Disusun oleh :
NIM : 40040120650052
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya laporan yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Kimia Analisa yang berjudul “Penentuan Jenis Tanin dan Penetapan
Kadar Tanin dari Buah Bungur Muda (Lagerstroemia Speciosa Pers.) Secara
Spektrofotometri dan Permanganometri”, yang telah kami selesaikan.
Paper ini disusun dengan mengacu pada sumber dari Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan
kutipan dari sumber sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan
beberapa ulasan pribadi dari kelompok kami. Ulasan pribadi sifatnya hanyalah
analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari bahan bacaan.
Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah
semestinya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Heny Kusumayanti, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah
Praktikum Fisika Teknik serta
2. Asisten Laboratorium Praktikum Kimia Analisa kami yaitu saudari Rizka
Lestari Dewi.
3. Teman-teman Kelompok B1 Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia
Industri Universitas, yang selalu memberikan motivasi dan beberapa
masukan-masukan dalam penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini jauh dari sempurna dan
mungkin beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya.
Namun, harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada manfaatnya,
terutama untuk penulis pribadi dan juga teman-teman yang telah membaca paper
ini. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................. 5
1.1. Latar Belakang.................................................................................................5
1.2. Tujuan .............................................................................................................7
1.2.1. Tujuan Umum ..........................................................................................7
1.2.2. Tujuan Khusus .........................................................................................7
BAB II : KAJIAN TEORI ............................................................................................... 8
2.1. Tanin ...............................................................................................................8
2.2. Titrasi ..............................................................................................................8
2.3. Permanganometri .............................................................................................8
2.4. Titik akhir Titrasi .............................................................................................9
2.5. Titik ekivalen...................................................................................................9
2.6. Kalium Permanganat (KMnO4) ........................................................................9
2.7. Kelebihan dan kekurangan metode permanganometri .......................................9
2.7.1. Kelebihan metode permanganometri.........................................................9
2.7.2. Kekurangan metode permanganometri.................................................... 10
2.8. Aplikasi permanganometri dalam industri ...................................................... 10
2.8.1. Penentuan biji dalam biji-biji besi........................................................... 10
2.8.2. Menentukan kadar Ca2+ dalam kapur ...................................................... 10
2.9. Spektrofotometri ............................................................................................ 10
2.10. Larutan standar .......................................................................................... 11
2.10.1. Larutan standar primer ........................................................................... 11
2.10.2. Larutan standar sekunder ........................................................................ 11
2.11. Larutan Blanko .......................................................................................... 11
2.12. Kurva baku ................................................................................................ 12
BAB III : METODOLOGI ............................................................................................ 13
3.1. Alat dan Bahan .............................................................................................. 13
3.1.1. Bahan Penelitian .................................................................................... 13
3.2. Alat Penelitian ................................................................................................... 14
3.3. Metode Kerja ................................................................................................. 16
3.3.4. Pembuatan Jenis Tanin ........................................................................... 17
3.2.5. Penetapan Kadar Tanin Secara Spektrofotometri .................................... 20
3.2.6. Penetapan Kadar Tanin Secara Spektrofotometri .................................... 22
BAB IV : PEMBAHASAN ........................................................................................... 25
4.1. Penentuan Kandungan Lembab Serbuk Buah Bungur Muda ........................... 25
4.2. Identifikasi Kualitatif Adanya Tanin .............................................................. 26
4.3. Identifikasi Jenis Tanin .................................................................................. 27
4.4. Penetapan Kadar Tanin Secara Spektrofotometri ............................................ 29
4.5. Pembakuan dan Penetapan Kadar Tanin secara Permanganometri .................. 34
4.6. Perbandingan Hasil Kadar Tanin dengan Dua Metode .................................... 37
BAB V : PENUTUP ..................................................................................................... 38
5.1. Kesimpulan.................................................................................................... 38
5.2. Saran ............................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 40
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.1.1. Untuk mengetahui kadar tanin dalam suatu buah
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Untuk mengetahui pengertian tanin
1.2.2.2. Untuk mengetahui pengertian titrasi
1.2.2.3. Untuk mengetahui pengertian titrasi permanganometri
1.2.2.4. Untuk mengetahui titik akhir titrasi
1.2.2.5. Untuk mengetahui titik ekivalen
1.2.2.6. Untuk mengetahui metode spektofotometri
1.2.2.7. Untuk mengetahui tentang larutan standar
1.2.2.8. Untuk mengetahui larutan blanko dan pembuatannya
1.2.2.9. Untuk mengetahui kurva baku
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Tanin
Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui
mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri
dan antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat
kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar
mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan
protein tersebut. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai dari
pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi
sebagai antioksidan biologis.
2.2. Titrasi
Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan
menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam
hal ini, suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan
standar), ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya
tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut
berlangsung sempurna. Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan
(kuantitas) asam-basa dapat ditentukan secara stokiometri.
2.3. Permanganometri
Permanganometri adalah metode titrasi yang menggunakan kalium
permanganat yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Reagensia ini mudah
diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan
larutan yang sangat encer. Permanganat beraksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 .
2.4. Titik akhir Titrasi
Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam
basa.. Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang
nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik
akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. Menurut
suatu indicator digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, maka :
1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi
ekivalen dengan titrat.
2. Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak, agar tidak ada
keraguan-keraguan tentang kapan titrasi harus dihentikan.
2.9. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah metode menganalisis unsur secara kuantitatif.
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spectrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy relatif jika energy
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang
gelombang.
Keuntungan dari metode spektrofotometri adalah metode ini
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kualitas zat yang kecil. akurat,
dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam
bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan.
METODOLOGI
Konsentrasi
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui
mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri
dan antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat
kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar
mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan
protein tersebut. Senyawa tanin banyak terdapat pada tumbuhan dikotil dan
tersebar luas pada tanaman yang berpembuluh terutama pada Angiospermae
(Harborne, 1996). Salah satu tumbuhan Angiospermae dan berkeping dua
(dikotil) yang mengandung senyawa tanin adalah bungur (Lagerstroemia
speciosa Pers.). Pada penelitian ini, digunakan buah bungur muda untuk
dilthat kadar senyawa taninnya karena buah yang masih muda mengandung
senyawa tanin yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang tua.
5.2. Saran
Saran dari kami untuk penelitian ini yaitu, untuk bahan-bahan yang
digunakan itu lumayan sulit ditemukan atau memiliki harga yang lumayan
tinggi. Selain itu, alat dan metode yang digunakan diperlukan profesionalitas
masing-masing atau didampingi dengan ahlinya agar pelaksanaan penelitian
ini dapat berlangsung dengan baik dan juga memiliki hasil yang lebih akurat
juga.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha. (2003). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.
Desmiaty, Y., Ratih, H., Dewi, M. A., & Agustín, R. (2008). Penentuan jumlah
tanin total pada daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan daun
sambang darah (Excoecaria bicolor Hassk.) secara kolorimetri dengan
pereaksi biru prusia. Ortocarpus, 8, 106-109.
Harbone, J. (1987). Metode Fitokimia: Penentuan cara modern menganalisis
tumbuhan, terbitan ke-2, Alih Bahasa: Dr. Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 84-85.
Hernawan, U. E., & Sutarno, S. A. (2004). Aktifitas Hipoglikemik Dan
Hipolipidemik Ekstrak Air Daun Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers.)
Terhadap Tikus Diabetik. Biofarmasi, 2(1), 15-23.
Reynolds, J. (1996). Martindale,“The Extra Pharmacopoeia”, London. Royal
Pharmaceutical society of Great Britian.
RI, M. K. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Sajaratud. (2013). Pembuatan Tanin dari Buah Pinang. Sumatera Utara: Fakultas
Ilmu Tarbiyah & Keguruan Institut Agama Islam Negeri.
Underwood AL, D. (2001). Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta,: Erlangga,.
Chandra, A. D., & Cordova, H. (2012). Rancang Bangun Kontrol pH Berbasis Self
Turning PID Melalui Metode Adaptive Control. Jurnal Teknik POMITS, 2.
Day, R. A., & Underwood, A. L. (1984). Analisis Kimia Kuantitatif .
Haitami, Rakhmina, D., & Fakhridani, S. (2016). Ketepatan Hasil dan Variasi
Waktu Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory
Technologi Journal, 62.
Harjadi. (1986). Ilmu Kimia Analitik Dasar. 134-149.
Lesmono, L. (2017). Bab II Kajian Pustaka.
Malangngi, L. P., Sangi, M. S., & Jessy, J. P. (2012). Penentuan Kandungan Tanin
dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat. Jurnal Mipa
Unsrat Online, 6.
Morie, I. (2015, November 6). Cara Membuat Larutan Standar. Retrieved from
http://ekimia.web.id/cara-membuat-larutan-standar/
Nurhayati, D. (2016, Februari 13). Fungsi Larutan Blanko. Retrieved from
https://id.scribd.com/doc/299156318/Fungsi-Larutan-Blanko
Pratama, Y., Prasetya, A. T., & Latifah. (2015). Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati
Sebaai Indikator Titrasi Asam-Basa . Indonesian Journal of Chemical
Science, 153.
Putra, F. A., & Sugiarso, R. D. (2016). Perbandingan Metode Analisis
Permanganometri dan Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II. Jurnal
Sains Dan Seni ITS, C-10.
Putri, L. E. (2017). Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO4 Dengan
Metoda Spektroskopi UV Visible. Natural Science Journal, 392.
Rizky, T. A., Saleh, C., & Alimuddin. (2015). Analisis Kafein dalam Kopi Robusta
(Toraja) dan Kopi Arabika (Jawa) dengan Variasi Siklus pada Sokletasi.
Jurnal Kimia Mulawarman, 43.
Saadah, M., Nurdiana, & Wahyudiati, D. (2016). UJI KADAR ZAT WARNA (β-
karoten) PADA CABE MERAH SEBAGAI PEWARNA ALAMI. 93.
Wijaya, E. (2010, Oktober 3). Kimia Analitik-titrasi Asam Basa. Retrieved from
http://www.scribd.com
Yahya, S. (2013). Jurnal Spektrofotometer-UV-VIS.