Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM

XII IPA 4
KELOMPOK 3 :

AFFAN RAFI ARDIANSYAH (03)

DIMAS ANDIKA BAKHRIE

SOLIHIN NURDIANSYAH

ZIKRI ATTAR RAZI

SMA NEGERI 1 KOTA TEGAL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai penelitian yang kami lakukan,
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada hati dan jantung ayam.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Tegal, 16 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

1.3 Tujuan................................................................................................................ 2

1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2

1.5 Hipotesis............................................................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.................................................................................................. 3

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian.............................................................................................. 8

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................... 8

3.3 Variabel............................................................................................................. 8

3.4 Alat dan Bahan.................................................................................................. 8

3.5 Langkah Kerja................................................................................................... 8

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan................................................................................... 8

4.3 Pembahasan...................................................................................................... 9

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki biokatalisator yang disebut dengan
enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme yang terdiri atas protein
atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim diproduksi oleh organel
badan mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang
dilakukan sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut
bereaksi dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) yang memiliki sifat
oksidator kuat dan merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2)
dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya ditandai dengan
timbulnya gelembung.

Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan
menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan)
pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara

optimal pada suhu kamar (30 C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam,
basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali.
Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak menyala.
Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.

Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu
sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan
menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi
aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Keinginan kami untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi,
merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan praktikum sederhana dengan menggunakan
enzim katalase yang berasal dari ekstrak hati ayam

1
1.2 Rumusan Masalah

Apakah dalam hati ayamm terdapat enzim katalase?

Bagaimana pengaruh konsentrasi enzim katalase pada hati ayam terhadap jumlah
gelembung (O2) yang diihasilkan?

Bagaimana pengaruh konsentrasi enzim katalase pada hati ayam terhadap nyala api?

Bagaimana pengaruh konsentrasi enzim katalase pada hati ayam terhadap kecepatan
reaksi?

1.3 Tujuan

Mengetahui ada tidaknya enzim katalasi dalam hati ayam

Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap jumlah gelembung (O2) yang dihasilkan

Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap nyala api yang dihasilkan

Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap kecepatan reaksi yang berlangsung

1.4 Manfaat

Dapat mengetahui ada tidaknya enzim katalase dalam hati ayam

Dapat Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap jumlah gelembung (O2) yang
dihasilkan

Dapat Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap nyala api yang dihasilkan

Dapat Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap kecepatan reaksi yang


berlangsung

1.5 Hipotesis

Konsenstrasi H2O akan berpengaruh dalam kecepatan kerja enzim katalase. Semakin
tinggi jumlah konsenstrasi (H2O), maka semakin cepat terjadi reaksi. Hal ini
dikarenakan enzim katalase bekerja optimal pada ph netral

Enzim katalase berpengaruh terhadap penguraian racun H2O2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Metabolisme

Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat-
zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak strukturstruktur sel yang tidak
dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.

Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya
menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa senyawa yang
mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.

Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksireaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki
katalisator yang disebut dengan enzim.

B. Enzim

Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator
alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein.
Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga
memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase mer

3
upakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan
aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase,
yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya.

C. Komponen Enzim

Penyusun utama enzim yaitu molekul yang dinamakan apoenzim. Supaya berfungsi normal,
enzim mebutuhkan komponen lainnya yang dinamakan kofaktor. Kofaktor merupakan
komponen nonprotein yang berupa ion atau molekul.

Menurut ikatannya, kofaktor dibedakan menjadi 3 macam, yaitu ion-ion anorganik, ko-enzim,
dan gugus prostetik.

a. Ion-ion anorganik adalah kofaktor yang terikat dengan substrat kompleks atau enzim
sehingga fungsi enzim menjadi lebih efektif.

b. Ko-enzim ialah kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein yang terikat secara
renggang dengan enzim.

c. Gugus prostetik adalah tipe kofaktor yang umumnya terikat kuat pada enzim, yang
berfungsi untuk memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim.

Sejumlah kofaktor tidak berubah pada akhir reaksi, namun terkadang berubah dan terlibat
dalam reaksi lain. Enzim yang terikat bersama dengan kofaktornya dinamakan haloenzim.

D. Cara Kerja Enzim

Proses dan cara kerja enzim di dalam tubuh akan menghasilkan senyawa intermediat dalam
reaksi organik dengan energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri,
namun kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksikimia
dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi aktivasi yang
diperlukan tubuh dalam reaksi kimia.Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu:

1. Cara kerja enzim - Teori Gembok dan Anak Gembok

Cara kerja enzim sesuai dengan teori ini bisa digambarkan sebagai berikut.

4
Gembok memiliki susunan mekanika khusus yang tersembunyi di dalam badan gembok. Untuk
dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus digerakkan
dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai dengan gemboknya.

Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan satu jenis gembok. Prinsip kerja
gembok-anak gembok ini sangat sesuai dengan gambaran cara kerja enzim beserta substratnya
di dalam tubuh.

2. Cara kerja enzim - Teori Kecocokan yang Terinduksi

Cara kerja enzim berdasarkan teori ini memang tidak terlalu mudah dimengerti sebagimana
gambaran cara kerja enzim berdasarkan teori gembok. Teori ini memandang bahwa sisi aktif
enzim berbentuk fleksibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat
memasukinya.

Setelah proses modifikasi selesai, subsrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia
yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut
melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim

1. Suhu (temperatur)

Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu
menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan

5
reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim
yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim.
Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 30C-40C.

2. Derajat keasaman (pH)

Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim,
sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja
baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai
contoh : enzim amilasebekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik
pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).

3. Aktivator dan Inhibitor

Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya,
misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul
yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim
membentuk kompleks enzim-inhibitor.
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :

a. Inhibitor kompetitif

Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga molekul tersebut berkompetisi
dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim. Contoh : sianida bersaing dengan
oksigen untuk mendapatkan Hemoglobin pada rantai akhir respirasi. Inhibitor kompetititf dapat
diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.

b. Inhibitor nonkompetitif

Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian bukan sisi aktif
enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan
substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

6
4. Konsentrasi Enzim

Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim makin
tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi.

Grafik hubungan konsentrasi enzim dengan kecepatan reaksi

5. Konsentrasi Substrat

Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila jumlah enzim
tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim berikatan dengan substrat, penambahan substrat
tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim selanjutnya.

F. Enzim Katalase

Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang
merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.

Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-
sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak
berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu,
enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu
senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak
enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-
senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan
radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan
penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi
hydrogen peroksida.

7
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal
karena membentuk OH- .

Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.

Aktivitas enzim katalase :

1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat.

2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat
atau donor elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.

2 H2O2 + enzim katalase 2 H2O + O2

Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.

Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =
7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.

Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim
memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).

Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain
yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan
dengan substratnya.

Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi
enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi
enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.

3.2 Tempat Penelitian

Kami melakukan percobaan ini di laboratorium biologi SMAN 1 Tegal

3.3 Waktu Penelitian

Percobaan dilaksanakan pada pukul 07.30-09.00 WIB hari Selasa, 12 September 2017.

3.3 Variabel

Variabel terikat : dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah banyak gelembung dan
percikan percikan api yang ditimbulkan

Variabel bebas : dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah air dan ekstrak hati ayam

Variabel terkontrol : dalam penelitian ini variable terkontrolnya adalah H2O2

3.4 Alat dan Bahan

A. Alat

-Sarung Tangan Lateks

-lap

-Silet

-Timbangan

-Pipet

-Mortar

-Korek Api

-Tabung Reaks

9
-Gelas Ukur

B. Bahan

-Aquades (H2O)

-Ekstrak Hati

-H2O2

3.5 Cara kerja

1. Timbang hati ayam sebanyak 1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram.

2. Buatlah ekstrak dari hati yang sudah ditimbang dengan dihaluskan menggunakan mortar dan
di tambahkan air dengan ketentuan sebagai berikut :

- 1 gram hati ayam yang telah dihaluskan ditambahkan 3ml aquades

- 2 gram hati ayam yang telah dihaluskan ditambahkan 2ml aquades

- 3 gram hati ayam yang telah dihaluskan ditambahkan 1ml aquades

- 4 gram hati ayam yang telah dihaluskan ditambahkan 0ml aquades

3. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi dan berilah label yang menunjukkan
konsentrasi masing-masing ekstrak (0% , 25%, 50%, 75%, 100%).

4. Masukkan H2O2 sebanyak 2 ml kedalam masing-masing tabung reaksi.

5. Ukur kecepatan reaksi dan jumlah gelembung yang dihasilkan.

6. Panaskan lidi dengan api, lalu masukkan kedalam tabung reaksi untuk mengukur intensitas
nyala api.

7. Catatlah hasil pengukuran yang diperoleh dalam selembar kertas.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Kecepatan
No Perlakuan gelembung gas bara api
Reaksi

1 2ml H2O2 - - -

1 gram hati ayam + 2ml H2O2 +


2 ++++ ++++ ++++
3ml H2O

2 gram hati ayam + 2ml H2O2 +


3 +++ +++ +++
2ml H2O

3 gram hati ayam+ 2ml H2O2 +


4 ++ ++ ++
1ml H2O

5 4 gram hati ayam+ 2ml H2O2 + + +

Keterangan :

Gelembung Nyala Api Kecepatan Reaksi

+ : Sedikit + : Kecil + : Lambat

++ : Sedang ++ : Sedang ++ : Sedang

+++ : Banyak +++ : Besar +++ : Cepat

++++ : Sangat Banyak ++++ : Sangat Besar ++++ : Sangat Cepat

11
4.2 Pembahasan

Pada percobaan 2ml H2O2 tidak menghasilkan gelembung oksigen dan api tidak
menyala. Hal ini disebabkan karena tidak H2O2 tidak diurai menjadi H2O dan O2
karena tidak adanya enzim katalase dalam hati ayam yang berperan dalam pengubahan
H2O2 menjadi H2O dan O2. Tidak adanya gelembung oksigen yang dihasilkan
berpengaruh terhadap nyala api pada lidi. Hal ini dikarenakan oksigen berfungsi
sebagai zat pengoksidasi dalam reaksi pembakaran.
Pada percobaan 1 gram hati ayam + 2ml H2O2 + 3ml H2O dihasilkan gelembung
oksigen yang sangat banyak, hal ini membuktikan bahwa enzim bekerja secara optimal
karena konsentrasi enzim yang diberikan berada pada tahap dimana substrat belum
terikat dengan enzi sepenuhnya sehingga terjadi peningkatan kecepatan reaksi yang
mengakibatkan gelembung oksigen yang dihasilkan sangat banyak. Ketiks dimasukan
lidi yang berisi bara api, dihasilkan nyala api yang sangat besar. Hal ini dikarenakan
enzim katalase bekerja dengan sangat optimal sehingga mampu menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan sangat baik hingga dihasilkan gelembung oksigen yang
sangat banyak. Gelembung oksigen ini yang berperan sebagai zat pengoksidasi dalam
reaksi pembakaran
Pada percobaan 2 gram hati ayam + 2ml H2O2 + 2ml H2O dihasilkan gelembung
oksigen yang banyak namun tidak sebanyak pada 1 gram hati ayam. Hal ini dikarenakan
konsentrasi enzim yang diberikan kurang optimal dibandingkan dengan percobaan 1
gram hati ayam. Pemberian konsentrasi yang optimal membuat reaksi berlangsung
dengan sangat cepat. Namun hal ini telah cukup membuktikan bahwa enzim katalase
berperan dalam penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2. Kemudian, saat lidi yang
berisi bara api di masukkan kedalam tabung reaksi nyala api yang dihasilkan besar
namun tidak sebesar pada 1 gram hati ayam. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh
jumlah gelembung oksigen yang dihasilkan.
Pada percobaan 3 gram hati ayam+ 2ml H2O2 + 1ml H2O dihasilkan gelembung
oksigen yang tidak terlalu banyak. Walaupun konsentrasinya lebih besar daripada yang
sebelumnya, namun justru pemberian konsentrasi dalam jumlah ini membuat enzim dan

12
substrat yakni H2O2 hampir berikatan sepenuhnya, sehingga kecepatan reaksinyapun
tidak terlalu cepat. Oleh karena itu, dihasilkan gelembung oksigen yang jumlahnya
tidak terlalu banyak. Gelembung oksigen ini kemudian berpengaruh terhadap nyala api
pada lidi yang dimasukkan dalam tabung reaksi tersebut.
Pada percobaan 4 gram hati ayam+ 2ml H2O2 dihasilkan gelembung oksigen yang
jumlahnya sedikit. Hal ini dikarenakan pemberian konsentrasi enzim yang berada pada
tahap dimana enzim telah sepenuhnya berikatan dengan substrat. Hal ini
mengakibatkan reaksi berlangsung tidak terlalu cepat dan cenderung konstan. Hal ini
sesuai dengan grafik tentang pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi
dimana peningkatan reaksi akan terus terjadi hingga tercapai kecepatan konstan.
Karena reaksi berlangsung tidak terlalu cepat, otomatis gelembung yang dihasilkannya
pun sedikit. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap nyala api pada lidi yang cenderung
kecil karena sedikitnya gelembung oksigen yang dihasilkan.

4.3 Kesimpulan

Dari praktikum yang kami lakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

- Pada hati ayam terdapat enzim katalase yang berperan dalam penguraian H2O2 menjadi
H2O dan O2. Hal ini dibuktikan dengan munculnya gelembung-gelembung oksigen
saat hati ayam di reaksikan dengan H2O2.
- Enzim katalase berpengaruh terhadap banyak sedikitnya gelemmbung oksigen yang
dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin banyak gelembung yang
dihasilkan.
- Enzim katalase mempengaruhi nyala api pada lidi. Semakin tinggi konsentrasi enzim
otomatis gelembung yang dihasilkan semakin banyak. Gelembung oksigen berperan
sebagai zat pengoksidasi dalam reaksi pembakaran. Oleh karena itu semakin tinggi
konsentrasi enzim katalase, nyala api semakin besar.
- Enzim katalase mempengaruhi kecepatan reaksi penguraian H2O2. Karena enzim
berfungsi sebagai katalis yang mempercepat suatu reaksi, maka semakin tinggi
konsentrasi enzim katalase semakin cepat pula reaksi itu berlangsung.

13
Daftar Pustaka
http://ifronia.blogspot.co.id/2013/07/laporan-praktikum-enzim-katalase.html

Sukoco,Teo.Biologi Peminatan dan Ilmu-Ilmu Alam.2015.Klaten:Intan Pariwara

http://www.academia.edu/9008667/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_ENZIM_KATALASE

http://amalilmukita.blogspot.co.id/p/contoh-laporan-praktikum-boilogi-enzim.html

14

Anda mungkin juga menyukai