Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AUDITING

Pemeriksaan Terhadap Persediaan

Disusun Oleh :

1. Muhammad Fauzan Habibi C0C020004


2. Yuni Kliswantika C0C020020
3. Moch Ragil Syawaludin Putra C0C020024
4. Zaki Najmudin F C0C020029
5. Novaini Hanifah Mulyana C0C020042
6. Mutiah Rokhima Nurjanah C0C020047

0
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................3
1.1 Sifat Siklus Produksi – Persediaan................................................................................................3
1.2 Persediaan...................................................................................................................................4
1.3 Tujuan Audit Siklus Produksi – Persediaan..................................................................................5
1.4 Materialis.....................................................................................................................................7
1.5 Resiko Bawaan – Persediaan.......................................................................................................7
1.6 Strategi Audit – Persediaan.........................................................................................................8
1.7 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern Siklus Produksi – Persediaan.................................8
1.8 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman...............................................................11
1.9 Penetapan Risiko Pengendalian.................................................................................................12
2.0 Pengujian Pengendalian Persediaan..........................................................................................12
2.1 Pengujin Substantif Saldo Persediaan........................................................................................12
2.2 Penetapan Risiko Deteksi...........................................................................................................13
2.3 Petimbangan Program Audit......................................................................................................13
Kasus.....................................................................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................................18

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami juga berterimakasih
kepada Ibu Atiek Sri Purwati selaku dosen Mata Kuliah Auditing II yang telah memberikan
bimbingannya kepada kami.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Auditing II. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan
penyusun mengenai “Pengauditan Terhadap Persediaan”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mohon
maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya. Semoga bermanfaat bagi
para pembaca serta dapat berguna bagi kami penyusun dan orang lain. Kami mengharap saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Purwokerto, 27 Agustus 2022

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akun persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat
karena persediaan adalah bagian yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan
yang terbesar yang melibatkan modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di
beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan
dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan.

Biaya persediaan mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Karena persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur meminjam
sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.

Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam gudang penyimpanannya. Selain itu
dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perusahaan tidak dicegah.

Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan
berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya.
Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya
harus diaudit oleh akuntan publik .

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud siklus produksi persediaan !
2. Apa tujuan audit siklus persediaan ?
3. Apa saja factor-faktor resiko bawaan persediaan ?
4. Bagaimana pengujian substantif saldo persediaan ?
5. Sebutkan prosedur pengujian substantif pada saldo persediaan !

C. Tujuan
1. Untuk memahami Audit Siklus Produksi Persediaan.
2. Untuk mengetahui tujuan audit siklus persediaan.
3. Untuk mengetahui factor resiko bawaan persediaan.
4. Untuk mengetahui pengujian substantive saldo persediaan.
5. Untuk mengetahui prosedur pengujian substantive saldo persediaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Sifat Siklus Produksi – Persediaan
Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan konservasi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut meliputi :

a. Perencanaan produksi.
b. Pengendalian jenis dan jumlah produk.
c. Pengendalian tingkat persediaan.
d. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

Transaksi siklus ini disebut juga transaksi pemanufakturan. Siklus ini berkaitan dengan
siklus pengeluaran, jasa ketenagakerjaan, dan pendapatan. Siklus produksi menggunakan bahan
baku, bahan pembantu, bahan habis pakai, dan suku cadang yang dibeli dari pemasok melalui
siklus pengeluaran. Siklus ketenagakerjaan antara lain meliputi transaksi gaji dan upah yang
merupakan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan sebagai harga
pokok produksi dan akan menambah nilai persediaan. Siklus produksi akan menghasilkan barang
jadi yang akan dijual kepada konsumen melalui siklus pendapatan.

1.2 Persediaan
Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasarkan perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku pembantu. Setelah itu, produksi dilakukan dengan menggunakan berbagai
bahan baku dan pembantu tersebut. Bila produksi dijalankan terjadi pengurangan persediaan
bahan baku dan pembantu. Proses produksi menyebabkan adanya jenis persediaan baru, yaitu
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Persediaan pada perusahaan barang dagang akan berbeda dengan persediaan perusahaan
pemanufakturan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang
dagangan. Sedangkan pada perusahaan pemanufakturan, persediaan yang ada adalah persediaan

4
bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis
pakai, dan persediaan produk jadi.

Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu auditor.
Alasan yang mendukung hal ini, antara lain :

a. Pada sebagian perusahaan, persediaan merupakan item utama dalam neraca.


b. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi rekening-
rekening yang membentuk laporan laba rugi.
c. Berbagai jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, bahan kimia. Hal ini menimbulkan
problem observasi dan penilaian persediaan.
d. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasi yang berjauhan. Hal ini
menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.
e. Penilaian persediaan sulit ketika estimasi dari persediaan kadaluarsa yang dibutuhkan
dan ketika biaya manufaktur harus dialokasi ke persediaan.
f. Terdapat sejumlah metode penilaian persediaan dan beberapa perusahaan lebih memilih
menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda pula
yang sesuai denga standar akuntansi.

Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan antara lain, sebagai
berikut :

1. Persediaan bahan baku


2. Persediaan bahan pembantu
3. Persediaan barang dalam proses
4. Persediaan barang jadi
5. Biaya tenaga kerja langsung
6. Biaya overhead pabrik
7. Biaya reparasi dan perbaikan
8. Biaya bahan bakar atau listrik
9. Harga pokok produksi
10. Harga pokok penjualan

5
11. Utang dagang
12. Biaya dibayar dimuka
13. Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
14. Biaya depresiasi persediaan
15. Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
16. Akumulasi depresiasi persediaan

1.3 Tujuan Audit Siklus Produksi – Persediaan


Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.Tujuan
ditentukan berdasar lima kategori asersi yaitu:
1. Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Dalam asersi ini, auditor menekankan pada apakah harga pokok produksi yang
tercatat menggambarkan berbagai biya produksi yang benar-benar terjadi selama periode
bersangkutan.
2. Asersi Kelengkapan
Assersi ini menekankan pada pakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam
suatu periode telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba-rugi sebagai harga pokok
produksi
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Dalam asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai
hak kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang ada dalam perusahaan maupun yang
ada dipihak ketiga.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Dalam asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga
pokok produksi, berbagai biaya produksi, dan persediaan telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang tepat.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Adapun mengenai rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan adalah
sebagai berikut:

6
a. Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva
lancar.

b. Berbagai biaya produksi telah tepat dikelompokkan ke dalam laporan keuangan.

c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang memadai dan
konsisten.

d. Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan ke perusahaan lain telah diungkapkan


secara memadai.

Auditor menggunakan tiga tipe prosedur audit untuk menemukan bukti yang diperlukan
untuk mencapai tujuan spesifik audit tersebut, yaitu :

a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern.


b. Pengujian pengendalian.
c. Pengujian substantif.

1.4 Materialis
Transaksi-transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini sering sekali sangat material
bagi perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan dengan siklus produksi
yang material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, atau listrik pabrikasi, reparasi
dan perbaikan, perlengkapan kerja, dan biaya overhead pabrik lain. Berbagai rekening tersebut
pada umumnya material terutama bagi laporan laba rugi melalui harga pokok produksi dan
neraca melalui persediaan.

Berbagai rekening di atas sangat menentukan ketepatan perhitungan laba kotor penjualan.
Kesalahan dalam membedakan pembebanan biaya sebagai biaya administrasi dan biaya produksi
akan menyebabkan kesalahan penyajian harga pokok produksi dan penjualan akan menyebabkan
kesalahan penyajian rekening persediaan dalam neraca.

7
1.5 Resiko Bawaan – Persediaan
Resiko bawaan siklus produksi – persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Volume
transaksi siklus produksi dan persediaan yang tinggi merupakan salah satu factor yang
menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus produksi. Tingginya volume transaksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi semakin
tinggi kemungkinan pencatatan transaksi tersebut.

Secara spesifik faktor-faktor yang membuat tingginya resiko bawaan siklus produksi-
persediaan yaitu :

a. Folume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga


meningkatkan kemungkinan kesalahan.
b. Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biaya-
biaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya
bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak, dan isu-isu
akuntansi biaya.
c. Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk
menentukan kuantitas perssediaan.
d. Lokasi penempatan persediaan belum tentu di satu tempat. Perbedaan lokasi ini
memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan, dan
perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi.
e. Diversitas persediaan membuat masalah untuk penetuan kualitas dan harga
pasarnya.
f. Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan
dengan tren yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan
pertimbangan khusus dalam penentuan harga.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus ini adalah permasalahan
alokasi biaya overhead yang kompleks. Kadang perusahaan sulit mengklasifikasi pengeluaran
untuk membayar biaya listrik sebagai biaya administrasi kantor dengan biaya listrik untuk
pendukung proses produksi. Masalah lain adalah adanya alternative penilaian persediaan.
Perusahaan dapat menggunakan metode LIFO, FIFO, atau LCOM. Ketiga metode tersebut

8
menuntut ketelitian personel akuntansi perusahaan yang tinggi dalam mencatat setiap transaksi
persediaan.

1.6 Strategi Audit – Persediaan


Tingginya risiko bawaan siklus produksi–persediaan menyebabkan banyak perusahaan
memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus produksi dan persediaan
untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.

1.7 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern Siklus Produksi – Persediaan


Akuntan harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern yang meliputi
lingkungan pengendalian, penksiran resiko, informasi dan komunikasi (system akuntansi),
pemantauan, dan prosedur pengendalian.

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian meliputi beberapa factor lingkungan pengendalian, yaitu:

a. Pertanggungjawaban urusan produksi ada pada direktur operasional, pemanufakturan


atau direktur produksi.
b. Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standard an anggaran serta
perhitungan varians.
c. Adanya internal auditor.
d. Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan, meliputi pemilihan tenaga kerja pabrik (produksi)
yang memenuhi kualifikasi tertentu.

Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen yang meliputi ada tidaknya
forecast kebutuhan persediaan, anggaran pembelian persediaan, dan anggaran produksi.
Lingkungan pengendalian yang baik tidak hanya sekadar adanya anggaran. Lebih daripada itu,
auditor perlu memperhatikan ada tidaknya system pengendalian manajemen yang menggunakan
anggaran sebagai alat pemotivasi dan penilaian kinerja manajemen.

9
Penaksiran Risiko

Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang berhubungan dengan siklus produksi
seperti :

a. Perubahan dalam lingkungan produksi. Perubahan dalam lingkungan produksi dapat


mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda secara
signifikan.
b. System informasi yang baru atau yang diperbaiki. Perubahan signifikan dan cepat dalam
system informasi dapat mengubah risiko berkaitan dengan pengendalian intern dari siklus
produksi.
c. Pertumbuhan yang pesat. Perluasan operasional produksi yang signifikan dan cepat dapat
memberikan tekanan terhadap pengendalian dan meningkatkan resiko kegagalan dalam
pengendalian produksi.
d. Teknologi baru. Penggunaan teknologi baru ke dalam operasional produk atau system
informasi dapat mengubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.
e. Lini produk, produk atau aktivitas baru. Dengan masuk ke bidang bisnis atau transaksi
yang didalamnya perusahaan belum memiliki pengalaman dapat mendatangkan risiko
baru yang berkaitan dengan pengendalian intern.
f. Operasi luar negeri. Perluasan atau pemerolehan operasi luar negeri membawa risiko baru
atau seringkali risiko yang unik yang dapat berdampak terhadap pengendalian intern,
seperti risiko tambahan atau risiko yang berubah dari transaksi mata uang asing.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Pemahaman system akuntansi menuntut pengetahuan auditor mengenai metode pemrosesan


data, dan dokumen serta catatan kunci yang digunakan. Pemahaman system akuntansi diperoleh
melalui penelaah buku manual akuntansi dan flowchart system, mengajukan pertanyaan pada
karyawan bagian akuntansi, dan menelaah kembali pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntan
harus memahami kompetensi personel akuntansi dan bagian EDP yang bertanggungjawab atas
pengolahan transaksi siklus persediaan dan produksi.

10
Pemantauan

Pengendalian dan pemonitoran yang dilakukan manajemen dalam siklus produksi mencakup
umpan balik dari para konsumen seperti misalnya informasi mengenai kualitas dan ketepatan
waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian biaya, ketelitian biaya, serta
pengawasan fisik terhadap persediaan.

Aktivitas Pengendalian

1. Review Kerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan system produksi dibandingkan dengan anggaran
atau prakiraan produksi periode sebelumnya.
2. Pengolahan Informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Berikut beberapa aktivitas pengendalian
berupa pengolahan informasi terhadap system produksi :
a. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
b. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh kepala fungsi
produksi.
c. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan.
d. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
e. Bukti kas keluar diotorisasi oleh pembuat bukti kas keluar.
3. Pengendalian Fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang diolah, termasuk
penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan Tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi system produksi, pencatatan transaksi dalam system produksi,
menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diproduksi yang dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

11
Fungsi Terkait :

a. Perencanaan dan pengendalian produksi.


b. Pengeluaran dan bahan baku (material).
c. Pengolahan bahan baku menjadi barang atau produk jadi.
d. Perlindungan persediaan pemanufakturan.
e. Penentuan dan pencatatan biaya atau harga pokok pemanufakturan (produksi).
f. Penjagaan ketepatan saldo persediaan.

1.8 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman.


Penghimpunan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Review pendahuluan (Preliminary Review), dimana dalam hal ini auditor
memahami sistem pengendalian intern dengan mengembangkan pemahaman atas
lingkungan pengendalian klien dan aliran transaksi baik kredit maupun kas.
b. Dokumentasi system, hal ini biasanya auditor mendokumentasikan pemahaman
terhadap system pengendalian intern dengan flowchart, kuesioner dan deskripsi
naratif. Flowchart pada umumnya menyediakan deskripsi system pengendalian
intern dengan singkat, informatif dan tidak ambigu (biasa).
c. Deskripsi naratif, hal ini menjelaskan kondisi system pengendaian intern dalam
tulisan. Naratif sangat sulit untuk disusn dan dipahami secara komprehensif, oleh
karena itu, deskripsi naratif biasa digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan
transaksi yang terkait tidak material, sebagai contoh kas kecil.
d. Mengevaluasi bagian aliran transaksi, dimana hal ini auditor menguji
pemahamannya mengenai system dengan melakukan evaluasi bagan alir transaksi.

1.9 Penetapan Risiko Pengendalian.


Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efktivitas kebijakan
prosedur struktur pngendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan. Ada lima tahap penetapan risiko pengendalian,
yaitu:
a.   Mengidentifikasi salah saji potensial yang terjadi.

12
b.   Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
menditeksi salah saji.
c. Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah
rancangan dan operasi pengendalian adalah efektif.
d.   Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
e. Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.

2.0 Pengujian Pengendalian Persediaan.

Prosedur Pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan


dibedakan atas:

1.         Pengujian pengendalian catatan perpetual


2.         Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses.

2.1 Pengujin Substantif Saldo Persediaan.

Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu:
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

2.2 Penetapan Risiko Deteksi.


Penentuan jenis prosedur, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanan sangat
tergantung pada besar kecilnya risiko deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini
dipengaruhi risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.

13
2.3 Petimbangan Program Audit.
Ada pun prosedur pengujian substantif yang dapat digunakan dalam pertimbangan
program audit antara lain sebagai berikut:

1.    Prosedur Inisial

Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya menentukan bahwa


penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun lalu.

2.    Penerapan Prosedur Analisis


Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini, antara lain:

a)         Rate of gross profit,


b)         Merchandise infentory turnover,
c)         Number of sales in inventory,
d)         Rasio persediaan per aktiva lancar.

3.    Pengujian Detail Transaksi

Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data persediaan
untuk mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi
saldo persediaan.

4.    Observasi Perhitungan Persediaan Klien

Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang diterima


umum. Prosedur ini sangat menyita banyak waktu dan biaya.

14
5.    Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung.

Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

6.    Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan pembelian

7.    Pengujian Detil Saldo


Dalam  pengujian ini ada beberapa prosedur yang digunakan antara lain:

a.          Observasi penghitungan persediaan fisik Klien


b.         Waktu dan luas pengujian
c.          Perencanan penghitungan persediaan
d.         Melakukan pengujian
e.          Mengajukan pertanyaan pada manajemen mengenai kepemilikan
f.           Menelaah data mengenai kualitas persediaan

8.    Pengujian Penetapan Harga Persediaan


Pegujian ini terdiri atas dua langkah yaitu:

a.          Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan


b.         Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke
dokumen pendukungnya.

9.    Menelah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam laporan Keuangan

Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan pengungkapan. Auditor
harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga pokok
produksi serta harga pokok  penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum.

15
Kasus

Dua sahabat Warso dan Parto bekerja pada sebuah toko pakaian bernama Jawafashion, yang
melayani pakaian remaja pria dan wanita. Keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah, yang letaknya tidak jauh dari Jawafashion. Warso
adalah seorang mahasiwa jurusan akuntansi, sedangkan Parto kuliah di jurusan pemasaran. Di
Jawafashion, Warso bekerja sebagai karyawan di bagian persediaan, sedangkan Parto sebagai
karyawan di bagian pemasaran. Dalam perusahaan tersebut hampir seluruh karyawannya masih
berstatus sebagai mahasiwa.

Suatu ketika, perusahaan mulai mengalami penyusutan jumlah persediaan pakaian pria pada tiga
departemen. Warso, yang merupakan asisten manajer toko, yakin bahwa ada karyawan bagian
penjualan yang telah melakukan pencurian. Dari rumor yang beredar di perusahaan, terdapat dua
orang karyawan, yaitu Alex dan Matt, sebagai pelaku pencurian tersebut. Alex dan Matt
mencuri beberapa barang setiap minggunya, yaitu berupa polo shirt, dasi sutera, jeans, dan
terkadang juga beberapa barang mahal seperti sweater rajut dan jaket sport.

Modus pencurian diketahui bahwa Alex menyembunyikan satu atau dua barang di dasar tong
sampah di bawah cash register. Selanjutnya, Matt, yang setiap malam bertugas membuang
sampah ke luar, mengambil barang-barang yang disembunyikan tersebut dan menyimpan di
mobilnya. Atas rumor tersebut, Warso akan melaporkan ke manajemen perusahaan, namun
Parto tidak sependapat, dengan alasan hal itu hanya berupa rumor, tidak tahu apakah hal itu
benar atau tidak. Apabila dilaporkan ke manajer, akan menimbulkan banyak pertanyaan, dan
akan melibatkan polisi. Namun demikian, sebulan kemudian Warso memperoleh surat
misterius yang menyebutkan adanya dua orang pencuri dalam toko tersebut. Setelah itu
dilakukan penyidikan, dan diketahui bahwa memang pencurian dilakukan oleh Alex dan Matt,
dengan total nilai pakaian yang dicuri selama lebih dari empat minggu adalah sebesar Rp.50 juta.

16
Penyelesaian

- Seharusnya jika adanya tindakan pencurian barang seperti contoh diatas harus cepat cepat
dilaporkan kepada manajemen dan supervisor perusahaan. Jika tidak maka kerugian
perusahaan akan semakin membesar. Selain itu wajar jika karyawan melaporkan kepada
atasan bahwasanya adanya kemungkinan pencurian.
- Bagian accounting harus lebih teliti lagi dalam melakukan pengidentifikasian, pencatatan
karena bagian keuangan yang bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada. Dan juga
seharusnya bagian accounting bisa mudah mengetahui jika adanya pencurian barang.
- Bagian yang berhubungan dengan barang dagangan harus diawasi lebih teliti lagi
- Bagian persediaan harusnya membuat catatan persediaan menggunakan buku dan
computer guna untuk mengetahui ada berapa barang yang masuk dan keluar.
komputerisasi hanya untuk melakukan pengecekan apakah yang dicatat di buku dan
computer sama atau tidak.
- Bagian persediaan harus mengecek persediaan yang ada secara periodik dan terus
menerus
- Manajemen produksi harus sering memantau tingkat produksi, biaya produksi dan tingkat
kewajaran persediaan dengan volume penjualan untuk menghindari kesalahan pencatatan
dalam laporan keuangan.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Persediaan adalah bagian penting dari asset suatu perusahaan yang nilainya cukup material

dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun

persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan

keuangan perusahaan.Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan

manufaktur ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama

dari perusahaan.

Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan

berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya.

Pengendalian intern yang tercpta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya

harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan

informasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan

publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada pengendalian  intern yang di desain

dan diterapkan oleh klien.

B. Saran

Lakukanlah pengendalian secara intensif, Karena persediaan memiliki nilai yang sangat

material dan rawan. Selain untuk meminimalisir kerentanan terhadap pencurian, persedian juga

sangat rentan terhadap usang.Dengan adanya pengendalian yang baik, kerentanan-kerentanan

tersebut tentunya bisa di minimalisir.

18
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul, dan Totok Budisantoso. 2014. Dasar-dasar Prosedur pengauditan Laporan
Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

19

Anda mungkin juga menyukai