Disusun Oleh:
DAFTAR ISI.................................................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Pengertian Anabolisme.....................................................................................3
a. Proses Anabolisme................................................................................3
i
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi kimia pada proses metabolisme terbagi atas beberapa lintasan metabolis, di
mana satu senyawa dapat berubah melalui beberapa proses menjadi senyawa lain. Tiap proses
difasilitasi dengan enzim yang bersifat spesifik.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:
Katabolisme, yaitu reaksi untuk menghasilkan energi dengan cara mengurai
senyawa organik, seperti pemecahan glukosa menjadi piruvat oleh proses respirasi
seluler. reaksi katabolisme ini reaksi pemecahan. Katabolisme ini ialah pemecahan
molekul besar itu menjadi lebih sederhana yang disertai dengan pelepasan energi yang
dengan pelepasan energi yang disebut dengan istilah reaksi exergonic.
1
Anabolisme, yaitu reaksi yang memerlukan energi untuk menyusun
(sintesis) senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat dari
molekul-molekul tertentu. Reaksi anabolisme tersebut ialah suatu reaksi
pembentukan, yakni terjadi sintesis molekul besar dari molekul sederhana atau pun
kecil. Pada proses anabolisme tersebut membutuhkan energi, serta prosesnya disebut
dengan istilah reaksi endogenic.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi
kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan enzim sebagai katalis pada jenjang jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat, yang menjadi substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan
pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini
dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANABOLISME
Proses anabolisme sangat penting bagi tubuh. Tanpa proses ini, kelangsungan
pertumbuhan dan sel sel di dalam jaringan serta organ tubuh kita tidak akan terjadi.
Anabolisme sebagai lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.
Secara garis besar, anabolisme membutuhkan energi dari luar, dalam hal ini
termasuk energi cahaya dan energi kimia. Energi ini kemudian digunakan untuk
mengikat senyawa senyawa sederhana yang dihasilkan untuk menjadi senyawa yang
lebih kompleks. Dalam proses ini energi yang diperlukan tidak hilang, melainkan
tersimpan dalam bentuk ikatan ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme atau biosintesis atau disebut juga dengan asimilasi merupakan
suatu proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau pun
juga molekul kompleks. Senyawa komplek tersebut biasanya disebut dengan
senyawa makromolekul. Makromolekul yang terbentuk tersebut dapat atau bisa
menjadi segala macam bentuk seperti misalnya asam nukleat, lemak, karbohidrat
serta juga protein. Peristiwa tersebut tentu memerlukan energi dari luar, setelah itu
energi tersebut kemudian digunakan untuk mengikat senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks.
a. Proses Anabolisme
Anabolisme ini ialah suatu lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana tersebut menjadi senyawa kimia atau pun juga molekul
kompleks. Proses tersebut membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat atau bisa berupa energi cahaya ataupun juga energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk dapat mengikat senyawa-senyawa
sederhana itu dan menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, di dalam proses
tersebut energi yang diperlukan itu tidak hilang, tetapi justru tersimpan di dalam
sebuah bentuk ikatan ikatan senyawa kimia kompleks yang terbentuk. Di dalam reaksi
anabolisme dibutuhkan energi yang juga diperoleh dari reaksi katabolisme.
Hasil-hasil anabolisme tersebut berguna di dalam fungsi yang esensial. Hasil tersebut
seperti misalnya glikogen serta protein. yakni sebagai bahan bakar di dalam tubuh, asam
3
nukleat untuk kemudian pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, serta juga karbohidrat
tersebut kemudian menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik itu intraselular maupun
ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan tersebut lebih cepat dari perombakannya, maka
organisme tersebut kemudian tumbuh.
Tahap Anabolisme tersebut meliputi 3 tahapan dasar, yaitu :
1. Produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, serta nukleotida.
2. Aktivasi senyawa-senyawa tersebut kemudian menjadi bentuk reaktif dengan
menggunakan energi dari ATP.
3. Penggabungan prekursor tersebut kemudian akan menjadi molekul kompleks, seperti
misalnya polisakarida, protein, lemak, serta juga asam nukleat.
Anabolisme yang memakai energi cahaya tersebut kemudian dikenal dengan
istilah fotosintesis, sedangkan untuk anabolisme yang menggunakan energi kimia yang
dikenal dengan istilah kemosintesis.
4
d. Contoh Proses Anabolisme
Anabolisme ini merupakan suatu proses metabolisme yang mengubah senyawa
sederhana itu menjadi senyawa kompleks. Misalnya seperti :
1. Proses fotosintesis pada tumbuhan
2. Proses Kemosintesis pada bakteri
3. Pembentukan glikogen dari glukosa,
4. pembentukan protein dari asam amino,
5. pembentukan trigliserida dari asam lemak dan
6. gliserol
B. Fotosintesis (Proses Anabolisme memakai energi cahaya)
Fotosintesis, berasal dari kata foto dan sintesis. Foto artinya cahaya, sedangkan
sintesis artinya pembentukan. Jadi, fotosintesis merupakan proses penyusunan atau
pembentukan senyawa kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan
menggunakan energi cahaya. Nantinya proses ini akan menghasilkan glukosa dan oksigen.
Proses fotosintesis terjadi pada kloroplas, dimana kloroplas ini tersusun atas bagian
yang disebut sebagai grana dan cairannya yang disebut stroma. Grana sendiri merupakan
tumpukan tilakoid. Dalam prosesnya, fotosintesis menghasilkan glukosa (C6H1206) yang
disimpan dalam bentuk amilum, serta oksigen (0₂) yang akan dilepaskan. Untuk bisa
melakukan fotosintesis, diperlukan karbondioksida (CO₂) yang diambil dari udara melalui
stomata. Selain itu, diperlukan juga air (H₂O) yang diambil dari tanah oleh akar, lalu
didistribusikan ke daun melalui xilem.
Reaksi kimia fotosintesis diantaranya :
6 CO2 (Karbon dioksida) + 6 H2O (air)+ cahaya matahari -> C6H12O6 (glukosa)
+ 6 02 (oksigen)
5
Dalam prosesnya, fotosintesis terdiri atas dua tahapan utama, Tahap yang pertama
adalah reaksi terang dan tahap yang kedua adalah reaksi gelap.
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana, tepatnya pada bagian membran tilakoid. Pada reaksi
terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan produk yang
akan digunakan saat reaksi gelap, yaitu ATP dan NADPH, serta hasil samping berupa
oksigen (02) yang akan dikeluarkan ke lingkungan melalui stomata.
Dalam reaksi terang, klorofil yang ada pada daun akan menangkap cahaya matahari.
Cahaya menjadi unsur penting di fotosintesis. Jika tidak ada cahaya, maka tidak akan terjadi
reaksi terang. Energi yang ditangkap klorofil tersebut akan digunakan untuk mentransfer
elektron yang akan dipakai dalam pembentukan NADP menjadi NADPH, selain itu tahapan
ini juga melibatkan proses pemecahan molekul air (fotolisis air) menjadi H+ dan Oksigen
(O₂). H* kemudian akan digunakan dalam pembentukan ATP, sedangkan oksigen sebagai
hasil samping akan dikeluarkan melalui stomata ke lingkungan.
Reaksi Gelap
Selanjutnya yaitu reaksi gelap atau yang dikenal sebagai siklus Calvin-Benson.
Reaksi gelap merupakan lanjutan dari reaksi terang. Reaksi gelap terjadi pada stroma. Tujuan
utama reaksi ini adalah menghasilkan karbohidrat dengan cara mengikat karbondioksida di
udara. Meski dalam proses ini tidak memerlukan cahaya secara langsung, bukan berarti
prosesnya tidak bisa berjalan ketika ada cahaya, lho. Asalkan senyawa-senyawa yang
dihasilkan pada reaksi terang sebelumnya yaitu NADPH dan ATP tersedia, maka proses ini
dapat terus berlangsung.
Reaksi gelap secara umum terdiri atas 3 tahap utama, yaitu tahap fiksasi karbon,
tahap reduksi, dan tahap regenerasi.
1. Tahap Fiksasi Karbon
6
Pada tahap fiksasi karbon, karbondioksida (CO₂) akan diikat oleh enzim rubisco
untuk digabungkan dengan RuBP. Selanjutnya, terbentuklah atom karbon yang labil dan
akan segera memecah menjadi 3 fosfogliserat (PGA).
2. Tahap Reduksi
Pada tahap ini, PGA selanjutnya akan direduksi oleh ATP yang diperoleh dari reaksi
terang menjadi 1,3 bisfosfogliserat (PGAL). PGAL kemudian akan direduksi lagi oleh
NADPH yang juga diperoleh dari reaksi terang menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P).
3. Tahap Regenerasi
Pada tahap regenerasi, selanjutnya G3P yang dihasilkan akan dibawa untuk
membentuk glukosa dan sebagian besarnya akan digunakan kembali untuk membentuk
RuBP dengan bantuan ATP.
Bisa disimpulkan bahwa hasil akhir dari proses fotosintesis adalah oksigen (dari
reaksi terang) dan glukosa (dari reaksi gelap).
Dalam biokimia, kemosintesis adalah konversi biologis dari satu atau lebih molekul
yang mengandung karbon (biasanya karbon dioksida atau metana) dan nutrien menjadi bahan
organik menggunakan oksidasi senyawa anorganik (misalnya, gas hidrogen, hidrogen sulfida)
atau metana sebagai sumber energi, bukannya sinar matahari seperti dalam fotosintesis.
Kemoautotrof, organisme yang mendapatkan karbon melalui kemosintesis, secara filogenetik
7
beragam, tetapi juga kelompok yang mencakup taksa yang penting dalam biogeokimia
termasuk proteobacteria gamma dan epsilon pengoksidasi belerang, Aquificae, arkea
metanogenik dan bakteri pengoksidasi besi neutrofilik.
Proses ini biasanya dilakukan oleh mikroorganisme seperti archaebacteria dan bakteri
yang tinggal di dasar laut, contohnya yaitu bakteri belerang Thiobacillus. Di kawah dasar laut
banyak tersedia mineral-mineral hasil muntahan magma, seperti hidrogen sulfida (H ₂S). Nah,
bakteri belerang ini akan bereaksi dengan mengikat oksigen (0 ₂) atau mengoksidasi hidrogen
sulfida (H₂S) menjadi sulfur (S), lalu sulfur akan dioksidasi lagi menjadi asam sulfat (H ₂SO4)
dengan diikuti pembebasan energi kimia.
8
Banyak mikroorganisme kemosintetik yang dikonsumsi oleh organisme lain di lautan,
dan asosiasi simbiosis antara organisme yang melakukan kemosintesis dan heterotrof yang
berespirasi cukup umum. Populasi hewan yang besar dapat didukung oleh produksi sekunder
kemosintetik pada ventilasi hidrotermal, metana klatrat, rembesan dingin, hidrotermal, metana
klatrat, rembesan dingin, runtuhan paus, dan air gua yang terisolasi.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
energi tersebut kemudian digunakan untuk mengikat senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Anabolisme yang memakai energi cahaya tersebut kemudian dikenal dengan istilah
fotosintesis, sedangkan untuk anabolisme yang menggunakan energi kimia yang dikenal
dengan istilah kemosintesis.
Fotosintesis, berasal dari kata foto dan sintesis. Foto artinya cahaya, sedangkan
sintesis artinya pembentukan. Jadi, fotosintesis merupakan proses penyusunan atau
pembentukan senyawa kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan
menggunakan energi cahaya. Nantinya proses ini akan menghasilkan glukosa dan oksigen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Wati Henny. Purnama. 2018. Buku Interaktif Biologi untuk SMA/MA. Kelas XI
Semester 1. Penerbit Intan Pariwara.
pendidikan.co.id. 2021. Anabolisme, pengertian anabolisme, ciri, fungsi, peran, reaksi dan
contoh
Erilia. Erika. 2020. Arti Fotosintesis dan kemosintesis & Apa Saja Perbedaannya. Tirto.id
12
13