PENGAUDITAN II
EKA 446 / B2
REVIUW PENGAUDITAN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
❖ Pengujian Substantif
Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang
dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi (SA 330. 4 (a)). Pengujian substantif menyediakan
bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan. Prosedur pengujian substantif terdiri dari :
1) Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk
menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi meliputi
keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting-
pengikhtisaran, penggolongan, dan ketepatan waktu telah
terpenuhi untuk setiap golongan transaksi.
2) Prosedur analitis substantif adalah pengevaluasian terhadap
informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis
hubungan antara data keuangan dan data non-keuangan.
Prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah yang
tercantum dalam pembukuan dengan ekspektasi yang
dikembangkan auditor. Standar audit mewajibkan hal tersebut
dilakukan pada tahap perencanaan dan penyelesaian audit.
Namun demikian, prosedur analitis bisa juga dilakukan
sebagai pengujian substantif untuk mengaudit saldo akun.
3) Pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun
buku besar, baik akun neraca maupun akun laba rugi.
Prosedur ini menekankan pada pengujian rinci saldo pada
akun-akun neraca (riil).
4. Risk Base Audit
Audit berbasis Risiko adalah suatu teknik audit yang menekankan
terhadap aspek risiko. Audit atas laporan keuangan memiliki tujuan
meningkatkan kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju.
Tujuan itu dapat dicapai dengan pemberian opini oleh auditor dengan
memperoleh asurans yang layak atau keyakinan memadai mengenai apakah
laporan keuangan disusun dalam segala hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan yang berlaku. Asurans yang layak dicapai ketika auditor
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit
ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptable level). Risiko audit
(audit risk) yang dimaksud adalah resiko dimana auditor memberikan opini
audit yang tidak tepat atas laporan keuangan yang disalah sajikan secara
material. Adapun risiko audit terdiri atas dua unsur utama yakni
- Risiko salah saji material merupakan gabungan risiko bawaan (inherent
risk) dan risiko pengendalian (control risk) yang mengindikasikan
laporan keuangan mungkin/berpotensi mengandung salah saji material
- Risiko Deteksi (Detection Risk) adalah risiko saat prosedur audit yang
dilaksanakan tidak dapat mendeteksi salah saji yang bisa material
dalam laporan keuangan