Komposisi Katalis
Disusun Oleh:
Kelompok : III
Kelas : 3.KA
Jurusan : Teknik Kimia
Nama Anggota :
1. Dorie Kartika (061330400295)
2. Renny Eka Damayanti (061330400310)
3. Nurul Agustini (061330400306)
4. Dwi Sandi Wahyudi (061330400296)
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Hj. Rusdianasari, M.Si
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Ir. Hj.
Rusdianasari, M.Si yang telah mempercayai kami untuk menyusun makalah ini
dengan lancar dan sangat baik, serta kepada teman- teman sekalian yang berkat
partisipasinya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami susun dengan sangat sistematis sesuai sajian dengan
bahasan kami yaitu “Teknik Reaksi Kimia-Komposisi Katalis”. Kami mengulas
tema makalah ini dengan wawasan yang kami dapatkan dari berbagai buku dan
sumber informasi lainnya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun keterbatasan sumber pengetahuan
kami.Untuk itu kami mohon kritik dan saran kepada para pembaca sekalian.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dengan baik untuk
kehidupan kita dan kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................. 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
penulis tertarik mengambil judul “Komposisi Katalis” dalam penyusunan
makalah ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Katalis
Katalis merupakan suatu zat atau substansi yang dapat mempercepat reaksi
(dan mengarahkan atau mengendalikannya), tanpa terkonsumsi oleh reaksi,
namun bukannya tanpa bereaksi. Katalis bersifat mempengaruhi kecepatan reaksi,
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi pada akhir reaksi. Peristiwa /
fenomena / proses yang dilakukan oleh katalis ini disebut katalisis. Istilah
negative catalyst (atau inhibitor) merujuk kepada zat yang berperan menghambat
atau memperlambat berlangsungnya reaksi.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi-reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalisis merupakan proses yang terjadi akibat adanya peran dari katalis.
Katalis merupakan senyawa kimia yang dapat mempercepat reaksi tanpa
perubahan bentuk/struktur dari katalis tersebut. Cara kerjanya yaitu dengan
menempel pada bagian subtrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan
energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
6
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-
pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat
menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan
antara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk
akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini
merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim adalah biokatalis. Penggunaan
istilah "katalis" dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa dianalogikan
dengan konteks ini. Beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di
antaranya katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen
dan polipropilen. Reaksi katalitik yang paling dikenal ialah proses Haber untuk
sintesis amoniak, yang menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter
katalitik--yang dapat menghancurkan produk samping knalpot yang paling
bandel--dibuat dari platinadanrodium.
Sifat katalis
7
3. Daya tahan suhu Rendah Tinggi
4. Tehnik pemisahan katalis Seringkali rumit (distilasi, ekstraksi,
dekomposisi kimiawi) Suspensi, filtrasi (sistem slurry)
5. Tidak perlu pemisahan (sistem fixed-bed)
6. Kemungkinan daur ulang katalis Bisa dilakukan Tidak perlu (fixed-bed)
7. Mudah (suspensi atau slurry)
8. Potensi kehilangan katalis Tinggi Rendah
Katalis CuO atau Al2O3 akan mengalami keracunan jika terdapat senyawa sulfur
dalam reaktan. Solar Indonesia mengandung sulfur sebesar 0,5% berat, sehingga
CuO atau Al2O3 tidak dapat digunakan sebagai katalis untuk katalitik konverter
kendaraan diesel.
a. Pt dengan penyangga asbes atau magnesium sulfat yang telah dikalsinasi atau
8
silika gel.
b. Fe2O3 Kurang reaktif dibandingkan Pt, tetapi murah, terdapat pada terak
pemanggangan pirit.
Peracunan katalis
Pada saat terjadi peracunan, aktivitas katalis turun. Proses peracunan terjadi
sebagai akibat melekatnya bahan-bahan asing (yang disebut racun, seperti debu,
senyawa selenium, tellurium, antimony, lead, dsb.) pada permukaan aktif katalis
sehingga tidak dapat dipakai sebagai tempat reaksi. Proses melekatnya benda
asing pada permukaan aktif katalis dapat terjadi secara:
a. Fisis → dapat diaktifkan kembali. Contoh: Cl2, HCl → katalis diaktifkan lagi
dengan cara pemanasan di dalam gas yang bebas Cl2 dan HCl.
b. Kimia → adsorpsi secara kuat pada permukaan aktif → tidak dapat diaktifkan
lagi. Contoh: senyawa arsenik, selenium, tellurium, antimony, lead. (Katalis
V2O5 dan Platinized-silica-gel tahan terhadap racun arsenik).
Pada umumnya katalis yang dipakai di Steam Reforming adalah Nikel. Nikel
merupakan sulfur absorbent yang sangat baik. Dalam jumlah sangat sedikit saja
akan menyebabkan deaktivasi katalis total. Deaktivasi artinya berkurangnya
keaktifan katalis. Dapat terjadi secara kimiawi dan secara fisik.
9
A. Deaktivasi secara kimiawi:
B. Deaktivasi secara fisik terjadi apabila katalis menjadi tidak aktif karena
perubahan fisik atau adanya suatu benda/padatan yang menutupi senyawa aktif
sehingga tidak dapat kontak dengan reaktan, antara lain :
- Karbonisasi
- Sintering
Sulfur
Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5
wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar
0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang
maksimum.
Beberapa sumber yang membuat kandungan sulfur dalam umpan naphta tinggi
adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi
atau katalis sudah harus diganti), recombination sulfur dari naphtha hydrotreater
(dan terbentuknya sedikit olefin) akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan
tekanan hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset, memproses feed
yang memiliki end point tinggi.
10
Nitrogen
Konsentrasi nitrogen maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5
wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan
terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan katalis.
Beberapa sumber yang membuat kandungan nitrogen dalam umpan naphtha tinggi
adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi
atau katalis sudah harus diganti), penggunaan filming atau neutralizing amine
sebagai corrosion inhibitor di seluruh area yang tidak tepat guna.
Water
Beberapa sumber yang membuat kandungan air dalam system tinggi adalah :
proses hydrotreating yang tidak sesuai, kebocoran heat exchanger yang
menggunakan pemanas pendingin steam/water di upstream unit, system injeksi
water catalytic reforming, kebocoran naphtha hydrotreater stripper feed effluent
heat exchanger, proses drying yang tidak cukup di drying zone di dalam
regeneration tower, dan kebocoran steam jacket di regeneration section.
Metal
Karena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic
11
reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak
boleh mengandung metal sedikit pun.
Beberapa sumber kandungan metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb)
dalam virgin naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses ulang off-spec
leaded gasoline atau kontaminasi umpan dari tangki yang sebelumnya digunakan
untuk leaded gasoline, produk korosi, senyawa water treating yang mengandung
zinc, copper, phosphorous, kandungan silicon dalam cracked naphtha yang berasal
dari silicon based antifoam agent yang diijeksikan ke dalam coke chamber untuk
mencegah foaming, dan injeksi corrosion inhibitor yang berlebihan ke stripper
naphtha hydrotreater.
Keracunan Logam
Air dapat masuk ke dalam katalis jika pemisahan air dari feed hydrocracker di
12
dalam tangki penyimpanan tidak sempurna ataupun terjadi kerusakan steam coil
pemanas tangki penyimpanan. Air dapat dicegah masuk ke dalam reactor dengan
memasang filter 25 micron.
13
Biodiesel rute non-alkohol dari minyak goreng bekas dapat menyiasati semakin
menipisnya ketersediaan bahah bakar berbasis minyak bumi. Saat ini, produksi
biodiesel pada skala industri dilakukan melalui reaksi transes-terifikasi trigliserida
minyak nabati dengan metanol menggunakan katalis alkali. Namun, penggunaan
katalis alkali itu memiliki kelemahan, yakni pemurnian produk dari katalis yang
bercampur homogen relatif sulit dilakukan. Selain itu, katalis bisa ikut bereaksi
sehingga memicu reaksi penyabunan. Reaksi sampingan yang tidak diinginkan itu
pada akhirnya membebani proses pemurnian produk dan menurunkan yield
biodiesel sehingga berdampak pada tingginya biaya produksi.
Ada suatu substansi atau bahan atau zat yang bukan reaktan dan juga bukan
produk, tetapi dapat dan bahkan sangat mempengaruhi kecepatan
reaksinya.Substansi inilah yang dinamakan katalis (atau katalisator).Berzellius
pada tahun 1835 merupakan orang (ilmuwan) yang pertama kali
menggunakanistilah “katalis”.
14
Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat mempercepat laju reaksi, tapi
tanpa merubah hasil akhir reaksi kimiawi. Ketika reaksi berakhir, katalis akan
kembali didapatkan seperti awalnya. Katalis mempercepat laju reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi (Ea) yakni dengan membentu kompleks teraktifkan
baru dengan energi yang lebih rendah, sehingga mempercepat laju reaksi dengan
tanpa menimbulkan efek termodinamika reaksi keseluruhan.
Kelemahan katalis
15
agar bisa berlangsung. Tapi kenyataannya jenis reaksi seperti ini jarang ditemui.
Keberadaan katalis dalam campuran reaksi kimia tentu saja memberikan masalah
tersendiri. Di industri kimia, masalah terutama berkaitan dengan pemisahan
(separation), daur ulang (recycle), usia (life time), dan deaktivasi katalis
merupakan isu-isu penting.
Problem pemisahan katalis dari zat pereaksi maupun produk lebih sering
ditemui pada sistem katalis homogen. Karena katalis homogen larut dalam
campuran, pemisahan tidak cukup dilakukan dengan penyaringan atau dekantasi.
Teknik yang umum digunakan adalah destilasi atau ekstraksi produk dari
campuran, misalnya katalis asam-basa pada reaksi esterifikasi biodiesel
dipisahkan dengan ekstraksi untuk kemudian campuran sisa reaktan-katalis yang
tertinggal dialirkan lagi menuju bejana reaksi. Namun demikian, ada beberapa
katalis istimewa dari senyawa komplek logam yang didesain sedemikian rupa
sehingga bisa terpisah atau mengendap setelah reaksi tuntas. Kasus pemisahan
untuk katalis heterogen lebih mudah ditanggulangi karena sudah terpisah dengan
sendirinya tanpa membutuhkan usaha lain.
Daur ulang dan usia katalis memiliki kaitan. Selama bisa dipisahkan, katalis
homogen boleh dikatakan tetap aktif dan memiliki usia yang sangat panjang
bahkan nyaris tak terhingga dan bisa digunakan berulang-ulang. Nyawa katalis
homogen mungkin tamat jika mengalami deaktivasi akibat teracuni atau
perubahan struktur akibat proses ektrim. Katalis heterogen memiliki takdir
berbeda. Sering kali katalis heterogen harus diaktivasi dulu sebelum siap
digunakan, misalnya dengan jalan direduksi atau dioksidasi. Setelah mengalami
proses reaksi berkali-kali, kereaktifan katalis tersebut pelan-pelan menurun akibat
perubahan mikrostruktur maupun kimianya, misal terjadi penggumpalan
(clustering), migrasi partikel aktif membentuk kristal baru (sintering), oksidasi,
karbonisasi, maupun teracuni (poisoned). Untuk mengembalikan reaktifitas katalis
heterogen perlu dilakukan regenerasi dengan cara, misalnya kalsinasi, reduksi-
oksidasi kembali, atau pencucian dengan larutan aktif. Seringkali proses
16
regenerasi tidak dapat mengembalikan 100% kereaktifan katalis sehingga pada
saatnya nanti katalis tersebut akhirnya mati juga dan perlu diganti yang baru.
17
2.2 Komposisi Katalis
18
konduktor. Reaktan yang akan bereaksi harus dapat kontak dengan zat ini.
Pemilihan komponen aktif adalah tahap pertama dalam mendesain katalis.
Sementara itu, pengetahuan tentang mekanisme katalitikadalah sangat
saintifik, sehingga metode pemilihan komponen aktif menjadi
lebihsaintifik juga, walaupun kadang‐kadang bersifat empirik. Katalis
yang bersifat asam biasanya merupakan pendorongmekanisme ion
karbonium, seperti pada reaksi isomerisasiatau perengkahan.
2. Penunjang (support)
Sebagai support adalah zat padat yang porous dengan luas permukaan
dapat mencapai beberapa ratus meter persegi per gram katalis.
Sebagai contoh:
α – alumina = 1- 10 m2/gram
19
β dan ϒ alumina = 100 – 200 m2/gram
Fungsi yang paling penting adalah menjaga agar luas
permukaankomponen aktif tetap besar. Fungsi lainnya adalah agar
aktivitas katalis berbanding lurus dengan bagian aktifnya, untuk itu
digunakan suatu support yang mempunyai luas permukaan yang besar.
Peran penyangga menjadi sangat penting dimana logam aktif(Pt)
didispersikan di permukaan penyangga.Penyangga sendiri harus tahan
terhadap perubahan termal,sehingga seharusnya mempunyai titik leleh
sedikit di atas komponen aktif. Penyangga dengan luas permukaan yang
besar antara lain: γ‐alumina, SiO2, karbon aktif, diatomaceous clay, dan
SiO2‐Al2O3. Besarnya konsentrasi komponen aktif atau biasa disebut
loadingjuga mempunyai efek yang signifikan agar penyangga
bisamemberikan tingkat dispersi komponen aktif yang besar.
20
3. Promotor
Promotor ditambahkan pada katalis untuk meningkatkan aktivitas,
selektivitas, dan stabilitas. Biasanya ditambahkan dalam jumlah kecil 3-10
% pada saat pembuatan katalis. Promotor dibagi dua macam yaitu physical
promotor dan chemical promotor. Sebagai contoh pada reaksi :
Fe
N2 + 3H2 2NH3
21
Contoh promotor katalis dalam beberapa proses:
Penggunaan Promotor
Promotor dapat memberikan tambahan kinerja katalis dengan
memodifikasi katalis asal.
Promotor dapat berupa logam‐logam transisi atau logam mulia,
ataupun anion‐anion yang aktif seperti sulfat untuk membuat katalis
jadi bersifat asam.
Promotor tersebut menjadi bahan tambahan yang dapat :
1) menstabilisasi bilangan atau kekuatan oksidasi dari suatu katalis,
2) mengoptimalisasi fasa atau struktur aktif dari bahan penyusun
katalis,
3) memberikan jalur alternatif untuk memfasilitasi reaksi,
4) mengubah konsentrasi keadaan oksidasi dari fase aktif katalis,
5) meningkatkan aktifitas atau selektifitas,
6) menambah kekuatan mekanik dan mencegah sintering,
7) meningkatkan luasan permukaan aktif dari katalis,
8) ataupun mengubah tektur katalis.
22
Proses penyiapan atau pembuatan katalis juga menentukan keaktifan
dari promotor,misalnya dengan impregnasi, kopresipitasi, atau sol‐gel.
Promotor struktur tertentu dapat ditambahkan untuk mengendalikan
porositas katalis,memaksimalkan jumlah situs aktif, dan mengontrol
ukuran kristal.
Oksida asam juga dapat digunakan untuk menetralisasi komponen
oksida basa di dalamkatalis. Oksida‐oksida lainnya dapat juga
mengendalikan struktur elektronik di situs-situsaktif yang
mempengaruhi proses adsorpsi reaktan ke permukaan situs aktif.
1. Selektifitas
2. Stabilitas
3. Aktifitas
23
dari bahan baku menjadi aneka produk. Atau TON (turnover Number), yaitu
banyaknya molekul yang bereaksi/(waktu, misalnya detik x setiap situs aktif).
24
Kadang‐kadang promotor yang digunakan untuk menaikkan kekuatan mekanik
bahkan bisa memblok situs aktif yang ada.
Katalis logam tunggal paladium aktif dan selektif untuk reduksi nitrat.
Katalis ini membutuhkan logam lain sebagai promotor untuk meningkatkan
aktivitas dan selektivitasnya dalam mereduksi nitrat. Promotor katalis merupakan
bahan yang digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan aktivitas katalis dengan
menjaga dispersi fasa aktif dan meningkatkan stabilitas termal dari pendukung.
Promotor yang sering digunakan adalah Cu, Sn, In dan Zn (Prüsse et al., 2000 dan
Pintar et al., 2004). Hörold et al. (1993) telah meneliti berbagai logam pada
golongan VIII dan Ib meliputi Fe, Co, Pt, Ni, Ag dan Cu sebagai promotor
terhadap katalis paladium dan ternyata promotor Cu merupakan promotor yang
aktif dalam penghilangan nitrat dibanding logam promotor lainnya. Hasil
penelitian tersebut didukung oleh penelitian Chollier-Bryme et al. (2002). Oleh
karena itu dalam penelitian ini akan digunakan katalis logam ganda berbasis Pd
dengan promotor Cu untuk denitrifikasi.
25
2.5 Spent Katalis
26
• Apakah katalis terkontaminasi dalam penggunaannya?
• Pembuangan
Jika katalis menjadi tidak berfungsi karena ada deposisi bahan asing pada
permukaannya atau disebabkan oleh racun (gangguan dari senyawa lain yang
menghambat berfungsinya katalis) yang dapat dihilangkan, maka sangat
memungkinkan bagi spent katalis tersebut untuk diregenerasi atau diaktifkan
kembali kemampuan katalitiknya. Regenerasi katalis biasanya dilakukan dengan
cara pembakaran pengotor katalis.
27
Spent katalis dari proses hydrotreating di pengilangan perlu dicek
kelayakan teknis untuk diregenerasi. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan regenerasi menggunakan kombinasi uji coba skala lab bersamaan
dengan analisis kimia-fisika yang tepat. Evaluasi merupakan dasar apakah spent
katalis dapat diregenerasi atau tidak. Katalis yang dapat diregenerasi biasanya
dapat dipergunakan beberapa kali siklus produksi.
• Base metal dan promotor seperti: Sn, Pb, Ni, Co, dan lain-lain;
• Unsur-unsur berbahaya berasal dari umpan bahan atau crude oil (As,
Rantai daur ulang spent katalis tidak hanya berurusan dengan logam
mulia tapi juga harus bertanggung jawab terhadap seluruh “kontaminan” yang
terdapat dalam spent katalis tersebut.
29
Gambar: Contoh Kerangka Zeolit Alam (jenis SOD)
a. Struktur zeolit
Karakteristik umum dari sebuah zeolit adalah memiliki 3-dimensi,
4-struktur kerangka penghubung dari TO4 tetrahedra ( unit bangunan
dasar), dimana T adalah kation yang terkoordinasai secara tetrahedral
30
(T=Si atau Al). Dalam penjelasan struktur zeolit hampir selalu didahului
dengan penjelasan tipe kerangka dalam pembukaan pori-pori dan
dimensionalitas dari sistem saluran.
31
b. Sintesis Zeolit
32
nomenclature of zeolit , yaitu ditulis dengan kode tiga huruf. Sebagai
contoh: analcime disingkat menjadi ANA. Seperti terlihat pada tabel 2.1 di
bawah ini:
33
MEL, ZSM-11
KFI, ZK-5
MEP, melanopholgitea
LOV, lovdariteb
MFI, ZSM-5
LTA,ZK-4
LTA, linde Type A MFS, ZSM-57
LTL, linde L
LTN, NaZ-21 5<Si/Al
2<Si/Al≤5
NAT, natrolitea MTT, ZSM-23
OFF, offretitea
PAR, partheitea MTW, ZSM-12
PAU, paulingitea
Si/Al≤2 MWW, MCM-22
RHO, rho
TSC, tschortnerit NON, nonasil
SOD, sodalite
THO, thomsonitea NES, NU-87
STI, stilbitea
PHI, phillipsitea RSN, RUB-17
YUG, yugawaralitea
ROG, roggianitea RTE,RUB-3
MOR, mordenitea
SOD, sodalite RTH, RUB-13
MAZ, mazzitea
WEN, wenkitea MSO, MCM-61 MTF,
MEI, ZSM-18
MCM-35
MER, merlinoitea
MTN,dodecasil3
MON,montasommaitea
CRUT, RUB-10
34
Katalis Ziegler-Natta, dinamakan menurut nama Karl Ziegler dan Giulio
Natta, suatu katalis yang digunakan dalam sintesis polimer 1-alkena (α-olefin).
Dua kelas yang luas dari katalis Ziegler-Natta yang digunakan, dibedakan oleh
kelarutannya:
n CH2=CHR → −[CH2−CHR]n−
a) Katalis Heterogen
Kelas pertama dan dominan dari katalis berbasis-Ti (dan beberapa katalis
berbasis-V) untuk polimerisasi alkena secara kasar dapat dibagi menjadi dua
subkelas, (a) katalis yang cocok untuk homopolimerisasi etilena dan untuk reaksi
kopolimerisasi etilena/1-alkena mengarah ke kopolimer dengan kandungan 1-
alkena rendah, 2-4 mol.% (resin LLDPE), dan ( b) katalis yang cocok untuk
sintesis isotaktik 1-alkena. Tumpang tindih antara dua subklas ini relatif kecil
karena persyaratan untuk katalis masing-masing sangat berbeda.
Katalis komersial yang didukung, yaitu terikat padat dengan dengan luas
permukaan yang tinggi. Kedua TiCl4 dan TiCl3 memberikan katalis aktif.
Dukungan dalam sebagian besar katalis adalah MgCl2. Sebuah komponen ketiga
35
dari kebanyakan katalis adalah pembawa, bahan yang menentukan ukuran dan
bentuk partikel katalis. Pembawa yang lebih disukai adalah bidang mikro silika
amorf dengan diameter 30-40 mm. Selama sintesis katalis, baik senyawa Ti dan
MgCl2 yang dikemas ke dalam pori-pori silika. Semua katalis ini diaktifkan
dengan senyawa organo-aluminium seperti Al(C2H5)3.
b) Katalis Homogen
Satu kelas yang luas kedua katalis Ziegler-Natta yang larut dalam media
reaksi. Secara tradisional katalis homogen tersebut berasal dari metalosen tetapi
struktur katalis aktif telah diperluas secara signifikan.
Katalis Metalosen
36
Katalis Non-metalosen
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi, namun tidak
ikut serta bereaksi dengan reaktan.
2. Komposisi katalis terdiri dari fase utama, pendukung, dan promotor.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang akan menggeluti dunia industri dan proses kimia
yang terjadi di dalamnya, tentunya disarankan agar lebih memahami mengenai
bahan penunjangnya, salah satunya adalah katalis.
38
DAFTAR PUSTAKA
39