SILINDER
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Mesin
Pencuci Kentang Tipe Silinder adalah benar karya saya dengan arahan dari Dosen
Pembimbing Akademik dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Kata kunci: kentang, kecepatan putar (rpm), tingkat kebersihan, tingkat kerusakan
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur atas karunia Allah SWT berkat rahmat dan nikmatnya kepada
penulis, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul pada penelitian ini
adalah Rancang Bangun Mesin Pencuci Kentang Tipe Silinder yang dilaksanakan
di Laboratorium Siswadhi Soepharjo sejak bulan Maret sampai Agustus 2014.
Dengan telah selesainya karya ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak, Ibu, adik-adik serta sanak saudara terimakasih atas doa, dukungan dan
semangat positifnya untuk penulis selama pembuatan karya ilmiah ini.
2. Dr. Ir. Desrial, M.Eng selaku pembimbing terimakasih atas bimbingannya serta
saran dan kritik bagi penulis.
3. Dr. Ir. Radite Praeko Agus Setiawan, M.Agr dan Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
bagi penulis.
4. Pak Firman, Pak Pharma, dan Pak Darma terima kasih atas bantuannya selama
penelitian berlangsung.
5. Teman-teman Aulya Abrar, Erlin Cahya Putri, Rosma Zumantini Wardhani,
Wenny Sulistyowati, Dima Abdillah, Fachri Hasyim, Yahya Al Mahdi, Arditya
Ilhamsyah, Dian Andriani, Devi Phina, Rifan Bachtiar, Rizky Tri Rubbi, Santos
Adinusa Dhiko Andanu Pratama, Dwi Budi Aswin, Abdullah Taufiq Kharisma,
Ruli Adi Rizkia Indi Novitasari, Asep Andi dan Rhizky Ramadhani terima kasih
atas kebersamaan dan bantuannya selama penelitian berlangsung.
6. Kakak TMB 46: Hafiyyan Naufal terima kasih atas bimbingannya dalam
pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi.
7. Febriyana Dwirani, S.P dan teman-teman seperjuangan TMB 47 terima kasih
atas kebersamaan, bantuan dan semangatnya bagi penulis.
8. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu penulis
selama penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan
kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Kentang 2
Pembersihan dan Pencucian 2
Mesin Pencuci (Washing Machine) 3
METODE PENELITIAN 4
Waktu dan Tempat Penelitian 4
Bahan Penelitian 4
Alat Penelitian 4
Tahapan Penelitian 5
ANALISIS RANCANGAN 7
Kriterian Rancangan 7
Rancangan Fungsional 7
Rancangan Struktural 9
Prosedur Pengujian 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Struktur Bagian-bagian Mesin Pencuci Kentang 18
Uji Tingkat Kebersihan 19
Uji Tingkat Kerusakan 22
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
DAFTAR TABEL
1 Material rangka dan bak penampung 15
2 Tingkat kebersihan 21
3 Tingkat kerusakan 24
DAFTAR GAMBAR
1 Mesin pencuci tipe drum logam 3
2 Mesin pencuci tipe tangki logam 4
3 Tahapan penelitian 5
4 Perhitungan panjang keliling sabuk 12
5 Reaksi gaya pada rangka 13
6 Von Mises Stress 15
7 Displacement 15
8 Desain rancangan mesin pencuci kentang tipe silinder 17
9 Mesin pencuci kentang tipe silinder 17
10 Rangka dan bak penampung air 18
11 Motor listrik 19
12 Inverter 19
13 Kondisi tingkat kebersihan pada kecepatan putar 84 rpm 20
14 Kondisi tingkat kebersihan pada kecepatan putar 196 rpm 22
15 Kondisi tingkat kerusakan pada kecepatan putar 84 rpm 23
16 Kondisi tingkat kerusakan pada kecepatan putar 224 rpm 24
17 Pembebanan poros dengan gaya 28
18 Diagram momen lentur 29
19 Skema potongan gaya pembebanan rangka bagian depan 32
20 Skema gaya pembebanan rangka bagian depan 33
21 Gambar reaksi gaya dalam untuk potongan (X-X) batang A-B 33
22 Diagram NFD pada batang A-B 34
23 Diagram SFD pada batang A-B 34
24 Skema diagram BMD pada batang A-B 34
25 Skema bentuk rangka 35
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan dragforce mesin pencuci kentang 27
2 Perhitungan daya mesin 27
3 Perhitungan poros silinder 28
4 Perhitungan puli 30
5 Perhitungan sabuk 30
6 Perhitungan rangka 32
7 Perhitungan kekuatan bahan 36
8 Perhitungan bak penampung 36
9 Gambar teknik 38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
membusuk saat proses penyimpanan yang dikarenakan kotoran yang melekat pada
kentang.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kentang
umbi yang baru dicuci itu jangan dikeringkan langsung pada sinar matahari karena
akan merusak permukaan kulit kentang (Rachmat 2006).
Pencucian (washing) dilakukan pada ubi jalar yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan
pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa.
Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada
air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar disarankan untuk dicuci (Hong
2006).
Cara membersihkan kotoran dan batang tanaman yang terbawa umbi sebagai
berikut:
1. Potong bagian tanaman hingga sampai umbinya saja.
2. Umbi yang telah dipisahkan kemudian dibersihkan menggunakan kain.
Pembersihan umbi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
kerusakan fisik pada kulit umbi. Umbi yang lecet akan mudah terinfeksi
oleh pantogen di penyimpanan.
3. Umbi yang telah dibersihkan dari segala kotoran segera dikumpulkan di
tempat penampungan hasil.
Umbi yang bersih dari segala kotoran dapat menghilangkan jasad-jasad renik
yang menempel pada umbi, dengan demikian umbi tidak mudah terserang patogen
di penyimpanan hingga sampai di konsumen. Di samping itu, penampilan umbi
akan lebih menarik sehingga mendorong konsumen untuk membelinya. Kotoran
adalah benda-benda asing bukan umbi seperti tanah, pasir dan benda lainnya yang
menempel pada umbi (Dede 2007).
Menurut FAO (1989), tangki untuk mencuci produk berikut ini terbuat dari
logam galvanis lembaran. Penyekat terbuat dari logam lembaran terperforasi atau
berlubang ditempatkan dekat pipa pengeluaran air dan membantu mensirkulasikan
air melalui produk. Air segar ditambahkan dengan tekanan melalui pipa terperforasi,
membantu menggerakkan produk yang mengambang ke arah pengeluaran air dari
tangki untuk selanjutnya diangkat setelah bersih. Penyempurnaan rancangan di
bawah ini dapat dilakukan dengan menambahkan jaring kotoran di muka penyekat,
dan suatu sistem re-sirkulasi untuk air pencucian (dengan penambahan klorin).
Mesin pencuci tipe tangki logam tersebut ditunjukkan seperti pada Gambar 2.
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang yang
didapatkan dari petani di daerah Penggalengan, Bandung. Banyaknya kentang yang
digunakan yaitu 45 kg untuk mengukur tingkat kebersihan dan 45 kg untuk
mengukur tingkat kerusakan. Bahan yang digunakan untuk konstruksi mesin
pencuci adalah stainless steel untuk konstruksi silinder drum pencuci, besi pejal
untuk konstruksi poros as silinder, plat besi untuk bak penampung, besi hollow
untuk konstruksi rangka, serta bearing untuk memutar poros silinder.
5
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan las dan bengkel
untuk pabrikasi, tachometer, inverter, timbangan digital untuk mengukur berat
kentang, stopwatch untuk mengetahui waktu kerja, software Solidworks Premium
2011, dan software Microsoft Office 2010.
Tahapan Penelitian
Pengembangan dan
Perumusan Ide Desain
Penetapan Mekanisme
Konseptual Gambar
Analisis Rancangan
Berhasil
Ya
Selesai
Penetapan Mekanisme
Dalam tahapan ini dipilih konsep desain terbaik sesuai dengan kondisi
permasalahan yang akan dipecahkan untuk kemudian dilanjutkan pada tahapan
analisis desain dan pembuatan gambar kerja.
Konseptual Gambar
Dalam proses ini ide desain yang telah dikembangkan akan dikonsepkan
dalam bentuk gambar.
Analisis Rancangan
Dalam tahapan ini dilakukan perhitungan teknik sehingga didapatkan
dimensi komponen, daya penggerak, analisis berat dan titik berat dari
komponen/bagian mesin. Beberapa analisis rancangan mengacu pada:
1) Analisis kekuatan bahan
Analisis kekuatan bahan dilakukan untuk mempertimbangkan kemampuan
maksimum dari komponen yang dirancang. Beberapa analisis kekuatan bahan
diantaranya tekanan dan tarikan, lenturan dan tegangan geser.
2) Analisis daya dan tenaga
Analisis daya dilakukan untuk mengetahui kemampuan mesin pencuci
kentang dalam daya putar untuk memutarkan silinder pencuci kentang.
3) Analisis gaya
Analisis ini dilakukan untuk menentukan gaya yang bekerja pada mesin yang
dirancang seperti yang bekerja pada chasis, gaya yang bekerja pada bak penampung
air, dan gaya yang diterima bak penampung air saat silnder pencuci kentang
berputar. Analisis gaya ini menggunakan persamaan kesetimbangan gaya.
7
Gambar Teknik
Setelah dilakukan analisis rancangan dan didapatkan dimensi atau ukuran dari
tiap komponen struktur maka dilakukan proses gambar teknik. Gambar konseptual
yang telah dibuat dikembangkan menjadi gambar yang telah disesuaikan ukurannya
menurut perhitungan analisis teknik/rancangan. Gambar teknik juga dapat
digunakan untuk proses manufaktur pada tahapan yang lebih lanjut.
ANALISIS RANCANGAN
Kriteria Rancangan
Mesin pencuci umbi-umbian yang ada saat ini menggunakan sikat sebagai
pembersih ditempelkan pada bagian porosnya saja dan memiliki kapasitas 500
kg/jam. Pada proses rancang bangun ini dilakukan pemberian dan penambahan
sikat pada permukaan dalam silinder pencuci kentang untuk meningkatkan tingkat
kebersihan pada kulit kentang. Mesin pencuci kentang difungsikan sebagai
pembersih kulit kentang yang masih menempel tanah pada kulit kentang dari proses
pascapanen, sehingga kentang yang kulitnya sudah bersih dapat dijual ke pasar
seperti fresh market dan dapat juga dijadikan benih kembali dengan menjualnya ke
Balai Pembenihan Kentang. Silinder pencuci membersihkan kentang dengan
kecepatan putar poros silinder yang optimal dan tidak merusak kulit kentang atau
membuat kulit kentang terluka. Desain silinder wadah pencuci kentang disesuaikan
dengan tekstur kentang yang berbentuk bulat agar tidak rusak saat silinder berputar
dengan menambahkan sikat pada permukaan dalam dari silinder pencuci kentang
tersebut.
Rancangan Fungsional
Fungsi utama dari mesin yang dirancang adalah untuk menggantikan fungsi
petani dalam mencuci kentang yang masih mengunakan metode manual dalam
pencucian kentang dengan direndam di dalam bak penampung air dan tanpa
menggunakan sikat. Mesin pencuci umbi-umbian adalah suatu mesin yang
8
digunakan untuk mencuci khususnya dari jenis umbi-umbian yaitu singkong, wortel
dan ubi jalar. Cara kerja mesin ini adalah menggunakan alat penyikat yang berputar
dan menggunakan air untuk membasahi umbi-umbian selama proses pencucian.
Mesin ini berguna sebagai pencucian awal sebelum umbi-umbian tersebut diolah
menjadi produk lain ataupun langsung dijual ke konsumen. Seperti telah diketahui
bahwa jenis umbi-umbian ini buahnya terdapat di dalam tanah sehingga hasil
panennya memerlukan pencucian awal sebelum diolah atau diproses lanjut.
Pencucian yang dimaksud yaitu memisahkan sisa-sisa tanah, daun-daun kering,
ataupun kotoran lain yang menempel pada kulit luar dari umbi-umbian.
Mesin yang dirancang akan diaplikasikan pada proses pencucian dan
pembersihan tanah yang menempel pada bagian kulit kentang. Oleh karena itu
mesin yang dirancang harus memiliki kemampuan untuk membersihkan permukaan
kulit kentang dari tanah yang menempel. Untuk memenuhi kriteria kebersihan
kentang dilakukan dengan menentukan kecepatan putar pada poros motor listrik
yang mempengaruhi kecepatan putaran poros silinder yang optimal agar kentang
dapat bersih dan tidak mengalami kerusakan seperti terkelupas pada bagian kulitnya.
Kapasitas dari mesin yang dirancang dapat diupayakan menampung kentang
dengan jumlah besar. Sehingga perlu didesain bak penampung yang memiliki
kapasitas besar. Untuk mendukung tercapainya fungsi utama tersebut maka
diperlukan fungsi-fungsi turunannya antara lain: fungsi penggerak, fungsi
penampung kentang, fungsi pengatur frekuensi listrik, dan fungsi saluran air
sebagai tempat pembuangan kotoran setelah proses pencucian.
Rangka dirancang agar mampu menahan sebagian besar beban yang ada
dalam mesin pencuci kentang yang dirancang. Fungsi utama rangka adalah
memberikan bentuk dari suatu alat atau mesin dan sebagai tempat terpasangnya
bagian/komponen yang lain. Selain itu rangka juga menentukan dimensi mesin
pencuci kentang yang dirancang. Sehingga lebar dan panjang rangka harus
disesuaikan dengan parameter desain yang ada.
Bak penampung air berfungsi sebagai penampung air untuk melakukan
pencucian kentang, bak penampung ini berbentuk silinder agar tidak terjadi
hempasan air yang berlebihan pada saat silinder pencuci kentang berputar. Silinder
pencuci kentang berfungsi sebagai tempat unloading dan loading kentang sebelum
dan sesudah dicuci, dan tempat menempelnya sikat-sikat pencuci kentang.
Sikat pencuci kentang berfungsi untuk menyikat kulit kentang yang masih
tertempel tanah agar tanah yang menempel tersebut dapat bersih secara menyeluruh
pada saat silinder pencuci kentang berputar, sikat ditempelkan pada permukaan
silinder pencuci kentang. Inverter berfungsi sebagai pengatur frekuensi listrik untuk
menurunkan dan menaikan kecepatan putar dari poros motor listrik. Dengan sistem
terdapat tombol pengaturan menaikkan dan menurunkan nilai frekuensinya pada
layar digital dari inverter tersebut.
Pemilihan motor penggerak didasarkan pada kebutuhan daya yang akan
ditransmisikan. Motor penggerak yang dipilih harus mampu menjaga mesin
pencuci kentang tetap berada dalam performa yang baik agar kegiatan pencucian
kentang berjalan lancar.
Saluran pembuangan air berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran
setelah proses pencucian berupa air bercampur tanah. Saluran pembuangan didesain
untuk mudah dibuka tutup agar memudahkan proses pengeluaran kotoran dan
dirancang agar tidak mengalami kebocoran.
9
Rancangan Struktural
Perhitungan Dragforce
Menurut Batchelor (1967), untuk menghitung dragforce pada Lampiran 1 yang
diformulasikan pada Persamaan (1) sebagai berikut:
Fd = × × × � × A ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Keterangan:
kg⁄
= Densitas air m
= Kecepatan m ⁄s
� = Koefisien dragforce
A = Luas penampang m
Daya mesin menurut Achmad (1999) yang diformulasikan pada Persamaan (3), (4),
dan (5) sebagai berikut:
�
�= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
�
ω= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Pd = � × ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Dimana :
T = Torsi (Nm)
n = Putaran poros (rpm)
fc = Faktor koreksi daya
Pd = Daya rencana (Watt)
P = Daya nominal (Watt)
10
Perhitungan Poros
Perhitungan yang digunakan dalam perencanaan poros pencuci disajikan pada
Lampiran 3 dan diformulasikan antara lain:
a. Gaya tarik v-belt pada pembebanan poros dapat dilihat pada Persamaan (6) yang
diformulasikan oleh Sularso dan Suga (2004) sebagai berikut:
T
T − T = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
R
Keterangan :
T = Torsi motor listrik (kg.mm)
R = Jari-jari puli pada poros (rpm)
b. Tegangan geser ijin menurut Sularso dan Suga (2004) yang diformulasikan pada
Persamaan (7) sebagai berikut:
�
� = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
×
Keterangan:
� = Tegangan geser ijin kg⁄mm
� = Kekuatan tarik bahan kg⁄mm
× = Faktor koreksi
c. Diameter poros menurut Sularso dan Suga (2004) yang diformulasikan pada
Persamaan (8) sebagai berikut:
⁄
.
≥ [( )√ . + ∙� ] ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
�
Keterangan :
= Diameter poros (mm)
� = Tegangan geser yang diijinkan kg⁄mm
= Faktor koreksi
= Momen lentur (kg.mm)
= Faktor koreksi
� = Momen puntir (kg.mm)
d. Tegangan maksimal menurut Sularso dan Suga (2004) yang diformulasikan pada
Persamaan (9) sebagai berikut:
� = √ . + ∙� ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
∙
11
Perhitungan Puli
Menurut Sularso dan Suga (2004), untuk menghitung puli pada Lampiran 4
yang diformulasikan pada Persamaan (10) sebagai berikut:
�
= = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
�
Keterangan:
i = Angka perbandingan reduksi
� = Diameter lingkaran jarak bagi puli yang digerakkan
= Kecepatan putaran (rpm)
= + ( � + �) + � − � ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Keterangan:
L = Panjang sabuk (mm)
C = Jarak sumbu (mm)
� = Diameter puli poros (mm)
� = Diameter puli motor (mm)
Perhitungan Rangka
Menurut Nash (1998), reaksi penumpu yang diformulasikan pada Persamaan
(18), (19), dan (20) dan diilustrasikan pada Gambar 5 sebagai berikut:
Fx = RHA ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Σ F = − R V + R V ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
M =( . ) – � �. ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
Keterangan:
= Gaya horisontal (N)
� = Reaksi horisontal pada titik A (N)
= Gaya vertikal (N)
= Beban (N)
� = Reaksi vertikal pada titik A (N)
� = Reaksi vertikal pada titik B (N)
= Momen inersia(Nmm)
= Luas (mm)
Berdasarkan hasil perhitungan reaksi penumpu didapatkan nilai R V =
. N, R V = . N, perhitungan ditunjukan pada Lampiran 6.
= Momen lentur
= Momen inersia
� = Titik berat
Berdasarakan hasil perhitungan pada Lampiran 7 karena tegangan akibat beban
�= . ⁄ < dari tegangan ijin bahan � = ⁄ maka
desain aman.
Von mises
(N/m2)
URES
(mm)
Gambar 7 Displacement
16
Prosedur Pengujian
Pengujian pada mesin pencuci kentang ini dilakukan untuk mengetahui kualitas
alat tersebut. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja semua komponen
yang ada, serta menganalisa kekurangan atau kesalahan dalam penyetelan alat.
Pengujian dilakukan dengan cara menguji setiap komponen sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
1. Persiapan Uji Kinerja
Persiapan awal yang dilakukan adalah mempersiapkan mesin, inverter dan
kentang. Kentang yang dipergunakan dalam proses ini adalah kentang yang masih
kotor dengan tanah yang tertempel pada permukaaan kulit kentang dengan jumlah
5 kg setiap kali pengujian dengan tiga kali pengulangan, kemudian kentang tersebut
dimasukan ke dalam silinder pencuci kentang yang telah berisi air pada setengah
silinder pencuci tersebut dengan jumlah 64 liter air.
2. Pelaksanaan dan Hasil Uji Kinerja
Setelah persiapan selesai, kemudian kentang dimasukkan dalam bak
penampung lalu mesin dihidupkan. Kemudian diatur nilai frekuensi dengan
menekan tombol pada inverter untuk mendapatkan nilai kecepatan putar poros
silnder yang diinginkan. Pada pengujian ini ditentukan lima kecepatan putar poros
silinder yang diambil sebagai acuan pada saat pengujian dan pengambilan data yaitu
pada kecepatan putar poros silinder 84, 140, 168, 196, dan 224 rpm. Waktu yang
ditentukan untuk mencuci kentang 5 kg kentang sekitar 3 menit dengan
menggunakan stopwatch.
Selanjutnya dilakukan pemisahan kentang setelah semua proses pencucian
selesai untuk keperluan pengambilan data berdasarkan kecepatan putar poros
silinder yang telah ditentukan menjadi acuan pengambilan data setelah tiga kali
pengulangan pada masing-masing pengujian. Setelah itu dilakukan pengujian
tingkat kebersihan dan pengujian tingkat kerusakan pada permukaan kulit kentang
yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan dan tingkat kerusakan pada
permukaan kulit kentang yang diambil datanya setelah proses pencucian kentang,
sehingga data yang diperlukan dapat diperoleh sesuai kebutuhan. Dalam pengujian
tingkat kebersihan perlu dilakukan pengujian pada kecepatan putar poros silinder
mana yang nanti didapatkan data tingkat kebersihan yang sesuai dan optimal,
dengan masing-masing pengujian dilakukan tiga kali pengulangan. Pengukuran ini
dilakukan dengan pengamatan secara visual pada permukaan kulit kentang dengan
indikasi kentang dinyatakan bersih apabila permukaan kulit kentang tidak lagi
menempel kotoran.
Selanjutnya dalam pengujian tingkat kerusakan juga perlu dilakukan pengujian
pada kecepatan putar poros silinder mana yang nanti didapatkan data tingkat
kerusakan yang sesuai, dengan masing-masing pengujian dilakukan tiga kali
pengulangan. Pengukuran ini dilakukan dengan pengamatan secara visual pada
permukaan kulit kentang dengan indikasi kentang dinyatakan rusak apabila
permukaan kulit kentang terdapat tiga titik kerusakan yang menjadi acuan bahwa
kentang itu mengalami kerusakan pada bagian permukaan kulitnya.
17
Hasil rancang bangun mesin pencuci kentang tipe silinder dapat dilihat pada
Gambar 8 dan 9. Mesin pencuci kentang ini dioperasikan oleh satu orang operator
dengan cara melakukan loading kentang pada saat sebelum dicuci, mengatur
frekuensi listrik dengan menggunakan inverter, dan unloading kentang pada saat
setelah dicuci.
Spesifikasi mesin pencuci kentang berdasarkan perhitungan pada Lampiran
8 memiliki panjang keseluruhan 1090 mm, lebar bak penampung air 660 mm, tinggi
1135 mm. Berdasarkan kriteria desain, lebar unit yang dirancang harus kurang dari
1000 mm, sehingga untuk lebar bak penampung air sudah memenuhi kriteria desain.
Untuk putaran silinder pencuci kentang pada frekuensi listrik di Indonesia 50 Hz
dan kecepatan putar poros motor listrik 1400 rpm dapat diatur dengan
menggunakan inverter pengubah frekuensi listrik, sehingga dengan ratio putaran
motor listrik diasumsikan 84 rpm dapat ditentukan dengan mengubah nilai pada
inverter pengubah frekuensi listrik dengan nilai 6 yang akan ditampilkan pada layar
inverter pengubah frekuensi listrik dan akan didapatkan keluaran kecepatan putar
poros motor listrik menjadi 84 rpm.
Motor Penggerak
Motor penggerak yang dipilih adalah motor penggerak listrik. Alasan
pemilihan motor listrik adalah kebutuhan mesin pencuci kentang dengan torsi
sedang namun membutuhkan kecepatan tinggi. Torsi yang sedang digunakan besar
untuk menggerakkan silinder pencuci kentang yang berisikan kentang yang cukup
berat dan melawan tegangan permukaan air. Motor listrik juga dapat dioperasikan
lebih lama dan tidak menimbulkan kebisingan. Berdasarkan alasan tersebut maka
motor penggerak yang dipilih adalah FUJITA Y2-8022 (1.5 Hp/1.1 kW) 3 Phasa
380V-50Hz 2 Pole dengan daya 1.5 Hp dan kecepatan putar maksimum 2825 rpm.
Ilustrasi motor penggerak disajikan dalam Gambar 11. Berdasarkan perhitungan
didapatkan diameter puli motor penggerak pada Lampiran 4 sebesar 6 dan 3 inchi.
19
Inverter
Inverter variable frequency drives yang berfungsi untuk mengendalikan
berbagai aplikasi torsi variabel dan konstan. Inverter ini juga berfungsi mengatur
menaikkan dan menurunkan frekuensi listrik dengan menggunakan tombol
pengatur nilai frekuensi pada layar inveter. Mikro-drive pada inverter ini mampu
bekerja dengan magnet permanen (PM) motor, yang memungkinkan fleksibilitas
yang lebih besar dalam memilih motor untuk suatu aplikasi. Ilustrasi inverter
penggerak disajikan dalam Gambar 12.
Gambar 12 Inverter
kentang tersebut, dan (3) dinyatakan buruk dengan indikasi terdapat lebih dari tiga
titik tanah yang menempel pada permukaan kulit kentang tersebut.
Pengukuran tingkat kebersihan dilakukan dalam lima kali perlakuan dan
dalam 1 kali perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan untuk pengambilan
data. Dalam pengukuran tingkat kebersihan ini ditentukan lima kecepatan putar
poros silinder yang diambil sebagai acuan pada saat pengujian dan pengambilan
data yaitu pada kecepatan putar poros silinder 84, 140, 168, 196, dan 224 rpm.
Pengujian tingkat kebersihan dilakukan dalam waktu 3 menit pada setiap ulangan
agar didapat data yang akurat dan dapat menjadi pembanding dari data yang
didapatkan. Tabel tingkat kebersihan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pada
kecepatan putar poros silinder 86 rpm didapat data tingkat kebersihan dengan
persentase (%) pada ulangan pertama yaitu baik 25 %, sedang 47 %, dan buruk
27.5 % (Gambar 13). Ulangan kedua dengan persentase(%) baik 21.62 %, sedang
59.46 %, dan buruk 18.91 %. Ulangan ketiga dengan persentase (%) baik 14.6 %,
sedang 53.65 %, dan 31.70 %.
baik 100 %, sedang 0 %, dan buruk 0 %. Tingkat kebersihan pada kecepatan putar
poros silinder 224 rpm diperoleh data dari tiga ulangan dengan persentasenya (%)
baik 100 %, sedang 0 % dan buruk 0 %. Jadi dapat simpulkan pada kecepatan putar
poros silinder 168, 196, dan 224 rpm tingkat kebersihan kentang diperoleh sudah
baik dan bisa disimpulkan pada kecepatan putar poros silinder 196 rpm menjadi
acuan optimal tingkat kebersihan kentang yang terbaik (Gambar 14)
kerusakan 100 %, sedikit 0 %, dan 0 %. Ulangan kedua dengan persentase (%) tidak
ada kerusakan 100 %, sedikit 0 %, dan banyak 0 %. Ulangan ketiga dengan
persentase (%) tidak ada kerusakan 100 %, sedikit 0 %, dan banyak 0 %.
Kulit
terkelupas
Simpulan
Mesin pencuci kentang yang dirancang dan dibuat dapat digunakan untuk
membersihkan kulit kentang dengan menggunakan sikat yang memiliki tekstur
halus pada permukaan dalam silinder pencuci kentang dan rancangan bak
penampung air didesain berbentuk silinder. Pada pengujian kecepatan putar poros
silinder 168 rpm didapatkan tingkat kebersihan pada tiga kali pengulangan yaitu
baik dengan persentase 100 %, sedangkan tingkat kerusakan yang didapatkan pada
tiga kali pengulangan yaitu buruk dengan persentase 0 %. Kecepatan putar poros
silinder 196 rpm didapatkan tingkat kebersihan pada tiga kali pengulangan yaitu
baik dengan persentase 100 %, sedangkan tingkat kerusakan yang didapatkan yaitu
pada tiga kali pengulangan 0 %. Kecepatan putar poros silinder 224 rpm didapatkan
tingkat kebersihan pada tiga kali pengulangan yaitu baik dengan persentase 100 %
sedangkan tingkat kerusakan yang didapatkan pada tiga kali pengulangan yaitu
tidak ada dengan persentase 77 %, sedikit dengan persentase 60.52 %, dan banyak
dengan persentase 77%. Hal ini menunjukkan kecepatan putar poros silinder dari
mesin pencuci kentang yang terbaik untuk membersihkan dan tidak terjadi
kerusakan pada kulit kentang pada dan 196 rpm.
.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada bagian bak penampung agar dapat
dipergunakan pada kecepatan tinggi
2. Perlu juga ada penambahan penutup pada bak penampung agar air tidak habis
ketika kecepatan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 1989. Prevention of Postharvest Food Losses: Fruits Vegetables and Root
Crops a Training Manual. Rome (IT): UNFAO.
Grierson W. 1987. Postharvest Handling Manual: Commercialization of
Alternative Crops Project. Washington (US): Belize Agribusiness Company
USAID Chemonics International Consulting Division.
Harsokoesoemo HD. 1999. Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan Produk).
Bandung (ID): Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Hoerner SF. 1965. Fluid-Dynamic Drag Hoerner Fluid Dynamics. New Jersey
(US): Brick Town.
Hong Seok-In. 2006. Packaging Technology for Fresh Produce. One Day
International Seminar “Post-Harvest Losses of Cole Crops (Brassica
vegetables) Causes and Solutions. Bandung (ID): FTIP Unpad.
Lazar I. 1980. Electrical System Analysis and Design for Industrial Plants. New
York (US): McGraw Hill. Inc.
Muchtadi D, Ajarsari B. 1996. Penanganan pasca panen dalam meningkatkan nilai
tambah komoditas sayuran. Prosiding seminar nasional komoditas sayuran.
Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran. hlm 91-105.
Mott RL. 2009. Elemen-Elemen Mesin Dalam Perancangan Mekanis. Jakarta (ID):
ANDI Yogyakarta.
Nash W. 1998. Strength of Materials. Schaum’s Outlines. New York (US): Mc
Graw Hill company.
Puspito J. 2006. Elemen Mesin Dasar. Yogyakarta (ID): Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin FT UNY.
Rachmat M. 2006. Buku Tahunan Hortikultura Seri Tanaman Sayuran. Jakarta
(ID): Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka.
Samanhudi. 2001. Seleksi In Vitro Untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan
terhadap Penyakit Layu Fusarium. Surakarta (ID): Fakultas Pertanian UNS.
Solidwork 2011. Simulation Xpress Analisis Wizard.
Sularso, Suga K. 2004. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta (ID): Pradnya Paramita.
Timoshenko S. 1976. Strength of Materials Part II. New York (US): Krieger
Publishing Co.
Winarno FG. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta (ID): Sastra Hudaya.
27
Fd = × × . × . × . = . N
nilai F = Fd × jumlah sikat = 2.7 N × 90 sikat = 243 N
�
Maka, � = �
×
� ×
� = . Nm ( )
× .
= . Nm⁄ = .
s
= . Hp
Jadi motor yang digunakan sudah mencukupi kebutuhan daya. Efisiensi
daya motor menggunakan inverter menurut Lazar (1980 ) adalah 90 % berfungsi
untuk mengatur frekuensi listrik, oleh karena itu dipilih motor dengan daya
sebesar 1.5 Hp.
28
3. Pembebanan
Beban gaya merata : 8 kg
Berat puli : 1 kg
� × .
� − = = = . ≈
� .
Beban puli total : 1 + 7 = 8 kg
Pembebanan vertikal
≥ .
Jadi diameter poros yang diperbolehkan = 13.6 mm. Maka digunakan
poros dengan diameter 25.4 mm dengan alasan di pasaran diameter poros yang
mendekati 13.6 mm adalah 25.4 mm dan mempermudah mencari ukuran bearing
yang ada di pasaran.
9. Tegangan yang terjadi pada poros dengan diameter 25.4 mm
� = √ . + ∙�
∙
30
� = √ × + . ×
. × .
� = . ⁄
jadi poros dengan diameter 25.4 mm aman untuk digunakan. Hal ini dikarenakan
� <� � . ⁄ < ⁄
�
= =
�
3. Diameter puli
� = 152.4 mm
31
� = 76.2 mm
= � + × . = . + × . = .
= � + × . = . + × . = .
= + ( � + �) + � − �
= + × . + . + . − .
×
= + × . + .
= + . + .
= 2392.33
Berdasarkan perhitungan didapatkan ukuran belt yang digunakan adalah 94 inchi
7. Jarak sumbu poros
+√ − � − �
=
Di mana
= − . � + �
= . − . . + .
= . − . .
= .
Maka jarak sumbu poros adalah:
+√ − � − �
=
32
. +√ . − . − .
=
. + .
=
= . =
8. Sudut kontak
° � − �
�= −
°
. − .
�= −
°
�= − − .
°
�= + .
�= . °
A. Reaksi penumpu
ΣF = − R V + R V
� F = ,R V +R V = . N
M =( . ) – � �.
M = ,R V × − . × =
R V = . N, R V = . N
33
N =
VX = . − . ×X
MX = . × X − . X× X
MT = . × − . × × =− . Nmm
2. SFD
3. BMD
2) Penampang rongga
A = mm x mm = mm
Y = cm
3) Penampang komplek
� − �
9=
−
� − � . − .
9= = = mm dari bawah
− −
B. Momen inersia
1) Penampang besar
= + = ℎ +
36
= . + − = .
2) Penampang kecil
= + = ℎ +
= . + . − = .
3) Penampang komplek
= − = − .
= .
. . ×
= = . ⁄ = . ⁄
.
Jadi karena tegangan akibat beban � = . ⁄ < dari tegangan ijin
bahan � = ⁄ maka desain aman.
b. Volume bak II
= � × × ℎ= × × = =
Jadi Volume bak = 77 + 113 = 183 liter
Luas permukaan lengkung bawah bak dalam pencucian, bagian bak yang paling
berpengaruh dalam membantu pencucian adalah dasar permukaan lengkung bak.
× =
× = . × =
= × ×�
= × =
38
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang pada tanggal 02 September 1992 dari ayah Ir.
Irfan Dalil dan ibu Yusnita S.H Penulis adalah Putra pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan akademik di SDN 06 Cikarang Utara, SMPN 04
Cikarang Utara, SMAN 2 Cikarang Utara, dan diterima di IPB pada tahun 2010
melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas Teknologi Pertanian,
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum
Praktikum Terpadu Mekanika dan Bahan Teknik, Teknik Mesin Irigasi dan
Drainase dan Teknik Mesin Budi Daya Pertanian pada tahun ajaran 2013/2014.
Pada bulan Juni-Agustus 2013 penulis melaksanakan Praktik Lapangan di PT
PG Rajawali II Unit PG Jatitujuh, Jawa Barat dengan Judul Mempelajari Aspek
Mekanisasi DI PT PG. RAJAWALI II UNIT PG. JATITUJUH. Sebagai tugas
akhir, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Siswadhi Soepardjo dengan
judul “Rancang Bangun Mesin Pencuci Kentang Tipe Silinder” di bawah
bimbingan Dr. Ir. Desrial, M.Eng.