Anda di halaman 1dari 80

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENGUTIP

BRONDOLAN SAWIT

DANOV ISTIGHFARRAHMAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun dan Uji
Kinerja Alat Pengutip Brondolan Sawit adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2017

Danov Istighfarrahman
NIM F14120130
ABSTRAK
DANOV ISTIGHFARRAHMAN. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengutip
Brondolan Sawit. Dibimbing oleh DESRIAL.

Prototipe alat pengutip brondolan sawit telah didesain dan dibuat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan desain, prototipe, dan data kinerja
maksimal dari alat pengutip brondolan sawit untuk diaplikasikan di kebun sawit.
Komponennya terdiri dari pengutip, rangka, roller, handle dan penampung
brondolan yang terkutip. Desain prototipe alat dibuat dengan mempertimbangkan
faktor karakteristik brondolan sawit dan kondisi lahan sawit di Indonesia, agar
nantinya alat bekerja dengan baik sesuai tujuan pembuatan. Hasil analisis
struktural, pemilihan dan perencanaan bahan pada rangka juga dilakukan,
digunakan besi siku dengan bahan SC45 yang memiliki tegangan izin (σb) = 58
kg/mm² lebih besar daripada tegangan geser dan tegangan bending yang diterima
oleh bahan. Hasil simulasi beban statis menggunakan Software SolidWorks
menunjukkan bahwa bahan dan dimensi pada komponen rangka utama masih aman
karena tegangan maksimum yang diterima oleh bahan lebih kecil dari tegangan izin
bahan. Kekurangan terdapat pada besar kecepatan putar (rpm) pengutip yang tidak
bisa dikontrol karena sumber daya bukan dari putaran motor melainkan dari
dorongan manusia. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi pengutipan tertinggi
sebesar 73%, losses sebesar 27%. Kapasitas lapang pengutipan alat ini sebesar 0.26
kg/menit atau 16.18 kg/jam.
Kata kunci: alat pengutip, brondolan sawit, desain, uji kinerja

ABSTRACT
DANOV ISTIGHFARRAHMAN, Design and Performance of Loose Oil Palm
Fruit Picker Device, Supervised by DESRIAL.

Prototype of loose oil palm fruit picker device has been designed and
manufactured. The objective of this research is to get design, prototype, and
maximum performance data from loose oil palm fruit picker device to be applied in
oil palm plantation. The components consist of picker, frame, roller, handle and
reservoir of the loose oil palm fruit. Design of the prototype device created by
considering the factors of loose oil palm fruit characteristic
and palm land conditions in Indonesia, so that later the devices work well in
accordance with the objective. The results of the structural analysis, material choice
for design was also done, used material SC45 has yield strength (σb) = 58 kg/mm²
more than the value of shear stress and bending stress by the material. Static load
simulation results using SolidWorks Software show that the materials and
dimensions of the main components of the framework are still safe because the
value of stress is less than material yield strength. There are a shortage on the value
of rotation speed (rpm) of picker that cannot be controlled because the power
resources is not from the round engine but from the human impulses. The test results
showed that the maximum efficiency 73%, losses amounted to 27%. Pick up
capacity this device is 0.26 kg/min or 16.18 kg/hr.
Keywords: design, loose palm fruit, performance test, picker device
RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENGUTIP
BRONDOLAN SAWIT

DANOV ISTIGHFARRAHMAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala,
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil
diselesaikan. Penelitian dengan judul Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat
Pengutip Brondolan Sawit dilakukan sejak bulan Januari 2016 sampai Desember
2016.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Desrial, M.Eng selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran, masukan dan ilmu
pengetahuan. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir I Dewa Made
Subrata, M.Agr dan Dr Ir I Wayan Budiastra, M.Agr selaku dosen penguji yang
juga memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk perbaikan tulisan ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu dan keluarga penulis atas
do’a dan dukungan yang tidak pernah lelah dan tidak pernah lupa memberikan
dorongan dan semangat untuk menyelesaikan studi. Bapak Agus Rohim, dan para
teknisinya di bengkel Bima Sakti Sindang Barang Pilar yang telah membantu dalam
pembuatan prototipe. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kementrian
Agama yang telah memberikan beasiswa untuk menunjang kegiatan kuliah dan
penelitian. Tidak lupa kepada seluruh teman-teman Teknik Mesin dan Biosistem
angkatan 2012, kepada sahabat sekaligus saudara yaitu Muhammad Iswadi, Bob
Andri, Irsyad Faisal M. dan Wiliandi Saputro yang merupakan teman-teman satu
bimbingan, atas segala warna yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih
sebanyak banyaknya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2017

Danov Istighfarrahman
viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii


DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Kelapa Sawit 2
Jenis Kelapa Sawit 3
Karakteristik Brondolan Kelapa Sawit 3
Panen Kelapa Sawit 4
Mesin dan Alat Pengutip Brondolan Sawit yang Sudah Ada 7
METODE 9
Waktu dan Tempat Penelitian 9
Alat dan Bahan 10
Tahapan Penelitian 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Kriteria Desain 16
Analisis Fungsional 17
Analisis Teknik 18
Hasil Simulasi 26
Uji Kinerja 27
PENUTUP 34
Simpulan 34
Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 35
ix

LAMPIRAN 37
RIWAYAT HIDUP 70

DAFTAR TABEL

1 Sifati fisik minyak inti sawit 4


2 Karakteristik minyak inti sawit 4
3 Tingkat kematangan buah sawit 5
4 Jumlah brondolan yang tidak dikutip di kemandoran B 6
5 Total losses berdasarkan tahun tanam (1986, 1998,2000) di Blok 7
Divisi II
6 Kategori tingkat beban kerja berdasarkan IRHR 25
7 Pemetaan denyut nadi dan hasil perhitungan IRHR 26
8 Hasil pengujian kecepatan maju dan slip saat alat digunakan 28
mengutip
9 Hasil pengujian kapasitas lapang pengutipan 29
10 Konversi kapasitas lapang pengutipan menggunakan alat 29
11 Kapasitas pengutipan lapang secara manual 30
12 Hasil pengujian effisiensi pengutipan 31

DAFTAR GAMBAR

1 Elemen kerja dalam pemanenan kelapa sawit Putranti (2013) 5


2 Metode konvensional proses pengutipan brondolan 6
3 Mechanical Loose Palm Fruit Collector (MKII) 8
4 (a) Alat pengutip brondolan sawit tipe roller (b) alat pengutip
brondolan sawit sedang digunakan di lahan sawit 8
5 Oil Palm Fruit Collector (MKIII) sedang dioperasikan di lahan sawit 9
6 Flowchart tahapan penelitian 11
7 (a) Alternatif desain body dan rangka 1 (b) alternatif desain pengutip
1 12
8 (a) Alternatif desain body dan rangka 2 (b) alternatif desain pengutip
2 12
9 (a) Alternatif desain body dan rangka 3 (b) alternatif desain pengutip
3 12
10 (a) Alternatif desain body dan rangka 4 (b) alternatif desain pengutip
4 13
11 Desain alat pengutip brondolan sawit 17
12 Distribusi gaya pada rangka 18
13 Diagram bebas pada rangka 19
14 Luas kontak roda rantai dan roda ban dengan permukaan tanah 23
15 Hasil simulasi beban statis pada rangka 27
x

16 Hasil simulasi beban statis pada bagian pengutip 27


17 Sketsa pengutipan brondolan tampak samping 27
18 Keadaan brondolan di sekitar pohon sawit di kebun sawit Cikabayan 28
19 Ukuran piringan pohon sawit yang digunakan untuk pengujian 30
20 Beberapa contoh piringan pohon sawit di kebun 32
21 (a) Alat sebelum dipasang cover penutup (b) alat setelah dipasang
cover penutup 33
22 (a) Sebelum pemotongan serokan (b) setelah pemotongan serokan
dan penambahan ganjalan 33
23 (a) Sebelum pemotongan rangka (b) setelah pemotongan rangka 34
24 Alat diuji fungsional di kebun sawit 42
25 Brondolan sawit di dalam penampung setelah pengujian 42
26 Proses finsihing alat di bengkel 43
27 Proses pengecatan alat 43
28 Pengutip 44
29 Penampung 44
30 Pengujian slip roda 44
31 Pengujian kecepatan maju alat 44
32 HRM dan interfacenya 45
33 Mengukur HR operator 1 megutip dengan alat 45
34 Mengukur HR operator 1 mengutip manual 46
35 Mengukur HR operator 2 megutip dengan alat 46
36 Mengukur HR operator 2 mengutip manual 46

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel karakteristik tandan sawit dan brondolan sawit 31


2 Data diri operator uji beban kerja 38
3 Hasil pengujian kecepatan maju alat tanpa digunakan mengutip 38
4 Hasil pengujian kapasitas lapang pengutipan secara manual 39
5 Hasil pengujian efisiensi pengutipan secara manual 39
6 Diagram pemilihan rantai rol 40
7 Detail antropometri tubuh orang Indonesia dewasa 41
8 Dokumentasi pendukung 42
9 Grafik HR mengutip brondolan secara manual 47
10 Grafik HR mengutip brondolan menggunakan alat 48
11 Data HR mengutip brondolan manual operator 1 49
12 Data HR mengutip brondolan dengan alat operator 1 52
13 Data HR mengutip brondolan manual operator 2 55
14 Data HR mengutip brondolan dengan alat operator 2 58
15 Gambar teknik alat pengutip brondolan sawit 62
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pertanian yang menjadi


primadona hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut
dipertimbangkan dari hasil produksi komoditinya berupa CPO (Crude Palm Oil)
dan PKO (Palm Kernel Oil) yang dapat diolah sebagai bahan mentah untuk
membuat berbagai produk yang bernilai komersial dengan profit yang tinggi.
Kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit tidak
terlepas dari kegiatan budidaya dan pengolahan komiditi di perkebunan terutama
saat kegiatan pemanenan.
Saat ini, proses pemanenan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dilakukan
secara manual dengan menggunakan alat egrek dan dodos. Pada saat pemanenan,
beberapa brondolan sawit terlepas dari tandannya dan jatuh di sekitar piringan
pohon kelapa sawit. Persentase jumlah brondolan yang terlepas dari tandannya
cukup besar sehingga pengutipan atau pengumpulan brondolan tersebut tidak bisa
diabaikan karena akan menurunkan kuantitas hasil panen secara signifikan. Namun
di sisi lain para pekerja malas untuk memungut brondolan tersebut. Alasannya
karena proses pengutipan brondolan sawit masih dilakukan secara manual.
Akibatnya selain memakan waktu yang lama, buruh panen juga mudah lelah karena
terus menerus membungkuk selama pengutipan sehingga produktivitas kerja
mereka akan menurun dan ikut berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas
hasil panen yang akan diolah oleh pabrik.
Proses pengutipan brondolan kelapa sawit secara manual ini dilakukan
hampir di seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Hingga saat ini belum ada
yang bisa membuat mesin pengutip brondolan yang dapat bekerja optimal serta
digunakan oleh perkebunan-perkebunan sawit, karena memang perlu analisis yang
matang agar mesin dapat beroperasi dengan baik. Beberapa kali sudah ada yang
mencoba membuat alat semacam ini dari berbagai pihak, namun belum ada yang
berhasil diminati untuk digunakan oleh perkebunan-perkebunan sawit. Dari
beberapa tinjauan literatur yang diperoleh, di Indonesia saat ini alat yang sudah ada
hanya menyerupai garuk yang berfungsi mengumpulkan brondolan pada suatu
tempat lalu ditampung lagi disisi lahan secara terpisah untuk diangkut oleh buruh
panen. Ada lagi yang berupa kawat-kawat berbentuk oval yang elastis sehingga
dapat menampung brondolan, namun kapasitasnya sedikit dan belum bisa
digunakan di lahan yang tidak rata. Selebihnya mesin-mesin sejenis ini banyak
dikembangkan di negara Malaysia. Oleh karena itu, dicari solusi dari permasalahan
ini yaitu dengan membuat sebuah alat pengutip brondolan sebagai solusi untuk
memudahkan proses pengutipan yang merupakan bagian dari kegiatan pemanenan
di perkebunan kelapa sawit.
2

Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi latar belakang perancangan dan pembuatan


mesin pengutip brondolan sawit ini adalah :
1. Proses panen yang masih manual membuat banyak brondolan sawit menjadi
tercecer.
2. Pengutipan brondolan secara manual memerlukan waktu yang lama dan
tenaga yang lebih banyak.
3. Alat dan mesin sejenis ini masih jarang ditemui untuk digunakan di
perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendesain alat pengutip brondolan sawit serta
melakukan pengujian kinerja dari alat ini.

Manfaat Penelitian
Hasil rancang bangun alat ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi seluruh
perusahaan sawit di Indonesia dalam hal pengutipan brondolan sawit yang selama
ini banyak menyebabkan susut panen, serta dapat dijadikan sebagai paten alat
pengutip brondolan sawit di Indonesia dan dapat diproduksi secara massal
kedepanya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada desain bagian pengutip dan mekanisme alat
dalam mengutip brondolan sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang
berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun, ada sebagian pendapat yang justru
menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika Serikat yaitu Brazil. Hal
ini dikarenakan oleh lebih banyaknya ditemukan spesies kelapa sawit di hutan
Brazil dibandingkan dengan di Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit
hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua
Nugini. Bahkan, mampu memberikan produksi per hektar yang lebih tinggi (Pahan
2011).
Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman dari famili palma yang
mampu menghasilkan minyak nabati. Minyak nabati saat ini menjadi sangat
kompetitif di pasar internasional. Pada dasarnya bukan hanya kelapa sawit
penghasil minyak nabati, namun terdapat juga tanaman lain yang berpotensi
tumbuh dengan baik di Indonesia seperti kelapa, bunga matahari, kacang kedelai
dan masih banyak lainnya. Namun dari sekian banyak tanaman yang mengandung
3

minyak, kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif menghasilkan


rendemen minyak tertinggi terutama di Indonesia.

Jenis Kelapa Sawit


Menurut Tim Penulis PS (2012), berdasarkan ketebalan cangkang dan
daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1. Dura, jenis ini memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut dengan
ekstraksi minyak sekitar 17–18%. Dura memiliki inti besar dan cangkang
tebal serta dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk memproduksi jenis
Tenera.
2. Tenera, jenis ini memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), dengan cincin
serat di sekeliling biji, daging buah tebal, serta ektraksi minyak sekitar 22-
25%.
3. Pisifera, jenis ini memiliki cangkang yang sangat tipis dengan inti kecil.
Tandan buahnya hampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah
minyak yang dihasilkan sedikit. Jenis ini tidak dikembangkan sebagai
tanaman komersial.

Karakteristik Brondolan Kelapa Sawit


Menurut Naibaho (1998), tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan
tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal
ialah jenis Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan
penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis
Psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera
yang merupakan hasil perulangan dura dengan Psifera menghasilkan buah
bertempurung tipis dan inti yang besar.
Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir.
Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan.
Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit.
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang
terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada
kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat
fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari
setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah, minyak
yang sudah jenuh. Jika dalam buah tidak ada lagi pembentukan minyak, maka yang
terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol
(Nazamuddin 2013).
Bentuk inti sawit bulat atau sedikit gepengberwarna coklat kehitam-
hitaman. Inti sawit mengandung lemak, protein, serat dan air. Pada pemakaianya
lemak yang terkandung di dalamnya (disebut minyak inti sawit) diekstrasi dan
sisanya atau bungkilnya yang kaya protein dipakai sebagai bahan makanan ternak.
Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53% (Tim Penulis PS 2012).
Berikut data sifat fisik minyak inti sawit dan karakteristik minyak inti sawit:
4

Tabel 1 Sifat fisik minyak inti sawit


Berat jenis pada 99/15.5°C 0.860 - 0.873
Indeks refraksi pada 40°C 1.449 - 1.452
Bilangan iodium 14 – 22
Bilangan penyabunan 245 – 255
Zat tak tersabunkan (%) < 0.8
Titik lebur (°C) 24 – 26
Titik padat (°C) 20 – 26
Sumber: Tim Penulis PS (2012).

Tabel 2 Karakteristik minyak inti sawit


Minyak Inti Minyak Inti
karakteristik Keterangan
Sawit Sawit Sawit
Asam lemak bebas 5% 3.5% 2.9% Maksimal
Kadar kotoran 0.5% 0.02% 0.176% Maksimal
Kadar zat
0.5% 7.5% 0.2% Maksimal
menguap
Bilangan
6 meq - 2.2 meq Maksimal
peroksida
44 - 58 10.5 - 185
Bilangan iodine - -
mg/g mg/g
Kadar logam (Fe,
10 ppm - - -
Cu)
Lovibond 3-4R - - -
Kadar minyak - 47% - Maksimal
Kontaminasi - 6% - -
Kadar pecah - 15% - Maksimal
Sumber: Tim Penulis PS (2012).

Panen Kelapa Sawit


Pemanenan adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga
pengangkutan ke pabrik. Kegiatan panen memerlukan teknik tersendiri untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari kelapa sawit adalah
buah kelapa sawit. Pelaksanaan panen tidak dilakukan secara sembarang, perlu
memperhatikan beberapa kriteria tertentu, sebab tujuan panen kelapa sawit adalah
untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang
bagus. Pemanenan kelapa sawit terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu persiapan
panen, pelaksanaan panen, dan pengawasan panen. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam kegiatan persiapan panen adalah tenaga kerja pemanen, peralatan panen,
rotasi panen, taksasi panen, dan kriteria panen. (Sihombing 2012).
Menurut Sihombing (2012), kriteria matang panen kelapa sawit adalah
jumlah brondolan yang terlepas dari tandanya dan jatuh ke piringan secara alami
sebanyak 4-9 brondolan, jika jumlah brondolan jatuh sudah sebanyak itu maka
kelapa sawit siap dipanen. Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang
5

umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang
tingginya 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan
tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan
alat kampak siam. Sementara itu, untuk tanaman dengan ketinggian lebih dari 10 m
digunakan alat egrek yang merupakan alat arit bergagang panjang.
Tingkat kematangan buah sawit dapat dilihat dari jumlah brondolan yang
jatuh dari tandanya. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Tingkat kematangan buah sawit
Fraksi Jumlah Brondolan yang jatuh Kematangan
00 Tidak ada buah berwarna hitam Sangat mentah
0 Satu brondolan s.d. 12.5% buah segar Mentah
1 12.5 – 25% buah luar Kurang matang
2 25 – 50% buah luar Matang I
3 50 – 75% buah luar Matang II
4 75 – 100% buah luar Lewat matang I
5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang II
Sumber : Rusnadi 2013
Menurut Putranti (2013), aktivitas pemanenan kelapa sawit merupakan
pekerjaan yang berat sehingga dapat menyebabkan tejadinya fenomena rasa sakit
yang timbul akibat kerja berlebihan pada otot atau yang sering disebut muscular
fatigue. Putranti (2013) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa elemen
pekerjaan yang melelahkan, membutuhkan waktu yang lama dan tenaga kerja
paling banyak dalam pemanenan kelapa sawit. Data mengenai hal tersebut disajikan
pada Gambar 1. Pekerjaan memungut berondolan sangat banyak dikeluhkan oleh
pemanen karena dapat menyebabkan rasa sakit pada kaki dan pinggang pemanen.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya alat bantu untuk memungut berondolan
tersebut tanpa harus membungkuk ataupun berjongkok.

Gambar 1 Elemen kerja dalam pemanenan kelapa sawit (Putranti 2013)


6

Gambar 2 Metode konvensional proses pengutipan brondolan

Menurut Sihombing (2012), kehilangan produksi (losses) merupakan salah


satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kuantitas dan kualitas produksi
yang optimal. Sumber losses yang umumnya sering terjadi di lapangan, yaitu :1).
Buah mentah yang terpanen, 2). Buah masak tertinggal di pokok, 3). Buah masak
tertinggal di piringan/gawangan (tidak diangkut ke TPH), 4). Brondolan tidak
dikutip dan 5). Brondolan di tangkai panjang. Sihombing (2012) juga melakukan
pengamatan di lapangan mengenai jumlah brondolan yang tidak dikutip dan
tertinggal di piringan. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 5 pemanen pada
salah satu kemandoran sebagai sampel. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti
kegiatan panen selama 1 hari untuk 1 pemanen dan dilakukan 1 kali pengamatan
untuk setiap pemanen.

Tabel 4 Jumlah brondolan yang tidak dikutip di kemandoran B


Presentase terhadap Total
Brondolan Tinggal (buah)
No. Brondolan Tinggal (%)
Pemanen Pasar Potongan Pasar Potongan
Piringan* Total Piringan*
pikul** Tangkai pikul** Tangkai
1 27 11 8 46 58.7 23.9 17.4
2 35 26 14 75 46.7 34.7 18.6
3 24 15 46 46 52.2 32.6 15.2
4 33 28 11 72 45.8 38.9 15.3
5 41 30 17 88 46.6 34.1 19.3
Rata-rata 32 22 11.4 65.4 48.9 33.6 17.5
Sumber: Sihombing (2012)
Keterangan : * : Brondolan di piringan yang diamati yaitu 10 pokok yang
dipanen.
** : Brondolan di pasar pikul yang diamati sepanjang dalam 1 TPH
(3 gawangan).
7

Tabel 5 Total losses berdasarkan tahun tanam (1986, 1998, 2000) di Blok Divisi II
Blok
Faktor
1986 1998 2000
Buah Mentah (tandan) 3 5 3
Buah Masak tinggal di pokok (tandan) 6 4 3
Buah Masak tidak diangkut ke TPH
1 2 1
(piringan/gawangan) (tandan)
Brondolan di piringan (buah)* 85 62 43
Brondolan di pasar pikul (buah)** 72 98 65
Brondolan tertinggal di TPH (buah) 28 26 33
Brondolan di potongan tangkai (buah) 32 25 27
Sumber: Sihombing (2012)
Keterangan : * : Brondolan di piringan yang diamati yaitu 20 pokok yang
dipanen.
** : Brondolan di pasar pikul yang diamati sepanjang dalam 1 TPH
(3 gawangan).

Berdasarkan Tabel 2 hasil pengamatan Sihombing (2012), dapat dilihat


bahwa rata-rata kehilangan panen dari akibat brondolan tertinggal di piringan
adalah sebanyak 32 brondolan/10 pokok atau piringan pohon sawit dan
49.9%/pemanenan 10 pokok. Losses di tempat tersebut adalah paling besar di antara
tempat brondolan tertinggal lainya, yaitu di pasar pikul dan potongan tangkai.
Sedangkan pada Tabel 3 dijelaskan beberapa sebab losses berdasarkan tiga tahun
tanam. Seperti pengamatan sebelumnya, losses akibat brondolan yang tertinggal di
piringan adalah yang paling besar, dengan jumlah 85 brondolan/20 pokok pada
tahun 1986, 62 brondolan/20 pokok, dan 43 brondolan/pokok.

Mesin dan Alat Pengutip Brondolan Sawit yang Sudah Ada


Mechanical Loose Palm fruit Collector (MKII)
Mesin pengumpul brondolan sawit ini diproduksi di Malaysia diuji pertama
kali pada tahun 1995. Mesin ini dapat mengambil brondolan sawit dilahan dan
mendistribusikanya ke TPH atau jalan di lahan yang sudah dapat dilewati kendaraan
pengangkut lainya. Dimensi mesin yang cukup kecil mempunyai kelebihan dapat
masuk dan bermanuver ke lahan sawit. Mesin ini dapat dioperasikan oleh minimal
satu orang, dan bisa lebih. Pada uji kinerja dilakukan tiga perlakuan mengenai
jumlah operator yang mengoperasikan, yaitu dengan satu operator, dua operator dan
tiga operator. Hasilnya adalah produktivitas pengumpulan brondolan sawit paling
banyak saat dengan tiga operator. Ketika dengan satu operator produktivitasnya 40-
60 kg/jam, ketika dengan dua operator 60-100 kg/jam, dan ketika dengan tiga
operator mencapai 100-250 kg/jam (Ahmad dan Ahmad 1999).
8

Gambar 3 Mechanical Loose Palm Fruit Collector (MK III)


Mekanisme pengumpulan brondolan mesin ini adalah menggunakan blower
yang menghasilkan angin untuk menghisap brondolan ke penampungan. Mesin ini
memiliki dimensi panjang keseluruhan 2050 mm, lebar keseluruhan 1200 mm, dan
tinggi keseluruhan 1600 mm. Mesin ini menggunakan motor penggerak diesel Air-
cooled Yanmar L60 dengan daya 4.5 kW. Transmisi keseluruhan mesin ini
menggunakan sabuk puli, dan beberapa komponen lain seperti poros, bantalan, dan
lainya.
Roller-Type Oil Palm Loose Fruit Picker
Alat pengutip brondolan sawit tipe roller, alat ini dikembangkan di
Malaysia pada tahun 2009. Komponen utama alat ini adalah terbuat dari kawat-
kawat elastis yang disusun berbentuk oval. Mekanisme kerja alat ini dengan
didorong di lahan dan kawat-kawat akan berputar dan otomatis brondolan sawit
akan masuk. Alat ini cukup dioperasikan dengan satu orang dewasa

Gambar 4 (a) Alat pengutip brondolan sawit tipe roller (b) alat pengutip brondolan
sawit sedang digunakan di lahan sawit
9

Produktivitas alat ini ketika diuji coba adalah 30-60 kg/jam. Dimensi
pegangan dari alat ini adalah 1 m, sedangkan dimensi bagian roller-nya saja yaitu
lebar 280 mm dengan diameter 120 mm. Manfaat menggunakan alat ini adalah
semua brondolan sawit di lahan dapat terambil dan hasil pemanenan sawit
meningkat (Solah et al. 2009).
Oil Palm Fruits Collector (MK III)
Mesin pengumpul brondolan sawit ini dikembangkan dari desain mesin
sebelumnya yang diuji coba pada 1995. Mesin ini dibuat di Malaysia pada tahun
2012. Bagian yang dimodifikasi dari mesin sebelumnya adalah bagian nozel
penghisapnya, didesain ulang sehingga dapat optimal dalam pengumpulan
brondolan sawit. Mesin ini dibuat dengan dimensi yang lebih besar. Bagian
penampung brondolan dibuat dengan kapasitas menampung sebanyak 150 kg
brondolan sawit. Pada saat uji coba mesin ini mampu mengumpulkan brondolan
sebanyak 4.2-5.1 kg/menit, dan rata-rata mesin ini dapat mengumpulkan brondolan
sawit sebanyak 1200-1500 kg/hari (Abdur et al. 2012).

Gambar 5 Oil Palm Fruits Collector (MK III) sedang dioperasikan di lahan sawit
Mesin ini dibuat lebih besar daripada mesin sebelumnya. Dimensi
keseluruhan mesin ini adalah panjang 4540 mm, lebar 2200 mm, dan tinggi 1915
mm. Motor penggerak yang digunakan adalah JD Diesel 9.5 hp.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 sampai dengan bulan
November 2016. Pembuatan desain alat dilakukan di Engineering Design Studio -
IPB. Pembuatan prototipe dilakukan di bengkel Bimasakti Engineering -
Sindangbarang Bogor. Pengujian kinerja dilakukan di Kebun Sawit Cikabayan
Laboratorium Lapang Departemen Agronomi dan Holtikultura.
10

Alat dan Bahan Penelitian


Alat
Alat-alat dan perlengkapan utama yang diperlukan untuk kegiatan penelitian
ini meliputi peralatan untuk proses desain alat, peralatan perancangan dan
pembuatan konstruksi alat serta peralatan instrumen untuk pengujian kinerja
lapangan dari alat yang dirancang. Peralatan untuk perancangan dan pembuatan
prototipe alat adalah:
a. Alat untuk membuat konsep desain alat dan alat bantu analisis adalah personal
computer (PC), software gambar SolidWorks 2013, kertas, alat tulis, dan
kalkulator.
b. Peralatan pengukuran: jangka sorong, mistar, timbangan dan tali.
c. Peralatan pembuatan prototipe alat antara lain: mesin las listrik, las LPG, gerinda
tangan, gerinda duduk, mesin bor tangan, mesin bor duduk, penggaris, meteran,
busur, gunting, tang, obeng, kunci pas, dan kunci ring.
d. Peralatan untuk pengujian alat antara lain: kamera untuk merekam pengujian,
stopwatch dan timbangan untuk mengukur kapasitas kerja mesin.

Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi :
a. Bahan pembuatan prototipe terdiri dari: besi plat, besi pipa, besi siku, poros baja,
baut, mur, selang plastik, rantai dan sproket.
b. Bahan habis untuk pengujian lapangan terdiri dari: Brondolan sawit.

Tahapan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan


rancangan secara umum yaitu berdasarkan pendekatan rancangan fungsional dan
pendekatan rancangan struktural. Adapun Flowchart tahapan penelitian dapat
dilihat pada Gambar 6.
11

Gambar 6 Flowchart tahapan penelitian


Pemilihan Konsep
Fungsi utama dari alat ini adalah mengutip brondolan sawit yang tetinggal
di piringan pohon sawit selama proses pemanenan dilakukan. Jadi bagian pengutip
adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk dipilih bagaimana desain
yang paling cocok dan dapat bekerja dengan maksimal. Selain bagian pengutip,
bagian body dan rangka alat juga harus dipilih desain yang paling maksimal karena
menyangkut untuk mobilisasi alat dan nilai keindahan alat.
Ada dua mekanisme yang dapat digunakan untuk memenuhi fungsi
mengumpulkan brondolan sawit, yaitu dengan sistem vakum dan yang kedua
dengan sistem menyampu dan melempar brondolan. Pada desain ini dipilih
mekanisme yang kedua yaitu dengan menyapu dan melemopar brondolan sawit.
Karena jika menggunakan sistem vakum ditakutkan sulit untuk tidak menyedot
12

serasah atau benda asing lain di kebun sawit. Sehingga tidak hanya brondolan yang
akan tersedot dan hal itu akan mengganggu proses selanjutnya pada alat. Selain itu
juga dengan sistem vakum akan membutuhkan sumber daya yang besar karena
brondolan sawit berat untuk disedot.
Berikut gambar beberapa alternatif konsep desain ketika perencanaan
perancangan alat:

Gambar 7 (a) Alternatif desain body dan rangka 1 (b) alternatif desain pengutip 1

Gambar 8 (a) Alternatif desain body dan rangka 2 (b) alternatif desain pengutip 2

Gambar 9 (a) Alternatif desain body dan rangka 3 (b) alternatif desain pengutip 3
13

Gambar 10 (a) Alternatif desain body dan rangka 4 (b) alternatif desain pengutip 4

Terdapat empat alternatif desain body dan rangka serta empat alternatif desain
pengutip. Masing-masing alternatif desain rangka dapat dikombinasikan dengan
empat desain pengutip. Pada akhirnya dipilih alternatif desain body dan rangka 4
dan alternatif desain pengutip 4. Pertimbangan pemilihan desain pengutip adalah
pada bentuk yang paling maksimal dapat menyapu dan melempar brondolan sawit.
Pengutip dengan bentuk desain tersebut dibuat dari bahan besi yang dilapisi dengan
selang plastik, hal ini ditujukan agar tidak menimbulkan luka pada saat berbentuan
dengan brondolan sawit. Kemudian untuk pertimbangan pemilihan desain body dan
rangka adalah kemudahan untuk mobilisasi dari tempat penyimpanan ke kebun,
serta nilai keindahan bentuk.

Analisis Teknik Dalam Desain


Analisis teknik dibutuhkan unutuk menentukan dengan akurat : bentuk,
ukuran, bahan, cara pembuatan alat atau mesin yang dirancang. Menentukan jenis
dan ukuran mekanisme yang sesuai. Menentukan tenaga yang diperlukan dan
memperkirakan kinerja mesin yang dirancang.

Pembuatan Gambar Teknik dan Simulasi Dengan SolidWorks


Solidworks adalah software desain yang digunakan untuk membuat gambar
teknik dan melakukan simulasi. Simulasi yang bisa dilakukan di solidworks salah
satunya adalah simulasi pembebanan statis. Simulasi statis diperlukan karena untuk
mengetahui kekuatan bahan dari benda dalam keadaan statis, hal ini dapat
mendukung dalam analisis perancangan teknik. Tahapan yang dilakukan yaitu
1. Pembuatan objek dilakukan komponen demi komponen kemudian di assembly
2. Pemilihan bahan objek
3. Proses dilakukan dengan memilih tab menu Study Advisor
4. Pendefenisian bagian-bagian yang akan dibutuhkan seperti bahan yang akan
menjadi tumpuhan dan bahan yang akan dikenakan gaya
5. Pembebanan dilakukan sesuai analisis perancangan teknik dan nilai pembebanan
diberikan sesuai dengan perhitungan manual.
Hasil dari pembebanan pembebanan statis terdiri dari nilai tegangan, safety
factor, dan displacement. Nilai tegangan menunjukan besar maksimum dan
minimum beban yang diterima oleh objek, safety factor digunakan untuk
14

mengevaluasi agar perencanaan mesin terjamin keamanannya dengan dimensi yang


minimum. Displacement adalah besar pergeseran atau perubahan bentuk komponen
apabila dikenai gaya.

Proses Manufaktur
Proses manufaktur dilakukan untuk mevisualisasikan hasil perancangan.
Proses manufaktur dikerjakan di bengkel Bimasakti Engineering - Sindangbarang
Bogor dengan dibantu oleh teknisi bengkel.

Pengujian Fungsional Rancangan


Uji kinerja dilakukan untuk mengevaluasi hasil rancangan, kekurangan
dalam peracangan selanjutnya akan di indentifikasi kembali. Hasil pengujian
dianggap berhasil apabila sesuai dengan hasil yang diharapkan. Uji kinerja yang
dilakukan diantara lain adalah
1. Uji fungsional komponen
Uji fungsional komponen dilakukan untuk memastikan komponen yang
dipilih berjalan sebagaimana fungsinya, dengan cara melihat apakah komponen-
komponen penyusun alat berjalan sesuai fungsinya ketika alat dioperasikan.

2. Uji kecepatan maju dan slip roda alat


Pengujian fungsional yang pertama dilakukan adalah pengujian kecepatan
maju alat sekaligus slip roda kanan dan kiri alat. Pengujian ini dilakukan dengan
cara menjalankan alat di kebun pada lintasan sepanjang 5 meter. Alat dijalankan
pada lintasan yang telah disiapkan kemudian waktu tempuh alat diukur dengan
stopwatch. Pengujian ini dilakukan sebanyak tujuh ulangan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung kecepatan maju alat adalah

𝑉 = 𝑆/𝑇 (1)

dimana,
V : Kecepatan maju (m/detik),
S : Jarak tempuh (m) ,
T : Waktu tempuh (detik).

Setelah tujuh ulangan dihitung kecepatan majunya kemudian dihitung juga kecepatan
rata-rata maju alat dengan persamaan berikut

Vrata-rata = (V1+V2+V3+...+V7)/7 (2)

dimana,
Vrata-rata : kecepatan maju rata-rata alat (m/detik),
V1,2,3,4,5,6,7 : kecepatan maju alat pada ulangan ke n (m/detik).

Seiring pengujian kecepatan maju, diuji juga besar slip roda kanan dan kiri
pada alat. Pengujian slip ini dilakukan dengan cara alat dijalankan di lahan sawit
kemudian diukur jarak tempuh aktual yang dihasilkan dari 5 kali putaran roda.
Kemudian dihitung juga jarak tempuh teoritis yang dihasilkan dari 5 kali putaran
15

roda melalui besar keliling roda. Setelah data tersebut didapatkan kemudian slip
roda dapat dihitung dengan rumus berikut

S = [1-(S1/S0)] x 100% (3)

dimana,
S : slip roda (%),
S1 : jarak tempuh teoritis pada n putaran roda (cm),
S0 : jarak tempuh aktual pada n putaran roda (cm).

3. Uji efisiensi pengutipan


Pengujian fungsional selanjutnya yaitu pengujian effisiensi pengutipan.
Fungsi utama darai alat ini adalah untuk memudahkan pengerjaan mengutip
brondolan sawit yang jatuh di sekitar poon sawit. Pengujian ini dilakukan dengan
cara mengoperasikan alat di piringan pohon sawit yang terdapat brondolan
berceceran, kemudian alat mengutip brondolan sebanyak mungkin sampai tidak ada
lagi brondolan yang dapat dikutip karena terlempar jauh, tersangkut di tanah, atau
lainya. Setelah itu dihitung jumlah brondolan yang masuk terkutip dan brondolan
yang tidak terkutip. Lalu akan dihitung efisiensi pengutipan menggunakan rumus
berikut

Eff = (brondolan terkutip/total brondolan) x 100% (4)

dimana,
Eff : effisiensi pengutipan (%).

4. Perhitungan kapasitas lapang pengutipan alat


Pengujian fungsional selanjutnya adalah pengujian kapasitaas lapang
pengutipan alat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas pengutipan
yang dapat dilakukan oleh alat. Cara menghitung kapasitas lapang pengutipan
adalah dengan menghitung waktu yang diperlukan alat untuk mengutip brondolan
pada luasan lahan tertentu. Kemudian diukur juga luasan lahan yang digunakan
untuk pengujian tersebut, dan kapasitas lapang pengutipan dapat dihitung dengan
rumus berikut

KLP = A/T (5)


dimana,
KLP : kapasitas lapang pengutipan (m²/detik),
A : luas area pengutipan (m²),
T : waktu yang dibutuhkan alat untuk mengutip brondolan di luasan A (detik).

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Data-data yang diambil yaitu data kecepatan maju, data waktu
pengutipan, data brondolan yang terkutip dan tidak terkutip, data slip roda kanan
dan kiri, dan foto serta video untuk dokumentasi pengujian.
16

Perhitungan dan Analisis Data


Perhitungan dan analisis data dilakukan untuk mengolah data lebih lanjut,
sehingga akhirnya didapatkan sebuah kesimpulan dari kinerja alat penutip
brondolan sawit yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam spesifikasi mesin
dan juga guna mengevaluasi target teknis yang ditetapkan saat identifikasi masalah,
serta perbaikan desain produk selanjutnya.
Proses perhitungan data yang telah dilakukan sebelumnya adalah dengan
cara menghitung kecepatan maju mesin, kecepatan putar poros roda dan kecepatan
poros pengutip. Hasil-hasil perhitungan tersebut akan digunakan sebagai dasar
perancangan alat ini.
Adapun pengolahan data yang akan dilakukan selanjutnya adalah untuk
mendapatkan data waktu yang diperlukan alat yang diuji untuk melakukan suatu
kerja, dalam hal ini kecepatan maju penggerak dan juga waktu yang diperlukan alat
untuk mengutip brondolan. Kemudian data effisiensi pengutipan yang dapat
dilakukan alat ini, dan data kapasitas lapang pengutipan brondolan.

Pelaporan dan Publikasi Ilmiah


Setelah desain berhasil diuji, kemudian adalah tahap selanjutnya adalah
pelaporan hasil rancangan kepada dosen pembimbing untuk kemudia dapat
dituliskan dalam publikasi ilmiah berupa skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Desain
Alat Pengutip Brondolan Sawit adalah sebuah alat yang dirancang untuk
membantu pengerjaan pengutipan brondolan sawit yang jatuh di kebun sawit.
Pekerjaan pemungutan brondolan sawit yang berjatuhan di sekitar piringan pohon
sawit tidak boleh diabaikan. Walaupun terlihat mudah, namun pekerjaan ini sering
diabaikan oleh pekerja, sebab memungut brondolan sawit akan memakan waktu
yang cukup lama serta tenaga yang cukup banyak. Menurut Putranti (2013)
Pekerjaan memungut brondolan sawit sangat banyak dikeluhkan oleh pemanen
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada kaki dan pinggang pemanen. Oleh sebab
itu, banyak brondolan sawit dibiarkan begitu saja sampai membusuk di kebun yang
berdampak pada penurunan hasil panen sawit yang cukup signifikan. Maka dari itu
dirancang sebuah alat pengutip brondolan sawit yang diharapkan bisa membantu
dalam pengerjaan pengutipan brondolan sawit menjadi lebih mudah.
Alat ini dirancang untuk mengutip brondolan sawit yang berjatuhan di
piringan pohon kelapa sawit. Dimensi alat ini adalah panjang keseluruhan sebesar
120 cm lebar 40 cm dan tinggi sebesar 100 cm. Cara kerja alat ini adalah dengan
didorong, putaran poros roda kanan akan ditransmiskan dengan rantai dan sproket
pada poros pengutip sehingga bagian pengutip akan berputar dengan perbandingan
putaran poros roda dengan poros pengutip adalah 1:2. Berat total alat ini tanpa ada
17

brondolan di penampungnya adalah 20.2 kg. Tidak terlau berat untuk proses
pemindahan karena bisa dengan cara didorong atau ditarik.
Analisis Fungsonal
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang alat yang dapat
membantu pengerjaan pengutipan brondolan sawit yang jatuh di sekitar piringan
pohon kelapa sawit. Maka dari itu diperlukan analisis fungsional pada pemilihan
komponen elemen penyusun dalam merancang alat pengutip brondolan sawit ini.
Desain rancangan fungsional sangatlah penting karena dalam rancangan
fungsional terdapat mekanisme-mekanisme, bagian, serta fungsi yang dipilih dalam
perancangan. Pada rancangan alat pengutip brondolan ini terdapat 5 (lima)
komponen utama yang terdiri dari pengutip, rangka, penampung, roda, dan
pegangan. Adapun fungsi dari komponen-komponen tersebut adalah :
a. Pengutip, berfungsi untuk mengambil brondolan dan melemparnya masuk ke
penampung.
b. Rangka, berfungsi sebagai memberi bentuk alat dan menahan beban
komponen di atasnya.
c. Penampung, berfungsi untuk menampung hasil pengutipan brondolan
sementara sebelum dipindahkan ke karung dengan kapasitas lebih besar.
d. Roda, berfungsi untuk mempermudah mobilitas alat dari satu tempat ke
tempat lain.
e. Pegangan, berfungsi untuk pegangan operator mengarahkan jalanya mesin.
f. Roller, roller yang digunakan berukuran diameter 4 cm, berfungsi untuk
batas bawah bagian depan alat dan penyangga serokan agar ujung serokan
tidak menyangkut gundukan tanah.

Gambar 11 Desain alat pengutip brondolan sawit


18

Analisis Teknik
Analisis teknik dilakukan untuk mewujudkan fungsional yang dipilih dalam
perancangan alat ini. Analisis teknik yang dilakukan dalam perancangan meliputi
Analisis Struktural, Analisis Kinematik dan Analisis Kebutuhan Daya. Adapaun
yang dianalisis meliputi:
 Pemilihan bahan rangka utama
 Perancangan handle/pegangan alat
 Kecepatan maju teoritis
 Putaran pengutip yang dibutuhkan
 Kecepatan maju teoritis
 Perencanaan transmisi
 Perencanaan poros roda dan poros pengutip
 Analisis torsi alat
 Analisis kebutuhan daya alat
Analisis Struktural
Analisis struktural diperlukan untuk mengetahui seberapa besar gaya yang
diterima oleh rangka utama, dan memastikan bahan serta dimensi yang dipilih aman
dan ergonomis untuk dioperasikan. Untuk mendapatkan besar gaya yang diterima
oleh rangka utama maka diperlukan analisis distribusi gaya dari komponen-
komponen mesin yang berada di atas rangka utama.
1) Distribusi gaya pada rangka utama
Berat penampung ditambah dengan berat brondolan dengan asumsi penampung
penuh adalah 8.015 kg.

Gambar 12 Distribusi gaya pada rangka utama


19

275 mm

Gambar 13 Diagram bebas pada rangka utama


Jadi rangka utama dibuat dari besi siku ukuran 4x4 cm dengan tebal 3 mm
tersebut akan menerima beban dari penampung beserta brondolan. Rangka
tersebut hanya ditumpu oleh satu roda saja tepat di tengah. Distribusi gaya yang
dihasilkan dari beban penampung dan brondolan tersebar merata di sepanjang
rangka utama (W). Berat penampungnya sendiri yaitu 0.5 kg sedangkan berat
rata-rata satu brondolan sebesar 15 gram. Dengan bentuk dan dimensi
penampung yang telah dirancang, penampung ini dapat menampung maksimal
501 butir brondolan dengan total berat sebesar 7.515 kg. Jadi total beban
maksimal yang diterima oleh rangka utama adalah 8.015 kg. Dimensi
penampung dapat di lihat di Lampiran 4.
2) Analisis tegangan lentur maksimum pada rangka utama
𝜎 = M x c/I (Hasbullah R, Gardjito 2010) (6)
𝜎𝑏 = 58 kg/mm² (Sularso 2004)
dimana M maksimum = 2003.75 kg.mms
Irangka = 1/12 [(BH³) – (bh³)] (Suastawa et al. 2004) (7)
= 1/12 [(40.40³) – (37.37³)]
= 57153.25 mm^4
𝜎 rangka = (2003.75 x ½ H)/57153.25
= 6,87 kg/mm² < 58 kg/mm² (Baik)

3) Analisis perancangan handle


Handle berfungsi untuk menyalurkan tenaga yang tersedia untuk
mendorong alat sehingga memutar poros roda dan akhirnya memutar
pengutip sebagai fungsi utama alat ini.
Menurut Eriyanto (2007), diameter 20 mm adalah ukuran yang bagus
untuk perancangan handle atau batang kendali mesin atau alat yang
dioperasikan dengan didorong. Karena sesuai dengan antropometri ukuran
genggaman tangan orang asia dewasa dan memenuhi fungsi untuk
menyalurkan tenaga yang dibutuhkan mesin atau alat beroperasi.
20

Kemudian juga dirancang kemiringan sebesar 45° terhadap arah


mendatar. Kemiringan ini masih dapat dipertanggungjawabkan karena
pergelangan tangan manusia rata-rata dapat ditekuk ke belakang sejauh 66°,
dapat dilihat pada Lampiran 3 mengenai model ukuran manusia.
Menurut Yusianto (2012), dalam rangka untuk meminimumkan
kelelahan dan resiko terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja
yang repetitive (berulang-ulang), maka dalam penenpatan dan pengoperasian
posisi handle (pengendali) harus seergonomis mungkin sehingga
pengoperasiannya dalam keadaan yang paling efisien. Disamping itu untuk
mendapatkan inklinasi (kemiringan) sudut posisi tangan atau kaki relative
terhadap horisontal agar gaya maksimum dapat diterapkan. Inklinasi
(kemiringan) juga berfungsi untuk memperkecil gaya yang dikeluarkan
operator dalam mengoperasikan mesin atau alat.

Analisis Kinematik
1) Perhitungan perencanaan poros roda
Poros dengan beban lentur murni
a. Diketahui dari desain :
Beban total W = 28.215 kg (berat alat keseluruhan 20.2 kg dan berat brondolan
jika penampung penuh 8.015 kg) menggunakan 1 poros dengan 2 roda
b. Jarak telapak roda g = 474.22 mm
c. Panjang lengan momen = (474.22/2) - 227 = 10.11 mm
d. Besarnya momen lentur M = 28.215 x 10.11 = 285.25 kg.mm
e. Jika bahan yang dipakai adalah S45C, maka  B = 58 kg/mm²
f. jika faktor keamanan beban statis diambil 6 dan faktor perkalian beban dinamis
diambil 4, sehingga seluruhnya menjadi 6 x 4 = 24.
g. Maka  a = 58/24 = 2.4
h. ds = (10.2/2.4 x 285.25)^1/3 = 10.6 cm mm -> 11 mm
Jadi dipilih poros bahan S45C dengan diameter minimal 11 mm
2) Perhitungan perencanaan poros pengutip
Poros dengan beban puntir
a. P = 0.23 kW (daya maksimum)
b. Rpm = 98
c. Fc = 1.0
d. Pd = 1.0 x 0.23 = 0.23 kW
e. T = 9.74 x 10^5 x 0.23/98 = 2285 kg.mm
21

f. Dipilih bahan S45C dengan 𝜎𝑏 = 58 kg/mm²


g. Sf1 = 6; Sf2 =2
h. τa = 58/6 x 2 = 4.83 kg/mm²
i. Cb = 1; Kt = 1.5
j. ds = [ 5.1/4.83 x 1 x 1.5 x 2285]^1/3
= 15.35 mm -> 16 mm
k. Anggaplah diameter bagian yang menjadi tempat bantalan adalah = 18 mm
jari-jari filet = (18-16)/2 = 1 mm
Alur pasak 6 x 3.5 x 0.25
l. Konsentrasi tegangan pada poros bertangga adalah
1/16 = 0.0625; 18/16 = 1.125 -> β = 1.25
Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak adalah
0.25/16 = 0.015 -> α = 2.8; α > β
m. τ = 5.1 x 2285/16³ = 2.84

n. τa .Sf2/ β = 4.83 x 2/1.25 = 7.73

τ . Cb.Kt = 2.84 x 1 x 1.5 = 4.26


Jadi τa .Sf2/β > τ . Cb.Kt -> baik
o. ds = 18 mm S45C
Jadi dipilih poros dengan bahan S45C dengan diameter 18 mm
3) Analisis kebutuhan putaran pengutip
Diasumsikan tumbukan antara pengutip dengan brondolan adalah tumbukan
lenting sempurna, sehingga kecepatan brondolan terlempar akan dihitung
dengan rumus parabola = kecepatan pengutip.

= 0.1 m

α = 64.68°

y max = Vo^2 Sin ^2 α (8)


2g
22

Vo^2 = y max 2g
Sin^2α
= 0.1 x 2 x 9.81 = 2.4
Sin^2 64.68
Vo = 2.4^1/2 = 1.55 m/s
 = V/r (9)
= 1.55/0.109 = 14.22 rad/s
 = 2πn/60 (10)
14.22 = 2 x 3.14 x n/60
n = 60 x 14.22/6.28 = 136 rpm
Jadi dengan putaran pengutip sebesar 136 rpm sudah dapat untuk melempar
brondolan masuk ke dalam penampung.
4) Analisis rpm roda teoritis dan kecepatan maju teoritis
Kecepatan maju alat sama dengan kecepatan orang berjalan sambil mendorong
alat/mesin/gerobak/lainya = 2-3 km/jam (Eriyanto 2007). Diameter roda = 15.9
cm dan diameter pengutip = 21.8 cm.
Va1 = 2 km/jam = 0.55 m/s
Va2 = 3 km/jam = 0.83 m/s

  1 = V1/r   2 = V1/r
= 0.55/0.0795 = 6.9 rad/s = 0.83/0.0795 = 10.44 rad/s
  1 = 2πn/60   2 = 2πn/60
6.9 = 2 x 3.14 x n/60 10.44 = 2 x 3.14 x n/60
n = 60 x 6.9/6.28 = 66 rpm n = 60 x 10.44/6.28 = 98 rpm
Jadi rpm roda belakang alat ini jika digunakan berkisar antara 66-98 Rpm.
Sedangkan kecepatan maju teoritis alat ini adalah antara 0.55-0.83 m/s
5) Analisis besar ground preasure

Traksi roda didefinisikan sebagai kemampuan satu mesin untuk menggerakkan


seluruh komponen mesin karena adanya gaya dari roda penggerak. Besarnya
traksi dipengaruhi oleh komposisi material, bentuk mikroskopis dua permukaan,
berat alat, luas bidang kontak, gerak relatif dua permukaan, dan kondisi tanah.
Menurut Aswin (2015) Bearing capacity maksimum lahan sawit untuk
23

kendaraan yang yang diizinkan dari hasil survei adalah 90 kPa. Sehingga alat
atau mesin dengan pround preassure kurang dari nilai tersebut akan aman untuk
dioperasikan di lahan sawit.

Gambar 14 Luas kontak roda rantai dan roda ban dengan permukaan tanah

P = F/A = m.g/A (11)


A adalah luas penampang roda seperti gambar 10.
A = 0.78bl (12)
b = 2.5 cm = 0.025 m
l = 8 cm = 0.08 m
Karena alat menggunakan 2 roda, jadi
A = 2 x 0.78 x 0.025 x 0.08
= 0.00312 m²
F = 28.215 x 9.81/1000 = 0.276 kN
P = 0.276/0.00312 = 88.46 kPa < 90 kPa (baik)
6) Perhitungan perencanaan transmisi
Transmisi yang digunakan di alat ini adalah rantai dan sproket. Transmisi
menyalurkan putaran dari poros roda kanan ke poros pengutip, dengan
memperbesar rpm dari poros roda ke poros pengutip.
Rantai yang digunakan adalah jenis rantai rol
a. P = 0.25 hp; n1 = 82 rpm
i = n1/n2 = 82/164 = 0.5; C = 420.48 mm
b. fc = 1.3
24

c. Pd = 1.3 x 0.25 = 0.325 kW


d. T1 = 9.74 x 10^5 x (0.325/82) = 3860 kg.mm
T2 = 9.74 x 10^5 x (0.32/164) = 1930 kg.mm
e. Bahan poros S45C, 𝜎𝑏 = 58 kg/mm²
Sf1 = 6; Sf2 = 2; Cb = 1; Kt = 1.5
τa = 58/(6 x 2) = 4.83 kg/mm²
f. ds1 = 18 mm; ds2 = 18 mm
g. Dari diagram pemilihan rantai rol dipilih rantai rol nomor 40 dengan rangkaian
tunggal sementara diambil.
P = 12.70 mm; FB = 1950 kg; Fu = 300 kg
Harga z1 = 16, sudah lebih besar dari z1 minimal = 13
h. z2 = 16 x (164/82) = 32
i. v = 16 x 12.70 x 164/(60 x 1000) = 0.55 m/s
j. Daerah kecepatan rantai 4 – 10 m/s
k. 0.55 m/s < 4 – 10 m/s -> baik
l. F = 102 x 0.325/0.55 = 60.27 kg
m. Sf = 1950/60.27 = 32.35
n. 6 < 32.35
60.27 kg < 300 kg -> baik
o. Akhirnya dipilih rantai nomor 40 rangkaian tunggal
p. Lp = (16 + 32)/2 + 2 x (420.48/12.70) + [(32 – 16)/6.28]²/(420.48/12.7)
= 90.406 -> 91
Jadi dipilih rantai nomor 40 rangkaian tunggal, 91 mata rantai
Jumlah gigi sproket 16 dan 32
Analisis Kebutuhan Daya
1) Perhitungan torsi alat
Torsi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat adalah
T=Fxr (13)
= 276.8 x 0.08 = 22.144 Nm
2) Analisis kebutuhan daya alat
Daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat adalah
P (kW) = T x 2phi x rpm/60000 (14)
25

P rata-rata = 22.144 x 2phi x 82/60000


= 0.19 kW = 0.25 hp
P maksimum = 22.144 x 2phi x 98/60000
= 0.23 kW = 0.31 hp
Tinjauan Ergonomika
Tinjauan ergonomika yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
kelelahan atau beban kerja. Pengukuran tingkat kelelahan atau beban kerja
dilakukan dengan cara mengukur denyut jantung operator menggunakan alat Heart
Rate Monitor (HRM) pada saat mengoperasikan alat. Kemudian dengan
menggunakan rumus:

HR 𝑤𝑜𝑟𝑘
IRHR =
HR 𝑟𝑒𝑠𝑡

Dimana : HR work = denyut jantung saat melakukan pekerjaan (denyut/menit)


HR rest = denyut jantung saat istirahat (denyut/menit).

Didapat nilai IRHR. Dengan nilai IRHR tersebut dapat diketahui tingkat kelelahan
atau beban kerja secara kualitatif.
Menurut Syuaib (2003), beban kerja kualitatif adalah suatu indeks yang
mengindikasikan berat atau ringan suatu pekerjaan dirasakan oleh seseorang. Beban
kerja kualitatif dihitung sebagai rasio relatif suatu beban kerja terhadap kemampuan
atau kapasitas kerja seseorang. Dalam penelitian ini, terminologi yang digunakan
adalah IRHR (Increase Ratio of Heart Rate). IRHR adalah indeks perbandingan
relatif denyut jantung seseorang saat melakukan suatu aktivitas atau kerja terhadap
denyut jantung saat beristirahat. Tinggi rendahnya nilai IRHR mencerminkan
tingkat beban kerja kualitatif dari suatu aktivitas. Kategori kualitatif beban kerja
berdasarkan IRHR dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 6 Kategori tingkat beban kerja berdasarkan IRHR


Kategori Nilai IRHR
Sangat ringan 1.00 ≤ IRHR < 1.25
Ringan 1.25 ≤ IRHR < 1.50
Sedang 1.50 ≤ IRHR < 1.75
Berat 1.75 ≤ IRHR < 2.00
Sangat berat 2.00 ≤ IRHR
Sumber: Syuaib (2003)

Menghitung IRHR memerlukan data rata-rata denyut jantung operator


ketika melakukan kerja dan istirahat. Lama waktu pengukuran denyut jantung
ketika bekerja dan istirahat adalah selama 10 menit. Walaupun satu siklus pekerjaan
tersebut kurang dari 10 menit, ketika ingin mengukur IRHR maka harus dilakukan
selama minimal 10 menit. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data rata-rata
denyut jantung yang merata, karena denyut jantung tidak akan serta merta naik dan
konstan pada keadaan maksimum ketika bekerja jika siklus kurang dari 10 menit,
26

dan denyut jantung tidak serta merta turun dan konstan pada keadaan minimum
ketika istirahat jika siklus kurang dari 10 menit (syuaib 2003).
Kekurangan alat ini dari tinjauan ergonomika adalah saat membawa alat
dari tempat penyimpanan menuju ke kebun sawit. Jika jarak tempat penyimpanan
cukup jauh maka proses ini akan sedikit mempersulit. Dimensi alat yang cukup
panjang serta beban total yang berat membuat alat ini sulit dipindahkan. Jika
dilakukan dengan cara didorong atau ditarik akan memakan waktu lama. Sehingga
mobilisasi alat ini hanya dapat dilakukan dengan kendaraan yang cukup besar

Hasil Uji Beban Kerja


Tabel 7 Pemetaan denyut nadi dan hasil perhitungan IRHR
Rata-rata HR Rata-rata Kesimpulan
Operator Kegiatan Ulangan IRHR
Work Rest IRHR Beban kerja
1 130.45 86.91 1.50
Mengutip manual 2 134.09 89.14 1.50 1.50 Sedang
3 133.86 89.04 1.50
1
1 116.51 85.91 1.35
Mengutip dengan
2 118.43 87.81 1.34 1.34 Ringan
alat
3 118.81 90.30 1.31
1 114.57 74.61 1.53
Mengutip manual 2 117.61 76.01 1.54 1.52 Sedang
3 117.71 78.46 1.50
2
1 106.57 73.28 1.45
Mengutip dengan
2 108.61 74.68 1.45 1.43 Ringan
alat
3 108.71 77.05 1.41

Hasil perhitungan IRHR disajikan pada Tabel 7. Data operator lebih lengkap
terdapat di Lampiran 4. Nilai IRHR untuk operator 1 mengutip manual adalah
sebesar 1.5 dan mengutip menggunakan alat sebesar 1.34. Kemudian untuk operator
2, nilai IRHR ketika mengutip manual sebesar 1.52 dan mengutip menggunakan
alat sebesar 1.43. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai IRHR untuk
pekerjaan mengutip brondolan secara manual oleh operator 1 maupun operator 2
masuk dalam kategori beban kerja sedang. Sedangkan nilai IRHR untuk pekerjaan
mengutip brondolan dengan alat oleh operator 1 maupun operator 2 masuk dalam
kategori ringan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat beban kerja atau kelelahan
mengutip brondolan menggunakan alat ini lebih kecil dibandingkan dengan
mengutip brondolan secara manual.

Hasil Simulasi
Simulasi menggunakan fasilitas simulation express analisys wizard yang
terpadat pada software SolidWork 2013.
27

Gambar 15 Hasil simulasi beban statis pada rangka

Gambar 16 Hasil simulasi beban statis pada bagian pengutip

Penampun Seroka Penguti

Gambar 17 Sketsa pengutipan brondolan tampak samping

Uji Kinerja
Uji kinerja dilakukan untuk memperoleh data-data serta mengevaluasi
target-target teknis yang telah ditetapkan pada saat tahap perancangan. Tahap ini
28

juga menghasilkan spesifikasi alat yang dirancang, spesifikasi ini berguna untuk
informasi mengenai hasil rancangan serta dapat digunakan untuk perbaikan alat
selanjutnya. Uji kinerja dilakukan di kebun sawit Cikabayan Departemen
Agronomi dan Holtikultura.

Gambar 18 Keadaan brondolan di sekitar pohon sawit di kebun sawit Cikabayan


1) Pengujian kecepatan maju alat
Pengujian pertama adalah menguji kecepatan maju alat dengan cara
menjalankan alat di kebun pada lintasan sepanjang 5 meter. Alat dijalankan pada
lintasan yang telah disediakan kemudian waktu tempuh alat diukur dengan
stopwatch. Pengujian ini dilakukan sebanyak tujuh ulangan dan didapatkan
kecepatan maju rata-rata alat.
Selain kecepatan maju, slip roda juga dihitung pada pengujian ini. Pengujian
slip dilakukan dengan cara mengukur panjang lintasan ketika roda berputar
sebanyak lima kali. Slip roda yang dikur adalah pada roda kanan dan roda kiri.
Tabel 8 Hasil pengujian kecepatan maju dan slip saat alat digunakan mengutip
Jarak tempuh Waktu Kecepatan aktual Slip roda Slip roda
Ulangan
aktual (m) (detik) (m/detik) kanan (%) kiri (%)
1 5.00 15.00 0.33 8.05 7.72
2 5.00 13.95 0.36 6.00 3.46
3 5.00 16.94 0.30 8.72 9.38
4 5.00 13.20 0.38 6.00 2.71
5 5.00 13.18 0.38 9.13 6.35
6 5.00 14.25 0.35 7.03 8.72
7 5.00 13.50 0.37 6.34 5.28
Rata-rata 5.00 14.28 0.35 7.32 6.23

Hasil pengujian menunjukkan rata-rata kecepatan maju aktual alat adalah


sebesar 0.35 m/detik. Jika dilihat dari hasil perhitungan kecepatan maju teoritis di
analisis kinematik, hasilnya berbeda cukup jauh. Rata-rata kcepatan maju teoritis
yaitu sebesar 0.69 m/detik. Perbedaan ini disebabkan karena ketika pengujian
kecepatan maju aktual alat di kebun dilakukan dengan alat yang sambil mengutip
brondolan. Jadi alat dioperasikan dengan panjang lintasan 5 meter dengan beberapa
brondolan di sebar dilintasan tersebut. Sehingga alat berjalan beberapa kali maju
29

mundur untuk mengutip brondolan yang menyebabkan waktu menempuh lintasan


tersebut lebih lama dan berakibat kecepatanya lebih kecil dari teoritis.
Hasil pengujian rata-rata slip roda kanan sebesar 7.32% dan rata-rata slip
roda kiri sebesar 6.23%. Keadaan tanah di kebun sawit saat pengujian sedikit
lembab karena sedang musim penghujan, sehingga banyak tanah yang menempel
di roda dan menyebabkan slip yang cukup besar. ecara keseluruhan hasil slip roda
cukup seragam. Namun jika diperhatikan slip roda kanan di besar pada lima kali
pengulangan. Hal tersebut terjadi karena pada poros roda kanan terdapat transmisi
rantai dan sproket untuk menyaurkan putaran ke poros pengutip.sehingga torsi
untuk berputarnya roda kanan lebih besar.
2) Pengujian kapasitas lapang pengutipan
Uji fungsional selanjutnya yaitu menguji kapasitasa lapang pengutipan alat
yang dirancang. Pengujian ini dilakukan sebanyak lima kali ualangan di tempat
yang sama dilakukan untuk pengujian pertama. Uji kapasitas lapang pengutipan ini
dilakukan dengan cara mengoperasikan alat untuk mengutip brondolan di piringan
pohon sawit yang sebelumnya sudah disebar brondolan sebanyak 30 butir.
Kemudian waktu yang diperlukan untuk mengutip semua brondolan di suatu luasan
tersebut diukur dengan stopwatch. Setelah itu dengan menghitung luas area
piringan pohon sawit maka akan dapat diketahui kapasitas lapang pengutipan alat
yang telah dirancang ini.
Tabel 9 Hasil pengujian kapasitas lapang pengutipan
Luas area pengutipan Waktu pengutipan KLP
Ulangan
(m²) (detik) (m²/detik)
1 18.85 71.00 0.26
2 18.85 63.15 0.29
3 18.85 59.80 0.31
4 18.85 67.31 0.28
5 18.85 65.24 0.29
Rata-rata 18.85 65.30 0.28

Tabel diatas menunjukkan kapasitas lapang pengutipan alat sebesar 0.28


m²/detik. Luas piringan pohon sawit yang digunakan untuk pengujian ini adalah
sebesar 18.85 m². Kemudian waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengutip
brondolan pada satu piringan pohon sawit adalah 65.30 detik.
30

Tabel 10 Konversi kapasitas lapang pengutipan menggunakan alat


Brondolan
Waktu pengutipan KLP KLP
Ulangan yang terkutip
(detik) (kg/menit) (kg/jam)
(buah)
1 22 71.00 0.27 16.73
2 17 63.15 0.24 14.53
3 18 59.80 0.27 16.25
4 21 67.31 0.28 16.84
5 20 65.24 0.27 16.55
Rata-rata 19.6 65.30 0.26 16.18

Tabel 11 Kapasitas lapang pengutipan secara manual


Brondolan
Waktu pengutipan KLP KLP
Ulangan yang terkutip
(detik) (kg/menit) (kg/jam)
(buah)
1 30 29.66 0.91 54.61
2 30 31.00 0.87 52.25
3 30 30.35 0.88 53.37
4 30 28.90 0.93 56.05
5 30 32.21 0.83 50.29
Rata-rata 30 30.42 0.88 53.32

Setelah dikonversi menjadi satuan kg/menit dan kg/jam, rata-rata kapasitas


lapang pengutipan brondolan menggunakan alat ini adalah sebesar 0.26 kg/menit
atau 16.18 kg/jam. Sedangkan rata-rata kapasitas pengutipan brondolan secara
manual sebesar 0.88 kg/menit atau 53.32 kg/jam. Tabel 10 dan 11 menyajikan hasil
pengujian kapasitas lapang pengutipan dengan menggunakan dan secara manual.
Berdasarkan data tersebut, jika dibandingkan dengan kapasitas pengutipan
beberapa mesin dan alat yang sudah ada dan tertera di tinjauan pustaka, kapasitas
pengutipan alat ini masih terlalu kecil. Kemudian jika dibandingkan dengan
pengutipan secara manual, hasilnya juga sama. Kapasitas pengutipan alat ini masih
lebih kecil.
31

∅ = 90 cm

Gambar 19 Ukuran piringan pohon sawit yang digunakan untuk pengujian


3) Pengujian effisiensi pengutipan
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk memudahkan pengerjaan mengutip
brondolan-brondolan yang jatuh di sekitar pohon sawit. Serta dapat mengurangi
jumlah losses panen sawit. Uji fungsional selanjutnya yaitu pengujian effisiensi
pengtipan alat. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengoperasikan alat di
piringan pohon sawit yang sebelumnya sudah disebar 30 butir brondolan sawit
secara acak. Kemudian di akhir proses pengutipan akan dihitung berapa brondolan
yang terkutip dan masuk ke dalam penampungan serta berapa jumlah brondolan
yang tidak terkutip. Dengan begitu akan diketahui berapa persen effisiensi
pengutipan pada alat ini.
Tabel 12 Hasil pengujian effisiensi pengutipan
Jumlah
Brondolan yang Brondolan yang Effisiensi
Ulangan brondolan
terkutip (buah) tidak terkutip (buah) pengutipan (%)
(buah)
1 30 22 8 73
2 30 17 13 56
3 30 18 12 60
4 30 21 9 70
5 30 20 10 66
Rata-rata 30 19.6 10.4 65
32

Setelah melakukan beberapa pengujian dan perbaikan pada alat, hasil


pengujian akhir menunjukkan rata-rata effisiensi pegutipan adalah sebesar 65%.
Pengujian dilakukan sebanyak lima ulangan, effisiensi pengutipan terbesar adalah
70% sedangkan effisiensi pengutipan paling kecil adalah 56%. Kendala terbesar
pengutipan di kebun sawit adalah kontur tanah yang tidak rata. Banyak gundukan
yang terdapat di kebun sawit. Walaupun hampir semua brondolan yang jatuh di
kebun selalu berada di dalam piringan, dan mayoritas piringan sawit kontur
tanahnya lebih bagus dibanding daerah-daerah lain di kebun sawit, tapi tetap saja
terdapat kontur tanah yang tidak rarta. Hal ini menyebabkan bagian serok alat ini
membentur tanah yang tidak rata. Sehingga operator harus memaju mundurkan alat
saat dioperasikan agar dapat berjalan kembali.
Selain kendala kontur tanah di kebun sawit kendala lainya adalah kecepatan
putar pengutip (rpm) yang tidak konstan. Hal ini disebabkan karena alat
dioperasikan dengan didorong, dan putaran pengutip diambil dari putaran poros
roda. Walaupun kecepatan maju manusia saat mendorong mesin atau alat dapat
dihitung rata-ratanya, namun dalam kenyataan saat mengoperasikan hal tersebut
tidak dapat dikontrol dengan maksimal karena berbagai kendala.

Gambar 20 Beberapa contoh piringan pohon sawit di kebun


Semua hasil pengujian tersebut dilakukan di kebun sawit dengan lahan
tanah dengan hanya sedikit tumbuh-tumbuhan atau serasah yang berserakan seperti
33

terlihat pada Gambar 15. Alat ini masih belum dapat dioperasikan di lahan yang
ditumbuhi rumput, dari yang rumput pendek sampai tinggi. Hal ini disebabkan
karena bentuk serokan serta bahanya yang terbuat dari plat besi. Ketika alat ini
dicoba dijalankan di lahan rumput, serokan depan selalu menyangkut rerumputan
dan alat tidak akan bisa maju lagi. Roller dibawah serokan berfungsi untuk
mendeteksi gundukan tanah atau halangan yang ada di depan alat sehingga serokan
otomatis akan naik, namun dalam kenyataan saat pengujian hal itu masih sulit
tercapai. Bahan serokan yang terbuat dari plat besi mempunyai ujung yang cukup
tajam sehingga akan selalu menancap di rerumputan dan menghambat jalanya alat.
Sedangkan roller dibawah serokan hanya bisa mengangkat serokan ketika
mendeteksi adanya gundukan tanah, tidak dengan rerumputan, itupun masih kurang
maksimal karena berbagai kendala.
4) Beberapa kendala saat pengujian dan modifikasi yang dilakukan
a. Desain awal alat hanya berupa rangka tanpa cover, jadi banyak brondolan terkutip
yang terlempar keluar saat rpm terlalu besar. Rpm terkadang memang terlalu besar
karena rpm bergantung pada kecepatan operator mendorong alat yang tidak bisa
diatur secara konstan. Modifikasi dilakukan dengan menutup ruang terbuka antar
rangka dengan jaring-jaring benang. Bahan ini dipilih karena mudah didapat dan
tidak menambah beban alat serta bagian dalam alat masih bisa terlihat.

(a) (b)
Gambar 21 (a) Alat sebelum dipasang cover penutup (b) alat setelah
dipasang cover penutup
b. Katika digunakan di lahan sawit, bagian serokan depan sering menancap ke tanah
ketika alat menemui lahan yang terdapat gundukan atau menanjak dan itu
menghambat jalannya alat. Hal ini dikarenakan serokan terlalu memanjang ke
depan dan letak roller di bawah serokan yang dimaksudkan agar dapat mengangkat
serokan ketika menemui gundukan terlelalu ke belakang. Sehingga serokan
menancap ke tanah sebelum roller mendeteksi gundukan. Perbaikan dapat
dilakukan dengan memanjangkan arm roller sehingga posisi roller akan semakin
ke depan mendekati ujung serokan, namun jika dilakukan hal tersebut ujung
serokan akan terangkat cukup tinggi sehingga ketika dioperasikan brondolan tidak
dapat naik dan berhenti mengganjal antara ujung serokan dan pengutip. Maka dari
itu dicari alternatif lain yaitu memperpendek serokan dengan memotong 1.5 cm
34

bagian depan serokan, serta mengganjal bawah serokan bagian depan dengan besi
sehingga ketika terdapat gundukan tanak serokan akan ikut naik.

(a) (b)
Gambar 22 (a) Sebelum pemotongan serokan (b) setelah pemotongan
serokan dan penambahan ganjalan
c. Perbaikan yang terakhir yaitu memotong sebagian rangka depan alat untuk
menambah luas jalan masuk brondolan yang terkutip.

(a) (b)
Gambar 23 (a) Sebelum pemotongan rangka (b) setelah pemotongan rangka

PENUTUP

Simpulan

Prototipe alat pengutip brondolan sawit telah berhasil dirancang dan dibuat.
Hasil yang diperoleh dari prototipe ini adalah dapat mengutip brondolan yang
berjatuhan di sekitar piringan pohon sawit. Prototipe mempunyai spesifikasi: 1)
Panjang keseluruhan alat 1200 mm; 2) lebar pengutip 300 mm; 3) tinggi
keseluruhan alat 1000 mm; 4) jari-jari pengutip 100 mm; 5) kapasitas penampung
35

8 kg; 6) kecepatan putar pengutip 132-196 rpm 7) kapasitas lapang pengutipan 0.26
kg/menit atau 16.18 kg/jam. Hasil efisiensi pengutipan mencapai 73 %, dan losses
sebesar 27%. Kecepatan maju rata-rata saat alat dioperasikan adalah 0.35 m/detik.
Slip rata-rata roda kanan saat alat dioperasikan di kebun sebesar 7.32% dan untuk
roda kiri sebesar 6.23%. Kapasitas lapang pengutipan rata-rata alat ini adalah 0.28
m²/detik, atau untuk mengutip brondolan di satu piringan pohon sawit dengan
ukuran rata-rata memerlukan waktu kurang lebih satu menit. Pengujian beban kerja
atau kelelahan menunjukkan bahwa beban kerja mengutip brondolan menggunakan
alat masuk dalam kategori ringan. Hasil analisis teknik sudah diterapkan pada saat
perancangan, dan berhasil baik ketika alat digunakan saat pengujian. Alat yang
dirancang sudah mampu mengutip brondolan dan melemparnya masuk ke
penampungan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk di lahan datar bukan tanah
effisiensi pengutipan cukup besar dengan beberapa kali memaju mundurkan alat
untuk mengutip brondolan. Namun untuk di lahan sawit langsung effisiensi
pengutipan alat ini belum maksimal karena adanya beberapa kendala.

Saran

1. Penambahan motor listrik sebagai sumber penggerak pengutip mungkin bisa


menjadi solusi untuk memperbaiki kekurangan kinerja alat ini.
2. Desain bagian serokan masih kurang maksimal dalam lintasan terlemparnya
brondolan masuk ke penampung. Terkadang brondolan terlempar keatas bukan
ke belakang masuk penampung.
3. Tahap penelitian lebih lanjut untuk alat ini sebaiknya dilakukan, untuk
memperbaiki dan menyempurnakan fungsi alat ini serta hasil yang ditujukan
dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Abdur RS, Ramdhan K, Solah D, Aminulrashid M. 2012. Oil palm fruits collector
(MK III). [diunduh 10 Januari 2016]. Malaysia: Mpob Information Series.
Ahmad Z, Ahmad H. 1999. Mechanical loose fruit collector (MK II). [diunduh 10
Januari 2016]. Malaysia: Porim Information Series.
Aswin DB. 2015. Racangan konseptual mesin penggerak aplikator pupuk butiran
dengan mekanisme pengangkat pelepah daun [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Eriyanto DB. 2007. Rancang bangun alat naman buru hotong tipe dorong [Skrispi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hasbullah R, Gardjito. 2010. Diktat Kuliah Kekuatan Bahan (Strength of
Materials). Bogor (ID): Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Institut
Pertanian Bogor.
Naibaho PM. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
36

Nazamuddin MI. 2013. Karakteristik teknik pemanenan buah sawit dan analisis
energi potensial tandan buah sawit [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Pahan I. 2011. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Depok. Swadaya.
Putranti KA. 2013. Studi waktu (time study) pada aktivitas pemanenan kelapa sawit
di Perkebunan Sari Lembah Subur, Riau [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Rusnadi. 2013. Desain konseptual mesin penangkap tandan buah sawit di dalam
kebun [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sihombing SA. 2012. Manajemen Panen Kelapa Sawit di PT. Socfin Indonesia,
Perkebunan Bangun Bandar, Serdang Berdagai Sumatra Utara [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Solah D, Abdur RS, Salleh J. 2009. Roller-type oil palm looase fruit picker.
[diunduh 10 Januari 2016]. Malaysia: Mpob Information Series.
Suastawa IN, Setiawan RPA, Ahmad U, Pujantoro L. 2004. Stastika dan Dinamika.
Bogor (ID): Departemen Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Sularso. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta (ID):
Pradnya Paramita.
Syuaib M.F. 2003. Ergonomic Study on the Process of Mastering Tractor
Operation. Agricultural Engineering. Tokyo University of Agriculture and
Technology, Tokyo.
Tim Penulis PS. 2012. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Yusianto R. 2012. Rancang bangun alat tanam benih jagung ergonomis dengan tuas
pengungkit [Skripsi]. Semarang (ID): Universitas Dian Nuswantoro.
37

LAMPIRAN
38

Lampiran 1 Tabel karakteristik tandan sawit dan brondolan sawit

No Karakteristik Uraian
1 Berat tandan 3-42 kg
2 Keliling tandan 120-140 cm
3 Panjang dan lebar tandan 44-56 dan 43-49 cm
4 Panjang tangkai tandan 35-40 cm
5 Keliling dan diameter tangkai 19-24 dan 5-7 cm
tandan
6 Ruang potong tangkai tandan 6-9.5 cm
7 Bentuk penampang tangkai Bulat-elips
tandan
8 Jumlah tandan per pohon Max 8 tandan bisa 3-4 tandan sekali panen
9 Tempat tumbuh Pada ketiak pelepah
10 Berat brondolan 12-18 gram
11 Diameter brondolan 3-4 cm
12 Posisi 30-50% tertutup pelepah, kemiringan mak 45
13 Jarak jatuh sewaktu di panen Maksimal 0.75 cm dari batang pohon
Sumber : Rusnasdi (2013)

Lampiran 2 Data diri operator uji beban kerja

Operator Umur Berat badan Tinggi badan


Nama
No. (tahun) (kg) (cm)
1 Danov Istighfarrahman 22 97 170
2 Andri Naufa F. 23 52 169

Lampiran 3 Hasil pengujian kecepatan maju alat tanpa digunakan mengutip

Jarak tempuh aktual Waktu Kecepatan aktual


Ulangan
(m) (detik) (m/detik)
1 5 7.80 0.64
2 5 8.21 0.61
3 5 7.76 0.64
4 5 8.00 0.62
5 5 7.35 0.68
6 5 7.68 0.65
7 5 8.13 0.61
Rata-rata 5 7.84 0.63
39

Lampiran 4 Hasil pengujian kapasitas lapang pengutipan secara manual

Luas area pengutipan Waktu pengutipan KLE


Ulangan
(m^2) (detik) (m^2/detik)
1 18.85 29.66 0.63
2 18.85 31.00 0.60
3 18.85 30.35 0.62
4 18.85 28.90 0.65
5 18.85 32.21 0.58
Rata-rata 18.85 30.42 0.62

Lampiran 5 Hasil pengujian effisiensi pengutipan secara manual

Jumlah Brondolan Effisiensi


Brondolan yang
Ulangan brondolan yang tidak pengutipan
terkutip (buah)
(buah) terkutip (buah) (%)
1 30 30 0 100
2 30 30 0 100
3 30 30 0 100
4 30 30 0 100
5 30 30 0 100
Rata-rata 30 30 0 100
40

Lampiran 6 Diagram pemilihan rantai rol

Sumber : Sularso (2004)


41

Lampiran 7 Detail antropometri tubuh orang Indonesia dewasa

Sumber : Eriyanto (2007)


42

Lampiran 8 Dokumentasi pendukung

Gambar 24 Alat diuji fungsional di kebun sawit

Gambar 25 Brondolan di dalam penampung setelah pengujian


43

Gambar 26 Proses finishing alat di bengkel

Gambar 27 Proses pengecatan alat


44

Gambar 28 Pengutip Gambar 29 Penampung

Gambar 30 Pengujian slip roda

Gambar 31 Pengujian kecepatan maju alat


45

Gambar 32 HRM dan interfacenya

Gambar 33 Mengukur HR operatr 1 mengutip dengan alat


46

Gambar 34 Mengukur HR operator 1 mengutip manual

Gambar 35 Mengukur HR operator 2 mengutip dengan alat

Gambar 36 Mengukur HR operator 2 mengutip manual


47

Lampiran 9 Grafik HR mengutip brondolan secara manual


48

Lampiran 10 Grafik HR mengutip brondolan dengan alat


49

Lampiran 11 Data HR mengutip brondolan secara manual operator 1

Time +0:00 +0:05 +0:10 +0:15 +0:20 +0:25 +0:30 +0:35 +0:40 +0:45 +0:50 +0:55
0:00:00 88 88 89 90 89 89 88 88 88 88 88 88
0:01:00 88 87 87 87 88 90 91 89 89 89 87 86
0:02:00 85 86 86 85 89 89 88 90 89 88 88 88
0:03:00 84 83 84 85 85 85 86 85 86 86 86 84
0:04:00 89 90 90 91 91 92 89 89 88 89 88 87
0:05:00 87 87 86 85 83 83 83 92 85 84 84 83
0:06:00 85 85 86 86 87 85 85 92 92 83 84 84
0:07:00 88 88 89 88 89 89 88 88 88 88 88 88
0:08:00 85 86 86 85 89 89 88 86 89 88 88 88
0:09:00 84 83 84 85 85 85 86 85 86 86 86 84
0:10:00 85 84 84 85 87 87 90 88 85 86 86 83
0:11:00 89 92 95 97 97 101 102 102 105 108 108 110
0:12:00 110 111 114 112 112 113 114 114 114 115 118 118
0:13:00 119 118 117 115 117 124 126 130 130 133 135 138
0:14:00 134 129 129 133 127 127 129 132 131 131 131 134
0:15:00 134 130 127 125 125 121 124 121 124 125 128 129
0:16:00 133 135 136 128 127 129 131 131 130 128 130 137
0:17:00 137 139 136 130 131 129 130 130 127 128 128 131
0:18:00 134 136 136 137 137 136 129 128 129 129 125 128
0:19:00 126 125 122 125 124 124 126 130 130 133 135 138
0:20:00 134 130 130 132 135 138 136 132 129 127 123 125
0:21:00 133 135 136 128 127 129 131 131 130 128 130 133
0:22:00 104 101 104 95 92 103 95 91 91 88 90 92
50

0:23:00 91 103 99 97 99 97 97 97 104 90 91 91


0:24:00 90 91 91 103 92 92 104 104 96 88 89 92
0:25:00 88 88 89 90 89 89 88 88 88 88 88 88
0:26:00 89 88 88 89 89 88 87 89 92 90 90 88
0:27:00 88 88 86 86 85 85 85 88 88 92 86 83
0:28:00 85 88 89 87 87 85 85 85 88 88 92 85
0:29:00 85 84 84 83 85 86 86 85 89 89 88 88
0:30:00 87 87 86 85 83 83 83 92 85 84 84 83
0:31:00 85 86 86 85 89 89 88 87 89 88 88 88
0:32:00 84 83 84 85 85 85 86 85 86 86 86 84
0:33:00 108 104 107 104 105 108 107 108 106 104 105 108
0:34:00 106 114 113 116 119 124 124 120 114 113 114 116
0:35:00 118 116 116 115 118 117 116 115 113 110 115 115
0:36:00 122 124 125 127 129 129 129 128 127 117 116 127
0:37:00 131 132 132 125 123 125 130 135 137 138 136 138
0:38:00 141 141 140 129 125 127 128 130 130 125 126 132
0:39:00 137 140 137 132 134 134 133 137 139 142 139 139
0:40:00 136 132 129 126 130 128 128 137 142 142 141 143
0:41:00 145 146 132 129 132 133 133 134 134 134 135 135
0:42:00 136 132 129 126 128 128 137 145 146 132 129 132
0:43:00 136 132 133 133 134 130 132 137 142 142 141 143
0:44:00 110 111 107 111 111 108 109 105 103 102 102 99
0:45:00 99 99 104 103 92 100 98 92 95 96 97 96
0:46:00 96 98 98 99 97 97 97 96 104 92 103 92
0:47:00 95 96 103 96 95 90 86 90 88 91 96 103
51

0:48:00 89 88 88 89 88 88 92 86 95 97 95 91
0:49:00 90 90 91 91 92 89 89 88 89 88 87 87
0:50:00 86 85 86 86 86 84 84 83 84 85 85 85
0:51:00 85 84 84 83 85 86 86 85 86 85 86 86
0:52:00 87 87 84 86 85 86 86 86 84 86 83 84
0:53:00 86 85 86 85 86 86 86 84 85 86 86 85
0:54:00 85 84 84 83 85 83 86 85 84 84 88 85
0:55:00 108 104 105 104 107 108 107 109 106 103 105 108
0:56:00 106 111 113 117 119 121 124 120 114 113 114 116
0:57:00 119 120 122 118 119 117 116 114 116 116 114 119
0:58:00 123 124 125 128 129 129 128 128 127 122 119 125
0:59:00 131 132 134 128 128 125 130 135 137 138 136 138
1:00:00 141 141 140 129 125 127 128 130 130 125 126 132
1:01:00 137 137 137 132 134 134 133 137 139 142 139 139
1:02:00 136 132 131 131 130 128 128 137 142 142 141 143
1:03:00 137 136 135 132 136 137 137 139 142 139 139 138
1:04:00 137 132 134 134 133 137 139 137 138 136 138 137
1:05:00 133 133 135 130 132 136 136 135 132 136 137 137
1:06:00 107 101 103 95 92 95 95 91 91 89 90 92
1:07:00 91 92 96 97 99 95 97 97 104 90 91 91
1:08:00 89 91 91 103 89 92 104 104 95 88 89 92
1:09:00 88 88 89 90 89 89 88 88 87 87 88 88
1:10:00 89 88 88 87 89 88 87 89 88 88 90 88
1:11:00 88 88 86 86 85 85 85 88 88 92 86 83
1:12:00 85 87 89 87 87 85 85 85 88 88 84 85
52

1:13:00 85 84 84 84 85 86 86 85 89 89 88 88
1:14:00 87 87 86 85 83 83 83 92 85 84 83 83
1:15:00 85 85 86 85 89 89 88 87 89 88 88 88
1:16:00 84 83 83 85 85 85 86 85 86 86 84 86

Lampiran 12 Data HR mengutip brondolan secara manual operator 2

Time +0:00 +0:05 +0:10 +0:15 +0:20 +0:25 +0:30 +0:35 +0:40 +0:45 +0:50 +0:55
0:00:00 76 76 77 70 77 77 76 76 76 76 76 76
0:01:00 76 75 75 75 76 78 79 77 77 77 75 74
0:02:00 73 74 74 73 77 77 76 80 77 76 76 76

0:03:00 72 71 72 73 73 73 74 73 74 74 74 72
0:04:00 77 80 80 79 79 70 77 77 76 77 76 75
0:05:00 75 75 74 73 71 71 71 70 73 72 72 71
0:06:00 73 73 74 74 75 73 73 70 70 71 72 72
0:07:00 76 76 77 76 77 77 76 76 76 76 76 76
0:08:00 73 74 74 73 77 77 76 74 77 76 76 76
0:09:00 72 71 72 73 73 73 74 73 74 74 74 72
0:10:00 73 72 72 73 75 75 80 76 73 74 74 71
0:11:00 77 70 83 85 85 88 90 90 93 96 96 99
0:12:00 99 99 114 112 112 113 114 114 114 115 117 117
0:13:00 107 108 117 115 117 112 114 117 117 119 123 126
0:14:00 122 117 117 119 115 115 117 120 119 119 119 122
53

0:15:00 122 117 115 113 113 119 112 119 112 113 116 117
0:16:00 119 123 124 116 115 117 119 119 116 116 117 125
0:17:00 125 127 124 117 119 117 117 117 115 116 116 119
0:18:00 122 124 124 125 125 124 117 116 117 117 113 116
0:19:00 114 113 110 113 112 112 114 117 117 119 123 126
0:20:00 122 117 117 120 123 126 124 120 117 115 111 113
0:21:00 119 123 124 116 115 117 119 119 117 116 117 119
0:22:00 92 88 82 83 70 81 83 79 79 76 80 70
0:23:00 79 81 87 85 87 85 85 85 82 80 79 79
0:24:00 80 79 79 81 70 70 82 82 84 76 77 70
0:25:00 76 76 77 80 77 77 76 76 76 76 76 76
0:26:00 77 76 76 77 77 76 75 77 70 80 80 76
0:27:00 76 76 74 74 73 73 73 76 76 70 74 71
0:28:00 73 76 77 75 75 73 73 73 76 76 70 73
0:29:00 73 72 72 71 73 74 74 73 77 77 76 76
0:30:00 75 75 74 73 71 71 71 70 73 72 72 71
0:31:00 73 74 74 73 77 77 76 75 77 76 76 76
0:32:00 72 71 72 73 73 73 74 73 74 74 74 72
0:33:00 96 92 95 92 93 96 95 96 106 92 93 96
0:34:00 106 114 113 116 117 112 112 118 114 113 114 116
0:35:00 117 116 116 115 117 117 116 115 113 119 115 115
0:36:00 110 112 113 115 117 117 117 116 115 117 116 115
0:37:00 119 120 120 113 111 113 117 123 125 126 124 126
0:38:00 129 129 128 117 113 115 116 117 117 113 114 120
0:39:00 125 128 125 120 122 122 119 125 127 130 127 127
54

0:40:00 124 120 117 114 117 116 116 125 130 130 129 131
0:41:00 133 134 120 117 120 119 119 122 122 122 123 123
0:42:00 124 120 117 114 116 116 125 133 134 120 117 120
0:43:00 124 120 119 119 122 117 120 125 130 130 129 131
0:44:00 98 99 95 99 99 96 95 93 91 90 90 87
0:45:00 87 87 82 81 70 88 98 70 83 84 85 84
0:46:00 84 98 98 87 85 85 85 84 82 70 81 70
0:47:00 83 84 91 84 83 80 74 80 76 79 84 81
0:48:00 77 76 76 77 76 76 70 74 83 85 83 79
0:49:00 80 80 79 79 70 77 77 76 77 76 75 75
0:50:00 74 73 74 74 74 72 72 71 72 73 73 73
0:51:00 73 72 72 71 73 74 74 73 74 73 74 74
0:52:00 75 75 72 74 73 74 74 74 72 74 71 72
0:53:00 74 73 74 73 74 74 74 72 73 74 74 73
0:54:00 73 72 72 71 73 71 74 73 72 72 76 73
0:55:00 96 92 93 92 95 96 95 95 106 91 93 96
0:56:00 106 99 113 117 107 109 112 108 114 113 114 116
0:57:00 117 118 120 117 117 117 116 114 116 116 114 117
0:58:00 111 112 113 116 117 117 116 116 115 110 117 113
0:59:00 119 120 122 116 116 113 117 123 125 126 124 126
1:00:00 129 129 128 117 113 115 116 117 117 113 114 120
1:01:00 125 125 125 120 122 122 109 125 127 130 127 127
1:02:00 124 120 119 119 97 116 116 125 130 130 129 131
1:03:00 125 124 123 120 124 125 125 127 130 127 127 126
1:04:00 125 120 122 122 129 125 127 125 126 124 126 125
55

1:05:00 129 129 123 119 120 124 124 123 120 124 125 125
1:06:00 95 88 81 83 70 83 83 79 79 77 80 70
1:07:00 79 70 84 85 87 83 85 85 82 80 79 79
1:08:00 77 79 79 81 77 70 82 82 83 76 77 70
1:09:00 76 76 77 80 77 77 76 76 75 75 76 76
1:10:00 77 76 76 75 77 76 75 77 76 76 80 76
1:11:00 76 76 74 74 73 73 73 76 76 70 74 71
1:12:00 73 75 77 75 75 73 73 73 76 76 72 73
1:13:00 73 72 72 72 73 74 74 73 77 77 76 76
1:14:00 75 75 74 73 71 71 71 70 73 72 71 71
1:15:00 73 73 74 73 77 77 76 75 77 76 76 76
1:16:00 72 71 71 73 73 73 74 73 74 74 72 74

Lampiran 13 Data HR mengutip brondolan dengan alat operator 1

Time +0:00 +0:05 +0:10 +0:15 +0:20 +0:25 +0:30 +0:35 +0:40 +0:45 +0:50 +0:55
0:00:00 87 87 88 89 88 88 87 87 87 87 87 87
0:01:00 87 86 86 86 87 89 90 88 88 88 86 85
0:02:00 84 85 85 84 88 88 87 89 88 87 87 87
0:03:00 83 82 83 84 84 84 85 84 85 85 85 83
0:04:00 88 89 89 90 90 91 88 88 87 88 87 86
0:05:00 86 86 85 84 82 82 82 91 84 83 83 82
0:06:00 84 84 85 85 86 84 84 91 91 82 83 83
0:07:00 87 87 88 87 88 88 87 87 87 87 87 87
0:08:00 84 85 85 84 88 88 87 85 88 87 87 87
56

0:09:00 83 82 83 84 84 84 85 84 85 85 85 83
0:10:00 84 83 83 84 86 86 89 87 84 85 85 82
0:11:00 80 83 86 88 88 92 93 93 96 99 99 101
0:12:00 101 102 105 103 103 104 105 105 105 106 109 109
0:13:00 110 109 108 106 108 115 117 121 121 124 126 129
0:14:00 125 120 120 124 118 118 120 123 122 122 122 125
0:15:00 125 121 118 116 116 112 115 112 115 116 119 120
0:16:00 124 126 127 119 118 120 122 122 121 119 121 128
0:17:00 128 130 127 121 122 120 121 121 118 119 119 122
0:18:00 125 127 127 128 128 127 120 119 120 120 116 119
0:19:00 117 116 113 116 115 115 117 121 121 124 126 129
0:20:00 125 121 121 123 126 129 127 123 120 118 114 116
0:21:00 124 126 127 119 118 120 122 122 121 119 121 124
0:22:00 102 100 102 94 91 101 94 90 90 87 88 91
0:23:00 89 102 97 96 98 95 96 96 103 89 89 90
0:24:00 88 90 89 102 91 90 103 103 95 87 87 91
0:25:00 86 87 87 89 88 87 87 87 87 87 86 87
0:26:00 87 87 86 88 88 86 86 88 91 89 88 87
0:27:00 86 87 84 85 84 83 84 87 87 91 84 82
0:28:00 83 87 87 86 86 83 84 84 87 87 90 84
0:29:00 83 83 82 82 84 84 85 84 88 88 86 87
0:30:00 85 86 84 84 82 81 82 91 84 83 82 82
0:31:00 83 85 84 84 88 87 87 86 88 87 86 87
0:32:00 82 82 82 84 84 83 85 84 85 85 84 83
0:33:00 99 95 98 95 96 99 98 99 97 95 96 99
57

0:34:00 97 105 104 107 110 115 115 111 105 104 105 107
0:35:00 109 107 107 106 109 108 107 106 104 101 106 106
0:36:00 113 115 116 118 120 120 120 119 118 108 107 118
0:37:00 122 123 123 116 114 116 121 126 128 129 127 129
0:38:00 132 132 131 120 116 118 119 121 121 116 117 123
0:39:00 128 131 128 123 125 125 124 128 130 133 130 130
0:40:00 127 123 120 117 121 119 119 128 133 133 132 134
0:41:00 136 137 123 120 123 124 124 125 125 125 126 126
0:42:00 127 123 120 117 119 119 128 136 137 123 120 123
0:43:00 127 123 124 124 125 121 123 128 133 133 132 134
0:44:00 109 109 108 109 109 108 109 109 108 109 108 109
0:45:00 98 98 97 98 98 97 98 98 97 98 97 98
0:46:00 95 95 94 95 95 94 95 95 94 95 94 95
0:47:00 94 94 93 94 94 93 94 94 93 94 93 94
0:48:00 88 88 87 88 88 87 88 88 87 88 87 88
0:49:00 89 89 88 89 89 88 89 89 88 89 88 89
0:50:00 85 85 84 85 85 84 85 85 84 85 84 85
0:51:00 84 84 83 84 84 83 84 84 83 84 83 84
0:52:00 86 86 85 86 86 85 86 86 85 86 85 86
0:53:00 85 85 84 85 85 84 85 85 84 85 84 85
0:54:00 84 84 83 84 84 83 84 84 83 84 83 84
0:55:00 99 95 96 95 98 99 98 96 99 94 96 99
0:56:00 97 102 104 108 110 112 115 105 110 104 105 107
0:57:00 110 111 113 109 110 108 107 105 104 107 105 110
0:58:00 114 115 116 119 120 120 119 110 118 113 110 116
58

0:59:00 122 123 125 119 119 116 121 127 125 129 127 129
1:00:00 132 132 131 120 116 118 119 117 120 116 117 123
1:01:00 128 128 128 123 125 125 124 130 127 133 130 130
1:02:00 127 123 122 122 121 119 119 132 127 133 132 134
1:03:00 128 127 126 123 127 128 128 130 129 130 130 129
1:04:00 128 123 125 125 124 128 130 129 127 127 129 128
1:05:00 124 124 126 121 123 127 127 128 125 127 128 128
1:06:00 105 100 102 94 91 93 93 90 90 88 89 90
1:07:00 89 91 95 96 98 93 95 103 103 89 90 89
1:08:00 87 90 90 102 88 90 102 94 94 87 88 90
1:09:00 86 87 88 89 88 87 86 86 86 86 87 86
1:10:00 87 87 87 86 88 86 85 87 87 87 89 86
1:11:00 86 87 85 85 84 83 83 87 87 91 85 81
1:12:00 83 86 88 86 86 83 83 87 87 87 83 83
1:13:00 83 83 83 83 84 84 84 88 88 88 87 86
1:14:00 85 86 85 84 82 81 81 84 84 83 82 81
1:15:00 83 84 85 84 88 87 86 88 88 87 87 86
1:16:00 82 82 82 84 84 83 84 85 85 85 83 84

Lampiran 14 Data HR mengutip brondolan dengan alat operator 2

Time +0:00 +0:05 +0:10 +0:15 +0:20 +0:25 +0:30 +0:35 +0:40 +0:45 +0:50 +0:55
0:00:00 75 75 75 69 76 75 75 75 74 75 75 74
0:01:00 75 74 73 74 75 76 78 76 75 76 74 72
59

0:02:00 72 73 72 72 76 75 75 79 75 75 75 74
0:03:00 71 70 70 72 72 71 73 72 72 73 73 70
0:04:00 76 79 78 78 78 68 76 76 74 76 75 73
0:05:00 74 74 72 72 70 69 70 69 71 71 71 69
0:06:00 72 72 72 73 74 71 72 69 68 70 71 70
0:07:00 75 75 75 75 76 75 75 75 74 75 75 74
0:08:00 72 73 72 72 76 75 75 73 75 75 75 74
0:09:00 71 70 70 72 72 71 73 72 72 73 73 70
0:10:00 72 71 70 72 74 73 79 75 71 73 73 69
0:11:00 69 78 75 77 77 80 82 82 85 88 88 91
0:12:00 91 91 106 104 104 105 106 106 106 107 109 109
0:13:00 99 100 109 107 109 104 106 109 109 111 115 118
0:14:00 114 109 109 111 107 107 109 112 111 111 111 114
0:15:00 114 109 107 105 105 111 104 111 104 105 108 109
0:16:00 111 115 116 108 107 109 111 111 108 108 109 117
0:17:00 117 119 116 109 111 109 109 109 107 108 108 111
0:18:00 114 116 116 117 117 116 109 108 109 109 105 108
0:19:00 106 105 102 105 104 104 106 109 109 111 115 118
0:20:00 114 109 109 112 115 118 116 112 109 107 103 105
0:21:00 111 115 116 108 107 109 111 111 109 108 109 111
0:22:00 90 87 81 81 69 80 81 78 78 75 78 69
0:23:00 77 80 86 83 86 84 83 84 81 79 77 78
0:24:00 78 78 78 79 69 69 80 81 83 75 75 69
0:25:00 74 75 76 78 76 76 74 75 75 75 74 75
0:26:00 75 75 75 75 76 75 73 76 69 79 78 75
60

0:27:00 74 75 73 72 72 72 71 75 75 69 72 70
0:28:00 71 75 76 73 74 72 71 72 75 75 68 72
0:29:00 71 71 71 69 72 73 72 72 76 76 74 75
0:30:00 73 74 73 71 70 70 69 69 72 71 70 70
0:31:00 71 73 73 71 76 76 74 74 76 75 74 75
0:32:00 70 70 71 71 72 72 72 72 73 73 72 71
0:33:00 87 83 86 83 84 87 86 87 97 83 84 87
0:34:00 97 105 104 107 108 103 103 109 105 104 105 107
0:35:00 108 107 107 106 108 108 107 106 104 110 106 106
0:36:00 101 103 104 106 108 108 108 107 106 108 107 106
0:37:00 110 111 111 104 102 104 108 114 116 117 115 117
0:38:00 120 120 119 108 104 106 107 108 108 104 105 111
0:39:00 116 119 116 111 113 113 110 116 118 121 118 118
0:40:00 115 111 108 105 108 107 107 116 121 121 120 122
0:41:00 124 125 111 108 111 110 110 113 113 113 114 114
0:42:00 115 111 108 105 107 107 116 124 125 111 108 111
0:43:00 115 111 110 110 113 108 111 116 121 121 120 122
0:44:00 97 97 94 97 97 94 94 92 90 89 88 86
0:45:00 86 85 81 79 68 86 97 69 82 83 83 83
0:46:00 83 96 97 85 83 83 84 83 81 69 79 69
0:47:00 82 82 90 82 81 78 73 79 75 78 82 80
0:48:00 76 74 75 75 74 74 69 73 82 84 81 78
0:49:00 79 78 78 77 68 75 76 75 76 75 73 74
0:50:00 73 71 73 72 72 70 71 70 71 72 71 72
0:51:00 72 70 71 69 71 72 73 72 73 72 72 73
61

0:52:00 74 73 71 72 71 72 73 73 71 73 69 71
0:53:00 73 71 73 71 72 72 73 71 72 73 72 72
0:54:00 72 70 71 69 71 69 73 72 71 71 74 72
0:55:00 87 83 84 83 86 87 86 86 97 82 84 87
0:56:00 97 90 104 108 98 100 103 99 105 104 105 107
0:57:00 108 109 111 108 108 108 107 105 107 107 105 108
0:58:00 102 103 104 107 108 108 107 107 106 101 108 104
0:59:00 110 111 113 107 107 104 108 114 116 117 115 117
1:00:00 120 120 119 108 104 106 107 108 108 104 105 111
1:01:00 116 116 116 111 113 113 100 116 118 121 118 118
1:02:00 115 111 110 110 88 107 107 116 121 121 120 122
1:03:00 116 115 114 111 115 116 116 118 121 118 118 117
1:04:00 116 111 113 113 120 116 118 116 117 115 117 116
1:05:00 120 120 114 110 111 115 115 114 111 115 116 116
1:06:00 94 87 80 82 69 82 82 78 78 76 79 69
1:07:00 78 69 83 84 86 82 84 84 81 79 78 78
1:08:00 76 78 78 80 76 69 81 81 82 75 76 69
1:09:00 75 75 76 79 76 76 75 75 74 74 75 75
1:10:00 76 75 75 74 76 75 74 76 75 75 79 75
1:11:00 75 75 73 73 72 72 72 75 75 69 73 70
1:12:00 72 74 76 74 74 72 72 72 75 75 71 72
1:13:00 72 71 71 71 72 73 73 72 76 76 75 75
1:14:00 74 74 73 72 70 70 70 69 72 71 70 70
1:15:00 72 72 73 72 76 76 75 74 76 75 75 75
1:16:00 71 70 70 72 72 72 73 72 73 73 71 73
62

Lampiran 15 Gambar teknik alat pengutip brondolan sawit


63
64
65
66
67
68
69
70

RIWAYAT HIDUP

Danov Istighfarrahman. Lahir di Grobogan, 6


November 1994 dari Ayah Moh Sahid Abdul
Rohman dan Ibu Sujinah, sebagai anak kedua dari
dua bersaudara. Penulis menamatkan MA pada tahun
2012 dari MA Raudlatul Ulum Pati dan pada tahun
yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur PBSB (Program Beasiswa Santri
Berprestasi) yang diselenggarakan oleh Kementrian
Agama RI, di IPB jalur ini masuk di jajaran BUD
IPB. Penulis memilih program studi Teknik Mesin
dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti
kepanitian dan organisasi seperti menjadi Ketua
Divisi Acara di SAPA 2014, anggota Divisi Humas
di acara Agro Mechanical Fair (AMF) 2014, sebagai anggota Divisi Acara di
Kejuaraan Internasional tenis meja di IPB, sebagai Wakil Ketua UKM Tenis Meja
IPB 2012-2013, anggota dari Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB
2012-sekarang dan sebagai Ketua dari Community of Santri Scholars of Manistry
of Religious Affairs (CSSMoRA) IPB yaitu organisasi mahasiswa yang menerima
beasiswa dari Kementrian Agama RI pada tahun 2014-2016.
Selama perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti kegiatan dan lomba-
lomba di tingkat kampus seperti penghargaan medali di Olimpiade Mahasiswa IPB
(OMI) cabang tenis meja mewakili Fakultas Teknologi Pertanian. Yaitu medali
perak pada OMI 2013, dan medali emas di OMI 2014-2016. Penulis melakukan
praktik lapangan di PT Perkebunan Nusantara IX Divisi Tanaman Tahunan dengan
judul “Mempelajari Sistem Kerja Mesin-Mesin Pengolahan Karet di PT
Perkebunan Nusantara IX Semarang”. Kemudian sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengutip Brondolan Sawit”.

Anda mungkin juga menyukai