JOSEPICHSEN SARAGIH
Josepichsen Saragih
F14110059
ABSTRAK
JOSEPICHSEN SARAGIH. Modifikasi Uji Kinerja Mesin Pengupas Testa
Kelapa. Dibimbing oleh AGUS SUTEJO.
Sebagian besar pedagang kelapa mengupas kulit ari kelapa secara manual.
Pengupasan kulit ari kelapa membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu 5 menit
per 6 kelapa. Selama ini, proses pengupasan kulit ari kelapa masih menggunakan
cutter sehingga dapat melukai jari tangan. Lamanya waktu pengupasan dan risiko
cedera pada tangan pengelupas seharusnya mendapat perhatian. Kinerja dan
Kualitas pengupasan kulit ari kelapa diperlukan untuk meningkatkan jumlah testa
kelapa yang dapat dikupas. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi rancang
bangun mesin pengupas testa kelapa dengan kapasitas yang lebih besar, menguji
hasil modifikasi mesin pengupas testa kelapa untuk melihat Kinerja dan kualitas
pengupasan testa kelapa, dan mencari waktu optimum penggunaan hasil
modifikasi mesin pengupas testa kelapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,
pengupasan menggunakan mesin dengan kecepatan 60 rpm membutuhkan waktu
selama 23.68 detik/kelapa, sedangkan pengupasan secara manual membutuhkan
waktu selama 50 detik/kelapa.
ABSTRACT
JOSEPICHSEN SARAGIH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2016 ialah Pengupas testa
Kelapa dengan judul Modifikasi Mesin Pengupas Testa Kelapa.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Agus Sutejo M.Si selaku
pembimbing, Bapak Ir. Mad Yamin, MT dan Bapak Lilis Sucahyo, S.TP, selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi saran dan bantuan selama pelaksanaan
penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak
abang serta seluruh keluarga besar Community of Batak (COMBAT 48),
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), REGENBOOG. Terakhir, ucapan terima
kasih penulis sampaikan untuk sahabat dan teman penulis yang terlibat langsung
maupun tidak dalam penelitian ini : Waqif, Rafli, Juliando Immanuel Tarigan,
Johansen Simanjuntak, Alboin Pandandapotan Lingga, Hiras Fernado Sinaga,
Riski Tampubolon, Frans Hotman Simajuntak, Ali Laturua, Teh Nina, Bang Atut,
Pak Nandang, Joel Fernando Sirait, Haspan Nainggolan, Sumarlin Sinaga, Santun
David Siagian, Juan Ponce Situmorang, Dhea rivani, Josua Ginting, Jan Munthe,
Hariadi, Atnan Hakim, Sinta Martauli Simajuntak, Leni Panggaribuan, Evi
Natalia Sinaga, Anggreni Tampubolon, Junianus Agimbau, Togu Stardodo
Tampubolon, Aprianto, Ardi Siagian, Stephanie, Eva Inriani Rajagukguk, Veni
Papilaya, Nova Aruan, Melpa Purba, Florensia Situmorang, Junita Malau, Olive,
Ibu Kos, yang telah memfasilitasi ilmu dan finansial untuk pengembangan
penelitian ini.
Penulis masih menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih
belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak sebagai upaya perbaikan selanjutnya, serta penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Josepichsen Saragih
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODOLOGI 5
Jadwal Penelitian 5
Alat dan Bahan 5
Tahapan Penelitian 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Hasil 17
Pembahasan 17
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 45
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa
buah, serta sifat-sifat khusus yang lain (Palungkun 2003). Buah kelapa
umumnya hanya dimanfaatkan untuk kelapa sayur dan minyak goreng.
Berbagai produk olahan dari kelapa dan hasil sampingnya telah berkembang
di beberapa tempat, seperti dessicated coconut, nata de coco, serat sabut,
dan arang aktif, namun minyak kelapa murni yang memiliki nilai tambah
tinggi justru belum banyak dikembangkan di Indonesia. Minyak kelapa
murni terutama digunakan dalam bidang kesehatan dan kosmetik (Warisno
2003).
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman yang tumbuh di
daerah tropis dengan ketinggian di bawah 700 mdpl dan termasuk famili
Palmae. Kelapa menghasilkan buah pada umur 5-10 tahun dan produksi
buah optimum dicapai pada umur 10 tahun (Pamungkas 2006).
Palungkun (2003) menyatakan bahwa pada mulanya hanya ada dua
varietas kelapa yang dikenal, yaitu varietas dalam (tall variety) dan varietas
genjah (dwarf variety). Kelapa varietas dalam terdapat di berbagai Negara
produsen kelapa. Varietas ini memiliki batang yang tinggi dan besar,
tingginya mencapai tiga puluh meter atau lebih dan umumnya dapat
mencapai umur lebih dari seratus tahun. Sedangkan untuk kelapa varietas
genjah memiliki batang yang ramping, tinggi batang mencapai lima meter
atau lebih, masa berbuah 3-4 tahun setelah tanam, dan dapat mencapai umur
50 tahun.
Selain varietas genjah dan dalam, terdapat satu varietas kelapa lainnya
yaitu varietas kelapa hibrida. Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan
antara dua kultivar berbeda dari dua tipe kelapa ataupun antar tipe yang
sama (Hengky 1994). Menurut Baudoin (1999), kelapa hibrida komersial
adalah hasil persilangan antara tipe genjah dan dalam yang lebih mudah
diproduksi dan memungkinkan penggabungan sifat kelapa genjah yang
cepat berbuah.
Buah kelapa umumnya dapat dipanen setelah 11-12 bulan sejak bunga
betina diserbuki. Buah kelapa yang normal terdiri dari beberapa bagian,
yaitu kulit luar (epicarp), sabut (mesocarp), tempurung (endocarp), kulit
daging buah (testa), daging buah (endosperm), air kelapa dan lembaga
(Palungkun 2003).
a. Kulit luar
Merupakan bagian buah kelapa yang paling luar dan umumnya
berwarna hijau, kuning atau jingga. Permukaannya licin dan keras, tebalnya
sekitar 0.14 mm.
b. Sabut
Bagian yang berserabut ini merupakan kulit buah dari buah kelapa dan
dapat dijadikan sebagai bahan baku industri, seperti karpet, sikat, keset,
bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain. Selain itu, sabut kelapa dapat
dijadikan pupuk dengan cara dibakar.
c. Tempurung
Tempurung terletak di bagian dalam kelapa setelah sabut. Tempurung
merupakan lapisan yang keras yang memiliki ketebalan 3-5 mm. Sifat
kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat di tempurung
tersebut.
e. Daging buah
Daging buah kelapa berwarna putih, lunak, dan tebalnya sekitar 8-10
mm. Daging buah kelapa ini merupakan sumber protein yang penting dan
mudah dicerna. Jumlah protein terbesar terdapat pada kelapa yang setengah
tua, sedangkan kandungan kalorinya mencapai maksimal ketika buah sudah
tua.
f. Air kelapa
Buah kelapa yang terlalu muda belum memiliki daging buah, yang ada
hanya air yang disebut air degan. Air kelapa muda ini rasanya manis,
mengandung mineral 4%, gula 2%, abu dan air. Bila buah makin tua, maka
kemanisan airnya semakin berkurang. Jumlah air kelapa dari jenis kelapa
dalam lebih banyak daripada jenis hibrida. (Palungkun 2003).
yang dimanfaatkan adalah daging buah kelapa sehingga bagian testa harus
dihilangkan terlebih dahulu.
Pengupasan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memisahkan kulit dengan daging buah. Pengupasan tidak mengubah bentuk
dari kondisi kimia produk yang akan dikupas. Terdapat beberapa metode
untuk mengupas testa dari daging buah kelapa. Cara pengupasan terbagi
menjadi 2 yaitu pengupasan manual dengan tangan, dan pengupasan
mekanik. Metode pengupasan manual dengan menggunakan pisau dapur
sudah umum digunakan para ibu rumah tangga. Selain pisau dapur, pisau
yang umum digunakan untuk mengupas kulit wortel pun umum digunakan
sebagai alat bantu untuk mengupas testa dari kelapa. Metode manual untuk
mengupas testa kelapa dapat menyebabkan risiko kecelakaan berupa tangan
yang tergores pisau. Selain risiko kecelakaan, metode pengupasan dengan
metode manual dapat memperlambat waktu proses produksi jika kelapa
tersebut diolah. Pengupasan testa kelapa secara mekanik adalah dengan
menggunakan mesin drum berputar. Prinsip kerja drum berputar adalah
menggunakan gesekan antara kelapa dengan drum serta gesekan antar
kelapa (Putra 2015).
METODE
Tahapan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Kulit daging buah kelapa terdapat pada bagian setelah tempurung
kelapa. Kulit daging buah kelapa (testa) merupakan kulit yang menempel
pada bagian daging buah kelapa (Palungkun 2003). Testa umumnya
6
berwarna coklat dan dibuang ketika daging buah akan diolah. Karena jika
testa tersebut ikut terolah pada pengolahan minyak akan menyebabkan
minyak berwarna coklat. Penelitian (Putra 2015) telah dilakukan dengan
rancangan mesin yang sama namun dengan kapasitas drum 20 buah, dan
dimensi drum pengupas memiliki panjang 700 mm diameter 600 mm.
Penelitian terdahulu menghasilkan 72 buah kelapa terkupas dalam waktu
satu jam dengan kecepatan putar mesin 60 rpm. Mengacu pada hasil
penelitian terdahulu maka dilakukan pengkajian ulang untuk meningkatkan
kapasitas produksi, memperbesar dimensi serta meningkatan hasil
pengupasan perjam.
Identifikasi Masalah
Pengupasan testa kelapa (Putra 2015) perlu diperbaiki pada bagian
drum pengupasan. Waktu pengupasan pada penelitian sebelumnya tidak
jauh berbeda dengan metode manual. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan menganalisis kembali apa yang menjadi permasalahan serta
kekurangan dari penelitian terdahulu tersebut sehingga hasil modifikasi
dapat mempermudah pekerjaan pengupasan testa kelapa. Oleh karena itu,
perlu dilakukan perancangan dan pengujian kinerja terhadap hasil
modifikasi yang akan digunakan untuk mengupas testa kelapa.
Analisis Teknik
Analisis teknik dilakukan untuk pemilihan bahan dari komponen
mesin dan kebutuhan daya. Mesin pengupas testa kelapa yang dianalisis
adalah mesin pengupas testa kelapa yang telah dirancang oleh Putra (2015)
Komponen dari bahan yang digunakan penelitian terdahulu seperti rangka
mesin menggunakan besi hollow berukuran 40 x 40 mm tebal 1.5 mm, drum
pengupas menggunakan plat stainless steel belubang dengan ukuran 10 mm,
kapasitas pengupasan 20 buah sekali pengoperasian selama 15 menit.
Berdasarkan data tersebut dilakukan modifikasi mesin pengupasan testa
kelapa dimana kapasitas dum pengupasan diperbesar dari 20 buah menjadi
40 buah. Berdasarkan rancangan (Putra 2015) dan hasil modifikasi yang
diharapkan dilakukan analisis kembali. Aspek-aspek yang perlu dianalisis
adalah:
7
(1)
Keterangan: P = Daya mesin penggerak (kW)
T = Torsi putar (Nm)
= Kecepatan sudut (rad/s)
Gambar Teknik
Gambar teknik merupakan gambar konseptual dari mesin yang dibuat
dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan analisis teknik. Gambar
teknik juga merupakan media komunikasi kepada pihak manufaktur jika alat
atau mesin akan dipabrikasi.
Pembuatan Prototipe
Pembuatan hasil rancangan mesin atau rancangan umumnya dalam
bentuk gambar teknik akan dibuat prototipenya di bengkel konstruksi.
Prototipe ini harus dipastikan dapat diuji sesuai rancangan yang telah dibuat.
Uji Fungsional Mesin
Pada tahap ini prototipe yang telah dibuat akan diuji apakah sesuai
dengan fungsi yang telah dirancang.
1. Kapasitas pengupasan
Kapasitas mesin dihitung dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
mesin pengupas testa kelapa dalam mengupas satu buah kelapa per
menit.
2. Waktu pengupasan
Waktu pengupasan dalam pengujian ini ditentukan selama 15 menit, 25
menit, dan 35 menit. Penentuan waktu pengupasan ditujukan untuk
mengetahui banyaknya daging buah kelapa yang terkupas testanya
selama waktu pengupasan yang telah ditetapkan.
4. Kinerja Mesin
Kinerja mesin adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan suatu
indikator tertentu seperti seberapa banyak kuantitas hasil pengupasan,
dengan penilaian berdasarkan daging kelapa yang terkupas utuh, tidak
utuh, dan gagal. Parameter penilaian tersebut akan dijelaskan lebih
lanjut dalam hasil dan pembahasan.
5. Kualitas pengupasan
Kualitas pengupasan adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target telah tercapai, dimana semakin besar presentase target yang
dicapai semakin tinggi kualitas pengupasannya. Kualitas pengupasan
mesin pengupasan adalah jumlah banyaknya kelapa yang terpisah
sempurna dari testanya.
9
Mulai
Identifikasi masalah
Data dan
informasi
penunjang
Penelitian
Pendahuluan
Tidak
Berhasil
Ya
Analisis teknik atau
perhitungan perancangan
desain mesin
Gambar
teknik
Pembuatan
prototipe
Uji
fungsional
mesin
Tidak
Berhasil
Ya
Tidak
Berhasil
Ya
Selesai
.
ANALISIS DESAIN
sambungan mur dan baut. Drum menggunakan plat stainless steel berlubang
dengan ketebalan 1 mm dengan diameter lubangnya 10 mm sebagai pisau
pengupas. Mesin hasil rancangan Putra (2015) mampu mengupas 18 kelapa
dalam kapasitas 20 buah selama 15 menit dengan ketebalan testa kelapa
yang terkupas sebesar 0.4 mm di kecepatan putar 60 rpm.
Hasil rancangan Putra (2015) ini dimodifikasi dengan tujuan
menyempurnakan penelitian tersebut. Adapun modifikasi yang dilakukan
adalah memperbesar kapasitas produksi dengan memperbesar ukuran drum,
dan memperkecil ukuran lubang plat stainless steel berlubang. Kapasitas
yang diharapkan yaitu mesin mampu mengupas 40 buah kelapa dalam sekali
proses pengupasan. Analisis ulang rancangan fungsional dan rancangan
struktural perlu dilakukan agar pengoperasian mesin pengupasan bekerja
dengan baik.
Rancangan Fungsional
Fungsi utama dari mesin pengupas testa kelapa ini tidak berbeda dari
penelitian Putra (2015), yaitu mampu mengupas testa kelapa. Fungsi lainnya
adalah membersihkan daging buah kelapa yang sudah terkupas testanya.
Agar fungsi utama dapat tercapai, maka diperlukan beberapa dukungan dari
komponen-komponen mesin. Fungsi dari setiap komponen tersaji pada
Tabel 1.
Tabel 1 Fungsi komponen-komponen mesin
No Komponen Fungsi
1 Drum Mengupas testa kelapa
Silinder Menahan kelapa agar tidak terlempar di dalam
2
penyangga drum saat drum berputar
Tempat komponen-komponen diletakkan,
3 Rangka menahan beban yang berada diatasnya dan
memberi bentuk mesin
4 Motor listrik Sumber tenaga penggerak
Transmisi daya dari motor listrik ke drum
5 Sabuk puli
berputar
6 Gearbox Mereduksi putaran motor listrik
Menampung air, membuat testa lebih mudah
7 Bak air untuk dikupas dan membersihkan daging buah
kelapa yang sudah terkupas testanya
Mekanisme pengoperasian Mesin
Cara kerja mesin pengupas testa kelapa hasil modifikasi tidak jauh
berbeda dari mesin sebelumnya, Putra (2015), yaitu operator mengisi bak
dengan air dengan ketinggian air menggenangi seperempat dari tabung
pengupasan. Daging buah kelapa yang akan dikupas testanya dimasukkan ke
dalam drum secara manual. Setelah semua daging buah kelapa masuk tutup
rapat drum pengupasan. Setelah itu, mesin dinyalakan dan testa akan
terkupas karena bergesekan dengan bagian permukaan drum dan bergesekan
pula dengan permukaan daging buah kelapa yang lain. Air pada bak
11
berfungsi untuk mencuci daging buah kelapa dan melunakkan tekstur dari
kulit kelapa. Setelah testa terkupas, kelapa di keluarkan dari dalam drum
secara manual untuk melakukan proses selanjutnya. Mekanisime
pengoperasian mesin dapat dilihat pada diagram dibawah.
Rancangan Struktural
Gambar 5 Juring
13
L Juring =
=
= 714. 35 cm2
L AOB =
=
=
= 449.35 cm2
Luas terendam air = L Juring AOB – L AOB
= 714.35 – 449.35
= 265 cm2
V terendam air = Luas terendam air x panjang drum
= 265 x 120
= 31800 cm3
= 0.0318 m3
Daya angkat air =
=
= 311.958 N
[Gaya sentifugal]
Fsentrifugal =
= (30.42 x ( 2 x π x n x r )2)
0.3
= (30.42 x ( 2 x π x 1 rps x 0.3)2)
0.3
= 360.28 N
Fgesek = µ x N
= 0.234 x (Fsentrifugal + W + Wair)
= 0.234 x (360.28 + 311.985 + 298.42)
= 227.140 N
[Torsi]
T = Fgesek x r
= 227.140 x 0.3
= 68.142 Nm
[Daya yang dibutuhkan]
P=Txω
= 68.142 x (2 x π x n)
= 68.142 x (2 x π x 1)
= 427.931 W = 0.427 kW
= 0.572 hp < 1 hp
14
=
= 47.62 cm
Jumlah buah dalam drum =
=
= 11 butir
Jumlah buah dalam 1 baris =
=
= 5 butir
Kapasitas buah dalam drum = 11 x 5 = 55 buah
15
Rata-rata
Rata –rata
Rata- rata jumlah
jumlah
tebal testa kelapa
Kecepatan Kapasitas Waktu kelapa
yang tidak
(rpm) Drum (menit) terkupas
terkupas terkupas
sempurna
(mm) sempurna
(buah)
(buah)
40 15 1.4 38 2
60 40 25 2.2 39 1
40 35 3.05 40 0
ketebalan testa kelapa. Kualitas hasil pengupasan pada hasil modifikasi ini
lebih efektif karena hasil ketebalan dikurang dengan tebal testa kelapa
didapat 1.366 mm.
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, seperti kelapa yang
tidak terkupas dan kelapa pecah saat pengupasan. Faktor – faktor yang
menyebabkan kelapa tidak terkupas atau kelapa pecah saat pengupasan
disebabkan banyak hal seperti : Pertama kecepatan putar mesin. Kecepatan
putar pada penelitian (Putra 2015) menggunakan perbedaan kecepatan putar
yaitu 50 rpm, 60 rpm dan 70 rpm. Pada kecepatan putar 70 rpm, didapat
bahwa jumlah kelapa yang dimasukkan lebih banyak maka akan terdapat
kelapa yang akan pecah. Hal tesebut terjadi dikarenakan kecepatan putar
dari drum yang sangat cepat, membuat kelapa berputar dengan cepat dan
menghasilkan gaya sentrifugal yang besar yang menyebabkan kelapa pecah.
Selain itu, jumlah kelapa yang banyak apabila diputar pada kecepatan yang
cukup tinggi maka akan membuat kelapa terlempar karena ruang sedikit dan
kecepatan cukup tinggi dan banyak air yang terbuang akibat kecepatan putar
drum yang cukup cepat. Kecepatan 50 rpm dan 60 rpm merupakan
kecepatan yang baik untuk mengupas dikarenakan hasil kelapa yang pecah
sedikit. Kelapa yang pecah pada kecepatan 50 rpm dan 60 rpm disebabkan
sudah terdapat retakan pada kelapa. Retakan pada kelapa terjadi akibat gas
yang masih dihasilkan kelapa setelah dikupas batok kelapanya (Putra 2015).
Faktor kedua dilihat dari drum pengupasan, pada penelitian ini drum
yang digunakan bahannya adalah terbuat dari plat stainless steel berlubang
dengan ukurang lubang 5 mm, ukuran plat stainless steel berlubang ini lebih
kecil dari drum pengupasan yang digunakan pada penelitian (Putra 2015).
Pemilihan plat stainless steel berlubang ini mempengaruhui dari hasil
pengupasan, dimana semakin besar ukuran plat stainless steel berlubang
maka hasil penguasan semakin tebal. Pada penelitian Putra (2015) yang
menggunakan plat stainless steel berlubang dengan ukuran lubang 10 mm
menghasilkan ketebalan testa kelapa yang dikupas sebesar 0.2 mm,
sementara pada hasil modifikasi ini dengan menggunakan plat stainless steel
berlubang ukuran 0.5 mm menghasilkan ketebalan testa yang terkupas
sebesar 0.14 mm.
Faktor terakhir adalah Jarak antara silinder penyangga dengan drum
pengupasan. Slinder penyangga berfungsi untuk menahan kelapa agar tidak
terlempar di dalam drum. Ukuran slinder penyangga bisa diatur dan
disesuaikan dengan diameter kelapa yang akan masuk kedrum. Pada
penelitian (Putra 2015) ukuran slinder penyangga yang digunakan adalah
diameter 250 mm dan panjang 700 mm, sedangkan pada hasil modifikasi
ini slinder penyangga menggunakan ukuran diameter 350 mm dan panjang
1200 mm. Jika jarak slinder penyangga lebih kecil atau lebih besar dari
drum kemungkian kelapa yang terkupas tidak akan rata. Hal ini
dikarenakan adanya tahanan pada saat gesekan antara kelapa dengan kelapa
dan gesekan kelapa kedrum pengupasan.
22
Biaya untuk membuat satu unit mesin pengupas testa kelapa sebesar
Rp 6.000.000 dan harga jual yang ditetapkan yaitu Rp 7.000.000 sehingga
terdapat keuntungan sebesar 16 % yaitu sekitar Rp 1.000.000
Biaya pokok untuk mengupas testa kelapa per buah yaitu Rp
80,93/buah. Biaya pengupasan tersebut lebih murah dbandingkan dengan
pengupasan manual dan pengupasan pada penelitian (Putra 2015).
Pengupasan manual membutuhkan biaya Rp 100/buah. Pengupasan pada
penelitian (Putra 2015) sebesar Rp. 91.9/buah. Perhitungan biaya pokok
dapat dilihat pada Lampiran 10.
23
Simpulan
1. Kapasitas dari mesin pengupas testa kelapa hasil rancangan lebih besar
dibandingkan dengan penelitan Putra (2015). Kapasitas dari penelitian
ini sebanyak 38 buah selama 15 menit, sedangkan penelitian sebelumnya
sebanyak 18 buah selama 15 menit, dan manual didapat sebanyak 18
buah selama 15 menit.
2. Kinerja dari modifikasi mesin pengupasan testa kelapa mampu
mengupas sebanyak 38 buah dari kapasitas 40 buah, dan kualitas hasil
pengupasan testa kelapa didapat 1.4 mm tetsa yang terkupas.
3. Waktu yang tepat untuk pengupasan testa kelapa adalah di menit ke 15
dimana rata-rata testa kelapa yang terkupas sebesar 1.4 mm, dan lebih
kecil dibanding pada menit 25 sebesar 2.2 mm terkupas, dan dimenit 35
sebesar 3.05 mm terkupas.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
= {( ) x 1.2
x 2 x 6931.63
= 26.45 (mm)
≈ 32 (mm)
Momen rencana Jari-jari filet dari poros
5 bertangga
= 9.74 x 10 x = 6931.63 (kgmm)
Asumsi diameter tempat
bantalan:
= 32 (mm)
= = 1.094, = 1.3
27
Tegangan geser
2
= 5.1 x = 1.08 (kg/mm )
2
= 3.05 (kg/mm )
2
1.08x 2 x 1.2 = 2.6 (kg/mm )
Diameter naf
Kapasitas daya transmisi dari satu sabuk
Dipakai tipe standar
= + 10
= 1.4625 (kW) = + 10
= 41.67 (mm)
= + 10
= + 10
= 35 (mm)
Nomor nominal dan sabuk
Panjang keliling
dalam perdagangan
= 1818 (mm)
= (2 x 450) +
= 1236.47 (mm)
Sudut kontak dan faktor koreksi
Jarak sumbu poros
= =
=
= 176.96° = 178°
= 454.5 (mm) =1
= = 0.881 (m/s) =
= 145 + (2 x 5.5)
= 156 (mm)
30 (m/s), baik
=
= 279.9 + (2x5.5)
= 291 (mm)
Diameter naf
= 500 – ( ) = 276.5 (mm), baik = + 10
= + 10
= 46.67 (mm)
= + 10
= + 10
= 63.33 (mm)
= 2610 (mm)
32
Panjang keliling
= 1677 (mm)
= 653 (mm) =
= 164.61°
= 165°
= 0.96
= 55 (mm)
d1 d2
60 40 15 2.4 2.5 37 3
25 3.2 5.9 38 2
35 6.3 7.5 40 0
40 15 2.4 3.1 39 1
25 3.8 4.3 40 0
35 3.9 4.8 40 0
40 15 3.2 3.1 39 1
25 4.7 4.7 40 0
35 7.2 6.8 40 0
37
1 0.06
2 0.02
3 0.06
4 0.04
5 0.02
6 0.035
7 0.045
8 0.025
9 0.02
10 0.03
11 0.029
12 0.01
13 0.035
14 0.035
15 0.01
16 0.055
17 0.04
18 0.05
19 0.04
20 0.04
= = 80,93 (Rp/buah)
Lampiran 11 Mesin pengupas kulit testa kelapa
41
Lampiran 12 Drum pengupasan kulit testa kelapa
42
Lampiran 13 Rangka mesin pengupas kulit testa kelapa
43
Lampiran 14 Ketajaman pisau pengupasan testa kelapa
44
45
RIWAYAT HIDUP