KIMIA ORGANIK
KELOMPOK 3 :
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 3
Surabaya,
Dosen Pengampu Asisten Praktikum
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
Surabaya,
Penyusun
ABSTRAK
Praktikum kali ini adalah mengisolasi kandungan trimiristin dari biji pala menggunakan
metode refluks. Prinsip dari praktikum ini adalah ekstraksi pelarut, yaitu cara untuk memisahkan
dua jenis campuran yang saling melarutkan. Metode yang digunakan yaitu metode refluks, filtrasi
dan kristalisasi. Metode Refluks menggunakan prinsip mempertahankan reaksi dalam waktu lama
dengan pemanasan dan pengembunan uap, serta menjaga kestabilan suhu di bawah titik didih
pelarut. Dalam hal ini campuran etanol dan bubuk biji pala di refluks selama 30 menit. Refluks
dipakai karena dalam proses refluks tidak ada senyawa yang hilang, sebab senyawa yang menguap,
uapnya didinginkan oleh kondensor sehingga menjadi cair dan kembali ke dalam labu reaksi.
Prinsip dari filtrasi yaitu pemisahan filtrat dan residu, campuran yang masih panas akan langsung
disaring agar tidak segera mengendap, sedangkan prinsip kristalisasi ialah pemurnian dengan
pembentukan kristal, dalam hal ini campuran yang telah didapatkan akan dicuci menggunakan
metanol dan endapan akan diangin-anginkan. Pada praktikum ini didapatkan berat endapan sebesar
0,03 Gram, persen rendemen 0,15%, serta titik leleh dari sample sebesar 60oC.
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDUHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Buah Pala................................................................................................3
2.2 Trimiristin ...................................................................................................... 4
2.3 Isolasi Trimiristin....................................................................................5
2.1 Faktor Pengaruh Pengendapan...............................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN.......................................................................9
3.1 Skema Percobaan Isolasi Trimiristin dari Biji Pala................................9
3.2 Alat dan Bahan Percobaan......................................................................9
3.2.1 Alat Percobaan................................................................................10
3.2.2 Bahan Percobaan.............................................................................10
3.3 Gambar Alat..........................................................................................10
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN........................12
4.1 Data Hasil Percobaan............................................................................12
4.2 Pembahasan dan Diskusi.......................................................................12
BAB V PENUTUP...........................................................................................15
5.1 Kesimpulan...........................................................................................15
5.2 Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
APPENDIKS
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Pala.............................................................................................4
Gambar 2.2 Biji Buah Pala Kering .........................................................................4
Gambar 2.2 Struktur Trimiristin..............................................................................5
Gambar 3.1 Skema Percobaan Isolasi Trimiristin dari Biji Pala..............................9
Gambar 3.2 Kondensor Refluks.............................................................................10
Gambar 3.3 Melting Point Test..............................................................................10
Gambar 3.4 Gelas Ukur 100 mL............................................................................10
Gambar 3.5 Penyaring Buchner.............................................................................10
Gambar 3.6 Labu Bundar 250 mL.........................................................................11
Gambar 3.7 Kompor..............................................................................................11
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Trimiristin dari Biji Pala......................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2.1 Buah pala. Gambar 2.2 Biji buah pala kering.
2.2 Trimiristin
Trimiristin merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan lemak yang
ditemukan pada biji buah pala (myristica fragrans) selain itu dapat pula
ditemukan pada beberapa jenis sayuran yang kaya akan minyak dan lemak
terutama pada biji-bijian. Trimiristin merupakan bentuk kental dan tidak berwarna
serta tidak larut dalam air. Trimiristrin, jika direaksikan dengan basa alkali akan
menghasilkan asam miristat atau garamnya (penyabunan). Pada trimiristrin
gugus-gugus asam (atau asil) adalah sama, sehingga hidrolisa menjadi asam dan
gliserol akan menghasilkan hanya satu jenis asam, yakni asam miristat. Beberapa
perbedaan trigliserida mungkin karena gliserol mempunyai tiga fungsi. Fungsi
hidroksil dan juga mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang dan
sejumlah ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain Trimiristin terkandung
sekitar 25% dari berat kering biji buah pala (Albert, 2011).
Berikut merupakan beberapa sifat trimiristin:
a) Bentuk Kristal : Serbuk putih.
b) Berat Molekul : 728,18 g/mol.
c) Densitas : 0,88 g/cm3 pada suhu 300oC.
d) Titik lebur : 58,50oC.
e) Titik leleh : 54-55oC.
f) Kelarutan : - Tidak larut dalam air.
- Sangat larut dalam alkohol dan eter.
2. Tidak ada senyawa yang hilang karena uapnya didinginkan oleh kondensor.
No Parameter Sampel 1
4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah isolasi trimiristin dari biji pala. Isolasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan kandungan trimiristin dari biji pala, serta
mengetahui titik leleh dari kandungan tersebut. Metode yang digunakan yaitu
metode refluks, metode refluks menggunakan prinsip mempertahankan reaksi
dalam waktu lama dengan pemanasan dan pengembunan uap, serta menjaga
kestabilan suhu di bawah titik didih pelarut. Refluks dipakai karena dalam proses
tersebut tidak ada senyawa yang hilang. Senyawa yang didihkan akan menguap
kemudian didinginkan oleh kondensor sehingga menjadi cair dan kembali ke
dalam labu reaksi. Prinsip dari filtrasi yaitu pemisahan filtrat dan residu,
sedangkan prinsip kristalisasi ialah pemurnian dengan pembentukan kristal.
Percobaan isolasi trimisin dari biji pala ini menggunakan biji pala yang sudah
dihaluskan sebanyak 20 gr. Biji pala yang dihaluskan bertujuan agar semakin kecil
permukaannya (sample) maka akan semakin cepat larut, serta semakin luas
permukaan suatu molekul yang berkontak dengan pelarut, maka semakin cepat
molekul tersebut bereaksi dengan dengan solvent, selain itu tujuan dari
penghalusan biji pala ini yaitu saat proses ekstraksi diharapkan kandungan dari
biji pala tersebut dapat terekstrak lebih maksimal.
Biji pala yang sudah dihaluskan ini dicampurkan dengan etanol sebanyak 70
mL, penambahan etanol ini berfungsi sebagai pelarut yang bersifat non polar
sehingga dapat melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar selain itu
pemilihan etanol sebagai solvent karena etanol memiliki titik didih yang lebih
rendah dari titik didih trimiristin. Pengaruh pemilihan zat pelarut juga sangat
penting diperhatikan karena jika titik didih solvent yang digunakan mendekati titik
didih solute maka dikhawatirkan zat terlarut juga ikut menguap, sehingga endapan
trimiristin yang didapatkan hanya sedikit. Dengan titik didih pelarut yang rendah,
maka yang memungkinkan menguap hanya etanol, dapat juga menggunakan
pelarut yang lain asalkan pelarut tersebut harus sama-sama non polar, memiliki titik
didih rendah, mudah menguap, tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan
serta dapat melarutkan pengotor.
Campuran serbuk pala dengan pelarut etanol diekstraksi dengan menggunakan
metode refluks dan tercampur secara sempurna. Dalam proses ini terjadi reaksi
dibutuhkan waktu yang cukup lama yaitu dengan memanaskan dan mengembunkan
uap dari etanol dan uapnya akan kembali ke labu reaksi. Proses ini dilakukan
selama 30 menit di mana lama dari proses refluks ini akan mempengaruhi hasil
ekstrak. Semakin lama proses refluks, maka semakin banyak siklus penguapan
solvent yang terjadi. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya ekstrak yang
didapatkan dari zat-zat yang ikut terlarut di dalam pelarut. Setelah 30 menit,
dihasilkan larutan berwarna coklat yang dalam keadaan panas untuk kemudian
langsung disaring agar larutan tidak mengendap terlebih dahulu. Penyaringan
dilakukan untuk memisahkan residu berupa ampas dari serbuk pala dengan filtrat
yang berwarna kuning, yang terdapat kandungan trimiristin dan sedikit etanol.
Larutan tersebut kemudian didinginkan pada lemari es selama 7 hari hingga
terbentuk calon kristal yang masih lunak dan belum terpisah dari larutannya.
Pendinginan ini berfungsi untuk mengendapkan kristal sehingga memudahkan
pemisahan kristal dari larutan, selain itu dengan adanya pendinginan juga dapat
mempercepat laju pertumbuhan kristal.
Terdapat 2 metode pendinginan, yaitu pendinginan satu tahap dan pendinginan
dua tahap.Pendinginan satu tahap seperti yang dilakukan pada praktikum ini, yaitu
dilakukan denganmendinginkan larutan langsung menggunakan ice bath.
Sedangkan pendinginan dua tahap dilakukan dengan cara mendinginkan larutan
terlebih dahulu dalam suhu kamar, kemudian barudidinginkan di dalam ice bath.
Secara fisik sekilas tidak terlihat perbedaan antara kedua metodeini. Namun
sesungguhnya pendinginan dengan menggunakan metode dua tahap penurunan
suhu yang terjadi perlahan-lahan sehingga kecepatan pertumbuhan kristal lebih
cepat daripada pertumbuhan inti sehingga kristal yang diperoleh lebih besar. Pada
pendinginan satu tahap penurunan suhunya terlalu cepat sehingga kecepatan
pertumbuhan inti kristal lebih cepatdaripada kecepatan pertumbuhan kristal, akan
diperoleh kristal yang kecil dan rapuh.
Proses penyaringan yang kedua, dilakukan dengan cara yang sama dengan
penyaringan pertama. Sampel disaring dan dicuci menggunakan metanol. Metanol
berperan sebagai pembersihkan sisa-sisa zat pengotor yang ada pada kertas saring
bersamaan dengan endapan trimiristin. Dalam penyaringan ke dua didapatan hasil
berupa endapan dan filtrat. Pada penyaringan kedua ini, filtrat dibuang dan endapan
yang terletak pada kertas saring dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
sehingga endapan dan trimiristin tidak hilang tersapu angin yang bertiup dengan
kencangnya. Proses pengeringan dilanjutkan dengan penimbangan berat kertas
saring beserta endapannya, didapatkan endapan sebesar 0,03 gr.
Dari endapan tersebut digunakan untuk menganalisa titik leleh trimiristin
menggunakan melting point test dari alat tersebut dapat diketahui titik leleh sampel
sebesar 60oC dimana titik leleh tersebut tidak sesuai dengan titik leleh trimiristin
yang berkisar 54-55oC, hal ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh
impurities yang tercampur pada sampel endapan trimiristin. Pada sampel ini juga
didapatkan persen randemen sebesar 0,15%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. New Jersey:
Prentce Hall.
Asgarpanah,J. dan Kazemiyas N. (2012). Phytochemistry and pharmacologic properties of
Myristica fragrans Hoyutt: A review. African Journal of Biotechnology. Islamic
Azad University, Tehran. 11(65) :12787- 12793.
Raharjo,Tri Joko. (2013), Kimia Bahan Alam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
de Guzman, C.C. and J.S. Siemonsma. 1999. Plant Resources of South East Asia No. 13:
Spices. PROSEA. 400 p
Fieser, L.F., and Fieser, M., 1957, “Introduction to Organic Chemistry”, pp.131,
Maruzen Company Ltd, Tokyo.
Ma’mun. (2013). Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica argentea). Jurnal Littri. 19(2): 72-77.
APPENDIKS
Surabaya,
Gistanya Lindar A