ICS 13.040.20
SNI 7119-16:2023
Daftar isi
© BSN 2023 i
SNI 7119-16:2023
Prakata
SNI 7119-16:2023 Udara ambien – Bagian 16: Cara uji kadar gas sulfur dioksida (SO2) dengan
metode difusi menggunakan kromatografi ion dalam bahasa Inggris berjudul Ambient air – Part
16: Determination of sulphur dioxide (SO2) by diffusion method using ion chromatography,
merupakan standar yang disusun dengan metode pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh
BSN Tahun 2023.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-03 Kualitas Lingkungan. Standar ini telah dibahas
dalam rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus secara hybrid (fisik dan virtual) di
Tangerang Selatan pada tanggal 11 Juli 2023. Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku
kepentingan (stakeholders) terkait, yaitu: perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha,
© BSN 2023 ii
SNI 7119-16:2023
konsumen, dan pakar. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 18 Juli
2023 sampai dengan tanggal 1 Agustus dengan hasil akhir SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengindentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
Pendahuluan
Berdasarkan regulasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 27 Tahun
2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melakukan perhitungan indeks kualitas udara (IKU) parameter SO2 dan NO2
menggunakan metode difusi di seluruh wilayah pemantauan di Indonesia. Metode difusi
merupakan metode pengambilan contoh uji yang sederhana, murah, dan mudah
diimplementasikan di seluruh wilayah kabupaten atau kota di Indonesia. Sampai saat ini belum
ada metode standar untuk pengukuran udara ambien metode difusi di Indonesia.
Standar ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka verifikasi metode
yang digunakan.
© BSN 2023 iv
SNI 7119-16:2023
Udara ambien – Bagian 16 : Cara uji kadar gas sulfur dioksida (SO2) dengan
metode difusi menggunakan kromatografi ion
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan cara uji kadar gas sulfur dioksida (SO2) di udara ambien dengan
metode difusi menggunakan kromatografi ion.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen Standar ini. Untuk
acuan tidak bertanggal, berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh
perubahan/amendemennya).
SNI 7119.6 Udara ambien – Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan
kualitas udara ambien.
Untuk tujuan penggunaan Standar ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
metode difusi
sistem penjerapan gas melalui suatu media yang dipaparkan dalam waktu tertentu tanpa
menggunakan pompa penghisap dengan memanfaatkan sifat fisis gas yang berdifusi dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
3.2
impregnasi filter
teknik perendaman atau pemberian pereaksi penjerap spesifik terhadap filter yang akan
digunakan sebagai media untuk menyerap gas di udara ambien
3.3
kromatografi ion
teknik analisis kromatografi untuk menentukan anion maupun kation dengan menggunakan
detektor konduktivitas
3.4
larutan induk
larutan standar konsentrasi tinggi untuk digunakan dalam membuat larutan standar
konsentrasi lebih rendah
3.5
larutan kerja
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di
dalam pengujian
3.6
kurva kalibrasi
grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil
pembacaan absorbansi yang merupakan suatu garis lurus
3.7
blanko lapangan
filter bebas analit untuk mendeteksi dan mengukur kontaminasi selama pengambilan contoh
uji
Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja saat pengambilan contoh uji, maka diperlukan:
a) Penggunaan alat pelindung diri (APD) disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan.
b) Penanganan bahan kimia secara aman mengacu kepada lembar data keselamatan bahan
(safety data sheet).
5 Cara uji
5.1 Prinsip
SO2 dalam udara ambien dijerap oleh larutan NaOH yang diimpregnasi pada filter dengan cara
mengontakkan filter dengan udara ambien selama 1 (satu) minggu sampai 4 (empat) minggu.
Filter selanjutnya dipreparasi dan dianalisis menggunakan kromatografi ion.
5.2 Bahan
5.3 Peralatan
Contoh skema alat pengambilan contoh uji difusif digambarkan pada Gambar1.
Keterangan:
A adalah tutup polietilena bagian atas;
B adalah stainless steel mesh;
C adalah filter teflon;
D adalah cincin polipropilena;
E adalah filter;
F adalah tutup polietilena bagian bawah;
1) Lepas dan cuci seluruh bagian alat dalam kantong plastik menggunakan air bebas mineral
sebanyak 3 kali atau gunakan ultrasonik selama 30 menit, lalu dikeringkan dalam lemari
pengering pada suhu 40 °C. Setelah kering, masukkan seluruh bagian alat pengambilan
contoh uji difusi ke dalam tabung alat pengambilan contoh uji atau wadah polietilena.
2) Injeksikan sebanyak 50 L larutan penjerap ke atas permukaan filter, lalu tutup dengan
tutup polietilena. Alat pengambilan contoh uji difusi siap digunakan.
3) Siapkan beberapa alat pengambilan contoh uji filter sesuai dengan langkah 1) dan 2)
kemudian disimpan dalam wadah tertutup sebagai blanko lapangan.
4) Kirimkan blanko lapangan bersama dengan contoh uji namun tidak dipaparkan.
CATATAN Petugas pengambil contoh uji perlu mempertimbangkan kondisi polutan di lokasi untuk
menentukan pilihan periode pengambilan contoh uji.
7) Setelah selesai pengambilan contoh uji, masukkan alat pengambilan contoh uji yang telah
dipaparkan di udara ambien ke dalam wadah tabung alat pengambilan contoh uji, dikemas
dalam wadah yang rapat, dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
© BSN 2023 3 dari 17
SNI 7119-16:2023
Keterangan:
A adalah pengait (bracket);
B adalah pelindung dari hujan dan panas;
C adalah ketinggian pemasangan pelindung minimum 2 meter di atas permukaan tanah;
D adalah pengait;
E adalah tiang penyangga;
F adalah penampang dalam alat pengambilan contoh uji difusi;
1) ambil filter yang telah dipaparkan dengan pinset, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
uji (test tube) berukuran 10 mL dan ditambahkan dengan 5 mL air bebas mineral;
2) kocok tabung perlahan, tutup dan diamkan di refrigerator selama 24 jam sebelum
dianalisis;
3) lakukan hal yang sama terhadap filter blanko lapangan.
6 Perhitungan
6.1 Konversi konsentrasi anion SO42- dari satuan g/mL ke satuan mol/L
Konsentrasi anion SO42- g/mL diperoleh dari persamaan garis yang dihasilkan dari
pembuatan kurva kalibrasi antara konsentrasi standar (g/mL) dengan luas area, dan
dikonversikan dengan rumus berikut:
1.000
𝑆𝑂24‒ (𝜇𝑚𝑜𝑙/𝑚𝐿) = 𝐶 × (1)
𝐵𝑀 𝑆𝑂24‒
Keterangan:
C adalah konsentrasi SO42- (g/mL);
BM SO42- adalah bobot molekul SO42- (96,06 g/mol).
𝑅 × 𝐸𝑉 × [𝑆𝑂24‒ ]
𝑆𝑂2𝑛𝑚𝑜𝑙/𝑚3 = 𝑡×𝐷 (2)
Keterangan:
R adalah total hambatan udara = 41,2 m-1;
EV adalah volume ekstraksi (5 mL);
[SO42-] adalah konsentrasi sulfat (µmol/L);
t adalah waktu pengambilan contoh uji (detik);
D adalah koefisien difusi (1,32 x 10-5) m2 detik-1 untuk SO2.
Keterangan:
SO2 adalah konsentrasi SO2 (µg/m3);
𝐶𝑎 adalah konsentrasi SO2 (nmol/m3);
BM SO2 adalah bobot molekul SO2 (64,06 g/mol).
Linearitas kurva kalibrasi: koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,995 dengan
intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi.
Lampiran A
(informatif)
Contoh formulir lapangan pengambilan contoh uji
1. Kawasan/lokasi perkantoran
2. Kawasan/lokasi pemukiman
3. Kawasan/lokasi perindustrian
4. Kawasan/lokasi transportasi
(pilih salah satu kotak untuk tiap lokasi)
Lampiran B
(normatif)
Pelaporan
CATATAN Lembar kerja dapat berupa log book atau file elektronik.
Lampiran C
(informatif)
Verifikasi metode
2.0000
1.8000
1.6000
area
1.4000
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.0 1.0 konsentrasi3.0
2.0 (mg/L) 4.0 5.0 6.0
Tabel C.1.2.2 - Limit of detection (LoD) dan limit of quantification (LoQ) di udara
Syarat keberterimaan koefisien determinasi: (R2) ≥ 0,990. Pada Gambar C.1.2.1 terbaca R2 =
0,9994, artinya dapat diterima karena bernilai ≥ 0,990.
Syarat keberterimaan pengukuran larutan standar tengah: deviasi 5 % atau % RCCS = 100 ± 5.
C.1.4 Reprodusibilitas kadar rendah, tengah, dan tinggi serta penentuan akurasi
presisi melalui kurva kalibrasi
C.2 Contoh verifikasi parameter SO2 menggunakan alat High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) dengan detektor konduktivitas
Parameter : SO2
Matriks : Udara ambien
Instrumen : HPLC Waters with conductivity detector
Detektor : Konduktivitas
Kolom : IC Pack A-HR 4,6 x 75 mm
Suhu kolom : 30 °C
Laju alir : 1 mL/menit
2 Sumber: Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup, 2023
Pembuatan eluen Na2HPO4.2H2O 5 mM: larutkan 0,889 g Na2HPO4.2H2O dalam labu ukur
1.000 mL dengan air bebas mineral hingga tanda tera dan homogenkan.
100000
90000
80000
70000
area
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
konsentrasi (ug/mL)
Tabel C.2.2.2 Limit of detection (LoD) dan limit of quantitation (LoQ) di udara
Syarat keberterimaan koefisien determinasi: (R2) ≥ 0,990. Pada Gambar C.1.2.1 terbaca R2 =
0,9995, artinya dapat diterima karena bernilai ≥ 0,990.
Syarat keberterimaan pengukuran larutan standar tengah: deviasi 5 % atau % RCCS = 100 ± 5.
C.2.4 Reprodusibilitas kadar rendah, tengah, dan tinggi serta penentuan akurasi presisi
melalui kurva kalibrasi
Bibliografi
[1] CMAR-NATA-WC-2.0 2nd Edition, January 2007. Chemlab Wet Chemistry Measurement
Work Instruction Manual for NATA Accredited Lab. CSIRO Marine & Atmospheric
Research.
[2] EPA. 2014. Passive samplers for investigations of air quality: method description,
implementation, and comparison to alternative sampling methods.
[5] Indrawati, A. 2021. Perbandingan tingkat kadar gas SO2 dan NO2 di udara ambien antara
metode pasif dan metode aktif (Studi Kasus: Kota Jakarta). Jurnal Teknologi Lingkungan
Vol. 22 No 1. LAPAN Januari 2021. 111-12.
[6] Sivertsen, B. 2002. Passive sampling of SO2 and NO2 in ambient air in Ho Chi Minh City.
DOSTE (Department of Science, Technology and Environment) Ho Chi Minh and NORAD
(Norwegian Agency For Development Cooperation).