Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROSES KATABOLISME PADA TINGKAT HEWAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Biologi


Umum Semester

Satu yang Diampu oleh Vica Dian Aprelia Resti, M.Pd.

Penyusun Kelompok 1 Oleh:

Inas kholisotul (2281230001)

Difanny Fujirahmawati (2281230004)

Olga Amanda (2281230063)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, taufik
dan hidayah-Nya, serta memberikan kesabaran dan kepercayaan diri, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses katabolisme di tingkat sel”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membutuhkan.

Serang, 3 Oktober 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ..................................................................................................................................... i
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kliah Biologi Umum Semester .......... i
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Katabolisme .......................................................................................................................... 2
2.2 Mitokondria........................................................................................................................... 3
2.3 Glikolisis ............................................................................................................................... 5
2.4 Siklus Krebs .......................................................................................................................... 9
2.5 Transfer Elektron ................................................................................................................ 12
2.6 Metabolisme Lemak dan Asam Amino ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel.
Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk
menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi
zat lain. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan substrat
yang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak-balik, melainkan
berjalan ke satu arah. Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi
ini berurutan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme. Metabolisme sel
dapat dibagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolisme merupakan
segala bentuk reaksi yang terjadi dalam tubuh yang bersifat enzimatis.

Katabolisme disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi
bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Respirasi dilakukan
oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia.Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu proses katabolisme yang terjadi dalam tubuh?


2. Apa itu mitokondria?
3. Apa itu proses glikolisis yang terjadi dalam tubuh?
4. Apa itu siklus krebs?
5. Apa itu transfer elektron?

1.3 Tujuan Penulisan

untuk mengetahui apa dan bagaimana proses katabolisme di tingkat sel yang terjadi
dalam tubuh.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Katabolisme

Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik)


menjadi senyawa yang lebih sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapat
dihasilkan energi yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami
penguraian.Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung digunakan oleh sel,
melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung
energi tinggi. Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin Trifosfat (ATP).

A. Katabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi paling besar untuk tubuh kita. Karbohidrat
memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:

- Merupakan bagian dari kerangka struktural dari pembentuk RNA dan DNA

- Berperan penting dalam proses metabolisme, atau proses untuk menyeimbangkan asam dan
basa di dalam tubuh dan proses untuk membentuk jaringan sel, struktur dan organ-organ dalam
tubuh.

- Menyimpan energi, bahan bakar, senyawa anatara metabolism dalam tubuh

- Sebagai identitas sel, berkaitan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses
pengenalan antar sel.

Ketika karbohidrat diproses karbohidrat tidak langsung masuk dengan molekul sebesar itu
tetapi akan diuraikan terlebih dahulu. Karbohidrat atau amilum awalnya akan diurai terlebih
dahulu dengan enzim karbohidrase atau amilasi menjadi maltosa atau disakarida. Oleh enzim
maltase maltosa akan diubah menjadi 2 molekul glukosa (monosakarida) yang berupa
monosakarida. Glukosa inilah yang akan mulai masuk ke tahap pertama yaitu proses glikosis
pada respirasi sel.Respirasi sel dibagi menjadi dua , yaitu repirasi aerob dan anaerob,
sedangkan katabolisme karbohiodrat termasuk dalam respirasi aerob.

Ciri-ciri katabolisme, yaitu:

-mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana

-menghasilkan energi

2
-menghasilkan reaksi eksoterm (menghantarkan panas)

Contohnya: Respirasi

Ada dua jenis respirasi, yaitu: respirasi aerob dan respirasi anaerob.

- Respirasi aerob adalah proses penguraian senyawa organik menggunakan oksigen bebas.
Respirasi ini berlangsung di dalam organel sel yang disebut mitokondria. Saat kamu
mengonsumsi makanan yang mengandung glukosa, misalnya nasi, setiap molekul glukosa akan
dipecah melalui empat tahap sampai dihasilkan energi.

Tabel 2.1 Tahapan Respirasi Aerob

- Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen
bebas sebagai penerima atom hidrogen terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu seperti:
etanol dan asam laktat. Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat
dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda. Pada kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem
enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2 serta
menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Pada praktikum, substrat
yang digunakan dalam respirasi anaerob ini adalah sukrosa.

2.2 Mitokondria

Mitokondria adalah organel intraseluler yang bertanggung jawab untuk metabolisme energi
dalam sel eukariotik. Telah ditunjukkan lebih dari 30 tahun yang lalu bahwa sel manusia dan
hewan mengandung genom kedua dalam mitokondria (mitochondrial DNA=mtDNA) dan
ribosom sendiri. Terdapatnya genom di dalam matriks, menyebabkan mitokondria mampu
melakukan replikasi mtDNA dan mengekspresikan gennya (sintesis protein) yang dikatalisis
oleh enzim dan diatur oleh faktor protein yang dikode oleh DNA nukleus (nDNA). Replikasi
mtDNA bergantung pada gen dari nDNA yang disebut nuclear-encoded polymerase gamma

3
atau PLOG dan mitochondrial transcription factor A (MTFA) (Wu et al.,2019). Mitokondria
berfungsi sebagai respirasi aerob yang menghasilkan ATP.

Ciri-ciri mitokondria:

- membran ganda (dua lapis membran, yaitu membran luar dan membran dalam)

- tersusun atas fosfolipid dan protein

- memiliki pelipatan membran internal (krista)

- terdapat DNA ekstrakromosom

Gambar 2.2 Mapping mtDNA Mitokondria

Mitokondria terletak pada eukariot untuk metabolisme oksidatif. Mitokondria mengandung


piruvat dehidroginase, enzim siklus asam sitrat, enzim yang mengkatalis oksidasi asam lemak
dan enzim serta protein redoks yang terlibat dalam transpor elektron dan fosforilasi oksidatif.
Pembahasan mengenai “apa fungsi pelipatan membran dalam mitokondria” dibahas agak lebih
mendalam karena hasil analisis pengetahuan awal siswa < 50 % belum memahaminya.
Mitokondria dibungkus oleh membran luar dan membran dalam yang berlipat kearah dalam.
Membran dalam yang berlipat ke arah dalam disebut Krista, yang berhubungan dengan
aktivitas respirasi seluler untuk memperluas area permukaan.

Pada Krista tersebut terdapat protein sebagai mediasi untuk transpor elektron dan fosforilasi
oksidatif. Pembahasan mengenai “dimanakah tempat terjadinya transpor elektron” dibahas
agak lebih mendalam karena hasil analisis pengetahuan awal siswa < 50 % belum

4
memahaminya. Elektron besi yang dibawa oleh pembawa elektron pada pusat redoks dari
NADH dan FADH2 ke oksigen berasosiasi dengan membran dalam mitokondria.

Pembahasan mengenai “dimanakah tempat terjadinya transpor elektron” dan “apa peran
transport elektron pada respirasi seluler” dibahas agak lebih mendalam karena hasil analisis
penge tahuan awal siswa < 50 % belum memahaminya. Dalam mitokondria, coupling oksidasi
NADH dan FADH untuk sintesis ATP, energinya diperoleh melalui tiga kompleks protein pada
rantai tranpor elektron. Aliran elektron terjadi ketika hanya sintesis ATP diperlukan melalui
fosforilasi oksidatif. Oksidasi satu molekul NADH menghasilkan sintesis lebih kurang 3
molekul ATP. Sedangkan oksidasi satu molekul FADH menghasilkan sintesis lebih kurang 2
molekul ATP. Elektron dari oksidasi NADH dan FADH2 dibawa melalui protein rantai transpor
elektron, suatu kompleks protein yang mengandung pusat redoks yang secara progresif
meningkatkan afinitas elektronnya (peningkatan standar potensial reduksi). Elektron yang
dibawa melalui rantai protein tersebut dimulai dari potensial reduksi rendah sampai tinggi yaitu
dari kompleks I, II, III dan IV.

2.3 Glikolisis

Glikolisis berasal dari kata glukosan dan lisis (pemecahan), adalah serangkaian reaksi
biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah
satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai
variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri
menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan
oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa
organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan
istilah ATP dan NADH. Ada pula yang menjelaskan bahwa Glikolisis merupakan reaksi
pemecahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi asam piruvat (3 atom C) yang berlangsung
secara anaerob dalam sitoplasma dan menghasilkan energi berupa 2 molekul ATP. Pada bagian
ini akan dibahas reaksi glikolisis (10 langkah) secara mendetail yang melibatkan sejumlah
enzim, koenzim dan kofaktor. Pada bagian ini ditekankan juga mengenai apa saja yang
ditakakan enzim, koenzim dan kofaktor, yang kesemua ini akan membantu jalannya reaksi.
Dan ada pula yang menjelaskan Glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang memecah satu
molekul glukosa (terdiri dari 6 atom karbon ) atau monosakarida yang lain menjadi dua
molekul asam piruvat ( terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH (nicotinamide Adenin
Dinucleotide H), dan 2 ATP (Murray, 2006).

5
Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan, diubah
menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Glukosa akan disimpan dalam otot atau
hati dalam bentuk glikogen jika terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila sel-sel tubuh
sedang aktif membelah, glukosa akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis
DNA dan RNA. Ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan
energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen dalam jaringan sehingga
prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi dengan adanya oksigen). Glikolisis
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi aerob untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP.

ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi. Sedangkan NADH
nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul
NADH dalam transfer elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP. Dalam tahap awalnya,
proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi. Namun dalam tahap
selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk membayar hutang
ATP yang telah digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi
yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang dihasilkan daripada
yang digunakan dalam proses tersebut.

Adapun Fungsi utama glikolisis adalah untuk memanen energi siap pakai (ATP) dan energi
pereduksi (NADH), serta prekursor beberapa jalur metabolisme dan biosintesis molekul-
molekul yang dibutuhkan oleh sel mikroorganisme. Misalnya Glukosa-6-fosfat dapat
digunakan sebagai substrat lintasan pentosa fosfat, fosfogliserat sebagai prekursor biosintesis
asam amino, asam piruvat sebagai substrat siklus krebs dan prekursor asam amino, dll. Fungsi
glikolisis sebagai penyedia prekursor reaksi metabolisme dan biosintesis molekul dalam sel

6
gambar 2.1 proses glikolisis
(Sumber: Page,David,S.1997.Prinsip-Prinsip Biokimia.Jakarta:Erlangga)

Langkah- langkah yang terjadi dalam proses glikolisis adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase.
Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah melepaskan
energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.

2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.

3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.

4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom


C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim aldolase.

5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja bolak-
balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi aseton fosfat.

6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim


gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.

7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase.
Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.

8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.

7
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase..
Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase.
Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

Glikolisis pun terdapat beberapa jenis glikolisis yang berbeda dalam beberapa tahap reaksi.
Jenis-jenis glikolisis tersebut antara lain:

 Lintasan Entner-Doudoroff: Lintasan ini terjadi pada beberapa bakteri, seperti


Pseudomonas, Zymomonas, dan Agrobacterium. Lintasan ini menggunakan enzim 6-
fosfoglukonat dehidratase dan 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat aldolase untuk
mengubah glukosa menjadi piruvat dan gliserat. Lintasan ini menghasilkan satu
molekul ATP, satu molekul NADH, dan satu molekul NADPH per molekul glukosa.

 Lintasan Pentosa Fosfat: Lintasan ini terjadi pada semua sel hidup. Lintasan ini
menggunakan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat
dehidrogenase untuk mengubah glukosa menjadi ribulosa-5-fosfat. Lintasan ini
menghasilkan dua molekul NADPH per molekul glukosa. NADPH digunakan untuk
sintesis asam lemak, kolesterol, steroid, dll. Ribulosa-5-fosfat digunakan untuk sintesis
nukleotida, asam amino, dll.

 Lintasan Gliserol Fosfat: Lintasan ini terjadi pada sel-sel otot dan jaringan adiposa.
Lintasan ini menggunakan enzim gliserol kinase dan gliserol-3-fosfat dehidrogenase
untuk mengubah gliserol menjadi dihidroksiaseton fosfat. Lintasan ini menghasilkan
satu molekul NADH per molekul gliserol. Dihidroksiaseton fosfat dapat masuk ke
lintasan glikolisis atau digunakan untuk sintesis trigliserida.

Dan dengan proses glikolisis ini terdapat beberapa manfaat yang pastinya sangat penting serta
dibutuhkan bagi tubuh, seperti:

 Menghasilkan energi siap pakai (ATP) yang dapat digunakan untuk berbagai proses
biologis, seperti kontraksi otot, transpor aktif, biosintesis, dll.

 Menghasilkan energi pereduksi (NADH) yang dapat digunakan untuk sintesis


biomolekul, produksi ATP di transpor elektron, dll.

 Menghasilkan asam piruvat yang dapat dipecah lebih lanjut untuk memanen energi
yang masih tersimpan dalam ikatan-ikatan kimia senyawa ini.

8
 Menghasilkan prekursor beberapa jalur metabolisme dan biosintesis molekul-molekul
yang dibutuhkan oleh sel mikroorganisme.

 Memungkinkan sel untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah,


seperti ketersediaan oksigen, sumber karbon, dll.

2.4 Siklus Krebs

Disebut juga siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat, merupakan serangkaian
reaksi metabolisme pada respirasi seluler secara aerob yang terjadi pada Glosarium
mitokondria hewan dan tumbuhan, ada pula yang menjelaskan bahwa siklus asam sitrat (siklus
kreb) adalah asam piruvat yang dioksidasi menjadi CO2 dan air. Bila cukup oksigen asam
piruvat dapat ditransfer ke dalam mitokondria melalui pertukaran dengan OH- pada membran
dalam. Piruvat dalam teknisnya bukan merupakan bagian dari siklus asam sitrat. Di dalam
matriks asam piruvat pertama kali didekarboksilasi kemudian dioksidasi oleh kompleks
multienzim piruvat dehidroginase. Enzim ini mengkatalisir rangkaian lima reaksi dimana satu
mol piruvat diubah menjadi Asetil CoA dengan adanya protein sulfur Coenzim A. Perubahan
asam piruvat menjadi Asetil CoA melalui siklus oksidasi asam piruvat (Burhan, 1987). Dan
ada pula yang menjelaskan bahwa Siklus Krebs merupakan pusat bagi seluruh aktivitas
metabolisme tubuh. Siklus ini tidak hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun
juga digunakan untuk memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak. Sebelum
memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul piruvat akan teroksidasi terlebih
dahulu di dalam mitokondria menjadi Acetyl-Coa dan CO. Molekul Acetyl CoA yang
merupakan produk akhir dari proses konversi Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus
Krebs. Inti dari proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang
terikat didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan
koenzim A serta, memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa
NADH, FADH dan GTP. Selain menghasilkan CO dan GTP, dari persamaan reaksi dapat
terlihat bahwa satu putaran Siklus Krebs juga akan menghasilkan molekul NADH & molekul
FADH . Untuk melanjutkan proses metabolisme energi, kedua molekul ini kemudian akan
diproses kembali secara aerobik di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai
Transpor Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (Irawan, 2007). Siklus
Krebs juga merupakan sumber molekul untuk untuk proses anabolik, seperti pembentukan
asam lemak, asam amino dan glukoneogenesis, sehingga berfungsi ganda, fungsi amfibolik

9
(anaplerotik). Terjadi di intra mitrokondri, di eritrosit tidak terjadi TCC karena tidak
mempunyai mitokondria.

Adapun fungsi dari siklus krebs ini antara lain adalah:

 Sebagai jalur akhir oksidasi karbohidrat, protein, dan lipid yang akan dimetabolisme
menjadi Asetil Koenzim-A.
 Menghasilkan sebagian besar CO2 dengan mengoksidasi glukosa;
 Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan
untuk memproduksi ATP (adenosin trifosfat)
 Menyediakan sejumlah bahan untuk kebutuhan sintesis protein dan asam nukleat;
 Mengkonversi sejumlah energi dan zat yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis
asam lemak sebelum pembentukan trigleserida untuk penimbunan lemak
 Bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap sistem
enzim melalui komponen siklus.

Siklus krebs merupakan tahapan kedua setelah glikolisis dari respirasi seluler, siklus ini
terjadi di dalam mitokondria, sedangkan glikolisis terjadi di dalam sitoplasma. Asam piruvat
yang dihasilkan dari proses glikoslisis masuk ke dalam mitokondria terlebih dulu melalui
proses dekarboksilasi oksidatif agar proses siklus kreb dapat berlangsung. Pada tahap
dekarboksilasi oksidatif, asam piruvat akan diubah menjadi Asetil Koenzim-A. Proses
pengubahan ini diperantai oleh enzim piruvat dehidrogenase yang ada pada mitokondria sel
eukariotik. Tahapan dalan siklus krebs ini adalah:

gambar 2.2 Siklus asam sitrat (Siklus Krebs)

 Asam piruvat hasil glikolisis memasuki mitokondria

10
 Asam piruvat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk CO2 dan memberikan
hidrogen dan elektron kepada NAD+ sehingga terbentuk NADH. 2 atom karbon yang
tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat. Koenzim A akan diikat oleh asetat
dengan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktif membentuk asetil-KoA.

 Asetil-KoA menggabungkan 2 atom karbonnya dengan oksaloasetat (molekul


berkarbon 4) membentuk asam sitrat dan koenzim A dilepaskan. Supaya reaksi
oksidasi dapat berlangsung, gugus hidroksil (-OH) pada sitrat harus diatur kembali
dengan cara pengeluaran dan penambahan molekul air, menghasilkan isomer sitrat
yaitu isositrat.

 Asam isositrat melepaskan gugus hidroksil dalam bentuk CO2 dan terbentuk asam
αketoglutarat. Hidrogen dan elektron ditransfer kepada NAD+ sehingga terbentuk
NADH. 6

 α-ketoglutarat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk CO2. Hidrogen dan elektron
ditransfer kepada NAD+ sehingga terbentuk NADH. Setelah CO2 terbuang, yang
tersisa adalah suksinil, yang bergabung dengan koenzim A membentuk suksinil-KoA.

 Ikatan antara suksinil dan KoA adalah ikatan berenergi tinggi. Ketika suksinil dan
KoA memisah, energi yang dilepaskan memicu fosforilasi (pengikatan fosfat) GDP
(guanosin difosfat) menjadi GTP (guanosin trifosfat). Fosfat organik tersebut
kemudian terikat pada ADP membentuk ATP. Suksinil berubah menjadi asam
suksinat.

 Elektron dan hidrogen dari suksinat ditransfer ke FAD menbentuk FADH2. Suksinat
berubah menjadi fumarat.

 Asam fumarat menggunakan H2O untuk membentuk asam malat. Malat mentransfer
hidrogen dan elektron kepada NAD+ sehingga terbentuk NADH. Malat berubah
menjadi oksaloasetat yang akan digunakan dalam siklus Krebs selanjutnya.

Siklus Krebs menghasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa dan juga
menghasilkan banyak elektron yang dapat diberikan ke rantai transpor elektron untuk
membentuk lebih banyak ATP

11
Fungsi utama siklus asam sitrat (krebs) adalah bekerja sebagai lintasan-akhir
bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein (lihat gambar 1.2 tentang
katabolisme). Pada hakikatnya siklus tersebut terdiri atas kombinasi molekul asetil-
KoA dengan oksaloasetat. Siklus ini pun merupakan bagian intergral dari proses yang
menyediakan sejumlah besar energi bebas yang terlepas selama oksidasi karbohidrat,
lipid dan protein (Murray,K., 2002).

2.5 Transfer Elektron

Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi) dari NADH
dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs.
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh kelompok -
kelompok protein yang terdapat pada membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan
fosforilasi oksidatif dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert
Lehninger.

Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam bentuk ATP yang
dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses
pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan adanya oksigen yang akan menghasilkan sisa
air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi anaerob merupakan pemecahan glukosa
menghasilkan energi tanpa adanya oksigen dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).

Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (38 ATP) dibandingkan energi yang
dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh karena itu, tubuh selalu mengutamakan
terjadinya respirasi aerob dibandingkan anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan
yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer electron.

Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya akan
menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron, oksigen berperan
sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan membentuk H 2O yang akan dikeluarkan
dari sel.

Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari satu
protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan FADH 2 yang
telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju tingkat
energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan energi yang akan digunakan untuk
membentuk ATP.

Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein II, ubiquinon
(Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV. Elektron akan ditransfer
ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk ATP. Sedangkan molekul O2 akan
berperan sebagai penerima elekron terakhir yang nantinya akan berubah menjadi H 2O. ATP
akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang disebut kemiosmosis.

12
gambar 2.5 transpor electron

Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.


1. NADH akan melepaskan elektronnya (e -) kepada komplek protein I. Peristiwa ini
membebaskan energi yang memicu dipompanya H + dari matriks mitokondria menuju
ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan berubah menjadi
NAD +.
2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H + keluar menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan memicu
dipompanya H + keluar menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian berikatan
dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H + atau proton tersebut akan
kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
8. Lewatnya H + pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP secara
bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks, maka
terbentuklah 3 molekul ATP.

9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.

Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH. Bagaimana
dengan elektron yang berasal dari FADH 2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada komplek
protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H + keluar menuju
ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon
dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron
yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali pemompaan H + keluar menuju ruang antar
mebran. Oleh sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.

13
Jadi kesimpulannya adalah:
 Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul ATP.
 Sedangkan satu molekul FADH 2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 2 molekul ATP.

Disinilah akhir dari respirasi aerob molekul glukosa. Respirasi ini akan menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP dengan hasil akhir berupa CO 2 dan H2O yang akan dikeluarkan dari tubuh
sebagai zat sisa respirasi. Satu molekul glukosa dengan 6 atom C, ketika mengalami respirasi
aerob akan melepaskan 6 molekul CO 2. Karbondioksida tersebut dibebaskan pada tahap
dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs.

2.6 Metabolisme Lemak dan Asam Amino

1. Metabolisme Lemak
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi
(Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur
lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah. Lemak tidak larut dalam air, berarti
lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran
darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk
suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol,
trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi,
densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low density
lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).
Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara
yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur
eksogen dan jalur endogen (Adam, 2009).
1. Jalur eksogen Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol.
Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus
halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai
kolestrol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester. Keduanya bersama
fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut
Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid
dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang
berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan
kilomikron remnant (Adam, 2009). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai
trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang
banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid
hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lemak, trigliserida dipecah

14
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis.
Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan
disebut sebagai asam lemak bebas (Adam, 2009). Kilomikron remnan akan
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol
yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke
dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari
makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa
dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan
kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron
yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.
Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG
Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah (Adam, 2009).
2. Jalur endogen Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut
secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi
oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate
Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL akan diambil oleh
reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini bertugas menghantar
kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Ester
kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga
dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju
hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat antiterogenik (Adam, 2009).

3. Jalur Reverse Cholesterol Transport HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin
kolestrol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL nascent.
HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolestrol dari
makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbetuk bulat. Agar dapat
diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian dalam makrofag harus dibawa ke
permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine
triphosphate binding cassette transporter 1 atau ABC 1. Setelah mengambil kolestrol
bebas dari sel makrofag, kolestrol bebas akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester oleh
enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolestrol ester
yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan
ditangkap oleh scavenger receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua
adalah kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan
IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi
HDL sebagai penyerap kolestrol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke
hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolestrol kembali
ke hati (Adam, 2009).
2. Metabolisme Protein
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Proteinadalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer darimonomer-

15
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfurserta fosfor. Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Proses Metabolisme Protein
Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.Proses
metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme. Anabolismeadalah
proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang mebutuhkan energi (ATP).Katabolisme
adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil yangmelepaskan energi (ATP).

 Proses metabolisme proteinAsam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang
dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan proses anabolikmaupun katabolik juga terjadi dalam jaringan
diluar hati. Asam amino yang terdapatdalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu
absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis
asam amino dalam sel. Banyaknya asamamino dalam darah tergantung keseimbangan
antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu\dengankecepatan yang
berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuhlain mempunyai waktu
paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan
diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinanmekanisme perubahan protein, yaitu :
1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme
dandibentuk sel-sel baru. Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan
asamamino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain,
untukmengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan
untukmengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru,
tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan diuraikan lagi dengan proses dimulaidari
proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan
prosesmetabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang mengandung
proteindipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
sebelumdiabsorpsi dari saluran pencernaan.
3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Reaksi Metabolisme Asam Amino
Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein
tubuh,khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses
tersebutsebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-
25%sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein
seldipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
Prosesmetabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler)
menjadiasam amino.

16
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus
amino,kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Pemecahan
protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi.

 Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentukurea.
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami prosesdeaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :Diaminasi: asam amino + NAD+
→ asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD + a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai
aseptorelektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi,
makaglutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme
asamamino oksidase dan D-asam oksidase.
 Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
Deaminasimaupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat
masuk kedalam siklus Krebs.Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahangugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksitransaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada
salah satudari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat,
sehinggasenyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula
diubahmenjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu
alanintransaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis
dalamreaksi berikut :

gambar 2.6 Asam Amino

17
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yangdilepaskan oleh
asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakanenzim yang mempunyai
kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamattransaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .Reaksi
transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.Semua enzim
transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim.Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim padareaksi transaminasi, tetapi juga pada
reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga menjadicoma,
tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati),agar
dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3
menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yangdisebut
uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.Bila ada kelebihan asam
amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino diubahmenjadi asam keto. Proses
perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubahmejadi urea. Berikut proses
perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat.Asam amino yang dibuat dalam
hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalamhati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dankatabolisme terjadi dalam hati dan jaringan.
Asam amino yang terdapat dalam darah berasaldari tiga sumber yaitu:

 Absorbsi melalui dinding usus


 Hasil katabolisme protein dalam sel
 Hasil anabolisme asam amino dalam sel

18
DAFTAR PUSTAKA

Sari, M. I. (2007). Glikolisis sebagai Metabolisme Karbohidrat untuk Menghasilkan Energi.

K. Laila. “Proses Glikolisis: Tahapan & Fungsinya”. Mikrobiologi.id. diakses pada tanggal 30
September 2023. Proses Glikolisis: Tahapan & Fungsinya • Mikrobio.ID

Universitas Islam An-Nur Lampung. “Glikolisis: Proses Pemecahan Glukosa untuk


Menghasilkan Energi”. an-nur.ac.id. diakses oada tanggal 30 oktober 2023. https://an-
nur.ac.id/blog/glikolisis-proses-pemecahan-glukosa-untuk-menghasilkan-energi.html

Rahmatan, H. (2012). Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi Tentang Konsep Katabolisme
Karbohidrat (respirasi seluler). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1).

Devi, S. Y. T. (2018). PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA SERUM YANG DI


PISAH DAN TIDAK DIPISAH DARI ENDAPAN (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).

Universitas STEKOM. “glikolisis”. p2k.stekom.ac.id. diakses pada tanggal 30 september 2023.


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Glikolisis

ANFA, A. A. P. RESPIRASI PADA TUMBUHAN.

Novitasari, R. (2017). Proses respirasi seluler pada tumbuhan. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi (Vol. 1, pp. 89-96).

Suberata, I. W. (2021). Metabolisme mikroba. simdos. unud. ac. id.

Ruang Biologi. “Siklus Krebs : Pengertian, Fungsi, Proses, Tahapan Dan Hasilnya”.
ruangbiologi.co.id. diakses pada tanggal 1 Oktober 2023. Siklus Krebs : Pengertian,
Fungsi, Proses, Tahapan Dan Hasilnya | RuangBiologi.Co.Id

Sereliciouz. “Materi Siklus Krebs: Reaksi yang Tidak Pernah Berhenti Menghasilkan Energi”.
quipper.com. diakses pada tanggal 1 Oktober 2023. Materi Siklus Krebs: Reaksi yang
Tidak Pernah Berhenti Menghasilkan Energi (quipper.com)

WAHJUNI. S. (2013). Metabolisme biokimia. simdos.unud.ac.id

Wulandari, E., & Hendarmin, L. A. (2010). Integrasi biokimia dalam modul kedokteran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/562146-1673242234.pdf

19
https://www.academia.edu/9004971/Sistem_Transport_Elektron1

https://www.academia.edu/8818086/metabolisme_protein

https://digilib.unila.ac.id/2431/10/BAB%20II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai