Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“ Metabolisme Yang Terjadi Pada Sel Prokariotik dan Eukariotik “

OLEH:

NAMA : MARIA ANGELINA GIRI

NIM : 2020280104

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Metabolisme Yang
Terjadi Pada Sel Prokariotik dan Eukariotik.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“MIKROBIOLOGI”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
program studi yang penulis tekuni.

Penulis menyadari makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................


B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Anabolisme dan Katabolisme..................................................................................


B. Enzim-enzim Yang Terlibat....................................................................................
C. Metode Produksi Energi..........................................................................................
D. Konsep Reduksi Dan Oksidasi................................................................................
E. ATP Yang Dihasilkan.............................................................................................
F. Jalur Dalam Metabolisme........................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel prokariotik adalah sel tanpa membran atau selaput inti. Sel berjenis ini dibedakan
menjadi dua yaitu sel bakteri dan sel archaea. Sebagai contoh yang termasuk sel bakteri
adalah bakteri gram positif seperti Bacillus subtilis ataupun bakteri gram negatif seperti
Escherichia coli. Sedangkan Archaea adalah makhluk hidup yang memiliki bentuk
seperti bakteri namun memiliki habitat yang berbeda, seringkali ditemui di daerah dengan
kondisi yang ekstrim, seperti pusat gunung berapi, kolam dengan air yang sangat asin
maupun dasar danau dan lautan yang kandungan oksigennya sangat tipis.

Secara umum sel prokariotik mirip dengan sel eukariot. Sel prokariot mempunyai
materi inti, pigmen, ribosom, membrane plasma, serta sitoplasma dengan ribosom di
dalamnya, meskipun demikian sitoplasma prokariot tidak mempunyai sitoskeleton. Sel
prokariotik tidak mempunyai sistem endomembran seperti yang dimiliki oleh retikulum
endoplasma (RE) serta badan golgi atau kompleks golgi. Sel prokariotik juga tidak
mempunyai kloroplas serta mitokondria. Bentuk DNA sel prokariotik adalah sirkuler,
berbeda dengan sel eukariot yang bentuk DNA-nya linier.

Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki
fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting
untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan,
tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.

Ciri penting dari sel eukariot adalah adanya membran atau selaput inti sel, dengan
adanya membran ini, maka materi genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma sel, namun
terbungkus rapi di dalam selaput.Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda
dengan hewan. Pada sel hewan, bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel,
sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian
dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur
didominasi oleh kitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan
adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain
perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur
yang serupa.

Sel eukariotik memiliki struktur lebih rumit dibandingkan dengan prokariotik.


Perbedaan yang paling mendasar antara kedua jenis sel tersebut adalah pada ada dan
tidaknya membran inti, yaitu membran yang membungkus material inti (seperti DNA).
Apabila material inti dibungkus oleh membran inti, maka akan tercipta struktur yang
disebut nukleus atau inti sel. Jadi apabila suatu sel memiliki nukleus, maka dapat
disimpulkan bahwa sel tersebut merupakan eukariotik. Sel prokariotik memiliki DNA
yang mengumpul pada satu tempat tertentu tapi tidak dibungkus membran inti, sehingga
tidak bisa disebut sebagai nukleus.

Dalam beberapa hal, sel eukariotik memiliki metabolisme sel yang lebih kompleks
dibandingkan prokariotik. Misalnya saja pada proses replikasi DNA (penggandaan DNA)
yang terjadi di keduanya. Replikasi DNA prokariotik telah diketahui dengan jelas
langkah-langkah dan enzim yang berperan di dalamnya. Sedangkan pada eukariotik
masih terdapat beberapa hal yang belum diketahui dengan jelas, walaupun secara umum
hampir sama dengan prokariotik. Hal ini karena eukariotik memiliki DNA yang besar,
sedangkan prokariotik memiliki DNA yang lebih kecil.

B. Rumusan Masalah
1. Anabolisme dan katabolisme
2. Enzim-enzim yang terlibat
3. Metode produksi energi
4. Konsep reduksi dan oksidasi
5. ATP yang di hasilkan
6. Jalur dalam metabolisme

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari anabolisme dan katabolisme
2. Untuk mengetahui enzim-enzim yang terlibat
3. Untuk mengetahui bagaiamana metode produksi energi
4. Untuk mengetahui konsep reduksi dan oksidasi
5. Untuk mengetahui ATP yang dihasilkan
6. Untuk mengetahui jalur dalam metabolisme.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anabolisme dan Katabolisme


Anabolisme yaitu proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa
kimia atau molekul kompleks. Peristiwa tersebut memerlukan energi dari luar,
kemudian energi itu digunakan untuk mengikat senyawa sederhana menjadi senyawa
yang lebih kompleks. Dengan demikian pada proses ini energi yang diperlukan tidak
akan hilang. Namun tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa atau
materi kompleks yang baru terbentuk. Energi yang digunakan dalam anabolisme
dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang dari energi cahaya
disebut dengan fotosintetis sedangkan anabolisme dari energi kimia disebut dengan
kemosintetis.
Reaksi pada sel dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, reaksi
anabolisme merupakan reaksi pembentukan, yaitu terjadi sintesis molekul besar dari
molekul sederhana / kecil. Pada proses anabolisme membutuhkan energi, dan
prosesnya disebut reaksi endogenic. Kedua, reaksi katabolisme merupakan reaksi
pemecahan. Katabolisme merupakan pemecahan molekul besar menjadi lebih
sederhana yang disertai pelepasan energi yang disebut reaksi exergonic. Total
penjumlahan dari reaksi anabolisme dan katabolisme disebut metabolisme
(pembentukan dan pemecahan). Contoh proses katabolisme adalah respirasi,
sedangkan contoh proses anabolisme adalah fotosintesis (Green et al, 1988).

Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks


(organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. Untuk dapat
digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP (Adenosin
TriPhospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat.
Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang
digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi,
gerak, reproduksi, dan lain-lain.

Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan
yang bertujuan menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dan sebagai hasilnya adalah CO2(karbon
dioksida, air dan energi). Respirasi dilakukan oleh semua sel hidup, sel hewan
maupun sel tumbuhan.

Sitoplasma adalah bagian berbentuk cairan yang ada di dalam membran plasma.
Bagian ini tersusun oleh air, protein, lipid, mineral, serta enzim-enzim. Di dalam
sitoplasma terjadi metabolisme sel berupa penyusunan (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) zat-zat yang kemudian digunakan sebagai energi bagi sel tersebut. Pada
sel prokariotik, sitoplasma merupakan bagian terbesar dari sel, serta merupakan
bagian yang kosong (tidak terisi organel-organel) sel.

B. Enzim-enzim yang terlibat


Enzim yang terlibat dalam proses metabolisme terdiri dari 8 jenis, antara lain:

1. Enzim oksidase.
Peranannya: Enzim oksidase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mempercepat proses penggabungan oksigen atas zat / senyawa tertentu serta
melakukan proses reduksi atas oksigen sehingga akan menghasilkan air.

2. Enzim katalase.
Peranannya: Enzim katalase merupakan suatu enzim yang berperan untuk ikut
membantu mengubah senyawa hidrogen peroksida menjadi air serta Oksigen.

3. Enzim hidrase.
Peranannya: Enzim hidrase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
meningkatkan maupun mengurangi air  dari zat / senyawa tertentu tanpa harus
menguraikan zat / senyawa yang tersebut.

4. Enzim dehidrogenase.
Peranannya: Enzim dehidrogenase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
melakukan proses perpindahan  zat / senyawa hidrogen dari suatu senyawa / zat
tertentu kepad senyawa / zat yang lain.

5. Enzim transphosforilase.
Peranannya: Enzim transphosforilase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
memindahkan senywa / zat asam fosfat / asam ortofosfat (H3PO4) dari suatu molekul
kepada molekul  lain dengan bantuan  ion magnesium (Mg2+).

6. Enzim karbosilase.
Peranannya: Enzim karbosilase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mengubah senyawa  / zat asam organik secara bola-balik, seperti yang terjadi pada
proses perubahan  senyawa asam piruvat menjadi senyawa asetaldehida dengan
bantuan senyawa karbosilase piruvat.

7. Enzim desmolase.
Peranannya: Enzim desmolase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu perpindahan atau penggabungan ikatan suatu  karbon seperti yang terjadi
pada proses perubahan aldolase kedalam pemecahan fruktosa sehingga menjadi
gliseraldehida serta dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida.
Peranannya: Enzim peroksida merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu proses oksidasi zat / senyawa fenolat dengan menggunakan oksigen yang
diambil dari hidrogen peroksida.

C. Metode produksi energi


Material terbarukan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik hidup atau mati,
dikenal sebagai biomassa. Memang terdapat anggapan umum yang setiap kali
mengacu pada biomassa, mereka berpikir mengenai material dari tanaman, tetapi
sebenarnya material hewan dapat digunakan juga. Energi biomassa dapat diproduksi
dengan melakukan berbagai prosedur. Metode produksi bervariasi dari satu dengan
yang lain, dan mari kita lihat berbagai metode yang paling sering digunakan:

Kompor dan Boiler

Biomassa digunakan oleh kompor sebagai biomassa yang dibakar pada ruang
tertutup. Panas yang dihasilkan digunakan untuk menghangatkan ruangan di tempat
kompor tersebut ditaruh. Sedangkan di sisi lain, boiler memompakan air yang telah
dipanaskan ke bangunan atau ruangan, atau ke tempat lainnya. Kompor dan boiler
sangat bervariasi dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis. Secara umum, kompor
dan boiler kayu log merupakan perangkat yang paling sering digunakan. Kayu log
dapat tersedia dengan mudah oleh siapa saja dan karenanya menjadi lebih populer.

Kompor dan boiler pelet dapat digunakan pula. Banyak ragam pelet tersedia dari
berbagai jenis biomassa seperti jerami, limbah kapas dll; dan ini merupakan salah satu
metode yang efisien. Boiler ini memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan boiler chip dan boiler ini memiliki kemampuan daya sekitar 15 KW. Boiler
chip dapat menggunakan chip kayu untuk sumber dayanya. Untuk penggunaan skala
menengah, dan besar jenis ini merupakan yang paling cocok.

Jika Anda mencari perangkat untuk pemanasan distrik, Anda dapat menggunakan
boiler terpusat karena perangkat ini dapat memanaskan bangunan dalam jumlah
banyak sekaligus. Pada saat ini, juga tersedia perangkat CHP (Combine Hit and
Power), di mana panas dan listrik dihasilkan secara bersamaan.

kompor biomassa/ biomassa stove

Penguraian Anaerobic

Ada lagi sistem biomassa yang dikenal sebagai penguraian anaerobik (anaerobic
digestion). Dengan metode ini, biogas yang mengandung metana diperoleh dari
pemecahan biomasa oleh bakteri dengan tidak melibatkan udara. Kemudian untuk
tujuan energization, metana dibakar yang akan menghasilkan listrik dan panas.
Selama prosedur pembakaran, residu padat keluar sebagai produk sampingan dan
residu ini dapat digunakan sebagai pupuk. Penguraian anaerobic dapat terbentuk
melalui dua proses dasar, penguraian mesofilik yang lebih lambat terjadi pada rentang
suhu 20-400 C atau penguraian yang termofilik yang lebih cepat terjadi pada rentang
suhu 50-600 C.

Teknologi Konversi

Metode ini merupakan teknik modern seperti yang tersirat pada namanya. Di sini
material biomassa digunakan untuk menghasilkan energi dan panas, melibatkan
metode konversi kimia. Konversi kimia menggunakan proses kimia tertentu yang
dapat membantu untuk mengkonversi material biomassa menjadi energi, dapat berupa
proses pengomposan atau fermentasi.

Proses kimia lainnya bisa juga digunakan untuk mengkonversi sisa minyak nabati
menjadi biodiesel. Di sisi lain dalam proses termal, panas digunakan untuk
mengkonversi bahan biomassa, dan dapat berbentuk proses pembakaran, pyrolymas
atau gasifikasi.
Secara umum, sistem energi biomassa ramah lingkungan dan dapat menghasilkan
energi untuk penggunaan di industri atau berbagai tujuan domestik. Biomassa adalah
sumber energi terbarukan dan oleh karenanya tidak terdapat potensi bahaya bagi
lingkungan sehingga penggunaan biomassa menunjukkan peningkatan di saat-saat ini.

D. Konsep reaksi oksidasi


Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari
dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.

Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron
oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.

Dari teori tersebut, proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari
penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan sebagai proses perpindahan elektron
dari zat yang satu ke zat yang lain. 

E. ATP yang di hasilkan


Adenosin-5′-trifosfat (ATP) adalah multifungsi nukleotida yang memainkan peran
penting dalam biologi sel sebagai koenzim, yaitu “molekul unit mata uang”
intraselular energi transfer. Ini adalah sumber energi yang dihasilkan selama
fotosintesis dan respirasi sel dan dikonsumsi oleh banyak enzim dan berbagai proses
selular, termasuk reaksi biosintetik, motilitas, dan pembelahan sel. ATP terdiri dari
adenosin difosfat (ADP) atau adenosin monofosfat (AMP ) dan penggunaannya dalam
metabolisme mengubahnya kembali ke prekursor ini in ATP each day. Oleh karena
itu ATP didaur ulang terus-menerus dalam organisme, dengan membalik tubuh
manusia beratnya sendiri dalam ATP setiap hari. ATP digunakan sebagai substrat
dalam transduksi sinyal jalur oleh kinase yang memfosforilasi protein dan lipid,
maupun oleh adenilat siklase, yang menggunakan ATP untuk menghasilkan pembawa
pesan kedua molekul siklik AMP. Rasio antara ATP dan AMP digunakan sebagai
cara untuk sel merasakan betapa besar energi yang tersedia dan mengontrol jalur-jalur
metabolisme yang menghasilkan dan mengkonsumsi ATP. Terlepas dari peran dalam
metabolisme energi dan sinyal, ATP juga dimasukkan ke dalam asam nukleat oleh
polimerase dalam proses replikasi DNA dan transkripsi.

Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 ‘karbon atom
dari sebuah. Ini adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang
mengkonversi antar ATP, ADP dan AMP. . Ketika ATP digunakan dalam sintesis
DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida
reduktase.

F. Jalur dalam metabolisme


Jalur-jalur metabolisme penting mencakup:
Jalur umum
 Metabolisme karbohidrat
 Metabolisme lemak
 Metabolisme protein
 Metabolisme asam nukleat
 Metabolisme asam assetat

Katabolisme
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana
mencakup:
 Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP
dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan
protein). Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan
makanan.
 Katabolisme karbohidrat
 Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa.
 Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan
oksigen.
 Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.
 Katabolisme protein, hidrolisis protein menjadi asam amino.
 Respirasi aerobik
 Transpor elektron
 Fosforilasi oksidatif
 Respirasi anaerobik,
 Daur Cori
 Fermentasi asam laktat
 Fermentasi
 Fermentasi etanol

Anabolisme
Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana
mencakup:
 Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.
 Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.
 Jalur sintesis porfirin
 Jalur HMG-CoA reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan isoprenoid.
 Metabolisme sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensial bagi
pertumbuhan, perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya berfungsi
secara ekologis, misalnya pembentukan alkaloid dan terpenoid.
 Fotosintesis
 Siklus Calvin dan fiksasi karbon

Metabolisme obat
Jalur metabolisme obat, yaitu modifikasi dan penguraian obat-obatan dan senyawa
ksenobiotik lainnya melalui sistem enzim khusus mencakup:
 Sistem sitokrom P450 okidase
 Sistem monooksigenase berkandungan flavin
 Metabolisme alkohol

Lain-lain
 Metabolisme besi dalam tubuh manusia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sel prokariotik adalah sel tanpa membran atau selaput inti. Sel berjenis ini
dibedakan menjadi dua yaitu sel bakteri dan sel archaea. Sebagai contoh yang
termasuk sel bakteri adalah bakteri gram positif seperti Bacillus subtilis ataupun
bakteri gram negatif seperti Escherichia coli. Sedangkan Archaea adalah makhluk
hidup yang memiliki bentuk seperti bakteri namun memiliki habitat yang berbeda,
seringkali ditemui di daerah dengan kondisi yang ekstrim, seperti pusat gunung
berapi, kolam dengan air yang sangat asin maupun dasar danau dan lautan yang
kandungan oksigennya sangat tipis.
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini
secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini
antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.

DAFTAR PUSTAKA

Ameilia Siregar. 2010. Metabolisme Sel, Enzim dan Peranannya. (Online). http://www.chem-
is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-sel/enzim-dan-peranannya/.
Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Arif Priyadi dan Tri Silawati. 2007. Sains Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.

Kimbal, J. (n.d.). 1997. Biologi Edisi kelima. Alih bahasa: Siti Soetarmi Tjitrosomo,
Nawangsari Sugiri. Jakarta: Erlangga.
Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Slamet Prawirohartono dan Hadisumarto S. 1997. Sains Biologi 3A Untuk SMU Kelas 3
Tengah Tahun

Pertama Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet Prawirohartono. 2005. Sains Biologi Untuk SMA Kelas 3 Kurikulum 2004. Jakarta:
Bumi Aksara.

Tengku. 2012. Anabolisme dan Katabolisme. (Online).

http://tengkugiffary.blogspot.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-anabolisme.html.
Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Widianingsih. 2009. Enzim. (Online).http://120409-


widianingsih.blogspot.com/2009/12/enzim.html.

Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Yulia Windarsih. 2012. Metabolisme Mikroba. (Online).


http://www.slideshare.net/yuliaww/makalah-midas-8-metabolisme-mikroba. Diakses pada
tanggal 22 April pukul 17.00 WIB. Diposkan oleh risza risanty di 23.28

Anda mungkin juga menyukai