Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA ORGANIK FISIK

Katalis Asam-Basa (Spesifik dan Khusus)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Fisik


Dosen Pengampu : Dede Sukandar M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 8


Vivian Anggraeni Mukri (11160960000006)
Puja Sri Maulidya (11160960000020)
Tri Retnaningsih (11160960000013)

PROGRAM STUDI KIMIA 5A


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sangat baik. Tak lupa kami selalu hanturkan salam dan
shalawat kepada baginda Rasulullah SAW beserta sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman yang tak henti-hentinya membawa kebenaran agama Islam ke
seluruh penjuru dunia.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dede Sukandar,
M.Si. yang telah mempercayai kami untuk menyusun makalah ini dengan lancar
dan sangat baik . Serta kepada teman- teman sekalian yang berkat partisipasinya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini kami susun dengan sangat sistematis sesuai sajian dengan
bahasan kami yaitu “Katalis Asam Basa”. Kami mengulas tema makalah ini
dengan wawasan yang kami dapatkan dari berbagai buku dan sumber informasi
lainnya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun keterbatasan sumber pengetahuan
kami. Kami telah berusaha untuk menyempurnakan penulisan makalah ini namun
sebagai manusia kami menyadari akan keterbatasan maupun kekhilafan dan
kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan
makalah ini akan sangat dinantikan. Akhir dari pengantar ini penulis berharap
semoga dari makalah ini kita dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dengan baik untuk
kehidupan kita dan kami ucapkan terimakasih.

Ciputat , Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Ramusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 4
1.4 Metode Penulisan ......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
2.1 Sejarah Katalis ............................................................................................. 6
2.2 Katalis .......................................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Katalis ............................................................................. 6
2.2.2. Pengaruh Katalis Terhadap Energi Aktivasi ..................................... 7
2.2.3 Cara Kerja Katalis ............................................................................. 9
2.3 Jenis-jenis Katalis......................................................................................... 9
2.4 Katalis Asam dan Basa ................................................................................11
2.5 Katalisator Asam Umum dan Spesifik ....................................................... 12
2.5.1 Katalisator asam umum ................................................................... 12
2.5.2 Katalisator asam spesifik................................................................. 13
2.6 Katalisator Basa Umum dan Spesifik ........................................................ 13
2.6.1 Katalisator basa spesifik ....................................................................... 13
2.6.2 Katalisator basa umum .................................................................... 13
2.7 Katalis dengan Mekanisme Reaksi ............................................................ 13
2.8 Hubungan Katalis Terhadap Laju Reaksi ................................................... 17
KESIMPULAN .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katalis dapat menurunkan energi aktifasi dengan menghindari tahap
penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat dikatalisa. Dengan
menurunnya energi aktifasi, pada temperatur yang sama maka didapatkan laju
reaksi dengan konstanta laju yang besar yang artinya reaksi efektifnya dapat
terjadi secara cepat. Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan
mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi
pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi
sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi yang
efektif.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam
suatu reaksi kimia. Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan
industri kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses. Katalis
tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk bagian proses
pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50% (Levenspiel,1999). Katalis
berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan menjadi katalis homogen dan
heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sama fase dengan fase reaktan
dan produknya.

1.2 Ramusan Masalah


Atas dasar latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa pengertian dari katalis?
2. Apa saja jenis-jenis katalis?
3. Apa pengertian katalis Asam-Basa?
4. Apa yang dimaksud dengan katalisator asam umum dan spesifik?
5. Apa yang dimaksud dengan katalisator basa umum dan spesifik?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Memberikan informasi mengenai katalis.
2. Memberitahukan kepada pembaca tentang jenis-jenis katalis.
3. Menginformasikan tentang katalis Asam-Basa.
4. Memberikan informasi mengenai katalisator Asam umum dan spesifik.
5. Memberikan informasi mengenai katalisator Basa umum dan spesifik.
Selain dari tujuan di atas, terdapat pula manfaat dari penyusunan makalah,
yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai media pembelajaran dan latihan dalam penyusunan makalah.
2. Sebagai bahan bacaan tambahan mengenai katalis.

1.4 Metode Penulisan


Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu
metode studi pustaka, yang merupakan metode mengumpulkan, menyaring, dan
menyimpulkan suatu bahan bacaan dari berbagai buku dan studi internet.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Katalis
Istilah katalisator berawal dari penelitian Berzelius (1836) tentang proses
proses pemercepatan laju reaksi dan menjabarkannya sebagai akibat adanya gaya
katalisis. Sebutan “gaya” katalisis ternyata tidak terbukti, tetapi istilah katalisator
tetap digunakan untuk menyebuitkan pengaruh substansi tertentu yang ikut dalam
proses tanpa mengalami perubahan. Senyawa yang menurunkan laju reaksi biasa
disebut sebagai katalisator negatif atau inhibitor, yang saat ini lebih dikenal
dengan istilah katalis. Definisi katalis pertama kali dikemukakan oleh Ostwalsd
sebagai suatu substansi yang mengubah laju suatu reaksi kimia tanpa merubah
besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Pada tahun 1902 Ostwald
mendefinisikkan katalis sebagai substansi yang mengubah laju reaksi tanpa
terdapat sebagai produk pada akhir reaksi, dengan kata lain katalisator
mempengaruhi laju reaksi dan berperan sebagai reaktan sekaligus produk reaksi.
Selanjutnya pada tahun 1941, Bell menjelaskan substansi yang dapat disebut
sebagai katalis suatu reaksi adalah ketika sejumlah tertentu substansi ditambahkan
maka akan mengakibatkan laju reaksi bertambah dari laju pada keadaan
stoikiometri biasa. Jika substansi tersebut ditambahkan pada reaksi maka tidak
mengganggu kesetimbangan.

2.2 Katalis
2.2.1 Pengertian Katalis
Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi
kimia tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri dengan
cara memberikan jalur pilihan lain yang membutuhkan energi aktivasi lebih
rendah bila dibanding dengan energi aktivasi untuk reaksi tanpa katalis (Whyman,
1994). Katalis ikut berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetik suatu reaksi
seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-lain
(Augustine, 1996).
Penambahan katalis akan mempengaruhi laju reaksi. Pada teori tumbukan
dan distribusi energi molekular Maxwell – Boltzman pada gas, tumbukan-
tumbukan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi
yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan untuk
memulai suatu reaksi tersebut dinamakan energi aktifitas reaksi.

Sifat-sifat dari reaksi katalitis yaitu sebagai berikut:


1. Pada reaksi katalitis, katalis akan menurunkan energi aktivasi.
2. Katalis yang sedikit akan mempercepat reaksi dari zat reaktan dalam
jumlah banyak.
3. Katalis tidak mengubah letak kesetimbangan untuk reaksi reversibel.

Berdasarkan tingkat kepentinganya, komponen inti katalis dapat dibedakan


menjadi tiga bagian diataranya:
1. Selektifitas adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi
yang diinginkan (dalam jumlah tinggi) dari sejumlah produk yang
mungkin dihasilkan.
2. Aktifitas adalah kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi
produk yang diinginkan.
3. Stabilitas adalah sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan
selektifitas dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2. Pengaruh Katalis Terhadap Energi Aktivasi


Katalis mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi (Ea)
yakni dengan membentu kompleks teraktifkan baru dengan energi yang lebih
rendah, sehingga mempercepat laju reaksi dengan tanpa menimbulkan efek
termodinamika reaksi keseluruhan.
Grafik Pengaruh Katalis Terhadap Energi Aktivasi

Energi aktivasi adalah energi kinetik minimum yang diperlukan oleh


partikel-partikel peraksi untuk membentuk kompleks teraktivasi. Kaitan antara
energi aktivasi dengan berlangsungnya suatu reaksi dapat dianalogikan dengan
proses mendorong mobil dari suatu tempat (A) ke tempat lain (B) melalui jalan
mendaki dan menurun. Perhatikan gambar di bawah ini:

Proses mendorong mobil dari A ke B analog dengan terjadinya proses


tumbukan. Ketika mobil didorong sampai tanda X, kemudian si pendorong tidak
mampu lagi melakukan usahanya, maka mobil tersebut turun lagi, tidak berhasil
melewati puncak dan tidak sampai ke B. Hal ini analog dengan peristiwa
tumbukan yang memiliki energi kinetik kurang dari Ea (tidak sampai puncak)
sehingga tidak terbentuk kompleks teraktivasi dan reaksipun tidak terjadi.
Agar mobil dapat sampai di B, mobil tersebut hatus didorong minimum
sampai di puncak sehingga untuk sampai di B tidak perlu didorong lagi.
Dalam reaksi, agar dihasilkan produk maka pereaksi harus memiliki energi
minimum untuk membentuk kompleks teraktivasi terlebih dahulu sebelum
membentuk hasil reaksi. Energi tersebut yang dinamakan dengan energi aktivasi.
2.2.3 Cara Kerja Katalis
Syarat berlangsungnya reaksi:

(1) Terjadi kontak (tumbukan) dengan orientasi yang tepat, dan

(2) disertai dengan energi yang cukup (melebihi energi aktivasi reaksi).
Dengan adanya katalis, kedua syarat di atas dapat terkomodasi dengan baik.
Katalis dapat “mengantarkan” reaktan melalui jalan baru yang lebih mudah untuk
berubah menjadi produk. Jalan baru yang dimaksud yaitu jalan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Keberadaan katalis juga dapat meningkatkan jumlah
tumbukan dengan orientasi yang tepat. Hal itu disebabkan molekul-molekul
reaktan akan teradsorp pada permukaan aktif katalis sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan antar molekul-molekul reaktan akan semakin besar. Selain
itu, ketepatan orientasi tumbukan pun akan semakin meningkat.

2.3 Jenis-jenis Katalis


Secara umum katalis dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu katalis
homogen, heterogen dan biokatalisis (katalis enzim).
a. Katalis Homogen

Katalis homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan


reaktan dan produk. Penggunaan katalis homogen ini mempunyai kelemahan
yaitu: mencemari lingkungan dan tidak dapat digunakan kembali. Selain itu
katalis homogen juga umumnya hanya digunakan pada skala laboratorium
ataupun industri bahan kimia tertentu, sulit dilakukan secara komersil, operasi
pada fase cair dibatasi pada kondisi suhu dan tekanan, sehingga peralatan lebih
kompleks dan diperlukan pemisahan antara produk dan katalis.Contoh dari katalis
homogen yang biasanya banyak digunakan dalam produksi biodiesel, seperti basa
(NaOH, KOH), asam (HCl, H2SO4).

b. Katalis Heterogen

Katalis heterogen merupakan katalis yang fasanya tidak sama dengan


reaktan dan produk. Katalis heterogen secara umum berbentuk padat dan banyak
digunakan pada reaktan berwujud cair atau gas. Contoh-contoh dari katalis
heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion. Mekanisme katalis
heterogen melalui lima langkah, yaitu: Transport reaktan ke katalis, interaksi
reaktan-raktan dengan katalis (adsorpsi), reaksi dari spesi-spesi yang teradsorpsi
menghasilkan prodduk-produk reaksi, deadsorpsi produk dari katalis, transport
produk menjauhi katalis. Keuntungan dari katalis heterogen adalah ramah
lingkungan, tidak bersifat korosif, mudah dipisahkan dari produk dengan cara
filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang lama. Selain
itu, katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil karena reaksi samping dapat
dieliminasi. Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan
resin penukar ion.

Katalis Homogen Katalis Heterogen


Fasa cair atau gas Fasa padat
Setiap molekul katalis aktif sebagai Memiliki pusat aktif yang tidak
katalis seragam
Tidak mudah teracuni oleh adanya Mudah teracuni oleh adanya sedikit
sedikit kotoran. kotoran
Mudah terurai pada temperatur tinggi Stabil pada temperatur tinggi

Sukar dipisahkan dari campuran Mudah dipisahkan dari campuran


reaksi. reaksi
Tabel 1. Perbedaan Katalis Homogen dan Katalis Heterogen.
c. Biokatalis

Biokatalis adalah katalis yang memiliki keunggulan sifat (aktivitas tinggi,


selektivitas dan spesifitas) sehingga dapat dapat membantu proses–proses kimia
kompleks pada kondisi lunak dan ramah lingkungan. Kelemahannya antara lain
sangat mahal, sering tidak stabil, mudah terhambat, tidak dapat diperoleh kembali
setelah dipakai. Salah satu Biokatalis yang telah dilaporkan penggunaanya adalah
Enzim lipase (Triacylglycerol Acllydrolases). Enzim lipase atau enzim pemecah
lemak dipakai dalam reaksi pembuatan biodiesel. Enzim itu dapat mengatalisis,
menghidrolisis, serta mensintesis bentuk ester dari gliserol dan asam lemak rantai
panjang seperti halnya minyak goreng dan jelantah. Pemilihan katalis atau
pengembangan katalis perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan efektivitas
dalam pemakaian. Dalam pengembanganya katalis cair dapat digantikan dengan
katalis padat seperti asam padat seperti zeolit, clay, dan lain-lain. Keuntungannya
adalah dapat di recovery, recycle, dan digantikan kembali. Selain itu, Zeolit juga
dapat digunakan sebagai katalis heterogen untuk pembuatan biodiesel.

2.4 Katalis Asam dan Basa


Katalisis asam-basa, percepatan reaksi kimia dengan penambahan asam
atau basa, asam atau basa itu sendiri tidak dikonsumsi dalam reaksi. Reaksi
katalitik mungkin asam-spesifik (katalis asam), seperti dalam kasus penguraian
sukrosa gula menjadi glukosa dan fruktosa dalam asam sulfat; atau basa-spesifik
(base katalisis), seperti dalam penambahan hidrogen sianida untuk aldehid dan
keton dengan adanya natrium hidroksida. Banyak reaksi yang dikatalisasi oleh
asam dan basa.
Mekanisme reaksi asam dan basa-katalis dijelaskan dalam hal konsep
Brønsted-Lowry asam dan basa sebagai salah satu di mana ada transfer awal
proton dari katalis asam untuk reaktan atau dari reaktan ke katalis dasar . Dalam
hal teori Lewis asam dan basa, reaksi saling berbagi pasangan elektron yang
disumbangkan oleh katalis basa atau diterima oleh suatu katalis asam.
Asam Brownstead Lowry = donor proton (H+)

Basa Brownstead-Lowry = Akseptor Proton (H+)

Perhatikan contoh berikut:


NH4+(aq) + H2O(l)  NH3(aq) + H3O+(aq)

Asam basa

H2O(l) + NH3(aq)  NH4+(aq) + OH- (aq)

Asam basa

Dalam hal teori lewis asam dan basa, reaksi memerlukan pembagian oasangan
electron yang disumbangkan oleh katalis basa atau diterima oleh suatu katalis
asam.

Asam Lewis= akseptor pasanga elektron

Basa Lewis= donor pasangan elektron

2.5 Katalisator Asam Umum dan Spesifik


2.5.1 Katalisator asam umum

Katalisis oleh asam proton selain H3O+ dilakukan oleh bronsted sebagai
donor proton seperti halnya katalisis spesifik, berhubungan denagn proton
diintroduksi kepada bagian molekul yang direaksikan dan serangan electron
terhadap molekul air. Perbedaannya, adalah bahwa katalisator asam spesifik
menggunakan ion hydronium sdedangkan reaksi katalisis asam umum
menggunakan sembarang asam bronsted sebagai donor proton. Untuk katalis asam
umum, pembentukan kation SH+ merupakan tahap lambat. Reaksi kondensasi
aldol merupakan contoh reaksi yang bergantung kepada mekanisme.
2.5.2 Katalisator asam spesifik

Merupakan katalis oleh proton yang tersolvasi, yaitu H3O+ hidrolisis ester
merupakan contoh reaksi katalisis asam spesifik. Didalam larutan asam kuat,
reaksi hanya dipercepat oleh ion hydronium.

Persamaan lajunya:

Laju : Kasam [H3O+] + [S]

Dimana :

[S] : konsentrasi ester

Kasam : tetapan laju reaksi hidrolisis spesifik asam

2.6 Katalisator Basa Umum dan Spesifik


2.6.1 Katalisator basa spesifik
Katalisis oleh OH‐ dalam larutan
2.6.2 Katalisator basa umum
Katalisis oleh basa Bronsted selain OH‐ dan basa ini berlaku sebagai
penerima proton → yaitu berbagi pasangan elektron dengan proton. Katalisis basa
umum menyerang air dulu, kemudian air menyerang reakstan. Air menjadi lebih
polar sehingga interaksi elektrostatiknya menjadi lebih besar dan kecepatan reaksi
meningkat.

2.7 Katalis dengan Mekanisme Reaksi


 Katalis dapat teracuni oleh suatu zat dalam jumlah yang sangat sedikit
yang disebut racun katalis. Contoh:
 Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh suatu zat yang disebut pemercepat
katalis (promotor). Contoh: Efisiensi katalis CuO-ZnO yang digunakan
untuk mengkatalisis reaksi shift conversion (CO (g) + H2O (g) ↔ CO2 (g)
+ H2 (g)) pada proses pembuatan pupuk urea ditingkatkan melalui
penambahan promotor Al2O3.
 Pada reaksi-reaksi tertentu, terdapat salah satu produk reaksi yang dapat
berfungsi sebagai katalis untuk reaksi yang bersangkutan. Zat atau produk
reaksi ini disebut autokatalis, sedangkan reaksinya biasa disebut reaksi
autokatalitik. Contoh:

 Katalis yang dapat menghambat atau memperlambat kecepatan reaksi


disebut katalis negatif (atau inhibitor). Contoh:

katalis mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:

1. Aktivitas
Berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi.
2. Selektivitas atau spesifisitas
Berkaitan dengan kemampuannya mengarahkan suatu reaksi, dan
3. Stabilitas atau lifetime
Berkaitan dengan kemampuannya menahan hal-hal yang dapat
mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis.

Contoh katalis homogen:

 Reaksi berkatalis homogen, fase gas


CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) katalis: NO (g)

CH3CHO (g) → CH4 (g) + CO (g) katalis: uap I2

Reaksi phase gas

CO + ½ O2  CO2

Dengan adanya katalis NO2 maka prosesnya menjadi

CO + NO2  CO2 + NO

NO + ½ O2  NO2

-----------------------------------------------

CO2 + ½ O2  CO2

Iodin uap juga dikenal sebagai katalis sejumlah reaksi pirolisis zat organik,
dekomposisi asetaldehid sebagai reaksi berantai dengan proses sebagai berikut :

k1

I2 == 2 I-

k2

k3

I- + CH3CHO  CH3CO - + HI

k4

CH3CO-  CH3 + CO

k5

I2 + CH3  CH3I + I-

k6

HI + CH3 CH4 - + I-
k7

HI + CH3I CH4 - + I2

Sehingga diperoleh laju reaksi dengan pendekatan steady state dari intermediet
adalah

- d(CH3CHO)/dt = k [I2]1/2[CH3CHO]

 Reaksi berkatalis homogen, fase cair

C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6 katalis: asam

CH3COOC2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH katalis: asam

 Proses katalitik pada reaksi berkatalis homogen berlangsung melalui


pembentukan senyawa kompleks dan penyusunan ulang antara molekul-
molekul reaktan dengan ligan katalis.

Contoh katalis heterogen:

 Katalis padat Fe untuk Proses Haber pada pembuatan amonia:


N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g)
 Katalis padat Fe2O3-BiO2 untuk oksidasi amonia pada pembuatan asam
nitrat:
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) ↔ 4 NO (g) + 6 H2 O (g)
 Katalis padat Ni pada hidrogenasi hidrokarbon:
R 1CH=CHR2 (l) + H2 (g) → R1CH2CH2R2 (l)
(minyak tak jenuh) (lemak jenuh)
 Katalis arang (C) pada pembuatan asam khlorida:
H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)

Penggolongan katalis berdasarkan keberadaannya di alam:


1. Katalis biokimia
Disebut juga enzim. Merupakan senyawa protein berukuran koloid.
Dijumpai dalam sistem biokimia dan makhluk hidup.
Contoh: enzim-enzim dalam sistem pencernaan tubuh manusia
enzim-enzim dalam tumbuhan
Bekerja pada suhu ambient.
Setiap enzim mempunyai suhu optimum (suhu operasi ketika aktivitasnya
mencapai maksimum). Peningkatan suhu di atas suhu optimumnya akan
mengakibatkan kerusakan enzim (denaturasi protein).
2. Katalis yang dibuat oleh manusia (man-made catalyst)
Bekerja pada suhu relatif tinggi. Sebagian besar berupa katalis padat.
Contoh: Katalis V2O5 untuk reaksi oksidasi SO2 : SO2 (g) + ½ O2 (g) ↔
SO3 (g)
Katalis Fe-base untuk reaksi sintesis amonia: N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3
(g)
Katalis oksida Cu-Zn untuk reaksi sintesis metanol: CO (g) + 2 H2 (g) ↔
CH3OH (g)

2.8 Hubungan Katalis Terhadap Laju Reaksi


Katalis dapat digunakan untuk meningkatkan laju reaksi antara zat tersebut
dan dapat menurunkan energi aktivasi. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi
sistem tetapi tidak mengubah energi asli dari suatu reaktan atau produk. Karena
itulah reaksi dapat berlangsung meskipun energi asli suatu reaktan tidak
melampaui energi aktivasinya. Reaksi dapat berlangsung karena energi aktivasi
turun akibat penambahan katalis sehingga energi asli reaktan lebih besar dari
energi aktivasi.

Dengan kata lain, pengaruh katalis terhadap laju reaksi pada perannya
dalam mengurangi energi aktivasi. Katalis dapat memperkecil energi aktivasi
sehingga banyak partikel yang memiliki energi kinetik lebih besar daripada energi
aktivasi dan reaksipun berlangsung cepat.

Katalis memungkinkan berlangsungnya reaksi dengan lebih cepat dan


pada suhu yang relatif rendah karena katalis memicu perubahan terhadap reaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah
sehingga dengan pasokan energi yang rendah, reaksi tetap dapat berlangsung lebih
cepat.
Prinsip kerja katalis dengan cara membentuk senyawa antara atau dengan
cara mengabsorbsi zat yang direaksikan. Dengan cara tersebut, katalis dapat
meningkatkan laju reaksi tanpa mengalami perubahan kimia secara permanen.
Untuk itu, katalis menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat
menurunkan energi pengaktifan dan reaksi, sehingga reaksi berlangsung cepat.

Suatu reaksi kimia akan berlangsung apabila terjadi tumbukan-tumbukan


antara partikel dengan cara yang cukup, energi inilah yang disebut dengan energi
aktivasi. Tidak semua partikel-partikel pada senyawa kimia dapat bereaksi satu
sama lain, hanya partikel-partikel yang memiliki energi aktivasi yang cukup
sajalah yang dapat melakukan reaksi, sebagian besar partikel-partikel tersebut
tidak memilki energi aktivasi yang cukup. Untuk kondisi seperti ini diperlukan
suatu zat yang memungkinkan semua partikel mencapai energi aktivasinya agar
dapat bereaksi satu sama lain, agar laju reaksi menjadi lebih besar, penambahan
katalis sangat diperlukan. Penambahan katalis memberikan perubahan yang
berarti pada perubahan energi aktivasi. Katalis menyediakan rute khusus untuk
jalannya suatu reaksi, jalur khusus ini memilki energi aktivasi yang rendah,
sehingga dapat meningkatkan tumbukan-tumbukan antar partikel. Akibatnya lajub
reaksi menjadi lebih rendah.

Berikut grafik perbandingan antara reaksi yang menggunakan katalis


dengan reaksi yang tidak menggunakan Katalis.
Pada gambar diatas jelas terlihat bahwa proses reaksi pada reaksi yang
menggunakan katalis dapat menjadi berbeda dengan reaksi yang tidak
menggunakan katalis. Energi aktivasi pada reaksi yang menggunakan enzim juga
lebih rendah. Maka, dapat disimpulkan bahwa kaatalis dapat menurunkan energi
aktivasi dengan cara membentuk tahap-tahap reaksi yang baru.
KESIMPULAN

1. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri
2. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen
dan katalis heterogen.
3. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen
berada dalam fase yang sama.
4. Katalis homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan
reaktan dan produk.
5. Katalis asam basa, percepatan reaksi kimia dengan penambahan asam atau
basa, asam atau basa itu sendiri tidak ikut bereaksi dalam reaksi.
6. Contoh reaksi katalitik dengan katalis asam, seperti dalam kasus
dekomposisi dari sukrosa gula menjadi glukosa dan fruktosa dalam asam
sulfat. Katalis asam digunakan dalam sejumlah besar reaksi industri, di
antaranya konversi hidrokarbon minyak untuk bensin dan produk-produk
terkait. Reaksi tersebut termasuk dekomposisi hidrokarbon dengan berat
molekul tinggi (retak) menggunakan katalis alumina-silika (asam
Brønsted-Lowry), polimerisasi hidrokarbon tidak jenuh dengan
menggunakan asam sulfat atau hidrogen fluorida (asam Brønsted-Lowry),
dan isomerisasi hidrokarbon alifatik menggunakan aluminium klorida
(asam Lewis).
7. Contoh untuk katalis basa, seperti dalam penambahan hidrogen sianida
untuk aldehida dan keton dengan adanya natrium hidroksida. Banyak
contoh reaksi yang dikatalisasi oleh asam dan basa. Di antara aplikasi
industri reaksi katalis basa adalah reaksi diisosianat dengan alkohol
polifungsional dengan adanya amina, yang digunakan dalam pembuatan
busa poliuretan.
DAFTAR PUSTAKA

Rusdianasari, dan Indah Purnamasari.2014.Teknik Reaksi


Kimia.Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya
http://thofanaradikaonline1.blogspot.com/ (online, diakses tanggal 26 Oktober
2014)
http://serbamurni.blogspot.com/2012/05/jenis-katalis.html (online, dikases tanggal
25 Oktober 2014)
http://matainginbicara.wordpress.com/2009/06/29/ringkasan-katalis-dan-katalisis/
(online, diakses tanggal 26 Oktober 2014)
www.chemguide.co.uk/physical/catalysis/introduction.html (online, diakses
tanggal 24 Oktober 2014 )
https://dyahernawati.wordpress.com/2013/12/27/katalis-homogen-dan-katalis-
asam-basa/ (online, diakses tanggal 26 Oktober 2014)
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/3715/acid-base-catalysis (online,
diakses tanggal 26 Oktober 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Esterifikasi (online, diakses tanggal 26 Oktober 2014)
http://letshare17.blogspot.com/2010/10/penggunaan-katalis-h2so4-pada.html
(online, diakses tanggal 26 Oktober 2014)
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://hmtkupnyogy
a.files.wordpress.com/2012/02/09_handout-dasar2-katalis-
katalisis.pdf&ved=2ahUKEwjljZiq2JfeAhVLWH0KHSjbDLgQFjAAegQIBBAB
&usg=AOvVaw0k5njhRC-Cfzu-3oPGW3cN (diakses pada tanggal 21 Oktober
2018 pukul 20.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai