Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS DAN MERANCANG TRANSMISI SABUK

DISUSUN OLEH KELOMPOK (3.)

 HAIKAL RAMADHAN

BAYU PURNAMA

MUHAMMAD ANDRE

HARRI PRANAZA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
TAHUN AJARAN 2023-2024
DAFTAR
ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. ix

DAFTAR NOTASI ………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………. 1

1.2. Batasan Masalah …..……………………………………………. 3

1.3. Tujuan Penulisan Laporan ……………………………………… 4

1.4. Manfaat …………………………………………………………. 4

1.4.1. Bagi Mahasiswa …………………………………………... 4

1.4.2. Bagi Program Studi ……………………………………….. 4

1.4.3. Bagi Perusahaan/Instansi ………………………………….. 5

1.5. Metodologi Pengumpulan Data …………………………………. 5

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………. 8

2.1. Pengertian Umum ……………………………………………….. 8

2.2. Konsep Rancangan ……………………………………………… 10

2.3. Faktor Penentu Pembuatan Produk yang Baik ………………….. 12

2.4. Bagian-bagian Utama Mesin yang Akan dirancang …………….. 13

2.5. Cara Kerja Mesin ………………………………………………... 14

2.6. Rumusan dan Komponen perancangan Mesin ………………….. 14


2.6.1. Motor penggerak ……………………………………….... 14

2.6.2. Poros …………………………………………………….. 16

2.6.3. Bantalan …………………………………………………. 18

2.6.4. Sistem Transmisi Puli dan Sabuk ………...…………….....21

2.6.5. Baut ………………………………………………………. 24

2.6.6. Pengelasan ………………………………………………... 28

BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI …………………………………….. …….30

3.1. Ubi yang akan diIris ……………………………………………. …….30

3.2. Perencanaan Kapasitas Mesin Pengiris Ubi ……………………. 30

3.3. Perencanaan Sistem Transmisi …………………………………. 30

3.4. Spesifikasi Perencanaan ………………………………………… 30

3.5. Gambar Bagian-bagian Utama Mesin ………………………….. 31

3.5.1. Rangka mesin …………………………………………….. 31

3.5.2. Rumah mata pisau ………………………………………... 31

3.5.3. Mata pisau ………………………………………………... 32

3.5.4. Corong pengumpan ………………………………………. 32

3.5.5. Corong penampung ………………………………………. 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. …….51

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………... 51

5.2. Saran ……………………………………………………………. 52

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Disadari bahwa kemajuan peradaban manusia kerbap kali menuntut adanya

perubahan dan pengembangan dari suatu sistem yang ada. Secara alami

perubahan berkembang sesuai tuntutan kebutuhan dan adanya tuntutan kerja yang lebih

cepat, lebih baik, lebih efektif dan akhirnya mengarah pada suatu peningkatan

kesejahteraan dengan kemudahan manusia dalam beraktifitas.

Perkembangan teknologi telah banyak membantu umat manusia dalam

memudahkan melakukan pekerjaan yang dihadapi sehingga diperoleh efesiensi kerja

yang tinggi. Adanya penemuan baru di bidang teknologi adalah salah satu bukti

bahwa kebutuhan umat manusia selalu bertambah dari waktu ke waktu di samping

untuk memenuhi kebutuhan manusia munculnya penemuan baru dilatar belakangi oleh

penggunaan tenaga manusia yang terbatas seperti halnya dalam penanganan

proses pembentukan dari pengiris ubi yang selama ini masih dilakukan sangat

tradisional. Kebutuhan akan kerupuk di masyarakat kian hari kian meningkat

jumlah permintaannya, jenis penirisan ubi yang beredar di pasar juga semakin banyak

macam dan ukurannya. Sehingga para produsen keripik ubi kewalahan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti yang telah dituliskan di atas,

penangananya masih dilakukan sangat sederhana, di antaranya adalah dengan

menggunakan pisau dapur atau pun pisau khusus yang diharapkan akan menghasilkan

lebih baik lagi. Sistem pemotongan mesin didominasi dengan cara manual, sehingga

hasil yang capai kurang memenuhi harapan seperti bentuk, hasil pengirisan ubi serta

ketebalan produk yang


tidak seragam, lama waktu pembuatan. Sehingga hal ini merupakan suatu halangan dan

kebatasan dalam peningkatan mutu dan jumlah produk. Peranan berbagai pihak juga

telah dilakukan termasuk pemerintahan daerah, untuk mencari solusinya, namun

hasilnya sehingga saat ini masih belum memadai. Oleh sebab itu untuk

mendukung upaya pemerintah di dalam meningkatkan hasil-hasil produksi pada sektor

menengah ke bawah khususnya pembuatan keripik ubi, maka dibutuhkan pula suatu

permesinan yang berteknologi tepat guna dan sangat efesien, sehingga bukan saja

meningkatkan kualitas atau mutu produksi tetapi juga produsen perlu mendapatkan

gairah berusaha sehingga dapat menumbuhkan peningkatan penggunaan tenaga kerja,

sekaligus membantu pemerintah menuntaskan dan menurunkan tenaga penganggur an.

a. Mampu meningkatkan produktivitas bila dibandingkan dengan dengan

cara yang di gunakan dengan alat tradisional.

b. Mampu meningkatkan hasi olah tanpa mengurangi mutu

2. Secara ekonomis menguntungkan, hal ini terkait dalam hal:

a. Memiliki hasil kwalitas dan hasil yang

baik b. Hasil produk dapat meningkat

3. Secara sosial dapat diterima, dalam arti kata pengoperasian permesinan atau

peralatan tidak menyulitkan.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penulisan Karya Akhir ini, penulis merancang bangun mesin pengiris

bahan kerupuk Spesifikasi perhitungan akan dibahas sangat banyak, disini penulis

membuat batasan masalah hanya pada bagian :

1. Merancang elemen – elemen utama pada mesin pengiris kerupuk seperti :

poros, puli, bantalan, sabuk dan motor penggerak.

2. Analisa konstruksi dan rancang bangun perencanaan pembuatan mesin

pengiris ubi.
1.3. Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan dibuatnya Karya Akhir ini adalah :

1. Menyelesaikan masa perkuliahan Program Studi Diploma IV Jurusan

Teknologi Mekanik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatra


Utara.

2. Mengetahui prinsip kerja dari mesin Pengiris ubi.

3. Merancang bangun mesin pengiris ubi.

1.4 . Manfaat

1. Sebagai media untuk mengenal atau memperoleh kesempatan

untuk melatih diri dalam melaksanakan berbagai jenis perkerjaan yang

ada dilapangan.

2. Sebagai bahan untuk mengenal berbagai aspek ilmu perusahaan

baik langsung maupun tidak langsung.

3. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakuka

n perkerjaan atau kegiatan lapangan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Umum

Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna

khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

diperlukan, terutama untuk peningkatan produksi dan kualitas hasil yang dibuat. Pada

umumnya ubi sudah merupakan produk yang sangat banyak dijumpai dipasaran dan

merupakan suatu jenis makanan ringan juga sebagai makanan sampingan yang sangat

digemari oleh masyarakat.

Berbagai cara dijumpai untuk melakukan pengirisan atau pemotongan ubi,

diantaranya menggunakan pisau dapur. Cara ini adalah cara yang sangat

sederhana dilakukan orang, untuk menggunakannya dibutuhkan keahlian khusus dan

kebiasaan menggunakan peralatan. (Gambar 2.1)

Pisau

Bahan keripik

Landasan Keripik yang telah diiris

Gambar 2.1. Pengiris Ubi Dengan Pisau

Pengirisan ubi dengan cara diatas, hasil yang diperoleh ketebalan ibu tergantung

pada tingkat keahlian dan kebiasaan sipekerja melakukan pengirisan.


Menggunakan peralatan lain sering juga dijumpai, yaitu dengan peralatan

serut seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. (Gambar 2.2)

Bahan kerupuk

Papan peluncur
Pisau penyayat
irisan

Produk bahan
keripik

Gambar 2.2. Pengiris Ubi Dengan Papan Pisau

Cara ini sepenuhnya menggunakan tangan dan tenaga orang yang melakuka

n penyayatan. Ketebalan sayatan dapat diatur dengan penyetelan posisi mata pisau

pada permukaan lubang yang ada pada papan peluncur irisan. Penggunaan alat ini

perlu hati- hati, terlebih pada saat bahan kerupuk yang hendak diiris semakin habis,

karena dapat melukai tangan ketika mengumpankan bahan ubi. Bentuk penyayatan

pada produk sedikit mengalami pengurutan sehingga hasilnya kurang begitu baik.

Pembuatan keripik ubi ada juga dilakukan dengan mesin manual, diputar

dengan tangan tanpa mengunakan motor penggerak. Mesin ini dilengkapi dengan

dua buah mata pisau, yang pemotongannya terhadap bahan ubi saling bergantian.

Bahan ubi setelah dibentuk bulat panjang diumpankan ke mata pisau yang sedang

berputar. Bentuk pemotongan sedikit mengalami perubahan dari bentuk semula, sedikit

lonjong dan hasil penyayatannya juga membentuk gerigi kecil dan bergelombang.

Ketebalannya juga
relatif tidak sama, hal ini dikarenakan adanya pengaruh tekanan vertikal terhadap

bagian produk yang dipotong. Gambarnya dapat dilihat pada gambar 2.3. dibawah ini :

Pisau pemotong Piringan pisau

Bahan kerupuk

Engkol

Produk bahan kerupuk

Gambar 2.3. Mesin Ubi Kerupuk Manual

2.2. Konsep Rancangan

Para ahli telah banyak mengemukakan teori merancang suatu alat atau

mesin guna mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil

rancangan yang memuaskan secara umum harus mengikuti tahapan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menyelidiki dan menemukan masalah yang ada di masyarakat.

2. Menentukan solusi-solusi dari masalah prinsip yang dirangkai

dengan melakukan rancangan pendahuluan.

3. Menganalisa dan memilih solusi yang baik dalam menguntungkan

4. Membuat detail rancangan dari solusi yang telah dipilih.


Meskipun prosedur atau langkah desain telah dilalui, akan tetapi hasil

yang sempurna sebuah desain permulaan sulit dicapai, untuk itu perlu diperhatikan hal-

hal berikut ini dalam pengembangan lanjut sebuah hasil desain sampai mencapai

taraf tertentu, yaitu hambatan yang timbul, cara mengatasi efek samping yang tak

terduga. Kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakaian hal ini diungkapkan

Niemann (1994) dan penganjurkan mengikuti tahapan desain sebagai berikut :

1. Bentuk rancangan yang harus dibuat, hal ini berkaitan dengan desain yang

telah ada, pengalaman yang dapat diambil dengan segala kekurangannya serta

faktor- faktor utama yang sangat menentukan bentuk konstruksinya.

2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan berpedoman pada perhitungan kasar.

3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sket tangan yang didasarkan

dengan fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin yang efektif, biaya

produksi yang rendah, dimensi mesin mudah dioperasikan, bentuk yang

menarik dan lain- lain.

2.3. Faktor Penentu Pembuatan Produk yang Baik

Faktor yang mempengaruhi kualitas pengirisan ubi


:

1. Jarak mata pisau kelandasan pengiris

Untuk mendapatkan ketebalan kerupuk yang diinginkan dapat menyetel

jarak antara landasan tempat tumpuan bahan ubi dengan pisau pengiris.

2. Kecepatan potong untuk mengiris bahan ubi

Kecepatan potong yang lebih besar menghasilkan permuka mengkerut

dan bentuk yang berbeda dengan bentuk dasar bahan ubi. Untuk mendapatkan

permukaan yang halus dan bentuk relatif baik harus dengan kecepatan

sayap yang lebih rendah.

3. Kecepatan pengumpan/pemakanan bahan ubi ke pisau potong


Untuk mendapatkan hasil dan bentuk diameter yang sesuai, kecepatan

pengumpan arus relatif konstan.


8
2
9
3
10
4

5 6 7

Gambar :2.4. Kontruksi Mesin Pengiris Ubi

Keterangan Gambar :

1. Tabung pengumpan 9. Poros 2.

Saluran penampung 10. Bearing

3. Rangka

4. Motor

5. Puli Motor

6. Tali puli

7. Puli penggerak pisau

8. rumah mata pisau

2.5. Cara Kerja


MESIN

Untuk memahami terjadinya pengirisan untuk mendapatkan keripik ubi,

terlebih dahulu perlu dijelaskan cara kerja mesin sebagai berikut : bahan ubi yang

sudah dikupas
berbentuk bulat panjang dimasukkan dalam tabung pengumpan atau kelandasan

pemotong, setelah mesin terlebih dahulu dihidupkan. Bersamaan dengan itu pisau

berputar, maka bahan keripik ubi akan didorong ke mata piau maka teririslah dengan

sendiriya disebabkan oleh mata pisau yang berputar, selanjutnya hasil irisan kerupuk

ubi akan jatuh melalui saluran pengumpan. Demikian selanjutnya proses ini terus

berlangsung secara berulang-ulang.

2.6. Rumusan Dan Komponen Perancangan Mesin Pengiris


Ubi

Mesin pengiris kerupuk ubi ini didalam penggunaannya diharapkan

berjalan dengan baik jika didukung dengan bagian komponen-komponen yang

baik dan terencana, adapun bagian-bagian yang dimaksud adalah :

2.6.2. Poros

Poros yang berfungsi sebagai pemutar pisau penyayat, poros perantara dan

poros penggerak bahan penghubung, harus benar-benar diperhitungkan dan dibuat dari

bahan yang cukup kuat sehingga poros tersebut mampu menahan beban yang diberikan

kepadanya. Namun bahan poros juga mudah diperoleh dipasaran, dalam perencanaan

poros ada beberapa hal yang perlu diperhatika.Poros yang digunakan untuk

meneruskan putaran relatif rendah dan bebannya pun tidak terlalu berat, umumnya

dibuat dari baja biasa dan tidak membutuhkan perlakuan khusus.

Bahan yang dipilih adalah baja karbon konstruksi standart JIS G 4501, dengan lambang

S35C. Yang terlihat pada gambar 2.6.

Gambar : 2.6. Poros


Pembebanan pada poros tergantung pada besarnya daya dan putaran mesin

yang diteruskan serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang

didukung dan ikut berputar bersama poros. Beban puntir disebabkan oleh daya dan

putaran mesin sedangkan beban lentur serta beban aksial disebabkan oleh gaya-gaya

radial dan aksial yang timbul.

2.6.3. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga

putaran dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lebih lama. Bantalan

harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya dapat bekerja

dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem

akan menurun dan tidak dapat bekerja dengan semestinya.

Bantalan yang digunakan dalam perancangan mesin pengiris ubi ini adalah

bantalan bola dan rol . Bantalan bola dan rol disebut juga sebagai bantalan anti gesek

( antifriction bearing ), karena koefisien gesek statis dan kinetisnya yang kecil.

Bantalan ini terdiri dari cincin luar dengan alur lintasan bola dan rol, dan cincin dalam

yang juga memiliki alur lintasan yang sama seperti yang ada pada cincin luar.

Ditempatkan diantara kedua cincin di dalam alur lintasan tersebut. Untuk menjaga agar

bola dan rol tidak saling bersentuhan satu dengan yang lainnya maka bola

dibuat bersarang. Sarang ini juga berfungsi untuk menjaga bola terlepas dari alurnya

sewaktu berputar. Ukuran bantalan ini biasanya menyatakan diameter dalam bantalan (

diameter poros yang akan masuk ).

Agar putaran poros dapat berputar dengan lancar, maka yang perlu diperhatikan

adalah sistem pelumasannya. Oli merupakan pelumasan yang cukup baik, tetapi

oli dapat merusak sabuk yang terbuat dari karet, sehingga pelumasan yang kental

(viscous

lubricant) lebih disukai.Dapat dilihat pada gambar


2.7.
Gambar 2 .7. Bantalan ( Bearing )

Bantalan untuk poros penggerak yang diameternya disesuaikan dengan ukuran

poros yang dinyatakan aman, maka beban ekivalen dinamis (p) dapat dihitung

berdasakan.

(Sularso, 1997, hal. 135)

Dimana : C = beban nominal dinamis spesifik (kg)

P = beban ekivalen dinamis spesifik (kg)

f n = faktor kecepatan

L h = umur nominal
bantalan

Untuk menghitung beban ekivalen dinamis digunakan rumus :

a. untuk bantalan radial

Pr = X . V. Fr + Y. Fa ( 2. 9 )

b. untuk bantalan aksial

Pa = X . Fr + Y . Fa ( 2. 10 )
Dimana : Pr = beban ekivalen dinamis bantalan radial (kg)

Pa = beban ekivalen dinamis bantalan aksial

(kg) Fr = beban radial (kg)

Fa = beban aksial (kg)

V = Faktor pembebanan untuk cincin luar yang berputar

2.6.4. Sistem Transmisi Puli dan Sabuk

Puli berfungsi untukmemindahkan/mentransmisikan daya ke poros mesin

pengiris kerupuk, bahan puli terebutdari besi cor atau baja, untuk

kontruksiringan diterapkan puli dari paduan aluminium. Puli baja sngat cocok

untuk kecepatan yang tinggi (di atas 3,5 m/s). Bentuk alur dan tempat dudukan

sabuk pada puli disesuaikan dengan bentuk penampang sabuk yang digunakan,

hal yang terpenting

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah

penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak

dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat.

Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar

2.8 diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang umum dipakai.


(Sularso, 1997, hal, 164)

Gambar 2.8. Ukuran penampang sabuk-V

Jika putaran puli penggerak dan yang digerakan berturut-turut adalah n1 (rpm) dan
n2
(rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah d1 (mm) dan D2 (mm).
Karena
sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum

dipakai ialah perbandingan reduksi i (i > 1), dimana :

n1 D
 2
n2 d1

Kecepatan linier (v) sabuk-V (m/s) adalah :

 dn
v
60 1000

Jarak suatu poros rencana (C) adalah 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar.

m
m
n1 n2
r1 R2

Penggerak C
Yang Digerakan

Gambar 2.9. Panjang keliling sabuk


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan perhitungan dan perencanaan yang dilakukan maka hasil

kesimpulannya sebagai berikut :

1. Spisifikasi Perencanaan

a. Ubi yang diiris Ubi

b. Kapasitas mesin 30 kg /jam

c. Sistem transmisi Sabuk dan Puli

2. Konstruksi alat

a. Daya motor penggerak 0,25 Hp

b. Putaran motor penggerak 1430 rpm

c. Putaran pengiris 286 rpm

d. Ukuran poros motor 8 mm

e. Bahan poros pengiris Baja karbon S35C-D

f. Rangka dudukan Pelat Profil U dan L 20 mm

3. Sistem transmisi

a. Sistem transmisi Sabuk dan Puli

b. Ukuran puli 2 inchi dan 10 inchi

c. Ukuran sabuk Tipe FM- 47 inchi

4. Poros dan bantalan

a. Diameter poros pengiris 18 mm


b. Bantalan poros Bantalan gelinding No. 6303

5.2 Saran

1. Sewaktu mengadakan pembersihan, pembongkaran serta pemasangan komponen

mesin ini, pastikan motor terbebas dari arus listrik, setelah selesai menggunakan

mesin, sebaiknya dibersihkan dahulu corong umpan dan corong penampung dari

sisa ubi yang diiris..

2. Saat awal menghidupkan mesin diharapkan tidak diberikan beban untuk menjaga

terjadinya motor rusak/terbakar.

3. Agar mahasiswa/i dapat menyempunakan mesin pengiris ubi yang otomatis

mengiris ubi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen

Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1997.

2. Timoshenko,S. Dasar-dasar Perhitungan Kekuatan Bahan, Penerbit Restu

Agung.

3. J. La Heij. Ilmu menggambar bangunan mesin. Cetakan ke-8. PT. Pradya

paramitra. Jakarta. 1999.

4. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga.

Jakarta. 1983.

5. Khurmi R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New Delhi

Eurasia Publishing House (Put) Ltd. 1980.

Anda mungkin juga menyukai