Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita, sehingga tugas makalah biologi tentang “metabolisme” dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana
pembelajaran bagi kami.
Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami kutib
dari berbagi sumber baik dari buku maupu dari media elektronik.Semoga isi dari makalah ini
dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa
saja yang ada dalam proses metabolism.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini.Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini,penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, 23 januari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di habitatnya
masing – masing. Setiap mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing – masing. Salah
satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah
proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup.
Setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain
itu makanan juga menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk
hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke
dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan.Zat – zat yang terkandung
dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi.
Hasil dari penguraian zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk
melakukan aktivitas kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan
tidak diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak
akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat
melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh
harimau diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh harimau
untuk berlari dan mencari mangsa yang lain.
Mungkin akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak
mengalami proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan
untuk berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi yang
diperoleh dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan proses
Metabolisme.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini akan membahas mengenai :
1. Membahas tentang ciri ciri makhluk hidup.

2. Membahas tentang mekanisme fotosintesis sebagai salah satu proses anabolisme.

3. Membahas mekanisme respirasi seluler sebagai salah satu proses katabolisme.

4. Mengetahui peran metabolisme dalam mendukung fungsi kehidupan.


1 . 3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
 Untuk melengkapi tugas mata kuliah biologi yang di berikan oleh dosen.
 Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam membuat makalah atau karya tulis.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
 Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai metabolisme.
 Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme dalam kehidupan kita.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 METABOLISME
Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, setiap mahluk pasti melakukan proses
penguraian zat makanan dalam tubuhnya untuk melakukan aktivitas kehidupan. Proses – proses
tersebut berlangsung di dalam sel mahluk hidup.proses inilah yang sering disebut proses
metabolisme mahluk hidup.
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel
yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel mahluk
hidup. Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian
zat menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses
fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat
berupa respirasi sel dan fermentasi sel.
Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di dalam mahluk
hidup mulai mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa,
jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat
kompleks. Di dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa
kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.( Wirahadikusumah
M. 1985 ).
Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh enzim. Bila kami
membayangkan suatu organism hidup sebagai suatu laboratorium kimia yang sangat istimewa,
maka enzim merupakan operator – operator yang terlatih, yang mampu membuat reaksi –
reaksi canggih dengan kecepatan terkendali dan hasil yang tinggi. ( Manitto, Paulo. 1992 ).

Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai katalisator ( senyawa


yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan
cara menempel pada permukaan molekul zat – zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat
mempercepat proses reaksi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses
yaitu proses pembentukan dan penguraian.Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut
juga proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses
katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari proses metabolisme.
` Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik,
penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut
katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa
intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi
berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut
metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi sehingga reaksinya
dapat berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi panas.proses
ini memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses yang terjadi
lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien panas sehingga nergy yang di perlukan
lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm.
Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih sedikit. Karena,
pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan energi, jadi nergy yang
diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi
eskergonik atau reaksi eksoterm.

2.2 CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


1. Bergerak
Ciri ciri makhluk hidup yang pertama, adalah dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat
bergerak bebas atau berpindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan
sarana bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak.
Alat gerak yang digunakan manusia dan hewan berupa kaki yang digunakan untuk berlari, sirip
untuk berenang, dan sayap untuk terbang.
2. Makan
Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi
untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air
berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh.
3. Peka Terhadap Rangsangan
Ciri ciri makhluk hidup berikutnya ialah dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi
di sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa
cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa, dan lain-lain.
Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan.
Misalnya, mata untuk menangkap rangsangan cahaya, telinga untuk menangkap rangsangan
getaran suara, hidung untuk menangkap rangsangan bau, kulit untuk menangkap rangsangan
berupa sentuhan atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.
4. Bernapas
Bernapas atau respirasi merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan
mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat
makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai
aktivitas tubuh.
5. Tumbuh
Ciri-ciri makhluk hidup lainnya adalah tumbuh. Semua makhluk hidup mengalami
pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan
tumbuh menjadi remaja, dan kemudian dewasa.
Anak hewan yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya.
Biji yang ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih
besar.
6. Mengeluarkan Zat Sisa
Saat melakukan aktivitas yang banyak memerlukan gerak tubuh, pasti tubuh Anda
berkeringat. Demikian juga saat udara terasa panas, tubuh Anda berkeringat. Sebaliknya, saat
udara dingin, Anda lebih sering buang air kecil mengeluarkan urine.
Keringat yang mengandung garam mineral dan urine itu merupakan contoh zat sisa
yang dikeluarkan oleh makhluk hidup. Ada juga karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan
sebagai zat sisa dari proses respirasi.
Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut dengan ekskresi. Ekskresi sangat
diperlukan karena zat sisa bersifat racun, sehingga kalau tidak dikeluarkan akan mengganggu
kinerja tubuh.
7. Berkembang Biak
Ciri ciri makhluk hidup ialah ia mampu berkembang biak. Semua yang masuk dalam
kriteria makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan dari berkembang biak adalah untuk
melestarikan jenisnya.
Contohnya seperti, induk kucing yang melahirkan anak kucing. Dari individu berkembang
menjadi banyak individu. Itulah yang disebut berkembang biak (reproduksi).
8. Beradaptasi
Apakah Anda pernah memperhatikan saat anjing atau kucing sedang tidur? Saat mereka
menggulungkan badannya, itu menandakan apa? Apakah hewan itu menggulungkan badannya
pada hari panas?
Perhatikan bahwa unta menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya.
Kaktus memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di lingkungannya yang
panas.
Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat penguapan air di lingkungannya
yang berair. Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi
penguapan.
Nah, semua contoh tersebut merupakan bukti kalau makhluk hidup dapat menyesuaikan
diri atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi membuat makhluk
hidup dapat bertahan hidup di lingkungannya.
Jadi, melalui ciri ciri makhluk hidup yang telah dijabarkan di atas tadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya
dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak untuk melestarikan jenisnya.
Nah, dari beberapa contoh yang diberikan tadi, dapat dilihat bahwa yang tergolong
makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.

2.3 MEKANISME FOTOSINTESIS SEBAGAI SALAH SATU PROSES


ANABOLISME

Metaboliame merupakan salah satu contoh yang paling umum dikenal untuk
menjelaskan tentang reaksi anabolisme dalam sel. Anabolisme adalah peristiwa perubahan
senyawa senyawa sederhana menjadi senawa kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah
peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi misalnya energi cahaya
untuk fotosintesis dan energi untuk kemosimtesis.
Fotosintesis adalah proses penyusunan bahan organik (karbohidrat) pada tumbuhan
berklorofil dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi cahaya. Proses fotosintesis digambarkan
dalam reaksi kimia berikut.
Organela yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Perhatikan struktur kloroplas
berikut ini!

Struktur Kloroplas Fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap. Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid. Pada reaksi ini terjadi
penangkapan enegri cahaya. Selanjutnya, energi tersebut diteruskan ke pusat reaksi (klorofil
a). Dari pusat reaksi, elektron dilepaskan melalui dua macam aliran yaitu aliran elektron siklik
dan elektron non siklik. 1. Jalur Elektron Siklik Elektron dilepaskan oleh fotosistem 1 (P700),
kemudian melalui sistem transpor elektron akan kembali ke fotosistem 1. Jalur ini
menghasilkan ATP. 2. Jalur Elektron Non Siklik Pada jalur ini terjadi fotolisis air dengan reaksi
berikut :

.
Fotosistem 2 (P680) akan mengambil elektron hasil fotolisis. Dari Fotosistem 2, elektron
diteruskan ke fotosistem 1 (P700) melalui sistem transpor elektron. Proses tersebut akan
membentuk ATP. Pada saat yang bersamaan, fotosistem 1 akan melepaskan elektron. Elektron
tersebut diteruskan ke sistem transpor elektron hingga akhirnya oleh NADP+ untuk
membentuk NADPH2. Jadi pada reaksi terang ini dihasilkan ATP dan NADPH2 yang akan
digunakan dalam reaksi gelap. Reaksi gelap atau siklus calvin terjadi di dalam stroma. Siklus
Calvin berlangsung dalam tiga tahap yaitu fiksasi, reduksi dan regenarsi (sintesis).

1. Fiksasi
Pada tahap fiksasi, terjadi pengikatan CO2 oleh Ribulosa bifosfat(RuBP) menjadi 3-
fosfogliserat (PGA). Reaksi ini dikatalis oleh oleh RuBP karboksilase.
2. Reduksi
Pada tahap reduksi, PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3-
bifosfogliserat(PAGP). Selanjutnya, PAGP menerima ion hidrogen dan elektron dari NADPH2
sehingga terbentuk gliseraldehid-3-fosfat (PGAL)
3. Regenerasi (Sintesis)
Pada tahap regenerasi, setiap 10 PGAL akan membentuk RuBP dan 2 PGAL mengalami
kondensasi menjadi glukosa.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil diantaranya adalah :


1. Gen, jka gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memeiliki klorfil.
2. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman
lain tidak memerlukan cahaya.
3. Unsur N, Mg, Fe, yaitu unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintetis klorofil.
4. Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Ada 2 tahap reaksi pada fotosintesis:

1. Reaksi terang :
Suatu reaaksi yang bergantung pada energi cahaya matahari. Pada reaksi ini terjadi
fotolisis air ( penguraian air dengan bantuan cahaya). Reaski ini terjadi di tilakoid/grana.
Pada reaksi ini fotofosforilasi dibagi atas 2 yaitu, fosforilasi siklik dan fosforilasi non
siklik.
2. Reaksi gelap :
Suatu reasksi yang tidak bergantung pada cahaya matahari . Pada reaksi gelap ini
merupakan lanjutan dari reaksi terang. Sumber energinya berasal dari reaksi terang.
Reaksi ini terjadi di stroma.
Reaksi fotosintesis merupakan reaksi yang sangat kompleks, namun dapat diringkas
sebagai berikut:
6𝐶𝑂2 + 6𝐻2 0 + energi cahaya 𝐶6 𝐻12 06 + 6𝑂2
Atau dalam bentuk reaksi yang lebih disederhanakan :
𝐶𝑂2 + 𝐻2 O 𝐶𝐻2 0 + 𝑂2

Oksigen yang dikeluarkan oleh sel tumbuhan sebagai hasil samping molekul air
diuraikan menjadi hydrogen (𝐻2 ) dan oksigen (𝑂2) dengan bantuan energi cahaya matahari.
Peristiwa ini disebut reaksi fotolisis ( reaksi terang )
Hasil akhir reaksi cahaya berupa :
a) Hydrogen dalam bentuk molekul 𝑁𝐴𝐷𝑃𝐻2
b) Karbondioksida
c) Energi ( dari cahaya ) dalam bentuk ATP untuk sintesis glukosa.

𝐻2 yang dilepaskan akan diikat oleh molekul NADP dan terbentuklah 𝑁𝐴𝐷𝑃𝐻2
sedangkan 𝑂2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi pengikatan
𝑐𝑜2 oleh 𝐻2 yang dibawa molekul NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut
reaksi fiksasi 𝐶𝑂2 (reaksi gelap). 𝑁𝐴𝐷𝑃𝐻2 akan bereaksi dengan 𝑐𝑜2 dalam bentuk 𝐻 + menjadi
𝐶𝐻2 O.
Langkah reaksinya adalah sebagai berikut :
Reaksi terang : 2𝐻2 O 2𝑁𝐴𝐷𝑃𝐻2 + 𝑂2
Reaksi gelap : 2NADP + 𝐻2 + CO + O + 𝐻2 + 𝑂2

Faktor yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis


1. Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida ialah faktor eksternal yang sangat mempengaruhi laju dari
fotosintesis tumbuhan. Karena terbatasnya ketersediaan ini, yaitu hanya berkisar 0,03% di
atmosfir menghasilkan tumbuhan yang saling bersaing guna menyerapnya menuju dalam
klorofil melewati stomata. Jika semakin besar konsentrasi karbondioksida ini di udara, maka
laju dari fotosintesis pun akan semakin besar pula.
2. Ketersediaan Air
Air adalah salah satu jenis kebutuhan dasar untuk tumbuhan guna bisa melakukan
fotosintesis . air mempunyai fungsi utama menjadi bahan baku di dalam proses fotosintesis,
selain itu pun karbondioksida. Selain tersebut, tumbuhan pun memerlukan air guna proses
transpirasi. Apaila kekurangan air, maka stomata pada daun dengan sendirinya akan menutup
dan membuat karbondioksida tidka bisa terserap serta masuk dalam kloroplas.
3. Cahaya
Sesuai dengan namanya, bahwa cahaya pun termasuk dalam bagian dari faktor yang
mempengaruhi fotosintesis. Menurut sifatnya, faktor cahaya ini dibagi menjadi sejumlah sub
faktor, antara lain intensitas cahaya, lalu panjang gelombang cahaya, serta lama penyinarannya.
Berkut ini penjelasan dari ketiga sub faktor tersbut :
1. Insensitas cahaya. Faktor ini ialah yang sangat berpengaruh bagi fotosintesis tumbuhan.
Semakin rendah insensitas cahaya tersebut yang diterima tumbuhan ini, maka akan
semakin sulit juga tumbuhan tersebut di dalam melakukan fotosintesis. Di dalam
insensitas cahaya yang rendah, tumbuhan yang menyerap energi tersebut tidak mampun
mencukup untuk bisa diubah menjadi sebuah energi biokimia.
2. Panjang gelombang. Panjang gelombang dari cahaya ditunjukkan melewati spectrum,
antara lain ialah cahaya warna kuning, merah, hijau, biru dan jingga. Masing – masing
tersebut yang dilakukan oleh spectrum warna tersebut yang akan mempengaruhi
terhadap laju dari proses fotosintesis.
3. Lama penyinaran. Disejumlah belahan dunia ini, penyinaran dari mataharu yang bisa
berlangsung bisa lebih dari 12 ajam per harinya. Di sejumlah daerah tersebut, proses
dari fotosintesis yang dilaksanakan pada tumbuhan pun akan berlangsung dengan terus
menerus.
4. Klorofil
Klorofil atau bernama zat hijau daun ialah suatu pigmen warna yang ada di dalam
kloroplas daun serta dipakai menjadi katalisator pada proses fotosintesis. Tanpa adanya
klorofil, maka fotosintesis ini akan berlangsung paling lambat hingga tidak bisa terjadi sampai
proses tumbuhan ini kehabisan energi. Sebab ada di dalam bagian tumbuhan, maka klorofil
pun bisa dikenal dengan faktor internal yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis.
5. Unsur Hara
Unsur hara ialah sumber nutrisi utama yang diperlukan tumbuhan di dalam melakukan
metabolismenya. Unsur hara ialah mineral ataupun bahan organic yang bisa didapat melewati
penyerapan pada akar dari dalam tanah.
6. Suhu
Suhu udara yang ada di sekitar tumbuhan pun menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi proses fotosintesis. Suhu yang terlalu tinggi ini akan membuat daun menutup
sebagian besar dari stomatanya guna meminimalkan laju dari transpirasi atau penguapan.
Proses ini menyebabkan karbondioksida tidak bisa disera daun serta proses fotosintesisnya
akan mengalami perlambatan. Sedangkan itu, jika suhu ini terlalu rendah, maka air yang ada
dalam tumbuhan akan memebeku jadi sirkulasi hara dari akar akan menuju daun ini tidak bisa
terjadi.

2.4 Mekanisme Reaspirasi Sebagai Salah Satu Proses Katabolisme


Respirasi merupakan sa;ah satu contoh yang paling umum dikemukakan untuk
menjelaskan tentang reasi katabolisme dalam sel. Katabolisme adalah reksi pemecahan
(penguraian) senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi sesnyawa
sederhamna yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sember, agar dapat diguanakan oleh
organisme konsumen untuk melaksanakan aktivitas hidupnya.
Reaspirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat kimia
sumber energi ( molekul organic kompleks misalnya glukosa, protein, dan lemak ) melalui
proses kimia menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia dalam bentuk
ATP yang diperlukan oleh organisme untuk kegiatan kehidupan, seperti
sintesis(anabolisme),gerak , dan pertumbuhan. Contohnya adalah respirasi pada molekul
glukosa,.
Prinsipnya Respirasi oleh mahkluk hidup dilakukan untuk mendapatkan energi , dan
energi itu nanti akan digunakan untuk aktivitas. entah itu gerakan ataupun lainnya .
Energi yang terbentuk dalam bentuk Adenosin Tri Phosphat (ATP) , dengan menyederhanakan
senyawa organik Glucosa (C=6) menjadi CO2 (C=1) dan dalam Respirasi ini (khususnya
Aerob) memerlukan O2 Proses inin sering disebut dengan katabolisme ( Penyederhanaan) .
Jadi Respirasi adalah proses pernafasan yang menghirup / menghisap oksigen dari udara dan
mengeluarkan / melepaskan karbondioksida ke udara semua itu untuk bisa menghasilkan energi
untuk aktivitas .
Pada Tanaman juga terjadi Respirasi sama prosesnya dengan hewan dan manusia
terjadi proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air (H2O) dan
energi kimia karbohidrat (CO2) yang dilepaskan ke udara.
Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi tersebut akan dipergunakan dalam proses
metabolisme atau energi kimia tersebut akan dipergunakan untuk menggantikan energi yang
dipergunakan dalam metabolisme.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa Complex sebagai senyawa sumber yang diurai.
 Bila pembongkaran zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) : Respirasi
 Bila pembongkaran zat dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) : Fermentasi.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H1206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa menjadi H20 + CO2 + Energi,
melalui empat tahap :
1. Glikolisis.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
3. Daur Krebs.
4. Sistem Transpor Elektron respirasi.
1. GLIKOLISIS
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C)
menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan
senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses
glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2
ATP. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada
glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang
lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma(sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10
tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut
ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi
yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energi yang
dihasilkan pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan demikian, selisih
energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH.
Glikolisis adalah rincian sistematis glukosa dan gula lain untuk kekuatan proses respirasi
selular. Ini adalah reaksi biokimia universal yang terjadi dalam setiap organisme uniseluler
atau multiseluler yang hidup respires aerobik dan anaerobik. Ada jalur metabolik di mana
proses ini terjadi. Tahap glikolisis yang saya hadir di sini merujuk pada jalur tertentu yang
disebut embden-Meyerhof-Parnus jalur. Proses ini adalah bagian kecil dari siklus respirasi
seluler dan metabolisme tubuh secara keseluruhan, diarahkan untuk menciptakan ATP
(Adenosine Triphosphate) yang merupakan mata uang energi tubuh
Tahapan glikolisis
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui proses
ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat,
dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin dinukleotida) radikal yang
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-tahun penelitian melelahkan dalam
biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap glikolisis yang membuat respirasi selular
mungkin. Berikut adalah berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan
glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan
membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda.
Produksi berbagai senyawa di setiap tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam
proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang
reaktan pada tahap yang langsung tersedia.

Tahap1: Fosforilasi Glukosa


Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa
6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang merupakan mata uang energi tubuh, digunakan
dan akan ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat), karena pemisahan satu kelompok
fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai berikut:
Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat


Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari
enzim phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari tahap sebelumnya, glukosa 6-fosfat
dan berubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul
yang berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi susunan berbeda dari atom). Reaksi
seluruh diringkas sebagai berikut:
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Fosfat
(C6H11O6P1)

Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat
dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dimungkinkan oleh fosfofruktokinase
enzim yang memanfaatkan satu molekul ATP lebih dalam proses. Reaksi ini diringkas sebagai
berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-difosfat
(C6H10O6P2)

Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap keempat, adolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat
menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula
yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton. Reaksi berjalan
sebagai berikut:
Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
+ Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)
Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Secepat itu dibuat, itu akan
diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas,
tahap keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.

Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + Triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric


Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD + (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim dehydrogenase
fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul
gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Reaksi keduanya adalah sebagai
berikut:
Fosfat dehidrogenase Triose (Enzim) + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH (Reduced nicotinamide
adenine dinucleotide) + 2 H +
Triose fosfat dehidrogenase gliseraldehida fosfat + 2 (C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) → 2
molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2)

Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam


Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul 3-
fosfogliserat asam dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk 1,3-
diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + + 2ADP phosphoglycerokinase → 2
molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + 2ATP (Adenosine Triphosphate)

Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor


Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua
dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat. Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul
asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)

Tahap 9: Penghapusan Air


The enolase enzim datang ke dalam bermain dan menghilangkan sebuah molekul air
dari 2-fosfogliserat acid untuk membentuk asam yang lain yang disebut asam
phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang
terbentuk pada tahap sebelumnya.
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase (enzim) -> 2 molekul asam
phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + H2O 2

Tahap 10: Pembentukan piruvat Asam & ATP


Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari aksi kinase piruvat enzim pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer dari atom fosfor dari asam
phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin trifosfat).
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + 2ADP kinase piruvat (Enzim) →
2ATP + 2 molekul asam piruvat.

2. Tahapan Siklus Krebs

Terdapat dua tahapan krebs yang penting untuk diketahui, pertama yaitu tahapan
persiapan dimana asam piruvat akan diubah menjadi Asetil ko-A melalui proses
dekarboksilasi oksidatif.
Kedua yaitu tahap dalam siklus yang mana akan berlangsung didalam matriks
mitrokondria.
1. Dekarboksilasi Oksidatif

Mekanisme Dekarboksilasi Oksidatif (sumber: nafiun)


Senyawa hasil dari proses glikolisis berupa asam piruvat akan masuk ke tahap
dekarboksilasi oksidatif yang terletak didalam mitokondria sel tubuh untuk kemudian
menuju reaksi persiapan sebelum memasuki siklus krebs.
Asam piruvat dari proses glikolisis akan di ubah menjadi asetil ko-A melalui proses
oksidasi. Proses oksidasi ini disebabkan karena pelepasan elektron sehingga
menyebabkan komponen atom karbon berkurang. Hal ini ditandai dengan
berkurangnya komposisi 3 atom karbon yang terdapat dalam asam piruvat berubah
menjadi 2 atom karbon, hasil ini berupa asetil-KoA. Proses berkurangnya komponen
karbon inilah yang disebut dekarboksilasi oksidatif
Selain dihasilkan asetil-KoA, proses oksidasi dalam mitokondria ini juga mampu
mengubah NAD+ menjadi NADH dengan cara menangkap elektron. Hasil akhir dari
tahap persiapan ini berupa asetil-KoA, CO2 dan 2NADH.
Asetil-KoA yang merupakan produk dari tahap ini lah yang akan digunakan untuk
proses terjadinya siklus krebs.
2. Siklus Krebs

Dalam siklus krebs terdapat delapan tahap yang reaksinya terjadi terus menerus dari
awal hingga akhir dan terjadi secara berulang,
Secara lengkap proses siklus ini terjadi sebagai berikut,
1. Pembentukan sitrat adalah proses awal yang terjadi dalam siklus krebss. Dimana terjadi
proses kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat yang akan membentuk sitrat dengan
enzim sitrat sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah menjadi isositrat dengan
bantuan enzim akonitase.
3. Enzim dehidrogenasi isositrat mampu mengubah isositrat menjadi α-ketoglutarat
dengan bantuan NADH. Dalam proses reaksi ini juga terjadi pelepasan satu molekul
karbon dioksida.
4. Alfa-ketoglutarat mengalami proses oksidasi sehingga akan menghasilkan suksinil-
KoA . Selama oksidasi ini, NAD+ menerima elektron (reduksi) menjadi NADH + H+.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah alpha-ketoglutarat dehidrogenase.
5. Suksinil-KoA diubah menjadi suksinat. Energi yang dilepaskan digunakan untuk
mengubah guanosin difosfat (GDP) dan fosforilasi (Pi) menjadi guanosin trifosfat
(GTP). GTP ini kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan dioksidasi menjadi fumarat.
Ketika oksidasi inilah, FAD akan menerima elektron (reduksi) dan menjadi FADH2.
Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari suksinat.
7. Selanjutnya adalah proses hidrasi, proses ini menyebabkan terjadinya penambahan
atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga akan menghasilkan produk berupa
malat
8. Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat dengan bantuan enzim
malat dehidrogenase. Oksaloasetat inilah yang akan menangkap asetil-KoA sehingga
siklus krebs dapat terus menerus terjadi. Hasil akhir dari tahap ini juga berupa NADH.
Hasil Siklus Krebs

Jumlah Energi (ATP) yang dihasilkan dalam slklus krebs adalah 12 ATP

3 NAD+ = 9 ATP

1 FAD = 2 ATP

1 ATP = 1 ATP

Secara garis besar, dapat kita simpulkan bahwa dari seluruh proses di atas, siklus krebs
bertujuan untuk mengubah Asetil-KoA dan H2O menjadi CO2 dan menghasilkan energi tinggi
berupa ATP, NADH dan FADH.

3. Transport Elektron
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi) dari
NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus
krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-
kelompok protein yang terdapat pada membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan
fosforilasi oksidatif dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert
Lehninger.
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam bentuk ATP

yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan
proses pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan adanya oksigen yang akan
menghasilkan sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi anaerob merupakan pemecahan
glukosa menghasilkan energi tanpa adanya oksigen dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).

Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (36 / 38 ATP) dibandingkan
energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh karena itu, tubuh selalu
mengutamakan terjadinya respirasi aerob dibandingkan anaerob. Respirasi aerob terjadi
melalui empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer
elektron.

Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya akan
menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron, oksigen berperan
sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan membentuk H2O yang akan dikeluarkan
dari sel.

Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari
satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan FADH2 yang
telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju tingkat
energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan energi yang akan digunakan untuk
membentuk ATP

Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein II,
ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV. Elektron akan
ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk ATP. Sedangkan molekul
O2 akan berperan sebagai penerima elekron terakhir yang nantinya akan berubah menjadi
H2O. ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang disebut kemiosmosis.
Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.
 NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa ini
membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria menuju
ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan berubah menjadi
NAD+.
 Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
 Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
 Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
 Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
 Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian berikatan
dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
 Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut akan
kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
 Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP secara
bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks, maka
terbentuklah 3 molekul ATP.
 Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.

Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul
NADH. Bagaimana dengan elektron yang berasal dari FADH2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada
komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya
H+ keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II, elektron akan
ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari
NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali
pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu dalam proses
kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.

Jadi kesimpulannya adalah:


 Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul ATP.
 Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan
2 molekul ATP.

Disinilah akhir dari respirasi aerob molekul glukosa. Respirasi ini akan menghasilkan
energi sebanyak 36 / 38 ATP dengan hasil akhir berupa CO2 dan H2O yang akan
dikeluarkan dari tubuh sebagai zat sisa respirasi. Satu molekul glukosa dengan 6 atom
C, ketika mengalami respirasi aerob akan melepaskan 6 molekul CO2. Karbondioksida
tersebut dibebaskan pada tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs.

4. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses katabolisme senyawa organic tanpa
menggunakan oksigen ssesbagai kalanjutan proses glikolisis. Dengan adanya oksigen
dalam tubuh baik tumbuhan maupun manusia melakukan pembongkaran zat untuk
memperoleh energi dalam keadaan anaerob, yang disebut dengan fermentasi
fermentasi ini dineri nama sesuai dengan jenis senyawa akhir yang dihasilkan
berdasarkan senyawa atau jenis zat yang dihasilkan, fermentasi dibedakan atas
fermentasi asam laktat, fermentasi alcohol, fermerntasi asam cuka dsbb.
1. Fermentasi Asam Laktat.
fermentasi asam laktat yaitu, fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam
laktat (asam susu). Peristiwa ini dapat terjadi di oto dalam kondisi anaerob.
Reaksinya :
C6H12O6 –> 2CH3CH(OH)COOH + 2ATP
Prosesnya :
a. Glukosa asam piruvat ( proses Glikolisis)
𝐶6 𝐻12 𝑂6 2𝐶2 𝐻3 OCOOH + Energi
b. Dehidrogenesi asam piruvat akan terbentuk asam laktat

2𝐶2 𝐻3 OCOOH + 2 NAD𝐻2 2𝐶2 𝐻3 OCOOH + 2 NAD


Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP – 2 NAD𝐻2 = 8-2 ( 3 ATP ) = 2 ATP
2. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + 𝐶𝑂2, selanjutnya asam asetat di ubah menjadi
alcohol. Dalam fermentasi alcohol , satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP. Bandingkan dengan respirasi aerob , diamana satu
molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP
Reaksinya adalah sebagai berikut :

a. Gula (𝐶6 𝐻12 𝑂6) asam piruvat ( glikolisis )


b. Dekarboksilasi asam piruvat.
Asam piruvat 𝐶𝐻3 CHO + C𝑂2
Piruvat dekarbpsilasi
c. Asetaldehid oleh alcohol dihidrogenase diubah menjadi alcohol (etanol)

3. Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung
dalam keadaan aerob.
Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob.

Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2
CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

Fermentasi asam cuka ini berjalan aerob karena menghasilkan H2O ( Air )
Tetap disebut Fermenasi meskipun Aerob karena bahannya Alkohol senyawa
produk dari fermentasi

maka jika ada Bir terbuka diatas meja lama kelamaan rasa Bir jadi asem karena
alkohol
diteruskan dirubah oleh Acetobacter Acet jadi cuka dalam keadaan aerob

2.5 Peran Metabolisme Dalam Mendukung Fungsi Kehidupan.


 Memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP yang berasal dari degradasi zat zat pada
makanan kaya energi yang berasal dari lingkungan
 Mengubah nutrisi menjadi prekursor untuk pembangunan bagi biomolekul sel.
 Menyusun unit pembangunan protein asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen
sel yang lainnya.
Membentuk serta merombak biomolekul
 Menghasilkan, energi bagi dari proses perubahan zat-zat makanan yang ada di dalam
tubuh
 Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan respirasi jaringan
tubuh.
 Mengganti jaringan yang rusak atau membentuk jaringan
 Menyusun unit pembangun menjadi protein, asam nukleat dan komponen sel lainnya
BAB III
KESIMPULAN KRITIK DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Dari materi tentang metabolism yang telah diuraikan di atas, maka dapat ai ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di
dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat penting
bagi mahluk hidup, karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat memperoleh energi
untuk bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan.
2. Dalam metabolisme terdapat dua proses yaitu proses pembentukan ( anabolisme ) dan proses
penguraian ( katabolisme ).
3. Anabolisme ialah proses metabolisme yang menyusun senyawa organik sedehana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks. Dalam proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
tersebut dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Proses anabolisme yang
memerlukan energi dalam bentuk energy cahaya disebut fotosintesis. Sedangkan proses
snsbolisme yang memerlukan energi kimia disebut kemosintesis.
4. Katabolisme ialah proses metabolisme yang melakukan pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang banyak mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah. Tujuanya adalah membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa sumber. Dalam proses katabolisme ada dua proses yaitu respirasi dan
fermentasi. Respirasi ialah proses pembomgkaran suatu zat yang membutuhkan oksigen yang
cukup ( aerob ). Sedangkan fermentasi ialah proses katabolisme yang di lingkunganya tidak
terdapat oksigen atau kangdungan oksigen kurang memadai ( anaerob ).

3.2 KRITIK DAN SARAN


Seperti karya ilmiah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik
dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisanya. Ini semua dikarenakan keterbatasan
kemampuan penyusun dalam memnyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan
berusaha untuk belajar dan merperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya dapat lebih baik baik lagi. Penyusun siap menerima kritik dan saran
yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Manitto, Paulo. 1992. Biosintesis Produk Alami. Semarang: IKIP Semarang Press.
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan
Lipid. Bandung: ITB Bandung.
Kimball. W. John. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/katabolisme.html. diakses tanggal : 27 -12-2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Anabolisme. diakses tanggal : 27-12-2010

Diposting oleh agus p3b3 di 17.03


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:
1.

thefikkar7 Agustus 2017 09.06

thanks info nya mas, Askep Hepatitis

Balas

Balasan

Balas

2.

Tahukah Kamu15 Juni 2019 03.24

Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di
dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat
penting bagi mahluk hidup, karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat memperoleh
energi untuk bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan.

Balas

Balasan

Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog
 ▼ 2011 (1)
o ▼ Desember (1)
 makalah metabolisme

Mengenai Saya
agus p3b3
Lihat profil lengkapku

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai