“METABOLISME ENERGI ”
DISUSUN OLEH :
SHERLY SARTIKA DEWI (P032213411034)
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pada bidang studibio kimia . Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para
pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu liliy restusari, Dra. M.Fram. Apt selaku
dosen biokimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pendalaman pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, tugas makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan masalah..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
2.1 Metabolisme Energi...........................................................................................................................5
2.2 Laju metabolisme Basal (LMB).....................................................................................................6
2.3 Faktor Mempengaruhi Laju Metabolisme Basal................................................................................8
2.4 Keseimbangan Energi......................................................................................................................11
2.5 Kebutuhan energi untuk aktivitas fisik.............................................................................................11
2.6 Kebutuhan energi untuk pengaruh termis makanan atau kegiatan dinamik khusus (Specific
Dynamic Action/SDA)............................................................................................................................12
2.7 Adenosin Trifosfat (ATP)..................................................................................................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kimia yang kompleks menjadi senyawa kimia
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian suatu senyawa kimia dapat
menghasilkan energi. Energi tersebut berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan kimia yang
menyusun suatu persenyawaan. Semakin kompleks pesenyawaan kimia, semakin banyak ikatan
yang menyusunnya sehingga semakin besar energi yang dilepaskannya. Akan tetapi, energi itu
tidak dapat digunakan secara langsung oleh sel. Energi tersebut diubah terlebih dahulu menjadi
persenyawaan ATP (Adenosin trifosfat) yang dapat digunakan sel sebagai sumber energi. Contoh
katabolisme adalah proses respirasi sel yang dilakukan oleh sel penyusun tubuh, baik sel
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Respirasi terjadi siang dan malam. Ditinjau dari
kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut ini.
a. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk memperoleh energi.
b. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh
energi. Bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak, asam amino (protein). Hasil
respirasi berupa karbon dioksida, air, serta energi dalam bentuk ATP.
Contohnya :
Glukosa CO2 + H2O + Energi
5
2. Anabolisme
adalah suatu reaksi kimia untuk membentuk kompleks molekul yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan pertahanan kehidupan, disintesis dari zat yang lebih simpel yang disertai
dengan penggunaan energi. pada reaksi ini diperlukan energi dari luar. fungsi energi tersebut
untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana menjadi senyawa yang kompleks. energi yang
diperlukan tidak dibuang, melainkan disimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang baru terbentuk.
contohnya:
a. pembentukan ikatan peptida dari asam amino dalam penyusunan molekul protein
b. proses fotosintesis pada tumbuhan hijau
Dalam tubuh mahkluk hidup peristiwa katabolisme dan anabolisme berlangsungsecara
bersamaan. Untuk berlangsungnya proses katabolisme dan anabolisme diperlukan berbagai
molekul zat sebagai bahan reaksi kimia. Makanan yang masuk ke dalam tubuhakan mengalami
pencernaan melalui saluran pencernaan. Sehingga akan di peroleh oleh zat-zat makanan yang
dapat diserap oleh tubuh dan digunakan oleh tubuh.Namun untuk zatmakanan yang tidak dapat
dicerna dan diserap oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alatekskresi.
Menurut KartasaPoetra, dan Marsetyo (2008:19), mengatakan bahwa energi minimal yang
digunakan untuk menjalankan proses kerja tubuh atau dapat pula dikatakan energi minimal yang
diperlukan untuk mempertahankan prosesproses hidup yang utama disebut energi Metabolisme
Basal. Apabila energi itu dinyatakan persatuan berat badan atau persatuan permukaan badan
disebut nilai dasar metabolis(Laju Metabolisme Basal/ LMB).
6
Metabolisme Basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan
komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme Basal juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan keadaan emosi atau stres. Metabolisme Basal adalah
jumlah energi yang digunakan oleh otot selama interval tertentu (biasanya 5-10 menit) untuk
metabolisme basal dan memproduksi energy.
Metabolisme Basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga
mempengaruhi Metabolisme Basal dimana umur yang lebih muda mempunyai Metabolisme
Basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat
bertanding menghasilkan Metabolisme Basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena
sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.
Laju Metabolisme Basal merupakan kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan untuk
bertahan hidup pada saat kondisi tubuh sedang beristirahat. Jumlah tersebut merupakan jumlah
kalori yang dibakar jika kita tidur selama 24 jam. Saat beristirahat, tubuh tetap melakukan
pembakaran energi untuk kelangsungan hidup kita, seperti untuk bernafas, sirkulasi, pencernaan,
menjaga temperatur tubuh, aktivitas otak dan lainnya. Untuk perhitungan Laju Metabolisme
Basal biasa digunakan formula Harris-Benedict, yaitu dengan mempertimbangkan tinggi badan,
berat badan, jenis kelamin dan usia.
Dalam menentukan nilai Basal Energy Expenditure (BEE) ini, Harris dan Benedict menemukan
sebuah metoda dengan cara perhitungan :
7
Perempuan 665 + (9,6 x BB kg) + (1,7 x TB cm) - (4,7 x umur)
Dengan BB adalah nilai dari berat badan normal. Dapat dihitung dengan cara :
BB = (TB-100)-(10%(TB-100))
BB = (TB-100) → 100%
Dan apabila ingin mengkoreksi berat badan (digunakan untuk pasien obesitas), dapatdihitung
dengan jalan :Adjusted Body Weight =
b. Komposisi tubuh.
c. Jaringan aktif.
8
d. Jenis kelamin.
e. Perbedaan usia
g). Latihan/olahraga
Seseorang yang bertubuh besar bidang permukaan tubuhnya akan lebih luas daripada seseorang
yang bertubuh kecil.Tubuh yang besar dengan bidang permukaan yang luas dan mempunyai
jaringan yang aktif yang terdapat dalam tubuh tersebut akan lebih besar dan luas.Dengan
demikian jika orang yang bertubuh besar dan orang yang bertubuh kecil melakukan gerakan-
gerakan fisik yang sama karena biasanya LMB (Laju Metabolisme Basal) dari orang
yangbertubuh besar akan lebih besar daripada yang bertubuh kecil.Seseorang mungkin saja
mempunyai potensi yang lebih besar dari oranglain untuk mengkonsumsi metabolisme yang
lebih tinggi, dan mempunyaisuplai pembuluh darah kapiler yang lebih baik terhadap
otototot,mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplaienergi dan sel darah
merah yang lebih banyak dan jantung yanglebih kuat. Dilaporkan bahwa konsumsi metabolisme
basal maksimum bagi merekayang kembar identik sangat sama (Klissouras, dalam Kuntaraf,
1992: 54).
Jika ada dua orang yang sama berat tubuhnya, tetapi yang seorang yang bertubuh gemuk (banyak
berlemak), tampak tubuhnya tidak padat dan tidak kekar sedangkan yang seorang lagi bertubuh
olahragawan, padat, dan kekar menandakan banyak kegiatan / gerakan fisik yang dilakukanya
dibanding yang bertubuh gemuk, maka energi minimal yang diperlukan oleh orang yang banyak
melakukan gerakan / kegiatan fisiknya dengan latihan yang lebih besar (dibanding orang yang
gemuk yang kurang melakukan gerakan / kegiatan fisiknya)
Adanya kontraksi otot dan dengan kelenjar merupakan alat-alat gerak aktif menjelaskan bahwa
dalam tubuh manusia terdapat jaringan aktif. Seperti yang kita ketahui mekanisme gerak tulang
dipengaruhi oleh bentuk sandi yang menghubungkan tulang yang dengan tulang yang lain,
9
disebabkan karena adanya kontraksi otot. Dengan demikian jika otot itu adalah jaringan aktif
(demikian pula halnya dengan kelenjar) maka tulang merupakan jaringan tidak aktif (sama
halnya dengan lemak). Otot dan kelenjar sebagai jaringan aktif tentunya akan lebih banyak
memerlukan energi agar masing-masing dapat berfungsi dengan baik dibanding dengan tulang
dan lemak merupakan jaringan tidak aktif.
Jika ada seorang laki-laki dan seorang wanita, berat badanya sama, biasa dalam kesamaan ini, si
wanita lebih banyak mengandung lemak dalam tubuhnya, yang berarti pula bahwa jaringan yang
tidak aktif dalam tubuh si wanita lebih banyak. Dengan demikian maka LMB (Laju Metabolisme
Basal) pada tubuh wanita lebih rendah dibanding dengan LMB pada tubuh laki-laki. Biasanya
energi minimal yang diperlukan wanita 10% lebih rendah dari pada yang diperlukan laki-laki.
Setelah masa pubertas wanita dalam usianya yang sama dengan priaumumnya mempunyai
konsumsi oksigen maksimal yang lebih rendah dari wanita.
Setelah usia 20-an dengan perlahan- lahan. Dalamusia 55 tahun, lebih kurang 27 % lebih rendah
dari usia 25tahun. Dengan sendirinya hal ini berbeda dari satu dengan orang yang lain.Mereka
yang mempunyai banyak kegiatan latihan akan menurun secaraperlahan.
g). Latihan/olahraga
Kita dapat memperbaiki Metaboli dengan olahraga atau latihan. Dengan latihan daya tahan yang
sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5% sampai 25%. Proses latihan
yang dilakukan secarateratur, terencana berulang-ulang dan semakin lama semakin bertambah
bebannya, serta dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks (Sistematis dan Metodis)
10
2.4 Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi di perlukan dalam tubuh manusia. Energi yang ada di dalam tubuh kita
di katakan seimbang apabila energi yang masuk melalui makanan yang dimakan sama besar
dengan energi yang dikeluarkan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup.Keadaan energi yang
seimbang didalam tubuh ini akan menghasilkan berat badan idealatau normal.
Ada cara untuk menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah denganmengukur Indeks
Masa Tubuh (IMT) (Body Mass Index/BMI).dan klasifikasi Indeks Masa Tubuh.
11
untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada
berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Guna
menaksir kebutuhan energi, aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas:
ringan, sedang, dan berat.
2.6 Kebutuhan energi untuk pengaruh termis makanan atau kegiatan dinamik khusus
(Specific Dynamic Action/SDA)
Pengaruh termis makanan atau kegiatan dinamik khusus adalah energi tambahan yang diperlukan
tubuh untuk pencernaan makanan, absorpsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan
energi. SDA ini bergantung pada jumlah energi yang dikonsumsi, yaitu kurang lebih 10%
kebutuhan energi untuk metabolisme basal dan untuk aktivitas fisik. Pengaruh termis makanan
ini sering dapat diabaikan, karena kontribusinya terhadap penggunaan energi lebih kecil daripada
kemungkinan kesalahan yang dibuat dalam menaksir konsumsi dan pengeluaran energi secara
keseluruhan.
Karbohidrat Kebutuhan hidrat arang dihitung dari energi yang berasal dari hidrat arang untuk
orang Indonesia kira-kira 60- 70% dari total energi sehari.
Protein Rata-rata diperlukan 1gr tiap kg BB untuk protein hewani dan 1.2 gr tiap kg BB untuk
protein nabati dalam bentuk makanan campuran. Lemak. Kebutuhan lemak tergantung dr
kebutuhan energi 20-25% dr total energi perhari. Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin.
Vitamin dan mineral Adalah zat gizi yang berfungsi mengatur dan melindungi proses dlm
tubuh, pembentukan enzim dan hormon, tulang dan jaringan tubuh. Kebutuhan energi selama
12
bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu
menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack.
senyawa pembawa atau senyawa energi tinggi yang utama adalah ATP. kegunaan ATP terletak
pada kemampuannya untuk mengkonversi menjadi adenosin difosfat (ADP), dengan menghilang
nya terminal fosfat, melalui hidrolisis menghasilkan fosfat anorganik.
ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses seluler, namun seringnya dijumpai di mitokondria
melalui proses fosforilasi dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintetase.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme adalah suatu proses komplek yang terjadi didalam sel dimana terjadi perubahan
makanan menjadi energi dan panas melalui suatu proses kimia, berupa proses pembentukan dan
penguraian zat didalam tubuh. Metabolisme bertujuan untukmenghasilkan energi yang berguna
bagi kelangsungan hidup, baik tingkat seluler(pembelahan sel, transpor molekul ke luar dan ke
dalam sel) maupun tingkat individu(membaca, menulis, berjalan, berlari, dsb). Sedangkan energi
adalah kemampuan untuk melakukan usaha
Basal metabolisme atau sering disebut dengan Energi Pengeluaran Basal (BasalEnergy
Expenditure [BEE]) merupakan jumlah keseluruhan aktivitas metabolismedalam keadaan
istirahat fisik dan mental. Kecepatan metabolisme bergantung padakegiatan seseorang,
ketegangan saraf juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pernapasan dan kerja
jantung. Ada beberapa penyakit kelainan tiroid, kegiatan kelenjartiroid yang berlebihan
menaikkan kecepatan metabolisme, misalnya penyakit hipertiroidisme. Pada penyakit
kreatinisme dan miksedema, kecepatan metabolisme akanmenurun
Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: Besar dan luas bidang permukaan
tubuh, Komposisi tubuh. Jaringan aktif, Jenis kelamin, Perbedaan usia, Komposisi tubuh,
Latihan/olahraga
14
Daftar Pustaka
Ariati Ni Nengah. 2013. GIZI DAN PRODUKTIFITAS KERJA. Denpasar. Poltekkes denpasar
15
16
17
18