Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PENGAUDITAN II
“AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN PERSEDIAAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN”

KELOMPOK 5 :

LISA MONICA

ULFA DAMAYANTI

CLAUDIA

JIMMY KRISTIYANTO

SYAHRUL GUNAWAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, puja
dan puji syukur kita panjatkaan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AUDIT
SIKLUS PRODUKSI DAN PERSEDIAAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN ”. Makalah ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah tentang “AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN
PERSEDIAAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN” ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 20 Oktober 2019


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh
besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing
hanya dimaksudkan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian
berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran
penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan.

auditor bertugas untuk memeriksa dan mampu memberikan opini publik atas kewajaran
laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang ditentukan IAPI. Audit harus
dilaksanakan oleh seorang auditor yang senantiasa menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama. Dengan profesionalisme yang selalu dipegang oleh auditor,
diharapkan kualitas audit akan meningkat dan citra profesi auditor tetap selalu terjaga dengan
baik. Kualitas Audit ini penting karena dengan Kualitas Audit yang tinggi maka akan dihasilkan
laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dekripsi siklus produksi dan persediaan


 Pengertian Siklus Produksi

Siklus Produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus.
Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan
system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan
waktu kerja yang jelas.

Untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk


atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan
penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah
bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja
terhadap produktifitas yang dihasikan.

 Kegiatan Siklus produksi

Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada


pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk
saling berkoordinasi dengan siklus lain.

Tujuan audit siklus produksi dan persediaan

Tujuan Siklus Produksi:

• Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.

• Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.

• Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

• Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.


• Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan.

• Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.

• Ancaman dan Prosedur Pengendalian yang dilakukan dalam setiap aktivitas produksi

Sifat Siklus Produksi – Persediaan

Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut
antara lain:

1. Perencanaan produksi,

2. Pengendalian jenis dan jumlah produksi

3. Pengendalian tingkat persediaan,

4. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi


seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

B. Tujuan audit siklus produksi dan persediaan

Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.Tujuan
ditentukan berdasar lima kategori asersi yaitu:

1. Asersi Keberadaan atau Keterjadian

Dalam asersi ini, auditor menekankan pada apakah harga pokok produksi yang
tercatat menggambarkan berbagai biya produksi yang benar-benar terjadi selama
periode bersangkutan.

2. Asersi Kelengkapan

Assersi ini menekankan pada pakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam suatu
periode telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba-rugi sebagai harga pokok
produksi
3. Asersi Hak dan Kewajiban

Dalam asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai


hak kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang ada dalam perusahaan
maupun yang ada dipihak ketiga.

4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Dalam asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga
pokok produksi, berbagai biaya produksi, dan persediaan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat.

5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan

Adapun mengenai rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan adalah
sebagai berikut:

a. Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva


lancar.

b. Berbagai biaya produksi telah tepat dikelompokkan ke dalam laporan


keuangan.

c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang memadai


dan konsisten.

d. Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan ke perusahaan lain telah


diungkapkan secara mememadai
C. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian-Transaksi manufaktur

Fungsi yang terkait

1. Fungsi penjualan Di dalam fungsi penjualan unit pemegang fungsi yang terkait yaitu bagian
penjualan. Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli,
bagian order penjualan berfungsi menerima order dari customer dan meneruskan order
tersebut ke departemen produksi.

2. Fungsi otorisasi produksi Di dalam fungsi penjualan unit pemegang fungsi yang terkait
yaitu depaetemen produksi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat perintah
produksi bagi bagian-bagian yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan
proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari penjualan.

3. Fungsi produksi Di fungsi produksi bagian yang terkait yaitu bagian produksi. Fungsi ini
bertanggung jawab untuk membuat perintah produksi bagi bagian-bagian yang ada
dibawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan produksi dari fungsi penjualan.

4. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi Di fungsi ini bagian yang terkait yaitu bagian
perencanaan dan pengawasan produksi. Fungsi bertanggung jawab untuk membantu
departemen produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.

5. Fungsi gudang Di fungsi ini bagian yang terkait yaitu bagian gudang. Dalam siklus produksi,
fungsi gudang bertanggung jawab untuk melayani permintaan bahan baku dan bahan atau
barang yang lain yang disimpan di gudang. Fungsi ini juga berfungsi menerima produk jadi
yang diserahkan oleh fungsi produksi.

6. Fungsi akuntansi biaya Di fungsi akuntansi biaya bagian yang terkait adalah bagian
akuntansi biaya. Dalam siklus produksi, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk
mencatat biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung, dan biaya non produksi
ke dalam buku pembantu biaya.

7. Fungsi akuntansi umum Di fungsi ini bagian yang terkait yaitu fungsi bagian akuntansi
umum. Di siklus produksi, fungsi akuntansi umum bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi yang terjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan
biaya nonproduksi ke dalam jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum.

D. Program pengujian substansif terhadap saldo sediaan

 Prosedur Audit Awal

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang diacantumkan oleh klien di neracanya
sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditro melakukan
rekonsiliasi antara informasi sediaan yang dicantumkan dineraca dengan catatan akuntansi
yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan
bahwa informasi sediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansio
yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan 5 prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan:

1. Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan
didalam buku besar.

2. Hiotung kembali saldo akun sediaandi buku besar.

3. Usut saldo akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu.

4. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang bersangkutan.

5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun kontrol sediaan di buku besar.

 Prosedur Analitik

Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran


sediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung bernagai ratio yang
bersangkutan dengan sediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai kelompok sediaan, dan
jika terdapat fluktuasi ratio tertentu dari ratio tahun sebelumnya, auditor berkewajiban
mendapatkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi tersebut. Hubungan antara
tingkat perputaran sediaan, tingkat sediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan
semunay harus mendukung pengujian –pengujian substantif yang telah dilakukan oleh auditor.

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan,
atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor
perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo sediaan sangat ditentuka oleh keterjadian transaksi berikut ini yang di debit
dan dikreditkan kedalam akun piutang usaha :

1. Transaksi pembelian

2. Transaksi penjualan

3. Transaksi pemakain

Disamping itu, keandalan saldo akun sediaan ditentukan pula oleh ketepatan pisah
batas yang digunakan untuk mencatat berbagai tarnsaksi tersebut di atas. Oleh karena itu,
auditor melakukan pengujian substantif terhadap transasksi rinci yang mendebit dan
mengkredit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi
yang berkaitan dengan akun tersebut.

Perikas Sampel Transaksi yang Tercatat dalam Akun Sediaan ke Dokumen yang Mendukung
Timbulnya Transaksi Tersebut.

1. Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung : bukti kas keluar, faktur
pembelian, laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.

2. Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung : faktur penjualan, laporan


pengiriman barang, bukti pemakain barang gudang, memo debit untuk return pembelian.
 Pengujian Pisah Batas Transaksi yang Berkaitan dengan Sediaan

Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan


pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan tarnsaksi pembeliaan, penjualan, dan
pemakain sediaan yang termasuk dalam tahun yang diaudit di banding dengantahun
sebelumnya. Jika klien tidak menggunakan tanggal pisah batas yang konsisten, akibatnya
adalah transaksi pembelian, penjualan, dan pemakain sediaan yang seharusnya diakui sebagai
pendapatan atau biaya dalam tahun berikutnya, di cata oleh klien sebagai pendapatan atau
biaya dalam tahun yang diaudit. Dipihak lain , transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian
dalam tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai pendfapatan atau biaya tahun
berikutnya. Dengan demikian, jika klien tidak konsisten dalam menggunakan tanggal pisah
batas, perhitngan laba rugi tahun yang diauidt akan berpengaruh langsung. Oleh karena itu,
auditor melakukan pemeriksaan terhadap transaski pembelian, penjualan, dan pemakaian
sediaan dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk menentukan
perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan biaya.

1. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang
diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

2. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan (karena transaksi penjualan atau
pemakaian sendiri ) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca.

 Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan :

1. Periksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan

2. Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien
 Kirmkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar

1. Mintalah informasi mengenai barang – barang klien yang dijual secara konsinyasi dan
barang – barang titipan yang ada di tangan klien.

2. Mintalah informasi mengenai sediaan yangh dijadikan jaminan penarikan utang

3. Lakukanh pengujian terhadap penilain sediaan

4. Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh klien

5. Periksa kesesuain kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum

6. Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan sediaan

7. Bandingkan dengan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya

8. Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan ayng rusak

9. Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat perputaran sediaan tahun
sebelumnya

10. Lakukan pengamatan terhadapa sediaan yang lambat pemakaiannya atau penjulannya.

11. Mintalah surat representasi sediaan dari klien

 Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca

tasa dasar prinsip akuntansi berterima umum , auditor melakuakn verifikasi penyajian
sediaan di neraca dengan cara :

1. Periksa klasifikasi sediaan di neraca

2. Periksa penjelasan/ pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan

3. Lakukan analytical review terhadap sediaan

Anda mungkin juga menyukai