Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PEMERIKASAAN AKUNTANSI II

“ PEMERIKSAAN PERSEDIAAN”

Nama Kelompok :

1. Yakies Szahro (161600004)


2. Siti Istiana (161600091)
3. Ulfa Solicha Putri (161600184)
4. Ade Oktavianto (161600044)
5. Mohamad Agung Prasetyo (161600221)
6. Rossi Ikafandelah (161600084)

Kelas : Akuntansi A 2016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2019


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas Pemeriksaan Akuntansi II ini yang
berjudul “PEMERIKSAAN PERSEDIAAN”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah
ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin...

Surabaya, 30 September 2019

(Kelompok 3)
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengendalian Internal ............................................................................ 2
B. Kas ........................................................................................................ 4
C. Rekonsiliasi Bank.................................................................................. 7
D. Contoh ................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No. 14, hal 14.1 s/d 14.2 dan 14.9-
IAI,2002) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.
Sifat Persediaan
1. Merupakan aktiva lancar (current assets) karena masa perputarannya biasanya kurang
atau sama dengan satu tahun.
2. Merupakan jumlah besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
3. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, karena
kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan
kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok penjualan, laba
kotor dan laba bersih, tafsiran pajak penghasilan, pembagian dividen, laba rugi
ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutnya.
Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan adalah :
 Bahan baku (Raw Materials)
 Barang dalam proses (Work in proces)
 Barang jadi (Finished Goods)
 Suku cadang (sparepart)
 Bahan pembantu
 Barang dalam perjalanan (goods in trasnsit), yaitu barang yang sudah dikirim oleh
supplier tetapi belum samapi digudang perusahaan.
 Barang konsiyasi : Consigment out (barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaan lain) sedangkan Consigment in (barang perusahaan lain yang dititip jual di
perusahaan) tidak boleh dilaporkan /dicatat sebagai persediaan perusahaan.

Siklus Persediaan
Begitu persediaan bergerak disepanjang perusahaan, harus ada pengendalian yang
memadai atas pergerakan fisiknya maupun atas biaya-biaya yang berhubungan. Arens
mengemukakan keenam fungsi yang membentuk siklus persediaan yang memudahkan
pemahaman mengenai pengendalian dan bukti-bukti audit yang dibutuhkan untuk menguji
keefektifan.

1. Mengolah Order Pembelian


2. Menerima Bahan Yang Baru
3. Menyimpan Bahan Baku
4. Mengolah Barang
5. Menyimpan Barang Jadi
6. Mengirim Barang Jadi

Audit Persediaan
Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya
cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,
biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan
Tujuan Audit Persediaan

1. Untuk memeriksa apakah ada internal control yang cukup baik atas persediaan
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
4. Untuk memeriksa apakah system pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving), dan ketinggalan mode (absolescene) sudah dibuatkan
allowance yang cukup
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijaminkan kredit
7. Untuk mengetahui apakah ada persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

Prosedur Pemeriksaan Atas Persediaan


Beberapa prosedur pemeriksaan atas persediaan

1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (stock Opname) yang dilakukan klien
2. Meminta Final Inventory List (inventory compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut:
3. Check mathematical list (penjumlahan dan perkalian)
4. Cocokkan “quantity per book” dengan stock card
5. Cocokkan “quantity per count” dengan count sheet auditor
6. Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan
7. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out
8. Periksa unit price dari bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in
process), barang jadi (Finished goods), dan bahan pembantu (Supplies).
9. Lakukan rekonsiliasi jika Stock Opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (Neraca)
10. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat, barang-barang yang
rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode
11. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan (Neraca)
12. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian
13. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit (Ioan Agreement), Notulen
rapat.
14. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisi
keuangan (Neraca)
15. Seandainya ada barang dalam perjalanan (Goods in Transit) lakukan prosedur berikut:
16. Minta rincian Goods in Transit per tanggal laporan posisi keuangan
17. Periksa mathematical accuracy (ketepatan perhitungan)
18. Periksa subsequent clearance
19. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
perlu
20. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntasi berlaku umum di Indonesia /SAK/ETAP/IFRS.

Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan. Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan (acquisition cost),
dalam hal ini bisa dipilih Metode Fifo (First in first out) , Lifo (last in fisrt out), Average Cost
(moving average atau weighted average).

Untuk barang-barang yang harga jualnya sudah pasti (logam mulia) atau cepat rusak (hasil
pertanian seperti sayuran dan buah-buahan) bisa di nilai berdasarkan harga jual. Untuk
barang-barang yang usang, rusak atau bergerak lambat bisa diadakan penyisihan
(allowance) sehingga sesuai dengan metode lower of cost or market(manayang lebih rendah
antara harga perolehan dan harga pasar). Dalam keadaan inflasi,penggunaan FIFO akan
mengakibatkan harga pokok penjualan rendah dan laba kotormenjadi tinggi; penggunaan
LIFO akan menghasilkan laba kotor yang rendah; penggunaan AVERAGE COST
akan menghasilkan laba kotor yang lebih kecil dibandingkan FIFO tetapi lebih besar
dari penggunaan LIFO. Dari segi undang-undang pajak tidak diperkenankan menggunakan
LIFO karena berarti pajak yang terutang akan lebih kecil dibandingkan penggunaan FIFO dan
AVERAGE COST akan menghasilkan laba kotor yang lebih kecil dibandingkan FIFO tetapi
lebih besar daripada penggunaan.

untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Ada dua sistem pencatatan persediaan yang biasa digunakan, yaitu perpetual
system dan physical (periodical) system. Dalam perpetual system, setiap ada pembelian,
perkiraan persediaan akan didebit, setiap ada penjualan, perkiraan persediaan akan
dikredit. Jika digunakan physical system, perkiraan persediaan tidak pernah didebit waktu
pembelian dan tidak pernah dikredit waktu ada penjualan. Karena itu jika perusahaan
ingin mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus dilakukan
stock opname (perhitungan phisik persediaan).
Jika perusahaan ingin memperkirakan berapa saldo persediaan pada akhir bulan atau
tanggal tertentu bisa digunakan Retail Inventory Method atau Gross Profit
Method. Namun demikian pada akhir tahun tetap terus dilakukan stock opname,agar bisa
diketahui berapa saldo persediaan yang betul-betui dimiliki perusahaan. Perbedaan
pencatatan antara perpetual dan physical inventory system.

Perpetual Physical
Pembelian : Dr. Persediaan xxx Dr. Pembelian xxx
Cr. Utang/kas xxx Cr. Utang/kas xxx
Penjualan : Dr. Piutang/kas xxx Dr. Piutang/kas xxx
Cr. Penjualan xxx Cr. Penjualan xxx
Dr. Harga Pokok Penjualan xxx
Cr. Persediaan xxx

perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaamya tidak
banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan
toko emas. Phisycal system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaan-nya
banyak tetapi nilai persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan
Prosedur audit persediaan
1. Lakukan Stock Opname.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang
perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di public
warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup
dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu
sebelum/ sesudah akhir tahun.
2. Lakukan Observasi atas Stock Opname
Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan.
Cek Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut
ini:
 check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
 cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
 cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
 cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
 Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

3. Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan


a. Periksa unit price dari persediaan
b. periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.
c. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
d. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
4. Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname
Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
5. Adjustment Persediaan
Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan kebijakan
penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan
6. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Agar proses Audit Persediaan di perusahaan anda berjalan dengan baik, perlu internal
control yang baik pula atas persediaan, berikut ciri ciri internal control yang baik :
1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagial pembelian,
penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
 purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order
pembelian)
 delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang),
sales order (order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
3. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan,
penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
4. Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi, penjualan,
dan penerimaan serta pengeluaran kas.
Tujuan Audit Saldo Akun
Persediaan
(Transaksi)
1. Menelaah penyajian persediaan
apakah sesuai dengan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan)
Penyajian dan Pengungkapan 2. Menayakan apakah ada persediaan
yang dijaminkan/digadaikan.
3. Menelaah perjanjian perikatan
pembelian.
1. Melakukan konfrimasi atas
persediaan yang dikonsinyasikan atau
Keberadaan atau Keterjadian ditempatkan dilokasi luar perusahaan.
1. Mengamati perhitungan fisik
persediaan
1. Menelaah prosedur pisah batas
Hak atau Kewajiban (penjualan, retur penjualan,
pembelian, retur pembelian)
2. Melakukan pengajuan perhitungan
nilai persediaan dan bandingkan
dengan perhitungan atau rincian
klien.
3. Menanyakan apakah ada persediaan
yang dikonsinyasikan.
Kelengkapan
4. Melakukan prosedur analisis.
5. Menghitung kelengkapan semua kartu
perhitungan fisik yang ditempel di
persediaan dan daftar hasil
perhitungan fisik persediaan (Count
sheet)
1. Mengitung ulang penjualan dan
perkalian rekapitulasi persediaan.
2. Merekonsiliasi rekapitulasi (daftar)
kartu persediaan ke buku besarnya.
3. Menguji metode perhitungan nilai
Penilaian persediaan.
4. Menentukan apakah persediaan
dinilai berdasarkan nilai terendah dari
harga perolehan atau harga pasar.
5. Memeriksa kualitas persediaan yang
usang rusak atau ketinggalan metode.

Anda mungkin juga menyukai