GHOZY AL-MARSUS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ANALISIS KUANTITATIF KADAR ASAM LEMAK METIL
ESTER (FAME) DALAM BIOSOLAR DENGAN METODE
ASTM D7371
GHOZY AL-MARSUS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Praktik Lapangan : Analisis Kuantitatif Kadar Asam Lemak Metil Ester
(FAME) dalam Biosolar dengan Metode ASTM
D7371
Nama : Ghozy Al-Marsus
NIM : G44120021
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat izin dan
karunia-Nya laporan praktik lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Praktik
lapangan berlangsung dari bulan Juli sampai Agustus 2015 di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS dengan judul
Analisis Kuantitatif Kadar Asam Lemak Metil Ester (FAME) dalam Biosolar
dengan Metode ASTM D7371.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Novriyandi Hanif, SSi, MSc,
DSc selaku pembimbing dari Departemen Kimia IPB, dan Ibu Dra Retna
Ambarwati MSi selaku pembimbing dari PPPTMGB LEMIGAS yang senantiasa
memberikan arahan, semangat, dan doa kepada penulis selama melaksanakan
praktik lapangan, segenap staf Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS, kelompok kimia analitik dan terapan KPPP
Proses, terutama kepada Kak Adam Zulma SSi selaku analis laboratorium
spektroskopi atas bantuan serta masukan yang telah diberikan selama praktik
lapangan ini berlangsung. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
orang tua, teman-teman Departemen Kimia IPB angkatan 2012, Isty Heriyah, dan
rekan kerja Meylani Astuti atas doa dan dukungannya.
Semoga dengan adanya laporan praktik lapangan ini dapat memberikan
sumbangan bagi pengembangan keilmuan khususnya di Departemen Kimia IPB.
Ghozy Al-Marsus
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1 Reakasi transesterifikasi trigliserida dengan metanol 5
2 Reaksi esterifikasi asam lemak dengan metanol 5
3 Skema prinsip kerja horizontal ATR 10
4 Spektrum polistirena standar 11
5 Salah satu spektrum polistirena hasil verifikasi FTIR Seri Cary 600 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS (ISO 9001-2000) 17
2 Struktur organisasi KPPPT Proses 18
3 Struktur organisasi Kelompok Kimia Analitik dan Terapan 18
4 Diagram alir penelitian praktik lapangan 19
5 Spektrum polistirena hasil verifikasi FTIR Seri Cary 600 20
6 Hasil analisis standar biosolar rentang konsentrasi rendah 22
7 Spektrum standar B5 rentang konsentrasi rendah 22
8 Spektrum standar B7.5 rentang konsentrasi rendah 22
9 Spektrum standar B10 rentang konsentrasi rendah 22
10 Hasil analisis standar biosolar rentang konsentrasi sedang 23
11 Spektrum standar B15 rentang konsentrasi sedang 23
12 Spektrum standar B17.5 rentang konsentrasi sedang 23
13 Spektrum standar B20 rentang konsentrasi sedang 23
14 Spektrum standar B22.5 rentang konsentrasi sedang 24
15 Spektrum standar B25 rentang konsentrasi sedang 24
16 Spektrum standar B27.5 rentang konsentrasi sedang 24
17 Spektrum standar B30 rentang konsentrasi sedang 24
18 Hasil analisis sampel biosolar rentang konsentrasi rendah 25
19 Spektrum sampel biosolar kode 1 rentang konsentrasi rendah 26
20 Spektrum sampel biosolar kode 4 rentang konsentrasi rendah 27
21 Spektrum sampel biosolar kode 5 rentang konsentrasi rendah 28
22 Spektrum sampel biosolar kode 6 rentang konsentrasi rendah 29
23 Spektrum sampel biosolar kode 7 rentang konsentrasi rendah 30
24 Spektrum sampel biosolar kode 8 rentang konsentrasi rendah 31
25 Spektrum sampel biosolar kode 9 rentang konsentrasi rendah 32
26 Hasil analisis sampel biosolar rentang konsentrasi sedang 33
27 Spektrum sampel biosolar kode 2 rentang konsentrasi sedang 34
28 Spektrum sampel biosolar kode 3 rentang konsentrasi sedang 35
29 Instrumen FTIR, biodiesel, solar, sampel, dan standar 36
KEADAAN UMUM PPPTMGB LEMIGAS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pengganti yang ideal untuk bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai
bahan bakar (Risnoyatiningsih 2010).
Indonesia melalui Pemerintah telah memulai usaha besar bidang bahan
bakar nabati dengan mengeluarkan kebijakan yaitu, Peraturan Presiden No 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional dan Intruksi Presiden No. 1/2006 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel). Pemerintah juga
mengeluarkan blue print Pengelolaan Energi Nasional yang salah satunya berisi
road map biodiesel. Dalam road map ini pemerintah menargetkan bahwa
Indonesia mampu mensubstitusi minyak solar dengan biodiesel sebanyak 10% di
tahun 2010, 15% di tahun 2015 dan 20% di tahun 2025 dari kebutuhan energi
nasional.
Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang berasal dari sumber daya
hayati atau biomassa. Biodiesel memiliki karakteristik fisik yang lebih baik
dibandingkan dengan minyak diesel (Ma dan Hanna 2001). Bahan yang dapat
dijadikan biodiesel yaitu, sawit, kelapa, jarak pagar, kanola, bunga matahari,
kedelai, linseed, dan lain-lain. Biodiesel memiliki karakteristik yang lebih baik
dibandingkan dengan diesel (Tabel 1) (Knothe 2005).
Biodiesel disebut juga asam lemak metil ester atau fatty acid methyl ester
(FAME) yang dihasilkan dari proses reaksi transesterifikasi trigliserida
(Mittelbach dan Remschmidt 2006) atau reaksi esterifikasi asam lemak
bebas(Zuhdi 2003) tergantung dari kualitas minyak nabati yang digunakan sebagai
bahan baku. Berikut merupakan persamaan reaksi pembentukan asam lemak metil
5
Biodiesel atau asam lemak metil ester (FAME) dipilih sebagai salah satu
sumber bahan bakar fosil alternatif karena memiliki sifat fisik yang hampir sama
dengan sifat fisik yang dimiliki solar, biosolar mudah terdegradasi
(biodegradable), memiliki angka setana yang lebih baik dari minyak solar biasa,
sepuluh kali tidak beracun dibanding minyak solar biasa, tidak mengandung sulfur
serta senyawa aromatis sehingga emisi pembakaran (opasitas) yang dihasilkan
ramah lingkungan dan asap buangan biosolar tidak hitam dibanding minyak solar
biasa. Metode analitik dibutuhkan untuk memverifikasi kandungan FAME dalam
campuran bahan bakar diesel dan banyak metode yang yang telah diekplorasi
untuk menunjukkan kecakapan (metode) analisis tersebut (Norton et al. 2012).
Metode yang dapat digunakan diantaranya dengan menggunakan spektroskopi
fluoresense (Scherer et al. 2011), spektrometri x-ray (Sitko et al. 2011),
kromatografi gas (Pauls et al. 2011) dan (Seeley et al. 2007), kromatografi cair
(Kamiński et al. 2006) dan (Foglia et al. 2005), nuclear magnetic resonance
(NMR) (Monteiro et al. 2009) dan (Mello et al. 2008), spektroskopi inframerah
(Aliske et al. 2007) dan (Oliveira et al. 2006), dan analisis radiokarbon (14C)
menggunakan akselerator spektrometri massa (Reddy et al. 2012).
Metode ASTM (American Society For Testing And Materials (ASTM) D-
7371) D7371 dan standard EN 14078 merupakan metoda uji yang menggunakan
spektroskopi inframerah untuk menentukan konsentrasi FAME dalam campuran
bahan bakar diesel dengan mengukur kandungan ester (lebih spesifik adalah
ikatan karbonil) dalam bahan bakar, dan hanya kedua metode tersebut yang telah
digunakan secara komersil untuk memverifikasi kadar FAME dalam campuran
bahan bakar diesel. Percobaan menggunakan metode penentuan FAME dalam
biosolar menggunakan acuan yang tertulis dalam ASTM D7371. Kelebihan dari
metode ASTM D-7371 yaitu dalam pembuatan larutan standar biosolar dilakukan
dengan konversi dari perhitungan densitas untuk konsentrasi FAME dalam
6
Tujuan Penelitian
METODE
Alat-alat yang digunakan ialah FTIR seri Cary 600, bulp pipet, dan alat
gelas. Bahan-bahan yang digunakan ialah Biodiesel/FAME (B100) dari minyak
sawit, solar (B0), etanol, aseton dan sampel kerja biosolar yang berada di
laboratorium spektroskopi Kelompok Kimia Analitik dan Terapan gedung KPPP
Teknologi Proses PPTMGB LEMIGAS.
Prosedur
Standar B5. sebanyak 0.5 mL B100 dan 9.5 mL B0 dipipet ke dalam labu
takar 10 mL kemudian dikocok hingga homogen sehingga didapat larutan standar
B5.
Standar B7.5. Sebanyak 1.5 mL B100 dan 8.5 mL B0 dipipet ke dalam labu
takar 10 mL kemudian dikocok hingga homogen sehingga didapat larutan standar
B15. Larutan standar yang didapat dituang ke vial. 5 mL larutan standar B15.
dipipet ke dalam labu takar 10 mL kemudian ditambahkan 5 mL B0 dengan pipet.
Kocok hingga homogen maka didapatkan larutan standar B7.5.
Standar B10. Sebanyak 1 mL B100 dan 9 mL B0 dipipet ke dalam labu
takar 10 mL kemudian dikocok hingga homogen sehingga didapat larutan standar
B10.
Turunan minyak sawit yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel yaitu
CPO, CPO low grade (kandungan FFA tinggi), palm fatty acid distillate (PFAD),
refined, bleached, and deodorized (RBD), dan olein (Hambali et al. 2008).
90
80
70
%Transmittance
60
1943.646
50
1154.467
40
906.402
30
20 1028.106
2849.004
1600.803
10
3025.907
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
Gambar 5 Salah satu spektrum polistirena hasil verifikasi FTIR Seri Cary 600
Deret standar yang dibuat yaitu B2.5, B5, B7.5, B10 untuk standar rentang
konsentrasi rendah dan B12.5, B15, B17.5, B20, B22.5, B25, B27.5, B30 untuk
standar rentang konsentrasi menengah. Pengukuran standar menghasilkan
spektrum-spektrum seperti terlihat pada gambar 6 dan 7 serta lampiran 7-9 untuk
rentang konsentrasi rendah dan gambar 12.5 serta lampiran 11-17 untuk rentang
konsentrasi sedang.
B0
1.0
Tidak ada puncak
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
B2.5
1.0 Puncak gugus C=O
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.2
1302.844 2.568
1747.013 0.769
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1746.104 4.634
0.2 1195.959 15.978
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
(lampiran 6 dan 10) karena perbedaan kadar FAME dalam larutan standar
biosolar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar FAME maka puncak
spektrum gugus C=O semakin kuat, puncaknya semakin tinggi dan puncak
absorbansinya semakin besar. Hasil pengukuran standar dengan FTIR ATR PLS
pada berbagai konsentrasi kemudian ditampilkan dalam bentuk kurva hubungan
antara konsentrasi standar (%v/v) sebagai sumbu X dan absorbansi sebagai sumbu
Y, kemudian diperoleh persamaan garis regresi linear y = 1.2126x + 0.2158 untuk
daerah rendah dan y = 1.6509x + 0.1389 untuk rentang konsentrasi sedang.
Bentuk kurva kalibrasi untuk rentang konsentrasi rendah dan rentang konsentrasi
dapat dilihat pada gambar 9 dan 10.
(2008) menyatakan bahwa linearitas yang baik menunjukkan bahwa nilai uji
langsung proporsional dengan konsentrasi analit dalam sampel pada rentang
konsentrasi tertentu. Maka persamaan garis linear yang didapatkan dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif kandungan FAME dalam sampel biosolar.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aliske MA, Zagonel GF, Costa BJ, Veiga W, Saul CK.2007. Measurement of
biodiesel concentrationin a diesel oil mixtures. Fuel. 8:1461-1464.
Canaki dan Gerpen. 2001 Di dalam : Widyawati Y. 2007. Disain proses dua tahap
esterifikasi-transesterifikasi (estrans) pada pembuatan metil ester (biodiesel)
dari minyak jarak pagar (Jatropha curcas,L) [tesis]. Bogor : Program Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Darmanto, S., Ireng, S. A. 2006. Analisa Biodiesel MInyak Kelapa sebagai Bahan
Bakar Alternatif Minyak Diesel. Traksi. 4(2): 64.
Dazan A. 2008. Pengantar Metode Statistika. Jakarta: LP3ES.
Foglia TA, Jones KC, Phillips JG.2005. Determination of biodiesel and
tryacilglycerols in diesel fuel by LC. Chromatographia. 62:115-119.
Hambali E, S Mujdalipah, AH Tambunan, AW Pattiwiri dan R. Hendroko. 2008.
Teknologi bioenergi Cetakan kedua. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Knothe G. 2005. Dependence of biodiesel fuel properties on the structure of fatty
acid alkyl esters. Fuel Processing Technology. 86:1059 – 1070.
Kaminski M, Gilgenast E, Przyjazny A, Romanik G. 2006. Procedure for and
results of simultaneous determination of aromatic hydrocarbons and fatty
acid methyl esters in diesel fuels by high performance liquid
chromatography. J chromatogr A. 1122(1-2):153-60.
Ma, Fangrui dan Hanna, Milford A. 2001. Biodiesel Production : A Review.
Bioresource Tech. 70: 77-82.
Marliani dan Haryono. 2010. Analisis mutu Biosolar pada variasi blending
biodiesel dari minyak biji kapuk dengan minyak solar. Eksergi. 11(2): 2014.
Mello VM, Oliviera FCC, Fraga WG, do Nascimento CJ, Suarez PAZ. 2008.
Determination of thecontent of fatty acid methyl esters (FAME) in biodiesel
samples obtained by esterification using ¹H NMR spectroscopy. Magn
Reson Chem. 46:1051-1054.
Mittelbach M dan C Remschmidt. 2006. Biodiesel The Comprehensive Handbook
Ed ke-3. Austria : Martin Mittelbach Publisher. Am Blumenhang.
Monteiro MR, Ambrozin ARP, da Silva Santos M, Boffo EF, Perreira-Filho ER,
Liao LM. 2009. Evaluation of biodiesel-diesel blends quality using ¹H NMR
and chemometrics. Talanta. 78:660-664.
Pauls RE. 2011. Arevies chromathographic characterization techniques for
biodiesel and biodiesel blends. J Chromatogr Sci. 49(5):384-96.
Peraturan Presiden No 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Intruksi
Presiden No. 1/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar
Nabati (Biofuel).
Reddy CM, DemelloJA, Carnichael CA, Peacock EE, Xu L, Arey JS. 2008.
Determination of biodiesel blending percentage using natural abundance
radiocarbon analysis: testing the accuracy of retail biodiesel blends. Environ
Sci Technol. 42:2476-2482.
Rika K D. 2009. Isolasi Dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif Antiradikal
Bebas Dari Kulit Batang Kepuh (Sterculia foetida L.) [skripsi]. Denpasar
(ID): Program Sarjana, Universitas Udayana.
16
LAMPIRAN
KPPP Teknologi
Proses
Bagian Tata
Usaha
Pa. Lab Kimia Umum dan Pa. Lab Kromatografi Pa. Lab Spektroskopi
Limbah
Dra Efa Yenti, MSi Dwi Supriningsih, Dra Retna Ambarwati, MSi
MSi Pa Lab Kimia Umum dan
Pelaksana Pa LabPelaksana
Kimia Umum dan Limbah
Pelaksana
Limbah
R. Dody Septian, SSi Dwi Sismayanti, Amd Adam Zulma, SSi
Sekar Kusuma Dewi, SSi Restianny Hanindya, SSi Hairunnisa, MSi
M Ridwan, Amd
19
Lampiran 4 Diagram alir penelitian praktik lapangan
Verifikasi
Instrumen
Darsono
Biodiesel
Solar (B0) (FAME)
B100
Darsono
Standar
Biosolar
Persamaan
Regresi
Linear
Penentuan
Kadar
FAME
dalam
Biosolar
20
90
80
70
1942.449
%Transmittance
60
1154.466
50
40 906.400
30 1028.106
20 2849.004
1600.805
10
0 3025.224
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
2
100
90
80
70
%Transmittance
60
1943.646
50
1154.467
40
906.402
30
20 1028.106
2849.004
1600.803
10
3025.907
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
3
100
90
80
70
1942.447
%Transmittance
60
1154.464
50
906.401
40
30
1028.107
20
2849.003 1600.803
10
0 3025.222
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
4
100
90
80
70
1942.446
%Transmittance
60
50 1154.465
906.399
40
30 1028.107
20 2849.004 1600.803
10
0 3025.223
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
21
5
100
90
80
70
1942.446
%Transmittance
60
1154.465
50
906.400
40
30 1028.106
20 2849.003
1600.803
10
0 3025.222
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
6
100
90
80
70
1942.445
%Transmittance
60
1154.466
50
906.401
40
30
1028.106
20 2849.003
1600.802
10
0 3025.221
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
7
100
90
80
70
1942.444
%Transmittance
60
1154.465
50
906.400
40
30
1028.102
20 2849.003
1600.802
10
0 3025.220
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
22
B5
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1746.227 4.155
0.2 1195.836 8.124
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
23
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1746.054 5.664 1244.772 19.252
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
24
B22.5
1.0
0.8
Absorbance
0.6
1745.384 8.675
0.4 1374.288 29.165
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
B25
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
0.8
Absorbance
0.6
1744.868 11.378
0.4 1373.644 38.001
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
25
Contoh perhitungan :
Kadar FAME sampel biosolar kode 1
Persamaan regresi linear rentang konsentrasi rendah y = 1.2126x + 0.2158
Kadar FAME ulangan 1 (%v/v) = (total luas puncak - 0.2158)/1.2126
= (8.494 - 0.2158)/1.2126
= 6.83 %v/v
Rerata FAME (%v/v) = (ulangan 1 + ulangan 2 + ulangan 3)/3
= (6.83 + 6.80 + 7.05)/3
= 6.89 %v/v
26
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.716 3.489 1167.845 5.005
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 1
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 1
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1167.889 5.328
1745.160 3.441
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
27
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 4
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1167.876 5.159
1744.980 3.760
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 4
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
28
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 5
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 5
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
29
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 6
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2
Sampel 6
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1167.558 3.407
0.2 1745.060 3.057
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
30
1.2 Sampel 7
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.071 3.586
1167.809 4.987
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 7
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.076 3.572 1167.791 4.983
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 7
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.075 3.587 1167.814 5.019
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
31
1.2 Sampel 8
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.108 3.586 1167.835 3.650
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 8
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1745.112 3.539 1167.834 4.785
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 8
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
32
1.2 Sampel 9
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 9
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1167.859 4.619
0.2
1745.147 3.357
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 9
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
33
Contoh perhitungan :
Kadar FAME sampel biosolar kode 2
Persamaan regresi linear rentang konsentrasi rendah y = 1.6509x + 0.0223
Kadar FAME ulangan 1 (%v/v) = (total luas puncak - 0.0223)/1.6509
= (23.065 - 0.0223)/1.6509
= 13.96 %v/v
Rerata FAME (%v/v) = (ulangan 1 + ulangan 2 + ulangan 3)/3
= (13.96 + 13.99 + 14.15)/3
= 14.03 %v/v
34
1.0
0.8
Absorbance
0.6
1195.882 18.148
0.4 1744.634 4.917
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 2
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 2
1.0
0.8
Absorbance
0.6
1744.661 4.995
0.4
1168.074 18.396
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
35
1.2 Sampel 3
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1744.829 4.929 1195.400 18.361
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 3
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1744.829 4.929 1195.400 18.361
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
1.2 Sampel 3
1.0
0.8
Absorbance
0.6
0.4
1744.829 4.929 1195.400 18.361
0.2
0.0
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
Wavenumber
36