Anda di halaman 1dari 8

Kamis, 09-03-2023Pukul 19.00-21.

00
Kelas 6Sore
Quis-4, Quis, akuntansi pemeriksaan-2

Nama : Adiliya
npM : 20121045

1. Kenapa Pendekatan audit tidak didasarkan pada pendekatan pos atau rekening tetapi
dikembangkan menjadi pendektan siklus, jelaskan
2. Sebutkan siklus transaksi
3. Tuliskan tahab pengujian substantif
4. Apa Definisi dari siklus
5. Apa Fungsi atau manfaat dari siklus
6. Sebutkan Macam-macam siklus didalam perusahaan
7. Apa Pentingnya SIA didalam perancangan program audit
8. Sebutkan Tahap pengujian pengendalian dan tahap pengujian substantif (definisi dan
tahapannya)
9. Jelaskan Bentuk asersi manajemen
10. Bagaimana cara atau penentuan aktivitas pengendalian untuk mencegah salah saji?
Jawaban:
1. Siklus ini mengorganisasikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut dipilah menjadi beberapa siklus yaitu:
a. Siklus Pendapatan
Siklus pedapatan berisi aktivitas-aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
pertukaran barang dan jasa antara perusahaan dengan para pelanggan dan proses
pengupulan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Kelas transaksi dalam siklus ini
antara lain : penjualan kredit, pembelian, pertuaran.
b. Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran berisi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan berbagai
keputusan dan proses untuk memperoleh aktiva tetap, barang dan jasa yang
diperlukan dalam proses operasional perusahaan dan pembayaran yang dilakukan
perusahaan atas aktiva tetap, barang dan jasa yang diperoleh. Kelas transaksi
dalam siklus ini antara lain : pembelian, an pengeluaran kas.
c. Siklus Personalia
Siklus personalia melibatkan berbagai transaksi yang terkait dengan aktivitas
karyawan dan pembayarannya. Kelas transaksi dalam siklus ini adalah transaksi
pengajian.
d. Siklus Produksi
Siklus produksi berkaitan dengan koversi bahan baku menjadi baran jadi.
Transaksi dalam ini meliputi perencanaan dan pengendalian produksi dan
besarnya tingkatan persediaan. Transaksi dalam siklus ini disebut sebagai
transaksi-transaksi manufaktur (produksi).
e. Siklus Investasi dan Pendanaan
Siklus investasi berkaitan dengan aktivitas kepemilikan surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan lain. Siklus pendanaan berkaitan dengan aktivitas
penghimpunan dana yang berasal dari pihak lain, baik sebagai setoran modal
maupu utang jangka panjang, pembayaran kembali utang jangka panjang,
pembayaran bunga dan deviden.
f. Siklus Kas
Siklus kas merupakan akumulasi dari siklus-siklus yang dibahas diatas. Seluruh
transaksi dalam kelima siklus diatas memiliki kaitan dengan kas, baik langsung
maupun tidak langsung.
2. Siklus transaksi (transaction cycle) adalah serangkaian langkah atau proses yang terjadi
dalam memproses transaksi bisnis, mulai dari pencatatan, pengolahan, hingga pelaporan.
Siklus transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
a. Pencatatan transaksi: Langkah pertama dalam siklus transaksi adalah mencatat
transaksi yang terjadi, baik itu transaksi penjualan, pembelian, atau transaksi lainnya.
Pencatatan ini bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan sistem
informasi akuntansi.
b. Pengolahan transaksi: Setelah transaksi dicatat, langkah selanjutnya adalah
memproses transaksi tersebut. Proses ini meliputi validasi data, pengklasifikasian
transaksi, hingga penghitungan total transaksi.
c. Jurnal umum: Setelah transaksi diproses, maka data transaksi tersebut dicatat ke
dalam jurnal umum. Jurnal umum adalah buku besar yang berisi daftar transaksi yang
telah diproses.
d. Buku besar: Data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal umum selanjutnya dicatat
ke dalam buku besar. Buku besar adalah buku yang berisi daftar akun-akun yang
digunakan untuk mencatat transaksi bisnis.
e. Neraca saldo: Setelah data transaksi dicatat dalam buku besar, maka dibuat neraca
saldo untuk mengetahui saldo akun-akun yang digunakan. Neraca saldo adalah daftar
saldo akun-akun yang dicatat dalam buku besar pada akhir periode akuntansi.
f. Laporan keuangan: Setelah neraca saldo selesai dibuat, selanjutnya dibuat laporan
keuangan seperti laporan laba rugi dan laporan arus kas. Laporan keuangan ini berisi
informasi tentang kondisi keuangan perusahaan, termasuk pendapatan, biaya, dan arus
kas.
Siklus transaksi sangat penting dalam kegiatan bisnis, karena siklus ini
membantu memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dan diproses dengan benar,
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.Ada delapan
3. Prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu:
a. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas
mereka.
b. Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka.
c. Menginspeksi dokumen dan catatan.
d. Melakukan penghitungan kembali
e. Konfirmasi
f. Analisis
g. Tracing atau pengusutan
h. Vouching atau penelusuran

4. Putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yg berulang-ulang secara


tetap dan teratur.
5. Siklus adalah suatu rangkaian peristiwa atau kejadian yang terjadi secara berulang-ulang
dalam suatu sistem atau lingkungan. Siklus memiliki berbagai fungsi dan manfaat
tergantung dari jenis siklusnya, di antaranya:
 Fungsi siklus biogeokimia:
Siklus biogeokimia, seperti siklus air, karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur memiliki
fungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan unsur-unsur penting
bagi kehidupan makhluk hidup.
 Fungsi siklus reproduksi:
Siklus reproduksi pada hewan, seperti siklus menstruasi pada manusia, memiliki fungsi
untuk memperbaharui sel-sel tubuh dan mempersiapkan organ reproduksi untuk
kehamilan.
 Manfaat siklus produksi:
Siklus produksi dalam suatu bisnis memiliki manfaat untuk mengatur dan
mengoptimalkan produksi secara efisien, sehingga menghasilkan produk dengan biaya
yang lebih rendah dan meningkatkan keuntungan bisnis.
 Manfaat siklus keuangan:
Siklus keuangan, seperti siklus ekonomi, memiliki manfaat untuk mengatur pertumbuhan
ekonomi, menghindari inflasi yang berlebihan, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
 Fungsi siklus hidup:
Siklus hidup pada makhluk hidup memiliki fungsi untuk memastikan bahwa setiap
individu melalui tahapan perkembangan yang normal dan matang sehingga dapat
melanjutkan siklus reproduksi.
Dalam keseluruhan, siklus memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting dalam
menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup sistem dan lingkungan.
6. Berikut adalah beberapa macam siklus yang terdapat dalam perusahaan:
a. Siklus akuntansi: Siklus akuntansi adalah siklus yang terdiri dari serangkaian
kegiatan akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi, pelaporan keuangan, hingga
pengawasan dan audit.
b. Siklus produksi: Siklus produksi mencakup serangkaian aktivitas untuk
menghasilkan barang atau jasa, mulai dari perencanaan produksi, pengadaan
bahan baku, produksi, hingga distribusi dan penjualan.
c. Siklus manajemen persediaan: Siklus manajemen persediaan melibatkan
serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pengadaan, penyimpanan, dan
pengiriman persediaan, mulai dari pemesanan, penerimaan, pengaturan stok,
hingga pengiriman ke pelanggan.
d. Siklus pemasaran: Siklus pemasaran melibatkan serangkaian aktivitas untuk
memasarkan produk atau jasa kepada pelanggan, mulai dari riset pasar, penentuan
target pasar, promosi, hingga penjualan.
e. Siklus sumber daya manusia: Siklus sumber daya manusia mencakup serangkaian
aktivitas untuk mengelola tenaga kerja, mulai dari rekrutmen, seleksi, pelatihan,
hingga pengembangan karyawan.
Setiap siklus tersebut memiliki perannya masing-masing dalam menjalankan
operasional perusahaan dan memastikan bahwa setiap aktivitas berjalan dengan
efektif dan efisien
.
7. SIA (Standar Profesional Akuntan Publik) adalah standar yang dibuat oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) untuk mengatur praktik akuntansi publik di Indonesia. SIA sangat
penting dalam perancangan program audit karena:
a. Memberikan panduan: SIA memberikan panduan yang jelas dan sistematis tentang
praktik audit yang harus dilakukan oleh akuntan publik. Hal ini membantu akuntan
publik untuk melakukan audit dengan cara yang konsisten dan tepat.
b. Memastikan kualitas audit: SIA memastikan bahwa audit yang dilakukan oleh
akuntan publik memenuhi standar yang ditetapkan. Dengan demikian, SIA membantu
memastikan bahwa hasil audit akurat dan dapat diandalkan.
c. Mencegah penyelewengan: SIA juga membantu mencegah penyelewengan dalam
proses audit. Dengan adanya panduan dan standar yang jelas, maka proses audit dapat
dilakukan secara teratur dan terkontrol, sehingga peluang terjadinya penyelewengan
dapat diminimalkan.
d. Meningkatkan profesionalisme: SIA membantu meningkatkan profesionalisme
akuntan publik dan kredibilitas profesi akuntansi di Indonesia. Dengan adanya standar
dan panduan yang jelas, maka praktik audit akan lebih terstruktur dan terkontrol,
sehingga akan meningkatkan kualitas dan integritas profesi akuntansi.
e. Menjamin kepatuhan: SIA juga membantu menjamin kepatuhan akuntan publik
terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan mengikuti SIA, akuntan publik
akan memastikan bahwa praktik audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan
hukum yang berlaku, sehingga risiko pelanggaran dapat diminimalkan.

8. Tahap pengujian pengendalian (test of control) dan tahap pengujian substantif


(substantive test) adalah dua tahapan penting dalam proses audit. Berikut adalah definisi
dan tahapan dari masing-masing tahapan:
Tahap pengujian pengendalian (test of control)
Definisi: Tahap pengujian pengendalian adalah tahap dalam audit di mana auditor
menguji efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan, dengan tujuan untuk
mengevaluasi apakah sistem pengendalian internal tersebut dapat menghindari atau
mendeteksi adanya kesalahan atau kecurangan dalam laporan keuangan.

Tahapan dalam pengujian pengendalian:


a. Perencanaan: Auditor merencanakan pengujian pengendalian dengan memahami sistem
pengendalian internal yang ada di perusahaan dan menentukan strategi pengujian yang
sesuai.
b. Pengujian awal: Auditor melakukan pengujian awal terhadap sistem pengendalian
internal dengan cara mengumpulkan bukti-bukti pengujian, mengobservasi proses bisnis,
serta mewawancarai karyawan perusahaan.
c. Evaluasi efektivitas pengendalian: Setelah pengujian awal selesai, auditor
mengevaluasi efektivitas pengendalian internal yang ada di perusahaan.
d. Penentuan strategi pengujian selanjutnya: Auditor menentukan strategi pengujian
selanjutnya, yaitu apakah akan melanjutkan pengujian pengendalian atau melanjutkan ke
tahap pengujian substantif.

Tahap pengujian substantif (substantive test)


Definisi: Tahap pengujian substantif adalah tahap dalam audit di mana auditor melakukan
pengujian terhadap saldo akun-akun dan transaksi yang signifikan dalam laporan
keuangan untuk mengevaluasi kebenaran dan kelengkapan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.

Tahapan dalam pengujian substantif:


a. Perencanaan: Auditor merencanakan pengujian substantif dengan menentukan akun-
akun dan transaksi yang akan diuji, serta metode pengujian yang akan digunakan.
b. Pengujian rinci: Auditor melakukan pengujian rinci terhadap saldo akun-akun dan
transaksi yang signifikan dalam laporan keuangan dengan mengumpulkan bukti-bukti
pengujian yang memadai.
c. Evaluasi hasil pengujian: Setelah pengujian selesai dilakukan, auditor mengevaluasi
hasil pengujian untuk menentukan apakah informasi dalam laporan keuangan akurat dan
dapat dipercaya.
d. Kesimpulan audit: Berdasarkan hasil pengujian, auditor menyimpulkan apakah laporan
keuangan yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan dapat
dipercaya, atau ada perluasan pendapat atau pernyataan material ketidakpatuhan.

Dengan demikian, tahap pengujian pengendalian dan tahap pengujian substantif adalah
dua tahap yang penting dalam proses audit, di mana auditor menguji efektivitas sistem
pengendalian internal dan kebenaran informasi dalam laporan keuangan.

9. Dalam audit laporan keuangan, asersi manajemen merujuk pada pernyataan yang dibuat
oleh manajemen perusahaan tentang kebenaran, kelengkapan, dan kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen merupakan dasar bagi
auditor dalam menilai kebenaran dan kewajaran laporan keuangan perusahaan.

Bentuk asersi manajemen yang umumnya digunakan dalam audit laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
 Kepatuhan (completeness): Asersi ini menyatakan bahwa seluruh transaksi dan
informasi yang harus dicatat telah dicatat dengan lengkap dan akurat.
 Kewajaran (accuracy): Asersi ini menyatakan bahwa informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan benar dan akurat.
 Substansi (substance): Asersi ini menyatakan bahwa transaksi yang terjadi dan
dicatat dalam laporan keuangan memiliki substansi ekonomi yang sebenarnya.
 Hak dan kewajiban (rights and obligations): Asersi ini menyatakan bahwa
perusahaan memiliki hak atas asetnya dan memiliki kewajiban atas liabilitasnya.
 Penyajian (presentation): Asersi ini menyatakan bahwa informasi dalam laporan
keuangan disajikan dengan benar dan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
 Kelangsungan usaha (going concern): Asersi ini menyatakan bahwa perusahaan
akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang wajar.
Dalam melakukan audit, auditor harus memastikan bahwa asersi manajemen telah
dipenuhi dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah benar dan dapat
dipercaya. Auditor akan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
untuk menilai kebenaran dan kewajaran laporan keuangan dan memberikan pendapat
audit atas laporan keuangan tersebut.
10. Penentuan aktivitas pengendalian untuk mencegah salah saji dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:

 Identifikasi risiko: Identifikasi risiko kecurangan atau kesalahan yang


mungkin terjadi dalam proses bisnis atau sistem akuntansi perusahaan. Risiko
ini dapat berasal dari kelemahan dalam sistem atau kegiatan bisnis yang rentan
terhadap kesalahan atau kecurangan.
 Penilaian kontrol yang ada: Penilaian terhadap kontrol yang sudah ada dalam
perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan atau kecurangan yang
mungkin terjadi. Hal ini dilakukan dengan memeriksa keberadaan dan
efektivitas dari kontrol yang sudah diterapkan oleh perusahaan.
 Pengembangan aktivitas pengendalian: Pengembangan aktivitas pengendalian
baru untuk mengatasi risiko yang diidentifikasi dalam langkah pertama.
Aktivitas pengendalian baru harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadinya kesalahan atau kecurangan yang diidentifikasi.
 Implementasi aktivitas pengendalian: Implementasikan aktivitas pengendalian
baru yang telah dirancang. Hal ini dapat meliputi pemberian pelatihan atau
sosialisasi kepada staf mengenai aktivitas pengendalian baru yang diterapkan.
 Evaluasi efektivitas aktivitas pengendalian: Evaluasi efektivitas aktivitas
pengendalian yang sudah diterapkan dan melihat apakah berhasil dalam
mencegah atau mendeteksi kesalahan atau kecurangan yang diidentifikasi
dalam langkah pertama.

Dalam menerapkan langkah-langkah tersebut, perusahaan harus memperhatikan


pengelolaan biaya dan manfaat dari setiap aktivitas pengendalian yang diterapkan.
Perusahaan juga harus memastikan bahwa aktivitas pengendalian yang diterapkan
memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku dalam industri dan sesuai dengan hukum
dan peraturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai