Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

KONSEP METABOLISME DAN PENGATURAN SUHU DALAM TUBUH

OLEH KELOMPOK 2

NAMA: NIM:

1.ANANDA RIZKI MAULIYAH PO530320923823

2.ANGELUIS SABON RAIN PO530320923824

3.CAROLINA MEIYUN DIANDIRA PO530320923825

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TINGKAT 1(A)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Metabolisme dan Pengaturan Suhu dalam Tubuh” ini,yang bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh Bapak Fransiskus S.Onggang,S.Kep.Ns.MSc pada mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar.

Dalam penulisan makalah ini, kami mendapat bantuan berupa dukungan dari berbagai
pihak.Oleh karena itu melalui penulisan makalah ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada
khususnya.Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan
makalah ini.Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Kupang,16 Agustus 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................4

LATAR BELAKANG...............................................................................4

TUJUAN PEMBELAJARAN...................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................5

METABOLISME...................................................................................5

JALUR METABOLISME......................................................................5

1.KATABOLISME.............................................................................5

2.ANABOLISME ..............................................................................6

ENZIM..................................................................................................7

METABOLISME KARBOHDRAT DAN LEMAK................................9

1.METABOLISME KARBOHIDRAT...............................................9

2.METABOLISME LEMAK............................................................11

3.METABOLISME PROTEIN.........................................................14

HORMONAL DALAM METABOLISME...........................................16

PENGATURAN SUHU TUBUH..........................................................20

VITAMIN DAN MINERAL .................................................................22

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makhluk hidup di muka bumi ini selalu memerlukan energi dalam kehidupannya sehari-
hari. Dalam proses penyediaan energi baik pada tumbuhan maupun manusia,selalu melalui
berbagai rentetan reaksi kimia. Seluruh proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi di dalam
sel yang berupa reaksi penyusunan energi dan reaksi penggunaan energi biasa kita sebut
dengan metabolisme

Metabolisme juga dapat diartikan sebagai proses pengolahan (pembentukan dan penguraian
"katabolisme dan anabolisme") zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Di dalam proses metabolisme terdapat beberapa bahan yang berperan di dalamnya
di antaranya oksigen, karbohidrat, lemak, dan air, sedangkan hasil dari proses metabolisme
itu sendiri adalah CO2, H2O, dan energi.

Metabolisme sangat berperan dalam pertahanan suhu tubuh karena produksi panas tubuh
sangat bergantung pada oksidasi bahan bakar yang berasal dari makanan. Panas tubuh ini
dihasilkan oleh aktifitas metabolik dalam otot, tulang, dan hati. Panas berlebihan biasanya
disebabkan oleh kombinasi suhu luar, kegiatan fisik, dan keringat. Sebaliknya, kehilangan
panas disebabkan oleh aktifitas kulit, yaitu penguapan air dari paru-paru dan organ ekskresi.
Termoregulasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk mempertahankan panas
tubuhnya. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi
adalah elemen-elemen dari homeostasis.

Tujuan Pembelajaran

Menjelaskan dan memahami konsep metabolisme dan pengaturan suhu dalam tubuh :

1. Untuk Mengetahui apa itu Metabolisme ?


2. Untuk Mengetahu Apa itu Metabolisme Karbohidrat dan Metabolisme Lema ?
3. Untuk Mengetahu Apa itu Metabolisme Protein dan Metabolisme Asam Amino ?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana pengaturan Hormonal dalam Metabolisme ?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana cara Pengaturan Suhu dan Pengukuran BMR ?
6. Untuk Mengetahui Apa itu Vitamin dan Mineral dan fungsi Mikronutrient dalam
tubuh ?

4
BAB 2

PEMBAHASAN

METABOLISME

Metabolisme adalah yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup maupun di dalam sel.
Metabolisme seluler terjadi dikaralisis oleh enzim dan interaksi antar enzim melalui
serangkaian reaksi kimia yang terjadi secara spontan. Reaksi - reaksi ini selain melibatkan
berbagai jenis metabolite juga dapat menghasilkan energi maupun mendaur ulang komponen
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Proses metabolisme bersifat spesifik dan berjalan
simultan tanpa kesalahan karena diregulasi oleh DNA di nukleus dengan hasil ekspresi yang
dapat berupa protein di sitoplasma, reticulum endoplasma maupun jenis translokasi protein
yang lain. Fenotipe yang terbentuk berasal dari aliran DNA ke RNA menjadi protein melalui
proses transkripsi dan translasi.

JALUR METABOLISME

1.Katabolisme

Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk menghasilkan energi utama


(karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi
enzimatik yang berurutan. Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik seperti pada
gambar di bawah ini.

5
Tahap 1 Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya.
Jadi,polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak,
gliserol, dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi 20 komponen asam
aminonya. (Albert L.Lehninger, 2000).

Pada tahap katabolisme II: berbagai produk yang terbentuk di dalam tahap I dikumpulkan dan
diubah menjadi sejumlah(lebih kecil) molekul-molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa,
pentosa, dan gliserol dari tahap I diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon :
piruvat, yang kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari asetil-
koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka karbon dari hampir semua
asam amino juga dipecah membentuk gugus asetil-KoA Asctil-KoA merupakan produk akhir
yang bersifat umurn dari tahap II katabolisme

.Pada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA diberikan pada siklus asam sitrat, vaitu, lintas
aklur \ang beiMtat unrum yang dilalui oleh nutrien penghasil energi. l). Di sini, terjadi
oksidasi nutrien, menghasiikan karbon dioksida, air dan amonia (I produk nitrogen lain).
Lintas akhir katabolisme karenanya menyerupai sungai yang luas, yang dialiri dari berbagai
cabang anak sungai.

2.Anabolisme

Anabolisme, yaitu jalur sintesis atau pembentukan senyawa kompleks dari reaksi kimia
yang melibatkan senyawa-senyawa sederhana. Anabolisme akan menghasilkan senyawa baru
yang akan digunakan untuk proses-proses penting di dalam tubuh. Reaksi-reaksi anabolisme
tentunya memerlukan asupan energi (ATP) sehingga bersifat endotermik. Contoh reaksi
anabolisme di antaranya adalah sintesis protein dari asam amino; proses fotosintesis; dan
sintesis DNA zat pati asam amino.

ENZIM

Enzim adalah protein yang mempunyai aktivitas biokatalis. Aktivitas biokatalis yaitu
mempercepat reaksi biokimia, tidak mengalami perubahanbiofisik selama reaksi, tetapi
berubah kembali setelah reaksi selesai. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat
mengkatalisis reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk
kehidupan.

Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis, daya
katalisisnya, dan cara terbentuknya.

1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya

a) Endoenzim

Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel.
Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk
pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses
respirasi.

6
b) Eksoenzim

Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel.
Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul
yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam
proses kehidupan sel.

2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis

Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi beberapa golongan
yaitu:

a) Oksidoreduktase

Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan elektron,


hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen
peroksidase (katalase). Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim
oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.

b) Transferase

Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul yang
lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut; Transaminase adalah transferase
yang memindahkan gugusan amina, Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan
gugusan fosfat, Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.

c) Hidrolase

Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:


Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil, Lipase
adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida), Peptidase adalah hidrolase yang
menghidrolisis protein dan polipeptida.

d) Liase

Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari suatu
molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah: L malat hidroliase (fumarase)
yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan
fumarat, Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.

e) Isomerase

Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu: Rasemase,


merubah l-alanin D-alanin, Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat, Cis-
trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal, Intramolekul ketol isomerase, merubah

7
gliseraldehid-3-fosfat dihidroksi aseton fosfat,Intramolekul transferase atau mutase merubah
metilmalonil-CoAsuksinil-CoA

f) Ligase

Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul


pirofosfat dari nukleosida trifosfat.

3. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya

a) Enzim konstitutif

Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal, sehingga enzim
tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun demikian ada
enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan
enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi olehkadar
substratnya.

b) Enzim adaptif

Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu. Induksi


menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai beberapa ribu kali.
Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai
contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat
menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase
adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag
tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak
laktosa.

8
METABOLISME KARBOHIDRAT DAN LEMAK

1.Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa karbonil alami dengan beberapa gugus hidroksil. Senyawa-
senyawa ini menyusun sebagian besar bahan organik didunia karena peran multipelnya pada
semua bentuk kehidupan.

Pertama, karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara
metabolisme. Contohnya pati pada tumbuh-tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah
polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa, bahan bakar utama untuk
pembentukan energi. ATP, sebagai alat tukar energi bebas yang universal adalah merupakan
derivat gula terfosforilasi. Kedua gula ribosa dan deoksiribosa pembentuk sebagian kerangka
struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan
ekspresi informasi genetik. Ketiga, polisakarida adalah elemen struktur dinding sel bakteri
dan tumbuh-tumbuhan. Contohnya adalah selulosa suatu komponen utama dinding sel
tumbuh-tumbuhan yang merupakan satu senyawa organik yang melimpah ruah pada biosfer.
Keempat,karbohidrat berikatan dengan banyak senyawa protein dan lipida. Misalnya, unit-
unit gula glikofirin, suatu protein tunggal integral membran, memberi sel-sel darah merah
satu lapisan anion yang sangat polar. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa unit-unit
karbohidrat pada permukaan sel memainkan peranan kunci pada proses pengenalan antarsel.

Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain adalah glukosa yang terdapat dalam
darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh
selsel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Contoh karbohidrat yang terdapat pada
bahan makanan adalah amilum atau pati dan sukrosa (gula tebu).

Energi yang terkandung dalam karbohidrat pada dasarnya berasal dari energi
matahari.Karbohidrat dalam hal ini glukosa dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan
bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah
menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain seperti pada buah atau umbi. Proses
pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut reaksi atau proses fotosintesis:

Enzim yang bekerja pada metabolisme karbohidrat adalah Amilase,yaitu jenis enzim yang
memiliki tugas utama untuk mencerna karbohidrat kompleks (pati) menjadi karbohidrat
sederhana (glukosa). Berdasarkan bagian tubuh yang memproduksinya, enzim amilase
dibedakan menjadi dua jenis, yakni amilase ptialin dan amilase pankreas.

1.Enzim amilase ptialin, yaitu enzim amilase yang diproduksi oleh kelenjar ludah dan
bertugas memecah karbohidrat atau pati menjadi gula sederhana di dalam mulut.

9
2.Enzim amilase pankreas, yaitu enzim amilase yang diproduksi oleh pankreas. Enzim ini
berfungsi untuk melanjutkan kerja amilase ptialin dalam mencerna gula yang masuk ke usus
halus.

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tahap awal dimulai dari molekul glukosa yang
dikonversi melalui proses glikogenesis. Ketika glukosa dibutuhkan sebagai sumber energi
atau sebagai molekul prekursor dalam proses biosintesis, molekul glikogen akan didegradasi
melalui glikogenolisis menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa dapat diubah menjadi ribosa-5-
fosfat (komponen nukleotida) dan NADPH (zat pereduksi kuat) melalui jalur pentosa fosfat.
Perubahan asam piruvat dapat terjadi melalui dua tahap yakni dalam kondisi an-aerob dan
aerob. Pada kondisi anaerob asam piruvat akan dirubah menjadi asam laktat dan sebaliknya
ketika dalam kondisi aerob asam piruvat lebih lanjut didegradasi dan membentuk asetil-KoA.
Asetil-KoA atau biasa disebut Koenzim-A Asetil, KoA-asetil (AcetylCoA) merupakan
molekul penting yang menyediakan sejumlah atom karbon pada gugus asetil yang
dipergunakan dalam siklus asam sitrat untuk dioksidasi guna memperoleh energi dalam
bentuk ATP. Selain proses oksidasi yang terjadi pada siklus asam sitrat juga terjadi proses
transfor elektron. Transfor elektron tersebut mengalir melintasi rantai elektron hingga terjadi
reaksi eksergonik yang dapat digunakan untuk mendorong sintesis ATP. Perhatikan, bahwa
metabolisme karbohidrat juga berkaitan erat dengan metabolisme nutrisi lain. Misalnya,
asetil-KoA juga dihasilkan dari pemecahan asam lemak dan asam amino tertentu. Ketika
asetil-KoA hadir secara berlebihan, maka terdapat jalur yang berbeda yang dapat
mengubahnya menjadi asam lemak.

2.Metabolisme Lemak

Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berperan sebagai sumber energi utama
simpanan lemak dalam tubuh adalah satu-satunya simpanan energi yang dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Lemak terdapat dalam tubuh manusia dan makanan dalam
berbagai macam bentuk dan fungsi, secara umum lemak dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
trigliserida, fosfolipid dan sterol.

10
Banyak orang menganggap makanan yang mengandung lemak harus dihindari karena dapat
menyebabkan kegemukan dan penyakit jantung yang merupakan penyebab kematian tertinggi
pada orang dewasa. Faktanya, lemak diperlukan oleh tubuh kita dan berperan penting untuk
kesehatan tubuh, namun konsumsi lemak yang tidak seimbang dan berlebihan dapat
meningkatkan risiko penyakit. Jika dikonsumsi dengan tepat dan dalam jumlah cukup, lemak
dapat memenuhi kebutuhan energi dan digunakan untuk proses metabolisme dan fisiologis
dalam tubuh.

1.) Metabolisme Jalur Lipid

Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral (trigliserida),fosfolipid,


atau senyawa sejenis, dan sterol. Trigliserida terdiri dari 3 asam lemak yang berikatan dengan
gliserol. Asam lemak merupakan bagian struktur membrana biologik yang penting sebagai
sumber energi bagi jaringan otot bahkan pada keadaan tersedianya glukosa (Murray et al.,
2000; Mahan & Stump, 1996).

Metabolisme mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Hati merupakanpusat


metabolisme lipid yang bertanggung jawab dalam pengaturan kadar lipid dalam tubuh.
Metabolisme lipid yang akan dibahas meliputi: metabolisme triglyceride, metabolisme
kolesterol, dan metabolisme lipoprotein.

Penggunaan lemak oleh tubuh untuk energi sama pentingnya seperti penggunaan
karbohidrat. Triglycerida merupakan bentuk lemak yang disimpan untuk energi dan
merupakan bentuk paling banyak dalam bahan makanan dan jaringan(Aminuddir,
1992).Sejumlah karbohidrat yang dimakan diubah mejadi triglycerida kemudian disimpan
dan digunakan sebagai triglycerida untuk energi. Jadi lebih dari setengah keseluruhan energi
yang digunakan oleh sel disuplai asam lemak yang berasal dari triglycerida atau secara tidak
langsung dari karbohidrat(Andrianto, 1996).

Triglycerida yang digunakan untuk energi berasal dari makanan atau lemak yang disimpan
dalam jaringan lemak. Tahap pertama dalam penggunaan triglyceridauntuk energi adalah
hidrolisis dari triglycerida menjadi asam lemak dan gliserol. Triglycerida dari makanan di
katabolisme oleh enzim lipoprotein lipase yang terletak dalam endotel kapiler yang memecah
triglycerida yang ada dalam darah menjadi asam lemak dan glycerol yang akan disusun
kembali menjadi lemak baru dalam sel lemak.

Triglycerida yang disimpan dalam jaringan lemak di katabolisme olehhormon sensitive


lipase yang terdapat dalam jaringan lemak dan mengkatalisis cadangan triglyceride menjadi
asam lemak dan gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol ditranspor kejaringan aktif
dimana keduanya dioksidasi dan menghasilkan energi. Gliserol sewaktu memasuki jaringan
aktif segera diubah menjadi gliserol 3 fosfat yang memasuki jalur glikolitik untuk pemecahan
glukosa untuk menghasilkan energi. Sedangkan asam lemak sebelumnya melalui proses beta
oksidasi menghasilkan acetyl coA yang masuk kesiklus krebs dan menghasilkan energy
(Mahan & Stump, 1996; Aminuddir, 1992).

11
2.) Enzim yang berperan

Lipase adalah enzim yang memiliki tugas memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
(zat gula yang mengandung alkohol). Organ tubuh yang berperan dalam menghasilkan enzim
ini adalah pankreas,mulut dan lambung. Enzim lipase juga ditemukan di dalam ASI,
fungsinya untuk membantu bayi mencerna molekul lemak saat menyusu

Saat masuk ke dalam tubuh, lemak akan mempengaruhi fungsi dan kondisi tubuh, lemak
memerlukan proses dalam pencernaan karena sifatnya yang tidak larut air sementara cairan
tubuh Sebagian besar adalah air. Pencernaan lemak dimulai dari mulut, saat mengunyah
makanan, di dalam mulut diproduksi enzim saliva yang mencerna susu pada bayi, tetapi pada
usia dewasa, peran enzim saliva dalam mencerna lemak sangat kecil, di dalam mulut terdapat
enzim lipase yang memecah Sebagian lemak menjadi bagian lebih kecil, lemak mulai dicerna
di usus halus. Setelah dikunyah dan ditelan, makanan bergerak menuju lambung, dimana
lemak dipisahkan dari air dan mengapung membentuk lapisan terpisah, meskipun pada
lambung terjadi pengadukan makanan namun tidak dapat mencampur lemak di dalam
lambung, hanya memisahkan lemak saja. Makanan dari lambung dibawa ke usus halus dalam
bentuk kimus, lemak yang terpisah tidak dapat dicerna sebelum diemulsifikasi. Jika
mengonsumsi makanan berlemak, empedu mengeluarkan garam empedu yang terbuat dari
kolesterol sehingga dapat mengemulsi lemak untuk dicerna. Garam empedu diproduksi di
hati dan disimpan di kantung empedu. Garam empedu mengemulsi menahan lemak di dalam
cairan emulsi kemudian pankreas mengeluarkan enzim yang memecah lemak menjadi
molekul yang lebih kecil agar dapat diabsorpsi.Enzim ini memecah lemak trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol. Pecahan Asam lemak bebas, fosfolipid dan monogliserida
menyatu pada bola yang teremulsifikasi oleh garam empedu. Setelah dipecah menjadi
molekul yang lebih kecil dan teremulsi, lemak harus melewati dinding mukosa yang terlapisi
cairan mukus agar dapat masuk ke sel saluran cerna. Emulsi lemak oleh garam empedu

12
membantu lemak menembus dinding vili usus untuk diabsorpsi, setelah masuk pada sel vili
usus halus, lemak kemudian diekstraksi kemudian diabsorpsi dan dikirim ke sel yang
memerlukan. Garam empedu dapat diserap atau digunakan kembali, bisa juga masuk ke usus
dan keluar melalui feses. Setelah diemulsifikasi, pancreas mengeluarkan enzim lipase untuk
memecah atau menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, digliserida dan
monogliserida yang kemudian masuk ke aliran darah untuk didistribusikan dan membentuk
lipoprotein sebagai pengangkut lemak untuk dibawa ke seluruh tubuh. Saluran cerna
menyerap trigliserida dari makanan dengan efisien, 98% dari lemak yang dikonsumsi dapat
diabsorpsi oleh tubuh. Proses pencernaan lemak membutuhkan waktu yang lama, semakin
banyak lemak yang dikonsumsi maka pencernaan menjadi lebih lambat dan membuat rasa
kenyang yang lebih lama.

3.) Jenis-jenis lipid

Lipid dalam makanan terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol.

Trigliserida tersusun oleh tiga asam lemak yang teresterifikasi ke molekul


gliserol.Trigliserida sebagai sumber asam lemak dan membentuk lipid di jaringan
adiposa.Trigliserida juga ditranspor sebagai komponen lipoprotein. Trigliserida
dihidrolisisdalam jaringan adiposa, dan melepaskanasam lemak bebas yang akan
digunakasebagai sumber energi.

Fosfolipid mempunyai struktur yang mirip dengan trigliserida, tetapi pada atom C ketiga
dari gliserol terikat gugus fosfat.Fosfolipid merupakan molekul hidrofiliksehingga dapat
bercampur pada permukaan pemisah air-lemak. Jenis lipid iniyang membentuk komponen
membran dari lipoprotein.

Kolesterol merupakan komponeutama membran sel, serta sebagai prekursorhormon steroid,


asam empedu dan vitaminD.1,2,5 Sumber kolesterol dalam darah yaitu15% berasal dari
makanan dan 85% dibuatdari asetil KoA di hati. Kolesterol dikeluarkan dari tubuh ketika
dikatabolisme dadisekresi dalam garam empedu, yangakhirnya diekskresi melalui feses.6Dari
bermacam-macam lipid, hanyaasam lemak bebas (yang berasal daritrigliserida) yang
dioksidasi menjadienergi. Trigliserida dikatabolisme, memisahkan asam lemak dan gliserol.
Gliserolakan dikonversi menjadi gliseraldehidfosfat kemudian masuk ke siklus
Krebs.Oksidasi asam lemak terjadi di mitokondria, dimana asam lemak dipecahmenjadi asetil
KoA.

METABOLISME PROTEIN

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein adalah
polimer yang tersusun dari asam amino Protein merupakan komponen penting atau
komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel adalah penyusun tubuh kita, maka
protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot,

13
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya
didalam jaringan lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat
gizi dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu asam
amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim,
hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang essensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantika oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Protein yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida dinamakan sebagai
protein monomerik dan yang dibentuk oleh beberapa polipeptida contohnya hemoglobin pula
dikenali sebagai protein multimerik. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit
enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).

Protein dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun
nabati. Protein yang berasal dari hewani seperti daging, ikan, ayam, telur, susu, dan lain-lain
disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut protein nabati.

1.) jenis-jenis Asam Amino

Berikut adalah berbagai jenis asam amino esensial dan makanan yang bisa dikonsumsi
untuk memperolehnya:

1. Isoleusin

Isoleusin merupakan BCAA (branched-chain amino acid) yang paling banyak membangun
otot. Asam amino ini juga memiliki peran penting dalam mengatur kadar energi dalam tubuh,
meningkatkan daya tahan tubuh, serta memproduksi hemoglobin.

Anda bisa mendapatkan isoleusin dari daging sapi. Selain itu, telur, susu, dan produk olahan
susu, seperti keju dan yoghurt, juga bisa menjadi sumber isoleusin untuk Anda konsumsi
sehari-hari.

2. Lisin

Lisin memainkan peran penting dalam produksi berbagai protein pembentuk jaringan tubuh,
hormon, enzim, dan antibodi. Mengonsumsi asam amino esensial ini dalam jumlah yang
cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjaga agar hormon dan enzim di dalam
tubuh dapat berkerja dengan baik.

14
Ikan dan telur merupakan makanan yang mengandung cukup banyak lisin. Selain itu, Anda
juga bisa mendapatkan lisin dari daging sapi, daging ayam, makanan laut, susu, dan produk
olahan susu.

3. Leusin

Asam amino esensial yang satu ini memiliki banyak peran dalam tubuh, mulai dari
membantu proses penyembuhan luka, memproduksi hormon pertumbuhan, meningkatkan
kekuatan otot, serta mengatur kadar gula darah.Ikan salmon termasuk dalam makanan yang
tinggi akan kandungan leusin. Sumber leusin lainnya yang bisa Anda konsumsi adalah
buncis, telur, kedelai, dan kacang-kacangan.

4. Valin

Mirip seperti leusin, valin juga memiliki peran penting dalam merangsang hormon
pertumbuhan dan memperbaiki kerusakan otot. Selain itu, valin juga berperan dalam
menyuplai energi bagi tubuh.

Salah satu makanan dengan kadar valin yang tinggi adalah putih telur segar. Selain itu, valin
juga bisa didapatkan dari susu dan produk olahan susu, seperti keju dan yogurt, meski
jumlahnya tidak sebanyak pada telur.

5. Treonin

Jenis asam amino esensial ini memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan jantung dan
hati, serta meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat.

Makanan yang kaya akan treonin adalah bayam dan selada air mentah. Pilihan lainnya
adalah ikan tuna, ikan nila, putih telur, kalkun, dan kedelai.

6. Histidin

Histidin merupakan jenis asam amino esensial yang penting bagi anak-anak. Hal ini karena
histidin memiliki peran dalam perkembangan serta pemeliharaan berbagai jaringan tubuh,
termasuk jaringan saraf.

Ikan kod, daging ayam, kalkun, dan kacang merah merupakan jenis-jenis makanan yang
banyak mengandung histidin.

7. Metionin

Asam amino esensial ini lebih berperan dalam metabolisme dan detoksifikasi di dalam
tubuh. Tak hanya itu, metionin juga dapat membantu tubuh untuk menyerap mineral zinc dan
selenium dari makanan.

Anda bisa mendapatkan banyak metionin dari putih telur. Selain itu, ikan dan daging juga
mengandung cukup banyak metionin.

8. Fenilalanin

15
Fenilalanin berperan penting dalam pembentukan asam amino lain yang juga dibutuhkan
oleh tubuh. Tubuh juga akan mengubah asam amino esensial ini menjadi tirosin dan dopamin
yang penting bagi fungsi otak.

Amino esensial jenis fenilalanin paling banyak ditemukan pada makanan sumber protein
nabati, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Selain itu, produk hewani seperti daging sapi,
makanan laut, dan telur juga dikenal tinggi fenilalanin.

9. Triptofan

Di dalam tubuh, triptofan digunakan untuk membuat hormon serotonin, yaitu hormon yang
mengatur nafsu makan, tidur, suasana hati, dan rasa nyeri.

Daging ayam dan kalkun merupakan jenis makanan yang mengandung cukup banyak
triptofan. ikan, tahu, cokelat, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Selain mengonsumsi makanan sumber asam amino esensial, Anda juga perlu mengonsumsi
berbagai makanan dengan gizi seimbang untuk mencukupi asupan nutrisi lainnya. Bila perlu,
konsultasikan dengan dokter gizi untuk mendapat rekomendasi menu harian yang sehat dan
sesuai kebutuhan Anda.

HORMONAL DALAM METABOLISME

1.insuli

Definisi dan Konsep Insulin adalah hormon peptida yang disekresikan oleh sel β dari pulau
Langerhans pankreas dan mempertahankan kadar glukosa darah normal dengan memfasilitasi
pengambilan glukosa seluler, mengatur metabolisme karbohidrat, lipid dan protein dan
mendorong pembelahan dan pertumbuhan sel melalui efek mitogeniknya.

Resistensi insulin didefinisikan di mana tingkat insulin normal atau tinggi menghasilkan
respons biologis yang dilemahkan; 2 secara klasik ini mengacu pada gangguan sensitivitas
terhadap pelepasan glukosa yang dimediasi insulin.

Hiperinsulinemia terjadi ketika sekresi sel β pankreas meningkat untuk mempertahankan


kadar glukosa darah normal dalam pengaturan resistensi insulin perifer di otot dan jaringan
adiposa.

Sindrom resistensi insulin mengacu pada sekelompok kelainan dan hasil fisik terkait yang
lebih sering terjadi pada individu yang resistan terhadap insulin. Mengingat perbedaan
jaringan dalam ketergantungan dan sensitivitas insulin, manifestasi dari sindrom resistensi
insulin cenderung mencerminkan efek gabungan dari kelebihan insulin dan variabel resistensi
terhadap aksinya. Sindrom metabolik mewakili entitas diagnostik klinis yang

16
mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi dengan morbiditas (kardiovaskular) yang
terkait dengan resistensi insulin.

2. Glukagon

Fungsi glukagon adalah dalam mempromosikan pelepasan energi dan menghambat


penyimpanan energi sebagai respon terhadap kadar glukosa yang bersirkulasi rendah, yang
sebagian besar dikendalikan oleh insulin. Selain perannya dalam regulasi glukosa darah,
pasien yang diobati dengan antagonis reseptor glukagon (GRA) sering menderita
dislipidemia, perlemakan hati dan penambahan berat badan, menunjukkan bahwa glukagon
memainkan peran penting dalam metabolisme lipid. Glukagon bekerja terutama pada
hepatosit yang memiliki tingkat reseptor glukagon tertinggi. Pada tingkat molekuler, setelah
pengikatan glukagon ke reseptornya di hepatosit, cAMP akan diaktifkan dan terakumulasi,
yang pada gilirannya mengaktifkan protein pengikat elemen respons cAMP (CREB).
Akibatnya, transkripsi carnitine acyl transferase (CPT-1) meningkat, yang mengubah asam
lemak menjadi asilkarnitin dan mengaktifkan katabolisme asam lemak yang meningkatkan β-
oksidasi. Kesimpulannya, glukagon mengurangi sintesis asam lemak de novo dan dengan
demikian mengurangi pelepasan VLDL.

3. Lipid hormon cholesytokinin

Kolesistokinin (CCK) disekresikan sebagai respon terhadap nutrisi intraluminal oleh sel
enteroendokrin khusus (sel-I) yang terletak terutama di mukosa usus kecil proksimal. CCK
melayani berbagai fungsi yang bersama-sama mengintegrasikan dan mengoptimalkan
pencernaan usus dan penyerapan lemak dan protein. Tindakan ini termasuk stimulasi
pengosongan kandung empedu, peningkatan sekresi enzim pankreas, menghambat
pengosongan lambung dan penghambatan asupan makanan lebih lanjut.

Pelepasan CCK distimulasi oleh protein dan lipid. Meskipun ada peptida pelepas CCK peka
tripsin yang dapat memediasi efek protein makanan ( Liddle, 1995 ), mekanisme yang tepat
untuk lipid tidak diketahui. Makanan lipid menstimulasi sekresi CCK secara khusus melalui
asam lemak bebas intraduodenal ( Beardshall et al. 1989 ; Guimbaud et al. 1997 ). Meskipun
diketahui bahwa trigliserida rantai panjang tetapi bukan trigliserida rantai sedang yang
memicu kemarahan CCK pada manusia ( Isaacs et al. 1987 ), spesifisitas struktural yang tepat
dari respon CCK terhadap asam lemak luminal belum dikarakterisasi.Kami sekarang telah
melaporkan bahwa asam lemak memerlukan rantai panjang seperti minimum dua belas atom
karbon untuk menyebabkan peningkatan konsentrasi CCK tepi darah yang dapat diukur pada
subyek manusia yang sehat ( McLaughlin et al. 1996 ). Selain itu, sebelumnya telah
dilaporkan bahwa gugus karboksil non-esterifikasi diperlukan untuk sekresi CCK yang
diinduksi lipid pada manusia ( Olsen et al. 1989 ).

mekanisme pensinyalan seluler yang terlibat dalam sekresi CCK. Garis sel ini berasal dari
tumor endokrin usus pada tikus transgenik ganda ( Rindi et al. 1990 ) dan mengeluarkan

17
bentuk CCK yang aktif secara biologi sebagai produk utama sebagai respon terhadap jenis
rangsangan fisiologis dan farmakologis yang menimbulkan sekresi in vivo , termasuk
triptofan,l -fenilalanin dan bombesin ( Chang et al. 1994 ; Snow et al. 1994 ; Mangel, 1995 ).
Efek asam lemak pada sel STC-1 kurang mendapat perhatian, meskipun rantai panjang asam
oleat tak jenuh tunggal (C18:1) telah terbukti menginduksi pelepasan CCK ( Chang et al.
1994 ).

4. Estrogen

Estrogen mempengaruhi profil lipid pada wanita menopause. Estrogen endogen memiliki
efek supresif pada aktivitas lipase di hati; tingkat estrogen yang rendah sebelum dan sesudah
menopause berkorelasi dengan aktivitas lipase yang tinggi di hati . Selanjutnya, aktivitas
lipase yang tinggi akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL2 dan sedikit
peningkatan partikel LDL padat, berkorelasi dengan peningkatan risiko CVD. Selain itu,
estrogen juga berperan dalam regulasi lipoprotein lipase, dan lipoprotein lipase bertanggung
jawab untuk menghidrolisis TG menjadi kilomikron dan VLDL;Oleh karena itu, penurunan
estrogen selama menopause dapat menyebabkan disregulasi lipoprotein lipase.

Kadar lipid dan berat badan berkorelasi dengan usia dan kadar kolesterol total dan kolesterol
densitas lipoprotein rendah (LDL-C), terutama pada status menopause . Stevenson John C
dan rekannya menemukan bahwa wanita pascamenopause secara signifikan memiliki
konsentrasi kolesterol total (p < 0,00l), trigliserida (p < 0,005), kolesterol LDL (p < 0,001)
dan subfraksi kolesterol HDL 3 yang lebih tinggi (p < 0, 00l), sedangkan kolesterol HDL dan
HDL2 secara signifikan lebih rendah (p<0,001) . Studi tentang kadar estrogen dan status lipid
pada wanita menopause masih sedikit, dan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan kadar estrogen dengan profil lipid wanita menopause.

Estrogen mempengaruhi profil lipid pada wanita menopause. Estrogen endogen memiliki
efek supresif pada aktivitas lipase di hati; tingkat estrogen yang rendah sebelum dan sesudah
menopause berkorelasi dengan aktivitas lipase yang tinggi di hati [ 8 ], [ 9 ]. Selanjutnya,
aktivitas lipase yang tinggi akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL2 dan sedikit
peningkatan partikel LDL padat, berkorelasi dengan peningkatan risiko CVD [ 10 ]. Selain
itu, estrogen juga berperan dalam regulasi lipoprotein lipase, dan lipoprotein lipase
bertanggung jawab untuk menghidrolisis TG menjadi kilomikron dan VLDL;Oleh karena itu,
penurunan estrogen selama menopause dapat menyebabkan disregulasi lipoprotein lipase.

Kadar lipid dan berat badan berkorelasi dengan usia dan kadar kolesterol total dan kolesterol
densitas lipoprotein rendah (LDL-C), terutama pada status menopause [ 12 ]. Stevenson John
C dan rekannya menemukan bahwa wanita pascamenopause secara signifikan memiliki
konsentrasi kolesterol total (p < 0,00l), trigliserida (p < 0,005), kolesterol LDL (p < 0,001)
dan subfraksi kolesterol HDL 3 yang lebih tinggi (p < 0, 00l), sedangkan kolesterol HDL dan
HDL2 secara signifikan lebih rendah (p<0,001) [ 13 ]. Studi tentang kadar estrogen dan status
lipid pada wanita menopause masih sedikit, dan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan kadar estrogen dengan profil lipid wanita menopause.

18
Rata-rata usia menopause yaitu 48,89 ± 3,05 tahun dan rata-rata profil lipid yang terdiri dari
kolesterol total, LDL, trigliserida dan HDL masing-masing adalah 247,98 ± 46,30 mg/dl,
146,64 ± 37,68 mg/ dl, 128,25 ± 106,63 mg/dl dan 62,32 ± 19,98 mg/dl. . Sedangkan rerata
kadar estrogen pada wanita menopause adalah 24,08 ± 16,71 pg/ml.

5.Testoteron dari lipid

Langkah pertama yang harus dipertimbangkan adalah kemungkinan interaksi antara T dan
steroid lainnya, dimulai dengan kolesterol, prekursornya. Kolesterol adalah konstituen utama
membran sel dan berfungsi sebagai prekursor hormon penting dan zat lainnya. Kolesterol
tidak larut dalam darah dan diangkut dalam sistem peredaran darah yang terikat pada
lipoprotein yang berbeda. Densitas lipoprotein rendah (LDL-C) membawa kolesterol dari hati
ke sel-sel tubuh, terutama ke organ yang membutuhkannya dalam jumlah besar (seperti
kelenjar endokrin yang mensintesis steroid). High-density lipoprotein (HDL-C) yang lebih
padat tetapi lebih kecil, terutama terdiri dari lipoprotein dan hanya sebagian kecil kolesterol,
mengumpulkankolesterol dari jaringan perifer dan membawanya ke hati untuk
dimetabolisme. Telah disarankan bahwa HDL-C dan konstituen protein dan lipidnya berperan
dalam fungsi tubuh yang berhubungan dengan oksidasi, inflamasi, koagulasi, dan agregasi
platelet.

Perbedaan konsentrasi hormon gonad pada pria dan wanita dianggap sebagai faktor penting
yang berkontribusi terhadap perbedaan jenis kelamin dalam profil lipoprotein. Data
epidemiologi menunjukkan bahwa kadar T berhubungan negatif dengan kolesterol total,
LDL-C, dan trigliserida (TG), sedangkan pada pria kadar T tampaknya memiliki hubungan
yang rumit dan kontroversial dengan kadar HDL-C dan risiko kardiovaskular. Bahkan,
tingkat androgen dalam rentang laki-laki dewasa normal ditemukan memiliki efek supresif
pada HDL-C [ 15 ]. Di sisi lain, beberapa penelitian pada pasien dengan penyakit arteri
koroner menunjukkan bahwa kadar T yang lebih tinggi berhubungan dengan konsentrasi
HDL-C yang lebih tinggi. Secara khusus, ditemukan bahwa dua gen yang terlibat dalam
katabolisme HDL-C diregulasi oleh T, yaitu hepatik lipase (HL) dan scavenger receptor B1
(SR-B1). SR-B1 memediasi pengambilan lipid HDL-C ke dalam hepatosit dan sel
steroidogenik, termasuk sel Sertoli dan Leydig testis, serta penghabisan kolesterol dari sel
perifer [5 ] . T meningkatkan SR-B1 di hepatosit manusia dan makrofag dan masing-masing
merangsang penyerapan kolesterol dan penghabisan kolesterol. HL menghidrolisis fosfolipid
pada permukaan HDL-C, memfasilitasi pengambilan lipid HDL-C oleh SR-B1. Aktivitas HL
meningkat setelah pemberian T eksogen. Peningkatan aktivitas SR-B1 dan HL konsisten
dengan efek penurunan kolesterol total dari T.

Obesitas, dan terutama kelebihan lemak visceral, dikaitkan dengan resistensi insulin,
hiperglikemia, dislipidemia aterogenik, dan hipertensi, serta keadaan protrombotik dan
proinflamasi. Adipositas, dengan hiperinsulinisme terkait, menekan sintesis sex hormone-
binding globulin (SHBG) dan dengan demikian menurunkan kadar sirkulasi total T. Ini juga
dapat menurunkan kekuatan sinyal hormone luteinizing (LH) ke testis. Selain itu, insulin dan
leptin memiliki efek supresif pada steroidogenesis testis. Sel-sel lemak visceral mengeluarkan
sejumlah besar sitokin yang mengganggu steroidogenesis testis. Oleh karena itu ada alasan

19
untuk percaya bahwa adipositas merupakan faktor yang signifikan dalam menurunkan tingkat
sirkulasi T. Selanjutnya, jaringan adiposa putih, ditemukan pada tingkat tinggi pada pria
obesitas, menunjukkan aktivitas aromatase tinggi dan mengeluarkan hormon turunan adiposa
serta adipokines. Kadar estrogen yang tinggi pada laki-laki kegemukan dihasilkan dari
peningkatan konversi androgen menjadi estrogen, karena ketersediaan hayati yang tinggi dari
enzim aromatase ini. menemukan bahwa polimorfisme aromatase memodulasi hubungan
antara berat badan dan tingkat E2 pada pria gemuk.Lemak perut atau visceral lebih cenderung
menyebabkan perubahan kadar hormon dan menyebabkan peradangan daripada lemak yang
disimpan di bagian lain dari tubuh . Peningkatan aktivitas aromatase juga menyebabkan rasio
perubahan estrogen/T, yang dapat menyebabkan penurunan produksi androgen.

Inhibitor aromatase ditemukan sebagai pengobatan yang efektif dalam memulihkan kadar
hormon normal: hal ini menyebabkan normalisasi kadar hormon T, LH dan FSH pasien, serta
penekanan kadar serum E2.

PENGATURAN SUHU TUBUH

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga suhu
inti (suhu jaringan dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktifitas fisik yang
ekstrim, namun suhu permukaan berubah sesuai aliran darah kekulit dan jumlah panas yang
hilang kelingkungan luar. Suhu normal pada manusia berkisar dari 36-38 o C (96,6 sampai
100,7o F). Pada rentang ini jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal. Nilai suhu
tubuh juga ditentukan oleh lokasi pengukuran, pengukuran suhu bertujuan memperoleh nilai
suhu jaringan dalam tubuh. Lokasi pengukuran untuk suhu inti yaitu rectum,membrane
timpani,arteri temporalis, arteri pulmonalis, esophagus dan kandung kemih. Lokasi
pengukuran suhu permukaan yaitu kulit, oral dan aksila

Termostat tubuh manusia adalah pusat termoregulasi hipotalamus, yang lebih khusus
terletak di area preoptik hipotalamus. Pusat ini menetapkan titik setel tubuh dan mengatur
homeostasis suhu. Hipotalamus mengandung sensor suhu, yang menerima informasi melalui
sel saraf yang disebut termoreseptor. Tubuh memiliki termoreseptor perifer dan sentral.
Termoreseptor perifer terletak di kulit dan merasakan suhu permukaan, sedangkan
termoreseptor sentral ditemukan di jeroan, sumsum tulang belakang, dan hipotalamus dan
merasakan suhu inti. Variasi suhu tubuh mengaktifkan termoreseptor ini, yang
menginformasikan area preoptik hipotalamus. Area ini kemudian mengaktifkan mekanisme
pengaturan panas untuk menaikkan atau menurunkan suhu tubuh dan mengembalikannya ke
suhu awal

Terganggunya kemampuan tubuh untuk termoregulasi dapat menyebabkan suhu yang terlalu
rendah (hipotermia) atau terlalu tinggi (hipertermia). Sedikit variasi suhu dapat dibalikkan
dengan perubahan perilaku dan respon fisiologis, sedangkan variasi ekstrim pada akhirnya
dapat menyebabkan kegagalan organ, koma, dan/atau kematian.

20
Penting untuk dicatat bahwa suhu bervariasi di seluruh tubuh, dengan suhu tubuh inti lebih
tinggi dan lebih stabil dan suhu kulit lebih rendah dan lebih bervariasi karena faktor
eksternal. Biasanya, suhu tubuh terendah terjadi pada pukul 4 pagi, dan suhu tubuh tertinggi
terjadi pada pukul 6 sore.

1.Suhu dalam metabolisme BMR

Basal Metabolic Rate (BMR) atau Angka Metabolisme Basal (AMB) adalah kebutuhan
minimal energi untuk melakukan proses tubuh vital. Proses tubuh vital meliputi
mempertahankan tonus otot, sistem peredaran darah, pernapasan, metabolisme sel, dan
mempertahankan suhu tubuh.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BMR, antara lain jenis kelamin, umur, ukuran
tubuh (berat badan), komposisi tubuh, tingkat kesehatan, suhu lingkungan, suhu tubuh,
aktivitas, sekresi hormon, status gizi, kebiasaan merokok, dan keadaan hamil dan menyusui.
Kamu tau nggak nih, satuan BMR itu apa? Yap, satuan BMR adalah kkal untuk setiap kg
berat badan/jam.

cara menghitung BMR-nya adalah BMR laki-laki = BB kg x 1.0 kkal x 24 jam. Sedangkan
untuk perempuan, begini cara menghitungnya: BMR perempuan = BB kg x 0.9 kkal x 24
jam.

2.Sumber energi tubuh

Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang berada dimakanan. Kandungan
karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier,
2010). Karbohidrat sering disebut dengan zat gizi makro, berfungsi sebagai sumber utama
penghasil energi bagi tubuh

VITAMIN DAN MINERAL SERTA FUNGSI MIKRONUTRIENT DALAM TUBUH

vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) serta vitamin larut dalam air
(vitamin B dan C).

Vitamin adalah zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Meski begitu,
vitamin memegang peranan penting agar tubuh tetap sehat.Pasalnya, kekurangan vitamin
dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, masalah
kulit, hingga lemas.Vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air memiliki fungsi yang
berbeda-beda untuk tubuh manusia.Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang perbedaan
keduanya, simak dulu apa yang termasuk jenis vitamin yang larut dalam lemak dan
air.Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan dalam hati, jaringan lemak, dan otot
tubuh. Vitamin ini biasanya ditemukan terutama dalam makanan berlemak seperti:lemak
hewani, termasuk mentega,minyak sayur,produk susu dan olahannya,hati, danikan berminyak
(teri dan salmon).

21
Vitamin yang larut dalam lemak beserta fungsinya:

Vitamin A: berperan untuk menjaga kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin D: untuk kesehatan tulang serta membantu dalam penyerapan dan metabolisme
kalsium.

Vitamin E: membantu melawan infeksi dan menjaga kesehatan sel darah merah.

Vitamin K: mengaktifkan protein dan kalsium yang penting untuk pembekuan darah.

Vitamin yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh, sehingga Anda harus
mengonsumsinya lebih sering.

Jenis vitamin ini dapat Anda temukan dalam sumber makanan berikut:

buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, danbiji-bijian.

vitamin yang larut dalam air beserta fungsinya:

Vitamin B1: menjaga fungsi sistem saraf.

Vitamin B2: untuk kesehatan mata dan kulit.

Vitamin B3: berperan dalam menjaga metabolisme dan fungsi enzim.

Vitamin B5: mengatur hormon dan kolesterol.

Vitamin B6: untuk metabolisme protein, produksi sel darah merah, dan insulin.

Vitamin B7: berfungsi dalam metabolisme lemak dan karbohidrat.

Vitamin B9: membantu metabolisme protein dan sel darah merah.

Vitamin B12: berperan dalam pembentukan sel darah merah dan fungsi sistem saraf.

Vitamin C: membantu penyerapan zat besi, meningkatkan sistem imunitas, dan mempercepat
pemulihan setelah sakit.

22
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudiati, Dwi. Biokimia. 2017. Mataram. LEPPIM MATARAM.

Ischak, Ino Netty. Biokimia Dasar. 2017. Gorontalo. UNG Press.

Iswari, Sri Retno. Biokimia Gizi. 2022. Jakarta Selatan. PT. Galiono Digdaya Kawhar.

Fazidah. Jurna Inofasi Kesehatan Masyarakat 2020, Metabolisme Lipid Dalam Tubuh

Mardalena,ida. Dasar Dasar Ilmu Gizi.2021.Yogyakarta.PUSTAKA BARU PRESS

23

Anda mungkin juga menyukai