Anda di halaman 1dari 23

PERANCANGAN MESIN PENYUIR DAGING

UNTUK BAHAN BAKU ABON

Oleh:
ABDUL WAFA 362021401012
FIKRI ALAN HAMDALAH 362021401017
TEDY FAJAR WIRIANTO 362021401022
ABDUR RAFI MALIK 362021401026

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang selalu
memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Mata Kuliah Perancangan mesin dengan judul: Perancangan mesin penyuir daging untuk
bahan baku abon.

Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir Mata Kuliah Perancangan mesin ini
minimal dapat menjawab permasalahan yang memang ingin diteliti, semoga laporan ini tidak
sia-sia dan dapat menjadi perhatian pembaca. Sehingga diharapkan dapat menimbulkan
ketertarikan untuk melakukan penelitian lanjutan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Mata Kuliah Perancangan mesin ini tidak
akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, petunjuk, masukkan dan bantuan dari berbagai
pihak. Mengingat ruang yang tersedia terbatas, dan tidak mungkin disebutkan satu persatu,
perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prabuditya Bhisma Wisnu Wardhana, S.T., M.Eng, Selaku dosen pengampu
mata kuliah Perancangan Mesin, Terimakasih atas segala bimbingan dan petunjuk
dalam mengerjakan Tugas Akhir mata kuliah Perancangan Mesin.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karenanya saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang membutuhkan Aamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Banyuwangi, 3 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................IV
DAFTAR TABEL....................................................................................................................V
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah.............................................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3


2.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................................................. 3
2.2 Landasan Teori................................................................................................................................. 4
2.3 Perencanaan Dan Perhitungan......................................................................................................... 6

BAB 3 METODOLOGI.........................................................................................................10
3.1 Diagram Alir.................................................................................................................................. 10
3.2 Desain Mesin................................................................................................................................. 12
3.3 Jadwal Kegiatan............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Penampang sabuk-V (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:164)............................5
Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Mesin Penyuir..........................................................11
Gambar 3. 2 sketsa mesin penyuir daging...............................................................................12

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penggolongan bahan poros.......................................................................................4
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan......................................................................................................13

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi yang semakin berkembang menuntut kita untuk berperan aktif,
dalam berkreatifitas dalam kemampuan berinovasi guna menciptakan produk yang
berkualitas. Oleh karena itu, banyak pihak – pihak yang berperan aktif dalam membuat
atau mengembangkan teknologi yang memiliki manfaat dan lebih ekonomis. Banyak
peralatan bantu yang dibuat untuk membantu dan mempermudah kita dalam melakukan
pekerjaan. Selain dalam proses kerjanya, hasil produksi pun dituntut lebih cepat, biaya
rendah, dan dapat memenuhi biaya konsumen sehingga usaha dapat berjalan dengan
lancar.
Abon adalah produk olahan daging yang sangat mudah di temukan di pasaran,
rasanya khas perpaduan antara manis dan gurih, abon sering di jadikan campuran lauk,
pelengakap nasi goreng, pelengkap nasi gurih, dan nasi kuning, serta pengisi kue-kue
tradisional seperti lemper. Seiring perkembangan zaman, semakin banyak makanan
produk olahan modern yang menggunakan abon sebagai pelengkapnya, contoh paling
mudah yang sering kita temui adalah donat. Hal ini berarti bahwa abon telah menjadi
salah satu produk yang mempertemukan unsur-unsur tradisional dengan unsur-unsur
modern dalam dunia kuliner. Abon adalah produk makanan olahan dari daging,
sebenarnya segala macam daging bisa di jadikan bahan pembuat abon sebut saja daging
ayam, sapi, babi, kerbau, kambing, ikan, dan sebagainya. Namun yang paling populer
adalah abon sapi dan dapat di katakan hampir semua abon yang di produksi dan yang
beredar di pasaran adalah abon sapi. Begitu dominanya daging sapi sebagai bahan utama
abon, sampai-sampai apabila orang menyebut abon adalah abon sapi.
Secara umum pembuatan abon sapi ini dimulai dengan merebus daging, kemudian
memotong-memotongnya, memukul-mukulnya lalu menyuirnya setelah itu, memasaknya
kembali dan mencapurnya dengan bumbu-bumbu, terakhir mengemasnya dengan
berbagai ukuran sesuai selera.
Melihat dari masalah tersebut masih banyak dikalangan masyarakat yang masih
menggunakan cara manual. Dengan menggunakan peralatan manual seperti itu tentunya
proses dalam pembuatan abon akan menjadi lama. Selain itu kekurangan dari proses
penyuir daging dengan cara manual yaitu hasil suiran daging kurang baik tentunya akan
mempengaruhi kualitas abon nantinya. Maka penulis berinovasi untuk merancang mesin
penyuir daging dengan teknologi mekanis dengan pemilihan komponen yang cocok,
murah dan baik untuk makanan karena dengan teknologi mekanis, pengolahan suwir
daging ini menjadi cepat dan tidak memakan waktu terlalu lama .

vi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dibatasi dalam pembatasan masalah,
diketahui rumusan masalah ini sebagai berikut :

1. Berapakah daya motor yang dibutuhkan untuk menyuir daging 7kg/proses?


2. Bagaimana perencanaan diameter pulley yang dibutuhkan mesin penyuir daging?
3. Bagaimana perencanaan diameter poros yang digunakan pada mesin penyuir daging ?
4. Bagaimanakah perencanaan sabuk V belt pada mesin penyuir daging?
1.3 Tujuan.
Adapun tujuan dari penyuir daging ini sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui daya motor yang dibutuhkan untuk menyuir daging berkapasitas
7kg/proses.
2. Dapat mengetahui diameter pulley yang dibutuhkan mesin penyuir daging.
3. Dapat mengetahui diameter poros pada mesin penyuir daging.
4. Dapat mengetahui perencanaan sabuk V pada mesin penyuir daging.
1.4 Manfaat.
Manfaat dari mesin penyuir daging ini sebagai berikut :
1. Sebagai suatu penerapan teori dan kerja praktek yang diperoleh saat di bangku
perkuliahan.
2. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.
3. Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan menciptakan karya teknologi
yang bermanfaat.
1.5 Batasan Masalah
Adapun Batasan masalah sebagai berikut :
1. Mesin hanya akan digunakan untuk memotong dan menghancurkan daging tanpa
tulang.
2. Mesin akan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber daya utama.
3. Mesin akan dirancang untuk dapat memproses daging sapi dan ayam.
4. Proses desain meenggunakan solidwork 2021
5. Panjang batang penyuir 140 mm.
6. Jari jari batang penyuir 6 mm.
7. Rangka menggunakan bahan Stainless Steel.
8. Kapasitas mesin 7kg/ Proses.
9. Bak penampung dengan panjang 600 mm, lebar 800 mm, dan tinggi 900 mm.

vii
BAB II
LANDASAN TEORI

3.1 TINJAUAN PUSTAKA


Arinal hanim (2022) melakukan penelitan judul pembuatan mesin penyuir ikan
system rotary untuk produk abon ikan. Mesin penyuir daging ikan digunakan untuk
meningkatkan nilai tambah produk, sehingga harga jual produk yang dihasilkan dari
bahan baku ikan meningkat dan menguntungkan bagi nelayan di persisir pantai
Tanggamus. Pembuatan mesin penyuir daging ikan diawali dengan perancangan
menggunakan solid work dan membuat gambar teknik dengan ditailnya. Pembuatan
dilakukan dan kemudian merakit serta melakukan pengujian terhadap performan mesin
penyuir daging ikat. Hasil pengujian menunjukan bahan mesin penyuir daging ikan
berhasil dibuat dengan kapasitas produksi hingga mencapai 2 kg dalam waktu 15 menit.
Waktu penyuiran selama 15 menit menghasilkan suiran daging ikan berukuran kecil dan
dengan ukuran yang relatif seragam. Dengan demikian hasil pengujian mesin penyuir
daging dapat menghasilkan suiran daging yang lebih baik dan dalam waktu yang relatif
pendek.
Mesin penyuir daging ini sudah pernah dibuat oleh petrus galih mahasiswa universitas
Yogyakarta pada tahun 2013. Tetapi mesin yang dibuat oleh mahasiswa tersebut
memiliki kapasitas 4kg Mesin penyuir daging merupakan alat bantu untuk
mempermudah proses penyuiran daging. Mesin ini dapat menghasilkan suiran yang
merata dan waktu penyuiran menjadi cepat. Hal tersebut sulit dilakukan apabila seorang
melakukan penyuiran masih menggunakan cara manual dengan menggunakan tangan,
apalagi jika orang tersebut belum ahli dalam melakukanya. Kompenen mesin ini terdiri
dari rangka, bak penumpang, poros penyuir, transmisi, dan motor listrik. Kapasistas
produksi mesin yang di harapkan adalah 4 kg / proses.
Perbedaan yang dikerjakan oleh penulis dengan referensi diatas Dari mesin
sebelumnya dengan kapasitas produksi yang kecil. Cara kerja mesin ini sama dengan
mesin yang sudah ada sebelumnya. Inovasi dari mesin ini yaitu ukuran mesin, kapasitas
yang berbeda dari mesin yang sudah di buat sebelumnya, dan memiliki biaya pembuatan
yang murah maka dari itu penulis ingin merancang lagi alat penyuir daging untuk
pembuatan abon yang lebih ekonomis dengan kapasitas 7kg/proses.
3.2 LANDASAN TEORI

3.3 Mesin Penyuir Daging.


Mesin penyuir daging merupakan alat bantu untuk menyuir daging menjadi suiran-
suiran tipis. Bukan hanya itu saja, mesin ini dapat menghaslkan hasil suiran yang merata
dan waktu penyuiran menjadi cepat. Hal tersebut tentunya sulit dilakukan seseorang jika
penyuiran dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan dan palu apalagi jika
orang tersebut belum terampil bekerja. Mesin ini terdiri dari rangka, bak penampung,
poros penyuir, transmisi, dan motor listrik. (Petrus Galih,2013).

viii
3.4 Poros.
Poros merupakan salah satu bagian dari setiap mesin penting. Karena hampir semua
mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, oleh karenanya poros
memegang peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros dibedakan
menjadi tiga macam berdasarkan penerusan dayanya (Sularso dan Kiyokatsu Suga,
2004:1) yaitu :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sprocker
rantai dll. (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:2)
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran yang disebut spindel.Syarat utama yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasi harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. (Sularso
dan Kiyokatsu Suga, 2004:2)
3. Gandar
Poros seperti dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar hanya
memperoleh beban lentur kecuali jika digerakkan oleh penggerak dia akan mengalami
beban punter juga. (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:2)

Golongan Kadar C (%)


Baja lunak -0,15
Baja liat 0,2-0,3
Baja agak keras 0,3-0,5
Baja keras 0,5-0,8
Baja sangat keras 0,8-1,2
Tabel 2. 1 Penggolongan bahan poros
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:4)

3.5 Sabuk V Belt.


Sabuk-V merupakan sabuk yang tidak berujung dan diperkuat dengan penguat
tenunan dan tali. Sabuk-V terbuat dari karet dan bentuk penampangnya berupa
trapesium. Bahan yang digunakan untuk membuat inti sabuk itu sendiri adalah terbuat
dari tenunan tetoron.
Penampang puli yang digunakan berpasangan dengan sabuk juga harus
berpenampang trapesium juga. Puli merupakan elemen penerus putaran yang diputar
oleh sabuk penggerak.
Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:163). Gaya

ix
gesekan yang terjadi juga bertambah karena bentuk bajinya yang akan menghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
Adapun bentuk konstruksi macam-macam penampang sabuk-V yang umum dipakai
terlihat pada Gambar 2 .1(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:164)

Gambar 2. 1 Penampang sabuk-V (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:164)

3.6 Perencanaan Dan Perhitungan

3.7 Daya motor


Secara umum penyuir daging ini dirancang dengan kapasitas 7KG/proses. Dengan
tingkat daya putus (Shear Force) daging sapi rata-rata 2,8 kg/cm2 (Komariah, 2009:187).
Untuk menghitung daya rencana (Pd) terlebih dahulu dihitung daya mesin (P).
Yaitu :
𝑃𝑑 = 𝑃 𝑥 𝑓𝑐.......................................................................................... (2.1)
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:7)

Keterangan : fc = Faktor koreksi daya

Pd = Daya Rencana (Watt)


P = Daya nominal (Watt)

Untuk menghitung daya mesin (P) terlebih dahulu dihitung torsi (T) dan Omega (ω).

P = T 𝑥 ω ……………………………..............................................(2.2)

(Heri Sonawan, 2009:51)

………………….........................................................(2.3)

(Heri Sonawan, 2009:51)

T = F 𝑥 r…………………………………….....................................(2.4)
(Robert L. Mott,2009:81)

Keterangan : T = Torsi (N.m)


ω = Kecepatan sudut (rad/s)
x
r = Jari jari (mm)
F = Gaya (N)

Untuk menghitung torsi (T) terlebih dahulu dihitung gaya (F).


F = S 𝑥 A………………………………………………………………(2.5)
Keterangan : S = Shear force (kg/cm2)
A = Luas Penampang (cm2)

Untuk Menghitung gaya (F) terlebih dahulu dihitung Luas penampang (A).

A = 𝜋𝑟2…………………………………………………………………...(2.6)

3.8 Diameter pulley


Untuk mengetahui nilai diameter pulley bisa
dirumuskan dalam persamaan berikut ini:

…….................………………………………(2.7)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:166)

Keterangan: 𝑛1 = putaran pulley penggerak (rpm)


𝑛2 = putaran pulley yang digerakan (rpm)
𝑑1 = diameter pulley penggerak (mm)
𝑑2 = diameter pulley yang digerakkan (mm)

3.9 Perencanaan Diameter Poros.


Perhitungan yang digunakan dalam perencanaan poros penyuir antara lain:

a. Gaya tarik v-belt pada pembebanan poros

(T1-T2) = .., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, (2.8)


(Daryanto, 2000:117)
Keterangan : T = torsi motor listrik (kg.mm)
R = jari-jari puli pada poros (rpm)

b. Tegangan geser ijin

xi
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:8)

Keterangan: = Tegangan geser ijin (kg/mm2)

= Kekuatan tarik bahan (kg/mm2)

= Faktor koreksi

c. Diamter poros

……..………………….. (8)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:18)

Keterangan ds = Diameter poros (mm)


:
= Tegangan geser yang diijinkan
τα
(kg/mm2)
K
= Faktor koreksi
m

M = Momen lentur (kg.mm)

Kt = Faktor koreksi

T = Momen puntir (kg.mm)


d. Tegangan
maksimal

…………………………………………………………(9)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:18)

Jika τmax < τiijin maka poros yang digunakan aman

Keterangan: τmax = Tegangan pada poros (kg/mm2)


ds = Diameter poros (mm)
Km = Faktor koreksi

M = Momen lentur (kg.mm)

xii
Kt = Faktor koreksi

T = Momen puntir (kg.mm)

3.10 Perencanaan V-Belt


Perhitungan yang digunakan dalam perencanaan sabuk-V antara lain:
a. Diameter puli
… ……….………………………………… (13)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:166)

Keterangan: i = Angka perbandingan

n1 = Putaran poros motor (rpm)


n2 = Putaran poros penyuir (rpm)
Dp = Diameter puli poros penyuir (mm)
dp = Diameter puli poros motor (mm)

a. Daya rencana

𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 × 𝑃…………………………………………………………………….. (14)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:7)

Keterangan : Pd = Daya rencana (kW)


P = Daya motor (kW)

𝑓𝑐 = Faktor koreksi

b. Momen puntir

…………………………………………………………………….. (15)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:7)

Keterangan: T = Torsi (kg.mm)


n2 = Putaran poros (rpm)
Pd = Daya Rencana (kW)
c. Kecepatan sabuk

……………………………………………………………... (16)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:166)

Keterangan: v = Kecepatan sabuk (m/detik)


xiii
dp = Diameter puli motor (mm)
n1 = Putaran motor (rpm)
d. Panjang sabuk

……………….………………....... (17)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:170)

Keterangan: L = Panjang sabuk (mm)

C = Jarak sumbu (mm)

Dp = Diameter puli poros (mm)


dp = Diameter puli motor (mm)

e. Sudut kontak

………………….……………………………………….. (18)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:173)

Keterangan: = Sudut kontak (o)


C = Jarak sumbu (mm)
Dp = Diameter puli poros (mm)
dp = Diameter puli motor (mm)

f. Kapasitas transmisi daya tiap sabuk

………………………………………………………………….. (19)

(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:173)

Keterangan : Po = Kapasitas transmisi daya tiap sabuk


(kW)
Pd = Daya rencana (kW)

N = Jumlah sabuk

𝐾𝜃 = Faktor koreksi

xiv
BAB 3
METODOLOGI

3.11 Diagram Alir


Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar
dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangandiperlukan suatu diagram alir yang
bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses perancangan.
Diagram alir proses perancangan mesin penyuir daging secara umum yang
dapat digambarkan sebagai berikut:

Mulai

Identfikasi Masalah

Studi Literature

Studi Lapang

Perencanaan Alat
1. Perencanaan daya motor.
2. Perencanaan diameter Pulley.
3. Perencanaan poros.
4. Perencanaan sabuk V Belt.

Seminar Proposal

xv
C

Apakah
Proposal
Disetujui?

Desain & Perhitungan

Pengujian Alat

Pembuatan Laporan

Apakah Alat
Berfunghsin
Dengan
Baik?

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Mesin Penyuir

xvi
3.12 Desaian Mesin

4
3

5 2

Gambar 3. 2 sketsa mesin penyuir daging

Keterangan:
1. Dudukan nampan.
2. Rangka.
3. Bak Penampung.
4. Tutup Bak.
5. Pulley.
6. Sabuk V belt.
7. Motor Listrik.
8. Poros penyuir.
9. Poros Utama.

xvii
3.13 Jadwal Kegiatan
Dalam sebuah penelitian pasti ditentukan jadawal penelitian dan batasan
waktu, agar tidak terlalu lama dalam proses penelitian berlangsung. Adapun jadwal
kegiatan perancangan mesin penyuir daging dapat dilihat pada tabel 3.1

Bulan
Keterangan
Feb Mar Apr Mei Jun

Perumusan Topik          

Penyusunan Proposal          

Seminar Proposal          
Pelaksanaan          
Pengujian Alat          
Penyusunan Laporan          
Sidang Akhir          

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan

xviii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Daya Motor
4.2 Ukurun Pulli
Mesin penyuir daging memiliki sistem transmisi dari puli sabuk-V. Putaran

yang direduksi oleh sistem transmisi, yaitu dari 1400 rpm menjadi 700 rpm.

Perancangan transmisi disesuaikan dengan penggunaan jenis motor penggerak.

n1 = 1400 rpm

n2 = 700 rpm

xix
Jadi perbandingan Dp : dp adalah 2 : 1, maka untuk mendapatkan putaran

poros 700 rpm dapat digunakan ukuran puli dengan diameter 6 inchi dan 3

inchi.

4.3 Perencanaan Poros


Adapun data yang diperlukan untuk perancangan poros penyuir, adalah sebagai

berikut:

1. Daya yang ditransmisikan : ½ HP = 0,373 kW

Putaran poros : 700 rpm

2. Momen puntir (T)

= 621,9 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

3. Pembebanan
Beban gaya merata : 8 kg
Berat puli : 1 kg

Gaya tarik v-

= 6,8 𝑘𝑔 ≈ 7 𝑘𝑔
Beban puli total : 1 + 7 = 8 kg Pembebanan
vertikal

8 kg

Va
Vb
30 30 460 20

8 kg
Gambar 16. Pembebanan poros dengan gaya vertikal

xx
Va + Vb – 8 – 8 = 0
Va + Vb = 8 + 8
Va + Vb = 16 kg

∑ Ma = 0
540Vb – 8 . 290 – 8 . 30 = 0
540Vb – 2320 – 240 = 0
540Vb – 2560 = 0
Vb = 2560 / 540
Vb = 4,7 kg
Va + Vb = 16
Va + 4,7 = 16
Va = 16 – 4,7
Va = 11,3 kg
4. Momen lentur vertikal dan horisontal
MVa = 11,3 x 30 = 339 kg.mm
MVb = 4,7 x 250 = 1175 kg.mm
30 260 250

MVb = 1175

MVa = 339

AB

Gambar 16. Diagram momen lentur 5.

Bahan poros ST 60

Kekuatan tarik bahan poros (σb) = 60 kg/mm2

Faktor keamanan (Sf1) untuk bahan S-C adalah 6

Faktor pengaruh (Sf2) diambil 2

6. Untuk mencari tegangan geser yang diijinkan ( ) dengan cara membagi kekuatan tarik

bahan poros (σb) dengan faktor koreksi

xxi
7. Kt untuk beban puntiran adalah 1,5

Km untuk beban lenturan adalah 2

8. Diameter poros
1

5,1 2 2  3 ds ≥ 
 

K .m M

 K .T 
t

5,1 2 2 3

≥ 
ds  5 21175 1,5519 

 ds ≥ 13,6

mm

DAFTAR PUSTAKA

xxii
Arinal, Hamni (2022) Pembuatan Mesin Penyuir Ikan Sistem Roatry Untuk Produk Abon

Ika. Metalik: Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik,

Komariah, Sri Rahayu & Sarjito. 2009. Sifat Fisik Daging Sapi, Kerbau dan Domba pada

Lama Postmortem yang Berbeda. Bogor: Buletin Peternakan. Departemen Ilmu

Produksi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor

Sularso, Kiyokatsu Suga. 2004. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:

Pradnya Paramita

xxiii

Anda mungkin juga menyukai