Katalis Heterogen
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan penulisan Makalah Teknik Reaksi Kimia tentang Katalis sesuai waktunya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu
menjadi motivasi untuk keinginan selalu bekerja keras. Penulisan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas presentasi dan diskusi kelompok.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Hj. Rusdianasari, M.Si. sebagai dosen pembimbing,
2. Kedua orangtua penulis, terima kasih atas segala doa dan dorongan semangat dari
kalian,
3. Teman-teman Mahasiswa POLSRI kelas 3KA, terima kasih atas support kalian.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari segenap pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dibahas mengenai katalis heterogen khususnya tentang cara kerja dan mekanisme
reaksi dari katalis heterogen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Katalis
2.1.1 Pengertian Katalis
Katalis pertama kali ditemukan oleh J.J. Berzelius pada tahun 1836 sebagai
komponen yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia. Katalis adalah zat yang
ditambahkan pada reaksi kimia dengan tujuan untuk mempercepat reaksi tersebut.
Katalis dapat mempercepat reaksi ke kanan atau ke kiri sehingga keadaan setimbang
lebih cepat tercapai, Katalis ini disebut dengan katalis positif. Penambahan katalis juga
dapat menghambat reaksi, katalis tersebut disebut katalis negatif atau anti katalis atau
inhibitor.
Penambahan katalis akan mempengaruhi laju reaksi. Pada teori tumbukan dan
distribusi energi molekular Maxwell Boltzman pada gas, tumbukan-tumbukan
menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup
untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan untuk memulai suatu
reaksi tersebut dinamakan energi aktifitas reaksi.
2.1.2 Hubungan Energi Aktivasi dengan Katalis
Secara umum reaksi kimia yang terjadi dengan menggunakan katalis adalah:
A + C > AC*
AC* + B > AB + AC
A + B + C > AB + C
dimana senyawa A yang bereaksi dengan katalis (C) akan membentuk intermediet
(AC*) kemudian bereaksi kembali dengan senyawa B sehingga membentuk senyawa
AB.
2.1.3 Sifat-sifat dari reaksi katalitis yaitu sebagai berikut:
1. Pada reaksi katalitis, katalis akan menurunkan energi aktivasi.
2. Katalis yang sedikit akan mempercepat reaksi dari zat reaktan dalam jumlah
banyak.
3. Katalis tidak mengubah letak kesetimbangan untuk reaksi reversibel.
5
zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion. Mekanisme katalis heterogen melalui lima
langkah, yaitu: Transport reaktan ke katalis, interaksi reaktan-raktan dengan katalis
(adsorpsi), reaksi dari spesi-spesi yang teradsorpsi menghasilkan prodduk-produk
reaksi, deadsorpsi produk dari katalis, transport produk menjauhi katalis. Keuntungan
dari katalis heterogen adalah ramah lingkungan, tidak bersifat korosif, mudah
dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali dalam
jangka waktu yang lama. Selain itu, katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil
karena reaksi samping dapat dieliminasi. Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah
zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion.
mahal, sering tidak stabil, mudah terhambat, tidak dapat diperoleh kembali setelah
dipakai. Salah satu Biokatalis yang telah dilaporkan penggunaanya adalah Enzim lipase
(Triacylglycerol Acllydrolases). Enzim lipase atau enzim pemecah lemak dipakai dalam
reaksi pembuatan biodiesel. Enzim itu dapat mengatalisis, menghidrolisis, serta
mensintesis bentuk ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang seperti halnya
minyak goreng dan jelantah. Pemilihan katalis atau pengembangan katalis perlu
dipertimbangkan
untuk
mendapatkan
efektivitas
dalam
pemakaian.
Dalam
pengembanganya katalis cair dapat digantikan dengan katalis padat seperti asam
padat seperti zeolit, clay, dan lain-lain. Keuntungannya adalah dapat di recovery,
recycle, dan digantikan kembali. Selain itu, Zeolit juga dapat digunakan sebagai katalis
heterogen untuk pembuatan biodiesel.
kimia fasa cair maupun gas yang hanya dapat berlangsung pada
permukaan padatan. Karena sifat reaksinya hanya bergantung pada fasa padat,
maka reaksi tersebut dikatakan berkatalisis dengan fasa padat sebagai katalisnya.
Katalisis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya. Contoh sederhana katalisis heterogen adalah
katalis menyediakan suatu permukaan dimana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan antara produk baru dan katalis lebih lemah sehingga
akhirnya terlepas.
dapat
bekerja
dengan
membentuk
senyawa
antara
atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi,
sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen.
Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada
akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi
berlangsung dengan cepat. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi
katalis dan prosesnya disebut katalisme. misalnya :
2 KClO3 (g)
A + B
AB
(reaksi lambat)
AC (reaksi cepat)
Energi pengaktifan diturunkan, maka AC terbentuk cepat dan seketika itu juga
AC bereaksi dengan B membentuk senyawa ABC.
AC + B
ABC
(reaksi cepat).
Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang
kemudian mengurai menjadi AB dan C. Sesuai reaksi
ABC
AB + C
(reaksi cepat)
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi
mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat
laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat
orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya molekul gas yang
teradsorpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas
yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang
banyak dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas.
10
11
12
dapat
= gas adsorbat
13
AS
Konstanta kesetimbangannya :
x AS
xs P
dengan :
xAS
xs
= tekanan gas
Namun xAS lebih umum digunakan , sehingga xs = (1-) dan persaman sebelumnya
menjadi:
Kp
Kp
1 Kp
1 1
1
m b bKp
Dengan memplotkan 1/m dengan 1/p harga k dan b bisa ditentukan dari nilai slope dan
interseptnya.
2.3.6 Mekanisme katalis menurut Eley-Rideal :
1. Adsorpsi dari fase gas
14
Difusi adalah peristiwa mengalirnya / berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Proses difusi molekul
reaktan kepermukaan atau difusi pada produk desorpsi merupakan proses yang paling
lambat dan tidak dapat ditentukan kecuali pada penentuan proses teknik yang
melibatkan penyerapan katalis.
2. Desorpsi ke fase gas
3. Disosiasi molekul di permukaan
4. Reaksi antara molekul teradsorpsi
5. Reaksi antara gas dan molekul teradsorpsi
Contoh reaksinya :
A2 + 2B = 2AB
Mekanisme Eley-Rideal :
A 2 + * = A 2*
A2* + * = 2A*
A* + B = AB + *
where the last step is the direct reaction between the adsorbed molecule A* and the
gas-molecule B.
Contoh reaksi dengan mekanisme Eley-Rideal :
C2H4 + O2 (adsorbed) H2COCH2 .
Adsorpsi disosiatif oksigen kemungkinan akan terjadi, sehingga akan membentuk
produk sampingan karbon dioksida dan air.
CO2 + H2(ads.) H2O + CO
2NH3 + 1 O2 (ads.) N2 + 3H2O on a platinum catalyst
C2H2 + H2 (ads.) C2H4 on nickel or iron catalysts
15
B+*=B*
16
2.5
oksida logam. Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin
penukar ion. Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam industri pertama
kali pada tahun 1857, menggunakan Pt untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3 dalam
larutan asam.
Reaksi
Katalis
dalam
Al2O3
atau
padatan
pendukung Ni-Sulfida.
Hidrocraking
CO + 2H2 CH3OH
17
18
19
yaitu ammonia dan molek l oksigen dipanaskan dengan tamba an adan a katalis
platina-rodi msampai sekitar
20
dengan udara dilewatkan ke bilik pertama dari salah satu converter untuk
mempercepat pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan untuk menurunkan emisi
CO. Namun karena suhu tinggi meningkat produksi NO, diperlukan satu lagi bilik kedua
yang berisi katalis berbeda (logam transisi atau oksida logam transisi) dan bekerja pada
suhu yang lebih rendah untuk menguraikan NO menjadi N 2 dan O2 sebelum gas
dibuang lewat knalpot.
Mekanisme dari katalis padat dengan reaktan fasa gas, dimana terjadi pembentukan
kompleks reaktan dengan katalis setelah pembentukan produk adalah sebagai berikut :
1. Reaktan terbawa oleh aliran gas pembawa sampai kepermukaan luar partikel
katalis.
2. Difusi reaktan dari permukaan luar masuk melalui pori dalam partikel katalis.
3. Reaktan diadsorpsi pada sisi aktif katalis sehingga menimbulkan energi adsorpsi
4. Reaksi pembentukan produk antara permukaan sampai terjadinya produk.
5. Produk didesorpsi dari katalis keluar melalui pori bagian partikel katalis.
6. Difusi produk menuju permukaan luar partikel katalis.
7. Produk mengikuti aliran gas pembawa.
Persyaratan kunci dalam katalisis heterogen ialah bahwa pereaksi fase gas atau larutan
diadsorpsi kepermukaan katalis. Tidak semua atom atom permukaan sama efektifnya
sebagai katalis, bagian yang efektif tersebut disebut sisi aktif katalis. Pada dasarnya,
katalis heterogen mencakup :
1. adsorpsi pereaksi,
2. difusi pereaksi sepanjang permukaan,
3. reaksi pada sisi aktif membentuk hasil reaksi yang diadsorpsi, dan
4. lepasnya (desorpsi) hasil reaksi.
21
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Katalis merupakan suatu zat yang sangat di perlukan dalam kehidupan
manusia. Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, heterogen dan
homogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang fasanya tidak sama
dengan reaktan dan produk. Katalis heterogen dapat berupa zat padat yang
terdiri dari logam atau oksida logam misalnya zeolit, CaO, MgO, dan resin
penukar ion.
2. Pada dasarnya, katalis heterogen mencakup : adsorpsi pereaksi, difusi pereaksi
sepanjang permukaan, reaksi pada sisi aktif membentuk hasil reaksi yang
diadsorpsi, dan lepasnya (desorpsi) hasil reaksi.
3. Cara kerjanya dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada
akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi
berlangsung dengan cepat.
4. Keuntungan katalis heterogen adalah ramah lingkungan, tidak bersifat korosif,
mudah dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi, serta dapat digunakan
berulangkali dalam jangka waktu yang lama.
3.2 Saran
Kekurangan dari katalis heterogen adalah akan mempercepat oksidasi SO2
menjadi SO3 yang akan bereaksi dengan uap air membentuk uap asam sulfat. Oleh
karena SO2 dihasilkan dari pembakaran bensin yang mengandung kadar sulfur
yang tinggi, maka hal ini menjadi persoalan serius. Jadi, dampak dalam
penggunaanya harus lebih diperhatikan lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2014. Modul Teknik Reaksi Kimia. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706704/mekanisme%20kat
alis.html
diakses tanggal 20 Oktober 2014
http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xi/aplikasi-penerapan-kecepatanreaksi/
diakses tanggal 20 Oktober 2014
http://duniakimianana.wordpress.com/2013/04/21/katalis/
diakses tanggal 20 Oktober 2014
http://id.prmob.net/katalisis/enzim/reaksi-kimia-2624987.html
diakses tanggal 20 Oktober 2014
http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/files/2010/03/katalis2.pdf
diakses tanggal 20 Oktober 2014
24
Notulen Diskusi
Notulen hasil diskusi
Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
Tema
:
Tujuan
:
Pembicara
:
Moderator
Notulis
Jumlah Peserta
Susunan acara
Hasil diskusi
10 November
07.15 s.d 08.30 WIB
Ruang 4 Gedung Teknik Kimia Polsri
"Katalis Heterogen"
Memberikan informasi mengenai Katalis Heterogen.
Anggik Pratama, Putri Utami, RA. Rifka Fadillah, Ridho Tri
Julian
: Ridho Tri Julian
: Anggik Pratama
: 17 rang
:
1. Pembukaan
2. Penyajian materi
3. Tanya jawab (terdiri dari 2 sesi)
4. Penutup
:
Jawaban:
1. a. Pembuatan H2SO4 dengan proses kontak
Pada tahun 1831 seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, Philips telah
berhasil mensintesiskan belerang menjadi H2SO4 sebagai katalis digunakan
V2O5 (Vanadium Pentoksida)
Reaksi yang terjadi :
S(s) + O2(g) SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = - 98,3 KJ
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi Oleum (H2S2O7),
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke
dalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3(g) H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) 2H2SO4 (l)
Sumber: http://setyo225.blogspot.com/2013/02/pembuatan-asam-sulfat.html
b. Fungsi padatan (katalis) pendukung
Karena katalis pendukung dapat memperluas luas permukaan sehingga reaksi
akan berlangsung lebih cepat, selain itu karena pendukung katalis memiliki
kekuatan mekanik, tahan panas, mempunyai kerapatan ruang yang optimal,
dan kemampuan pelarutan fase aktif.
c. Terdapat kekeliruan, pembuatan asam sulfat tidak menggunakan katalis
platinum-rhodium, tetapi katalis tersebut digunakan di katalitik konverter
pada gas buang.
2. a. Perbedaan katalis heterogen dan katalis homogen dari segi selektifitasnya
Karena katalis heterogen itu bisa memilih untuk mempercepat reaksi
direaktan atau diproduk dengan tujuan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan atau produk yang dihasilkan iu lebih banyak.
b. Karena pada katalis heterogen yang merupakan fase padat hanya kulit
terluarnya saja yang mengalami kontak langsung dengan reaktan, sehingga
apabila katalis tersebut diregenerasi masih memiliki kualitas yang bagus,
berbeda dengan katalis homogen yang fase katalis dan reaktannya sama,
26
3. a. Kehilangan aktifitas pada katalis heterogen juga dapat terjadi pada jenis
katalis
heterogen non logam, namun sangat sedikit karena katalis heterogen
umumnya
berupa logam.
b. Migrasi uap adalah perubahan fisik yang sangat prinsipal yang mempunyai
efek terhadap sisfat-sifat kimia dan biokimia reaktan.
c. Contoh reaksi Hidrocracking
27
b. Contoh reaksi dari C2H2 + 2H2 > C2H6 dengan menggunakan katalis
heterogen Pd/Al2O3 terlihat secara sederhana pada gambar
28
1. Renny
Mengapa umur katalis heterogen lebih panjang daripada katalis homogen,
sementara katalis heterogen memiliki potensi kehilangan aktivitas lebih tinggi
dari dari homogen?
2. Intan
a. Apa maksud sifat katalis Tidak mengubah letak reaksi reversibel?
b. Mengapa Katalis heterogen tidak bersifat korosif?
Jawaban :
1. Jawabannya hampir sama seperti pertanyaan Dorie Kartika tadi, karena pada
katalis heterogen yang merupakan fase padat hanya kulit terluarnya saja yang
mengalami kontak langsung dengan reaktan, sehingga apabila katalis tersebut
diregenerasi masih memiliki kualitas yang bagus, berbeda dengan katalis
homogen yang fase katalis dan reaktannya sama, semua partikelnya langsung
mengalami kontak dengan reaktan sehingga walaupun diregenerasi kualitas dari
katalis akan berkurang
2. a. Karena katalis hanya mempengaruhi laju pencapaian kesetimbangannya saja,
bukan
posisi kesetimbangan (membalikkan reaksi). Katalis tidak mengganggu gugat
hasil
suatu reaksi kesetimbangan, konsentrasi serta massa setelah setelah dan
sesudah
reaksi
b. Walaupun katalis heterogen kebanyakan merupakan logam, katalis heterogen
sendiri tidak memiliki sifat korosif karena logam yang digunakan sebagai
katalis merupakan logam-logam yang memiliki sifat anti korosif
29