Anda di halaman 1dari 11

MITOKONDRIA DAN KHLOROPLAS

Mata Kuliah : Biologi Sel


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Herbert. Sipahutar. M. S., M.SC.

Nama : Ayu Andini


NIM : 4223351017
Kelas : PIPA 2022 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah sel terdapat banyak organel yang terkoneksi satu sama lain dan
saling bekerja sama untuk menjaga dan mengatur keberlangsungan sel itu sendiri. Salah
satu dari organel sel tersebut adalah mitokondria dan khloroplas. Kedua organel ini
berperan dalam pembentukan energi adenosin trisfosfat ATP, untuk mitokondria melalui
respirasi aerob sedangkan khlorophas melalui fotosintesis. Energi yang dihasilkan
nantinya akan disebar keseluruh tubuh, oleh karena itu organel sel ini sangat berpengaruh
di dalam sel. Umumnya mitokondria dan khoroplas banyak dijumpai pada sel eukariotik.
Dimana mitokondria terdapat pada seluruh sel, sedangkan khloroplas hanya terdapat pada
sel tumbuhan saja.
Mitokondria pertama-tama ditemukan tahun 1850 oleh Kollicker. Kollicker
berkesimpulan bahwa granula yang ditemukannya adalah struktur bebas dan tidak
langsung berhubungan dengan sitoplasma lainnya. Beliau mengenalkannya dengan istilah
Mitrokondrion, atau dalam bahasa Yunani “Mito” artinya benang dan “Chondrion”
adalah granula. Sedangkan khloroplas merupakan plastid yang mengandung klorofil
yang di dalamnya berlangsung fase terang dan gelap melalui fotosintesis tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persamaan dan perbedaan mitokondria dan khloroplas?
2. Bagaimana struktur dan fungsi mitokondria?
3. Bagaimana struktur dan fungsi khloroplas?

C. Tujuan
1. Mengetahui persamaan dan perbedaan mitokondria dan khloroplas
2. Mengetahui struktur dan fungsi mitokondria
3. Mengetahui struktur dan fungsi khloroplas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persamaan serta Perbedaan Mitokondria dan Khloroplas


Sel-sel eukariotik memiliki organel yang mampu mengubah energi menjadi bentuk-
bentuk yang dapat dipergunakan sel untuk melakukan mekanisme kerja serta aktifitasnya,
yaitu mitokondria dan khloroplas. Energi yang dibutuhkan oleh sel tersebut didapatkan
dari hasil sintesis dan transfer energi bebas memalui mekanisme sistem biologi berupa
adenosin triphosphat (ATP). Organel yang bertanggungjawab untuk menghasilkan energi
tersebut adalah mitokondria dan khloroplas.
Mitokondria melakukan respirasi seluler, dengan proses katabolik yang
menghasilkan ATP dengan mengekstraksi energi dari gula, lemak, dengan bantuan
oksigen dan terdapat baik pada sel-sel hewan maupun sel-sel tumbuhan. Khloroplas yang
dominan terdapat pada tumbuhan dan alga merupakan tempat dilakukannya fotosintesis
dengan mengubah energi matahari menjadi energi kimia untuk menjalankan sintesis
senyawa organik dari karbondioksida dan air.
Berikut adalah beberapa persamaan mitokondria dengan khloroplas diantaranya
1. Sistem membran internal menunjukkan adanya struktur yang serupa dengan
mitokondria yang berisi faktor penggandeng/ “carrier” dengan ATPase.
2. Keduanya berlangsung peristiwa kemiosmosis.
3. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung
porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran
10.000 dalton. Dilihat dari permeabilitasnya fungsi dari membran luar kloroplas dan
mitokondria mempunyai persamaan.
4. Seperti dengan mitokondria, kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan
ribosom dan juga memiliki genom sendiri.
5. Seperti halnya mitokondria, kloroplas juga terbentuk melalui endosimbiosis
Meskipun begitu mitokondria dan khloroplas memiliki beberapa perbedaan yaitu:

1. Kloroplas lebih besar dan lebih kompleks dari mitokondria.


2. Kloroplas memakai cahaya untuk menghasilkan ATP dan gula, sedangkan untuk
mitokondria memakai gula untuk menghasilkan ATP.
3. Kloroplas ditemukan dalam organisme eukariotik fotosintetik, misalnya dalam
tanaman dan ganggang hijau, sedangkan untuk mitokondria terdapat di setiap
organisme eukariotik.
4. Mitokondria mempunyai matriks, dan kloroplas memiliki stroma.
5. Tidak sama dengan mitokondria, kloroplas mengandung pigmen yang disebut dengan
klorofil dan disk tilakoid.
6. Tidak sama kloroplas yang membran bagian dalamnya, untuk mitokondria membran
dalam dilipat untuk membentuk krista.

B. Struktur dan Fungsi Mitokondria

Mitokondria merupakan organel besar yang terdapat dalam sel, terkadang sel-sel
tertentu dapat memiliki mitokondria yang mencapai 25% dari total volume sitoplasma.
Mitokondria terdapat dalam sel dengan jumlah beragam terkait dengan aktivitas sel. Ada
sel yang hanya memiliki satu mitokondria besar dan tunggal, tetapi lebih banyak sel yang
memiliki mitokondria dalam jumlah ratusan dan bahkan ribuan dalam selnya.
Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa mitokondria
memiliki DNA yang nampak jelas dengan pewarnaan fluorescence. Mitokondria
panjangan sekitar 1 sampai 10 µm

Mitokondrion dibungkus oleh suatu selubung yang terdiri dari dua membran,
masing-masing merupakan bilayer fosfolipid yang mempunyai kumpulan protein
tertanam yang unik. Membran luar halus, tetapi membran dalamnya berlekuk-lekuk dan
disebut krista. Membran dalam membagi mitokondrion menjadi dua ruangan internal.
Yang pertama berupa ruang intermembran, daerah sempit antara membran dalam dan
membran luar. Ruangan kedua, matriks mitokondria, dilingkupi oleh membran dalam.
Kedua membran tersebut memiliki komposisi dan fungsi yang berbeda. Membran
luar terdiri dari 50% lemak dan 50% protein, sedangkan membran dalam dengan
komposisi 20% lemak dan 80% protein dengan sifat yang kurang permeabel dibanding
membran luar.

Sebagian langkah metabolisme respirasi seluler terjadi dalam matriks ini, tempat
banyak enzim yang berbeda dikonsentrasikan. Protein lain yang berfungsi dalam
respirasi, termasuk enzim yang membuat ATP sudah terdapat di dalam membran-dalam
Krista membuat membran-dalam mitokondria mempunyai suatu permukaan yang luas
yang bisa meningkatkan produktivitas respirasi seluler. Ini merupakan contoh lain
korelasi antara struktur dan fungsi.

Mitokondria merupakan organel sitoplasmik yang mempunyai membran ganda,


dan memiliki DNAnya sendiri. Mitokondria memiliki peran kunci dalam homeostasis
biokimia dalam tubuh sehingga dapat menentukan hidup atau matinya sel (Ardiara,
2019). Terdapat tiga proses yang terjadi dalam pembentukan energi yaitu :

1) Glikosis
2) Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)
3) Rantai Transport dan Fosforilasi Oksidatif
 Glikosis

Pada prinsipnya peristiwa glikolisis adalah pengubahan molekul sumber energi


yaitu glukosa yang mempunyai 6 atom C menjadi senyawa yang lebih sederhana, yakni
asam piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini terjadi di dalam sitoplasma dan
tidak menggunakan oksigen sebagai aseptor elektronnya, melainkan zatlain
(Sukmawati, di dalam Ernawati, 2021).

Langkah awal dari glikolisis adalah pemindahan gugus fosfat ATP ke atom
karbon nomor 6 dari glukosa. Sehingga menjadi glukosa 6 fosfat. Senyawa ini akan
memperoleh energi bebas yang dilepaskan oleh gugus fosfat dari ATP.

Langkah selanjutnya, enzim mengkatalisis glukosa 6 fosfat menjadi senyawa


fruktosa 6 fosfat. ATP lainnya memindahkan gugus fosfat kembali ke atom karbon
1sehingga menghasilkan senyawa fruktosa 1,6-difosfat. Penambahan gugus fosfat ini
akan menambah kandungan energinya.
Kemudian terjadi pemecahan secara enzimatik dari fruktosa 1,6-difosfat menjadi
2 senyawa beratom C tiga buah, yaitu dihidroksiaseton fosfat dan 3- fosfogliseraldehida
atau PGAL. Melalui berbagai reaksi kimia tersebut dihasilkan :

a) 2 molekul asam piruvat


b) 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi yang
setara dengan 6 ATP
c) 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

 Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)

Siklus asam sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh
yang berlangsung di dalam matriks mitokondria. Dalam siklus ini tidak hanya
memproses karbohidrat tetapi juga digunakan untuk memproses protein dan lemak,
Sebelum memasuki siklus asam sitrat, molekul piruvat akan teroksidasi menjadi
Acetyl-CoA dan CO². Dalam proses tersebut juga didapatkan NADH. Molekul Acetyl-
CoA yang terbentuk kemudian masuk kedalam siklus asam sitrat. Inti dari proses dalam
siklus asam sitrat ini yaitu

a) Mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul Acetyl-coamenjadi 2


molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A, serta
b) Memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH,
FADH2 dan GTP

Dalam siklus ini dihasilkan 1 molekul ATP, sementara energi bebas yang
terkandung didalam senyawa NADH dan FADH2 kemudian mengalami proses lebih
lanjutb dalam rantai transpor elektron untuk membentuk ATP dan air (H2O).

 Rantai Transport Elektron dan Fosforilasi Oksidatif

Molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk pada proses glikolisis dan siklus
asam sitrat mengalami proses lebih lanjut pada tahap akhir yaitu rantai transport
elektron dan fosforilasi oksidatif. Proses ini berlangsung di dalam membran
mitokondria sebelah dalam. Struktur membran ini amat kompleks, berliku-liku, dan
bersifat mosaik; integritas membran ini amat penting bagi pembentukan ATP yang
menunjang aktivitas hidup. Membran ini harus utuh dan membentuk kantung yang
sama sekali tertutup. Adanya pemecahan atau lubang pada membran dalam akan
merusak kapasitasnya bagi fosforilasi oksidatif, walaupun rantai transfort elektron dari
substrat ke oksigen mungkin masih berlangsung. Dalam keadaan normal, membran ini
tidak tembus oleh ion-ion H+, OH-, K+ dan Cl- Jika membran ini rusak atau
diperlakukan sedemikian rupa sehingga ion-ion ini atau ion tertentu membran,
menembus oksidatif tidak akan terjadi.

Energi yang dihasilkan akan disimpan sebagai cadangan energi seperti :

a) Fosfokreatin (kreatin fosfat) merupakan cadangan energi yang terdapat pada


ototrangka, jantung, spermatozoa, dan otak vertebrata.
b) Fosfoarginin (arginin fosfat): cadangan energi pada otot invertebrata.

Secara umum DNA ditemukan pada sel eukariotik terdapat pada nukleus, akan
tetapi ternyata DNA juga ditemukan pada mitokondria sel hewan, tanaman, dan fungi
dan juga terdapat pada khloroplas sel-sel tumbuhan. Bagaimanapun, nampaknya dan
khloroplas pada sel-sel eukariotik memiliki DNA yang mampu mengkodekan protein
esensial untuk fungsi organel seperti halnya ribosom dan mentransferkannya melalui
RNA untuk melanjutkan proses dengan translasi. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa DNA mitokondria dapat tereplikasi selama interfase.

Selama mitosis masing-masing sel anak akan menerima jumlah mitokondria yang
sama, tetapi belum ada penjelasan terhadap mekanisme pembagian yang sama jumlah
mitokondria pada dua sel anak karena terkadang sel-sel anak tersebut akan memiliki
jumlah mitokondria yang lebih banyak dibanding yang lain. Pengamatan menunjukkan
bahwa satu mitokondria dapat berisi banyak molekul DNA. Dengan demikian jumlah
DNA mitokondria dalam sel tergantung pada jumlah mitokondria, ukuran DNA
mitokondria, dan jumlah molekul DNA mitokondria per mitokondria. Masing-masing
parameter tersebut bervariasi dan berbeda pada setiap tipe sel

C. Struktur dan Fungsi Khloroplas

Khloroplas berisi tiga membran yang disebut thylakoid dan merupakan tempat
terjadinya fotosintesis. Membran tylakoid pada khloroplas bertumpuk-tumpuk, yang
disebut dengan grana (tunggal: granum). Cairan di luar tylakoid disebut stroma,
merupakan tempat terjadinya sintesis karbohidrat. Struktur tumpukan tylakoid tersebut
secara keseluruhan akan menjadi khloroplas, yang kita pahami sebagai tempat terjadinya
fotosintesis. Semua bagian yang berwarna hijau pada tumbuhan memiliki khloroplas,
yang didalamnya terdapat khlorofil sebagai pigmen berwarna hijau. Meskipun semua
bagian tumbuhan memiliki khloroplas, tetapi terutama ditemukan dalam sel mesofil, yaitu
jaringan yang terdapat dalam daun. Umumnya sel mesofil memiliki kira-kira 30-40
khloroplas, yang berukuran 2-4 µm kali 4-7 µm.

Seluruh khlorofil dalam sel tumbuhan berisi membran tylakoid, yang dengan
bantuan cahaya matahari akan memproduksi ATP selama proses fotosintesis.
Fotosintesis pada dasarnya merupakan proses redoks yang membalik arah aliran
elektron. Air terurai, dan elektron ditransfer bersama dengan ion hidrogen dari air ke
karbondioksida yang kemudian mereduksinya menjadi gula.

Fotosintesis merupakan proses rumit yang terdiri dari dua mekanisme dengan
masing-masing memiliki banyak langkah di dalamnya. Dua tahap fotosintesis tersebut
adalah reaksi terang (foto pada fotosintesis) dan siklus calvin (sintesis pada
fotosintesis). Reaksi terang merupakan langkah fotosintesis untuk mengubah energi
matahari menjadi energi kimiawi.

Cahaya yang diserap khlorofil menggerakkan transfer elektron dan hidrogen dari
air ke penerima (aseptor) yang disebut NADP+ (nikotinamida adenin dinukleotida
fosfat), yang berguna untuk menyimpan elektron berenergi untuk sementara. Air terurai
sehingga reaksi terang fotosintesis yang melepas O2 sebagai produk samping. Reaksi
terang menggunakan tenaga matahari untuk mereduksi NADP+menjadi NADPH
dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama dengan nukleus hidrogen atau
H+ . Reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan memberi tenaga bagi penambahan
gugus fosfat pada ADP, melalui proses fotofosforilasi. Sehingga energi cahaya diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk dua senyawa yaitu: NADPH dan ATP. Perlu
diperhatikan bahwa reaksi terang tidak menghasilkan gula, karena gula dihasilkan pada
tahapan kedua fotosintesis yaitu siklus calvin.

Siklus Calvin diawali dengan pemasukan CO2 dari udara ke dalam molekul
organik yang ada dalam khloroplas, yang disebut sebagai fiksasi karbon.Siklus calvin
akan mereduksi karbon terfiksasi tersebut menjadi karbohidrat melalui penambahan
elektron. Karbohidrat yang dihasilkan dari siklus calvin adalah gula berkarbon tiga atau
gliseraldehid 3-fosfat (G3P). Hasil karbohidrat pertama tersebutlah yang dipergunakan
dasar mengklasifikasikan tumbuhan dalam tumbuhan C3. Sedangkan untuk tumbuhan
C4, dinamai demikian karena sebelum siklus calvin maka tumbuhan tersebut
membentuk senyawa berkarbon empat sebagai produk pertamanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sel-sel eukariotik memiliki organel yang mampu mengubah energi menjadi bentuk-
bentuk yang dapat dipergunakan sel untuk melakukan mekanisme kerja serta aktifitasnya,
yaitu mitokondria dan khloroplas. Struktur mitokondria terdiri dari dua membran, yaitu
membran luar yang nampak halus serta membran dalam yang berlekuk dan disebut
sebagai cristae. Energi berupa ATP dihasilkan melalui respirasi seluler dengan tiga
tahapan penting, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan rantai transport elektron serta
fosforilasi oksidatif.

Khloroplas berisi tiga membran yang disebut thylakoid tergabung dalam kantung
(grana), yang terletak dalam matrik (stroma) dan merupakan tempat terjadinya
fotosintesis. 5. Fotosintesis terdiri dari dua tahap yaitu reaksi terang (foto pada
fotosintesis) dan siklus calvin (sintesis pada fotosintesis). Siklus Calvin dengan
pemasukan CO2 dan mereduksi karbon menjadi karbohidrat berbentuk gula berkarbon
tiga atau empat, yang kemudian dipergunakan dasar mengklasifikasikan tumbuhan dalam
tumbuhan C3 atau C4.

B. Saran
Sebagai makhluk hidup hendaknya kita mengetahui sel-sel yang terdapat di dalam
tubuh kita dan fungsinya. Agar kita dapat menjaganya karena sel adalah sesuatu yang
dibentuk dan tidak dapat digantikan juga mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya.
Dari makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih dalam mengenai
mitokondria dan khloropas yang terdapat di dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2021). Biologi Manusia untuk Mahasiswa Kesehatan. Malang: Wijaya Kusuma
Press

Lukitasari. M. (2015). Biologi Sel. Malang: Universitas Negeri Malang


Reece. Mitchell. (2008). Biologi Jl. 1 Ed. 5. Jakarta Timur: Erlangga

Wang. P., Grimm. B. (2021). Connecting Chlorophyll Metabolism with Accumulation of the
Photosynthetic Apparatus. Trends in Plant Sience. 26(5). 484-495

Anda mungkin juga menyukai