Anda di halaman 1dari 59

MODIFIKASI MESIN PENGUPAS TESTA KELAPA

JOSEPICHSEN SARAGIH

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modifikasi Mesin


Pengupas Testa Kelapa adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2017

Josepichsen Saragih
F14110059
ABSTRAK
JOSEPICHSEN SARAGIH. Modifikasi Uji Kinerja Mesin Pengupas Testa
Kelapa. Dibimbing oleh AGUS SUTEJO.
Sebagian besar pedagang kelapa mengupas kulit ari kelapa secara manual.
Pengupasan kulit ari kelapa membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu 5 menit
per 6 kelapa. Selama ini, proses pengupasan kulit ari kelapa masih menggunakan
cutter sehingga dapat melukai jari tangan. Lamanya waktu pengupasan dan risiko
cedera pada tangan pengelupas seharusnya mendapat perhatian. Kinerja dan
Kualitas pengupasan kulit ari kelapa diperlukan untuk meningkatkan jumlah testa
kelapa yang dapat dikupas. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi rancang
bangun mesin pengupas testa kelapa dengan kapasitas yang lebih besar, menguji
hasil modifikasi mesin pengupas testa kelapa untuk melihat Kinerja dan kualitas
pengupasan testa kelapa, dan mencari waktu optimum penggunaan hasil
modifikasi mesin pengupas testa kelapa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,
pengupasan menggunakan mesin dengan kecepatan 60 rpm membutuhkan waktu
selama 23.68 detik/kelapa, sedangkan pengupasan secara manual membutuhkan
waktu selama 50 detik/kelapa.

Kata kunci:, Kapasitas pengupasan, kinerja, kulit ari kelapa.

ABSTRACT

JOSEPICHSEN SARAGIH. Modification and Performance Test of Coconut Testa


Peeler Machine. Supervised by AGUS SUTEJO.
The coconut trader predominantly peeling the coconut testa manually.
Commonly a manual testa peeling requires a relative long time i.e. 5 minutes / 6
coconuts. Besides, the testa peeling still used cutter, hence it was caused a risk to
the finger injury. The duration of peeling and the injury risk to the worker should
be concerned. Performace and Quality of coconut peel removal were needed to
improve the productivity. This research aimed to modify the mechanism planning
of peeler machine which has bigger capacity, examined the result of machine
modification to carry out the performace and Quality of coconut peel, then to
determine the optimum time of the machine performance. The result of this
research showed that testa pelling used modified with 60 rpm speed needed
approxiametly 23.68 seconds/coconut, meanwhile the manual testa peeling needed
approximately 50 seconds/coconut

Key word: Coconut testa, peeling capacity, performance


MODIFIKASI MESIN PENGUPAS TESTA KELAPA

JOSEPICHSEN SARAGIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2016 ialah Pengupas testa
Kelapa dengan judul Modifikasi Mesin Pengupas Testa Kelapa.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Agus Sutejo M.Si selaku
pembimbing, Bapak Ir. Mad Yamin, MT dan Bapak Lilis Sucahyo, S.TP, selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi saran dan bantuan selama pelaksanaan
penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak
abang serta seluruh keluarga besar Community of Batak (COMBAT 48),
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), REGENBOOG. Terakhir, ucapan terima
kasih penulis sampaikan untuk sahabat dan teman penulis yang terlibat langsung
maupun tidak dalam penelitian ini : Waqif, Rafli, Juliando Immanuel Tarigan,
Johansen Simanjuntak, Alboin Pandandapotan Lingga, Hiras Fernado Sinaga,
Riski Tampubolon, Frans Hotman Simajuntak, Ali Laturua, Teh Nina, Bang Atut,
Pak Nandang, Joel Fernando Sirait, Haspan Nainggolan, Sumarlin Sinaga, Santun
David Siagian, Juan Ponce Situmorang, Dhea rivani, Josua Ginting, Jan Munthe,
Hariadi, Atnan Hakim, Sinta Martauli Simajuntak, Leni Panggaribuan, Evi
Natalia Sinaga, Anggreni Tampubolon, Junianus Agimbau, Togu Stardodo
Tampubolon, Aprianto, Ardi Siagian, Stephanie, Eva Inriani Rajagukguk, Veni
Papilaya, Nova Aruan, Melpa Purba, Florensia Situmorang, Junita Malau, Olive,
Ibu Kos, yang telah memfasilitasi ilmu dan finansial untuk pengembangan
penelitian ini.
Penulis masih menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih
belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak sebagai upaya perbaikan selanjutnya, serta penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2017

Josepichsen Saragih
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODOLOGI 5
Jadwal Penelitian 5
Alat dan Bahan 5
Tahapan Penelitian 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Hasil 17
Pembahasan 17
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 45
DAFTAR TABEL

1. Fungsi komponen-komponen mesin 10


2. Hasil pengujian pengupasan testa kelapa 19
3. Perbedaan sebelum dan sesudah modifikasi 20
4. Rata –rata hasil pengupasan testa kelapa 20
5. Rincian biaya pembuatan mesin pengupas testa kelapa 22

DAFTAR GAMBAR

1. Morfologi buah kelapa 3


2. Diagram alir tahapan penelitian 9
3. Skema mekanisme pengoperasian mesin 11
4. Arah pengukuran diameter kelapa 12
5. Juring drum pengupasan 12
6. Drum pengupasan setelah dimodifikasi 15
7. Drum pengupasan sebelum dimodifikasi 15
8. Silinder penyangga drum 16
9. Alat pengupasan kulit testa manual 17
10. Cara pengupasan testa manual 17
11. Hasil parutan kelapa tanpa dikupas testa kelapa 17
12. Mesin pengupas testa kelapa 18
13. Mesin sebelum modifikasi 19
14. Mesin setelah dimodifikasi 19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan diameter poros penggerak drum 26


2. Perhitungan transmisi sabuk-V dari motor ke gearbox 27
3. Perhitungan transmisi sabuk-V dari gearbox ke drum rpm 60 29
4. Tabel pengukuran diameter kelapa uji ke 1 33
5. Tabel pengukuran diameter kelapa uji ke 2 34
6. Tabel pengukuran diameter uji ke 3 35
7. Data hasil pengujian testa 36
8. Massa rata rata kelapa 37
9. Data ketebalan testa kelapa 38
10. Data ketajaman pisau drum pengupasan 39
11. Biaya pokok pengupasan testa kelapa 40
12. Gambar teknik mesin pengupas testa kelapa 41
13. Gambar teknik slinder pengupas testa kelapa 42
14. Gambar teknik Rangka mesin pengupas testa kelapa 43
15. Gambar teknik Pisau pengupas testa Kelapa 44
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dikenal luas dan tersebar di


seluruh wilayah Indonesia. Menurut angka statistik perkebunan pada tahun
2003 luas perkebunan kelapa di Indonesia mencapai 3.88 juta ha (BPS
2012). Sebagaian besar perkebunan kelapa di Indonesia masih berupa
perkebunan rakyat dengan luas 3.80 juta ha atau 97.8% dari luas perkebunan
kelapa di Indonesia yang melibatkan 7.7 juta kepala keluarga (KK) petani.
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk dalam genus Cocos dan dapat tumbuh
dengan mudah di daerah tropis. Tanaman kelapa banyak ditemukan di
daerah pantai karena memerlukan kelembapan yang tinggi. Buah kelapa
berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala
manusia. Komposisi buah kelapa terdiri dari sabut 35%, tempurung 12 %,
daging buah 28 % dan air 25 %. Kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan
lembaga. Masing-masing dari bagian tersebut dapat dimanfaatkan manusia.
Air kelapa dapat dibuat untuk nata de coco, sabut kelapa dapat dijadikan
sapu atau alas kaki dan masih banyak manfaat dari bagian-bagian kelapa.
Manfaat-manfaat dari kelapa tersebut menjadikan kelapa sebagai salah satu
komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena setiap
bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan menjadi barang atau bahan
yang berguna bagi manusia.
Testa kelapa merupakan kulit yang terdapat pada bagian luar dari
daging buah kelapa yang tidak diperlukan apabila bagian daging buah ingin
diproses. Pemisahan testa dari daging buah masih dilakukan secara manual
menggunakan pisau. Pengupasan testa kelapa secara manual dapat
memberikan risiko kecelakaan pada tangan seperti tangan tergores oleh
pisau dan dapat memperlambat waktu pengupasan dari proses pengolahan
kelapa itu sendiri, sehingga diperlukan mesin untuk mengurangi risiko
kecelakaan pada saat pengupasan serta mempercepat waktu pengupasan.
Mesin pengupas testa kelapa sudah dibuat oleh (Putra 2015) dan oleh
(Nurrohman 2016). Mesin pengupas testa kelapa yang dibuat oleh (Putra
2015) mampu mengupas 1 buah kelapa selama 45 detik. Mesin pengupas
testa kelapa yang dibuat oleh (Nurrohman 2016) mampu mengupas 1 buah
kelapa selama 38 detik. Melihat dari perbandingan mesin pengupasan testa
kelapa ini maka dilakukan modifikasi mesin pengupasan testa kelapa
dimana mesin pengupas testa kelapa ini diharapkan mampu meningkatkan
kapasitas produksi, waktu lebih cepat, hasil pengupasan lebih baik, sehingga
dapat meningkatkan nilai ekonomis produk.
2

Perumusan Masalah

Mesin pengupas testa kelapa ini dimodifikasi dari mesin pengupas


testa kelapa pada penelitian terdahulu (Putra 2015). Kapasitas dari rangka
mesin pengupas testa kelapa sebelumnya adalah 20 buah.
Kapasitas mesin ini dimodifikasi dari kapasitas 20 menjadi 40 buah
dengan memperhatikan faktor kekurangan dari mesin penelitian Putra
(2015), seperti dimensi drum pengupas dan jarak drum penyangga dengan
drum pengupas testa kelapa.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Memodifikasi mesin pengupas testa kelapa dengan kapasitas yang
lebih besar.
2. Menguji hasil modifikasi mesin kelapa untuk mengukur kinerja mesin
dan kualitas pengupasan testa kelapa.
3. Mendapatkan waktu yang tepat dalam hasil modifikasi mesin
pengupas testa kelapa.

Ruang Lingkup Penelitian

Beberapa batasan terhadap masalah yang dibahas yaitu:


1. Kapasitas pengupasan yang ditentukan oleh jumlah daging buah
kelapa yang mampu dikupas testanya dalam waktu tertentu.
2. Kinerja mesin pengupasan yang ditentukan oleh perbandingan
banyaknya daging buah yang terkupas terhadap jumlah kapasitas
pengupasan.
3. Perbandingan kinerja mesin dengan pengupasan secara manual.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas


perkebunan yang sangat penting, karena hampir seluruh bagian tanaman ini
dapat dimanfaatkan. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dimasukkan ke
dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L
Penggolongan varietas kelapa pada umunya didasarkan pada
perbedaan umur pohon saat mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna
3

buah, serta sifat-sifat khusus yang lain (Palungkun 2003). Buah kelapa
umumnya hanya dimanfaatkan untuk kelapa sayur dan minyak goreng.
Berbagai produk olahan dari kelapa dan hasil sampingnya telah berkembang
di beberapa tempat, seperti dessicated coconut, nata de coco, serat sabut,
dan arang aktif, namun minyak kelapa murni yang memiliki nilai tambah
tinggi justru belum banyak dikembangkan di Indonesia. Minyak kelapa
murni terutama digunakan dalam bidang kesehatan dan kosmetik (Warisno
2003).
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman yang tumbuh di
daerah tropis dengan ketinggian di bawah 700 mdpl dan termasuk famili
Palmae. Kelapa menghasilkan buah pada umur 5-10 tahun dan produksi
buah optimum dicapai pada umur 10 tahun (Pamungkas 2006).
Palungkun (2003) menyatakan bahwa pada mulanya hanya ada dua
varietas kelapa yang dikenal, yaitu varietas dalam (tall variety) dan varietas
genjah (dwarf variety). Kelapa varietas dalam terdapat di berbagai Negara
produsen kelapa. Varietas ini memiliki batang yang tinggi dan besar,
tingginya mencapai tiga puluh meter atau lebih dan umumnya dapat
mencapai umur lebih dari seratus tahun. Sedangkan untuk kelapa varietas
genjah memiliki batang yang ramping, tinggi batang mencapai lima meter
atau lebih, masa berbuah 3-4 tahun setelah tanam, dan dapat mencapai umur
50 tahun.
Selain varietas genjah dan dalam, terdapat satu varietas kelapa lainnya
yaitu varietas kelapa hibrida. Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan
antara dua kultivar berbeda dari dua tipe kelapa ataupun antar tipe yang
sama (Hengky 1994). Menurut Baudoin (1999), kelapa hibrida komersial
adalah hasil persilangan antara tipe genjah dan dalam yang lebih mudah
diproduksi dan memungkinkan penggabungan sifat kelapa genjah yang
cepat berbuah.

Karakteristik Buah Kelapa

Buah kelapa umumnya dapat dipanen setelah 11-12 bulan sejak bunga
betina diserbuki. Buah kelapa yang normal terdiri dari beberapa bagian,
yaitu kulit luar (epicarp), sabut (mesocarp), tempurung (endocarp), kulit
daging buah (testa), daging buah (endosperm), air kelapa dan lembaga
(Palungkun 2003).

Gambar 1 Morfologi buah kelapa (Farid 2014)


4

a. Kulit luar
Merupakan bagian buah kelapa yang paling luar dan umumnya
berwarna hijau, kuning atau jingga. Permukaannya licin dan keras, tebalnya
sekitar 0.14 mm.

b. Sabut
Bagian yang berserabut ini merupakan kulit buah dari buah kelapa dan
dapat dijadikan sebagai bahan baku industri, seperti karpet, sikat, keset,
bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain. Selain itu, sabut kelapa dapat
dijadikan pupuk dengan cara dibakar.

c. Tempurung
Tempurung terletak di bagian dalam kelapa setelah sabut. Tempurung
merupakan lapisan yang keras yang memiliki ketebalan 3-5 mm. Sifat
kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat di tempurung
tersebut.

d. Kulit daging buah (testa)


Kulit daging buah akan terlihat setelah bagian tempurung kelapa
dikupas. Kulit tersebut berwarna coklat dan membungkus seluruh daging
buah kelapa. Kulit ini umumnya dibuang ketika daging buah akan diolah
karena jika kulit tersebut diikutkan pada pengolahan minyak akan
menyebabkan minyak berwarna coklat dan menurunkan kualitas minyak
kelapa.

e. Daging buah
Daging buah kelapa berwarna putih, lunak, dan tebalnya sekitar 8-10
mm. Daging buah kelapa ini merupakan sumber protein yang penting dan
mudah dicerna. Jumlah protein terbesar terdapat pada kelapa yang setengah
tua, sedangkan kandungan kalorinya mencapai maksimal ketika buah sudah
tua.

f. Air kelapa
Buah kelapa yang terlalu muda belum memiliki daging buah, yang ada
hanya air yang disebut air degan. Air kelapa muda ini rasanya manis,
mengandung mineral 4%, gula 2%, abu dan air. Bila buah makin tua, maka
kemanisan airnya semakin berkurang. Jumlah air kelapa dari jenis kelapa
dalam lebih banyak daripada jenis hibrida. (Palungkun 2003).

Pengupasan Kulit Daging Buah (Testa) Kelapa Secara Manual

Menurut data BPS (2014) tentang “Konsumsi Rumah Tangga


Komoditas Perkebunan Tahun 2010-2014”, jumlah konsumen komoditas
kelapa menempati posisi kedua setelah gula pasir. Hal tersebut menunjukan
bahwa kelapa merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia, khususnya ibu rumah tangga. Bagian buah kelapa
5

yang dimanfaatkan adalah daging buah kelapa sehingga bagian testa harus
dihilangkan terlebih dahulu.
Pengupasan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memisahkan kulit dengan daging buah. Pengupasan tidak mengubah bentuk
dari kondisi kimia produk yang akan dikupas. Terdapat beberapa metode
untuk mengupas testa dari daging buah kelapa. Cara pengupasan terbagi
menjadi 2 yaitu pengupasan manual dengan tangan, dan pengupasan
mekanik. Metode pengupasan manual dengan menggunakan pisau dapur
sudah umum digunakan para ibu rumah tangga. Selain pisau dapur, pisau
yang umum digunakan untuk mengupas kulit wortel pun umum digunakan
sebagai alat bantu untuk mengupas testa dari kelapa. Metode manual untuk
mengupas testa kelapa dapat menyebabkan risiko kecelakaan berupa tangan
yang tergores pisau. Selain risiko kecelakaan, metode pengupasan dengan
metode manual dapat memperlambat waktu proses produksi jika kelapa
tersebut diolah. Pengupasan testa kelapa secara mekanik adalah dengan
menggunakan mesin drum berputar. Prinsip kerja drum berputar adalah
menggunakan gesekan antara kelapa dengan drum serta gesekan antar
kelapa (Putra 2015).

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian “Modifikasi Mesin Pengupasan Testa Kelapa” ini dilakukan


di Bengkel Daud Teknik, Desa Cibeureum, Bogor. Penelitian ini dilakukan
dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2016.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan untuk pembuatan mesin pengupas testa kelapa


adalah motor listrik, gearbox, sabuk, puli, poros, besi batang, besi plat, dan
bantalan. Selain itu, daging buah kelapa utuh yang masih memiliki testa
digunakan sebagai bahan pengujian.
Alat perbengkelan yang digunakan dalam pembuatan mesin pengupas
testa kelapa adalah peralatan bengkel seperti penggaris, pemotong plat besi,
pelipat plat besi, bor, gerinda, kikir, palu, tang jepit, las listrik ataupun las
karbit. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pengujian kinerja ini
adalah meteran, jangka sorong, timbangan digital, multimeter, stopwatch,
tachometer. Pembuatan konsep desain dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak “AutoCAD 2013”.

Tahapan Penelitian

Penelitian Pendahuluan
Kulit daging buah kelapa terdapat pada bagian setelah tempurung
kelapa. Kulit daging buah kelapa (testa) merupakan kulit yang menempel
pada bagian daging buah kelapa (Palungkun 2003). Testa umumnya
6

berwarna coklat dan dibuang ketika daging buah akan diolah. Karena jika
testa tersebut ikut terolah pada pengolahan minyak akan menyebabkan
minyak berwarna coklat. Penelitian (Putra 2015) telah dilakukan dengan
rancangan mesin yang sama namun dengan kapasitas drum 20 buah, dan
dimensi drum pengupas memiliki panjang 700 mm diameter 600 mm.
Penelitian terdahulu menghasilkan 72 buah kelapa terkupas dalam waktu
satu jam dengan kecepatan putar mesin 60 rpm. Mengacu pada hasil
penelitian terdahulu maka dilakukan pengkajian ulang untuk meningkatkan
kapasitas produksi, memperbesar dimensi serta meningkatan hasil
pengupasan perjam.

Identifikasi Masalah
Pengupasan testa kelapa (Putra 2015) perlu diperbaiki pada bagian
drum pengupasan. Waktu pengupasan pada penelitian sebelumnya tidak
jauh berbeda dengan metode manual. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan menganalisis kembali apa yang menjadi permasalahan serta
kekurangan dari penelitian terdahulu tersebut sehingga hasil modifikasi
dapat mempermudah pekerjaan pengupasan testa kelapa. Oleh karena itu,
perlu dilakukan perancangan dan pengujian kinerja terhadap hasil
modifikasi yang akan digunakan untuk mengupas testa kelapa.

Perumusan Konsep Desain


Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada, maka
dirumuskan konsep desain pada penelitian ini yang bertujuan untuk
memperbaiki kinerja dari penelitian sebelumnya. Dalam tahapan ini
dihasilkan beberapa desain fungsional dan desain struktural. Rancangan
fungsional yang didesain adalah fungsi pengupasan testa kelapa. Fungsi ini
dilakukan oleh drum pengupas yang akan bergesekan dengan testa kelapa.
Ukuran plat stainless steel berlubang yang digunakan pada penelitian (Putra
2015) berdiameter 10 mm sehingga hasil pengupasan kurang baik dimana
terdapat susut pada bagian daging buah kelapa. Pada penelitian ini diameter
plat stainless steel berlubang diperkecil menjadi 5 mm.

Analisis Teknik
Analisis teknik dilakukan untuk pemilihan bahan dari komponen
mesin dan kebutuhan daya. Mesin pengupas testa kelapa yang dianalisis
adalah mesin pengupas testa kelapa yang telah dirancang oleh Putra (2015)
Komponen dari bahan yang digunakan penelitian terdahulu seperti rangka
mesin menggunakan besi hollow berukuran 40 x 40 mm tebal 1.5 mm, drum
pengupas menggunakan plat stainless steel belubang dengan ukuran 10 mm,
kapasitas pengupasan 20 buah sekali pengoperasian selama 15 menit.
Berdasarkan data tersebut dilakukan modifikasi mesin pengupasan testa
kelapa dimana kapasitas dum pengupasan diperbesar dari 20 buah menjadi
40 buah. Berdasarkan rancangan (Putra 2015) dan hasil modifikasi yang
diharapkan dilakukan analisis kembali. Aspek-aspek yang perlu dianalisis
adalah:
7

1. Bahan dari komponen mesin


Perhitungan bahan yang digunakan mengacu pada buku “Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin” (Sularso dan Kiyokatsu 2008).
Komponen yang telah diperhitungkan kebutuhannya adalah poros, pasak,
bantalan, sabuk dan puli, serta roda gigi

2. Analisis kebutuhan daya


Analisis ini bertujuan untuk menentukan daya minimum yang
dibutuhkan dalam mengupas testa kelapa dengan mesin yang sudah didesain
mekanisme kerjanya. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan
tersebut adalah sebagai berikut:

(1)
Keterangan: P = Daya mesin penggerak (kW)
T = Torsi putar (Nm)
= Kecepatan sudut (rad/s)

Setelah dilakukan analisis maka perlu dilakukan modifikasi.


Modifikasi yang akan dilakukan hanya pada komponen tertentu, terutama
pada komponen yang bekerja kurang optimal pada saat dioperasikan.
Komponen yang akan dimodifikasi adalah rangka dan drum pengupas testa
kelapa.

Gambar Teknik
Gambar teknik merupakan gambar konseptual dari mesin yang dibuat
dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan analisis teknik. Gambar
teknik juga merupakan media komunikasi kepada pihak manufaktur jika alat
atau mesin akan dipabrikasi.
Pembuatan Prototipe
Pembuatan hasil rancangan mesin atau rancangan umumnya dalam
bentuk gambar teknik akan dibuat prototipenya di bengkel konstruksi.
Prototipe ini harus dipastikan dapat diuji sesuai rancangan yang telah dibuat.
Uji Fungsional Mesin
Pada tahap ini prototipe yang telah dibuat akan diuji apakah sesuai
dengan fungsi yang telah dirancang.

Uji Kinerja Mesin


Setelah semua fungsi dari mesin sesuai dengan hasil rancangan,
kemudian tahap selanjutnya adalah pengujian kinerja mesin. Pada tahap ini
akan dilakukan pengambilan data yang terdiri dari kapasitas pengupasan,
waktu pengupasan, ketebalan testa, serta efisiensi dan efektivitas dari hasil
pengupasan. Pengambilan data yang dimaksudkan dalam tahap pengujian
kinerja antara lain :
8

1. Kapasitas pengupasan
Kapasitas mesin dihitung dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
mesin pengupas testa kelapa dalam mengupas satu buah kelapa per
menit.

2. Waktu pengupasan
Waktu pengupasan dalam pengujian ini ditentukan selama 15 menit, 25
menit, dan 35 menit. Penentuan waktu pengupasan ditujukan untuk
mengetahui banyaknya daging buah kelapa yang terkupas testanya
selama waktu pengupasan yang telah ditetapkan.

3. Ketebalan pengupasan testa kelapa


Ketebalan pengupasan testa kelapa diperoleh dari selisih antara
diameter kelapa sebelum dikupas dan setelah dikupas. Pengukuran
diameter daging buah kelapa dilakukan dengan mengukur diameter
horizontal dan vertikal daging buah kelapa, selanjutnya kelapa diberi
tanda dengan benang woll berwarna. Tujuan dari pemberian benang
woll berwarna ini adalah untuk memberi tanda pada kelapa pertama
sampai kelapa ke-40. Setiap kelapa diberi benang dengan warna yang
berbeda dengan menggunakan jarum yang dikaitkan dengan benang
penanda tersebut, lalu jarum ditusukan kedalam kelapa dari satu sisi
menembus sisi lainya secara vertikal. Kelapa yang belum dikupas
diukur terlebih dahulu diameternya, kemudian kelapa tersebut
dimasukan kedalam mesin pengupas selama 15 menit. Setelah itu
kelapa tersebut kembali diukur diameternya. Diameter kelapa sebelum
dikupas dikurangi diameter kelapa setelah dikupas pada waktu 15 menit
tersebut. Cara yang sama dilakukan pada pengupasan kelapa 25 menit
dan 35 menit.

4. Kinerja Mesin
Kinerja mesin adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan suatu
indikator tertentu seperti seberapa banyak kuantitas hasil pengupasan,
dengan penilaian berdasarkan daging kelapa yang terkupas utuh, tidak
utuh, dan gagal. Parameter penilaian tersebut akan dijelaskan lebih
lanjut dalam hasil dan pembahasan.

5. Kualitas pengupasan
Kualitas pengupasan adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target telah tercapai, dimana semakin besar presentase target yang
dicapai semakin tinggi kualitas pengupasannya. Kualitas pengupasan
mesin pengupasan adalah jumlah banyaknya kelapa yang terpisah
sempurna dari testanya.
9
Mulai

Identifikasi masalah

Data dan
informasi
penunjang

Penelitian
Pendahuluan

Perumusan dan pengajuan


konsep desain

Evaluasi dan uji konsep


desain

Tidak
Berhasil
Ya
Analisis teknik atau
perhitungan perancangan
desain mesin

Gambar
teknik

Pembuatan
prototipe

Uji
fungsional
mesin

Tidak
Berhasil

Ya

Uji kinerja mesin

Tidak
Berhasil

Ya

Selesai
.

Gambar 2 Diagram alir tahapan penelitian

ANALISIS DESAIN

Hasil rancangan mesin pengupas testa kelapa milik Putra (2015)


adalah penyambungan antar komponen mesin menggunakan las listrik dan
mur baut. Sambungan las adalah sambungan antara dua atau lebih
permukaan logam dengan cara mengaplikasikan pemanas lokal pada
permukaan benda yang akan disambung (Andesko 2014). Mesin ini
memiliki panjang total 900 mm, lebar total 710 mm dan tinggi total 1000
mm. Mesin ini menggunakan motor listrik dengan daya 1 hp dan 1450 rpm
sebagai penggeraknya. Daya motor listrik tersebut ditentukan dari
perhitungan kebutuhan daya setiap komponen yang telah dihitung
sebelumnya. Sambungan las listrik digunakan pada bagian sambungan yang
permanen seperti bagian rangka, drum, silinder penyangga dan bak air,
sedangkan pada bagian yang dapat dibongkar pasang menggunakan
10

sambungan mur dan baut. Drum menggunakan plat stainless steel berlubang
dengan ketebalan 1 mm dengan diameter lubangnya 10 mm sebagai pisau
pengupas. Mesin hasil rancangan Putra (2015) mampu mengupas 18 kelapa
dalam kapasitas 20 buah selama 15 menit dengan ketebalan testa kelapa
yang terkupas sebesar 0.4 mm di kecepatan putar 60 rpm.
Hasil rancangan Putra (2015) ini dimodifikasi dengan tujuan
menyempurnakan penelitian tersebut. Adapun modifikasi yang dilakukan
adalah memperbesar kapasitas produksi dengan memperbesar ukuran drum,
dan memperkecil ukuran lubang plat stainless steel berlubang. Kapasitas
yang diharapkan yaitu mesin mampu mengupas 40 buah kelapa dalam sekali
proses pengupasan. Analisis ulang rancangan fungsional dan rancangan
struktural perlu dilakukan agar pengoperasian mesin pengupasan bekerja
dengan baik.

Rancangan Fungsional

Fungsi utama dari mesin pengupas testa kelapa ini tidak berbeda dari
penelitian Putra (2015), yaitu mampu mengupas testa kelapa. Fungsi lainnya
adalah membersihkan daging buah kelapa yang sudah terkupas testanya.
Agar fungsi utama dapat tercapai, maka diperlukan beberapa dukungan dari
komponen-komponen mesin. Fungsi dari setiap komponen tersaji pada
Tabel 1.
Tabel 1 Fungsi komponen-komponen mesin
No Komponen Fungsi
1 Drum Mengupas testa kelapa
Silinder Menahan kelapa agar tidak terlempar di dalam
2
penyangga drum saat drum berputar
Tempat komponen-komponen diletakkan,
3 Rangka menahan beban yang berada diatasnya dan
memberi bentuk mesin
4 Motor listrik Sumber tenaga penggerak
Transmisi daya dari motor listrik ke drum
5 Sabuk puli
berputar
6 Gearbox Mereduksi putaran motor listrik
Menampung air, membuat testa lebih mudah
7 Bak air untuk dikupas dan membersihkan daging buah
kelapa yang sudah terkupas testanya
Mekanisme pengoperasian Mesin
Cara kerja mesin pengupas testa kelapa hasil modifikasi tidak jauh
berbeda dari mesin sebelumnya, Putra (2015), yaitu operator mengisi bak
dengan air dengan ketinggian air menggenangi seperempat dari tabung
pengupasan. Daging buah kelapa yang akan dikupas testanya dimasukkan ke
dalam drum secara manual. Setelah semua daging buah kelapa masuk tutup
rapat drum pengupasan. Setelah itu, mesin dinyalakan dan testa akan
terkupas karena bergesekan dengan bagian permukaan drum dan bergesekan
pula dengan permukaan daging buah kelapa yang lain. Air pada bak
11

berfungsi untuk mencuci daging buah kelapa dan melunakkan tekstur dari
kulit kelapa. Setelah testa terkupas, kelapa di keluarkan dari dalam drum
secara manual untuk melakukan proses selanjutnya. Mekanisime
pengoperasian mesin dapat dilihat pada diagram dibawah.

Gambar 3 Skema mekanisme pengoperasian mesin

Rancangan Struktural

Rancangan struktural mesin pengupasan testa kelapa termodifikasi ini


berbeda dengan mesin pengupas sebelumnya oleh Putra (2015). Mesin
pengupas testa yang telah termodifikasi diharapkan mampu mengupas testa
kelapa sebanyak 40 butir kelapa dalam sekali pengoperasian mesin. Rata-
rata berat kelapa adalah 0.76 kg dapat dilihat pada Lampiran 8. Durasi
pengupasan diharapkan lebih singkat dibandingkan dengan pengupasan
manual dan pengupasan mesin oleh Putra (2015). Daging buah kelapa yang
dikupas memiliki dimensi relatif seragam. Diameter rata-rata daging buah
kelapa sebesar 105 mm. Arah pengukuran diameter kelapa dapat dilihat
pada Gambar 3, dimana d1 merupakan diameter horizontal daging buah
kelapa dan d2 merupakan diameter vertikal daging buah kelapa. Hasil
pengukuran diameter daging buah kelapa dapat dilihat pada Lampiran 4.
12

Gambar 4 Arah pengukuran diameter kelapa (Putra 2015)


Rata-rata tebal testa sebesar 0.034 mm. Posisi titik pengukuran tebal
testa yaitu dengan mengukur d1 dan d2 menggunakan jangka sorong. Data
hasil pengukuran tebal testa kelapa dapat dilihat pada Lampiran 3. Dengan
data karakteristik yang dimiliki oleh buah kelapa tersebut, maka perlu
diperhitungkan komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan
mesin pengupas testa kelapa ini agar mencapai kapasitas produksi yang
diinginkan.
Penentuan Daya Motor Penggerak
[Diketahui]
Jumlah kelapa yang akan dikupas = 40 butir
Berat kelapa yang akan dikupas = 40 butir
berat rata-rata kelapa = 0.76 kg : massa kelapa = 30.42 kg
Koefisien gesek antara kelapa dengan plat stainless steel = 0.234
Ukuran drum = Diameter = 600 mm ; panjang drum = 1200 mm
Kecepatan putar mesin diatur 60 rpm = 1 rps
[Daya untuk mengangkat kelapa]
W= mkelapa x g
= 30.42 x 9.81
= 298.42 N
[Daya untuk mengangkat air]

Gambar 5 Juring
13

L Juring =

=
= 714. 35 cm2
L AOB =
=
=
= 449.35 cm2
Luas terendam air = L Juring AOB – L AOB
= 714.35 – 449.35
= 265 cm2
V terendam air = Luas terendam air x panjang drum
= 265 x 120
= 31800 cm3
= 0.0318 m3
Daya angkat air =
=
= 311.958 N

[Gaya sentifugal]
Fsentrifugal =

= (30.42 x ( 2 x π x n x r )2)
0.3
= (30.42 x ( 2 x π x 1 rps x 0.3)2)
0.3
= 360.28 N
Fgesek = µ x N
= 0.234 x (Fsentrifugal + W + Wair)
= 0.234 x (360.28 + 311.985 + 298.42)
= 227.140 N
[Torsi]
T = Fgesek x r
= 227.140 x 0.3
= 68.142 Nm
[Daya yang dibutuhkan]
P=Txω
= 68.142 x (2 x π x n)
= 68.142 x (2 x π x 1)
= 427.931 W = 0.427 kW
= 0.572 hp < 1 hp
14

Daya motor penggerak mesin pengupas testa kelapa minimal


menggunakan motor dengan daya sebesar 0.572 hp. Sehingga motor yang
digunakan sebagai penggerak mesin pengupas testa kelapa ini menggunakan
motor listrik dengan daya sebesar 1 hp.
Penentuan Ukuran Drum
Pada tahapan modifikasi ini penentuan ukuran drum pengupas testa
kelapa sangat diperhatikan. Ukuran drum pengupas testa kelapa hasil
modifikasi ini lebih besar dari ukuran drum pengupas testa kelapa pada
penelitian terdahulu. Dengan memperbesar ukuran drum maka kapasitas
drum juga meningkat. Drum pengupas testa kelapa terbuat dari plat stainless
steel berlubang dengan ukuran lubang 10 mm. Ukuran drum ditentukan
berdasarkan karakteristik buah kelapa dan ukuran diameter kelapa. Ukuran
diameter kelapa rata-rata adalah 10.5 cm sehingga untuk mendapatkan 40
butir kelapa dibuat drum dengan ukuran panjang 1 200 mm dan diameter
600 mm.Kapasitas drum pengupasan sebelum dan sesudah modifikasi dapat
dilihat pada gambar 6 dan 7. Ukuran drum di dapat dari perhitungan
sebagai berikut:

Panjang busur AOB =

=
= 47.62 cm
Jumlah buah dalam drum =
=
= 11 butir
Jumlah buah dalam 1 baris =
=
= 5 butir
Kapasitas buah dalam drum = 11 x 5 = 55 buah
15

Gambar 6 Drum setelah Gambar 7 Drum sebelum


dimodifikasi dimodifikasi
Penentuan Rangka Mesin
Kerangka mesin terbuat dari besi hollow yang berfungsi sebagai
penegak dan penahan beban dengan ukuran 40 x 40 mm dan tebal 1.5 mm.
Rangka mesin pengupas testa kelapa memiliki dimensi panjang 1200 mm,
lebar 720 mm dan tinggi 1000 mm.
Penentuan Diameter Poros Drum
Penentuan diameter poros drum ini dilakukan untuk mendapatkan
ukuran poros yang akan digunakan pada saat mesin pengupas dioperasikan.
Poros yang digunakan sebagai penggerak drum menggunakan baja karbon
konstruksi mesin S40C yang memiliki kekuatan tarik maksimum sebesar 55
kg/mm2. Diameter poros yang digunakan pada modifikasi mesin pengupas
testa kelapa sebesar 32 mm dan diameter bantalan 35 mm dengan alur pasak
7 mm x 4 mm x 0.4 mm. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Penentuan Silinder Penyangga
Silinder penyangga berfungsi untuk menahan kelapa agar tidak
terlempar di dalam drum. Slinder penyangga yang digunakan pada
penelitian (Putra 2015) diameter 250 mm dan panjang 700 mm. Silinder
penyangga yang digunakan memiliki fungsi sama dengan hasil modifikasi
hanya saja dilakukan perubahan dimensi dalam modifikasi. Perubahan
dimensi slinder penyangga diperbesar dengan mempertimbangkan diameter
kelapa dan jarak slinder dengan drum pengupas, tujuan dari memperbesar
ukuran slinder agar tidak ada daging buah kelapa yang tertekan. Adanya
silinder penyangga hasil modifikasi ini membuat ukuran dari silinder
penyangga memiliki diameter 350 mm dan panjang 1200 mm. Hasil ini
didapat dari perhitungan dimana r (jari-jari) dari drum pengupas adalah 300
mm, r (jari-jari) slinder penyangga 17.5 mm. Jarak antara penyangga dan
drum pengupas sebesar 12.5 mm, diameter kelapa yang masuk kedalam
drum pengupas sebesar 10.5 mm sehingga masih memiliki jarak ruang
antara kelapa dengan drum dan kelapa dengan slinder. Gambar slinder dapat
dilihat digambar 8.
16

Gambar 8 silinder penyangga


Penentuan Bak Penampung Air
Bak penampung air pada mesin pengupas testa kelapa berfungsi untuk
melunakkan testa sehingga testa dapat terkupas dengan mudah. Selain itu,
bak penampung air juga berfungsi untuk mencuci daging kelapa yang sudah
dikupas testanya sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Bak air dibuat
dari plat stainless steel dimana pada bagian bawahnya diberikan lubang
pengeluaran. Lubang pengeluaran berfungsi untuk membuang air setelah
pengupasan selesai. Plat stainless steel yang digunakan adalah tipe 304
dengan tebal plat 1.2 mm dan dengan kekuatan tarik 621 MPa. Lubang
pengeluaran air dibuat dari nipel dengan ukuran 1 inci dengan penutupnya
terbuat dari Dop Galvanis (Penutup aliran air pada ujung pipa dari jenis
galvanis dengan menggunakan drat).
Penentuan Trasmisi Sabuk-V
Sabuk yang digunakan untuk mentransmisikan daya dari puli gearbox
menuju puli poros drum pengupas menggunakan transmisi sabuk dan puli
yang telah ditentukan pada kecepatan putar 60 rpm dari drum. Perhitungan
transmisi sabuk-V dari gearbox ke drum dapat dilihat pada Lampiran 3.
Jarak sumbu poros antara drum pemutar ke gearbox sebesar 500 mm. Selain
itu, sistem transmisi daya dari motor ke gearbox menggunakan sabuk tipe A
dengan diameter puli penggerak sebesar 4 inci dan diameter puli yang
digerakkan sebesar 5 inci dengan jarak antara sumbu poros gearbox ke
motor listrik sebesar 450 mm. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Uji kinerja mesin
Setelah semua fungsi mesin sesuai dengan hasil rancangan, tahap
selanjutnya adalah pengujian kinerja mesin. Pada tahap ini dilakukan
pengamatan serta menguji mesin dengan kapasitas yang lebih besar dari
kapasitas mesin pengupas testa kelapa sebelumnya oleh Putra (2015). Data
yang diamati berupa waktu pengupasan testa kelapa, serta ketebalan testa
kelapa yang terkupas.
17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdaasarkan hasil survei dilapang kapasitas pengupasan secara


manual dengan bantuan pisau tersebut adalah sebanyak 6 butir daging buah
kelapa setiap 5 menit, dan selama 1 jam secara manual mampu mengupas
kelapa sebanyak 72 kelapa. Pengupasan manual dilakukan dengan menekan
pisau ke bagian testa. Tekanan yang diberikan pada permukaan daging buah
kelapa harus diperhatikan dikarenakan akan memengaruhi hasil kupasan.
Pengupas manual dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Pengupasan testa
kelapa membutuhkan keahlian khusus karena pada proses ini dapat
menimbulkan risiko yang cukup tinggi seperti terkena pisau saat melakukan
pengupasan.

Gambar 9 alat pengupas testa manual Gambar 10 cara pengupasan testa


manual
Testa kelapa perlu dikupas agar hasil pengolahan selanjutnya lebih
baik terutama dalam pengolahan daging buah kelapa dan menjadi minyak
kelapa (Palungkun 2003). Daging buah kelapa yang tidak dikupas testanya
akan terlihat pada Gambar 11. Pada gambar tesebut terdapat bintik-bintik
hitam pada parutan kelapa sehingga mempengaruhi pembuatan santan
kelapa.

Gambar 11 Hasil parutan kelapa tanpa dikupas testa


18

Hasil Rancangan Mesin

Hasil rancangan modifikasi mesin pengupas testa kelapa dapat dilihat


pada Gambar 10. Mesin hasil modifikasi ini memiliki dimensi panjang total
1 200 mm, lebar total 710 mm dan tinggi total 1000 mm ketajaman pisau
0.165 mm dapat dilihat pada lampiran 14. Jarak antara lubang plat stainless
steel 3 mm dan jarak antar kelapa 10.3 mm. Mesin ini menggunakan motor
listrik dengan daya 1 hp dan 1 450 rpm sebagai penggeraknya. Daya motor
listrik tersebut ditentukan dari perhitungan daya yang telah dihitung
sebelumnya. Mesin hasil modifikasi ini dioperasikan oleh satu orang
operator. Mesin hasil modifikasi pengupas testa kelapa dapat dilihat pada
Gambar 12

Gambar 12 Mesin pengupas testa kelapa

Uji Kinerja Mesin

Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan desain modifikasi


sebuah mesin pengupas testa kelapa. Mesin pengupas testa kelapa
digerakkan dengan menggunakan motor listrik 1 hp dan putaran disalurkan
dengan menggunakan pulley dan belt. Motor berfungsi untuk memutar
drum, pada bagian dalam drum pengupas terdapat drum penyangga. Adanya
drum penyangga tujuan untuk menjaga agar daging buah kelapa beraturan
saat drum berputar. Drum pengupas terbuat dari plat stainless steel
berlubang 5 mm dengan jarak antar lubang 3 mm. plat stainless steel
berlubang berfungsi sebagai pengupas testa kelapa. Model drum pengupas
sesudah dimodifikasi mempunyai kapasitas dua kali lebih besar yaitu 40
butir daging buah kelapa sekali pengupasan. Mesin hasil modifikasi dan
sebelum modifikasi dapat dihat pada gambar 13 dan 14.
19

Gambar 13 Sebelum dimodifikasi Gambar 14 Setelah dimodifikasi


(Putra 2015)
Pengujian mesin pengupas testa kelapa yang kecepatan putar nya telah
ditentukan yaitu 60 rpm dan kapasitas 40 buah kelapa dimasukan kedalam
drum pengupasan. Waktu pengupasan dari mesin ditentukan selama 15, 25
dan 35 menit. Data hasil pengujian pengupasan testa disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pengujian pengupasan testa

Rata-rata
Rata –rata
Rata- rata jumlah
jumlah
tebal testa kelapa
Kecepatan Kapasitas Waktu kelapa
yang tidak
(rpm) Drum (menit) terkupas
terkupas terkupas
sempurna
(mm) sempurna
(buah)
(buah)
40 15 1.4 38 2
60 40 25 2.2 39 1
40 35 3.05 40 0

Berdasarkan Tabel 2 Waktu pengupasan testa kelapa berbanding lurus


dengan tebal testa kelapa yang terkupas. Hal ini karena semakin lama waktu
pengupasan maka semakin tebal juga testa kelapa yang terkupas. Semakin
banyak kelapa bergesekan dengan plat dan dengan kelapa lain maka testa
yang terkupas akan semakin banyak. Hal ini sesuai dengan sistem kerja
desain mesin Putra (2015) yang menggunakan prinsip gaya gesek dalan
pengupasan testa kelapa.
20

Pembahasan perbandingan hasil pengupasan testa kelapa sebelum dan


sesudah dimodifiasi bisa dilihat pada tabel 3 dan 4.
Tabel 3 Perbedaan sebelum dan sesudah modifikasi

Bagian Sebelum Modifikasi Sesudah Modifikasi

Kapasitas 72 Buah / Jam 152 Buah / Jam

Panjang Drum 900 mm 1200 mm

Tinggi Pisau Pengupas 0.248 mm 0.165 mm

Ukuran Lubang Plat 10 mm 5 mm

Tabel 4 Rata - rata hasil pengupasan testa kelapa

Alat/ mesin Waktu Jumlah buah Kinerja Ketebalan hasil


yang dikupas mesin pengupasan

Manual 5 6 buah Manual 2 mm


menit 6 buah

Penelitian 15 20 buah 18 buah 2 mm


(Putra 2015) menit

Hasil 15 40 buah 38 buah 1.4 mm


Modifikasi menit

Kinerja pengupasan bertujuan untuk mengetahui kuantitas hasil


pengupasan, dengan penilaian berdasarkan testa kelapa yang terkupas, atau
jumlah kelapa yang tidak terkupas. Pengupasan secara manual mampu
mengupas sebanyak 6 buah kelapa selama 5 menit. Hasil pengupasan (Putra
2015) mampu mengupas kelapa sebanyak 18 buah kelapa selama 15 menit.
Sementara hasil penelitian ini mampu mengupas kelapa sebanyak 38 buah
selama 15 menit. Hasil pengupasan pada penelitian ini mampu
meningkatkan hasil pengupasan baik dari waktu, kinerja mesin maupun dari
kualitas hasil pengupasan.
Kualitas hasil pengupasan berbanding terbalik dengan waktu
pengupasan mesin. Pada waktu 15 menit diperoleh tebal testa yang terkupas
sebesar 1.4 mm, pada waktu 25 menit diperoleh tebal testa yang terkupas
sebesar 2.2 mm, dan pada waktu 35 menit diperoleh tebal testa yang
terkupas sebesar 3.05 mm. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama waktu
pengupasan maka tebal testa yang terkupas juga semakin tebal sehingga
kurang efektif karena daging kelapa juga ikut terkupas. Kualitas hasil
pengupasan secara manual selama 5 menit didapat sebesar 1.966 mm sama
pada penelitian (Putra 2015) didapat hasil pengupasan sebesar 1.966 mm.
Hasil ini didapat setelah ketebalan kulit testa dikupas dikurang dengan
21

ketebalan testa kelapa. Kualitas hasil pengupasan pada hasil modifikasi ini
lebih efektif karena hasil ketebalan dikurang dengan tebal testa kelapa
didapat 1.366 mm.
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, seperti kelapa yang
tidak terkupas dan kelapa pecah saat pengupasan. Faktor – faktor yang
menyebabkan kelapa tidak terkupas atau kelapa pecah saat pengupasan
disebabkan banyak hal seperti : Pertama kecepatan putar mesin. Kecepatan
putar pada penelitian (Putra 2015) menggunakan perbedaan kecepatan putar
yaitu 50 rpm, 60 rpm dan 70 rpm. Pada kecepatan putar 70 rpm, didapat
bahwa jumlah kelapa yang dimasukkan lebih banyak maka akan terdapat
kelapa yang akan pecah. Hal tesebut terjadi dikarenakan kecepatan putar
dari drum yang sangat cepat, membuat kelapa berputar dengan cepat dan
menghasilkan gaya sentrifugal yang besar yang menyebabkan kelapa pecah.
Selain itu, jumlah kelapa yang banyak apabila diputar pada kecepatan yang
cukup tinggi maka akan membuat kelapa terlempar karena ruang sedikit dan
kecepatan cukup tinggi dan banyak air yang terbuang akibat kecepatan putar
drum yang cukup cepat. Kecepatan 50 rpm dan 60 rpm merupakan
kecepatan yang baik untuk mengupas dikarenakan hasil kelapa yang pecah
sedikit. Kelapa yang pecah pada kecepatan 50 rpm dan 60 rpm disebabkan
sudah terdapat retakan pada kelapa. Retakan pada kelapa terjadi akibat gas
yang masih dihasilkan kelapa setelah dikupas batok kelapanya (Putra 2015).
Faktor kedua dilihat dari drum pengupasan, pada penelitian ini drum
yang digunakan bahannya adalah terbuat dari plat stainless steel berlubang
dengan ukurang lubang 5 mm, ukuran plat stainless steel berlubang ini lebih
kecil dari drum pengupasan yang digunakan pada penelitian (Putra 2015).
Pemilihan plat stainless steel berlubang ini mempengaruhui dari hasil
pengupasan, dimana semakin besar ukuran plat stainless steel berlubang
maka hasil penguasan semakin tebal. Pada penelitian Putra (2015) yang
menggunakan plat stainless steel berlubang dengan ukuran lubang 10 mm
menghasilkan ketebalan testa kelapa yang dikupas sebesar 0.2 mm,
sementara pada hasil modifikasi ini dengan menggunakan plat stainless steel
berlubang ukuran 0.5 mm menghasilkan ketebalan testa yang terkupas
sebesar 0.14 mm.
Faktor terakhir adalah Jarak antara silinder penyangga dengan drum
pengupasan. Slinder penyangga berfungsi untuk menahan kelapa agar tidak
terlempar di dalam drum. Ukuran slinder penyangga bisa diatur dan
disesuaikan dengan diameter kelapa yang akan masuk kedrum. Pada
penelitian (Putra 2015) ukuran slinder penyangga yang digunakan adalah
diameter 250 mm dan panjang 700 mm, sedangkan pada hasil modifikasi
ini slinder penyangga menggunakan ukuran diameter 350 mm dan panjang
1200 mm. Jika jarak slinder penyangga lebih kecil atau lebih besar dari
drum kemungkian kelapa yang terkupas tidak akan rata. Hal ini
dikarenakan adanya tahanan pada saat gesekan antara kelapa dengan kelapa
dan gesekan kelapa kedrum pengupasan.
22

Perhitungan Biaya Pembuatan Mesin dan Biaya Pokok


Pengupasan

Selain untuk mencapai tujuan pengupasan yang baik, mesin yang


dirancang juga harus memenuhi kriteria biaya yang ekonomis. Hal yang
mendasari tujuan tersebut adalah kondisi produsen pengolahan kelapa agar
tetap mendapatkan keuntungan. Rincian biaya pembuatan mesin pengupas
testa kelapa tersaji pada tabel dibawah ini. Mesin pengupas testa yang
dirancang memiliki rincian biaya yang terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5 Rincian biaya pembuatan mesin pengupas testa kelapa
No Nama Material Jumlah Harga (Rp)
Plat stainless steel berlubang 1
1 Berukuran p = 2440 mm, l = 1220 mm lembar 700,000
Plat stainess steel penyangga 1
2 P = 1200 mm, diameter = 350 mm lembar 800,000
3 Rangka mesin 1 500,000
1
4 As stainless steel (32 mm) panjang 1.2 m batang 500,000
5 Pilow block 2 120,000
6 Motor listrik (1 Hp) 1 1,200,000
7 Gearbox (ratio 1:10) 1 1,000,000
8 Sabuk 1 40,000
9 Puli 4 100,000
10 Mur dan baut 24 40,000
11 Biaya perakitan dan pengecatan 1,000,000
Jumlah 6,000,000

Biaya untuk membuat satu unit mesin pengupas testa kelapa sebesar
Rp 6.000.000 dan harga jual yang ditetapkan yaitu Rp 7.000.000 sehingga
terdapat keuntungan sebesar 16 % yaitu sekitar Rp 1.000.000
Biaya pokok untuk mengupas testa kelapa per buah yaitu Rp
80,93/buah. Biaya pengupasan tersebut lebih murah dbandingkan dengan
pengupasan manual dan pengupasan pada penelitian (Putra 2015).
Pengupasan manual membutuhkan biaya Rp 100/buah. Pengupasan pada
penelitian (Putra 2015) sebesar Rp. 91.9/buah. Perhitungan biaya pokok
dapat dilihat pada Lampiran 10.
23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Kapasitas dari mesin pengupas testa kelapa hasil rancangan lebih besar
dibandingkan dengan penelitan Putra (2015). Kapasitas dari penelitian
ini sebanyak 38 buah selama 15 menit, sedangkan penelitian sebelumnya
sebanyak 18 buah selama 15 menit, dan manual didapat sebanyak 18
buah selama 15 menit.
2. Kinerja dari modifikasi mesin pengupasan testa kelapa mampu
mengupas sebanyak 38 buah dari kapasitas 40 buah, dan kualitas hasil
pengupasan testa kelapa didapat 1.4 mm tetsa yang terkupas.
3. Waktu yang tepat untuk pengupasan testa kelapa adalah di menit ke 15
dimana rata-rata testa kelapa yang terkupas sebesar 1.4 mm, dan lebih
kecil dibanding pada menit 25 sebesar 2.2 mm terkupas, dan dimenit 35
sebesar 3.05 mm terkupas.

Saran

1. Perlunya pemilihan kelapa utuh yang akan dikupas testanya dengan


mesin, karena sangat mempengaruhi kualitas hasil pengupasan.
2. Ukuran Drum berlubang (sebagai pisau pengupas) 5 mm dengan
ketajaman pisau 1.65 mm, tidak boleh lebih besar dari ukuran tersebut
karena sangat mempengaruhi hasil dari kelapa yang terkupas. Untuk
ukuran drum berlubang (sebagai pisau pengupas) dengan ukuran yang
lebih kecil dari 5 mm perlu penelitian lanjutan.
3. Kecepatan putar mesin tidak boleh lebih dari 60 rpm karena
mempengaruhi hasil pengupasan.
4. Perlu penutup untuk bak penampung air, agar air tidak berkurang saat
mesin pengupasan dijalankan.
5. Jarak antara drum penyangga dan drum utama disesuaikan dengan
ukuran diameter kelapa, jika jarak terlalu besar atau terlalu kecil sangat
memengaruhi hasil dari pengupasan.
24

DAFTAR PUSTAKA

Andesko R. 2014. Perbedaan kekuatan tarik baja karbon rendah ST 37


dengan las listrik kampuh V menggunakan bahan tambah elekrtoda
tipe RB dan tipe RD. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 1(3): 6-9
Baudouin L. 1999. Genetic Improvement of Coconut Palms. J. Current Plant
Science and Biotechnology in Agriculture, l35 : 46.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012.  Luas Tanaman Perkebunan Menurut
Propinsi dan Jenis Tanaman. Jakarta (ID): BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012.  Produksi Perkebunan Rakyat Menurut
Jenis Tanaman. Jakarta (ID): BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014.  Konsumsi Rumah Tangga Komoditas
Perkebunan Tahun 2010 – 2014. Jakarta (ID): BPS.
Farid R. 2014. TTG. Diversifikasi Produk Buah Kelapa [internet]. [diunduh
1 April 2015].
Hengky N. 1994. Beberapa Metode Analisis Kemiripan Genetika Kelapa.
Buletin Balai Penelitian Kelapa, 21 : 16.
Nurrohman M. 2016. TTG. Rancang Bangun sistem Pengupas Kulit Ari
Kelapa Otomatis Berbasis Mikrokontroler ArduinoUno [internet].
[diunduh 06 September 2016].
Pamungkas EA. 2006. Kualitas papan partikel limbah dan likuida sabut
kelapa dengan fortifikasi melamin formaldehida. [skripsi].
Bogor(ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Palungkun R. 2003. Aneka produk olahan kelapa. Jakarta: PT Penebar
Swadaya
Putra IMYD. 2015. Rancang Bangun Mesin Pengupas Testa Kelapa
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sularso KS. 2004. Dasar-Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradya Paramita.
Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Yogyakarta(ID): Kanisius IKAPI.
Hal 15.
25

LAMPIRAN
26

Lampiran 1 Perhitungan diameter poros penggerak drum


Daya yang akan ditransmisikan = 0.427 (kW) Faktor koreksi ( ) = 1
Putaran poros yang diinginkan = 60 (rpm)
Bahan poros yang diinginkan = S40C =1
2
Kekuatan tarik ( = 55(kg/mm )
=2

Daya rencana Diameter poros


(Pd) = = 0.427 x 1 = 0.427 (kW)

= {( ) x 1.2

x 2 x 6931.63

= 26.45 (mm)
≈ 32 (mm)
Momen rencana Jari-jari filet dari poros
5 bertangga
= 9.74 x 10 x = 6931.63 (kgmm)
Asumsi diameter tempat
bantalan:
= 32 (mm)

Jari – jari fillet


= (35-32)/2 = 1.5 (mm)
Tegangan lentur Konsentrasi regangan pada
2 poros bertangga
= 4.58 (kg/mm )
= = 0.047,

= = 1.094, = 1.3
27

Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak = 32 (mm) S40C

= = 0.013, = 3, Diameter poros = 32 x 35

Tegangan geser
2
= 5.1 x = 1.08 (kg/mm )

2
= 3.05 (kg/mm )

2
1.08x 2 x 1.2 = 2.6 (kg/mm )

Lampiran 2 Perhitungan Transmisi sabuk-V dari motor ke gearbox

Daya yang akan ditransmisikan (Pd) = 0.745 (kW)


Putaran poros penggerak (𝑛1) = 1450 (rpm)
Putaran poros yang digerakkan (𝑛2) = 1160 (rpm)
Perbandingan reduksi (i) = 1.25 Faktor koreksi ( ) = 1.3
Jarak sumbu poros = 450 (mm)
Diameter poros motor = 19 mm =2

Diameter poros gear box = 15 mm


=2
Bahan poros yang diinginkan = S40C
2
Kekuatan Tarik ( = 55 (kg/mm )
28

Momen rencana Daya rencana = P x fc


5
= 9.74 x 10 x = 650.56 (kgmm) = 0.745 x 1.3
= 0.9865 kW
5
= 9.74 x 10 x = 813.21 (kgmm)

Diameter poros Diameter lingkaran jarak


bagi puli
= 19 mm
= 95 (mm)
= 15 mm = = 95 x 1.25

Penampang sabuk-V : tipe A, = 95 (mm)

Diameter luar Puli


Kecepatan sabuk
=
= = 7.21 (m/s) ,
= 95 + (2 x 4.5)
= 104 (mm)
V < 30 (m/s), baik =

= 450 – ( ) = 118.75 + (2 x 4.5)


= 127.75 (mm)
= 334.13 (mm), baik
29

Diameter naf
Kapasitas daya transmisi dari satu sabuk
Dipakai tipe standar
= + 10

= 1.4625 (kW) = + 10

= 41.67 (mm)
= + 10

= + 10

= 35 (mm)
Nomor nominal dan sabuk
Panjang keliling
dalam perdagangan

= 1818 (mm)
= (2 x 450) +

= 1236.47 (mm)
Sudut kontak dan faktor koreksi
Jarak sumbu poros
= =
=
= 176.96° = 178°
= 454.5 (mm) =1

Daerah penyetelan jarak poros


Jumlah sabuk
= 20 (mm), = 40 (mm)
= = 0.51 1 buah

Tipe A No. 49, 1 buah, = 104 (mm), = 129.75(mm)

Jarak sumbu poros :


30

Lampiran 3 Perhitungan transmisi sabuk-V dari gearbox ke drum kecepatan 60 rpm

Daya yang akan ditransmisikan (Pd) = 0.745 (kW)


Putaran poros penggerak (𝑛1) = 1160 (rpm)
Putaran poros yang digerakkan (𝑛2) = 60 (rpm)
Perbandingan reduksi (i) = 1.93 Faktor koreksi ( ) = 1.3
Jarak sumbu poros = 500 (mm)
Diameter poros motor = 32 mm =2

Diameter poros gear box = 22 mm


=2
Bahan poros yang diinginkan = S40C
2
Kekuatan tarik ( = 55 (kg/mm )

Moment rencana Daya rencana


5
= 9.74 x 10 x = 8132.06 (kgmm) P x fc = 0.745 x 1.3
= 0.9865 kW
5
= 9.74 x 10 x = 15722 (kgmm)

Diameter poros Diameter lingkar jarak


bagi puli
= 22 mm
= 145 (mm),
= 32 mm
= =145 x 1.93
Penampang sabuk-V : tipe B: d min 145 mm
= 279.9 mm
31

Kecepatan sabuk Diameter luar puli

= = 0.881 (m/s) =

= 145 + (2 x 5.5)
= 156 (mm)
30 (m/s), baik
=

= 279.9 + (2x5.5)
= 291 (mm)

Diameter naf
= 500 – ( ) = 276.5 (mm), baik = + 10

= + 10

= 46.67 (mm)
= + 10

= + 10

= 63.33 (mm)

Kapasitas daya transmisi dari satu sabuk Nomor nominal dan


sabuk perdagangan
Dipakai tipe standar

= 2610 (mm)
32

Panjang keliling

Nomor nominal sabuk-V :


No. 67 L = 1702 (mm)
= (2 x 500) +

= 1677 (mm)

Jarak sumbu poros Sudut kontak dan faktor


koreksi
= =

= 653 (mm) =

= 164.61°
= 165°

= 0.96

Jumlah sabuk Daerah penyetelan poros


= = 1.06 1 buah = 35 (mm),

= 55 (mm)

Tipe B No. 67, 1 buah, = 156 (mm), = 291 (mm)

Jarak sumbu poros :


33

Lampiran 4 Tabel pengukuran diameter kelapa uji ke 1

No sebelum dikupas Kelapa setelah dikupas


Sampel (cm) Sesudah 15 menit Sesudah 25 menit Sesudah 35 menit
(cm) (cm) (cm)
d1 d2 d1 d2 d1 d2 d1 d2
1 10.93 10.92 10.6 10.57 10.5 10.47 10.4 10.29
2 9.3 10.84 9 10.83 Pecah pecah pecah pecah
3 11.5 10.51 11.2 10.3 11.5 10.04 10.57 9.77
4 9.64 10.46 9.59 10.41 9.62 10 9.33 9.7
5 10.76 10.01 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
6 11.86 9.87 11.6 9.55 11.56 9.1 10.5 8.88
7 10.96 11.25 10.47 10.86 10.46 10.7 10.34 10.57
8 10.09 10.85 9.98 10.8 9.9 10.1 9.4 10.2
9 10 10.42 9.76 10.19 9.57 9.96 9.35 9.74
10 11.97 10.75 11.8 10.55 11.9 10 11.7 9.85
11 10.36 9.75 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
12 10.91 10.8 10.7 10.49 10.5 10.35 10.26 10.12
13 10.26 10.37 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
14 10.11 10.72 9.97 10.62 9.92 10.52 9.35 9.94
15 11.3 10.73 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
16 10.3 10.73 9.9 10.35 9.84 9.9 9.46 9.46
17 10.4 10.06 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
18 11.23 10.73 11.2 10.18 11.2 9.8 10.6 9.5
19 11.33 10.76 11.3 10.72 11.2 10.1 10.9 10.5
20 9.86 10.97 9.1 10.46 Pecah pecah pecah pecah
21 10.05 10.98 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
22 9.01 9.8 8.9 9.53 8.7 8.9 8.5 9.25
23 10.8 10.6 pecah pecah Pecah pecah pecah Pecah
24 10.7 10.2 10.45 9.8 10.23 9.63 10.05 9.53
25 11.15 10.24 11.1 9.96 11 9.7 10.97 9.6
26 10.5 10.13 9.9 9.8 10.15 9.9 9.44 9.25
27 10.01 10.41 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
28 9 10.24 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
29 9.87 10.57 9.73 10.36 9.4 9.7 9.7 9.6
30 9.95 9.76 9.7 9.5 9.69 9.45 9.6 9.4
31 9.96 10.84 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
32 11.6 10.02 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
33 10.1 9.33 9.8 9.27 9.57 9 9.5 9.1
34 10.76 10.04 10.1 9.95 10.34 9.34 9.63 9.1
35 9.7 10.2 9.5 9.8 9.3 9.35 9.2 9.3
36 10.43 10.88 10.33 10.07 9.81 9.01 9.01 8.99
37 10.5 10.02 pecah pecah Pecah pecah pecah pecah
38 12.7 10.44 12.6 10.3 12.5 10.05 11.1 9.9
39 10.76 10.6 10.21 10.18 Pecah pecah pecah pecah
40 10.24 9.91 9.8 9.48 9.46 9.34 9.3 9.2
34

Lampiran 5 Tabel pengukuran diameter kelapa uji ke 2


No Sebelum dikupas Kelapa setelah Dikupas
Sampel Sesudah 15menit Sesudah 25 menit Sesudah 35
(cm) (cm) menit (cm)
d1 d2 d1 d2 d1 d2 d1 d2
1 10.1 11.35 10 10.79 9.82 10.68 9.6 10.24
2 12.2 11.5 12.05 11.11 11.72 10.65 11.65 10.13
3 10.07 9.6 9.9 9.32 9.78 9.2 9.61 9.1
4 10.8 10.2 10.62 9.98 10.43 9.8 10.23 9.57
5 12.5 11.06 12.27 10.64 12.04 10.5 11.79 10.34
6 9.23 11.77 9.1 11.32 8.98 11 8.9 10.83
7 11.7 11.4 10.95 10.81 10.6 10.59 10.45 10.42
8 11.07 11.16 10.11 10.7 10.03 10.58 9.91 10.37
9 10.36 10.68 10.12 10.21 10.01 9.94 9.83 9.78
10 12.24 10.65 11.46 10.4 pecah Pecah pecah pecah
11 10.4 11.13 10.26 10.53 10.17 10.29 10.01 10.15
12 9.6 9.1 9.51 8.83 9.37 8.83 9.19 8.3
13 9.8 10.6 9.22 9.82 9.12 9.7 9 9.67
14 9.13 10.85 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
15 10.7 10.23 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
16 10.86 10.37 10.65 10.14 10.39 9.96 pecah pecah
17 9.53 10.84 9.09 9.65 8.68 9.2 8.6 9.17
18 10.9 10.47 10.64 9.63 10.38 9.41 10.31 9.1
19 11.7 10.2 11.42 9.93 10.23 9.61 9.98 9.43
20 10.7 9.9 10.16 9.64 pecah Pecah pecah pecah
21 10.35 10.82 10.15 10.41 9.51 10.14 9.29 10.07
22 8.77 9.98 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
23 10.19 10.69 10.01 10.54 9.47 10.27 9.31 10.11
24 10.45 10.84 9.97 10.35 9.62 10.35 pecah pecah
25 9.7 10.33 9.43 10.03 9.13 9.56 9.04 9.32
26 9.8 8.3 9.7 8.01 9.5 7.9 9.3 7.7
27 10.9 12.1 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
28 11.18 11 10.99 10.52 pecah Pecah pecah pecah
29 10.42 10.65 10.22 10.44 pecah Pecah pecah pecah
30 10.66 10.66 10.4 10.47 9.86 10.12 pecah pecah
31 9.82 12.5 9.71 12.3 9.61 12.01 9.4 11.98
32 10.33 10.61 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
33 11.09 10.6 10.31 10.13 10.09 9.75 pecah pecah
34 10.47 9.78 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
35 11.62 9.35 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
36 10.44 9.56 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
37 9.83 10.09 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
38 10.33 9.87 10.11 9.51 9.87 9.15 9.63 9.1
39 10.55 10.6 pecah pecah pecah Pecah pecah pecah
40 10.71 10.48 10.42 10.32 10.26 10.15 10.17 10.03
35

Lampiran 6 Tabel pengukuran diameter uji ke 3


No Sebelum Sesudah dikupas
Sampel dikupas Sesudah 15menit Sesudah 25 menit Sesudah 35 menit
d1 d2 d1 d2 d1 d2 d1 d2
1 10.18 11.43 10 11.21 9.96 11.13 9.83 10.8
2 10.91 10.85 10.62 10.56 10.32 10.21 10.12 10
3 10.22 10.56 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
4 10.59 10.93 10.31 10.54 10.25 10.25 10.24 9.98
5 11.26 10.42 11 10.14 10.67 10.07 10.57 10
6 11.03 11.15 10.73 10.93 10.21 10.8 10.6 10.52
7 11.56 10.32 11.16 10.02 11.09 9.92 10.02 9.67
8 9.88 10.06 9.75 9.74 9.43 9.63 9.23 9.5
9 9.46 10.46 9.22 9.86 9 9.5 Pecah Pecah
10 10.82 10.76 10.51 10.53 10.41 10.13 9.92 10.11
11 10.94 11.48 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
12 10.08 10.42 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
13 13.1 10.38 12.8 10.3 pecah pecah Pecah Pecah
14 11.27 11.1 11.07 10.8 10.87 10.64 10.65 10.55
15 11.57 11.09 Pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
16 11.8 10.52 11.48 10.2 11.35 10.07 11.22 9.94
17 11.46 11.36 11.21 10.91 11.01 10.91 10.81 10.8
18 10.06 10.54 pecah pecah pecah Pecah Pecah Pecah
19 10.88 10.33 10.65 9.81 10.41 9.75 10.23 9.65
20 10.43 10.91 10.13 10.5 pecah pecah Pecah Pecah
21 9.9 10.46 9.71 10.17 9.41 9.97 9.25 9.75
22 11.35 9.57 11.02 9.32 10.86 9.07 10.66 8.73
23 11.54 10.2 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
24 11.64 10.29 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
25 11.79 10.52 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
26 10.48 10.1 10.24 9.8 9.98 9.6 9.76 9.55
27 10.76 10.68 10.41 10.33 10.36 10.13 9.98 9.9
28 9.5 10.86 9.28 10.51 9 10.41 9.05 9.74
29 9.93 10.61 9.73 10.35 9.61 10.26 9.24 9.92
30 12.13 9.6 11.93 9.3 11.83 9 11.5 8.6
31 10.82 10.48 10.41 10.03 pecah pecah Pecah Pecah
32 10.94 10.3 10.55 10 10.35 9.87 10.29 9.4
33 11.11 10.72 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
34 10.06 12.4 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
35 11.09 10 10.76 9.81 10.12 9.8 9.5 9.5
36 10.83 10.27 10.26 10.17 10 9.89 9.61 9.57
37 10.45 10.87 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
38 10.8 10.9 10.6 10.45 10.42 10.21 10 9.98
39 10.25 10.1 pecah pecah pecah pecah Pecah Pecah
40 11.72 10.94 11.17 10.67 11 10 10.95 10.4
36

Lampiran 7 Data hasil pengujian testa


Keceptan Kapasitas Waktu Perubahan Kelapa Kelapa
(RPM) kelapa (menit) diameter yang yang tidak
didalam (mm) terkupas terkupas
drum (buah) (buah) (buah)

d1 d2
60 40 15 2.4 2.5 37 3
25 3.2 5.9 38 2
35 6.3 7.5 40 0
40 15 2.4 3.1 39 1
25 3.8 4.3 40 0
35 3.9 4.8 40 0
40 15 3.2 3.1 39 1
25 4.7 4.7 40 0
35 7.2 6.8 40 0
37

Lampiran 8 Tabel pengukuran massa rata-rata kelapa


No Massa (kg)
1 Kelapa pecah
2 0.725
3 0.97
4 0.97
5 0.75
6 0.685
7 0.79
8 0.87
9 0.825
10 kelapa pecah
11 0.705
12 0.605
13 0.93
14 kelapa pecah
15 0.91
16 0.845
17 0.77
18 0.76
19 1.06
20 0.835
21 0.905
22 0.765
23 kelapa pecah
24 1.035
25 0.755
26 1.06
27 0.96
28 0.79
29 0.71
30 0.665
31 0.73
32 0.89
33 1.03
34 1.03
35 0.685
36 0.79
37 1.04
38 1.02
39 1.05
40 1.015
38

Lampira 9 Data ketebalan testa kelapa

No ketebalan testa kelapa (mm)

1 0.06

2 0.02

3 0.06

4 0.04

5 0.02

6 0.035

7 0.045

8 0.025

9 0.02

10 0.03

11 0.029

12 0.01

13 0.035

14 0.035

15 0.01

16 0.055

17 0.04

18 0.05

19 0.04

20 0.04

rata- rata 0.034


39

Lampiran 9 Data Ketajaman Pisau pengupas testa kelapa

Data ketajaman pisau Plat berlubang 5 mm


1 0.17
2 0.18
3 0.155
4 0.21
5 0.19
6 0.2
7 0.15
8 0.12
9 0.19
10 0.13
11 0.2
12 0.13
13 0.17
14 0.13
15 0.14
16 0.13
17 0.19
18 0.16
19 0.24
20 0.17
21 0.15
22 0.17
23 0.2
24 0.19
25 0.22
26 0.105
27 0.13
28 0.12
29 0.16
30 0.17
rata-rata 0.165666667
40

Lampiran 10 Biaya pokok pengupasan


Biaya Pokok Pengupasan Testa Kelapa
[Asumsi]
Umur ekonomis mesin (N) : 5 tahun
Nilai akhir mesin (S) : 10% x P = Rp 700,000
Jumlah jam kerja per tahun (x) : 8 jam/hari = 2,304 jam/tahun
Biaya operator : Rp 10,000/jam
Biaya pemeliharaan : 1.2% P/100 jam (Pramudya 2010)
[Diketahui]
Harga pembelian mesin (P) : Rp 7,000,000
Tingkat bunga modal per tahun (i) :12%/tahun(suku bunga Bank Negara
Indonesia) sumber: www.bni.co.id/id-
id/sukubungadasarkredit.aspx
Biaya pemakaian listrik per kWh : Rp 935/ kWh
Kapasitas mesin : 152 buah/jam
[Penyelesaian]
Biaya tetap (Rp/tahun)
Biaya penyusutan : = = Rp 1,260,000
Biaya bunga modal (I) : = = Rp 504,000
Total biaya tetap (BT) : 1,764,000 (Rp/tahun)
Biaya tidak tetap (Rp/jam)
Biaya pemeliharaan : 1.2 % P/100 jam =
= Rp 840/ jam
Biaya pemakaian listrik : 0.745 kW x 1 jam = 0.745 kWh
0.745 kWh x Rp 935 /kWh = Rp 696.57/jam
Biaya operator : Rp 10,000/jam
Total biaya tidak tetap (BTT) : Rp 11,536 (Rp/jam)
Biaya pokok pengupasan per jam : + BTT = + 11,536
= 12,301 (Rp/jam)
Biaya pokok pengupasan per buah :

= = 80,93 (Rp/buah)
Lampiran 11 Mesin pengupas kulit testa kelapa
41
Lampiran 12 Drum pengupasan kulit testa kelapa
42
Lampiran 13 Rangka mesin pengupas kulit testa kelapa
43
Lampiran 14 Ketajaman pisau pengupasan testa kelapa
44
45

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Februari 1993 di Medan, Sumatra


Utara. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari
pasangan Bapak O Saragih dan Ibu M Hutagaol. Penulis memulai jengjang
pendidikan formal di SD Santo Thomas 5 & 6 (1999-2005), SMP Santo
Thomas 3 (2005-2008), SMA Santo Thomas 3 (2008-2011). Pada tahun
2011, penulis melanjutkan studi S-1 di Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada beberapa organisasi
mahasiswa, yaitu sebagai anggota di Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Ikatan Mahasiswa Siantar dan Sekitarnya (2011-2014), Sebagai
Koordinator di Persekutuan Mahasiswa Kristen bidang Pembinaan dan
Pemuridan (2013-2014), sebagai tim penegak disiplin di Salam Perkenalan
HIMATETA (2014-2015). Selain itu penulis juga melaksanakan Praktek
Lapang di PTPN IV di Sidamanik, Kecamatan Sidamanik Kabupaten
Sialungun, Sumatra Utara pada Juli- Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai