Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUANSI II
Tentang
“ Pengujian Pengendalian & Substantif Terhadap Persediaan”

Disusun Oleh :
SAKINAH FAUZYAH (1916040055)
RIZKY PRATAMA PUTRA (1916040043)
SAID ALKUDRI (1916040068)
IHSANUDDIN MALIK (1916040105)

DOSEN PEMBIMBING : TONI ISWANDI. MM. SE. Akt

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

2
Syukur Alhamdulillah sanantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, dengan judul :
“Pengujian Pengendalian & Substantif terhadap Persediaan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jaug dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi
perembangan dunia pendidikan.

Tanggerang, 24 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI

3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Siklus Persediaan Dan Pergudangan (Inventory And Warechousing Cycle)..............................5
B. Karakteristik Persediaan..............................................................................................................5
C. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Persediaan Dalam Neraca.................6
D. Fungsi dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait............................................................7
E. Bagian Audit Persediaan...............................................................................................................9
F. Audit Akuntansi Biaya, Prosedur Analitis, Dan Observasi Fisik Persediaan.........................11
G. Audit Penetapan Harga Dan Komplikasi Serta Integrasi Pengujiannya............................13
H. Maksud Dan Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Persediaan........................................15
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang dalam kegiatan usahanya mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi yang memiliki nilai guna menggunakan mesin, peralatan
serta tenaga kerja. Indonesia memiliki banyak perusahan manufaktur yang bergerak di
berbagai macam industry, mulai dari barang konsumsi, otomotif, elektronik, dan lain – lain.
Perusahaan manufaktur lebih kompleks dari perusahaan dagang karena perusahaan

5
manufaktur mengolah sendiri produknya sehingga membutuhkan beberapa jenis persediaan.
Persediaan dapat berupa persediaan untuk di jual, persediaan dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan, dan persediaan bentuk bahan baku atau untuk digunakan dalam prosen
produksi.
Biaya persediaan dapat disajikan menggunakan identifikasi khusus, asumsi arus
biaya, yaitu masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO) atau rata – rata arus biaya yaitu
masuk pertama keluar pertama atau rata – rata tertimbang (weight average cost method), dan
nilai realisasi neto. Identifikasi khusus merupakan mengatribusikan biaya – biaya tertentu ke
unit persediaan tertentu yang telah diidentifikasikan. Rumus biaya masuk pertama keluar
pertama mengasumsi barang dalam persediaan pertama dibeli akan dijual atau digunakan
sedangkan rata- rata tertimbang ( weigth average cost method) mengasumsikan biaya setiap
persediaan ditentukan berdasarkan rata – rata tertimbang dari semua persediaan. Nilai
realisasi neto merupakan estimsi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang akan diperlukan untuk membuat penjualan.
Proses auditing merupakan proses yang dilakukan akkuntan public untuk menilai
kewajaran dan kebenaran atas laporan keuangan yang disajikan olek perusahaan yang
informasinya akan digunakan oleh stakeholder untuk pengambilan keputusan. Akuntan
public dalam proses auditing melakukan pemeriksaan atau bukti – bukti yang digunakan
sebagai dasar pembuatan laporan keuangan dengan mencocokkannya dengan nenraca saldo,
buku besar, buku harian dan lain – lain, kemudian akuntan public memberikan akan
menghasilkan tingkat keyakinan bagi pengguna informasi terhadap kewajaran dalam aku –
akun persediaan.
Terdapat beberapa jenis pengujian untuk menilai tigkat kewajaran terhadap
persediaan. Salah satunya adalah pengujian substantif, yang terdiri dari pengujian subtansif
atas transaksaksi (substantive test of transactions), prosedur analitis (analytical procedures),
dan pengujian saldo 9test of detail of balace).
Persediaan membutuhkan pengujian substantif untuk menjamin kakuratan dan
kewajaran saldo persediaan yang disajikan dilaporan keuanagn. Beberaoa tujuan dari
pengujian substantif pada persediaan diantaranya untuk memeriksa keandalan catatan
akuntansi pada akun persediaan, membuktikan asersi – asersi manajemen, memeriksa
kesesuaian metode penilain dan system pencatatan persediaan dengan standatr akutansi di
Indonesia, memeriksa ada tidaknya persediaan yang dijadikan jaminan kredit dan
diasuransikan, dan memeriksa kesesuaian penyajian dengan standar akuntansi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan (inventory and
warechousing cycle)?
2. Apa karakteristik Persediaan ?
3. Apa saja prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian persediaan dalam neraca

6
4. Apa saja Fungsi dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait ?
5. Apa saja Bagian Audit Persediaan ?
6. Bagaimana Audit Akuntansi Biaya, Prosedur analitis, dan observasi fisik
persediaan ?
7. Bagaimana Audit penetapan harga dan komplikasi serta Integrasi Pengujuiannya?
8. Apa Maksud dan tujuan pengujian Subtantif terhadap persediaan ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan
(inventory and warechousing cycle).
2. Mengetahui apa saja karakteristik Persediaan.
3. Mengetahui prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian persediaan dalam
neraca.
4. Mengetahui Fungsi dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait.
5. Mengetahui Bagian Audit Persediaan.
6. Mengetahui Audit Akuntansi Biaya, Prosedur analitis, dan observasi fisik persediaan.
7. Mengetahui Audit penetapan harga dan komplikasi serta Integrasi Pengujiannya
8. Mengetahui Maksud dan tujuan pengujian Subtantif terhadap persediaan.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siklus Persediaan Dan Pergudangan (Inventory And Warechousing Cycle)


Siklus persediaan dan pergudangan (Inventory And Warechousing Cycle) merupakan
siklus yang unik karena hubungan yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan
manufaktur, bahan baku memasuki silus persediaan dsan pergudangan dari siklus akuisis dan
pembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus akuisis dan
pembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus pengagajian dan
personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam silus
penjualan dan penagiahan.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering
kali merupakan bagian yang paling kompleks dan palingh menghabiskan waktu audit. Seperti
ditunjukan oleh audit Phar-Mor, menemukan salah saji dlaam akun persediaan dapat menjadi
hal yang cukup menantang. Faktor – factor yang mempengaruhi kompleksitas audit
persediaan meliputi :
 Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.
 Persediaaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian
dan perhitungan fisik menjadi sulit.
 Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda
seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik.
 Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuangan persediaan merupakan hala
yang penting dan apabila manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
 Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai
bagian persediaan, yang dapat diterima menurut standar akuntansi.

B. Karakteristik Persediaan

Persediaan mempunyai karakteristik penting yaitu :


1. Umumnyaa persediaan merupakan komponen aktiva lancer yang jumlahnya cukup
material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan –
kesalahan besar
2. Penetuan besarnya nilai persediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang
dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhaadap perhitungan laba
tahun yang bersangkutan.

8
3. Verivikasi kuantitas, kondisi, dan nilai persediaan merupakan tuga yang lebih
kompleks dan sulit disbanding dengan verivikasi Sebagian besar unsur laporan
keuangaan yang lain.
4. Seingkali persediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan
dan perhitungan fisiknya.
5. Adanya berbagai macam persediaan menumbulkan kesulitan bagi auditor dalam
melaksanakan auditnya.

C. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Persediaan Dalam Neraca.


1. Laporan Keunangan harus menjelasakan bahwa persediaan dinilai lower of cost omarket
dan harus menyebutkan meyode yang digunakan dalam menentukan kos persediaan.
2. Jika persediaaan dinyatakan pada kosnya, nilai pada tanggal neraca harus dicantumkan
dalam tanda kurung, dan jika persediaaan di turunkan nilainya pada haraga pasarnya,
kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement
cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk persediaan yang kosnya
ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
3. Akibat perubahan metode penilaian persediaaan terhadap perhitungan rugi laba tahun
yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan
perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
laporan audit.
4. Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika persediaan digadaikan
sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.
5. Jika jumlahnya material, persediaan dalam perusahaan manufaktur harus dielompokan
menurut kelompok utama berikut ini :
a. Persediaan produk jadi
b. Persediaaan produk dalam proses
c. Persediaan bahan baku
6. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material
atau bersifat luar biasa.
7. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga persediaan setelah tanggal
neraca harus dibentuk dengan menyisihkan Sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini
tidak boleh dikurangkan dari persediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun
laba ditahan.

D. Fungsi dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait


Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh
perusahaan manufaktur, yang persediaaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang
dan peprlengkapan yang dibeli untuk di gunakan dalam produksi, barang dalam proses
manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.

9
Gambar 21.1 Arus Persediaan dan Biaya

Bahan Baku
Persediaaan awal Bahan Baku
Pembelian yang digunakan
Persediaan akhir

Tenaga kerja langsung


Tenaga Kerja Tenaga kerja langsung Barang Harga pokok
Langsung manufaktur yang dalam proses Barang Jadi penjualan
Manufaktur diterapkan Persediaan Pesediaan
Langsung awal Harga awal Harga
Pokok pokok
Produksi Persediaan penjualan
Overhead
Manufaktur
Overhead Overhead yang
Actual diterapkan

Gambar 21-1 menunjukan arus fisik barang serta arus biaya dalam siklus persediaaan dan
pergudangan manufaktur.periksalah ke akun T bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur untuk melihat bagaimana siklus persediaan dan pergudangan yang berakaitan dengan
siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan pesonalia.

10
Siklus persediaan dan pergudangan dapat terdiri dari dua system yang terpisah tetapi
berkaitan erat, dimana yang satu melibatkan arus fisik barang dan yang lainnya dengan biaya
yang terkait. Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan bau untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apaakah
pembelian persediaan berupa bahan baku bagi perusahaan manufaktur atau barnag jadi bagi
perusahaan ritel. Permintaan pembeliaan adalah formular yang digunakan untuk meminta
departemen agar memesan persediaan permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang
penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang teotomatisasi
Ketika bahan yang dilakukan atas bahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan pelanggan,
atau melalui pesanan yang dilakukan atsa dasar perhitungan bahan baku secara periodic.
Penerimaan bahan yang dipesan, yang juga meruapakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitasnya. Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan baku untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau
dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan
yang diperlukan.
Proses persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari
pelanggan, peramalan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomi. System akuntansi biaya yang memadai
merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi barang bagi semua perusaahaan
manufaktur.sistem tersebut menunjukan profitabilitas relative produk bagi perencanaan dan
pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk Menyusun laporan keuangan.
Catatan Akuntansi biaya (cost accounting record) terdiri dari file induk, spreadsheet, dan
laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses Ketika biaya tersebut dikeluarkan.
 Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barnag itu ditempatkan di ruang penyimpanan menunggu
dikirim.
 Mengirim Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aset
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.
 File Induk Persediaan Perpetual
File induk persediaan perpetual (perpetual inventory master file) . catatan perpetual yang
terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi. File induk persediaan
perpetual umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan uang diakuisisi,
dijual, dan ada ditangan. Untuk di akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual

11
diperbarui secara otomatis Ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari
pencatatan akuisisi. File induk persediaan perpetual barang jadi mencantumkan jenis
informasi yang sama seperti persediaan perpetual bahan baku, tetapi dianggap lebih
kompleks jika biaya dimasukan Bersama dengan unit barang.

E. Bagian Audit Persediaan


Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda
dalam siklus :
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku tenaga kerja, dan overhead
2. Mentransfer secara internal aset dan biaya.
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya.
4. Mengamati persediaaan secara fisik.
5. Menetapkan harga dan mengkomlikasi persediaan.

 Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead


Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut
dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus
penggajian danpersonalia.
 Mentransfer Aset dan Biaya
Transfer internal persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima pada gambar
21.2 memproses barang dan menyimpan barang jadi. Klien memperhitungkan
aktivitas tersebut dalam pencatatan akuntansi biaya, yang idenpenden dengan
siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan.
 Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapatan serta Biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir yang
diperlihatan pada gambar 21.2. karena fungsi tersebut merupakan bagian dari
siklus penjualan dan penagihan, auditor harus memahami dan menguji
pengendalian internal terhadap pencatatn pengiriman sebagai bagian dari audit
siklus tersebut, termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan
ke persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual.
 Mengamati Persediaan Secara Fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercata benar-benar ada pada tanggal
neraca dan dihitung secara benar oleh klien.
 Menetapkan Harga dan Mengkomplikasi Persediaan

12
Prosedur audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya – biaya tersebut
disebut sebagai pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus melaksankan
pengujian komplikasi persediaan (inventory complitation tests),yang
merupakan pengujian untuk memverivikasi apakah perhitungan fisik telah
diiktisarkan secara benar, kuantitas dan harga persediaan telah dikalikan dengan
benar, dan persediaan yang dikalikan difooting secara benar pada saldo
persediaan buku besar umum yang sama.

Gambar 21.3 Audit Persediaan

Bagian audit Siklus yang diuji

Mengakuisisi dan mencatat Akuisisi dan pembayaran serta


bahan baku tenaga kerja Serta penggajian dan personalia
dan overhead bagian Audit

Persediaan dan pergudangan


Mentransfer aset dan
biaya secara internal

Mengakuisisi dan mencatat Penjualan dan penagihan


bahan baku tenaga kerja
dan overhead bagian Audit

Persediaan dan pergudangan


Mengamati persediaan
secara fisik

Persediaan dan Pergudangan


Menetapkan harga dan
mengkomplikasi persediaan

Untuk pengujian atas rincian saldo auditor harus mempertimbangkan risiko bisnis dan inheren,
menetapkan meterialitas kinerja persediaan, serta mengevaluasi hasil pengujian pengendalian
dan pengujian subtantif atas transaksi bagi transaksi dan aktivitas di tiga kotak pertama.

13
F. Audit Akuntansi Biaya, Prosedur Analitis, Dan Observasi Fisik Persediaan.

 Audit Akuntansi Biaya


1. Pengendalian akuntansi biaya (cost accounting records) adalah pengendalian
yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai
dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke
dalam dua kategori luas :
- Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
- Pengendalian terhadap biaya terkait.
2. Pengendalian Fisik Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku
barang dalam proses, dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta
pengajuan pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku
untuk menentukan apakah persediaan sudah dilindungi dari pencurian dan
penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya.
3. Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan Perhatian auditor
terutama tertuju pada memverifikasi persediaaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
yang dicatat memang ada, semua transfer actual sudah dicatat, dan kuantitas,
deksripsi, serta tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat.
4. File Induk Persediaan Perpetual
Realibilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan
luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan
perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum yanggal
neraca.
5. Catatan Biaya Per Unit Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur sangatlah penting untuk menyatakan secara
wajar persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Agar data
biayanya akurat, klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi baiayanya
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya.

 Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit siklus persediaan
dan pergudangan, seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan
prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun
laporan keuangan lainnya (seperti ditunjukan dalam gambar 21.1), auditor juga
menggunakan informasi non keuangan untuk menilai kelayakan saldo yang
berkaitan dengan persediaan. Sebagai contoh, auditor mungkin perlu mengetahui
ukuran dan bobot produk persediaan,, metode penyimpanannya ( tumpukan,
tangka, dan lainnya). Dan kapasitas fasilitas penyimpanan (meter persegi yang
tersedia) untuk menentukan apakah persedaiaan yang tercatat konsisten dengan

14
tempat penyimpanan persediaan yang tersedia. Setelah melaksanakan pengujian
yang tepa tatas cacatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki
dasar untuk merancang serta melaksankan pengujian atas rincian persediaan akhir.

 Observasi Fisik Persediaan


Karna persediaan yang sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka
memahami industry dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi observasi
fisik persediaan maupun penetapan harga dan komplikasi persediaan ketimbang Sebagian
besar bidang audit lainnya.
Pertama auditor sering kali mengarabkan diri dengan persediaan klien dengan
melaksankan kunjunhan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area penerimaan,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Meskipun memahami
pengaruh industry dan bisnis klien terhadap persediaan, auditor tetap menilai risiko bisnis
klien untuk menentukan apakah risiko tersebut meningkatkan kemungkinan salah saji
yang material dalam persediaan. Contoh sumber risiko bisnis yang umum untuk
persediaan termasuk siklus produk yang singkat, potensi keusangan, penggunaan
persediaan termasuk siklus produk yang singkat, potensi keusangan, penggunaan
persediaan just – in – time (JIT), pada segelintir pemasok kunci, dan penggunaan
teknologi manajemen persediaan yang canggih.
- Persyaratan Observasi Persediaan
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas
metode perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat
mereka tempatkan pada representasi klien mengenal kuantitas serta
kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor
harus :
 Hadir pada saat klien menghitung persediaanya untuk menentukan saldo
akhir tahun.
 Mengamati prosedur perhitungan klien.
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur
perhitungannya.
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik idependen mereka sendiri.
- Keputusan Audit
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan serupa dengan yang
dibuat untuk bidang audit lainnya. Keputusan itu meliputi memilih
prosedur audit, memutuskan waktu prosedur, menentukan ukuran sampel,
dan memilih item – item yang akan di uji. Tiga keputusan terakhir akan
dibalas berikutnya, diikuti dengan pembahasan tentang prosedur audit
yang sesuai.
 Penetapan waktu

15
Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum
akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual.
Jika tidak terdapat persediaan perpetual dan persediaan berjumlah
material, klien harus menghitung persediaan fisik secara menyeluruh
mendekati akhir periode akuntansi.
 Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena
auditor berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih
item yang akan diuji.
 Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus
berhati – hati untuk
- Mengamati perhitungan item – item yang paling signifikan dan sampel
respentatif dari item persediaan yang umum
- Menyelidiki itemyang mungkin telah using atau rusak
- Membahas dapat manajemen menyangkut alasan mengekuarkan setiap item
yang material
- prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian persediaan dalam neraca

G. Audit Penetapan Harga Dan Komplikasi Serta Integrasi Pengujiannya


Audit Penetapan Harga Dan Komplikasi
Pengujian harga persediaan (inventory price test) mencangkup semua pengujian atas
harga perunit klien untuk menentukan apakah ha itu sudah benar.
o Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi

Catatan biaya standar (standar cost records) yang mengindikasi varians biaya bahan,
tenaga kerja, dan overhead, sangat membantu dalam mengevaluasi kelayakan catatan
produksi jika manajemen memiliki prosedur untuk mempertahankan standar tersebut tetap
Mutahir terhadapa perubahan proses produksi dan biaya.
o Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi setiap item persediaan, kuantitas,
harga per unit, dan nilai total. Kita mengasumsikan bahwa informasi yang direfleksikan
dalam listing persediaan perpetual dicatat sesuai urutan deksripsi item persediaan, dengan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi disajikan terpisah. Yoyalnya harus
sama dengan saldo buku besar umum.
o Penetapan Harga Persediaan yang dibeli
Jenis utama yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang
dibeli, dan perlengkapan. Sebagai Langkah pertama dalam memverifikasi penilaian

16
persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah klien menggunakan metode
LIFO, FIFO, rata – rata tertimbang, atau beberapa metode penilaian lainnya.
o Penetapan Harga Persediaan yang dibuat
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor mempertimbangkan
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung membuat audit atas persediaan barang dalan
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit atas persediaan yang
dibeli.
o Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
penggantian atau menilai nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya historis.
Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya penggantiaan
dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada
pembeliaan yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.

Integrasi Pengujian
- Pengujian Siklus Akuisisi dan pembayaran Ketika memverifikasi akuisisi
persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus dan pembayaran, auditor juga
memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh dan
semua biaya overhead manufaktur yang di keluarkan kecuali tenaga kerja.
- Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia Ketika auditor memverifikasi
biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti untuk akuisisi.
Dalam Sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung dapat diuji Sebagai bagian dari audit siklus
penggajian dan personalia.
- Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan hubungan antara siklus
penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan dana pergudangan tidak
seat seperti dua siklus yang baru saja kita bahas. Akan tetapi, Sebagian besar
pengujian audit ats penyimpanan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan
penjualan, dapat dilakukan Ketika siklus penjualan dan penagihan diuji.
- Pengujian Akuntansi Biaya pengujian atas catatan akuntansi biaya
merupakan sarana untuk meverifikasi pengendalian yang memperngaruhi
persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari pengujian
atas ketiga siklus sebelumnya.
- Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Komplikasi persediaan fisik,
penetapan harga, dan komplikasi sama pentingnya bagi audit persediaan
karena salah saji dapat menyebabkan persediaan dan harga pokok penjualan
disalahsajikan.

H. Maksud Dan Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Persediaan


- Pengertian Pengujian Substantif

17
Pengujian substantif adalah prosedur – prosedur audit yang didesain untuk
menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung
kebenaran dari saldo – saldo dalam laporan keuangan. Salah saji ( monetary
missstatment) seperti itu adalah indikasi yang jelas dari salah saji dari akun –
akun.
- Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan persediaan.
2. Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan dineraca
dan keterjadian transaksi yang berakaitan dengan persediaan.
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan
persediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo
persediaan yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan dineraca.
5. Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan
contoh perusahaan manufaktur, yang persediaaannya mungkin meliputi bahan baku, suku
cadang dan peprlengkapan yang dibeli untuk di gunakan dalam produksi, barang dalam
proses manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.Permintaan pembeliaan
adalah formular yang digunakan untuk meminta departemen agar memesan persediaan
permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang
diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang teotomatisasi Ketika bahan yang
dilakukan atas bahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan pelanggan, atau
melalui pesanan yang dilakukan atsa dasar perhitungan bahan baku secara periodic.
Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapatan serta Biaya Pencatatan
pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir yang diperlihatan pada gambar
21.2. karena fungsi tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan,
auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatn
pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut, termasuk prosedur untuk
memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk
persediaan perpetual. Selain itu, auditor juga harus melaksankan pengujian komplikasi
persediaan (inventory complitation tests),yang merupakan pengujian untuk
memverivikasi apakah perhitungan fisik telah diiktisarkan secara benar, kuantitas dan
harga persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan difooting
secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama. Penetapan Harga
Persediaan yang dibuat Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi,
auditor mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung membuat audit atas
persediaan barang dalan proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit
atas persediaan yang dibeli.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi mengenai “Pengujian Pengendalian & Substantif Terhadap
Persediaan”. Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dalam penulisab ataupun penyajian meteri, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk lebih baiknya makalah ini kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

20
21

Anda mungkin juga menyukai