Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI USAHA ABON KANDAS


POTOK SKALA INDUSTRI

KELOMPOK I :
NINDY DWI SINTIYA CGA117004
YOVA MARILIN ANGGRAINI CGA117008
DHEA RAHMADINI CGA117009
SITI NOOR SALEHAH CGA117026
MULIANA SITORUS CGA117036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
ABON KANDAS POTOK

Telah diperiksa dan disetujui oleh Instruktur Praktikum pada :


Hari :
Tanggal :

INSTRUKTUR PRAKTIKUM

Prof. Dr. Ir. H. Saputera, M. Si


NIP. 19621102 199412 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian
2.2 Abon Potok ................................................................................... 2
2.3 Bahan-Bahan Pembuatan .............................................................. 3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 7
3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan .................................................................... 9
4.2. Gambaran Produk ......................................................................... 10
4.3. Proses Produksi Abon Kandas Potok ............................................ 12
4.4. Diagram Alir Produksi Abon Kandas Potok ................................. 13
4.5. Biaya Produksi .............................................................................. 15
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimantan Tengah sebenarnya memiliki banyak sekali produk-produk
pangan yang dapat dikembangkan dalam skala industri. Sebagai salah satu contoh
makanan khas kalimantan tengah adalah kandas potok. Kandas potok merupakan
sambal (bahasa dayak sambal = kandas) yang didalamnya terdapat potok
(kecombrang) dan bumbu-bumbu sambal lainnya seperti bawang putih, cabe,
garam, dan juga ikan (bisa jenis ikan apa saja). Namun, kandas potok ini masih
belum ada yang dipasarkan, hanya dibuat dan dimakan sendiri, padahal kandas
potok ini memiliki rasa yang sangat enak dan khas dari aroma dan rasa potok serta
protein yang tinggi dar ikannya.
Hanya saja, kandas potok merupakan sambal yang hanya bisa dinikmatin saat
sedang makan saja. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk membuat kandas
potok ini masih memiliki khas kandas potoknya yaitu pedas dan wangi dari
potoknya, namun bisa dimakan selain untuk lauk saat makan, tetapi juga sebagai
cemilan. Sehingga terpikirlah untuk membuat abon kandas potok dengan ikan
patin sebagai ikan dalam kandas potok ini.
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh
masayarakat luas dan umumnya abon diolah menggunakan kelapa dan daging
sapi. Namun, dalam abon kandas potok ini bahan utama yang digunakan adalah
potok dan ikan patin, dengan adanya potok ini memberikan aroma dan rasa segar
potok dalam abon ini. Sehingga abon kandas potok ini berpeluang besar untuk
dikembangkan skala industri dan dipasarkan sebagai makanan khas Kalimantan
Tengah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan perencanaan produksi abon kandas potok ini
adalah untuk merencanakan produksi abon kandas potok skala industri.
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian


Menurut Teguh Baroto produksi adalah suatu proses pengubahan bahan
baku menjadi produk jadi. Sedangkan sistem produksi adalah sekumpulan
aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana didalam pembuatan ini
melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal, dan
tindakan manajemen. Sistem produksi bertujuan untuk merencanakan dan
mengendalikan produksi agar lebih efektif, produktif, dan optimal. Production
Planning and Control merupakan aktivitas dalam sistem produksi. Perusahaan
merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling terkait untuk
mencapai suatu tujuan perusahaan. Proses produksi adalah aktivitas bagaimana
membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi,
pengetahuan teknis, dan lain-lain. Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC)
adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. Aktivitas-
aktivitas yang ditangani oleh departemen PPC atau PPIC secara umum adalah
sebagai berikut: a). mengelola pesanan dari pelanggan, meramalkan permintaan.,
mengelola persediaan, b) menyusun rencana agregat, c) membuat jadwal induk
produksi, d) merencanakan kebutuhan, e). melakukan penjadwalan pada mesin
atau fasilitas produksi; f). Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding
kapasitas produksi; g). Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas.
Metode perencanaan dan pengendalian produksi yang biasa digunakan
pada perusahaan-perusahaan adalah: Sistem produksi proyek, flexible control
system, aterial requirement Planning, just in time, optimized Production
Technology dan continuous Process Control Sistem
Berdasarkan cara pembuatan atau masa pengerjaan produksi dapat
diklasifikasikan menjadi tipe-tipe berikut :
1. Engineering to order (ETO), penyiapan fasilitas sampai pembuatan dalam
memenuhi pesanan dilakukan oleh perusahaan. Produk yang dipesan biasanya
berjumlah satu unit dan memiliki spesifikasi yang sangat berbeda antara
3

pesanan yang satu dengan yang lainnya. Aktivitas yang terlibat dalam
pembuatannya sangat banyak.
2. Made to order (MTO), pesanan yang diterima disesuaikan dengan fasilitas
produksi yang dimiliki perusahaan.
3. Assembly to order (ATO), untuk memenuhi permintaan, perakitan dilakukan
dengan fasilitas yang dimiliki perusahaan.
4. Made to stock (MTS) , perusahaan memproduksi dengan cara menstok hasil
produksi nya untuk memenuhi permintaan, dan tidak melayani pesanan.
Berdasar ukuran jumlah produk yang dihasilkan, produksi dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Produksi proyek, jumlah operasi dan sumber daya yang digunakan banyak,
sedangkan unit yang diproduksi hanya satu.
2. Produksi batch, produksi yang dihasilkan banyak jenisnya, namun dalam
jumlah produksi yang sedang.
3. Produksi massal, jenis produk yang diproduksi lebih sedikit dari batch,
namun jumlah unit yang diproduksi sangat besar.
Berdasar cara memproduksi (berhubungan dengan pengaturan fasilitas
produksi), produksi dikelompokkan menjadi Produksi flow shop, produksi
fleksibel., produksi job shop, dan produksi kontinyu.

2.2. Abon Potok


Abon potok adalah suatu produk hasil olahan yang di produksi skala
industri. Pada awal pengolahan abon potok adalah pada saat terjadinya kesalahan
pada pembuatan sambal kandas potok. Setelah melihat bahwa terdapat peluang
usaha untuk mengembangkan produk teresebut menjadi produk abon potok. Ide
kreatif berkembang untuk menciptakan produk baru yang bernilai jual tinggi.
Pengembangan produk pada awalnya dipelajari dari kesalahan-kesalahan dalam
proses pembuatan abon potok, pengalaman dalam pembuatan ini mejadikan
terciptanya resep baru abon potok yang sesuai. Bahan dasar dari pembuatan abon
potok ini adalah potok/kecombrang yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat
Kalimantan tengah. Bahan lain yaitu ikan pastin, bawang putih, bawang merah,
4

garam dan cabai. Produk abon potok ini masih belum dikembangkan secara luas.
Pada saat ini produk abon banyak di konsumsi oleh berbagai kalanagan dan
memiliki nilai tambah yang tinggi serta bepeluang untuk menjadi produk
unggulan, sekaligus juga dapat mengangkat produk khas Kalimantan Tengah.

2.3 Bahan-Bahan Pembuatan


2.3.1 Kecombrang
Kecombrang (Etlingera elatior Jack.) merupakan salah satu jenis
tananaman rempahrempah asli indonesia yang termasuk dalam familia
Zingiberaceae yang secara tradisional sudah lama digunakan dan dimanfaatkan
masyarakat sebagai obat-obatan dan penyedap rasa. Kecombrang, kantan, atau
honje adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan
berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan
sayuran. Kecombrang merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang
telah lama dikenal dan dimanfaatkan sebagai pemberi citarasa pada masakan dan
obat-obatan terutama berkhasiat sebagai obat luka, penghilang bau badan dan
mulut .
Kandungan kimia yang paling banyak ditemukan pada tanaman adalah
fenolik, dimana senyawa golongan fenolik diketahui sangat berperan terhadap
aktivitas antioksidan, semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya maka
semakin besar aktivitas antioksidannya. Senyawa fenol meliputi aneka ragam
senyawa yang berasal dari tumbuhan yang meliputi ciri sama yaitu cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol
cenderung mudah larut dalam pelarut polar karena umumnya mereka sering kali
berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel.
Salah satu contoh senyawa fenol adalah asam galat.

2.3.2 Garam
Dalam kimia, garam ialah senyawa netral dengan pH sekitar 7 yang terdiri
atas ion-ion. Garam juga bisa berarti, garam dapur, digunakan sebagai bumbu dan
pengawet makanan, natrium klorida, bahan baku utama garam dapur, garam
(kriptografi), vektor inisialisasi sandi rahasia blok.
5

2.3.3 Bawang Merah


Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu
masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan
di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik
sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah,
untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat
pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman
penghasilnya disebut dengan nama sama. Bawang merah saat ini dianggap
sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah
besarn varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu,
bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga
mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.
Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah
dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin.
Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat,
amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

2.3.4 Bawang Putih


Bawang putih (Allium sativum; bahasa Inggris: garlic) adalah nama
tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan.
Mempunyai sejarah penggunaan oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun,
terutama tumbuh di Asia Tengah, dan sudah lama menjadi bahan makanan di
daerah sekitar Laut Tengah, serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa.
Dikenal di dalam catatan Mesir kuno, digunakan baik sebagai campuran masakan
maupun pengobatan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama
untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-
senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang
putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai bumbu
yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum
dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi
6

pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan


sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis
bahan bumbu yang lain. Dan juga dapat digunakan sebagai obat penyakit kutil,
caranya: keprek bawang putih ( jangan sampai halus ) lalu tempelkan pada kutil
dan ikat yang kuat dengan kain atau plester tunggu sampai 30 menit, jangan
terlalu banyak bergerak, maka kulit akan panas dan kutil akan menghitam.
Besoknya anda terbebas dari kutil. Bawang putih mempunyai khasiat sebagai
antibiotik alami di dalam tubuh manusia.

2.3.5 Cabai
Cabai atau cabai merah adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan
Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-
alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Cabai merah
besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki
nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan manusia. melaporkan cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar
antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase
dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang
tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat
capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu
kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan
harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari
nyeri lambung.
7

2.3.6 Ikan Patin


Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk
dalam genus Pangasius, famili Pangasiidae. Nama "patin" juga disematkan pada
salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok hewan ini banyak yang bernilai
ekonomi, seperti patin dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi, atau
beberapa pustaka menyebutnya jambal siam). Beberapa anggotanya yang hidup di
Sungai Mekong dikenal berukuran sangat besar, mencapai panjang dua meter
lebih.
8

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu dilaksanakannya pengamatan dan pengumpulan data untuk laporan
praktikum perencanaan produksi abon kandas potok ini dilaksanakan pada Hari
Senin, 08 Desember 2019 bertempatkan di Jl. Lumba-Lumba, Palangka Raya,
Kalimantan Tengah.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengupulan data yang dilakukan dalam praktikum ini adalah metode
participant observation yaitu metode pengumpulan data dimana kami terlibat
secara langsung dalam pembuatan produk tersebut
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Perusahaan


Perusahaan ini bernama PT. Indo Makmur Palangka Raya, bergerak dalam
bidang industri makanan, yaitu abon kandas potok. Perusahaan ini memiliki 50
karyawan, dengan lama jam kerja yaitu 8 jam/hari. Setiap produksi, perusahaan
ini menghasilkan 6000 botol abon kandas potok. Dengan harga jual Rp. 15.000
per botol yang berisi 30 gram abon kandas potok.

5 6

7
3 4

8
Keterangan :
1 = Gudang Bahan Baku 6 = Spinner
2 = Perebusan 7 = Pengemasan
3 = Pembuatan Kandas (Sambal) 8 = Pendingin (Gudang Bahan Jadi)
4 = Pencampuran dan Penghalusan Bahan
5 = Penggorengan
10

4.2 Gambaran Produk


Produk Abon kadas potok ini awalnya merupakan ide yang muncul saat kami
membantu penelitian salah satu dosen kami tentang kandas potok patin yang
merupakan makanan khas Kalimanan Tengah. Namun, kandas potok patin
tersebut merupakan sambal yang hanya bisa dimakan untuk pendamping lauk
pauk saat makan dengan nasi. Kemudian kami mendapatkan ide untuk membuat
abon kandas potok yang selain bisa dimakan sebagai lauk, juga bisa dimakan
sebagai cemilan.
Produk abon kandas potok ini merupakan abon yang bahan baku utamanya
dari potok (kecombrang), ikan patin yang sudah direbus, cabe, bawang merah,
bawang putih, garam, dan sedikit gula yang kemudian dihaluskan namun tidak
sampai halus sekali (masih ada serat potoknya) dan kemudian digoreng
menggunakan minyak hingga matang dan ditiriskan. Produk ini dipasarkan dan
ditujukan kesemua kalangan
masyarakat, baik anak kecil
maupun orang dewasa dapat
mengkonsumsi abon kandas potok
ini. Harga perbotolnya berkisar
sekitar Rp. 15.000,00-. Kemasan
produk ini berupa botol plastik
sambal biasanya, yang penutupnya
dilapisi dengan aluminium foil
seal dan diberi label yang terdapat
nama perushaan, komposisi, waktu produksi, tanggal kada luarsa, logo halal dan
MUI, dan nama produk.

4.3 Proses Produksi Abon Kandas Potok


Langkah-Langkah dalam proses prosuksi pembuatan abon kandas potok
adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada proses persiapan alat serta bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
proses prosuksi terutama bahan seperti singkah potok yang harus di dapatkan
11

dalam bentuk bahan segar/ baru dipanen, bawang putih, bawang merah, cabai,
garam, gula serta ikan patin. Proses penyiangan Ikan patin segar disiangi dengan
dibuang isi dalam perut dan dipotong – potong melintang dan dipilet dipisahkan
dari tulang-tulangnya untuk memudahkan pengukusan, kemudian cuci sampai
bersih.
2. Pengukusan
Ikan patin dikukus sampai matang untuk memudahkan proses penghalusan.
selanjutnya Daging ikan dicabik cabik – cabik, kemudian dihaluskan hingga
menjadi serpihan – serpihan yang halus.
3. Penghalusan
Bumbu – bumbu yang digunakan dihaluskan lebih dahulu, kemudian
dicampurkan dengan daging yang telah berbentuk serpihan hingga merata.
4. Penggorengan.
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng dengan
minyak selanjutnya diaduk – aduk supaya supaya tidak hangus. Apabila
menggunakan minyak, daging ikan harus seluruhnya terendam agar diperoleh
abon yang kering dan renyah. Penggorengan dihentikan ketika abon telah
berwarna kuning kecoklatan.
5. Penirisan dan Pendinginan
Proses penirisan dilakukan agar memiriskan minyak yang ada di bahan
supaya abon lebih kering dan proses pendinginan penting dilakukan sebelum
dilakukan pengemasan agar bahan tidak mudah rusak dan tidak adanya kemasan
yang rusak.
6. Spiner
Spiner merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan atau membuang
kadar minyak dalam bahan yang digoreng untuk memperpanjang masa simpan
produk abon kandas potok ini.
7. Penimbangan
Setelah abon kandas potok dispiner selanjutnya dilakukan penimbangan
untuk mengetahui berat bersih dari produk yang akan dipasarkan. Dimana dalam
satu kemasan, berisi berat bersih 25 gram.
12

8. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan setelah poses penimbangan, bahan yang telah
ditimbang akan dimasukan kedalam kemasan yang telah dilengkapi dengan
labeling. Kemasan yang digunakan adalah botol plastik yang ditempeli logo
produk.
9. Pengepakan
Proses selanjutnya adalah proses pengepakan dan pemasaran produk yang akan
didistribusikan kepasaran.

4.4 Diagram Alir Produksi Skala Lab

Ikan Patin (300gr)


Bawang merah, bawang putih,
potok dan garam (385 gr)

Dikukus (310 gr)

Dihaluskan (700 gr)

Digoreng selama 30 menit (260 gr)

Ditiriskan dan Didinginkan (240 gr)

Dispinner (180 gr)

Ditimbang (180 gr)

Dikemas (30 gr)

Abon Kandas Potok


( 6 Botol)
13

4.5.1 Biaya Tempat Pabrik


Biaya pertama dalam perencanaan pembuatan industri abon adalah biaya
tanah dan pembangunan pabrik tempat produksi. Untuk biaya tanah dan
pembangunan pabrik diperkirakan sekitar Rp. 10.000.000.000.-.
4.5.2 Biaya perproduksi
Biaya produksi meliputi biaya alat-alat yang digunakan dan bahan baku
serta upah karyawan da biaya air dan listrik dalam satu kali produksi. Target
produksi dalam satu kali produksi adalah 6000 botol.
Fixed Cost
Harga
Nama Barang Banyak Harga Ketahanan Perproduksi
Mesin Penghalus 1 Rp 37.750.000 3 Tahun Rp 34.475
Mesin Penggoreng 2 Rp 52.500.000 3 Tahun Rp 95.891
Mesin Pelembut
Abon 1 Rp 55.000.000 3 Tahun Rp 50.228
Panci Stainless 4 Rp 1.200.000 1 Tahun Rp 13.151
Pisau Daging 30 Rp 50.000 1 Tahun Rp 5.000
Spinner 2 Rp 4.000.000 3 Tahun Rp 8.000
Mesin Induksi
Sealer 4 Rp 3.000.000 2 Tahun Rp 17.000
Alat Lainnya Rp 30.000.000 1 Tahun Rp 137.000
Total Fixed Cost Rp 360.745
Variabel Cost
Nama Barang Banyak Satuan Harga Satuan Harga Potok
Potok 2000 Ikat Rp 3.000 Rp 6.000.000
Ikan Patin 300 Kg Rp 40.000 Rp 12.000.000
Bawang Merah 30 Kg Rp 35.000 Rp 1.050.000
Bawang Putih 15 Kg Rp 30.000 Rp 450.000
Cabe 20 Kg Rp 55.000 Rp 1.100.000
Garam 60 Bks Rp 4.000 Rp 240.000
Gula 5 Kg Rp 13.000 Rp 65.000
Minyak Goreng 600 L Rp 15.000 Rp 9.000.000
Kemasan 5000 Botol Rp 5.000 Rp 25.000.000
Logo 5000 Rp 2.000 Rp 10.000.000
Gas 4 Tabung Rp 600.000 Rp 2.400.000
Total Variabel Cost Rp 67.305.000
Biaya Lain-Lain
Upah Karyawan 50 Orang Rp 115.000 Rp 5.750.000
Air 1 Hari Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
14

Listrik 1 Hari Rp 1.000.000 Rp 1.000.000


Total Biaya Lain-Lain Rp 7.750.000
Total Biaya Keseluruhan Rp 75.415.745
Jumlah Produksi/Botol 6000
Harga Per Botol Rp 12.569
Harga Jual Rp. 15000
Keuntungan Rp 14.584.255

Penentuan Harga dan Perhitungan BEP (Break Event Point)


Diasumsikan bahwa setiap produksi memproduksi 6000 botol dengan Harga rata-
rata produk 15.000/ botol dengan berat bersih 25 gram per botol.
Total biaya bahan habis pakai pembuatan produk = Rp. 75.415.745
Variable Cost perbotol= modal : jumlah produksi
= Rp. 75.415.745:6000
= Rp. 12.569
harga jual rata-rata = Rp. 15.000
Rata-rata keuntungan yang diperoleh Rp 15.000 – 12.569 = Rp 2.431
Asumsinya dalam 1 bulan ada 26 kali produksi
Penjualan rata-rata 6000 perproduksi
Penjualan rata-rata perbulan 6000 x 26 = 156000
Rata-rata keuntungan bersih per produk Rp. 2.431
Perhitungannya :
Total laba kotor 2431 x 156000 = Rp.379.236.000
Biaya tempat + Fixed Cost = Rp. 10.254.050.000
BEP = 10.254.050.000/ 379.236.000= 27,04
Maka BEP usaha ini adalah 27 bulan
BEP usaha abon kandas potok ini akan dicapai saat produksi abon kandas potok
mencapai 4.212.000 botol, karena setiap kali produksi menghasilkan 6000 botol
dan untuk mencapai produksi 4.212.000 botol maka diperlukan 702 kali produksi
selama 27 bulan. Maka hanya dalam 27 bulan usaha abon kandas potok ini akan
mencapai titik balik modal.
15

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Produk abon kandas potok merupakan produk yang jarang dijumpai di
kalangan masyarakat. Abon kandas potok perpaduan atara rempah kecombrang
dan ikan patin yang memiliki rasa dan aroma yang khas dan memiliki nilai giji
yang tinggi dan menjadi kegemaran masyarakat. Abon potok merupakan usaha
dalam skala industri yang menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi. Dari
hasil analisis harga yang telah dilakukan perusahan memerlukan produksi 702 kali
produksi selama 27 bulan dan mendapatkan titik balik modal dengan harga jual
produk Rp. 15.000.

5.2 Saran
Disarankan untuk melakukan studi kelayakan produk abon kandas potok
terhadap pangsa pasar.
16

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, 2003, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, September, Ghalia


Indonesia, Edisi 1,pp:65-72
Kaynack, 2005. Implementing JIT Purchasing: Does the Level of Technical
Complexity in the Production Process Make a Difference :pp:77
Masyah,2004. Kebijakan Persediaan Dengan Model JIT Pada Industri
Manufaktur,Maret , pp:104-105

Render, Heizer, 2001.Profil perusahaan global,Salemba 4,edisi 7,pp:258-26

Render, Heizer, 2001. Prinsip-prinsip manajemen, Salemba 4, Edisi Bahasa


Indonesia,pp:14-15

Siagian, 2002.Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Agustus, pp:10-25


Tjahjadi, 2001.JIT Purchashing, JIT Production Systems:Pengaruhnya
terhadap Kineja Produktivitas,pp:227-236

Wilopo, Purnamasri, 1996. Konsep Perencanaan dan Daya Saing Produk , pp:77-
79
17

LAMPIRAN
18

Anda mungkin juga menyukai