Disusun Oleh :
0
DAFTAR ISI
Table of Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................3
1.1 Sifat Siklus Produksi – Persediaan................................................................................................3
1.2 Persediaan...................................................................................................................................4
1.3 Tujuan Audit Siklus Produksi – Persediaan..................................................................................5
1.4 Materialis.....................................................................................................................................7
1.5 Resiko Bawaan – Persediaan.......................................................................................................7
1.6 Strategi Audit – Persediaan.........................................................................................................8
1.7 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern Siklus Produksi – Persediaan.................................8
1.8 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman...............................................................11
1.9 Penetapan Risiko Pengendalian.................................................................................................12
2.0 Pengujian Pengendalian Persediaan..........................................................................................12
2.1 Pengujin Substantif Saldo Persediaan........................................................................................12
2.2 Penetapan Risiko Deteksi...........................................................................................................13
2.3 Petimbangan Program Audit......................................................................................................13
Kasus.....................................................................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................................18
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami juga berterimakasih
kepada Ibu Atiek Sri Purwati selaku dosen Mata Kuliah Auditing II yang telah memberikan
bimbingannya kepada kami.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Auditing II. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan
penyusun mengenai “Pengauditan Terhadap Persediaan”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mohon
maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya. Semoga bermanfaat bagi
para pembaca serta dapat berguna bagi kami penyusun dan orang lain. Kami mengharap saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa depan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akun persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat
karena persediaan adalah bagian yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan
yang terbesar yang melibatkan modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di
beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan
dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan.
Biaya persediaan mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Karena persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur meminjam
sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.
Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam gudang penyimpanannya. Selain itu
dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perusahaan tidak dicegah.
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan
berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya.
Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya
harus diaudit oleh akuntan publik .
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud siklus produksi persediaan !
2. Apa tujuan audit siklus persediaan ?
3. Apa saja factor-faktor resiko bawaan persediaan ?
4. Bagaimana pengujian substantif saldo persediaan ?
5. Sebutkan prosedur pengujian substantif pada saldo persediaan !
C. Tujuan
1. Untuk memahami Audit Siklus Produksi Persediaan.
2. Untuk mengetahui tujuan audit siklus persediaan.
3. Untuk mengetahui factor resiko bawaan persediaan.
4. Untuk mengetahui pengujian substantive saldo persediaan.
5. Untuk mengetahui prosedur pengujian substantive saldo persediaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Sifat Siklus Produksi – Persediaan
Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan konservasi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut meliputi :
a. Perencanaan produksi.
b. Pengendalian jenis dan jumlah produk.
c. Pengendalian tingkat persediaan.
d. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.
Transaksi siklus ini disebut juga transaksi pemanufakturan. Siklus ini berkaitan dengan
siklus pengeluaran, jasa ketenagakerjaan, dan pendapatan. Siklus produksi menggunakan bahan
baku, bahan pembantu, bahan habis pakai, dan suku cadang yang dibeli dari pemasok melalui
siklus pengeluaran. Siklus ketenagakerjaan antara lain meliputi transaksi gaji dan upah yang
merupakan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan sebagai harga
pokok produksi dan akan menambah nilai persediaan. Siklus produksi akan menghasilkan barang
jadi yang akan dijual kepada konsumen melalui siklus pendapatan.
1.2 Persediaan
Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasarkan perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku pembantu. Setelah itu, produksi dilakukan dengan menggunakan berbagai
bahan baku dan pembantu tersebut. Bila produksi dijalankan terjadi pengurangan persediaan
bahan baku dan pembantu. Proses produksi menyebabkan adanya jenis persediaan baru, yaitu
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Persediaan pada perusahaan barang dagang akan berbeda dengan persediaan perusahaan
pemanufakturan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang
dagangan. Sedangkan pada perusahaan pemanufakturan, persediaan yang ada adalah persediaan
4
bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis
pakai, dan persediaan produk jadi.
Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu auditor.
Alasan yang mendukung hal ini, antara lain :
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan antara lain, sebagai
berikut :
5
11. Utang dagang
12. Biaya dibayar dimuka
13. Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
14. Biaya depresiasi persediaan
15. Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
16. Akumulasi depresiasi persediaan
6
a. Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva
lancar.
c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang memadai dan
konsisten.
Auditor menggunakan tiga tipe prosedur audit untuk menemukan bukti yang diperlukan
untuk mencapai tujuan spesifik audit tersebut, yaitu :
1.4 Materialis
Transaksi-transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini sering sekali sangat material
bagi perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan dengan siklus produksi
yang material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, atau listrik pabrikasi, reparasi
dan perbaikan, perlengkapan kerja, dan biaya overhead pabrik lain. Berbagai rekening tersebut
pada umumnya material terutama bagi laporan laba rugi melalui harga pokok produksi dan
neraca melalui persediaan.
Berbagai rekening di atas sangat menentukan ketepatan perhitungan laba kotor penjualan.
Kesalahan dalam membedakan pembebanan biaya sebagai biaya administrasi dan biaya produksi
akan menyebabkan kesalahan penyajian harga pokok produksi dan penjualan akan menyebabkan
kesalahan penyajian rekening persediaan dalam neraca.
7
1.5 Resiko Bawaan – Persediaan
Resiko bawaan siklus produksi – persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Volume
transaksi siklus produksi dan persediaan yang tinggi merupakan salah satu factor yang
menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus produksi. Tingginya volume transaksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi semakin
tinggi kemungkinan pencatatan transaksi tersebut.
Secara spesifik faktor-faktor yang membuat tingginya resiko bawaan siklus produksi-
persediaan yaitu :
Faktor lain yang menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus ini adalah permasalahan
alokasi biaya overhead yang kompleks. Kadang perusahaan sulit mengklasifikasi pengeluaran
untuk membayar biaya listrik sebagai biaya administrasi kantor dengan biaya listrik untuk
pendukung proses produksi. Masalah lain adalah adanya alternative penilaian persediaan.
Perusahaan dapat menggunakan metode LIFO, FIFO, atau LCOM. Ketiga metode tersebut
8
menuntut ketelitian personel akuntansi perusahaan yang tinggi dalam mencatat setiap transaksi
persediaan.
Lingkungan Pengendalian
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen yang meliputi ada tidaknya
forecast kebutuhan persediaan, anggaran pembelian persediaan, dan anggaran produksi.
Lingkungan pengendalian yang baik tidak hanya sekadar adanya anggaran. Lebih daripada itu,
auditor perlu memperhatikan ada tidaknya system pengendalian manajemen yang menggunakan
anggaran sebagai alat pemotivasi dan penilaian kinerja manajemen.
9
Penaksiran Risiko
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang berhubungan dengan siklus produksi
seperti :
10
Pemantauan
Pengendalian dan pemonitoran yang dilakukan manajemen dalam siklus produksi mencakup
umpan balik dari para konsumen seperti misalnya informasi mengenai kualitas dan ketepatan
waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian biaya, ketelitian biaya, serta
pengawasan fisik terhadap persediaan.
Aktivitas Pengendalian
1. Review Kerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan system produksi dibandingkan dengan anggaran
atau prakiraan produksi periode sebelumnya.
2. Pengolahan Informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Berikut beberapa aktivitas pengendalian
berupa pengolahan informasi terhadap system produksi :
a. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
b. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh kepala fungsi
produksi.
c. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan.
d. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
e. Bukti kas keluar diotorisasi oleh pembuat bukti kas keluar.
3. Pengendalian Fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang diolah, termasuk
penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan Tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi system produksi, pencatatan transaksi dalam system produksi,
menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diproduksi yang dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
11
Fungsi Terkait :
12
b. Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
menditeksi salah saji.
c. Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah
rancangan dan operasi pengendalian adalah efektif.
d. Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
e. Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.
Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu:
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
13
2.3 Petimbangan Program Audit.
Ada pun prosedur pengujian substantif yang dapat digunakan dalam pertimbangan
program audit antara lain sebagai berikut:
Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data persediaan
untuk mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi
saldo persediaan.
14
5. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung.
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
6. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan pembelian
Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan pengungkapan. Auditor
harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga pokok
produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum.
15
Kasus
Dua sahabat Warso dan Parto bekerja pada sebuah toko pakaian bernama Jawafashion, yang
melayani pakaian remaja pria dan wanita. Keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah, yang letaknya tidak jauh dari Jawafashion. Warso
adalah seorang mahasiwa jurusan akuntansi, sedangkan Parto kuliah di jurusan pemasaran. Di
Jawafashion, Warso bekerja sebagai karyawan di bagian persediaan, sedangkan Parto sebagai
karyawan di bagian pemasaran. Dalam perusahaan tersebut hampir seluruh karyawannya masih
berstatus sebagai mahasiwa.
Suatu ketika, perusahaan mulai mengalami penyusutan jumlah persediaan pakaian pria pada tiga
departemen. Warso, yang merupakan asisten manajer toko, yakin bahwa ada karyawan bagian
penjualan yang telah melakukan pencurian. Dari rumor yang beredar di perusahaan, terdapat dua
orang karyawan, yaitu Alex dan Matt, sebagai pelaku pencurian tersebut. Alex dan Matt
mencuri beberapa barang setiap minggunya, yaitu berupa polo shirt, dasi sutera, jeans, dan
terkadang juga beberapa barang mahal seperti sweater rajut dan jaket sport.
Modus pencurian diketahui bahwa Alex menyembunyikan satu atau dua barang di dasar tong
sampah di bawah cash register. Selanjutnya, Matt, yang setiap malam bertugas membuang
sampah ke luar, mengambil barang-barang yang disembunyikan tersebut dan menyimpan di
mobilnya. Atas rumor tersebut, Warso akan melaporkan ke manajemen perusahaan, namun
Parto tidak sependapat, dengan alasan hal itu hanya berupa rumor, tidak tahu apakah hal itu
benar atau tidak. Apabila dilaporkan ke manajer, akan menimbulkan banyak pertanyaan, dan
akan melibatkan polisi. Namun demikian, sebulan kemudian Warso memperoleh surat
misterius yang menyebutkan adanya dua orang pencuri dalam toko tersebut. Setelah itu
dilakukan penyidikan, dan diketahui bahwa memang pencurian dilakukan oleh Alex dan Matt,
dengan total nilai pakaian yang dicuri selama lebih dari empat minggu adalah sebesar Rp.50 juta.
16
Penyelesaian
- Seharusnya jika adanya tindakan pencurian barang seperti contoh diatas harus cepat cepat
dilaporkan kepada manajemen dan supervisor perusahaan. Jika tidak maka kerugian
perusahaan akan semakin membesar. Selain itu wajar jika karyawan melaporkan kepada
atasan bahwasanya adanya kemungkinan pencurian.
- Bagian accounting harus lebih teliti lagi dalam melakukan pengidentifikasian, pencatatan
karena bagian keuangan yang bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada. Dan juga
seharusnya bagian accounting bisa mudah mengetahui jika adanya pencurian barang.
- Bagian yang berhubungan dengan barang dagangan harus diawasi lebih teliti lagi
- Bagian persediaan harusnya membuat catatan persediaan menggunakan buku dan
computer guna untuk mengetahui ada berapa barang yang masuk dan keluar.
komputerisasi hanya untuk melakukan pengecekan apakah yang dicatat di buku dan
computer sama atau tidak.
- Bagian persediaan harus mengecek persediaan yang ada secara periodik dan terus
menerus
- Manajemen produksi harus sering memantau tingkat produksi, biaya produksi dan tingkat
kewajaran persediaan dengan volume penjualan untuk menghindari kesalahan pencatatan
dalam laporan keuangan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persediaan adalah bagian penting dari asset suatu perusahaan yang nilainya cukup material
dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun
persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan
manufaktur ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama
dari perusahaan.
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan
Pengendalian intern yang tercpta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya
harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan
informasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan
publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada pengendalian intern yang di desain
B. Saran
Lakukanlah pengendalian secara intensif, Karena persediaan memiliki nilai yang sangat
material dan rawan. Selain untuk meminimalisir kerentanan terhadap pencurian, persedian juga
18
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, dan Totok Budisantoso. 2014. Dasar-dasar Prosedur pengauditan Laporan
Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
19