Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL JUDUL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PENYUIR DAGING UNTUK BAHAN


BAKU ABON

Disusun oleh:

AWFIN JIQRAN ALAM

NIM : 215015

FRANSISKUS ODI

NIM : 215032

IMRAN KARIM

NIM : 215045

SRI RAHAYU WK

NIM : 215080

AKADEMI TEKNIK SOROAKO

TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN JUDUL TUGAS AKHIR MAHASISWA

Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Mesin Penyuir Daging Untuk Bahan
Baku Abon

Nama Anggota Kelompok : 1. Awfin Jiqran Alam NIM : 215015

2. Fransiskus Odi NIM : 215032

3. Imran Karim NIM : 215045

4. Sri Rahayu WK NIM : 215080

Mengetahui/Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Irdam, S.T., M.T. Dani Setiawan, S.Si., M.Kom.

NIDN: 0908037701 NIDN: 0901047904

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1 Definisi Daging Sapi dan Produk Olahannya .......................................................... 3
2.2 Sifat-sifat daging sapi .............................................................................................. 4
2.3 Mesin Penyuir Daging Sapi ..................................................................................... 5
2.4 Metode Pembuatan Produk Daging Sapi ( Abon ) .................................................. 6
2.4.1 Cara membuat abon sapi: ................................................................................. 6
2.5 Tuntutan dan Manfaat Alat dari Mesin Penyuir Daging Bagi Masyarakat ............. 7
2.6 Analisis Morfologis Alat ......................................................................................... 7
2.7 Perencanaan Proyek ................................................................................................. 7
2.8 Elemen Mesin .......................................................................................................... 8
2.8.1 Motor Listrik .................................................................................................... 8
2.8.2 Poros Penyuir .................................................................................................... 9
2.8.3 V Belt dan Pulley............................................................................................ 10
2.8.4 Bantalan Gelinding ( Deep groove ball bearing single row) .......................... 12
2.8.5 Baut ................................................................................................................. 12
2.9 Pengelasan ............................................................................................................. 14
2.9.1 Prosedur Pengelasan ....................................................................................... 14
2.9.2 Proses Pengelasan ........................................................................................... 14
2.10 Analisis Perhitungan Mesin Penyuir Daging Untuk Bahan Baku Abon ............ 14
2.10.1 Gaya Penyuiran pada Daging ......................................................................... 14
2.10.2 Daya Mesin dan Tenaga Penggerak ............................................................... 14

ii
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 16
3.1 Tahap Penelitian .................................................................................................... 16
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................ 17
3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................... 18
3.4 Penetapan Fungsi ................................................................................................... 19
3.4.1 Fungsi perancangan ........................................................................................ 19
3.4.2 Fungsi mekanisme komponen ........................................................................ 19
3.5 Pemilihan Konsep .................................................................................................. 20
3.6 Desain Rancangan .................................................................................................. 23
BAB 4 RANCANGAN ANGGARAN DAN JADWAL PENELITIAN ....................... 26
4.1 Rancangan Anggaran ............................................................................................. 26
4.2 Jadwal Penelitian ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 29

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini sangat menuntut orang untuk berperan aktif, untuk
berkreatifitas serta berinovasi guna menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Maka
dari itu, banyak pihak yang berlomba-lomba untuk membuat ataupun mengembangkan
teknologi yang bermanfaat, berguna dan lebih ekonomis. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu dan mempermudah dalam proses kerja. Selain dalam proses kerjanya, hasil
produksi juga dituntut hasil yang cepat, biaya rendah, dan dapat memenuhi permintaan
konsumen sehingga usahanya dapat terus berjalan lancar.

Sekarang ini di daerah Kecamatan Nuha, Soroako dalam memproduksi abon


menggunakan peralatan yang sederhana yaitu dengan cara manual. Dalam pembuatan
abon masih digunakan tangan dan pisau atau palu untuk menyuir daging yang akan
dijadikan abon. Karena pelaksanaanya masih menggunakan sistem manual dalam
produksi abon tentunya lebih membutuhkan tenaga manusia yang lebih banyak
sehingga akan lebih memakan ongkos produksi yang tinggi.

Dari situasi seperti di atas menimbulkan minat dari penulis untuk membantu
memecahkan 2 masalah yakni bagaimana agar proses produksi abon menjadi lebih
cepat dan menekan ongkos produksi abon. Alternatif bantuan yang dapat dilakukan
adalah menciptakan mesin penyuir daging dengan kapasitas sedang dengan waktu
proses yang singkat. Mesin tersebut dapat menjadikan proses produksi abon lebih cepat
dan tenaga manusia yang lebih sedikit dibandingkan dengan cara manual.

Pengembangan dan penerapan teknologi ini diharapkan akan mampu mendukung


program nasional pemerintah dalam memajukan industri-industri kecil maupun
menengah, sehingga diharapkan dengan ketersediaan teknologi ini akan dapat memicu
berkembanganya agroindustri di Indonesia.

1
1.2 Perumusan Masalah
Dari masalah yang telah dibahas di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membuat mesin penyuir daging untuk bahan baku
abon?
2. Bagaimana perhitungan yang terdapat pada mesin penyuir daging untuk bahan
baku abon?
3. Bagaimana hasil pengujian pada mesin penyuir daging untuk bahan baku abon?
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis membatasi beberapa hal, yaitu :
1. Dirancang dan dibuat untuk menyuir daging sapi untuk bahan baku abon.
2. Ukuran daging yang dipotong ± 30 x 30 x 30 mm
3. Hasil produksi suiran daging yang dihasilkan sebanyak 4 kg/6 menit.
4. Penulis hanya memperhitungkan mengenai gaya, kecepatan putar, serta ukuran dan
berat daging yang akan diproses pada mesin penyuir daging

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, maka tujuan inovasi mesin
penyuir daging yang dilakukan, antara lain adalah:
1. Untuk merancang dan membuat mesin penyuir daging untuk bahan baku abon
2. Untuk mengetahui perhitungan yang terdapat pada mesin penyuir daging untuk
bahan baku abon
3. Untuk mengetahui hasil pengujian pada mesin penyuir daging untuk bahan baku
abon

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Daging Sapi dan Produk Olahannya

Gambar 2.1 Daging Sapi

Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Penganekaragaman sumber pangan, daging dapat menimbulkan
rasa kepuasan atau kenikmatan bagi yang memakannya karena kandungan gizinya
yang lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat terpenuhi. Daging dapat
diolah dengan cara dimasak, digoreng, dipanggang, disate, diasap, diasam, digaram,
atau diolah menjadi produk lain yang menarik, antara lain daging kornet, sosis,
dendeng, abon dan daging yang dilapisi supaya crispy. Oleh karenanya, daging dan
hasil olahannya merupakan produk-produk makanan yang unik dan menarik.

Daging sapi adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum
digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging
ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging
iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai
bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan

Jaringan otot merupakan komponen yang terbanyak dalam karkas yaitu 35 sampai
65 persen dari berat karkas atau 35 sampai 40 persen dari berat hewan hidup. Otot ini
melekat pada kerangka, tetapi ada yang langsung melekat pada tulang rawan dan kulit.
Warna daging sapi yang baru diiris biasanya merah ungu gelap. Warna tersebut

3
berubah menjadi terang (merah ceri) bila daging dibiarkan terkena oksigen. Perubahan
warna merah ungu menjadi terang tersebut bersifat reversible (dapat balik). Namun,
bila daging tersebut terlalu lama terkena oksigen, warna merah terang akan berubah
menjadi cokelat. Mioglobin merupakan pigmen berwarna merah keunguan yang
menentukan warna daging segar. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat
berbagai reaksi kimia. Bila terkena udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi
oksimioglobin yang menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari
oksimioglobin akan menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna cokelat.
Timbulnya warna cokelat menandakan bahwa daging telah terlalu lama terkena udara
bebas, sehingga menjadi rusak

Abon adalah makanan yang yang terbuat dari serat daging. Penampilannya
biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitaman. Abon tampak seperti serat, karena
didominasi oleh serat-serat otot yang mengering. Karena kering, abon biasanya awet
disimpan bermingguminggu hingga berbulan-bulan dalam kemasan kedap udara.
Dalam memudahkan pembuatan abon, daging harus dipotong-potong terlebih dahulu.
Potongan daging harus direbus dan dididihkan, sehingga seratserat daging mulai
terlepas dan mudah disuwir-suwir. Hal ini karena kandungan kolagen dan elastin zat
pengikat otot telah larut oleh air rebusan.

Dalam pembuatan abon sebelum daging disangrai terlebih dahulu ditumbuk-


tumbuk. Ketika ditumbuk daging ini membentuk serat-serat daging yang menyerupai
gumpalan benang

2.2 Sifat-sifat daging sapi


a. Semakin tua umur sapi maka daging yang dihasilkan semakin keras.

b. Daging sapi yang dipanaskan maka kandungan kolagen dan elastin semakin
berkurang sehingga serat daging mudah dipisahkan.

c. Daging sapi yang dimasak akan mengalami penyusutan volume daging.

4
d. Dading sapi yang dipanaskan/direbus akan menjadi lebih empuk, semakin lama
pemanasan yang dialami daging maka akan semakin empuk.

e. Daging sapi memiliki daya pengikat air, semakin lama daging sapi yang sudah
dipotong maka daya mengikat airnya semakin sedikit.

2.3 Mesin Penyuir Daging Sapi

Sumber : desainmesintepatguna.blogspot.co.id

Gambar 2.2. Mesin penyuir daging di pasaran

Mesin penyuir daging merupakan alat bantu untuk menyuir daging menjadi suiran-
suiran tipis. Bukan hanya itu saja, mesin ini dapat menghaslkan hasil suiran yang
merata dan waktu penyuiran menjadi cepat. Hal tersebut tentunya sulit dilakukan
seseorang jika penyuiran dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan dan palu
apalagi jika orang tersebut belum terampil bekerja. Mesin ini terdiri dari rangka, bak
penampung, poros penyuir, transmisi, dan motor listrik.

5
2.4 Metode Pembuatan Produk Daging Sapi ( Abon )

Gambar 2.3 Abon

2.4.1 Cara membuat abon sapi:


a. Pertama, daging sapi dipotong-potong sampai menjadi tetelan daging.
Lemak dan jaringan ikat dibuang dari seluruh permukaannya, lalu dipotong
kecil-kecil. Setelah itu dicuci dengan air bersih sampai tidak ada kotoran
maupun sisa darah yang tersisa.
b. Rebus potongan-potongan daging sapi tadi dalam air mendidih selama
kurang lebih 60 menit.
c. Setelah daging sapi terasa empuk, kemudian suwir-suwir daging sapi itu
dengan menggunakan mesin suwir daging sapi.
d. Haluskan bumbu-bumbu sebagai berikut sampai halus: 25g ketumbar, 125g
kemiri, 350g gula merah, 150g bawang merah, 50g bawang putih, dan 200g
garam dapur. Ccampur dan aduk sampai semuanya tercampur secara
homogen, lalu tumis dengan sedikit minyak goreng dalam wajan.
e. Masukkan santan kelapa ke dalam wajan, tambahkan ke dalamnya daging
yang telah disuwir-suwir (dipisahkan dalam bentuk serat daging) dan
bumbu-bumbu yang telah dipersiapkan, aduk sampai merata, lalu panaskan
di atas kompor sampai kering dan tiriskan di atas.
f. Panaskan sebanyak 0.5 liter minyak goreng dalam wajan di atas kompor
dengan api sedang, masukkan ke dalamnya daging yang telah dipersiapkan

6
sedikit demi sedikit dan goreng sampai kering dan berwarna cokelat muda,
lalu tiriskan dan dinginkan di atas.

2.5 Tuntutan dan Manfaat Alat dari Mesin Penyuir Daging Bagi Masyarakat
Perancangan mesin penyuir daging untuk bahan baku rendang suir ini didasarkan
pada kebutuhan dan tuntutan para pengusaha pembuat rendang suir, sehingga para
konsumen / calon pengguna dan para pengusaha rendang suir dapat mengoperasikan
mesin ini dengan mudah, dengan waktu yang singkat dan tenaga manusia yang lebih
sedikit. Adapun tuntutan dan manfaat dari alat tersebut adalah :

a. Ukuran mesin yang tidak terlalu besar dan mesin yang ergonomis membuat
pekerjaan menjadi efektif dan efisien.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses penyuiran tidak terlalu lama
dan menghasilkan hasil yang baik.
c. Mudah untuk dipindahkan.
d. Konstruksi yang kuat membuat pekerjaan menjadi mudah.
e. Dapat dioperasikan oleh semua orang.
f. Perawatan mesin mudah perawatannya.
g. Suku cadang yang murah dan mudah diperoleh mempermudah pekerjaan dari
calon pengguna.

2.6 Analisis Morfologis Alat


Analisis morfologi suatu mesin dapat terselesaikan dengan memahami
karakteristik mesin dan dimengerti akan berbagai fungsi komponen yang akan
digunakan dalam mesin. Dengan segala sumber informasi, selanjutnya dapat
dikembangkan untuk memilih komponen-komponen mesin yang paling ekonomis.
Analisis morfologis sangat diperlukan dalam perancangan mesin penyuir daging untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.

2.7 Perencanaan Proyek


Perencanaan proyek adalah seluruh kegiatan perancangan dan pembuatan produk.
Penyusunan rencana proyek dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut :

7
 Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dalam proses
perancangan
 Menyusun sasaran setiap pekerjaan
 Menyusun urutan pekerjaan
 Membuat perkiraan biaya
2.8 Elemen Mesin
Elemen mesin adalah bagian-bagian suatu konstruksi mesin yang mempunyai
bentuk serta fungsi tersendiri, antara lain :

2.8.1 Motor Listrik

Gambar 2.4 Motor Listrik


Motor listrik termasuk ke dalam kategori mesin listrik dinamis dan
merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik.

Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan
atau blower, menggerakkan compressor, mengangkat bahan, dll di induatri dan
digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti mixer, bor listrik,
kipas angin)

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama, yaitu:

a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

8
b. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet,
akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
d. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

2.8.2 Poros Penyuir

Gambar 2.5 Poros Penyuir


Poros merupakan salah satu bagian dari setiap mesin penting. Karena hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh karenanya
poros memegang peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros
dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan penerusan dayanya yaitu :

a. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk
dan sprocker rantai dll.

b. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin


perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran yang disebut
spindel.Syarat utama yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasi harus
kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

9
c. Gandar

Poros seperti dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak

mendapat beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut

gandar. Gandar hanya memperoleh beban lentur kecuali jika digerakkan oleh

penggerak dia akan mengalami beban puntir juga.

2.8.3 V Belt dan Pulley

Gambar 2.6 Pulley & V-Belt


Belt terbuat dari bahan yang fleksibel yaitu karet sintetis yang dilapis dengan
beberapa lapisan serta mempunyai penampang trapesium, sedangkan pully
biasanya terbuat dari alumunium ataupun material lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Pada umumnya pully and belt digunakan untuk putaran relatif tinggi
4.000 ft/menit (20m/s), karena pada kecepatan rendah gaya tarik sabuk menjadi
sangat besar untuk penampang sabuk tertentu.

V Belt terdiri dari matrik lunak dan ayaman kawat logam didalam matriks.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan V belt.

 Kelebihan V belt:
1. Penggerak V-belt lebih kokoh akibat jarak yang pendek diantara pusat
pulley.
2. Gerakan adalah pasti, karena slip antara belt dan alur pulley diabaikan.

10
3. Karena V-belt dibuat tanpa ujung dan tidak ada gangguan sambungan,
oleh karena itu pergerakan menjadi halus.
4. Mempunyai umur yang lebih lama, yaitu 3 sampai 5 tahun.
5. Lebih mudah dipasang dan dibongkar.
6. Belt mempunyai kemampuan untuk melindungi beban kejut ketika
mesin di-start.
7. Aksi desak belt dala alur memberikan nilai rasio tarikan yang tinggi.
Oleh karena itu daya yang ditransmisikan oleh V-belt lebih besar dari
pada belt datar untuk koefisien gesek, sudut kontak dan tarikan yang
sama dalam belt.
8. V-belt dapat dioperasikan dalam berbagai arah, dengan sisi tight belt
pada bagian atas atau bawah. Posisi garis pusat bisa horizontal, vertical
atau miring.
 Kerugian V belt:
1. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang panjang, karena
berat per unit panjang yang besar.
2. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
3. Konstruksi pulley untuk V-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt
datar.
4. Karena V-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak
cocok untuk penerapan kecepatan konstan.
Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature, tarikan belt yang
tidak tepat dan panjang belt yang tidak seimbang. Tarikan sentrifugal mencegah
penggunaan V-belt pada kecepatan di bawah 5 m/s dan di atas 50 m/s.

Pengaturan tegangan sabuk akan mempengaruhi efisiensi pemindahan daya


dan putaran.

Untuk mengatur tegangan sabuk yang sesuai, pengaturan tegangan dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Menggeser salah satu sumbu

11
2. Menggunakan pulley idler

2.8.4 Bantalan Gelinding ( Deep groove ball bearing single row)

Gambar 2.7 Deep groove ball bearing single row


Bantalan gelinding mempunyai elemen gelinding berbentuk seperti bola atau
rol, pemasangannyadi antara cincin luar dan dalam.Elemen gelinding tersebut
memiliki ukuran clearence dengan ketelitian tinggi. Luas bidang kontak antara
bola atau rol dengan cincin sangat kecil maka besar beban per satuan luas atau
tekanannya menjadi besar.Maka bahan yang dipakai harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi.

Deep groove ball bearing single row mampu menerima beban radial dan
aksial yang tinggi, dan pada umunya digunakan pada beban rendah sampai
sedang. Bantalan ini sesuai digunakan pada kecepatan putar yang sangat tinggi,
dan bagian-bagiannya tidak dapat dipisahkan.

2.8.5 Baut

Gambar 2.8 Baut

12
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung
lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat
digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak,
maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk
uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam)
sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat
(ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga
misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat
ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja.
Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah
kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran

Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala
pada salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian
ujung) batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan,
baja tahan karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau
paduan logam lainnya untuk keperluan – keperluan khusus
Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :
a. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
b. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
c. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
d. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat /jembatan

13
2.9 Pengelasan
2.9.1 Prosedur Pengelasan
Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan
rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan tersebut.

2.9.2 Proses Pengelasan


Secara umum proses pengelasan yang sering digunakan untuk konstruksi
mesin adalah proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding). Pada
proses pengelasan SMAW umunya menggunakan pengelasan Arc Welding dan
Gas Welding. Pengelasan Arc Welding lebih cocok digunakan pada pengelasan
material tebal sedangkan Gas Welding pada pengelasan plat tipis.

2.10 Analisis Perhitungan Mesin Penyuir Daging Untuk Bahan Baku Abon
2.10.1 Gaya Penyuiran pada Daging
Keempukan daging adalah salah satu factor paling penting dalam
pengolahan daging. Keempukan merupakan salah satu indicator dan factor
utama dalam pertimbangan pemilihan daging. Tingkat daya putus (Shear Force)
daging sapi rata-rata 2,8 kg/cm2 (Komariah, 2009:187).

Gaya penyuiran pada mesin penyuir daging

……………………………………………………….. (2.1)

Keterangan: S = Shear force (kg/cm2)


F = Gaya (kg)
A = Luas penampang (cm2)
2.10.2 Daya Mesin dan Tenaga Penggerak
Untuk menghitung daya mesin (P) terlebih dahulu dihitung torsinya (T), yaitu:

T = F x R .......................................................................................... (2.2)

14
Keterangan: F = gaya potong (kg)

R = jari-jari lingkaran, titik potong (mm)

Setelah mengetahui besarnya torsi yang dihasilkan gaya potong,


selanjutnya bias dihitung daya mesin. Daya mesin (P) dihitung dengan:

……………………………………………………………. (2.3)

…………………………………………………………… (2.4)

𝑃𝑑 = 𝑃 𝑥 𝑓𝑐 …………………………………………..……………… (2.5)

Keterangan: T = Torsi (N.m)

n = Putaran poros (rpm)

fc = Faktor koreksi daya

Pd = Daya Rencana (Watt)

P = Daya nominal (Watt)

ω = Kecepatan sudut (rad/s)

15
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Penelitian
a. Perancangan
Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha untuk merealisasikan suatu
ide atau gagasan agar menjadi suatu produk real. Dalam tahapan perancangan
membutuhkan kreatifitas dalam menuangkan ide atau gagasan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap proses pembuatannya. Pada tahap perancangan meliputi
sketsa mesin / alat, spesifikasi teknik, perhitungan dan berbagai alternatif
komponen yang dapat diterapkan pada mesin tersebut.
Kegiatan tersebut akan dilakukan oleh tim, dimana setiap anggota memiliki
tugas sesuai bidangnya. Maka dari itu, dalam perancangan ini membutuhkan
spesialisasi Drafting, Maintenance, Machining, Automotive dan Fabrication.
Hasil dari kerja sama tim tersebut meghasilkan konsep rancangan yang dituangkan
dalam bentuk gambar yang terdiri dari gambar bagian dan gambar susunan yang
dibuat sesuai dengan standar-standar yang berlaku.
Tahapan perancangan meliputi pendeskripsian masalah dan riset yang
kemudian dikumpulkan menjadi konsep sebuah permasalahan yang dipaparkan
dalam konsep rancangan, perhitungan dan spesifikasi teknik lainnya yang
berkaitan dengan rancangan tersebut. Selanjutnya dibentuk suatu struktur kerja
menghasilkan solusi dari permasalahn yang ada.

b. Tahap Manufaktur
Desain dan gambar yang telah dibuat akan menjadi panduan bagi operator
dalam proses manufaktur. Pemilihan mesin dan alat untuk mengerjakan bagian-
bagian dari mesin penyuir daging untuk abon disesuaikan dengan profil dan
kepresisian yang ingin dicapai. Proses permesinan meliputi pembuatan poros
penyuirnya itu sendiri dan elemen-elemen mesin lainnya. Untuk proses fabrikasi
meliputi pembuatan rangka mesin, pemotongan plat, dan lain-lain. Penggunaan

16
alat ukur dengan tingkat ketelitian tinggi serta metode pengukuran yang tepat juga
menentukan kualitas part atau mesin yang dibuat.
c. Tahap Perakitan
Pada tahap ini part-part yang telah melalui proses manufaktur kemudian
dirakit menurut urutan gambarnya (proses assembly). Pada proses assembly ini
yang terpenting adalah antara part dengan part yang lainnya harus alignment.
d. Tahap Pengujian
Pada tahap ini mesin yang telah melalui proses perakitan kemudian di uji
apakah mesin dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di lab Kampus Akademi Teknik Soroako, kecamatan
Nuha kabupaten Luwu Timur. Waktu pelaksanaan sekitar ± 5 bulan dari bulan Maret
2018 – Juli 2018.

Dalam penelitian ini, adapun flow process yang bertujuan untuk menggambarkan,
menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur sehingga mudah dipahami dan
mudah dilihat berdasarkan urutan langkah dari suatu proses dalam hal ini flow process
penelitian mesin penyuir daging sapi untuk bahan baku abon yang terlihat pada Gambar
3.2

17
Perencanaan Perancangan& Pembuatan Uji Coba Finalisasi

Mulai
Finalisasi
Perhitungan Alat
Komponen Uji Coba
Studi Pustaka
Tidak
Analisa
Laporan
Identifikasi Masalah Sudah
alisas
Kuat ?

ya
Serah
Studi Literatur Ya Berfungsi Terima dan
Baik penggunaan
Gambar Susunan alat

Perancangan
Gambar Bagian
 Draf Rancangan Selesai

 Alternatif Tidak
Rancangan Validasi
Gambar
?
Tidak Ya
Sesuai
Tidak
Proses Manufaktur
Kriteria?

Ya QC

Assembly

Gambar 3.2 Skema Flow Proccess Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Sebelum melakukan proses desain dan perancangan dilakukan terlebih dahulu
proses pengambilan data. Dalam Rancang Bangun Mesin Penyuir Daging Untuk Bahan
Baku Abon / Spinner Abon, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :

18
1. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan informasi dari buku maupun internet serta
melakukan diskusi dengan pembimbing dan rekan kelompok mengenai mesin
penyuir daging

3.4 Penetapan Fungsi


3.4.1 Fungsi perancangan
Fungsi dari mesin penyuir daging adalah melakukan proses penyuiran
daging sapi dari metode manual (tradisional) yang menggunakan tangan dan
pisau atau palu untuk menyuir daging sapi menjadi metode otomatis
(menggunakan mesin).

3.4.2 Fungsi mekanisme komponen


Untuk mengetahui secara rinci komponen-komponen dan fungsi dari
rancangan mesin penyuir daging perlu dibuatkan daftar, seperti yang terlihat pada
Tabel 3.1

Tabel 3.1 Fungsi Mekanisme Komponen

No. Komponen Fungsi Komponen


1. Motor Listrik Alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik
2. Penyuir daging Menyuir daging menjadi suiran – suiran tipis

19
3. Pulley dan V-belt  Pulley berfungsi menstransmisikan daya
dari penggerak menuju komponen yang
digerakkan, mereduksi putaran,
mempercepat putaran, memperbesar torsi,
memperkecil torsi
 V-belt berfungsi untuk mentransmisikan
daya dari poros yang satu ke poros yang
lainnya melalui pulley yang berputar
dengan kecepetan yang sama atau berbeda

4. Profil rangka mesin ( Sebagai tempat dudukan / penyangga konstruksi


profil L ) mesin lainnya
5. Penampung daging Sebagai tempat menampung daging hasil suiran
Pada Tabel 3.1 dijelaskan mengenai mekanisme komponen – komponen
yang ada pada mesin penyuir daging sapi untuk bahan baku abon yang dimana
merupakan komponen utama pada mesin penyuir tersebut. Komponen utama ini
sangat penting dan sangat berpengaruh jika salah satu dari komponen tersebut
bermasalah ataupun rusak misalnya saja motor listriknya rusak sehingga
komponen yang lain tidak akan berfungsi juga.
3.5 Pemilihan Konsep
Dalam suatu perancangan konstruksi, dibutuhkan pemilihan konsep untuk
memperoleh hasil konstruksi yang maksimal. Kelebihan dan kekurangan dari setiap
pemilihan konsep memudahkan untuk mendapatkan bentuk konstruksi yang baik.

Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang komponen yang akan digunakan
dalam merancang mesin penyuir daging. Secara fungsional, alat ini memiliki
komponen sebagai berikut:

1. Profil rangka mesin


2. Penggerak
3. Sistem transmisi

20
4. Sistem putaran poros penyuir
5. Sistem penampung daging

Dengan komponen tersebut, maka dapat disusun suatu skema klasifikasi yang
disebut pemilihan konsep, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2 Pemilihan Konsep mesin penyuir daging

Sub Varian yang mungkin


`No
Komponen 1 2 3
1. Profil
Rangka
Mesin

(profil L) (profil U)
(pipa)
2. Penggerak

(Motor Listrik)
(Motor Bakar)
(Engkol)

3. Sistem
Transmisi

(Chain & Sproket )


(Pulley Belt) (Roda Gigi)

21
4 Sistem
Poros
Penyuir

(Poros jari-jari) (Poros bergerigi)

5. Sistem
Penampung
Daging

(Bak penampung
stengah lingkaran) (Bak penampung trapesium)

Berdasarkan tabel 3.2 matriks morfologi mesin penyuir daging, varian yang
terpilih adalah sebagai berikut:

1. Profil rangka yang dipilih adalah varian kedua dan ketiga, yaitu profil L (besi siku)
untuk bagian penyangga poros, kerena selain lebih ringan, besi profil L mudah
untuk dirangkai pada saat pembuatan rangka mesin. Dan profil U untuk rangka
pondasi dan dudukan motor karena , ini diharapkan dapat menjadi penyeimbang
agar mesin dapat selalu dalam posisi yang stabil dari gaya putaran motor yang
dapat membuat mesin mengalami getaran yang tinggi yang mengakibatkan
kerusakan . selain itu, profil U juga digunaka sebagai dudukan motor listrik agar
selain sebagai menahan gaya dari motor itu sendiri , namun juga menahan berat
dari motor listrik yang cukup berat .

22
2. Penggerak utama dipilih varian kedua, yaitu motor listrik dengan alasan untuk
memudahkan pekerjaan, mengurangi jumlah tenaga manusia sehingga mesin dapat
dioperasikan oleh tenaga satu orang saja.
3. Sistem transmisi yang dipilih adalah varian pertama, yaitu puli dan sabuk-V.
Transmisi puli ini berfungsi menghubungkan poros motor dengan poros penyuir
dan juga untuk mereduksi putaran motor ke poros penyuir. Pemilihan transmisi
puli dan sabuk-V ini dilakukan karena dalam mesin penyuir daging ini tidak
membutuhkan perbandingan putaran poros yang konstan dan slip yang terjadi pada
putaran poros tidak akan berpengaruh terhadap pekerjaan.
4. Sistem poros penyuir yang dipilih adalah varian pertama, yaitu poros jarijari
karena hasil suiran untuk bahan lunak seperti daging dinilai lebih efektif dan
merata.
5. Sistem penampung daging dipilih varian pertama, yaitu menggunakan bak
penampung setengah lingkaran, karena poros berputar sejara vertikal maka bentuk
setengah lingkaran lebih cocok dengan gerak poros. Selain itu bentuk bak
penampung setengah lingkaran membuat daging akan lebih mudah tersuir tanpa
ada yang terselip dibagian sudut seperti pada varian kedua.

3.6 Desain Rancangan

23
Tabel 2.1 Spesifikasi Mesin Penyuir Daging
Fungsi : Mencabik Daging Sapi Dan Ikan
Untuk Dijadikan Abon.
Dimensi Mesin : 600 mm X 320 mm X 800 mm
Penggerak : Elektro Motor ( Motor Listrik )
Daya : 1 HP.
Tegangan Listrik : 220 V 1 Phase.
Frekuensi Listrik : 50 Hz / 60 Hz.
Energi Yang Digunakan : Listrik.
Kapasitas : 50 Kg – 70 Kg / Proses
Bahan Material : Stainless Steel Anti Karat Berstandar
Food Grade.

24
Cara kerja dari mesin penyuir daging ini adalah daging yang sudah dipotong-
potong menjadi ukuran ± 30 x 30 x 30 mm dan direbus setengah matang dimasukkan
ke dalam bak penampung. Apabila mesin dihidupkan maka motor listrik akan
menggerakkan puli pada motor, kemudian dari puli motor ditransmisikan ke puli poros
penyuir sehingga poros penyuir akan ikut berputar sehingga akan terjadi proses
penyuiran. Jika daging sudah tersuir kemudian mesin dimatikan dan buka pengunci
antara bak penampung dengan rangka, sehingga bak penampung dapat dimiringkan
kearah depan untuk memudahkan dalam pengambilan hasil suiran. Hasil produksi yang
diharapkan mampu menghasilkan suiran daging sebanyak 4 kg/6 menit.

25
BAB 4
RANCANGAN ANGGARAN DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Rancangan Anggaran
Berikut adalah rencana anggaran tugas akhir “Rancang Bangun Mesin Penyuir
Daging Untuk Bahan Baku Abon / Spinner Abon”. Daftar rencana anggaran bertujuan
untuk memperjelas permintaan ketersediaan alat yang akan digunakan beserta dengan
daftar biaya.

Tabel 4.1 Rencana Anggaran

J HARGA PER TOTAL


NAMA SAT
NO DIMENSI L SATUAN HARGA SUMBER
MATERIAL UAN
H (Rp) (Rp)
Angle / Profil 50 x 50 x Rp https://bajaprofil.w
1 2 LG RP 380.000,-
L 6mm – 6 m 760.000,- ordpress.com
https://www.tokop
Motor Listrik 1 1 HP 1.400 Rp edia.com/madetool
2 1 Ea Rp 1.500.000,-
hp Rpm 1.500.000,- /dinamo-motor-
listrik-1-phase-1
∅ 1 1/2" x 3 1/ Rp Logistik Akademi
3 Rounbar ST 60 LG Rp 2.700.000,-
m 2 1.350.000,- Teknik Soroako
1/ Rp Logistik Akademi
4 Rounbar ST 37 ∅ 1/2" x 2 m LG Rp 2.000.000,-
2 1.000.000,- Teknik Soroako
Plate Stainless Rp https://plat-
5 2438 x 1.219 2 Sheet Rp 460.000,-
Steel 0.6 920.000,- stainless-steel.com
Pully V ( ∅ 6 Inchi , Rp https://m.bukalapa
5 2 Ea Rp 50.000,-
Aluminium ) ∅ 3 Inchi 100.000,- k.com
Rp https://m.bukalapa
6 V- Belt - 1 Ea Rp 100.000,-
100.000,- k.com

26
RD260 – 2.6 Rp https://m.Perkakas
7 Elektroda 1 Pack Rp 135.000,-
mm 135.000,- ku.com
Pillow Block https://www.pricez
8 ∅ 30 2 Ea Rp 49.000,- Rp 98.000,-
Bearing aco.id
Toko Ujung
9 Baut M12 x 1.25 8 Ea Rp 4.000,- Rp 32.000,-
Wawondula
1 Toko Ujung
10 Ring M12 Ea Rp 500,- Rp 8.000,-
6 Wawondula
Toko Ujung
11 Mur M12 8 Ea Rp 3.000,- Rp 24.000,-
Wawondula
Toko Ujung
12 Kabel - 3 m Rp 3.200,- Rp 9.600,-
Wawondula
Toko Ujung
13 Stop Kontak - 1 Ea Rp 5.000,- Rp 5.000,-
Wawondula
Toko Ujung
14 Saklar - 1 Ea Rp 12.000,- Rp 12.000,-
Wawondula
Cat Besi Avian Toko Ujung
15 - 3 Ea Rp 16.000,- Rp 48.000,-
200 cc Wawondula
Toko Ujung
16 Tinner - 1 Ea Rp 16.000,- Rp 16.000,-
Wawondula
Toko Ujung
17 Kuas 1 1/2" 3 Ea Rp 5.000,- Rp 15.000,-
Wawondula
Toko Ujung
18 Cutton Gloves - 1 Ea Rp 15.000,- Rp 15.000,-
Wawondula
Masker 3M Rp https://m.bukalapa
19 - 1 Pack Rp 10.5000,-
8210 210.000,- k.com
Rp
TOTAL BIAYA
6.357.600,-

27
4.2 Jadwal Penelitian
TIME SCHEDULE TSA KELOMPOK 16 RANCANG BANGUN MESIN PENYUIR DAGING
UNTUK BAHAN BAKU ABON / SPINNER ABON

03-Ags
10-Ags
17-Ags
24-Ags
04-Mei
11-Mei
17-Mei
25-Mei
09-Mar
16-Mar
23-Mar
30-Mar

01-Jun
08-Jun
15-Jun
22-Jun
29-Jun
06-Jul
13-Jul
20-Jul
27-Jul
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
NO Aktivitas penelitian TA

06-Ags
13-Ags
20-Ags
07-Mei
14-Mei
21-Mei
28-Mei
05-Mar
12-Mar
19-Mar
26-Mar
30-Apr

04-Jun
11-Jun
18-Jun
25-Jun
02-Jul
09-Jul
16-Jul
23-Jul
30-Jul
1 Penyusunan Proposal
Menyusun proposal
Sidang proposal
Perbaikan proposal
2 Pelaksanaan TA
Desain
Pengorderan bahan dan alat

LIBUR
pembuatan alat
run test
pengambilan data
pengolahan data
penulisan TA
bimbingan TA
3 sidang TA
persiapan administrasi
penyerahan draft TA
sidang TA
perbaikan, evaluasi akhir
dan penyerahan TA

28
DAFTAR PUSTAKA
 Pramono R Petrus Galih Perancangan mesin penyuir daging untuk bahan baku
abon [Journal]. - Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
 ugm hmi peternakan pengenalan jenis dan karakteristik daging [Online]. - mei 27, 2014. -
maret 10, 2018. - https://hmipeternakanugm.wordpress.com/2014/05/27/pengenalan-
jenis-dan-karakteristik-daging/
 http://www.jitunews.com/read/3468/mengenal-10-bagian-daging-sapi-dan-menu-olahannya
 http://www.academia.edu/3221537/PERANCANGAN_MESIN_PENYUIR_DAGING_UN
TUK_BAHAN_BAKU_ABON
 http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/motor-listrik.html
 http://teknikmesin.org/pengertian-dan-jenis-baut/
 https://www.academia.edu/12139263/Perbedaan_Menggunakan_Sambungan_Baut_dan_La
s_Pada_Konstruksi_Baja

29

Anda mungkin juga menyukai