Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PERANCANGAN MESIN PRODUKSI

PELET IKAN UNTUK KEBUTUHAN PAKAN


TERNAK

DI SUSUN OLEH :

1. FREDY KUSUMA : (200502004)


2. FAHRY WIRYADINATA : (200502003)
3. CUT INAYAH NAQIATUDDIN : (190502030)
4. FADILLAH HANUM : (190502031)
5. REZA FAHLEVI : (200502010)
6. M. RINALDI : (190502053)
7. MHD. IHSAN : (200502006)

UNIVERSITAS SAMUDRA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2022/2023
1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PERANCANGAN MESIN PRODUKSI PELET IKAN


UNTUK KEBUTUHAN PAKAN TERNAK

Di susun oleh :

1. FREDY KUSUMA : (200502004)


2. FAHRY WIRYADINATA : (200502003)
3. CUT INAYAH NAQIATUDDIN : (190502030)
4. FADILLAH HANUM : (190502031)
5. REZA FAHLEVI : (200502010)
6. M. RINALDI : (190502053)
7. MHD. IHSAN : (200502006)

Dosen pembimbing

Dr. ZAINAL ARIF S.T.,MT.


NIDN. 0127027204

2
KATA PENGANTAR

Alahamdulillah puji syukur tim study kasus penulis panjatkan kehadirat Allah SWT limpah
rahmat dan karunianya sehingga laporan ini dapat kami selsaikan dengan baik, kami berharap
laporan ini dapat menambah penegtahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
“PERANCANGAN MESIN PRODUKSI PELET IKAN UNTUK KEBUTUHAN PAKAN
TERNAK”
” Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
memberikan semangat dan saran atau motivasi dalam menyelsaikan tugas laporan ini.
Harapan kami semua, informasi dan materi yang dibahas dalam laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia ini melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami mohon krtik dan saran untuk membangun dan perbaikan makalah
kami.

Langsa 16 november

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2


KATA PENGANTAR...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 6
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
2.1 Pengertian pellet ......................................................................................................... 7
2.2 Bagian-bagian utama pada mesin produksi ikan.......................................................... 8
2.3 Priinsip kerja mesin ................................................................................................... 12
BAB III METODE PERANCANGAN ............................................................................ 13
3.1 Metode perancangan.................................................................................................. 13
3.2 Disain menggunakan aplikasi/software solidwork...................................................... 13
3.3 Diagram alir perancangan .......................................................................................... 13
3.4 Analisa Teknik perancangan mesin produksi pellet .................................................... 16
3.5 Gambar disain mesin produksi pellet ......................................................................... 16
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ......................................................... 20
4.1 Perhitungan berat daya pada motor listrik .................................................................. 20
4.2 Perhitungan volume wadah/hopper ............................................................................ 21
4.3 Perhitungan kapasitas screw conveyor ....................................................................... 21
4.4 Perhitungan kecepatan pemotongan ........................................................................... 22
4.5 Tegangan pada rangka ............................................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................................... 25

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Kemajuan teknologi, banyak membantu banyak orang di dunia untuk memudahkan dalam
melakukan suatu pekerjaan. Alat pencetak pelet ikan ini dirancang untuk memudahkan
petambak ikan dalam pembuatan pelet atau pakan ikan. Alat pencetak ini memiliki efisiensi
yang cukup dengan menggunakan prinsip extrusi dalam proses pencetakan. Dimana pada
proses extrusi ini ada beberapa alat pendukung, yaitu screw atau ulir dan die atau pencetak.
Prinsip kerja extrusi yaitu screw pada extruder akan dimanfaatkan untuk membawa bahan dan
menekannya kearah ujung tabung yang telah di rancang untuk mencetak pelet ikan.
Dengan menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama alat pencetak, motor listrik akan
memutarkan puli yang nantinya akan di transmisikan menggunakan poros untuk memutar
screw yang ada pada extruder pelet. Screw akan mendorong bahan pelet yang sudah di campur
terlebih dahulu sebelum pencetakan ke arah ujung barrel atau silinder tempat screw di
tempatkan. Setelah itu bahan pelet akan tertekan menuju plat pencetak yang sudah dirancang
sesuai ukuran yang diinginkan dan akan menjadi pelet padat setelah di tekan oleh screw menuju
plat pencetak. Setelah pelet melalui plat pencetak, pelet akan dipotong sesuai ukuran dengan
menggunakan pisau yang berada di depan plat pencetak dan akan menjadi pelet ikan dengan
sesuai ukuran yang diinginkan. Proses ekstrusi merupakan suatu proses pengolahan yang
didalamnya terdapat proses pencampuran (mixing), pengulenan (kneading), pengadukan
(shearing), pemanasan (heating),pendinginan (cooling) .dan pencetakan (shaping). Proses ini
dibantu dengan menggunakan alat yang disebut ekstruder. Ekstruder bekerja dengan cara
mendorong bahan mentah yang akan diolah keluar melalui lubang cetakan (die).Die berfungsi
sebagai pembentuk atau pencetak bahan setelah diolah dalam ekstruder. Ekstruder yang telah
banyak dikenal saat ini adalah ekstuder tipe ulir (screw) dimana putaran ulir akan memompa
bahan keluar melalui die.
Prinsip ekstrusi dalam pengolahan makanan yang menggabungkan proses pendorongan bahan,
pencampuran, dan pembentukan. Mesin pencetak pelet ikan ini sangat membantu petambak
ikan yang ingin membuat pelet atau pakan ikan sendiri dan menggunakan bahan ikan racikan
sendiri. Pakan ikan sendiri memiliki peran yang sangat penting pada budidaya ikan terutama
pada pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pelet adalah makanan hewani yang dibuat dari
beberapa bahan organik yang dicampurkan dan akan di cetak menjadi beberapa bentuk yang di
inginkan oleh ikan. Alat pencetak ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya,
dan akan di transmsikan menggunakan puli dan v-belt. Ukuran v-belt dibesarkan dengan tujuan
untuk meringankan beban motor listrik dalam memutar alat pencetak Dengan alat pencetak
pelet ini, akan membantu petambak dalam melakukan pembuatan pelet ikan dan mempercepat
proses pembuatan pelet ikan.. Tujuan penelitian ini adalah merancang dan mendesain alat
pencetak dengan kapasitas 50 Kg/Jam dan melakukan pengujian fungsional.

5
1.5 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dalam penyusunan tugas akhir ini diperlukan adanya
beberapa rumusan masalah berikut ini :
1. Bagaimanakah merancang komponen-komponen pendukung pada mesin produksi
pelet ikan?
2. Bagaimana cara mengetahui spesifikasi setiap ukuran komponen mesin produksi pelet
ikan ?
3. Komponen apa saja yang di gunakan pada mesin produksi pellet ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang dan mendesain mesin produksi pelet ikan dengan kapasitas 20kg/ jam.
2. Mengetahuhi ukuran dari setiap komponen
3. Mengetahui disain mesin produksi pelet

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1 pengertian Pelet


Pelet ikan merupakan pakan ikan yang di cetak dalam bentuk butiran sebesar pil. Pelet ikan ini
terbuat dari campuran yang terdiri dari berbagai bahan seperti hewani dan nabati yang
berfungsi sebagai energi bagi ikan dan yang terpenting sebagai suplemen dalam proses
pertumbuhannya menjadi besar. Pemberian pelet ikan mempunyai tujuan selain proses
pertumbuhan juga sebagai asupan gizi bagi ikan yang akan menghasilkan panen yang produktif
bagi pembudidaya ikan. Salah satu pakan ikan buatan yang paling banyak dijumpai di pasaran
adalah pelet. Pelet adalah bentuk makanan buatan yang dibuat dari beberapa macam bahan
yang diramu dan dijadikan adonan, kemudian dicetak sehingga merupakan batangan atau
bulatan kecil-kecil. Ukurannya berkisar antara 1-2 cm.

Pelet ikan sendiri terdiri dari dua jenis yaitu ;


1. Pelet terapung
Pelet terapung Pakan ikan buatan yang memiliki kandungan protein tinggi. Pelet terapung akan
mengapung ketika ditebar pada tambak atau kolam budidaya ikan. Kelebihan lain yang dimiliki
pakan terapung ini adalah tidak mudah hancur ketika berada di dalam air. Kondisi tersebut bisa
berdampak pada efisiensi pakan dan mengurangi limbah sisa pakan. Pakan yang ditebar ke
dalam kolam akan menyebar secara merata sehingga seluruh ikan bisa mendapatkan pakan.

Gambar 2.1 pelet ikan terapung

2. Pelet tenggelam
Pelet tenggelam Pakan ikan buatan yang memiliki kandungan protein lebih kecil dari pelet
terapung. Pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar pada tambak atau kolam budidaya
ikan. Penggunaan pakan ikan tenggelam cenderung lebih sedikit, karena biasanya lebih
diperutukan pada komoditas dan sistem tertentu saja. Pakan ikan tenggelam banyak digunakan
untuk budidaya ikan nila dan ikan mas dengan sistem budidaya di air deras. Sedangkan pakan
ikan terapung lebih familiar digunakan untuk segala komoditas budidaya, seperti ikan lele, ikan
patin, ikan nila, dan ikan air tawar lainnya, pellet ini memiliki kelebihan Harga lebih murah

7
karena proses pembuatannya lebih sederhana, Daging yang dihasilkan cenderung lebih
padatPenyimpanan lebih ringkas karena pakan ukuran 1 karung dapat diisi 50 kg pakan ikan
tenggelam. Adapun kekurangan pellet tenggelam yaitu Lebih mudah hancur atau leeching yang
dapat membuat kualitas air menurun, Kemungkinan masih ada zat antinutrisi sebab proses
pemasakan yang meminimalisir penyerapan bahan pakan oleh ikan dan FCR dapat lebih
besar dari pemberian pakan apung.

Gambar 2.1 pellet ikan tenggelam

2.2 Bagian utama pada mesin alat produksi pelet ikan

1. Motor listrik AC
Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC (Alternating
Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator” dan “rotor”. Stator
merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen motor AC yang
berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk
mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan konsumsi dayanya.
Komponen utama motor AC sinkron :
a. Rotor
Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin
sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.

b. Stator
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut

8
Ns =120f/P
Dimana :
F = Frekuensi dari pasokan frekuensi
P = Jumlah kutub

Gambar 2.2 motor listrik

2. Pulley

Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung pergerakan belt atau
sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang menghantarkan suatu daya. Cara
kerja Pulley sering digunakan untuk mengubah Arah dari gaya yang diberikan dan
mengirimkan gerak rotasi. Pulley juga berfungsi uatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
komponen atau penghubung putaran yang diterima dari motor listrik kemudian diteruskan
dengan menggunakan sabuk atau belt ke benda yang ingin digerakkan. Bahan
pembuatan pulley biasanya yang sering digunakan adalah besi, baja, alumunium, dan kayu.
Untuk pembuatan alat press briket ini bahan pulley yang digunakan adalah besi tuang.

Gambar 2.2 pulley

9
3. Sabuk
Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan
mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi
alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami
lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.V-belt terbuat dari karet
dengan inti tenunan tetoron atau semacamnya dan mempunyai penampang trapesium, v-belt
dibelitkan di sekeliling alur puli yang membentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit
pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.
Gaya gesekan juga akan bertambah karna pengaruh bentuk gaji yang akan enghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah, hal ini merupakan salah satu
keunggulan V- belt bekerja lebih halus dan tidak bersuara.

Gambar 2.2 sabuk V belt

Komponen yang di gunakan untuk untuk perancangan mesin pelet

NO VARIABEL KOMPONEN

1. MOTOR PENGGERAK

2. RANGKA MESIN

10
3. MATA PISAU

4. HOPPER INPUT (SALURAN


MASUK)

5. CETAKAN PELET

6. BELT -V

7. PULLEY

11
8. CASING PENCETAK

9. BEARING

10. COVER GILINGAN

11. PULLEY PENGHUBUNG


POROS MATA PISAU

2.3 Prinsip Kerja Mesin


Alat pencetak pellet ini bekerja dengan prinsip mengempa atau mengepes bahan dengan
menggunakan screw pres sehinggga bahan akan terpres dan akan keluar melalui saluran
pengeluaran kemudian bahan akan terpotong dengan mata pisau yang berada di depan saluran
pengeluaran. Alat pencetak pellet berbentuk silinder ,pada bagian dalamnya terdapat ulir
pengepresan pellet. Ulir pengepresan pellet ini mendorong bahan adonan kearah ujung dilinder
dan menekan plat berlubang sebagai pencetak pellet. Lubang plat menggerakan poros pencetak
sesuai dengan ukuran yang di kehendaki. Pellet yang keluar dari lubang akan di potong oleh
pisau.

12
BAB III METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Perancangan


Dalam Perancangan mesin pencetak pellet ikan kapasitas 20 kg/jam ada beberapa tahapan
yang harus di lakukan agar Perancangan dapat berjalan lancer yakni : tahapan awal dilakukan
pengamatan penelitian terdahulu yang sudah ada. Penelitian terdahulu dilakukan dengan tujuan
mendapatkan gambaran tentang model gambar dan sistem kerja mesin pencetak pellet kapasitas
20 kg/jam yang akan dikembangkan. Metode observasi digunakan mencapai tujuan
Perancangan ini.Kegiatan observasi ini merupakan tahap pengumpulan data dan referensi, Hal
ini dilakukan melalui studi literatur atau kepustakaan yang relevan dengan topic Perancangan.
Pada tahap ini penulis mencari sumber-sumber referensi baik teori yang bersumber dari teks,
hasil penelitian dan perencanaan maupun jurnal yang berkaitan dengan ”perencanaan mesin
pencetak pellet ikan kapasitas 100 kg/jam”.
3.2 Disain menggunakan aplikasi/software solidwork
SolidWorks adalah software atau aplikasi CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer
Aided Manufactur) serta CAE (Computer Aided Engineering) yang dikembangkan oleh
perusahaan ternama Dassault Systemes. Yang pertama SolidWorks adalah aplikasi CAD
(Computer Aided Design). Artinya, SolidWorks adalah aplikasi yang berfungsi untuk
membantu proses desain (desain teknik). Sebenarnya SolidWorks bisa kita gunakan untuk
membuat desain dalam bentuk 3D dan 2D. Akan tetapi SolidWorks lebih umum digunakan
untuk membuat desain 3D. Saat kita membuka dokumen baru, ada tiga opsi dokumen yaitu
Part, Assembly dan Drawing.
 Part, untuk membuat desain part baru (komponen satuan)

 Assembly, untuk merakit beberapa part

 Drawing, untuk membuat gambar 2D dari part atau assembly yang ada

3.3 Diagram alir proses pranncangan


Perancangan merupakan sebuah kegiatan awal dari sebuah usaha dalam merealisasikan sebuah
produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Sedangkan perancangan mesin berarti perancanaan dari sistem dan segala yang
berkaitan dengan sifat mesin–mesin, produk, struktur, alat-alat, dan instrument. Dalam sebuah
perancangan, khususnya perancangan mesin banyak menggunakan berbagai ilmu yang harus
diterapkan di dalamnya. Ilmu-ilmu tersebut digunakan untuk mendapatkan sebuah rancangan
yang baik, tepat dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada umumnya ilmu-ilmu yang
diterapkan antara lain ilmu matematika, ilmu bahan, dan ilmu mekanika teknik. Pada dasarnya,
perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, karena itu
perancangan disebut sebagai proses perancangan yang mencakup seluruh kegiatan yang
terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses perancanagan di sebut
fase. Fase-fase dalam proses peracangan berbeda satu dengan yang lainnya.

13
KEBUTUHAN

ANALISIS MASALAH

PERANCANGAN

ANALISA TEKNIK

GAMBAR DISAIN

KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN

Keterangan gambar diagram alir diatas adalah sebagai berikut:


1. Kebutuhan
Fase pertama dari proses perancangan adalah mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan
disuatu wilayah. Dari hasil pengamatan kami di desamerande, kota langsa, banyak peternak
ikan dalam setiap harinya harus menyediakan pelet dalam jumlah yang banyak sebagai bahan
pakan ternak. Peternak tersebut menggunakan pellet yang sudah tersedia di tempat pakan tentu
harga nya relative mahal sehinga membuat kesulitan bagi peternak untuk mengembangkan.
Untuk membantu peternak dalam proses pembutan pellet makadi butuhkan mesin pembuat
pelet dengan mengasilan pellet dengan kapasitas yang besar.

2. Analisis masalah
Setelah fase pertama selesai diteruskan fase kedua yaitu bagaimana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah mesin produksi pellet yang sudah ada adalah sebagai berikut:
a. Fase rancangan produksi pellet yang akan dikerjakan Pada produksi pellet yang
sebelumnya masih ada kekurangan sehingga timbul masalah pada mesin yang harus
direnovasi. Masalah-masalah pada mesin besarta perbaikannya adalah sebagai berikut:
 Rangka pada mesin produksi pellet yang akan dibuat lebih sederhana dibanding dengan
mesin yang terdahulu, maksutnya komponenya lebih sedikit.
 bMata pisaugiling di bentuk seperti ulir, dimaksudkan agar bahan yang di masukan
terdorong kluar.
 Saluran masuk bahan di buat lebih besar, agar dalam memasukan bahan lebih mudah.
 Mengetahui tingkat keamanan dari produksi pellet

14
Hasil modifikasi mesin produksi pelet sudah dirancang dengan mempertimbangkan faktor
keamanan dan kenyamanan bagi operator mesin. Selain itu mesin produksi pellet juga akan
mempunyai umur tahan lama dengan menggunakan bahan dari besi yang dilapisi cat agar tahan
terhadap korosi.
3. Perancangan produk
a. Membuat daftar komponen yang akan dibuat.
b. Membuat sket awal konsep perancangan mesin produksi pelet.
c. Membuat layout awal semua komponen.
d. Mengkaji layout dengan mempertimbangan fungsi, bentuk, material, dan produksi.
e. Memilih dan memakai suku cadang komponen yang banyak tersedia dipasaran.
4. Analisis Teknik
Dalam pembuatan mesin produksi pelet dirancang dengan menganalisa bahan yang akan
dipakai, agar memperoleh kinerja mesin yang lebih optimal dan tepat guna. Bahan untuk
pembuatan rangka pada mesin produksi pelet adalah menggunakan besi baja profil L. Sistem
transmisi yang digunakan adalah V-belt dengan 2 pulley. Penggerak dari mesin produksi pelet
menggunakan motor listrik.
4 Pemodelan
Rancangan produk dari mesin produksi pelet yang akan dibuat bertujuan untuk pengembangan
alternatif dalam bentuk skema atau skets menjadi produk atau benda teknik yang bentuk,
material dan dimensi elemen- elemennya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri dengan
perancangan detail elemen-elemen produk, yang kemudian dituangkan dalam gambar-gambar
detail untuk proses pembuatan.
5 Gambar/Disain
Dokumen atau gambar hasil perancangan produk tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
gambar tradisional diatas kertas (2 dimensi) atau gambar dalam bentuk modern yaitu informasi
digital yang disimpan dalam memori komputer. Informasi dalam digital tersebut dapat berupa
print-out untuk menghasilkan gambar tradisional atau dapat dibaca oleh sebuah software
komputer. Gambar hasil rancangan produk terdiri dari:
a. a.Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometri, dimensi,
kekasaran/kehalusan permukaan dan materialnya.
b. b.Spesifikasi yang membuat keterangan-keterangan yang tidak dapat dimuat dalam
gambar.
c. c.Gambar susunan komponen (assembly)
d. d.Gambar susunan produk

Diagram alir di atas digunakan untuk dasar urut-urutan dalam bekerja. Perancangan mesin
membutuhkan suatu diagram alir bertujuan agar dalam pelaksanaan proses perancangan lebih
mudah.

15
3.4 Analisis teknik Perancangan Mesin produksi pellet
Dalam perencanaan ini bahan baku pellet ikan yang akan dicetak menggunakan komposisi
tepung ikan 38 kg, tepung kedelai 10 kg, tepung jagung 25 kg, dedak halus 15 kg, tepung
tapioka 10 kg, minyak ikan 1 kg, mineral 1 kg. Komposisi tersebut merupakan komposisi untuk
100 kg. Pelet yang akan dibuat merupakan pelet apung yang sering diberikan kepada ikan lele.
Pelet apung harus memiliki kadar air sebesar 10%-15% agar dapat mengapung. Kelebihan pelet
apung ialah dapat disimpan lama karena sangat kering.

3.5 Gambaran disain mesin produksi pelet ikan

8
3

Gambar 6. Bagian-bagian mesin Produksi pelet sebagai brikut :


1) Motor listrik
2) Pulley
3) Belt-V
4) Pulley penghubung
5) Hopper input (saluran masuk)
6) Mata pisau ulir
7) Pencetak pellet
8) Cover pencetak pellet
9) Rangka

16
Elemen-Elemen Yang Dipakai Pada Perencanaan
1. Poros
Poros adalah salah satu bagian dari mesin yang sangat penting. Hampir seluruhmesin
meneruskan tenaga bersama dengan putaran. Peranan utama disitulah yang dipegang oleh
sebuah poros. Poros merupakan sebuah batang logam yangmemiliki penampang berbentuk
silinder.
2. Pasak (key)
Pasak merupakan komponen mesin yang ditempatkan pada antarmuka poros dan hub pada
elemen sistem power-transmisi, yang bertujuan untuk mentransmisikan torsi dan juga sebagai
penahan elemen. Selain itu pasak juga digunakan untuk memfasilitasi perakitan dan
pembongkaran sistem poros. Seperti halnya baut dan sekrup, pasak digunakan untuk membuat
sambungan yang dapat dilepas yang berfungsi untuk menjaga hubungan putaran relatif antara
poros dengan elemen mesin yang lain.
3. Bantalan (Bearing)
Tujuan dari bantalan adalah untuk mendukung beban sambil memungkinkan gerakan relatif
antara dua elemen mesin. Istilah pendekatan kontak secara bergiliran mengacu pada berbagai
macam bantalan yang menggunakan bola bola atau beberapa jenis roller lainnya antara
stasioner dan elemen bergerak. Jenis bantalan yang paling umum mendukung poros yang
berputar, memenuhi beban radial murni atau kombinasi beban radial dan aksial (dorong).
Beberapa bantalan dirancang hanya untuk membawa beban dorong. Kebanyakan bantalan
digunakan dalam aplikasi yang melibatkan rotasi, tetapi beberapa digunakan dalam aplikasi
gerakan linier.
4. Sabuk (Belt)
Sabuk yang akan digunakan pada mesin produksi pellet ini adalah Sabuk-V (V-belt). Sabuk-
V digunakan karena memiliki kelebihan seperti terjadinya slip apabila beban yang
ditanggung oleh sabuk melebihi kapasitas sehingga motor tidak cepat rusak, goncangan dan
goncangan yang terjadi dapat diredam, serta dapat digunakan untuk menggerakkan dua poros
yang dengan dua arah tanpa merubah posisi motor.
5. Pulley
Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui
sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt. Perbandingan kecepatan
(velocity ratio) pada pulley berbanding terbalik dengan diameter pulley. Berdasarkan material
yang digunakan, pulley dapat diklasifikasikan dalam :
a. Cast iron pulley
b. Steel pulley
c. wooden pulley
d. Paper pulley

17
6. Motor AC
Motor AC merupakan mesin penggerak yang menggunakan sumber daya listrik arus bolak
balik atau Altercnative Current (AC). Prinsip kerja dari Motor AC sebagai berikut energy listrik
akan dikonversi menjadi energy mekanik dengan memanfaatkan medan magnet yang terbentuk
dari arus listrik pada kumparan. Komponen utama pada motor listrik adalah :
a. Stator stationer
b. Rotor

7. Hopper
Hopper direncanakan untuk dapat menampung bahan sebesar 100 kg dalam sekali pengisian.
Volume hooper yang dibutuhkan sebesar :
𝑚
𝜌=
𝑣
Maka menggunakan persamaan :
𝑚
𝑣=
ρ
Dimana :
𝑣: volume
𝑚 : jumlah bahan
𝜌 : massa jenis
Apabila bentukhopper adalah kubus maka
3
Panjang sisi (s) = √v
8. Pisau pemotong
Ditentukan kecepatan aliran materialdari jarakpitchscrew yang paling ujung.
V = S.n/60 (m/s)
Dimana:
V: kecepatan aliran
S : jarakpitch
n: putaranscrew (rpm)
Untuk kecepatan sudut putaranscrew Ꙍ (tiap detik) Ꙍ= (2. 𝜋 .n)./60

18
Dimensi pellet yang diinginkan diameter 5 mm dan panjang 5 mm untuk memenuhi
spesifikasi tersebut digunakan cetakan dengan diameter lubang 5mm dan waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan panjang 5mm dengan kecepatan aliran massa maka :
𝒔
V=
𝒕
sehingga
𝒔
t=
𝒕

Dimana :
t: waktu yang dibutuhkan
v: waktu yang dibutuhkan
Apabila daam 1 detik screw yang berputar dapat menempuh sudut Ꙍ ,maka pada waktu 𝑡
detik sudut
putar screw sebesar
Ꙍ =1 detikx= t . Ꙍ Maka: 1 putaran = 360°
Pisau yang dibutuhkan berjumlah : Total pisau − t

19
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Berat pada Motor Listrik


Di ketahui motor listrik ber massa 12 kw
F = m x gaya gravitasi
F = 117,6 N
Jadi, beban yang terdapat pada motor listrikadalah 117,6 N dan ditopang oleh 2 batang
penyangga, maka masing-masing penyangga adalah 58,8 N dengan masing-masing batang
penyangga memiliki 4 titik sehingga setiap titik pembebanan adalah 14,7 N dengan
panjang penyangga 0,65m[8].
a. Mencari nilai-nilai
∑ Fy = 0
RA - F1 – F2 – F3 – F4 + RB = 0
RA + RB = F1 + F2 + F3 + F4

RA + RB = 14,7 + 14,7 + 14,7 + 14,7


RA + RB = 58,,8 N
∑ MA = 0
RB ( a+b + c + d )
-F3 (a + b ) – F4 (a + b + c ) = 0
RB (0,65) – 14,7 (0,1) – 14,7 (0,35) – 14,7 (0,5) = 0
RB = 21,49
Dengan menggunakan rumus di atas maka :
RA = 37,32
Maka nilai RA + RB = 58,8 N
37,32 + 21,49 = 58,,8 N
58,81 N = 58,8 N (sama)

20
b. Mencari nilai momen di titik C,D, dan E
∑ MC = RA (a)
∑ MC = 37,32 (100)
∑ MC = 3732 Nmm

Sama dengan rumus di atas, di dapatkan


∑ MD = 11592 Nmm
∑ ME = 12045 Nmm

4.2 Perhitungan volume wadah/ hopper


Perhitungan volume wadah Volume wadah ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan
kapasitas mesin yakni 20 kg/jam dan kapasitas sekali proses yakni 10 kg. Diketahui massa jenis
dari adonan pelet yakni 840 kg/m3 . Maka volume wadah dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝑞 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘
Vwadah =
𝑝 𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛
10 𝑘𝑔
Vwadah =
840 𝑘𝑔/𝑚³

Vwadah = 0,0119 m³

4.3 Perhitungan Kecepatan Screw Conveyor


Perhitungan Kecepatan Screw Conveyor Perhitungan kecepatan screw conveyor dilakukan
agar didapat putaran yang dapat memenuhi kapasitas yang ditentukan. Data yang diperlukan
untuk menghitung kecepatan screw conveyor yakni:
Kapasitas Ekstrusi (m) : 50 kg/jam
Berat Jenis Adonan (W ) : 840 kg/jam
Kapasitas Screw Conveyor per rpm
(C/rpm) : 0,033 ft3 /jam/rpm

Gambar 4.3 pisau ulir/screw conveyor

21
Perhitungan putaran ekstrusi menggunakan rumus berikut :
𝑣
N=
𝑐 𝑟𝑝𝑚

Nilai v di hitung dengan menggunakan persamaan di bawah ;


𝑚
v =
𝑤
50
v=
840
𝑚³
v = 0,06 = 2,1 ft³/ jam
𝑗𝑎𝑚

Setelah didapat nilai v maka kecepatan putaran screw conveyor (N) dapat dihitung dengan
persamaan dibawah:
2,1
N=
0,033

N = 63,9
N = 64 rpm

4.4 Perhitungan kecepatan pemotongan


Pemotongan direncanakan untuk memotong adonan yang keluar dari dies berbentuk bola
dengan diameter 5mm berjumlah 8 dengan 2 bilah mata pisau. Kapasitas mesin sekali proses
adalah 10 kg, maka agar dapat mencapai kapasitas mesin 20 kg/jam, kapasitas ekstrusi harus
mencapai 40 kg/jam dengan asumsi dalam sekali proses waktu ekstrusi yang diperlukan yakni
15 menit. Untuk menghitung kecepatan yang diperlukan untuk pemotongan diperlukan data
sebagai berikut
: Kecepatan adonan : 1270 mm/menit
Jumlah pisau : 1
Diameter adonan : 5 mm
Perhitungan kecepatan putaran menggunakan rumus berikut :
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛
np =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑠𝑎𝑢 ×𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛
1270𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
np =
1 ×5

np = 254 rpm

4.5 Teganggan pada rangka

22
Rangka yang di gunakan adalah kotak besi hollow dengan dimensi 40 mm X 40 mm X 2 mm
Momen inersia
1
I= (BH³ - bh³)
12

I = 39572
jarak titik berat
𝑏
y=2

y = 20
Momen maksimum (Mmax) = 31850 Nmm
𝑀𝑚𝑎𝑥 𝑌
=
𝑖
31850.20
=
39572

= 16,09 N/mm²
Sefty factor (Sr)
𝑞 𝑦𝑙𝑒𝑙𝑑 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
=
𝑞 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎

620,42 𝑁/𝑚𝑚²
=
16,09 𝑁/𝑚𝑚²

= 38,56

Gambar 4.5 Rangka mesin

23
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Mesin pencetak pellet ikan menggunakan motor listrik AC dengan putaran 1400 rpm
dan putaran di kurangi di reducer menjadi 28 rpm dan di teruskan ke ulir penekan yang
berguna menekan adonan pellet kedalam cetakan.

2. Alat pencetak ikan berbentuk tabunng, terbuat dari bahan tabung besi dengan di mensi
Panjang 20 cm, dan berdiameter 51 cm, dan tebal 0,5 mm. Pada bagian dalamnya
terdapat ulir pengepres adonan bentuk pellet. Ulir pengepres ini mendorong adonan ke
arah ujung selinder dan menekan plat berlubang sebagai pencetak pellet. Lubang yang
berdiameter 2 mm, sesuai dengan ukuran peletnya.

3. Sistem transmisi yang dipilih adalah transmisi tunggal yang terdiri dari sepasang pulley
berdiameter 2,5 in untuk pulley motor dan 3 in untuk pulley yang digerakkan.

4. Kapasitas produksi Mesin pencetak pelet setiap 60 menit mampu menghasilkan


sebanyak ± 20 kg, ketajaman pisau berbentuk ulir mampu menggilimg dalam waktu
10-12 jam/hari, hasil ukuran dan panjang bentuk pelet seragam.

B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan proses perancangan mesin produksi pellet ada beberapa hal yang
harus di perhatikan dalam proses perancangan mesin produksi pellet ini yaitu di butuhkan
ketelitian, ketepatan dan pengerjaanya yang matang sehingga akan menghasilkan perancngan
disain mesin yang lebih baik lagi.

24
LAMPIRAN

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai