Anda di halaman 1dari 16

RANCANG BANGUN ALAT PENUMBUK EMPING JENGKOL DENGAN 4

HUMMER

OLEH :

MUHAMMAD IRFANDI

190102062

DOSEN PENGAMPU:

Ir. Ahmad Kafrawi NST. M.T Ph.D, IPP

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................2
1.3 Batasan Masalah...........................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................2
1.5 Manfaat Penelitian........................................................2
1.6 Sistematika Penulisan...................................................2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Jengkol...........................................................................3
2.2 Penumbuk......................................................................3
2.3 Puli.................................................................................5
2.4 Poros...............................................................................6
2.5 Sabuk (Belt)...................................................................6
2.6 Motor Penggerak..........................................................7
2.7 State Of The Art............................................................8

BAB III PROSES PRODUKSI


3.1 Diagram Alir.................................................................9
3.2 Tahap Proses Pembuatan...........................................10
3.3 Alat Dan Bahan...........................................................10
3.3.1 Alat .....................................................................10
3.3.2 Bahan .................................................................10
3.4 Prosedur Penelitian....................................................11

i
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang subur dan cocok untuk ditanami baik
untuk pertanian, perkebunan, maupun perladangan. Keberadaan petani menjadi
sangat penting bagi negara agraris untuk turut serta berkontribusi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian memeiliki peran penting
perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan, selain itu indonesia juga terkenal
dengan dengan hasil perkebunanya, salah satunya perkebunan jengkol yang dapat di
olah dalam berbagai macama olahan makanan. (Kompasiana.com, 2020)

Jengkol tidak hanya dapat diolah menjadi semur atau dimakan begitu saja sebagai
lalapan, namun jengkol juga bisa dijadikan olahan lain seperti emnping jengkol. Alat
dan bahan yang digunkan dalam proses pengolahan emping jengkol terbilang masih
mempertahankan budaya lama, karena hanya menggunkan batu sebagai alat tumbuk.
Olahan jengkol tidak hanya di konsumsi oleh orang indonesia tetapi saat ini olahan
emping jengkol mendunia hingga di kirim ke luar negeri. (Kompas.com, 2019)

Salah satu inovasi teknologi tepat guna (ITTG) adalah mesin penumbuk jengkol
dimana mesin penumbuk yang memanfaatkan listrik sebagai sumber energi dan
motor listrik sebagai mesin penggerak mampu membantu masyarakat dalam
pembuatan emping jengkol dengan cepat. Dibanding dengan cara manual
pembuatan emping jengkol membutuhkan waktu yang banyak hasilnya sedikit,
dengan manual membutuhkan energy yang relatih besar, sehingga menyebabkan
tangan dapat pegal karena menumbuk dan pinggang terasa sakit karena duduk terlalu
lama. (Syawaldi, 2016)

Dari data yang didapat dari masyarakat Sebelumnya masyarakat sekitar mengolah
jengkol menjadi emping jengkol dengan cara manual dengan menggunakan tangan
dan ditumbuk menggunakan batu, cara kerja seperti ini yang menjadi masalah bagi
masyarakat, karena dalam proses pengerjaan banyak memakai waktu dan emping
yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak, 1 jam penumbukan hanya menumbuk lebih
kurang 100 emping jengkol dan itu tergantung kemahiran yang menumbuk.

Dengan terjadinya permasalahan diatas maka saya merancang alat penumbuk


emping jengkol dengan 4 tumbukkan yang bekerja secara bersamaan, sehingga
mempercepat proses produksi pembuatan emping jengkol. Keunggulan alat yang saya

1
rancang ini dengan rancangan terdahulu adalah untuk mempercepat proses produksi
penumbukan emping jengkol dan dengan hasil yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dari uraian diatas adalah bagaimana rancang-bangun alat


penumbuk emping jengkol.

1.3 Batasan Masalah

Pada perancangan ini batasan masalah hanya pada rancamg dan bangun alat
penumbuk emping jengkol.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rancang bangun alat penumbuk


emping jengkol semi otomatis serta melakukan uji teknis kinerja dan uji ekonomis
alat.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini membantu proses pembuatan emping jengkol lebih
efektif dan efesiensi, tanpa harus menggunakan tenaga yang besar.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan akhir adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang hal – hal yang melatar belakangi
penulisan laporan, tujuan tugas akhir, manfaat laporan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori dasar yang mendasari penelitian


tugas akhir ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang metode penelitian, alat dan bahan,


konsep produksi dan spesifikasi perancangan alat penumbukan
semping jengkol dengan semi otomatis

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jengkol

Tumbuhan jengkol atau lebih dikenal dengan tumbuhan jering adalah


termasuk dalam famili Fabaceace (suku polong – polongan). Tumbuhan ini memiliki
nama latin pithecellebium lobatum benth. Dengan nama sinonimnya yaitu
Archindendro pauciflorum. Tumbuhan ini dalam bahasa inggris disebut juga sebagai
Dogfruit atau Ngut Nut. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas diwiliyah Asia
Tenggara. Tanaman jengkol sampai saat ini umumnya dikembangkan secara generatif
yaitu melalui biji. Tanaman jengkol tidak tahan pada musim kemarau yang tidak
terlalu panjang. Tanaman jengkol banyak tersebar di daerah jawa dan sumatra.
(Zainal, 2022)

Karakteristik tanaman jengkol yaitu jumlah buah pertandan berkisar antara 4–


9 buah, ketebalan daging buah berkisar antara 0,37 cm – 1,80 cm, ketebelan kulit
buah berkisar antara 0,32 cm – 0,77 cm, berat satu buah berkisar antara 5,32 g –
23,60 g, lebar buah 3,60 cm – 6,00 cm, dan lebar kulit buah berkisar antara 5,00 cm –
7,70 cm. Tidak ditemukan adanya variasi warna kulit buah, umumnya kulit buah
berwarna hitam. Sedangkan pada kulit ari buah terdapat adanya variasi warna yaitu
merah sebanyak 7,5% dan putih sebanyak 10%. Pada arna buah juga terdapat variasi
yaitu putih kekuningan sebanyak 12,5% dan putih kehijauan sebanyak 5% dari aksesi
tanaman jengkol yang berubah. (Zainal, 2022)

2.2 Penumbukan

Penumbukan secara manual membutukan tenaga manusia lebih besar untuk


mendapatkan tingkat kekenyalan yang diinginkan. Berdasarkan analisa masalah yang
terjadi, makadaftar tuntutan untuk mengatasi permasalahan penumbukan sebagai
berikut:

1. Alat dapat melakukan penumbukan lebih cepat dibandingkan penumbukan


secara manual
2. Pengoperasian mesin yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja yang
membutuhkan
3. Mesin yang digunakan harus lebih higenis dibandingkan menggunakan
manual.

3
Sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan, rancangan konstruksi alat pemipih
terdiri dari beberapa bagian diantaranya: batang penumbuk, alas tumbukan, pipi
engkol eksentrik, poros, rangka, puli, sabuk, dan motor penggerak

1. Tabung Penumbuk
Tabung ini berfungsi sebagai suatu selubung yang menutupi batang
penumbuk dan pengatur arah gerakan sehingga batang penumbuk tersebut
dapat bergerak dengan baik .
2. Batang penumbuk
Bagian ini menyelubungi batang penggerak dan berfungsi untuk
melakukan pemipihan, pada bagian bawahnya dibentuk sedemikian rupa
dengan ukuran yang melebihi alas pemipihan sehingga pada saat proses
penumbukan terjadi batang penumbuk akan masuk dan menyelubungi
bagian atas dari alas pemipihan. Batang penumbuk ini ditempatkan
didalam tabung penumbuk dengan cara pengelasan dan dihubungkan juga
dengan batang penggerak, ketika batang penggerak mulai naik turun maka
akan terjadi pergerakan pada batang penumbuk yang selanjutnya
memberikan tekanan kebawah untuk melanjutkan proses pemipihan.
3. Bantalan penumbuk/ alas tumbukan
Alas tumbukan berfungsi sebagai tempat diletakkan yang akan dipipihkan.
4. Mahkota bantalan
Mahkota bantalan terletak pada bagian bawah alas tumbukan yang
berfungsi untuk mengatur ketinggian alas tumbukan
5. Batang penggerak
Batang penggerak merupakan komponen yang menghubungkan antara
bagian penumbuk dengan pipi engkol eksentrik. Sehingga dengan
demikian gerakan rotasi di bagian pipi engkol eksentrik menjadi gerakan
translasi (naik-turun) di bagian batang penggerak.
6. Pipi Engkol Eksentrik
Pipi engkol eksentrik yang terletak di ujung poros berfungsi mengubah
gerakan rotasi (putaran) dari poros menjadi gerakan translasi (naik-turun)
batang penggerak.
7. Poros utama
Poros utama berfungsi sebagai penerus putaran dari poros perantara
menuju komponen penumbuk.
8. Rangka
Rangka berfungsi sebagai dudukan utama dari bagian-bagian pemipih,
motor, dan komponen pendukung lainnya. Sebagai komponen dasar dan

4
tempat dudukan dari komponen-komponen lain, maka rangka harus kuat
menahan beban gaya-gaya dan getaran dari mesin sewaktu dioperasikan
9. Poros perantara
Poros perantara berfungsi sebagai penerus daya dan putaran dari motor
penggerak ke poros utama melalui perantara puli dan sabuk.
10. Puli dan sabuk
Puli dan sabuk berfungsi menyalurkan daya dan putaran dari motor
penggerak ke komponen-komponen penerus daya lain yaitu poros utama
dan poros perantara.
11. Motor penggerak
berfungsi menghasilkan daya dan putaran untuk memutar empat buah
pully yang telah dipasangi poros pada bagian tengahnya, putaran ini akan
menyebabkan pergerakan pada pena engkol eksentrik dan menimbulkan
efek naik turun pada bagian penumbu. (Pertanian, 2022)

2.3 Puli

Puli adalah suatu peralatan mesin yang berfungsi untuk meneruskan putaran
dari motor penggerak kebagian yang lain yang akan digerakkan, mengatur kecepatan
atau dapat mempercepat dan memperlambat putaran keluaran yang diperlukan dengan
cara mengatur diameternya. Puli biasanya dipasang pada sebuah poros, puli tidak
dapat bekerja sendiri maka itu dibutuhkan pula sebuah sabuk sebagai penerus putaran
dari motor.

Dalam penggunaan puli harus mengetahui berapa besar putaran yang akan
digunakan serta dengan menerapkan diameter dari salah satu puli yang kita gunakan,
dalam hal ini dapat digunakan rumus [1] .

n1 d 1

n2 d 2

Dimana:

n1 = Putaran poros motor ( rpm)

n2 = Putaran poros yang di gerakkan (rpm)

5
Lp❑ = 2C + 1,57 (D+d)+ ¿ ¿

Dimana:

C = Jarak sumbu

D1= Diameter puncak dari puli yang besar

D = Diameter puncak dari puli yang kecil. (Yanis & Leonardo, 2015a)

2.4 Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang


bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti gear (roda gigi), pulley (puli),
flywheel (roda gila), engkol, sproket, dan elemen pemindah tenaga lainnya. Atau
dengan kata lain, poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak
berputar dan daya. Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan seperti itu
dapat dilakukan oleh poros.

Daya instan yang ditransmisikan poros adalah hasil perkalian torsi T dengan
kecepatan sudut ω (ω dalam radian per satuan wakktu). Perancangan poros egangan
dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada perancangan poros.
Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang besar akan
mempercepat keausan bantalan dan mengakibatkan terjadinya misalignment pada
roda gigi, sabuk dan rantai. (Mananoma et al., 2018)

2.5 Sabuk (belt)

Sabuk adalah suatu peralatan mesin yang digunakan untuk meneruskan daya
dari pully I ke puli II (sebagai transmisi), sabuk digunakan sebagai transmisi karena
jarak antara dua buah poros tidak memungkinkan untuk menggunakan transmisi
langsung dari roda gigi. Ukuran penampang sabuk seperti gambar

d pn
ṿ= 1
¿mm/det)
60 x 1000

Dimana:

d p = Diameter pulli penggerak (mm)

Ni = Kecepatan pulli penggerak (rpm)

6
Cara Menghitung Panjang Sabuk dengan menggunakan rumus [3]:

Tegangan geser yang di izinkan:

F
ԏ ka ≤ (kg/mm 2)
(b . l 1)

Dimana:

F = gaya (kg)

b = Lebar pasak (mm)

11= Panjang pasak (mm). (Yanis & Leonardo, 2015)

2.6 Motor Penggerak

Motor listrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga penggerak.
Penggunaan motor listrik dengan kebutuhan daya mesin. Motor listrik pada umumnya
berbentuk silinder dan dibagian bawah terdapat dudukan yang berfungsi sebagai
lubang baut supaya motor listrik dapat dirangkai dengan rangka mesin atau konstruksi
mesin yang lain. Poros penggerak terdapat disalah satu ujung motor listrik dan tepat
di tengah-tengahnya,

Jika n (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (Nmm) adalah torsi
pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk
menggerakkan sistem adalah :

T 2 ᴫ n1
( )( )
P = 1000 60
102

T
P= n1
9,74 x 1 03

Dengan : P = daya motor listrik (kW). (Hazman Farabi et al., 2018)

Motor arus searah (DC) yaitu mesin yang berfungsi mengubah enargi listrik
arus searah (DC) menjadi energi mekanis berupa putaran. Berdasarkan kondisi pada
motor DC secara umum terdiri dari bagian statis dan bagian yang berputar.Pada
bagian yang tidak berputar (stator) mesin tersebut diletakkan pada kumparan medan
yang berfungsi guna menghasilkan fluksi fluksi magnet,dan pada bagian mesin yang
berputar yaitu (rotor) ditempati oleh posisi rangkaian jangkar seperti kumparan
jangkar,komutator dan sikat. Mesin arus searah ini bekerja dengan berdasarkan

7
prinsip interaksi yaitu antara dua fluksi magnetik. Kemudian kumparan medan akan
menghasilkan fluksi magnet yang arahnya bersal dari kutub utara menuju bagian
kutub selatan dan kumparan jangkar tersebut akan menghasilkan fluksi magnet yang
melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet tersebut akan menghasilkan nilai
suatu gaya. Motor arus searah adalah mesin yang sangat banyak digunakan didunia
industri berbagai motor penggerak dan pengangkut dengan kecepatan yang bervariasi
yang membutuhkan respon dinamis dan keadaan steadystate. Motor arus searah
mempunyai pengaturan yang sangat mudah untuk dilakukan dalam berbagai
kecepatan dan mempunyai beban yang bervariasi. karena itu motor arus searah
banyak digunakan untuk berbagai aplikasi tersebut. Pengaturan kecepatan pada motor
arus searah dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil arus yang
mengalir pada jangkar menggunakan sebuah tahanan. (Sofiah & Hurairah, 2020)

Besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar yang
ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah.

F = B.Iαl l

Dimana;

I α = Arus Jangkar (A)

B = kerapatan Fluks (Webber/m2)

I = Panjang konduktor (m)

2.7 State Of The Art

Pada penelitian sebelumnya telah merancang alat rancang bangun penumbuk


kerupuk jengkol (Pithecellobium jiringa) semi mekanis (Rizki Azhari 2021) . Alat ini
memliki kelebihan mampu menumbuk 1,77 kg/jam atau sekitar 80 – 90 buah jengkol
dalam satu jam dan Alat ini dapat membantu kinerja pelaku usaha menengah ke
bawah agar dapat bekerja lebih efisien terhadap waktu dan tenaga dalam proses
pemipihan kerupuk jengkol.dan ada juga kekurangan dari alat tersebut adalah perlu
dilakukan modifikasi alat agar lebih maksimal dalam proses penumbukan. Baik
dalam mekanisme pengerjaan atau jenis hummeer yang digunakan .maka dari
kekurangan alat tersebut saya akan melakukan pengembangan yaituh dengan
penambahan hummer yang digunakan saat penumbukan dan menggunakan sistem
transmisi belt v. kelebihan dari alat saya ini adalah dengan menngunakan transmisi
belt v mengurangi kebisingan pada saat alat di gukanakan.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 diagram alir

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yang akan dijelasakan


melalui diagram alir berikut:

Mulai

Study literatur

Konsep Perencanaan Alat

Desain

Tidak
Pembuatan Alat

Uji Coba

Apakah Alat Bekerja


Dengan Baik?

Evaluasi

9
Pembahasan

Selesai

3.2 Tahapan Proses Pembuatan

Pada tahap proses pembuatan diawali dengan pengamatan, perumusan


masalah dan studi literatur.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

1. Mesin Las

2. Gerinda

3. Meteran

4. Jangka Sorong

5. Siku

6. Waterpass

7. Kuncin Ring pas

3.3.2 Bahan

1. Kawat Las

2. Besi Siku

3. Besi Plat

4. Mata Gerinda Potong

5. Mata Gerinda Amplas

6. Bantalan Standar

10
7. Besi Bulat Padat

8. Plat Alumunium

9. Besi Holow stainless stell

10. Cat

3.4 Prosedur Penelitian

Tahapan pertama yang dilakukan pada proses pembuatan mesin penumbuk


emping jengkol adalah pembuatan rangka utama. Rangka ini dibuat menyerupai
bentuk kursi duduk dengan cara pengelasan dan pemotongan, komponen ini
mempunyai ukuran keseluruhan 820 × 520 × 1010 mm dan dibuat dari besi siku
profil 5 dan 3 guna mendukung berbagai komponen pendukung alat lainnya.

Kemudian masuk pada tahapan penyatuan kerangka, diamana besi telah di


potong - potong sesuai dengan ukuran yang akan diperlukan pada kerangka,
pembuatan kerangka sesuai desain, setelah semua rangka siap dipotong masuk dalam
tahap penyambungan dengan pengelasan Shielded Metal Welding (SMAW). Setelah
proses pengelasan selesai, rangka dilakukan proses painting (pengecatan), kemudian
masuk ke proses penyatuan bagian rangka dengan komponen mesin untuk
menggerakkan alat penumbuk 4 hummer.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hazman Farabi, M., Dusalanju Iftihar, N., & Fachlevy, R. (2018). RANCANG
BANGUN MESIN PENUMBUK BIJI MELINJO SEBAGAI BAHAN UTAMA
PEMBUATAN EMPING MELINJO KAPASITAS 0,5 KG/JAM PROYEK AKHIR
Laporan akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Beli.
Kompas.com. (2019). Indonesia sebagai Negara Agraris. Www.Kompas.Comw.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/12/172322669/indonesia-sebagai-
negara-agraris-apa-artinya?page=all
Kompasiana.com. (2020). Olahan Jengkol yang Mendunia. Www.Kompasiana.Com.
https://www.kompasiana.com/alvrizas123/5e93db58a8bc151e930fd162/olahan-
jengkol-yang-mendunia?page=all#section1
Mananoma, F., Sutrisno, A., & Tangkuman, S. (2018). Perancangan Poros Transmisi
Dengan Daya 100 HP. Jurnal Teknik, 6(1), 1–9.
Pertanian, R. T. (2022). Rona Teknik Pertanian, 15 (1) April 2022. 15(April), 97–
107.
Sofiah, S., & Hurairah, M. (2020). Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Alternatifdengan Bantuan Pully Dan Belt Motor Dc Sebagai Penggerak
Alternator. Jurnal Surya Energy, 5(1), 10–17.
https://doi.org/10.32502/jse.v5i1.2692
Syawaldi, S. (2016). Variasi Ukuran Puli Terhadap Produksi Hasil Alat Penumbuk
Jengkol. Jurnal Surya Teknika, 2(04), 37–42.
https://doi.org/10.37859/jst.v2i04.206
Yanis, M., & Leonardo, H. (2015a). Perancangan Dan Pembuatan Alat Bantu Cekam
Pada Mesin Sekrap Untuk Mengerjakan Proses Freis. Rekayasa Mesin, 15(1),
17–21.
Yanis, M., & Leonardo, H. (2015b). Perancangan Dan Pembuatan Alat Bantu
Mengerjakan Proses Freis. Jurnal Rekayasa Mesin, 15(1), 17–21.
ZAINAL, A. (2022). Identifikasi Karakteristik Jengkol ( phitecolobium jiringa) di
Sumatera Barat. media sains indonesia.

12
13

Anda mungkin juga menyukai