Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANTAR BIOLOGI

“ANABOLISME”

OLEH.

Kelompok 2:

Irna (NPM 202205009)

Rubiana (NPM 202205010)

Sunarto (NPM 202205005)

Ardi (NPM 202205015)

Dosen Pengampu:

Muhammad Ardiansyah, S.Pi,M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PRODI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “ANABOLISME”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya untuk itu, kami mohon maaf dan
siap menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari Bapak agar kami bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Mamuju 22 september 2022

KELOMPOK 2

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3

A. Latar belakang.......................................................................................3
B. Rumusan masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
A. Pengertian anabolisme...........................................................................4
B. Proses anabolisme.................................................................................5
C. Ciri-ciri dan contoh anabolisme...........................................................8
D.Hormon yang berperan dalam proses anabolisme..................................16
E.Penyakit anabolisme...............................................................................18
BAB III PENUTUP.......................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran......................................................................................................20
C. Daftar pustaka .......................................................................................21

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi didalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat seluler. Secara umum, metabolisme memiliki dua
arah lintasan reaksi kimia oragnik, yaitu katabolisme dan anabolisme. Kedua arah
lintasan metabolisme diperlukan setiap untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan
metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormone, dan
dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa
organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi
kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat
yang berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat
pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu
jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu
biologi yang disebut metabolomika. Seperti halnya lintasan kimia anabolisme yang
merupakan reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu
untuk diserap oleh sel tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian anabolisme?
2. Bagaimana proses anabolisme?
3. Bagaimana ciri anabolisme?
4. Bagaimana hormon dan penyakit anabolisme?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian anabolisme.
2. Mengetahui proses anabolisme.
3. Mengetahui ciri anabolisme.
4. Mengetahui hormon dan penyakit anabolisme.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANABOLISME
Anabolisme atau disebut juga dengan asimilasi merupakan suatu proses
penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau molekul yang
lebih kompleks. Senyawa kompleks tersebut biasanya disebut juga dengan
senyawa makromolekul.

Makromolekul yang terbentuk dapat menjadi asam nukleat, lemak, karbohidrat


serta protein. Anabolisme terdiri dari tiga tahapan dasar, diantaranya produksi
prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Aktivasi senyawa-
senyawa menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP dan penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak,
dan asam nukleat.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil


tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam
nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Proses anabolisme bisa terganggu bila
ada masalah pada hormon yang terlibat di dalamnya. Diantara beberapa masalah
yang mungkin terjadi pada masing-masing hormon tersebut adalah Resitensi
insulin, Defisiensi hormon pertumbuhan (GHD), Kadar testosteron yang abnormal
dan lain-lain.

Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal yaitu:

 Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul


yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil.
 Anabolisme merupakan proses yang membutuhkan energi sedangkan
katabolisme adalah proses yang melepaskan energi.
 Anabolisme merupakan reaksi reduksi sedangkan katabolisme merupakan
reaksi oksidasi. Sering kali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula
proses katabolisme.

4
Dalam mempelajari makromolekul terdapat ilmu yang bernama biologi
molekuler yang memiliki implikasi sangat luas terhadap pemahaman manusia
mengenai fenomena hidup. Buku Biologi Molekular dapat Grameds pelajari untuk
lebih memahami hal tersebut.

B. PROSES ANABOLISME

Gambar 1.

Anabolisme ini ialah suatu lintasan metabolisme yang menyusun beberapa


senyawa organik sederhana tersebut menjadi senyawa kimia atau pun juga molekul
kompleks. Proses tersebut membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
didalam reaksi ini dapat atau bisa berupa energi cahaya ataupun juga energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk dapat mengikat senyawa-senyawa
sederhana itu dan menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, di dalam proses
tersebut energi yang diperlukan itu tidak hilang, tetapi justru tersimpan di dalam
sebuah bentuk ikatan-ikatan kimia disenyawa kompleks yang terbentuk. Di dalam
reaksi anabolisme dibutuhkan energi yang juga diperoleh dari reaksi katabolisme.
Reaksi pada sel tersebut bisa atau dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
reaksi anabolisme tersebut ialah suatu reaksi pembentukan, yakni terjadi sintesis
molekul besar dari molekul sederhana atau pun kecil. Pada proses anabolisme
tersebut membutuhkan energi, serta prosesnya disebut dengan istilah reaksi
endogenic. Reaksi katabolisme ini reaksi pemecahan. Katabolisme ini ialah
pemecahan molekul besar itu menjadi lebih sederhana yang disertai dengan

5
pelepasan energi yang disebut dengan istilah reaksi exergonic. Total penjumlahan
dari reaksi anabolisme serta katabolisme ini disebut dengan metabolisme
(pembentukan serta pemecahan).

Contoh dari proses katabolisme ini ialah respirasi, sedangkan untuk contoh
proses anabolisme itu ialah fotosintesis (Green et al, 1988). Hasil-hasil anabolisme
tersebut berguna di dalam fungsi yang esensial. Hasil tersebut seperti misalnya
glikogen serta protein yakni sebagai bahan bakar di dalam tubuh, asam nukleat
untuk kemudian pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, serta juga
karbohidrat tersebut kemudian menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik itu
intraselular atau pun juga ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan tersebut lebih
cepat dari perombakannya, maka organisme tersebut kemudian akan tumbuh.

Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana


mencakup:

 Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa

Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa


menjadi glikogen untuk disimpan didalam hati. Lintasan ini diaktivasi didalam
hati. Oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang
meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan, atau
teraktivasi pada akhir siklus cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme
pada lintasan ini disebut glikogenosis.

 Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain

Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh


selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa didalam
plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan
glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan
produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam
laktat, dan asam oksaloasetat.

6
Anabolisme tersebut meliputi 3 tahapan dasar yaitu:

 Produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, serta nukleotida.


 Aktivasi senyawa-senyawa tersebut kemudian menjadi bentuk reaktif dengan
menggunakan energi dari ATP.
 Penggabungan prekursor tersebut kemudian akan menjadi molekul kompleks,
seperti misalnya polisakarida, protein, lemak, serta juga asam nukleat.

Anabolisme yang memakai energi cahaya tersebut kemudian dikenal dengan


istilah fotosintesis, sedangkan untuk anabolisme yang menggunakan energi kimia
yang dikenal dengan istilah kemosintesis.
Anabolisme sering juga disebut sebagai bagian dari proses metabolisme
konstruktif. Hal ini berhubungan dengan fungsi anabolisme sebagai pembangun
sel-sel baru, menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh, serta menyimpan energi
untuk penggunaan di kemudian hari.

Fungsi anabolisme lainnya adalah mengubah molekul kecil menjadi bentuk


yang lebih kompleks, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk melakukan
tugasnya ini, proses anabolisme melibatkan hormon tertentu, seperti: Insulin:
hormon yang dibuat di pankreas dan bertugas mengatur level glukosa di dalam
darah. Tanpa kehadiran insulin, tubuh tidak akan bisa menyerap glukosa.

Hormon pertumbuhan: hormon yang dibuat di kelenjar pituitari dan berfungsi


merangsang pertumbuhan tubuh manusia. Testosteron: hormon yang memengaruhi
karakteristik pada pria, misalnya suara yang lebih berat, tumbuhnya bulu di rambut
(kumis dan jenggot), hingga kondisi otot dan tulang yang lebih kuat.

Estrogen, hormon ini terdapat pada pria dan wanita dan berperan membangun
karakteristik wanita, misalnya pertumbuhan payudara. Hormon ini juga bertugas
menguatkan massa tulang. Adanya gangguan pada hormon dalam proses
anabolisme ini akan sangat memengaruhi metabolisme Anda secara keseluruhan.
Pada kasus yang disengaja, misalnya membatasi energi untuk melunturkan lemak
tubuh, maka ada perubahan anabolisme yang terjadi di dalam tubuh Anda.

7
Studi menyebut bahwa orang yang dengan sengaja membatasi asupan energi
dalam diet antilemak mereka, maka kadar hormon pertumbuhan dan insulin juga
ikut turun. Pada pria, level hormon testosteron juga akan berkurang, sekalipun ia
mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi protein selama diet.

Dengan kata lain, Anda harus lebih memahami cara kerja anabolisme agar
penurunan berat badan tidak memengaruhi metabolisme secara keseluruhan. Bila
perlu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menjalani diet yang aman
bagi tubuh.

C. CIRI CIRI DAN CONTOH ANABOLISME

1. Ciri-ciri anabolisme

Anabolisme merupakan suatu proses sintesis molekul kimia kecil itu menjadi
molekul yang lebih besar, sedangkan untuk katabolisme merupakan suatu proses
penguraian molekul besar itu menjadi molekul kecil. Anabolisme ini ialah suatu
proses yang membutuhkan energi sedangkan untuk katabolisme merupakan proses
yang melepaskan energi.

Anabolisme ini ialah sebuah reaksi reduksi sedangkan untuk katabolisme ini
ialah reaksi oksidasi. Sering kali hasil akhir anabolisme tersebut merupakan
senyawa pemula proses katabolisme.

(Wiradikusumah, 1985), Anabolisme ini memungkinkan tubuh untuk dapat


membangun atau juga menumbuhkan sel-sel baru serta memelihara jaringan tubuh.

Proses ini kemudian menggunakan energi yang dihasilkan reaksi katabolisme,


serta kemudian dipengaruhi oleh segala macam hormon serta enzim untuk dapat
membentuk serta memperbaiki sel dan juga jaringan.

Contoh dari adanya proses anabolisme antara lain ialah seperti pada
pertumbuhan serta juga mineralisasi tulang, dan juga pada peningkatan massa otot.

8
2. Contoh anabolisme

Anabolisme tersebut terjadi pada saat senyawa sederhana serta unsur-unsur


tersebut direaksikan pada mkhluk hidup untuk kemudian menghasilkan senyawa
organik yang lebih kompleks. Anabolisme tersebut menggunakan sumber energi
seperti halnya cahaya matahari atau pun juga zat kimia, supaya senyawa serta
unsur-unsur tersebut bisa atau dapat digabungkan menjadi senyawa kompleks.
Contoh dari anabolisme ialah fotosintesis yang terjadi pada tanaman.

3. Fotosintesis

Fotosintesis ini merupakan suatu proses yang digunakan oleh tanaman yang
mana energi dari sinar matahari tersebut digunakan untuk dapat mengubah karbon
dioksida (CO2) serta air (H2O) itu menjadi molekul zat gula atau juga glukosa
(C6H12O6) yang dibutuhkan sebagai pertumbuhan. Proses tersebut kemudian
dibantu oleh enzim serta klorofil. Klorofil ini merupakan pigmen hijau daun yang
terdapat di kloroplas, organel di dalam sel tanaman.

Reaksi kimia fotosintesis diantaranya : 6 CO2 (Karbon dioksida) + 6 H2O (air) +


cahaya matahari –> C6H12O6 (glukosa) + 6 O2 (oksigen).

Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pikmen hijau daun


(klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman
yang disebut palisade atau jaringan tiang dan sel-sel jaringan bunga karang yang
disebut spons.

Kloroplas tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut:

a. Stroma, yaitu struktur kosong didalam kloroplas, merupakan tempat


glukosa terbentuk dari karbondioksida.
b. Tilakoid, yaitu struktur cakram bertumpuk-tumpuk, yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas, dan berfungsi menangkap energy
cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia.
c. Grana, yaitu selubung tangkai penghubung tilakoid.

9
Gambar 3. kloroplas

Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan yang


berfungsi menyerap cahaya radiasi elektromagnetik pada spectrum kasat mata.
Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a dapat
menyerap cahaya merah dan biru keunguan, klorofil a sangat berperan dalam
reaksi gelap fotosintesis. Sedangkan klorofil b merupakan klorofil yang mampu
menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Didalam kloroplas, selain klorofil
juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin dan fikobilin.

Jadi, hanya tumbuhan yang dapat melakukan fotosintesis karena mengandung


kloroplas pada daunnya, oleh karena itu tumbuhan merupakan produsen makanan
(karena dapat menghasilkan makanan dan dengan bantuan cahaya matahari), dan
disebut juga organisme autotrof (auto=sendiri, trophic=makanan), yaitu organisme
yang dapat membuat makanan sendiri.

Proses reaksi fotosintesis dalam tumbuhan tinggi dibagi menjadi dua tahap,
yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Untuk mengetahui bagaimana proses reaksi
tersebut, mari cermati uraian berikut ini:

a. Reaksi terang

Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya
dan diubah menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi
NADPH. Proses ini disebut tahap reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul
H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH, dan O2 dilepaskan

10
sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan
reaksi endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian, reaksi
terang dapat dituliskan dengan persamaan:

Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme


penyimpanan energi matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk
energi kimia. Proses ini disebut fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi.

Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi cahaya memacu pelepasan
elektron dari fotosistem didalam membran tilakoid, fotosistem adalah tempat
berkumpulnya berates-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron
melalui sistem transport menghasilkan ATP dan NADPH.

ATP dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur non siklik, yaitu elektron
mengalir dari molekul air, kemudian melalui fotosistem II dan fotosistem I.
Elektron dan ion hydrogen akan membentuk NADPH dan ATP. Oksigen yang
dibebaskan berguna untuk respirasi aerop.

Pusat reaksi pada fotosintesis I mengandung klorofil a, disebut sebagai P700


karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm. Pusat
reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680,
karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm.

b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)

11
Disebut juga siklus calvin-benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena
tidak tergantung secara langsung dengan cahaya matahari. reaksi gelap terjadi di
stroma. Namun demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi
gelap

Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon
dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi dan
RuBp (Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang mempunyai 5
atom karbon. Relasi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:

a). karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bisfosfat yang terjadi atas 5
karbon) menjadi senyawa 6 karbon yang labil, senyawa 6 karbon ini
kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).

b). masing masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima
hydrogen serta e- dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL
(fosfogliseraldehida).

c). tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.

d). dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ketahap awal menjadi RuBp, dan
seterusnya RuBp akan mengikat CO2 yang baru.

e). Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat.


Molekul ini merupakan precursor (bahan baku) untuk produk akhir
menjadi molekul sukrosa yang merupakan karbohidrat untuk diangkut
ketempat penimbunan tepung pati yang merupakan karbohidrat yang
tersimpan sebagai cadangan makanan.

12
Gambar 2. Siklus calvin

4. kemosintesis

Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof, yang


mampu menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik
dengan bantuan energi kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia disini adalah
energi yang diperoleh dari suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi
kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat pada mikroorganisme dan
bakteri autotrof. Bakteri sulfur yang tidak berwarna memperoleh energi dari
proses oksidasi senyawa H2S. jangan disamakan dengan bakteri sulfur yang
berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena
memliki klorofil, dengan reaksi sebagai berikut:

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe++ (ferro)
menjadi ferri. Bakteri nitrogen dengan melakukan oksidasi senyawa tertentu
dapat memperoleh energi untuk mensintesis zat organik yang diperlukan.
Bakteri nitrosomonas dan nitrococcus memperoleh dengan cara mengoksidasi
NH3 yang telah membentuk senyawa ammonium, yaitu amonium karbonat
menjadi asam nitrit, dengan reaksi:

13
Bakteri nitrogen yang lain, nitrobacter, mengubah nitrit menjadi nitrat
dengan reaksi sebagai berikut:

5. sintesis lemak

Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A.


metabolisme gliserol memliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu
melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis lemak atau asam lemak diperlukan
suatu ko-enzim A yang berfungsi untuk memutuskan atau memecahkan dua
bagian atom C (karbon)nya untuk membentuk asetil ko-A. karena pemutusan
rantai karbonnya terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak,
maka reaksinya dinamakan beta oksidasi. Beta oksidasi adalah suatu proses
yang berlangsung secara berulang-ulang sehingga semua atom karbon (C) pada
rantai lemak berubah menjadi asetil Ko-A.

Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi
beta oksidasi disebut juga sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam
piruvat sebagai hasil akhir metabolisme gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama
akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang merupakan langkah terakhir
dari metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh memerlukan
oksigen lebih banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi
dibandingkan dengan proses oksidasi karbohidrat. Hal ini dimungkinkan karena
perbandingan C : H : O molekul lemak jauh lebih besar dibandingkan dengan
molekul karbohidrat. Misalnya, perbandingan C : H : O pada glukosa jauh lebih
rendah, yaitu 6 : 12 : 6. Perbedaan ini mengakibatkan nilai pembakaran yang
jauh berbeda. Satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram
karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

14
Gambar 3.

6. protein sintesis

Sintesis protein didalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan
melibatkan DNA, RNA dan ribosom.

Suatu ikatan molekul peptide terbentuk apabila gugus amino dari satu asam
amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Secara
berurutan, apabila dua asam amino bergabung, maka akan terbentuk molekul
tripeptida, dan seterusnya. Dengan demikian, apabila terjadi penggabungan
asam amino dalam jumlah besar, maka akan terbentuk molekul yang disebut
sebagai polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah suatu polipeptida.

Setiap sel dari organisme berkemampuan untuk mensintesis protein-protein


tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat
terjadi, karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting
sebagai pengatur sintesis protein sel. Substansi-substansi tersebut adalah DNA
dan RNA.

Anabolisme ini merupakan suatu proses anabolisme yang mengubah senyawa


sederhana itu menjadi senyawa kompleks. Misalnya seperti pembentukan
glikogen dari glukosa, pembentukan protein dari asam amino, pembentukan
trigliserida dari asam lemak dan gliserol yang dapat kamu pelajari bersama
dengan dasar manusia lainnya pada buku Biologi Dasar Manusia.

15
D. HORMON YANG BERPERAN DALAM PROSES ANABOLISME

Anabolisme adalah proses pembentukan molekul kompleks di dalam tubuh


dari sel yang lebih sederhana sehingga membutuhkan energi. Sementara,
katabolisme adalah pemecahan molekul kompleks menjadi sel yang lebih
sederhana sehingga akan melepas energi. Di dalam tubuh, anabolisme berproses
secara simultan dengan katabolisme. Proses inilah yang kemudian kamu kenal
dengan istilah metabolisme.

Anabolisme sering juga disebut sebagai bagian dari proses metabolisme


konstruktif. Hal ini berhubungan dengan fungsi anabolisme sebagai pembangun
sel-sel baru, menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh, serta menyimpan
energi untuk penggunaan di kemudian hari. Fungsi anabolisme lainnya adalah
mengubah molekul kecil menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti
karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk melakukan tugasnya ini, proses
anabolisme melibatkan hormon tertentu, seperti:

1. Hormon pertumbuhan

Hormon ini dibuat di kelenjar pituitari (kelenjar kecil di sebelah bawah otak).
Fungsinya mengatur pertumbuhan tubuh. Terlalu banyak hormon pertumbuhan
pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan seseorang tumbuh lebih tinggi dari
rata-rata (gigantisme). Sedangkan jika terlalu sedikit dapat menyebabkan tinggi
tubuh kurang dari rata-rata (dwarfisme).

2. Insulin-like growth factors [IGF-1 dan IGF-2]

Insulin-like growth factors menstimulasi produksi protein dan lemak. IGF-I


dan IGF-2, yang bekerja sama dengan hormon pertumbuhan, berperan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang serta berbagai jaringan tubuh,
termasuk kelenjar susu dan dalam terjadinya proses reproduksi (prokreasi).
Hormon ini mengendalikan produksi hormon pertumbuhan oleh kelenjar
hipofisis (pituitari), serta kadar gula dalam darah.

16
3. Insulin

Hormon ini dibuat oleh kelenjar pankreas. Insulin bertugas mengatur kadar
glukosa (gula) dalam darah, membantu tubuh mengubah makanan yang
dikonsumsi menjadi energi, dan membantu menyimpan cadangan energi. Sel
tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa tanpa insulin.

4. Testosteron

Testosteron ini merupakan hormon laki-laki yang diproduksi pada testis.


Testosteron tersebut menyebabkan terbentuknya sperma serta perkembangan
karakteristik seks pria, seperti misalnya suara yang lebih berat, otot yang lebih
besar, serta juga pertumbuhan rambut di wajah dan juga tubuh. Hormon
testosteron ini juga memainkan peran penting di semua tubuh disebabkan karna
berdampak kepada otak, tulang dan juga massa otot, sistem pembuluh darah,
distribusi lemak, organ, tingkat energi, serta juga fungsi seksual. Tidak hanya
pada pria, hormon testosteron tersebut juga diproduksi di dalam tubuh wanita,
namun jumlahnya itu lebih sedikit. Pada wanita, hormon tersebut diproduksi di
dalam ovarium.

5. Estrogen

Estrogen adalah hormon wanita yang diproduksi di dalam ovarium (dan


plasenta selama kehamilan). Hormon estrogen bertanggung jawab dalam
memperkuat jaringan tulang, mengembangkan karakteristik bentuk tubuh
perempuan, seperti payudara, berperan dalam penebalan jaringan di rahim
(endometrium), dan mengatur siklus menstruasi. Dalam jumlah kecil, estrogen
juga diproduksi di jaringan lemak dan otot. Ini adalah sumber utama estrogen
pada wanita yang telah melalui masa menopause. Pria juga memproduksi
hormon estrogen, namun jumlahnya lebih sedikit.

17
E. PENYAKIT ANABOLISME

Adanya gangguan pada hormon dalam proses anabolisme ini akan sangat
memengaruhi metabolisme secara keseluruhan. Pada kasus yang disengaja,
misalnya membatasi energi untuk melunturkan lemak tubuh, maka ada
perubahan anabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Studi menyebut bahwa
orang yang dengan sengaja membatasi asupan energi dalam diet antilemak
mereka, maka kadar hormon pertumbuhan dan insulin juga ikut turun. Pada pria,
level hormon testosteron juga akan berkurang, sekalipun ia mengonsumsi
makanan atau minuman yang tinggi protein selama diet. Berikut beberapa
masalah lainnya yang mungkin terjadi akibat terganggunya proses anabolisme:

1. Resitensi insulin

Kondisi ini terjadi ketika sel di dalam tubuh tidak dapat merespons sinyal
yang dikirim hormon insulin. Akibatnya, tubuh tidak bisa mengonversi gula
(glukosa) yang ada dalam darah menjadi energi. Untuk menambal kekurangan
energi ini, pankreas memproduksi lebih banyak insulin. Jika hal ini berlangsung
terus-menerus, maka level gula darah akan meningkat dan berisiko terkena
diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga sindrom
metabolik.

2. Defisiensi hormon pertumbuhan [GHD]

Defisiensi hormon pertumbuhan atau growth hormone deficiency (GHD)


terjadi ketika kelenjar pituitari tidak memproduksi cukup hormon pertumbuhan.
Growth hormone deficiency (GHD) paling sering terjadi pada anak-anak dan
dapat mengakibatkan tinggi anak berada di bawah rata-rata serta pubertas yang
terlambat. Setelah pubertas, hormon pertumbuhan akan memainkan perannya
sebagai pembantu dalam proses anabolisme. Kekurangan hormon ini juga dapat
membuat orang dewasa menderita Growth hormone deficiency (GHD),
meskipun kasus ini jarang ditemukan.

18
3. Kadar testosterone abnormal

Hormon testosteron yang terlalu tinggi biasanya disebabkan konsumsi obat-


obatan tertentu, misalnya steroid anabolik pada atlet. Pada pria, kadar
testosteron yang terlalu tinggi akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan,
misalnya jumlah sperma yang sedikit, pembengkakan prostat, hingga sakit
kepala dan mood swing. Pada wanita, hormon testosteron yang terlalu tinggi
juga dapat mengakibatkan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Kondisi ini ditandai dengan munculnya kumis dan jenggot, siklus menstruasi
tidak beraturan, hingga kenaikan berat badan. Sebaliknya, hormon testosteron
juga bisa menyusut dan membuat proses anabolisme terganggu. Hal ini biasanya
ditandai dengan kerontokan rambut, impotensi, hingga bertambah besarnya
ukuran payudara.

4. kadar estrogen abnormal

Jika kadar hormon estrogen di dalam tubuh terlalu tinggi akan


mengakibatkan penyakit tiroid, penggumpalan darah, serangan jantung, stroke,
hingga kanker payudara maupun rahim. Pada pria, tingginya kadar estrogen
dapat mengakibatkan depresi. Sebaliknya, bila hormon estrogen di dalam tubuh
terlalu rendah, mood swing, kelelahan, dan susah fokus. Tulang pun menjadi
lebih rawan retak karena kepadatannya berkurang seiring dengan sedikitnya
estrogen di dalam tubuh, Grameds.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anabolisme ini ialah suatu lintasan metabolisme yang menyusun beberapa


senyawa organik sederhana tersebut menjadi senyawa kimia atau pun juga
molekul kompleks. Proses tersebut membutuhkan energi dari luar. Energi yang
digunakan didalam reaksi ini dapat atau bisa berupa energi cahaya ataupun juga
energi kimia.

Dalam mempelajari makromolekul terdapat ilmu yang bernama biologi


molekuler yang memiliki implikasi sangat luas terhadap pemahaman manusia
mengenai fenomena hidup. Buku Biologi Molekular dapat Grameds pelajari
untuk lebih memahami hal tersebut.

Fungsi Anabolisme:

 Pembangun sel-sel baru.


 Menjaga kesehatan jaringan tubuh.
 Penyimpanan energi
 Mengubah molekul kecil menjadi bentuk yang lebih kompleks.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Kritik
dan saran dari pembaca sengat diharapakan agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini. Terimah kasih

20
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmusaku.com/pengertian-anabolisme-adalah-4-contoh-dan-fungsinya/

https://www.gramedia.com/literasi/anabolisme/

https://tampatbalajar.blogspot.com/2019/07/makalah-anabolisme.html

http://aishie123.blogspot.com/2013/10/makalah-anabolisme.html

21

Anda mungkin juga menyukai