Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dede Sukandar,
M.Si. yang telah mempercayai kami untuk menyusun makalah ini dengan lancar
dan sangat baik . Serta kepada teman- teman sekalian yang berkat partisipasinya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami susun dengan sangat sistematis sesuai sajian dengan
bahasan kami yaitu “Katalis Asam Basa”. Kami mengulas tema makalah ini
dengan wawasan yang kami dapatkan dari berbagai buku dan sumber informasi
lainnya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun keterbatasan sumber pengetahuan
kami. Kami telah berusaha untuk menyempurnakan penulisan makalah ini namun
sebagai manusia kami menyadari akan keterbatasan maupun kekhilafan dan
kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan
makalah ini akan sangat dinantikan. Akhir dari pengantar ini penulis berharap
semoga dari makalah ini kita dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dengan baik untuk
kehidupan kita dan kami ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Ramusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 4
1.4 Metode Penulisan ......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
2.1 Sejarah Katalis ............................................................................................. 6
2.2 Katalis .......................................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Katalis ............................................................................. 6
2.2.2. Pengaruh Katalis Terhadap Energi Aktivasi ..................................... 7
2.2.3 Cara Kerja Katalis ............................................................................. 9
2.3 Jenis-jenis Katalis......................................................................................... 9
2.4 Katalis Asam dan Basa ................................................................................11
2.5 Katalisator Asam Umum dan Spesifik ....................................................... 12
2.5.1 Katalisator asam umum ................................................................... 12
2.5.2 Katalisator asam spesifik................................................................. 13
2.6 Katalisator Basa Umum dan Spesifik ........................................................ 13
2.6.1 Katalisator basa spesifik ....................................................................... 13
2.6.2 Katalisator basa umum .................................................................... 13
2.7 Katalis dengan Mekanisme Reaksi ............................................................ 13
2.8 Hubungan Katalis Terhadap Laju Reaksi ................................................... 17
KESIMPULAN .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katalis dapat menurunkan energi aktifasi dengan menghindari tahap
penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat dikatalisa. Dengan
menurunnya energi aktifasi, pada temperatur yang sama maka didapatkan laju
reaksi dengan konstanta laju yang besar yang artinya reaksi efektifnya dapat
terjadi secara cepat. Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan
mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi
pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi
sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi yang
efektif.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam
suatu reaksi kimia. Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan
industri kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses. Katalis
tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk bagian proses
pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50% (Levenspiel,1999). Katalis
berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan menjadi katalis homogen dan
heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sama fase dengan fase reaktan
dan produknya.
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Katalis
Istilah katalisator berawal dari penelitian Berzelius (1836) tentang proses
proses pemercepatan laju reaksi dan menjabarkannya sebagai akibat adanya gaya
katalisis. Sebutan “gaya” katalisis ternyata tidak terbukti, tetapi istilah katalisator
tetap digunakan untuk menyebuitkan pengaruh substansi tertentu yang ikut dalam
proses tanpa mengalami perubahan. Senyawa yang menurunkan laju reaksi biasa
disebut sebagai katalisator negatif atau inhibitor, yang saat ini lebih dikenal
dengan istilah katalis. Definisi katalis pertama kali dikemukakan oleh Ostwalsd
sebagai suatu substansi yang mengubah laju suatu reaksi kimia tanpa merubah
besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Pada tahun 1902 Ostwald
mendefinisikkan katalis sebagai substansi yang mengubah laju reaksi tanpa
terdapat sebagai produk pada akhir reaksi, dengan kata lain katalisator
mempengaruhi laju reaksi dan berperan sebagai reaktan sekaligus produk reaksi.
Selanjutnya pada tahun 1941, Bell menjelaskan substansi yang dapat disebut
sebagai katalis suatu reaksi adalah ketika sejumlah tertentu substansi ditambahkan
maka akan mengakibatkan laju reaksi bertambah dari laju pada keadaan
stoikiometri biasa. Jika substansi tersebut ditambahkan pada reaksi maka tidak
mengganggu kesetimbangan.
2.2 Katalis
2.2.1 Pengertian Katalis
Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi
kimia tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri dengan
cara memberikan jalur pilihan lain yang membutuhkan energi aktivasi lebih
rendah bila dibanding dengan energi aktivasi untuk reaksi tanpa katalis (Whyman,
1994). Katalis ikut berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetik suatu reaksi
seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-lain
(Augustine, 1996).
Penambahan katalis akan mempengaruhi laju reaksi. Pada teori tumbukan
dan distribusi energi molekular Maxwell – Boltzman pada gas, tumbukan-
tumbukan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi
yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan untuk
memulai suatu reaksi tersebut dinamakan energi aktifitas reaksi.
(2) disertai dengan energi yang cukup (melebihi energi aktivasi reaksi).
Dengan adanya katalis, kedua syarat di atas dapat terkomodasi dengan baik.
Katalis dapat “mengantarkan” reaktan melalui jalan baru yang lebih mudah untuk
berubah menjadi produk. Jalan baru yang dimaksud yaitu jalan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Keberadaan katalis juga dapat meningkatkan jumlah
tumbukan dengan orientasi yang tepat. Hal itu disebabkan molekul-molekul
reaktan akan teradsorp pada permukaan aktif katalis sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan antar molekul-molekul reaktan akan semakin besar. Selain
itu, ketepatan orientasi tumbukan pun akan semakin meningkat.
b. Katalis Heterogen
Asam basa
Asam basa
Dalam hal teori lewis asam dan basa, reaksi memerlukan pembagian oasangan
electron yang disumbangkan oleh katalis basa atau diterima oleh suatu katalis
asam.
Katalisis oleh asam proton selain H3O+ dilakukan oleh bronsted sebagai
donor proton seperti halnya katalisis spesifik, berhubungan denagn proton
diintroduksi kepada bagian molekul yang direaksikan dan serangan electron
terhadap molekul air. Perbedaannya, adalah bahwa katalisator asam spesifik
menggunakan ion hydronium sdedangkan reaksi katalisis asam umum
menggunakan sembarang asam bronsted sebagai donor proton. Untuk katalis asam
umum, pembentukan kation SH+ merupakan tahap lambat. Reaksi kondensasi
aldol merupakan contoh reaksi yang bergantung kepada mekanisme.
2.5.2 Katalisator asam spesifik
Merupakan katalis oleh proton yang tersolvasi, yaitu H3O+ hidrolisis ester
merupakan contoh reaksi katalisis asam spesifik. Didalam larutan asam kuat,
reaksi hanya dipercepat oleh ion hydronium.
Persamaan lajunya:
Dimana :
1. Aktivitas
Berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi.
2. Selektivitas atau spesifisitas
Berkaitan dengan kemampuannya mengarahkan suatu reaksi, dan
3. Stabilitas atau lifetime
Berkaitan dengan kemampuannya menahan hal-hal yang dapat
mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis.
CO + ½ O2 CO2
CO + NO2 CO2 + NO
NO + ½ O2 NO2
-----------------------------------------------
CO2 + ½ O2 CO2
Iodin uap juga dikenal sebagai katalis sejumlah reaksi pirolisis zat organik,
dekomposisi asetaldehid sebagai reaksi berantai dengan proses sebagai berikut :
k1
I2 == 2 I-
k2
k3
I- + CH3CHO CH3CO - + HI
k4
CH3CO- CH3 + CO
k5
I2 + CH3 CH3I + I-
k6
HI + CH3 CH4 - + I-
k7
HI + CH3I CH4 - + I2
Sehingga diperoleh laju reaksi dengan pendekatan steady state dari intermediet
adalah
- d(CH3CHO)/dt = k [I2]1/2[CH3CHO]
Dengan kata lain, pengaruh katalis terhadap laju reaksi pada perannya
dalam mengurangi energi aktivasi. Katalis dapat memperkecil energi aktivasi
sehingga banyak partikel yang memiliki energi kinetik lebih besar daripada energi
aktivasi dan reaksipun berlangsung cepat.
1. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri
2. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen
dan katalis heterogen.
3. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen
berada dalam fase yang sama.
4. Katalis homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan
reaktan dan produk.
5. Katalis asam basa, percepatan reaksi kimia dengan penambahan asam atau
basa, asam atau basa itu sendiri tidak ikut bereaksi dalam reaksi.
6. Contoh reaksi katalitik dengan katalis asam, seperti dalam kasus
dekomposisi dari sukrosa gula menjadi glukosa dan fruktosa dalam asam
sulfat. Katalis asam digunakan dalam sejumlah besar reaksi industri, di
antaranya konversi hidrokarbon minyak untuk bensin dan produk-produk
terkait. Reaksi tersebut termasuk dekomposisi hidrokarbon dengan berat
molekul tinggi (retak) menggunakan katalis alumina-silika (asam
Brønsted-Lowry), polimerisasi hidrokarbon tidak jenuh dengan
menggunakan asam sulfat atau hidrogen fluorida (asam Brønsted-Lowry),
dan isomerisasi hidrokarbon alifatik menggunakan aluminium klorida
(asam Lewis).
7. Contoh untuk katalis basa, seperti dalam penambahan hidrogen sianida
untuk aldehida dan keton dengan adanya natrium hidroksida. Banyak
contoh reaksi yang dikatalisasi oleh asam dan basa. Di antara aplikasi
industri reaksi katalis basa adalah reaksi diisosianat dengan alkohol
polifungsional dengan adanya amina, yang digunakan dalam pembuatan
busa poliuretan.
DAFTAR PUSTAKA