

Bila digambarkan menurut proyeksi Fischer, maka strukturnya seperti berikut:

9
proyeksi Fischer ini menyederhanakan struktur tiga dimensi seperti berikut

Enansioner adalah bayangan cermin satu sama lain. Struktur sebelah kiri
disebut D-gliseraldehid, sedangkan yang kanan disebut L-gliseraldehid. Awalan
D- dan L- menunjukkan konfigurasi atau penataan gugus di sekeliling pusat kiral.
Campuran enansioner D dan L akan memberikan rotasi total tergantung pada
porsi masing-masing enansioner. Bila proporsi seimbang, maka rotasi totalnya
adalah nol, dan larutan tersebut dinamakan sebagai campuran rasemat.

-Aldosa Sederhana

Aldosa sederhana diturunkan dari gliseraldehid, yakni dengan


memasukkan atom karbon kiral terhidroksilasi (CHOH) di antara karbon C-1 dan
C-2 pada molekul gliseraldehid.

-Ketosa Sederhana

Ketosa sederhana diturunkan dari dihidroksiaseton, yang merupakan suatu


isomer dari gliseraldehid. Dihihidroksiaseton tidak memiliki pusat kiral, tetapi
turunannya memiliki atom karbon kiral diantara gugus keto dan salah satu gugus
hidroksimetil. Terdapat dua ketotretosa, empat ketopentosa, dan delapan
ketoheksosa.

10
-Struktur D-Glukosa

D-glukosa adalah monosakarida yang paling banyak ditemukan. Monomer


D-glukosa terdapat dalam darah, sedangkan polimernya terdapat dalam tepung
maupun selulosa.

-Konformasi Glukosa

Struktur Haworth untuk anomer D-glukopiranosa dapat diubah sedikit


untuk menunjukkan bentuk asli molekul. Atom-atom karbon dalam molekul ini
membentuk sudut 109º di tiap atom. Tekukan ini membuat molekul lebih stabil.
Dengan sudut 109º, terdapat dua kemungkinan konformasi, yaitu kursi dan
perahu.

-Monosakarida selain Glukosa

Terdapat dua aldoheksosa yang merupakan isomer dari glukosa, yakni


manosa dan galaktosa.

-Polisakarida

Polisakarida memiliki fungsi utama sebagai pembentuk struktur atau untuk


penyimpanan energi. Tepung dan glikogen merupakan polimer glukosa yang
berfungsi sebagai penyimpanan gula di dalam tumbuhan dan hewan. Tepung
terdapat sebagai amilosa dan amilopektin.

-Glikolisis

Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi


suatu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat. Glikolisis merupakan jalur
metabolisme primitive karena bekerja pada sel yang paling sederhana sekalipun
dan tidak memerlukan oksigen. Jalur glikolisis memiliki lima fungsi utama dalam
sel, yakni :

1. Glukosa diubah menjadi piruvat yang bisa dioksidasi dalam siklus asam
sitrat

11
2. Banyak senyawa selain glukosa yang dapat memasuki jalur pada tahap
intermediet
3. Dalam beberapa sel, jalur ini dimodifikasi untuk memungkinkan sintesis
glukosa
4. Jalur ini mengandung intermediet-intermediet yang terlibat dalam reaksi
metabolisme alternative

Untuk setiap molekul glukosa yang dikonsumsi, dua molekul ADP difosforilasi
oleh fosforilasi tingkat substrat untuk menghasilkan dua molekul ATP.

Terdapat dua faktor lain yang turut serta dalam proses redoks, yakni flavin adenin
dinukleotida (FAD) dan nikotinamid adenin dinukleotida fosfat ( NADP+). FAD
menerima 2H sehingga tereduksi menjadi FADH2, sedangkan NADP+ menerima
H+ dan tereduksi menjadi NADPH dan H+. Kedua kontaktor tereduksi ini bisa
teroksidasi kembali dengan mendonorkan H (ekuivalen pereduksi), sama seperti
oksidasi NADH.

Langkah-langkah dalam glikolisis yaitu :

Fosforilasi α-D-glukosa menjadi α-D glukosa 6-fosfat. Enzim yang


mengkatalisis reaksi ini adalah heksokinase, dengan membutuhkan ATP dan
Mg2+

Isomerisasi α-D glukosa 6-fosfat oleh glukosa 6-fosfat isomerase menjadi


α-D- fruktosa 6-fosfat. Reaksi ini merupakan reaksi revesibel bebas.

Fosforilasi α-D-fruktosa 6-fosfat menjadi α-D-fruktosa 1,6-bifosfat. Enzim


yang berperan adalah fosfofruktokinase dengan membutuhkan ATP dan Mg2+

pemotongan α-D-fruktosa 1,6-bifosfat. Reaksi revesibel ini dikatalisis oleh


fruktosa-1,6-bifosfat aldolase, yang biasanya hanya disebut aldolase. Reaksi ini
melibatkan rekasi kondensasi retro-aldol pada bentuk rantai terbuka D-fruktosa
1,6-bifosfat. Menghasilkan dua molekul D-gliseraldehid 3-fosfat dari satu molekul
α-D-fruktosa 1,6-bifosfat

12
Isomerisasi. Dihidroksiaseton fosfat serta D-gliseraldehid 3-fosfat
diinterkonversikanoleh enzim triosefosfat isomerase. Menghasilkan dua molekul
D-gliseraldehid 3-fosfat dari satu molekul α-D-fruktosa 1,6-bifosfat

Melibatkan oksidasi D-gliseraldehid 3-fosfat, diiringi dengan fosfolisasi


intermediet asam karboksilat untuk mengasilkan D-1,3-bisfosfogliserat. Enzim
yang berperan adalah gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase.

Konversi D-1,3-bisfofogliserat menjadi D-3-fosfogliserat. Reaksi ini


menghasilkan energy, dan ATP di produksi. Enzim yang berperan adalah
fosfofliserat kinase.

Isomerisasi antara D-3-fosfogliserat menjadi D-2- fosfogliserat. Reaksi ini


dikatalisis oleh enzim fosfogliseromutase.

Melibatkan dehidrasi D-2-fosfogliserat oleh enolase untuk menghasilkan


fosfoenolpiruvat. Reaksi ini membutuhkan Mg2+

Dalam glikolisis ini, konversi irreversible fosfoenolpiruvat menjadi


piruvat, yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Menghasilkan ATP, dan juga
membutuhkan Mg2+

Karena perubahan energy bebas yang dibutuhkan untuk menghasilkan dua


molekul ATP adalah sebesar +60 kJ, maka gabungan reaksi glukosa => 2 piruvat
dengan 2ADP => 2ATP adalah :

C6H12O6 + 2P + 2ADP => 2C3H4O3 + 2ATP + H2O

Hal ini berarti bahwa konversi glukosa menjadi piruvat masih disukai meskipun
reaksinya digabungkan dengan produksi dua molekul ATP yang membutuhkan
energy. Dalam oksidasi sempurna glukosa menjadi CO2 : C6H12O6 + 6O2 =>
6CO2 + 6H2O

Laju proses glikolisis dikendalikan dalam tiga tahap

Langkah 1 merupakan titik control yang pertama. Pada langkah ini,


glukosa diubah menjadi glukosa 6-fosfat dengan enzim heksokinase.aktivitas

13
heksokinase diregulasi oleh konsentrasi glukosa 6-fosfat. Akibatnya, glukosa akan
menjadi lebih banyak untuk enzim fosforilasi lainnya yakni glukokinase.
Glukokinase ini hanya terdapat didalam hati. Enzim ini mengubah glukosa
menjadi glukosa 6-fosfat.

Langkah 3 adalah titik control kedua pada glikolisis yang melibatkan


perubahan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan katalisis oleh
fosfofruktokinase.

Langkah 10 melibatkan titik control ketiga dalam proses glikolisis.


Langkah ini melibatkan perubahan fosfoenolipiruvat yang menjadi piruvat, yang
dikatalisis oleh piruvat kinase.

-NASIB PIRUVAT

Nasib piruvat dalam sel tertentu bergantung pada kondisi yang berkaitan
dengan ketiga criteria berikut : pertama adalah ketersediaan oksigen untuk sel,
kedua adalah status energy sel, ketiga berhubungan dengan mekanisme yang
tersedia untuk sel untuk mengoksidasi NADH menjadi NAD+

Kriteria lebih lanjut yang mengatur nasib piruvat yakni tipe sel tempat
piruvat terbentuk, karena beberapa sel (misalnya sel darah merah) kekurangan
kemampuan metabolism untuk melakukan oksidasi sederhana piruvat menjadi
CO2.

Persamaan kimia untuk oksidasi sempurna piruvat adalah : C3H403 + 21/2 O2 =>
3CO2 + 2H2O. Jika salah satu dari kedua kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka
ke 30 molekul ATP tersebut tidak dapat diproduksi. Jika suatu sel tidak memiliki
kemampuan untuk mengoksidasi Piruvat, maka produksi ATP dalam proses
glikolisis menjadi terbatas. Jika glukosa tersedia yang cukup untuk sel, maka
Piruvat dibuang selama ada ADP, NAD+, serta P. Semua sel mempunyai jumlah
ATP dan P yang cukup karena kedua nya merupakan produk dari hidrolisis ATP.
Dalam glikolisis yang berlangsung terus menerus, NADH harus dioksidasi
kembali menjadi NAD+. Hal ini terjadi didalam sel darah merah dan sel otot aktif
oleh reduksi piruvat menghasilkan laktat.

14
Ada beberapa organisme yang bisa hidup antara aerobob dan anaerob.
Organisme ini disebut anaerob fakultatif, yang dapat mengubah metabolisme nya
untuk beradaptasi dengan ada atau tidaknya oksigen. Organisme anaerob fakultatif
yang paling penting adalah Ragi. Ragi mengubah glukosa menjadi piruvat danb
bila ada oksigen ragi mengoksidasi Piruvat menjadi CO2. Ragi tidak memiliki
laktat dehidrogenase tetapi memiliki piruvat dikarboksilase. Enzim piruvat
dikarboksilase mengkatalisis konversi piruvat menjadi asetaldehid.

-GLUKONEOGENESIS

Glukosa dicerna dalam semua sel sebagai bahan bakar glikolisis dan disimpan
dalam hati serta otot sebagai polimer glikogen. Tetapi sel-sel tertentu memiliki
enzim untuk mengkatalisis sintesis glukosa dalam kondisi tertentu.
Persyaratannya yakni :

1. Ketersediaan rangka karbon tertentu


2. Energy dalam bentuk ATP yang dibutuhkan untuk menjalankan urutan
reaksi
3. Enzim utnuk mengkatalisis reaksi urutan tersebut.

Langkah A, konversi piruvat menjadi fosfoenolpiruvat, piruvat memasuki


mitokondria. Dalam kondisi ini, enzim mitokondria piruvat karboksilase
mengkatalisis konversi piruvat menjadi oksaloasetat. Piruvat karboksilase adalah
enzim alosterik yang diaktifkan oleh efektornya yakni asetik-KoA.

Reaksi berikutnya berlangsung disalam sitoplasma. Malat sitoplasma


kemudia diubah menjadi oksaloasetat oleh sitoplasmatik malat dehidrogenase.
Oksaloasetat sitoplasma diubah menjadi fosfoenolpiruvat dengan enzim
fosfoenolpiruvat karboksikinase.

A, B dan C menunjukkan langkah-langkah dalam glukoneogenesis yang melewati


reaksi-reaksi irreversible (arah kebalikan terhadap fluks glikolisis total.

Secara singkat, glukosa dapat disintesis didalam hati dan ginjal dari laktat dan
precursor nonkarbohidrat (karbon dari asam-asam amino tertentu).

15
2.5. SIKLUS CORI

Dalam otot rangka, glukosa diubah menjadi glukosa 6-fosfat dengan enzim
heksokinase lalu memasuki glikolisis. Proses ini disebut Siklus Cori, yang
dinamakan menurut nama penemunya yakni Carl dan Gerty Cori yang
memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1937.

2.6. METABOLISME GLIKOGEN

Glikogen disintesis dari glukosa 6-fosfat di dalam hati dan otot, lalu
disimpan di dalam jaringan-jaringan ini sebagai butiran halus gliogen. Glikogen
yang merupakan polimer dari glukosa. Langkah pertama dalam sintesis glikogen
yakni pembentukan glukosa 1-fosfat yang dikatalisis oleh fosfoglukomutase.
Glukosa 1-fosfat ini kemudian diaktivasi untuk emmungkinkan pemasukannya
kedalam glikogen yang melibatkan energy dari hidrolisis satu molekul uridin
trifosfat (UTP) dan UDP – glukosa pirofosforilase.

Dari gugus fosfat dalam UDP-glukosa, salah satunya berasal dari glukosa
1-fosfat yang berasal dari uridin monofosfat (UMP). Molekul glukosa yang
dimodifikasi adalah substrat untuk enzim glikogen sintase : (Glukosa)n + UDP –
glukosa => (Glukosa)n+1 + UDP.

2.3. Buku Ketiga

Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme adalah reaksi atau perubahan kimia yang terjadi pada
senyawa-senyawa yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Berbagai
senyawa yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup seperti karbohidrat secara
dinamis sebagai sumber energi akan dipecah untuk menghasilkan energi,
sebaliknya berbagai senyawa bermolekul kecil akan dirangkaikan dalam jalur
biosintesis untuk menghasilkan berbagai jenis molekul yang diperlukan tubuh.
Metabolisme adalah reaksi atau perubahan kimiawi yang terjadi pada senyawa-
senyawa yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Karbohidrat adalah salah
satu biomolekul sumber energi yang utama. Karbohidrat diserap dari saluran
pencernaan dalam bentuk monosakarida, terutama sebagai glukosa, fruktosa, dan

16
galaktosa. Senyawa-senyawa monosakarida tersebut sebagian akan langsung
digunakan oleh sel sebagai sumber energi, diproses dalam glikolisis menjadi
piruvat, lalu diubah menjadi asetil Ko-A melalui reaksi dekarboksilasi oksidatif
dan dioksidasi sempurna dalam siklus Krebs menjadi CO2 dan menghasilkan
banyak energi. Sebagian senyawa-senyawa monosakarida akan dibawa ke hati dan
diubah menjadi glikogen dalam satu jalur biokimia yang disebut glikogenesis.
Glikogen yang terbentuk segera dihidrolisis kembali menjadi glukosa
untuk menstabilkan kadar glukosa darah dan menyediakan bahan sumber energi
bagi sel tubuh. Proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glikogenolisis.
Glukosa yang terbentuk lalu diangkut ke seluruh sel-sel tubuh dan dikatabolisme
untuk menghasilkan energi. Proses oksidasi glukosa menjadi CO2 hanya dapat
berlangsung dalam keadaan aerob. Keadaan anaerob, asam piruvat diubah menjadi
asam laktat, dan dapat diubah kembali menjadi asam piruvat apabila keadaan
menjadi aerob kembali. Asam piruvat merupakan substrat untuk berbagai jalur
metabolisme. Selain diubah menjadi asetil Ko-A, sebagian asam piruvat juga
dapat diubah menjadi glukosa dalam jalur glikoneogenesis yaitu jalur
pembentukan glukosa dari bahan-bahan bukan karbohidrat.
Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap adalah
metabolisme intermediet. Jadi, metabolisme intermediat mencakup suatu bidang
luas yang berupaya memahami bukan saja lintasan metabolik yang dialami oleh
masing-masing molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur arus
metabolit melewati lintasan tersebut.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis
protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi
bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi,
seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpangan)

17
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan
lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
GLIKOLISIS
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme
ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam
piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat
(Siklus Kreb’s). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme
fruktosa dan galaktosa.

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat


dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim
hati dan sel Pulau Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai
donor fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi

18
tinggi pada ATP digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P) Reaksi ini
disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga dalam
kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik
oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini
hanya bekerja pada anomer μ-glukosa 6-fosfat.
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan
enzim fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat
alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis.
Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini
memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P)

4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu


gliserahdehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase).
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan
sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator
enzim fosfotriosa isomerase.
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa
dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati
gliseraldehid 3- fosfat.
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan
ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi
tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini
ditangkap menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir
oleh enzim fosfogliserat kinase.
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG)
merupaka intermediate dalam reaksi ini.

19
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim
enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di
dalam molekul, menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika
glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa.
Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat
kinase sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan
energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible.
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH
melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat
akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
laktat dehidrogenase.
Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat : + 4P
- hasil oksidasi respirasi : + 6P
- jumlah : +10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat : + 4P
- hasil oksidasi respirasi : + 0P
- jumlah : + 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 2P
Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil KoA dan asam karboksilat
empat-karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam-karbon,
yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO2
dan pembentukan ulang oksaloasetat (Gambar 1.1). Hanya sejumlah kecil

20
oksaloasetat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asetil-KoA dalam jumlah
besar; senyawa ini dapat dianggap memiliki peran katalitik.

Secara berurutan, glukosa, asam lemak serta gliserol dan asam amino
dalam pencernaan diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi
suatu produk umum yaitu Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara
sempurna melalui siklus asam sitrat.

21
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat, baik yang tergolong
sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus
asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis. Secara ringkas,
jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
a. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah)
menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa
ATP.
b. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
c. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
d. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut
glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka
pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh maka karbohidrat
harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa mengalami glikolisis, diikuti
dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
f. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.
GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang
terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan
cadangan makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan
makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk
membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat
tersimpan maksimal di dalam sel. Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan
memicu disekresikannya hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis.

22
Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah
menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa.
Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai
glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa
akan terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang
glikogen yang telah ada.

Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.


• Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim
glukokinase/hexokinase.
• Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-
fosfat, dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di
phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil
transferase.
• UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada,
dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari
UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer
dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.
• Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan
kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada
glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan
diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.
• Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin
panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.

23
• Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang
normal.
Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting
dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh
untuk menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang
berbahaya dan mematikan karena memicu berbagai komplikasi seperti stroke,
kerusakan jaringan, dan kebutaan.
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada
biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida
sukrosa dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali
proses glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan
fruktosa 6-fosfat dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa
6-fosfat. Kemudian enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat
menjadi sukrosa.
Glikogenolisis
Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-
fosfat.Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan
UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-
fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi
kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.

Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.

24
1. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan
membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus
berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
2. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang
yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang
terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.
3. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk
glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
4. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan
glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar
dapat berubah menjadi glukosa.
Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa dibagi
menjadi dua:
1. Fermentasi ( Respirasi Anaerob)
2. Respirasi Aerob
Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia
glukosa tanpa oksigen melalui proses glikolisis yang menghasilkan asam piruvat,
namun tidak berlanjut dengan siklus Krebs dan transport Elektron karena suasana
reaksi tanpa oksigen. Asam piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen
menjadi asam piruvat ( Fermentasi Asam Piruvat ) atau asam piruvat menjadi
asetal dehide kemudian alkohol dalam Fermentasi Alkohol. Dalam fermentasi
alkohol menghasilkan gas CO
Respirasi aerob adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel
menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O.
Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energi
kimia, ATP)
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa
bukan glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi
kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa

25
yang cukup dari makanan. Glukosa merupakan molekul yang sangat penting
terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut
tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam
keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan
benda keton yaitu beta hidroksibutirat sebagai sumber energi).
Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit, gkukosa juga
merupakan satu-satunya molekul penghasil energi bagi otot dalam keadaan
anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa juga diperlukan bagi pembentukan laktosa
(gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi kebutuhan energi bayi. Pada
mamalia, hati dan ginjal merupakan organ utama untuk berlangsungnya
glukoneogenesis.
Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan
tahapan reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan
dalam glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja
enzim-enzim yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan
tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik. Glikolisis
merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis
merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai
berikut.

26
• Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat
karboksilase.
• (Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus
dikeluarkan menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui
membran mitokondria sebelum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan
diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan akan segera
diubah kembali menjadi oksaloasetat).
• Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
• Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh
enzim malat dehidrogenase.
• Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh
enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
• Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim
enolase.
• 2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliseromutase.
• 3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis
enzim fosfogliserokinase.
1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini
dikatalisis oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
• Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan
reaksi yang dapat bolak-balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase.
• Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.
• Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa
difosfatase.
• Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase.
• Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis oleh
enzim glukosa 6 fosfatase.

27
Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein,
glutamate, histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat
diubah menjadi glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau
senyawa antara yang lain. Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah
manjadi glukosa setelah diubah menjadi oksaloasetat di dalam mitokondria.
Gliserol hasil metabolisme lemak juga dapat diubah menjadi glukosa setelah
terlebih dahulu diubah menjadi glisrol 3 fosfat kemudian menjadi dihidroksi
aseton fosfat dan langkah-langkah selanjutnya. Hormon kortisol akan memicu
terjadinya gkukoneogenesis saat tubuh mendeteksi kurangnya glukosa di dalam
darah. Hormon tersebut terutama mempengaruhi perubahan asam amino
glukogenik menjadi glukosa. Sedangkan hormon tiroksin akan mempengaruhi
masuknya lemak ke dalam hati untuk dapat diubah menjadi glukosa.

28
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

3.1. Buku Utama

A. Keterkaitan Antar Bab

Menurut kelompok kami pada buku Bikimia Untuk Biologi keterkaitan


antar babnya sudah saling berkaitan karena membahas dari pengenalan yang
sederhana lalu dikaitkan lagi pada materi selanjutnya yang lebih dalam pada
bagian bab selanjutnya

B. Kemuktahiran Isi Buku

Dengan menyajikan gambar tentang struktur pada materi seperti


karbohidrat, maka dapat mempermudah atau memberikan info kepada pembaca
tentang Rumus maupun struktur dari senyawa yang ada pada buku.

3.2. Buku Kedua

A. Keterkaitan Antar Bab

Materi yang dibahas di buku ini cukup lengkap serta menggunakan kata-
kata yang jelass, dan tidak bertele-tele sehingga mudah dipahami oleh pembaca
dan juga penjelas tersebut didukung dengan berbagai bahan dan reaksi-reaksi
sehingga memudahkan pembaca untuk memahami materi tersebut .

B. Kemuktahiran Isi Buku

Selain itu, Penjelasan-penjelasannya juga disertai gambar-gambar


rangkaian gugus kimia, tabel, bagan, dan ilustrasi yang sesuai yang memudahkan
pembaca untuk mendalami materi yang dipaparkan dalam buku ini. Untuk
menguji pemahaman materi yang disampaikan, disediakan pula contoh soal yang
disertai pembahasan di setiap akhir bab.

29
3.3. Buku Ketiga

A. Keterkaitan Antar Bab

Pada penjelasan dalam bab sudah sesuai antara penjelasan satu dengan
penjelasan lainya sehingga lebih mudah dipahami dan dapat didalami pada materi
bab selanjutnya.
B. Kemuktahiran Isi Buku

Terdapat gambar dari setiap proses yang disertai dengan penjelasan


gambar dan kesimpulan dari masing-masing proses seingga lebih mudah dipahami
dan memperkuat kualitas isi buku

30
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

4.1. Buku Utama

A. Keterkaitan Antar Bab

Menurut kelompok kami pada buku Bikimia Untuk Biologi keterkaitan


antar babnya sudah saling berkaitan karena membahas dari pengenalan yang
sederhana lalu dikaitkan lagi pada materi selanjutnya yang lebih dalam pada
bagian bab selanjutnya

B. Kemuktahiran Isi Buku

Dengan menyajikan gambar tentang struktur pada materi seperti


karbohidrat, maka dapat mempermudah atau memberikan info kepada pembaca
tentang Rumus maupun struktur dari senyawa yang ada pada buku.

4.2. Buku Kedua

A. Keterkaitan Antar Bab

Pada bab yang membahas “metabolisme karbohidrat” di buku kedua ini,


sedikit berbelit. Seperti terjadi ketidaksinambungan penyusunan antarbab nya.
Tetapi, hal ini mungkin saja karena, kami yang belum mengetahui sepenuhnya
mengenai materi-materi yang akan dibahas.

B. Kemuktahiran Isi Buku

Jika dilihat secara fisik dan isi buku ini memiliki kekurangan, yaitu ukuran
tulisan yang terdapat cukup kecil. Selain itu buku ini terlalu banyak memberikan
symbol-symbol kimia sedangkan penjelasan mengenai komponen-komponen
kimia tersebut kurang dijelaskan secara lebih rinci. Tentu hal ini dapat membuat
pembaca merasa kebingungan sertaa cepat merasakan bosan. Untuk bahasa yang
digunakan sendiri, terbilang cukup sulit dimengerti untuk calon pendidik yang
masih awam terhadap mata kuliah “biokimia”. Perlu pendampingan khusus seperti

31
orang yang sudah paham betul tentang ilmu biokimia, untuk dapat mengerti isi
buku.

4.3. Buku Ketiga

A. Keterkaitan Antar Bab

Secara keseluruhan setiap materi pada bab sesuai dengan materi yang
disajiakan namun masih ada terdapat beberapa kata yang terlalu berlebihan
sehiingga kurang sesuai EYD
B. Kemuktahiran Isi Buku

Secara keseluruhan isi buku kualitas sudah bagus namun masih ada
gambar yang disajikan tulisannya terlalu kecil sehingga sulit dilihat dan dipahami.

32
BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

5.1. Teori

Teori yang dijelaskan pada ketiga buku intinya sama yaitu sama-sama
membahas tentang proses metabolisme karbohidrat dimulai dari glikolisis, siklus
asam sitrat dan penguraian sehingga menjadi energi. Melalui teori yang
dipaparkan menjelaskan bahwa energi yang kita peroleh selama hidup tidak begitu
instan tetapi melalui proses yang sangat panjang.
5.2. Program Pembangunan di Indonesia

Setiap kepala dalam perguruan tinggi dituntut untuk maju dan terbuka
dalam bidang informasi serta pelayanan nya kepada mahasiswa. Untuk itu, jika
persoalan ini dipecahkan dalam memberikan pemahaman baru dan tepat tentang
metabolisme karbohidrat agar melalui materi dan teori-teori yang dijelaskan
mahasiswa menjadi kreatif dan inovatif untuk menemukan dan mengembangkan
ide-ide baru mengenai metabolisme karbohidrat untuk mendukung pembangunan
di Indonesia

5.3. Analisis Mahasiswa

Ketiga buku ini meyakinkan akan pentingnya metabolisme karbohidrat


khususnya pada mahasiswa jurusan biologi, isi buku sudah seuai dengan
kemajuan teknologi dan bahasa saat ini, walaupun masih ada catatan khusus
diantaranya: Pada buku pertama masih belum terlalu dijelaskan proses
metabolisme karbohidrat itu sendiri dan agak ribet sehingga membingungka
pembaca, sedangkan pada buku kedua terlalu luas mencakup materi sehingga
materi inti tidak terlalu dijelaskan, dan pada buku ketiga sudah sangat baik karena
langsung ke inti dan di pisahkan maeri metabolisme karbohidrat dengan materi-
materi karbohidrat itu sendiri, seperti fungsi, jenis, dan lain-lain sehingga lebih
mudah dipahami, selain itu pada setiap proses disertai dengan gambar dan
kesimpulan sehingga mudah dimengerti bagi pembaca.

33
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam


tuuh makhluk hidup untuk mengolah karbohidrat baik itu reaksi pemecahan
maupun reaksi pembentukan. Kedalaman materi yang disajikan pada ketiga buku
sudah cukup baik namun menurut kami yang paling lengkap adalah pada buku
ketiga karena materi nya lebih padat jelas dan disertai gambar dan kesimpulan
pada setiap proses metabolisme karbohidrat sehingga buku ketiga lebih banyak
memiliki kelebihan, namun bukan berarti kedua buku tidak bagus karena setiap
buku yang disajikan memiliki kelamahan dan kelebihan nya masing-masing

6.2. Saran

Ketiga buku sangat cocok untuk mendukung perkuliahan khususnya


mahasiswa jurusan biologi, namun untuk materi yang mencakup metabolisme
karbohidrat saja lebih cocok buku ketiga dan untuk penjelasan yang luas
mengenai karbohidrat buku pertama dan buku kedua juga sangat kami sarankan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, Mimin. 2016. Biokimia. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya


Manusia Kesehatan.

Martina, Restoration,dkk. 2019. Biokimia Untuk Biologi. Medan: Universitas


Negeri Medan.

Ngili, Yolanis. 2009. Biokimia Metabolisme & Bioenergitika. Yogyakarta: Graha


Ilmu

35

Anda mungkin juga menyukai