DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
i
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
i
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus :
iv
PRAKATA
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktik lapangan dengan laporan yang berjudulPembuatan dan
Analisis sifat Fisikokimia Biodiesel Kemiri Sunan (Aleurites trisperma).
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Irmanida Batubara selaku
pembimbing pertama atas bimbingan, saran, dan pengarahannya sehingga laporan
ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan ketua
kelompok peneliti kimia, Balai Penelitian dan Pengembangan Keteknikan
Kehutanan Bogor, Bapak Djeni Hendra selaku pembimbing kedua, dan Bapak
Dadang selaku Kepala Labolatorium Biodiesel yang telah memberikan
kesempatan, fasilitas serta bimbingan selama kegiatan praktik lapangan
berlangsung.
Semoga laporan praktik lapangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktik Lapangan 2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan 2
KEADAAN UMUM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN 2
Sejarah Singkat 2
Visi dan Misi 2
Tugas dan Fungsi 3
Struktur Organisasi 3
Potensi Laboratorium 3
Tenaga dan Waktu Kerja 5
BAHAN DAN METODE 6
Alat dan Bahan 6
Metode 6
1. Preparasi minyak biji Kemiri Sunan 7
2. Pembuatan biodiesel 8
3. Analisis Parameter Uji Minyak Biji Kemiri Sunan dan Biodiesel 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Penyiapan sampel 11
Esterifikasi 12
Transesterifikasi 13
Analisis Biodiesel 14
1. Bilangan Asam 15
2. Densitas 15
3. Kadar Air 15
4. Viskositas 15
5. Bilangan Iodin 16
6. Bilangan Penyabunan 16
7. Bilangan Ester 17
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
vi
DAFTAR TABEL
1 Penggolongan tenaga kerja berdasarkan pendidikan 6
2 Penggolongan tenaga kerja berdasarkan pendidikan 6
3 Bilangan asam dan FFA biodiesel sebelum dan sesudah proses 13
4 Bilangan asam dan FFA biodiesel sebelum dan sesudah proses 14
5 Rendemen biodiesel dari minyak mentah biji kemiri sunan 14
6 Analisis kadar air biodiesel kemiri sunan 15
7 Bilangan iod biodiesel kemiri sunan 16
8 Perbandingan data analisis biodiesel kemiri sunan dengan SNI 17
DAFTAR GAMBAR
1 Alat penggiling biji kemiri sunan 7
2 Alat pengepresan biji Kemiri Sunan 7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Struktur organisasi Balai kehutanan 20
2 Bagan alir penelitian 21
3 Perhitungan rendemen hasil pengepresan satu kali biji kemiri sunan 22
4 Bilangan asam minyak kemiri sunan mentah 22
5 Bilangan asam minyak biji kemiri sunan hasil degumming 23
6 Bilangan asam minyak biji kemiri sunan hasil esterifikasi 23
7 Bilangan asam minyak biji (biodiesel) kemiri sunan hasil transesterifikasi 23
8 Parameter biodiesel dalam sifat fisika dan kimianya (SNI 04-7182-2006) 24
9 Rendemen hasil pengolahan minyak biodiesel kemiri sunan 24
10 Densitas biodiesel kemiri sunan 24
11 Kadar air biodiesel kemiri sunan 25
12 Viskositas Biodiesel 26
13 Analisis bilangan iod biodiesel setelah proses pemurnian 26
14 Bilangan penyabunan 27
15 Bilangan ester Biodiesel 27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktik lapangan ini bertujuan membuat minyak biji kemiri sunan (Aleurites
trisperma) menjadi biodiesel dengan metode esterifikasi dan transesterifikasi.
Melihat pengaruh pengunaan asam fosfat dalam proses degumming dan
pengunaan katalis KOH atau NaOH pada proses transesterifikasi yang dilihat dari
sifat fisikokimia biodiesel yang dihasilkan.
Sejarah Singkat
Kegiatan penelitian hasil hutan di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-
19. Menurut kelembagaannya, secara resmi kegiatan penelitian hasil hutan
dimulai pada tahun 1913 dan diberi nama Bosbouw Proef Station Voor
HetBoswezen (Balai Penyelidikan Kehutanan). Nama tersebut mengalami
beberapa kali perubahan seiring dengan perkembangan Indonesia dari sebelum
merdeka sampai pasca-kemerdekaan, mulai di bawah Departemen Pertanian
sampai di bawah Departemen Kehutanan (tahun 1983). Berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kehutanan, namanya berubah menjadi Pusat Penelitian dan
Pengembangan hasil Hutan. Saat ini, lokasi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan ada di Jalan Gunung Batu
No. 5, Bogor 16610.
Struktur Organisasi
Potensi Laboratorium
6. Laboratorium Entomologi
a. Pengujian efikasi bahan pengawet kayu.
b. Pengujian keawetan kayu.
c. Pengembangan metode penelitian terhadap rayap.
7. Laboratorium Mikologi
a. Pengujian efikasi bahan pengawet kayu.
b. Pengujian keawetan kayu.
c. Budi daya jamur untuk bahan pangan dan obat.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mesin giling, mesin
pengempa mekanis bertekanan tinggi, penangas air, neraca analitik, termometer,
corong pisah, pengaduk magnet, piknometer , dan alat-alat gelas labolatorium.
Bahan-bahan yang digunakan adalah biji kemiri sunan yang berasal dari
daerah Garut Jawa Barat, etanol 95%, indikator fenolftalein dan metil merah,
metanol 95%, HCl, KOH, NaOH, asam fosfat teknis 30%, CH3COOH 0,01%,
Na2SO4, NaHCO3, Na2S2O3, dan boraks.
Metode
Metode percobaan ini terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama yaitu preparasi
minyak biji kemiri sunan. Tahap kedua adalah pembuatan biodiesel dari minyak
biji kemiri sunan. Setiap tahap dilakukan analisis penentuan bilangan asam dan
7
tahap terakhir dilakukan uji fisikokimia untuk semua sampel yang dihasilkan.
Alur kerja pada percobaan ini terdapat pada Lampiran 2.
1. Preparasi minyak biji Kemiri Sunan
Preparasi minyak biji Kemiri Sunan terdiri dari :
a. Pengeringanbiji Kemiri Sunan
Biji kemiri sunan dipisahkan dari kulit buahnya yang telah mengering.
Kemudian biji dikeringkan dengan bantuan sinar matahari selama 5 hari sampai
biji benar-benar kering.
b. Penggilingan biji kemiri sunan
Biji yang telah dikeringkan digiling menggunakan mesin penggiling
(gambar 1) dengan kapasitas 156 kilogram per jam. Untuk memperoleh rendemen
minyak yang optimal, penggilingan dilakukan sebanyak dua kali. Untuk skala
kecil penggilingan biji dapat dilakukan dengan blender atau alat penggiling biasa.
bebas, kadar air dan bobot jenis dari minyak tersebut. Analisis ini dimaksudkan
untuk mengetahui sifat minyak biji kemiri sunan sebelum diproses menjadi
biodiesel.
2. Pembuatan biodiesel
Biodiesel yang dibuat dari minyak biji kemiri sunan dilakukan dalam
beberapa tahapan, yaitu :
a. Pemisahan gum (degumming)
Proses pemisahan gum (degumming) dilakukan dengan cara minyak
sejumlah 250 mL dipanaskan di atas hotplate hingga suhunya mencapai 60-80 C
dan diaduk menggunakan magnetik stirrer. Setelah lima belas menit, minyak
tersebutditambahkan larutan asam fosfat konsentrasi 20%. Pada proses ini diberi
tiga perlakuan yang berbeda berdasarkan jumlah fosfat yang ditambahkan, yaitu
asam fosfat konsentrasi 20% sebanyak 0,5%, 0,75%, dan 1,00% yang diaduk
selama tiga puluh menit. Minyak dimasukkan dalam corong pemisah 500 ml.
Gum yang terbentuk dipisahkan, kemudian minyak yang dihasilkan diukur
bilangan asamnya.
b. Esterifikasis
Minyak biji kemiri sunan yang telah melalui proses degumming,
Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu berleher dua dan dipanaskan sambil
diaduk dengan pengaduk magnet hingga suhunya mencapai 60 oC. Kemudian
minyak tersebut direaksikan dengan metanol 95% dengan bantuan katalis H2SO4
sebanyak 1% (v/v) pada suhu 60°C selama 60 menit. Setelah pemanasan selesai
minyak ditempatkan dalam corong pemisah dan didiamkan selama satu malam
untuk mengoptimalkan pemisahan. Kemudian minyak yang didapat diukur
bilangan asamnya. Apabila bilangan bilangan asamnya telah di bawah 3 mg
NaOH/g maka minyak tersebut bisa dikerjakan ke proses selanjutnya.
c. Transesterifikasi
Minyak yang bilangan asamnya sudah rendah (kurang dari 3 mg NaOH/g
minyak) dimasukkan ke dalam labu yang dilengkapi dengan termometer dan
pengaduk magnet. Labu ditempatkan pada pemanas listrik dengan suhu diatur
konstan 60 oC. Setelah suhu minyak mencapai 60 oC, dimasukkan campuran
metanol sebanyak 20% dengan bantuan katalis pada dua perlakuan yaitu NaOH
atau KOH dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0,5% (v/v) dari jumlah
minyak biji kemiri sunan. Minyak biji kemiri sunan dipanaskan selama 30 menit
dengan suhu konstan 60 °C. Setelah pemanasan selesai minyak ditempatkan
dalam corong pemisah dan didiamkan selama 2 jam untuk mengoptimalkan
pemisahan. Lapisan bawah yang merupakan gliserol dipisahkan dengan lapisan
atasnya yang merupakan biodiesel atau metil ester.
d. Pencucian biodiesel
Metil ester hasil reaksi transesterifikasi dimasukkan ke dalam corong pisah.
Kemudian ditambahkan air hangat sebanyak metil ester yang ditambahkan ke
dalam corong pisah. Campuran dikocok kuat dan didiamkan beberapa saat sampai
terbentuk dua lapisan yang telah terpisah sempurna. Lapisan air di bagian bawah
di cek pHnya lalu dibuang dan pencucian diulang beberapa kali menggunakan air
hangat hingga pH airnya menjadi netral (pH 7).
e. Penghilangan air
Proses pencucian minyak biodiesel dilakukan dengan proses pemanasan
sampel sampai bersuhu 150˚C selama sekitar 2 jam. Proses pemanasan dilakukan
9
dengan bantuan meja pemanas dan pengaduk magnet. Proses ini diakhiri saat
tidak terlihat lagi gelembung saat diaduk pada bagian permukaannya.
3. Analisis Parameter Uji Minyak Biji Kemiri Sunan dan Biodiesel
Analisis parameter uji minyak biji Kemiri Sunan dan biodieset terdiri dari
beberapa uji, yaitu :
a. Viskositas Metode Brookfield
Minyak atau biodiesel yang akan diukur viskositasnya dimasukkan ke dalam
gelas piala 100 ml kemudian viskositasnya diukur dengan alat viskometer
Brookfield dengan kecepatan 60 rpm pada suhu kamar. Jenis viskometer
Brookfield yang digunakan adalah viskometer Brookfield model LVF dengan
nomor seri 113730.
b. Densitas (SNI 01-3555-1998)
Bobot jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer yang terlebih
dahulu dibersihkan dengan etanol, kemudian dibilas dengan eter. Setelah kering,
piknometer ditimbang dan diisi dengan akuades sampai tanda tera, ditutup dan
diusahakan agar tidak ada gelembung udara di dalamnya, piknometer didiamkan
pada suhu kamar selama 30 menit, kemudian dikeringkan dan ditimbang,
pengukuran bobot jenis sampel dilakukan dengan cara yang sama.
Vo volume HCl 0,5 N yang diperlukan pada penitaran blangko (mL)
V1 volume HCl yang diperlukan pada penitaran contoh (mL)
N normalitas HCl (N)
m bobot contoh (g)
M bobot molekul KOH (g/mol)
g. Bilangan ester(FBI-A03-03)
Analisis bilangan ester dilakukan secara teoiritis yang dihitung sebagai
selisih antara bilangan penyabunan dengan bilangan asam.
11
Penyiapan sampel
Esterifikasi
Tabel 3 Bilangan asam dan FFA biodiesel sebelum dan sesudah proses
BA Sebelum BA Setelah
Sampel Katalis esterifikasi % FFA esterifikasi % FFA
(mg Naoh/g) (mg NaOH/g)
H3PO4
13.5300 9.6019 0.5693 0.4042
0,50%
H3PO4
NaOH 15.0230 9.6876 0.9970 0.7079
0,75%
H3PO4
15.7500 11.2248 0.5917 0.4201
1,00%
H3PO4
13.5100 9.6505 1.5504 1.1008
0,50%
H3PO4
KOH 15.0320 10.6851 0.7984 0.5669
0,75%
H3PO4
15.7400 11.1373 0.9823 0.6974
1,00%
Transesterifikasi
Tabel 4 Bilangan asam dan FFA biodiesel sebelum dan sesudah proses
Analisis Biodiesel
15
1. Bilangan Asam
Asam lemak bebas (FFA) merupakan asam karboksilat yang diperoleh dari
hidrolisis suatu lemak atau minyak (Fessenden dan Fessenden 1986). Bilangan
asam adalah ukuran jumlah FFA yang dihitung berdasarkan bobot molekul asam
lemak atau campuran asam lemak. Selain itu bilangan asam juga berarti sebagai
jumlah milligram NaOH atau KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-
asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak (Ketaren 2005). Bilangan
asam biodiesel kemiri sunan yang didapatkan tertera dalam Lampiran 7.
Berdasarkan hasil penelitian, degumming menggunakan konsentrasi asam fosfat
0,5% (v/v) dengan katalis KOH memberikan nilai bilangan asam terkecil.
Semakin tinggi bilangan asam pada biodiesel, semakin besar kemungkinan
terjadinya korosi yang pada akhirnya dapat merusak mesin. Ketiga nilai bilangan
asam ini memenuhi standar SNI04-7182-2006 yang mensyaratkan bilangan asam
tidak lebih dari 0,8 mg KOH/g.
2. Densitas
Densitas menunjukkan nisbah berat persatuan volume. Nilai densitas
biodiesel kemiri sunan adalah 0.8996, 0.8918, 0.8907, 0.8940, 0.8940, 0.8880
g/ml berturut-turut untuk degumming dengan katalis NaOH dan KOH dan
konsentrasi asam fosfat 0,5, 0,75, dan 1% (Lampiran 10). Selain sampel dengan
perlakuan fosfat 1% dan Katalis KOH, Kelima nilai lain yang disebutkan tidak
berada pada kisaran standar SNI04-7182-2006, yaitu 0,850 - 0,890 g/ml.
Biodiesel dengan densitas melebihi ketentuan akan meningkatkan keausan mesin,
emisi, dan merusak mesin.
3. Kadar Air
Kadar air dalam sampel perlu diukur karena air dapat mempercepat proses
hidrolisis. Kadar air yang nilainya di atas ketentuan akan menyebabkan reaksi
hidrolisis pada biodiesel sehingga meningkatkan bilangan asam, menurunkan pH,
dan menigkatkan sifat korosif. Selain itu, pada suhu rendah, air dapat menyulitkan
pemisahan biodiesel murni pada proses blending. Data analisis kadar air biodiesel
kemiri sunan dapat dilihat pada Tabel 6 dan Lampiran 11.
4. Viskositas
Viskositas biodiesel tinggi karena adanya ikatan hidrogen intermolekular
dalam asam di luar gugus karboksil. Viskositas merupakan sifat biodiesel yang
paling penting karena viskositas mempengaruhi kerja sistem pembakaran
bertekanan. Semakin rendah viskositas maka biodiesel tersebut semakin mudah
untuk dipompa dan menghasilkan pola semprotan yang lebih baik (Sudrajat el al
16
Sampel berdasarkan
Bilangan iod
jumlah fosfat yang Katalis
(g I2/100g)
digunakan
6. Bilangan Penyabunan
Analisis bilangan penyabunan digunakan untuk menentukan asam bebas
maupun terikat yang terdapat pada biodiesel. Nilai bilangan penyabunan
didapatkan dari jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu
gram asam (Ketaren 2005).
Penggunaan pelarut etanol yang sudah dinetralkan dengan penambahan
KOH dilakukan agar etanol yang digunakan untuk melarutkan sampel biodiesel
tidak bersifat asam sehingga nilai pengujian akurat. Sampel tersebut dipanaskan
17
Simpulan
Hasil ekstraksi minyak dengan alat kempa dan pemanas pada biji kemiri
sunan menghasilkan rendemen sebesar 33,33%. Nilai tersebut masih dibawah nilai
rendemen yang diperoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang
sebesar 50%.
Biodiesel yang dihasilkan dari berbagai perlakuan menunjukan nilai
bilangan asam yang sangat baik dan berada jauh di bawah angka maksimum SNI.
Berdasarkan kadar airnya, hanya biodiesel dengan perlakuan penambahan asam
fosfat 1% dengan katalis NaOH dan perlakuan penambahan asam fosfat 1%
dengan katalis KOH yang telah memenuhi SNI04-7182-2006. Bilangan iod yang
didapatkan dari semua sampel dan semua perlakuan menunjukan hasil yang baik.
Besarnya densitas biodiesel yang memenuhi SNI04-7182-2006 hanya dari
perlakuan penambahan fosfat 1% KOH. Biodiesel yang dihasilkan dari berbagai
perlakuan tidak memiliki viskositas yang memenuhi standar SNI04-7182-
2006.Namun, perlakuan dengan penambahan asam fosfat 1% dan katalis KOH
memberikan nilai viskositas terkecil. Jumlah ester terbanyak dimiliki oleh
biodiesel dengan perlakuan penambahan asam fosfat 0,75% dan katalis NaOH.
Rendemen minyak biodiesel tertinggi didapatkan dari penambahan asam fosfat
1% dengan katalis NaOH.
Biodiesel dengan perlakuan penambahan asam fosfat 1% dan katalis KOH
merupakan biodiesel terbaik yang dihasilkan dari percobaan ini. Hal tersebut di
buktikan dengan dipenuhinya beberapa parameter uji yang telah sesuai SNI04-
7182-2006
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KEPALA PUSAT
Subbagian
Subbagian Keuangan
Subbidang Program
Pelayanan Penelitian
Penelitian
Subbagian
Subbidang Anggaran Subbidang Evaluasi Kepegawaian
Penelitian dan Pelaporan dan Umum
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
DAN TEKNISI
LITKAYASA
21
Pengupasan
Pengempaan dengan
bantuan panas
Esterifikasi
Transesterifikasi
Pencucian
Penghilangan air
Biodiesel
- Bilangan asam
- Densitas
- Kadar air
- Bilangan iod
- Bilangan penyabunan
- Bilangan ester
- viskositas
22
Lampiran 3 Perhitungan rendemen hasil pengepresan satu kali biji kemiri sunan
Lama
Bobot biji Bobot Rendemen
Pengepresan pengepresan
kepuh (kg) minyak (kg) (% b/b)
(jam)
1 2.5 45 15 33.33
Contoh perhitungan:
Pengepresan ke 1
Rendemen minyak (%b/b) = Bobot minyak hasil ekstraksi (g) x 100%
Bobot biji jarak (g)
= 15 kg x 100%
45 kg
= 33.33%
Kadar FFA (sampel H3PO4 dengan katalis NaOH 0.50% v/v) (%)
=MxVxN
10 x m
Lampiran 8 Parameter biodiesel dalam sifat fisika dan kimianya (SNI 04-7182-
2006)
No Parameter Satuan Nilai
Contoh perhitungan
Sampel H3PO4 dengan katalis NaOH 0.50% b/b
Densitas (g/mL)
= Wpo $ Wp x D
Wpa - Wp
= 24.6679 $ 15.7045 x 1,007
25.6051 $ 15.7045
= 0.8996 g/mL
Lampiran 11 Kadar air biodiesel kemiri sunan
Bobot cawan Bobot Bobot akhir Kadar air
Sampel Katalis kosong (g) sampel (g) (pikno+sampel) (g) (%)
H3PO4 0,50% 24.1677 5.0000 29.7706 0.25
H3PO4 0,75% NaOH 20.9315 5.0088 26.9718 0.23
H3PO4 1,00% 23.2117 5.0551 28.2181 0.05
H3PO4 0,50% 24.7710 5.0100 29.1550 0.21
H3PO4 0,75% KOH 21.9873 5.0022 25.9290 0.35
H3PO4 1,00% 23.2117 5.0074 28.2643 0.02
Contoh perhitungan
Sampel H3PO4 dengan katalis NaOH 0.50% b/b
Kadar air (%) = (Bobot cawan kosong + Bobot sampel) g - Bobot akhir g
Bobot sampel (g)
=(24.1677 + 5.0000) g $ 29.7706 g x 100%
5.0000 g
= 0.020%
26
Contoh perhitungan
sampelH3PO4 dengan katalis NaOH 0.50% v/v
Bilangan iod (= 12,69 x N x ( V3 & V1)
m
=12,69 x 0,1000 x (0,90-0,20)
0,015
= 62,9509 g I2/100g
Lampiran 14 Bilangan penyabunan
V HCl (mL) Bilangan
Bobot
Sampel Katalis V awal V akhir V terpakai penyabunan
minyak (g)
(mg NaOH/g)
H3PO4 0,50% 2.0160 7.00 14.00 7.00 142.4797
H3PO4 0,75% NaOH 2.0010 0.00 7.00 7.00 143.5478
H3PO4 1,00% 2.0070 9.40 17.00 7.60 133.2484
H3PO4 0,50% 2.0080 2.00 10.30 8.30 121.6725
H3PO4 0,75% KOH 2.0070 14.50 22.70 8.20 123.3782
H3PO4 1,00% 2.0040 22.70 30.80 8.10 125.2104
blanko 0.00 15.70 15.70
Contoh perhitungan :
(sampel H3PO4 dengan katalis NaOH 0.50% b/b)
Bilangan penyabunan
= M x T x (V0 ' V1)
m
= 40 x 0.8254 x (15.70 & 7.00)
2.0160
= 121.0975 mg NaOH/g
Lampiran 15 Bilangan ester biodiesel
Bilangan Bilangan
Bilangan ester
Sampel Katalis penyabunan asam
(mg NaOH/g)
(mg NaOH/g) (mg NaOH/g)
H3PO4 0,50% 142.4797 0.1967 142.2830
H3PO4 0,75% NaOH 143.5478 0.1998 143.3480
H3PO4 1,00% 133.2484 0.1965 133.0519
H3PO4 0,50% 121.6725 0.1963 121.4762
H3PO4 0,75% KOH 123.3782 0.1967 123.1815
H3PO4 1,00% 125.2104 0.1986 125.0118
Contoh perhitungan
Bilangan ester = Bilangan penyabunan - Bilangan asam
= 142.4797 & 0.1967
= 142.2830 mg NaOH/g