KELOMPOK I :
NINDY DWI SINTIYA CGA117004
YOVA MARILIN ANGGRAINI CGA117008
DHEA RAHMADINI CGA117009
SITI NOOR SALEHAH CGA117026
MULIANA SITORUS CGA117036
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
ABON KANDAS POTOK
INSTRUKTUR PRAKTIKUM
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian
2.2 Abon Potok ................................................................................... 2
2.3 Bahan-Bahan Pembuatan .............................................................. 3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 7
3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan .................................................................... 9
4.2. Gambaran Produk ......................................................................... 10
4.3. Proses Produksi Abon Kandas Potok ............................................ 12
4.4. Diagram Alir Produksi Abon Kandas Potok ................................. 13
4.5. Biaya Produksi .............................................................................. 15
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
1
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan perencanaan produksi abon kandas potok ini
adalah untuk merencanakan produksi abon kandas potok skala industri.
2
pesanan yang satu dengan yang lainnya. Aktivitas yang terlibat dalam
pembuatannya sangat banyak.
2. Made to order (MTO), pesanan yang diterima disesuaikan dengan fasilitas
produksi yang dimiliki perusahaan.
3. Assembly to order (ATO), untuk memenuhi permintaan, perakitan dilakukan
dengan fasilitas yang dimiliki perusahaan.
4. Made to stock (MTS) , perusahaan memproduksi dengan cara menstok hasil
produksi nya untuk memenuhi permintaan, dan tidak melayani pesanan.
Berdasar ukuran jumlah produk yang dihasilkan, produksi dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Produksi proyek, jumlah operasi dan sumber daya yang digunakan banyak,
sedangkan unit yang diproduksi hanya satu.
2. Produksi batch, produksi yang dihasilkan banyak jenisnya, namun dalam
jumlah produksi yang sedang.
3. Produksi massal, jenis produk yang diproduksi lebih sedikit dari batch,
namun jumlah unit yang diproduksi sangat besar.
Berdasar cara memproduksi (berhubungan dengan pengaturan fasilitas
produksi), produksi dikelompokkan menjadi Produksi flow shop, produksi
fleksibel., produksi job shop, dan produksi kontinyu.
garam dan cabai. Produk abon potok ini masih belum dikembangkan secara luas.
Pada saat ini produk abon banyak di konsumsi oleh berbagai kalanagan dan
memiliki nilai tambah yang tinggi serta bepeluang untuk menjadi produk
unggulan, sekaligus juga dapat mengangkat produk khas Kalimantan Tengah.
2.3.2 Garam
Dalam kimia, garam ialah senyawa netral dengan pH sekitar 7 yang terdiri
atas ion-ion. Garam juga bisa berarti, garam dapur, digunakan sebagai bumbu dan
pengawet makanan, natrium klorida, bahan baku utama garam dapur, garam
(kriptografi), vektor inisialisasi sandi rahasia blok.
5
2.3.5 Cabai
Cabai atau cabai merah adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan
Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-
alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Cabai merah
besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki
nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan manusia. melaporkan cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar
antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase
dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang
tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat
capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu
kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan
harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari
nyeri lambung.
7
III. METODOLOGI
5 6
7
3 4
8
Keterangan :
1 = Gudang Bahan Baku 6 = Spinner
2 = Perebusan 7 = Pengemasan
3 = Pembuatan Kandas (Sambal) 8 = Pendingin (Gudang Bahan Jadi)
4 = Pencampuran dan Penghalusan Bahan
5 = Penggorengan
10
dalam bentuk bahan segar/ baru dipanen, bawang putih, bawang merah, cabai,
garam, gula serta ikan patin. Proses penyiangan Ikan patin segar disiangi dengan
dibuang isi dalam perut dan dipotong – potong melintang dan dipilet dipisahkan
dari tulang-tulangnya untuk memudahkan pengukusan, kemudian cuci sampai
bersih.
2. Pengukusan
Ikan patin dikukus sampai matang untuk memudahkan proses penghalusan.
selanjutnya Daging ikan dicabik cabik – cabik, kemudian dihaluskan hingga
menjadi serpihan – serpihan yang halus.
3. Penghalusan
Bumbu – bumbu yang digunakan dihaluskan lebih dahulu, kemudian
dicampurkan dengan daging yang telah berbentuk serpihan hingga merata.
4. Penggorengan.
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng dengan
minyak selanjutnya diaduk – aduk supaya supaya tidak hangus. Apabila
menggunakan minyak, daging ikan harus seluruhnya terendam agar diperoleh
abon yang kering dan renyah. Penggorengan dihentikan ketika abon telah
berwarna kuning kecoklatan.
5. Penirisan dan Pendinginan
Proses penirisan dilakukan agar memiriskan minyak yang ada di bahan
supaya abon lebih kering dan proses pendinginan penting dilakukan sebelum
dilakukan pengemasan agar bahan tidak mudah rusak dan tidak adanya kemasan
yang rusak.
6. Spiner
Spiner merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan atau membuang
kadar minyak dalam bahan yang digoreng untuk memperpanjang masa simpan
produk abon kandas potok ini.
7. Penimbangan
Setelah abon kandas potok dispiner selanjutnya dilakukan penimbangan
untuk mengetahui berat bersih dari produk yang akan dipasarkan. Dimana dalam
satu kemasan, berisi berat bersih 25 gram.
12
8. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan setelah poses penimbangan, bahan yang telah
ditimbang akan dimasukan kedalam kemasan yang telah dilengkapi dengan
labeling. Kemasan yang digunakan adalah botol plastik yang ditempeli logo
produk.
9. Pengepakan
Proses selanjutnya adalah proses pengepakan dan pemasaran produk yang akan
didistribusikan kepasaran.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Produk abon kandas potok merupakan produk yang jarang dijumpai di
kalangan masyarakat. Abon kandas potok perpaduan atara rempah kecombrang
dan ikan patin yang memiliki rasa dan aroma yang khas dan memiliki nilai giji
yang tinggi dan menjadi kegemaran masyarakat. Abon potok merupakan usaha
dalam skala industri yang menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi. Dari
hasil analisis harga yang telah dilakukan perusahan memerlukan produksi 702 kali
produksi selama 27 bulan dan mendapatkan titik balik modal dengan harga jual
produk Rp. 15.000.
5.2 Saran
Disarankan untuk melakukan studi kelayakan produk abon kandas potok
terhadap pangsa pasar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Wilopo, Purnamasri, 1996. Konsep Perencanaan dan Daya Saing Produk , pp:77-
79
17
LAMPIRAN
18