Anda di halaman 1dari 25

LANJUTAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS

PERSEDIAAN

Disusun Oleh :

1. Avivah Inaroh Nahdhiyah 19030038

2. Imam Prabowo 19030046

3. Kasihampun 19030036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI REMBANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“ Lanjutan Pengujian Substantif atas Persediaan ” ini dengan baik. Kami
ucapkan terimakasih kepada, Ibu Hetty Muniroh, SE., M.Si. selaku Dosen mata
kuliah Pengauditan 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengujian substantive terhadap persediaan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.

Rembang, Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

Daftar Isi ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan Masalah...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3

A. Pemeriksaan Ekistensi Fisik ......................................................................3

B. Penilaian atas Persediaan Akhir .................................................................9

C. Ketelitian Pencatatan .................................................................................10

D. Penilaian Harga Pokok dan Pembebanan Biaya .......................................13

E. Ketetapan Cut Off Utang dari Pembelian .................................................15

F. Integritas Pengujian Persediaan .................................................................17

BAB III PENUTUP...............................................................................................20

A. Kesimpulan......................................................................................................20

B. Saran ..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persediaan merupakan unstur aktiva yan disimpan di suatu perusahaan untuk


dapat dijual kembali dalam kegiatan bisnis yang normal. Barang-barang yang
dikonsumsi dalam kegiatan sebuah usaha perusahaan untuk menghasilkan produk
tertentu yang akan dijual juga dikatakan persediaan. Dari pengertian diatas
memberikan batasan bahwa barang yang dimiliki perusahaan tetapi tetapi tidak
dapat dijual dalam suatu kegiatan bisnis maka dapat dikatakan itu bukan
persediaan. Persediaan barang merupakan unsur aktiva yang julmlahnya cukup
materil, dan merupakan sasaran yang empuk untuk dimanipulasi dan
diselundupkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu persediaan
barang akan berpengaruh terhadap cost produksi yang pada gilirannya akan
memengaruhi harga produk yang dilempar ke pasar.

Persediaan barang bisa dikatakan aktiva yang unik karena audit terhadapnya harus
dilakukan dengan terjun langsung meneliti barang tersebut untuk mengetahui dan
mengidentifikasi ada atau tidaknya manipulasi terhadap kuantitas dan kualitas
barang persediaan tersebut. Oleh karena itu persediaan barang harus memiliki
tingkat kepentingan yang tinggi untuk diaudit mengingat karakteristik berbeda
dari aktiva ini.

Sebuah perusahaan biasanya melakukan perjaanjian pembelian dengan jumah


yang konsisten dari period eke periode, akan tetapi jika ditemukan perjanjian
pembelian dalam skala yang tidak biasa atau luar biasa, maka diperlukan
penjelasan yang rinci mengenai perjanjian tersebut. Cadangan untuk menghadapi
kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk
dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini yang tidak boleh
dikurangkan dari sediaan tetapi harus disajikan sebagai akun pengutang laba
ditahan.

1
Di dalam perhitungan akun persediaan akan dilakukan pengujian substantive
terhadap persediaan agar dapat terhindar dari beberapa kesalahan yang sering
terjadi didalam melakukan pengauditan terhadap persediaan. Dimana didalam
pengujian ini akan terdapat suatu kegiatan yang secara rinci menjelaskan agar
tidak terjadi kesalahan. Dengan melakukan pengujian substantive persediaan
dapat memudahkan auditor untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kesalahan
atau kekeliruan dalam penyajian persediaan dalam neraca.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pemeriksaan Eksistensi Fisik dari Pengujian Subtantive atas


Persediaan?

2. Bagaimana Penilaian Akhir dari Persediaan?

3. Bagaimana Ketelitian Pencatatan dalam Pengujian Subtantive atas


Persediaan?

4. Bagaimana Ketetapan HPP dan Pembebanan Biaya dalam Pengujian


Subtantive atas Persediaan?

5. Bagaimana Ketetapan Cut Off Utang dari Pembelian pada persediaan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Eksistensi Fisik dari Pengujian Subtantive


atas Persediaan

2. Untuk Mengetahui Penilaian Akhir dari Persediaan

3. Untuk Mengetahui Ketelitian Pencatatan dalam Pengujian Subtantive atas


Persediaan

4. Untuk Mengetahui Ketetapan Harga Pokok dan Pembebanan Biaya


Persediaan

5. Untuk Mengetahui Ketetapan Cut Off Utang dari Pembelian pada


persediaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan eksistensi fisik

Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penghitungan yang


dilakukan oleh auditor atas tangible asset. Bukti audit , melalui bukti langsung
(faktual), menyediakan dukungan utama begitu juga eksistensi.Pemeriksaan
fisik sebagai cara untuk memverifikasi apakah sebuah aktiva benar-benar ada
(tujuan eksistensi), telah dianggap sebagai jenis bukti audit yang paling andal
dan berguna.
 Secara umum, pemeriksaan fisik adalah cara yang obyektif dalam
menentukan jumlah dan keterangan dari aktiva yang diperiksa.
 Contoh:
Auditor mengamati penghitungan fisik persediaan yang dilakukan auditan. apabila
auditan melakukan pembelian aktiva dalam jumlah yang signifikan, auditor
mungkin perlu untuk memeriksa pembelian utama.
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada
tanggal neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik
merupakan jenis bukti yang penting yang digunakan untuk memverifikasi
keberadaan dan perhitungan persediaan. Apabila auditor lalai mengungkapkan
kecurangan yang menunjukkan pentingnya mengamati persediaan secara fisik,
terutama jika persendian tersebut bersifat material dalam laporan keuangan.
 Observasi Fisik Persediaan
Observasi perhitungan fisik persediaan (stock opname) merupakan prosedur
penting dalam pengujian pengendalian dan substantif atas audit siklus persediaan.
Ketentuan (prosedur) dalam melakukan stock opname, yaitu ketentuan bagi
auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai keberadaan
dan kondisi persediaan, dengan melakukan pengamatan secara langsung pada saat

3
manajemen melakukan stock opname. Jika auditor tidak dapat menghadiri, maka
auditor wajib membuat alternative date atau jika kehadiran stock opname tidak
praktis, auditor harus melakukan alternative audit procedur. Jika auditor tidak
mungkin melakukan prosedur audit lain, maka auditor wajib memodifikasi opini
dalam laporan auditor. Jika persediaan diawasi oleh pihak ketiga, auditor harus
melakukan konfirmasi dan melakukan inspeksi serta memberlakukan prosedur
audit alternatif yang tepat dengan situasi yang dihadapi.
Tujuannya yaitu untuk merancang dan melaksanakan pengujian audit observasi
fisik atas persediaan. Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang
berbeda, maka memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang penting
bagi observasi fisik persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan
ketimbang sebagian besar bidang audit lainnya. Contoh dari pertimbangan
tersebut yang harus dipertimbangkan auditor termasuk metode penilaian
persediaan yang dipilih oleh manajemen, potensi keuangan persediaan, dan resiko
bahwa persediaan konsinyasi akan tercampur dengan persediaan sendiri titik
pertama auditor seringkali mengakrabkan diri dengan persediaan klien dengan
melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area penerimaan,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Kunjungan
tersebut harus dipimpin oleh seorang penyelia yang dapat menjawab pertanyaan
mengenai produksi, terutama mengenai setiap perubahan Pengendalian internal
dan proses lainnya sejak tahun terakhir. Walaupun auditor memahami pengaruh
industri dan bisnis klien terhadap persediaan tetapi auditor tetap menilai resiko
bisnis klien untuk menentukan apakah resiko tersebut meningkatkan kemungkinan
salah saji yang material dalam persediaan sebagai contoh sumber risiko bisnis
yang umum untuk persediaan termasuk siklus produk yang singkat, potensio
keusangan, penggunaan persediaan just in time, ketergantungan pada segelintir
pemasok kunci, dan penggunaan teknologi manajemen persediaan yang canggih.
 Prosedur Analiyis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah saji


Membandingkan presentase Lebih saji/ kurang saji persediaan dan

4
marjin kotor dengan tahun harga pokok penjualan
sebelumnya
Membandingkan perputaran Persediaan yang usang yang
persediaan( HPP dibagi dengan mempengaruhi persediaan dan HPP.
persediaan rata-rata) dengan tahun Lebih saji atau kurang saji persediaan
sebelumnya
Membandingkan biaya per unit Lebih saji atau kurang saji biaya per
persediaan dengan tahun unit yang mempengaruhi persediaan
sebelumnya dan HPP
Membandingkan nilai persediaan Salah saji dalam kompilasi perkalian,
yang ditambahkan dengan tahun yang mempengaruhi persediaan dan
sebelumnya HPP
Membandingkan biaya Salah saji biaya per unit persediaan
manufaktur tahun berjalan dengan terutama tenaga kerja langsung
tahun sebelumnya overhead manufaktur, yang
mempengaruhi persediaan dan HPP
 Persyaratan Observasi Persediaan

Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan titik
standar Auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
perhitungan fisik klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut auditor harus:

 Hadir pada saat pelayan menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir
tahun
 Mengamati prosedur perhitungan klien.
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya.
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independent mereka sendiri

Terpenting dalam standar auditing yaitu perbedaan antara siapa yang mengamati
perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk menghitung
persediaan fisik secara akurat dan benar-benar melakukan serta mencatat
perhitungannya. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur

5
layanan, termasuk menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan
mengenai memadainya persediaan fisik. Pemeriksaan persediaan fisik tidak akan
dilakukan jika di tempat tersebut sudah diawasi oleh kustodian dari luar perusahaan.

Auditor melakukan verifikasi dengan kustodian namun jika persediaan yang


disimpan oleh kustodian pihak luar merupakan bagian dari aset lancar atau total aset
yang signifikan auditor harus menerapkan prosedur tambahan yaitu menyelidiki
prosedur persediaan kustodian, memperoleh laporan akuntan independen
menyangkut prosedur pengendalian kustodian terhadap penyimpanan barang
,mengamati perhitungan fisik barang yang disimpan oleh kustodian jika praktis.

 Pengendalian terhadap Perhitungan Fisik

Tanpa memandang metode penyimpanan catatan persediaan, klien harus me- ikukan
perhitungan fisik persediaan secara periodik, tetapi tidak perlu setiap tahun.
Perhitungan fisik dapat dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca, pada tanggal
interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir hanya akan
efektif jika pengendalian terhadap file induk persediaan perpetual sudah memadai.
Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi
instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik, supervisi oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personel klien lainnya, rekonsiliasi independen
antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual, dan pengendalian
klien yang memadai terhadap lembar perhitungan atau tag yang digunakan untuk
mencatat perhitungan persediaan. Auditor harus memahami pengendalian atas
perhitungan persediaan fisik klien sebelum perhitungan persediaan dimulai.
Meskipun pemahaman ini memang diperlukan untuk mengevaluasi keefektifan
prosedur klien, hal tersebut juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran
konstruktif sebelumnya.

 Keputusan Audit

6
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan meliputi memilih prosedur audit,
mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel fisik tersebut
sudah akurat.

Penetapan Waktu: Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan


sebelum akhir tahun atas dasar keakuratan file induk persediaan. Jika klien
melakukan perhitungan fisik interim, yang hanya disetujui auditor apabila
pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan,
dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan perpetual dari
tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan perpetual sudah akurat dan
pengendalian beroperasi secara efektif, klien tidak perlu menghitung semua
persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, auditor dapat membandingkan persediaan
perpetual dengan persediaan aktual atas dasar sampel pada waktu yang tepat
sepanjang tahun, selama pengendalian terhadap penambahan dan pengurangan pada
catatan perpetual diuji dan beroperasi secara efektif. Jika tidak terdapat catatan
perpetual dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung persediaan
fisik secara menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi.

Ukuran Sampel: Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci
karena auditor focus pada mengamati prosedur klien bukan pada memilih item yang
diuji. Ukuran sampel pada observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam total jam
yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang dihitung. Determinan kunci
atas jumlah waktu untuk menguji persediaan yaitu kememadaian pengendalian
internal terhadap perhitungan fisik, keakuratan file induk persediaan perpetual, total
nilai uang dan jenis persediaan, jumlah lokasi persediaan yang berbeda, sifat dan
salah saji yang ditemukan tahun sebelumnya, serta risiko inheren lain. Persediaan
material sehingga diperlukan banyak auditor untuk mengamati perhitungan fisik.
Satu auditor dapat menyelesaikan observasi dalam waktu singkat. Perencanaan audit
untuk pengujian perhitungan persediaan dan koordinasi dengan personil klien
penting. Contoh, tidak mungkin mengamati personil klien yang menghitung
persediaan setelah mereka menyelesaikan perhitungannya dan sulit meningkatkan
ukuran sampel atau melakukan kembali pengujian setelah persediaan fisik dihitung.

7
Pemilihan item ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus
berhati-hati untuk:

 Representatif dari Item persediaan yang umum.


 Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
 Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap yang
material.
 Pengujian Observasi Fisik

Pengujian atas rincian saldo menyediakan kerangka referensi mengenai pengujian


observasi fisik. Bagian penting dari observasi persediaan yaitu menentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien. Untuk melakukannya
secara efektif auditor harus hadir ketika perhitungan fisik terjadi jika karyawan klien
tidak mengikuti instruksi persediaan auditor harus menghubungi penyelia untuk
memecahkan masalah (memodifikasi prosedur observasi fisik) contoh, jika prosedur
mengharuskan satu tim untuk menghitung persediaan dan tim kedua untuk
menghitung ulang sebagai pengujian keakuratan, auditor harus memberitahu
manajemen jika kedua tim mengamati atau mengobservasi perhitungan bersama.

B. Penilaian atas Persediaan Akhir

Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan yang seringkali disebut dengan


(pengujian penetapan harga), auditor menghadapi tiga permasalahan yang pertama
metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi, kedua penerapan metode harus
konsisten dari tahun ke tahun ,ketiga biaya persediaan versus nilai pasar atau
biaya pergantian atau nilai realisasi bersih harus dipertimbangkan. Karena metode
untuk memverifikasi penetapan harga persediaan akan tergantung pada apakah
item persediaan diakuisisi.

 Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelian

Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku
cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode
penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata

8
tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut,
penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai persediaan.

 Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiri

Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal
ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih
rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.

Berikut ini merupakan metode yang digunakan untuk menghitung penilaian


persediaan akhir :

1. Metode FIFO (First in First Out) merupakan metode yang digunakan


untuk menjual tergantung dari kapan produk tersebut tiba di gudang
pemilik usaha. Singkatnya, metode ini memilih untuk menjual produk-
produk yang datang terlebih dahulu.
2. Metode LIFO (Last in First out)  merupakan metode persediaan yang
berbanding terbalik dibandingkan dengan FIFO (First in First Out).
Sebab, LIFO lebih akan menjual produk yang baru masuk ke dalam stok
dari pada produk lama apabila produk tersebut sedang dicari oleh para
pelanggan. Dengan begitu, pemilik usaha bisa mendapatkan omset yang
lebih besar dengan menaikkan Harga Pokok Penjualannya.
3. Metode Average (Average) yang digunakan untuk mencari tahu harga jual
dari sebuah produk sesuai dengan harga beli produk. Caranya adalah
dengan menggunakan perhitungan biaya rata-rata per unit.Average: Harga
Total Persediaan/ Harga Unit

C. Ketelitian Pencatatan

Ketelitian pencatatan merupakan kesesuaian diantara beberapa data


pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang dengan penuh teliti
dan tidak akan terjadi kesalahan.

9
 Di dalam pengujian substantive atas persediaan maka auditor
melakukan pengujian ketelitian pencatatan dalam daftar persediaan.
Prosedur yang dilakukan antara lain: Menghitung ulang penjumlahan-
penjumlahan dan perkalian antara kuantitas dengan harga per unit;
menelusuri hasil uji perhitungan ke daftar persediaan; mencocokkan
barang yang tercantum dalam daftar persediaan ke kartu perhitungan
persediaan dan berita acara perhitungan fisik; serta melakukan
rekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan catatan perpetual dan saldo
buku besar serta mereview ayat jurnal penyesuaian.
 Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang
benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat. Karena
manajemen memerlukan informasi yang ditelti, dapat dipercaya
kebenarannya dan tepat waktu untuk mengolah kegiatan-kegiatan
dalam suatu perusahaan.

Berikut ini merupakan metode pencatatan dari persediaan

 Metode Periodik

Dalam metode periodik (periodicinventorysystem), pencatatan stok hanya


dilakukan sekali yakni pada saat tutup buku di akhir periode. Misalnya, bisnis
yang kamu jalankan tutup buku setiap 6 bulan sekali, itu berarti pencatatan -baik
itu pemasukkan ataupun pengeluaran- dilakukan hanya sekali. Metode ini
dilakukan oleh produk yang harga jualnya relatif rendah namun mudah terjual
kepada pelanggan. Metode periodik juga memiliki kelemahan yakni ketersediaan
produk yang ada di dalam gudang menjadi tidak akurat. Sebab bisa saja ada
produk yang rusak ataupun expired karena tidak direkap secara berkala. Metode
periodik untuk procescoxting yang penentuan kosnya menggunakan
hixtoricalcosting. Mirip dengan Akun persediaan pada perusahaan dagang. Akun-
Akun persediaan pada perusahaan Manufuktur hanya menampung sebagaimana
penjelasan berikut:

10
1. Persediaanbahan baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan
baku yang masih tersisa diawal dan akhir periode.

2. Persediaan bahan penolong hanya digunakan untuk mencatat nilai


bahan baku yang masih tersisa diawal dan akhir periode,

3. Persediaan barang dalam proses hanya digunakan untuk mencatat nilai


barang yang masih dalam proses diawal dan akhir periode.

4. Persediaan barang jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang


jadi diawal dan akhir periode.

 Metode Perpetual

Metode perpetual (perpetualinventorysystem) merupakan sebuah metode


pencatatan persediaan yang mengharuskan sang pemilik untuk merekap seluruh
transaksi apabila ada yang masuk dan keluar. Dengan kata lain, setiap ada
transaksi dengan pelanggan ataupun supplier, sang pemilik harus sekaligus
membuat laporan. Keuntungannya adalah laporan memang terbuat secara akurat
sebab tidak ada satupun yang tertinggal karena pencatatan yang terus menerus.
Hal ini tentunya sangat memberatkan bagi pemilik sebab mereka harus mencatat
setiap transaksi di setiap waktu. Bisa saja karena hal ini, pencatatan menjadi tidak
akurat karena kurangnya ketelitian ketika mencatat. Metode perpetual untuk
processcosting yang penentuan kosnya menggunakan historical costing. Menurut
sistem ini, akun Persediaan menampung Sebagaimana penjelasan berikut:

o Persediuan bahan baku digunakan untuk mencatat persediaan awal dan


mutasi bahan baku selama satu periode. Jika bertambah, akun ini di debit
dan jika berkurang akun ini di kredit.
o Persediaan bahan penolong digunakan untuk mencatat persediaan awal
dan mutasi bahan penolong selama satu periode. Jika bertambah, akun ini
didebit dan jika berkurang akun ini dikredit.

11
o Persediaanbarang dalam proses digunakan untuk mencatat persediaan awal
dan mutasi persediaan awal dan akhir barang dalam proses selama natu
periode. Jika bertambah, akun ini di debit dan jika berkurang akun ini di
kredit.
o Persediaan barang jadi hanya untuk mencatat Persediaan awal dan mutasi
persediaan barang jadi selama satu periode. Jika bertambah, akun ini di
debit dan jika berkurang akun ini di kredit.
o Barang dalam proses di debit untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik yang digunakan untuk memproses produk.
Akun ini di kredit untuk produk yang sudah selesai di kerjakan. Jika
sampai akhir tahun terdapat produk yang belum selesai, maka nilainya
dipindah ke akun Persediaan barang dalam proses.

D. Ketetapan Penetapan Harga Pokok dan Pembebanan biaya

Harga pokok persediaan merupakan semua biaya, meliputi biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada pada kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai .

 Prosedur penetapan harga dan kompilasi

Prosedur yang dlakukan antara lain dengan memeriksa faktur-faktur penjual


yang telah dibayar untuk pembelian persediaan; dan memeriksa ketepatan biaya
tenaga kerja dan tarif overhead, biaya standar dan disposisi selisih yang berkaitan
dengan persediaan-persediaan hasil produksi.

Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan


perpetual sudah diberi harga dan kompilasi dengan benar. Pengujian harga
persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit klien untuk
menentukan apakah hal itu sudah benar atau tidak pengujian kompilasi persediaan
termasuk menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung kembali

12
harga dikalikan dengan kuantitas, memvoting ikhtisar persediaan, dan menelusuri
total ke buku besar umum

 Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi

Pengendalian internal menyangkut penelusuran biaya per unit yang


diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lain yang menyediakan
asuransi bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai
Persediaan akhir. Catatan biaya standar yang mengindikasikan varian biaya
bahan dan tenaga kerja dan overhead sangat membantu dalam mengevaluasi
kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur untuk
mempertahankan standar tetap mutakhir terhadap perubahan proses produksi
dan biaya harusmemiliki seseorang yang independen dari departemen yang
bertanggung jawab menentukan biaya, mereview kelayakan.Mencegah
menyatakan terlalu tinggi nilai persediaan yang usang klien harus mereview
secara formal dan melaporkan item persediaan yang usang, bergerak lambat,
rusak, dan menyatakan terlalu tinggi. Klien memerlukan Pengendalian internal
atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa perhitungan fisik telah di
ikhtisarkan dengan benar, diberi harga pada jumlah yang sama seperti catatan
perunit, dikalikan dan ditotalkan dengan benar serta tercantum dalam file induk
persediaan perpetual dan akun persediaan di buku besar umum terkait pada
jumlah yang tepat . Pengendalian internal penting bagi biaya per unit yang
akurat, perkalian, dan voting yaitu verifikasi internal oleh orang yang
independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang
memadai yang digunakan untuk melakukan perhitungan fisik. Jika perhitungan
fisik persediaan dicatat oleh klien pada teks yang telah dipranomori dan direvisi
secara hati-hati sebelum personil yang menghitung persediaan dibebaskan dari
fisik persediaan, risiko salah saji dalam mengikhtisar rendah tag perhitungan
persediaan akan rendah.

 Pembebanan Biaya

13
Dalam menentukan beban biaya menggunakan perhitungan melalui penjumlahan
saldo awal dan pembelian persediaan bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir
persediaan bahan baku. Saldo akhir persediaan bahan bakunya ditentukan melalui
stock opname setiap akhir bulan. Jika terjadi seperti ini maka diakibatkan oleh
ketidaktersediaan fungsi penyimpanan yang bertanggung jawab atas pengeluaran
bahan baku, sehingga jenis dan jumlah bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi tdaik tercatat secara rinci. Selain penggunaan pembulatan dalam
perhitungan kuantitas persediaan pada laporan stock opname menjadi tidak akurat.
Untuk mendukung fungsi penyimpanan maka diperlukan gudang untuk
menampung persediaan yang bernilai material.

 Biaya persediaan harus meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan


biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)
 Biaya persediaan harus dhitung menggunakan rumus biaya masuk pertama
keluar pertama (MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weight average
cost methed) atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO)

E. Ketetapan cut off utang dari pembelian

Cut-off atau pisah batas adalah pemisahan catatan transaksi periode saat ini


dengan periode tahun berikutnya.  Tujuan cut-off  bagi auditor adalah untuk
memeriksa apakah transaksi- transaksi telah dicatat sesuai dengan tanggal/waktu
pisah batas yang telah ditentukan, sehingga pencatatan telah dilakukan pada
periode akuntansi atau tahun buku yang tepat.

Cut off dilakukan 2 kali yaitu di awal dan di akhir, yaitu pemeriksaandiawal
dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang telah dicatat di tahun sebelumnya
tidak dimasukan dalam pencatatan tahun berikutnya. Sedangkan pemeriksaan di
akhir periode dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang dicatat pada akhir tahun
tidak dimasukan dalam pencatatan tahun berikutnya.

14
Cut off utang dari pembelian :

Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa
hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.
Telaah cut off pembelian dan penjualan. Tujuan menelaah cut of baik pembelian
atau penjualan adalah agar diperoleh suatu angka yang layak baik untuk
persediaan yang ada pada neraca atau harga pokok yang ada pada R/L. Biasanya
prosedur cut off pembelian mengikuti penerimaan barang-barang, kecuali pada
akhir tahun fiskal, item/barang dalam perjalanan klien mempunyai hak untuk
mencatat jika klien menggunakan shipping point. Demikian penagihan
(pemfakturan) untuk item yang dalamperjalanan tak diterima sampai dengan
periode berikutnya (setelah tanggal neraca) item tersebut harus dimasukkan dalam
persediaan dan hutang dimasukkan periode audit. Secara umum audit cut off
pembelian sebagai berikut:

1) Pilih satu sampel tanda terima pandangan yang diproses selama beberapa
hari terakhir (minggu) periode audit

2) Pilih satu sampel pembelian yang dicatat selama beberapa hari/minggu


periode audit

3) Pilih satu sampel tanda terima selama beberapa hari/minggu yang pertama
dari periode akuntansi berikutnya

4) Pilih satu sampel pembelian yang dicatat dalam periode akuntansi


berikutnya selama beberapa hari/ minggu yang pertama:

Dalam penjualan dan piutang umumnya dicatat atas barang-barang telah sampai
pada pelanggan (COD sales). Secara umum pemeriksa cut off penjualan adalah
sebagai berikut:

 Pilih satu sampel pengiriman yang dilakukan selama beberapa hari/minggu


pada periode akuntansi masa auditor

 Pilih satu sampel penjualan yang dicatat, dalam jurnal penjualan selama
beberapa hari/minggu pada masa periode audit

15
 Pilihsatu sampel pengiriman barang beberapa hari minggu dari periode
akuntansi berikutnya

 Pilih satu sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jumlah penjualan
beberapa hari/minggu periode akuntansi berikutnya.

Kesalahan cut off pembelian akan mempengaruhi laporan keuangan dalam dua
arah.

 Apabila barang telah diterima dan dimasukkan dalam persediaan fisik


tetapi pembelian belum dicatat, laba yang ditahan terlalu tinggi, laba yang
ditukar terlalu tinggi dan hutang akan terlalu rendah.

 Apabila barang tersebut telah dimasukkan dalam pembelian dan tak masuk
persediaan fisik, untuk income akan terlalu rendah demikian juga laba
yang ditahan dan persediaan akhir dalam neraca. Pengaruh keseluruhan
akan sama apakah metode perpetual atau fisik yang digunakan, tetapi
masalah details dalam laporan rugi/laba yang bervariasi.

 Suatu kesalahan cut off dengan metode persediaan periodik (fisik) akan
membuat keliru (HPP) melalui kekeliruan pembelian atau persediaan
akhir.

 Dengan metodeperpetual, kesalahan mempengaruhi pembelian atau


persediaan akhir tak akan berpengaruh angka HPP tetap akan merupakan
angka variance persediaan.

contoh illustrasinya cut off penjualan: Cut off penjualan akan berpengaruh ke laba
bersih, maka dari itu pencatatan penjualan dan piutang harus sesuai dengan
tanggal barang yang dikirim. Walau tanpa masalah dengan pencatatan HPP.
Apabila barang yang ada di tangan pada tanggal neraca, barang tersebut akan
dimasukkan ke dalam persediaan akhir dan akan adadi neraca. Apabila barang
belum masuk, barang tak dimasukkan ke dalam persediaan fisik. Bila
menggunakan metode fisik persediaan, barang yang ada pada HPP dan laba akan
secara benar dinyatakan jika penjualan telah dicatat. Apabila metode perpetual

16
yang digunakan HPP ditentukan secara bebas dan tak berbeda dengan metode
fisik.

F. Integrasi Pengujian

cPemeriksaan persediaan dan penggudangan, merupakan bagian audit yang


kompleks karena berkaitan dengan masukan dari siklus audit yang lain, yaitu
siklus pembelian dan pembayaran; personalia dan penggajian; dan penjualan dan
penagihan. Kesulitan pemeriksaan dalam siklus ini terutama berkaitan dengan
asersi eksistensi (keberadaan) dan penilaian persediaan. Fokus pemeriksaan dalam
siklus ini adalah pada pencatatan akuntansi biaya, observasi fisik, dan penentuan
harga dalam saldo akhir persediaan. Berikut adalah summary integrasi pengujian
dalam siklus persediaan dan penggudangan.

Keterangan :

1. Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran

17
Ketika memverifikasi akuisisi persedian sebagai bagian dari pengujian siklus
akuisisi dan pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan
bahan baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang
dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir secara langsung
ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari Persediaan akhir
bahan baku barang dalam proses dan barang jadi. Dalam audit dimana klien
memiliki file induk persediaan perpetual, auditor sering kali menguji hal tersebut
sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi yang dilakukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jika biaya
manufaktur dibebankan ke setiap pekerjaan atau proses hal itu biasanya diuji
sebagai bagian dari siklus yang sama.

2. Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia

Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku
seperti untuk akuisisi titik dalam Sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya
untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian
dari audit siklus penggajian dan personalia.

3. Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan

Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan
pergudangan tidak terlalu erat. Sebagian besar pengujian audit atas penyimpanan
barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika
siklus penjualan dan penagihan di uji. Jika klien menggunakan catatan biaya
standar auditor mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan
dengan dilaksanakannya pengujian penjualan.

4. Pengujian Akuntansi Biaya Pengujian atas Catatan Akuntansi Biaya

Sarana untuk memverifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan karena


Auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga teks siklus
sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya bahan baku ke
barang dalam proses, transfer biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file
induk persediaan perpetual, dan catatan biaya per unit.

18
5. Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi

Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama penting bagi audit
persediaan karena salah saji dalam satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan
dan harga pokok penjualan disalahsajikan. Audit harga pokok penjualan yaitu
nilai residu dari persediaan awal ditambah akuisisi bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya manufaktur lain dikurangi persediaan akhir. Karena harga
pokok penjualan yaitu nilai residu dan akun terbesar pada laporan laba rugi, maka
penting mengaudit persediaan akhir. Dalam menguji persediaan fisik auditor
tergantung pada file induk persediaan perpetual jika file telah diuji sebagai bagian
dari satu / lebih teknis yang telah terjadi dan dianggap dapat diandalkan. Jika ada
masalah auditor dapat mengamati dan menguji perhitungan fisik pada waktu
selain akhir tahun dan mengandalkan file perpetual untuk menyimpan catatan
kuantitas. Ketika menguji biaya per unit, auditor juga mungkin bergantung hingga
beberapa tingkat, pada pengujian atas catatan biaya yang dibuat selama pengujian
substantif atas transaksi. Catatan biaya standar juga berguna untuk melakukan
perbandingan dengan biaya per unit aktual. Biaya standar digunakan untuk
menyajikan biaya historis, biaya itu harus diujikan reabilitasnya. Terakhir ketika
menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantif berhubungan
dengan transaksi serta saldo persediaan auditor mengintegrasikan pengujian yang
berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan pengujian
yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar
akuntansi harus mengungkapkan metode penilaian persediaan dan informasi
mengenai persediaan yang relevan seperti informasi cadangan Lippo, dalam
catatan kaki. Auditor harus memahami pengendalian klien mengenai
pengungkapan persediaan dan melakukan pengujian terhadap pengendalian
tersebut serta pengujian substantif lainnya untuk memperoleh bukti yang tepat dan
mencukupi bagi masing-masing tujuan.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengujian substantive atas persediaan merupakan bagian penting dalam audit


persediaan dan pergudangan karena dalam pengujian substantive ada beberapa hal
yang harus dilakukan auditor untuk menelaah kebenaran dari system audit yang
digunakan yaitu dengan melakukan observasi perhitungan fisik (stock opname)
yang merupakan bagian penting untuk meneliti apakah keberadaan persediaan itu
benar-benar dicatat di dalam neraca atau tidak, melakukan penilaian terhadap
persediaan akhir dalam melakukan pengujian penilaian persediaan yang seringkali
disebut dengan (pengujian penetapan harga), auditor menghadapi tiga
permasalahan yang pertama metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi,
kedua penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun ,ketiga biaya
persediaan versus nilai pasar atau biaya pergantian atau nilai realisasi bersih harus
dipertimbangkan. Karena metode untuk memverifikasi penetapan harga
persediaan akan tergantung pada apakah item persediaan diakuisisi. Lalu
mengenai ketelitian pencatatan merupakan kesesuaian diantara beberapa data
pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang dengan penuh teliti dan
tidak akan terjadi kesalahan. Dalam pengujian substantive atas persediaan maka
auditor melakukan pengujian ketelitian pencatatan dalam daftar persediaan.
Prosedur yang dilakukan antara lain: Menghitung ulang penjumlahan-
penjumlahan dan perkalian antara kuantitas dengan harga per unit; menelusuri
hasil uji perhitungan ke daftar persediaan; mencocokkan barang yang tercantum
dalam daftar persediaan ke kartu perhitungan persediaan dan berita acara
perhitungan fisik; serta melakukan rekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan
catatan perpetual dan saldo buku besar serta mereview ayat jurnal penyesuaian.

20
Harga pokok persediaan merupakan semua biaya, meliputi biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada pada kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai .

Cut-off atau pisah batas adalah pemisahan catatan transaksi periode saat ini


dengan periode tahun berikutnya.  Tujuan cut-off  bagi auditor adalah untuk
memeriksa apakah transaksi- transaksi telah dicatat sesuai dengan tanggal/waktu
pisah batas yang telah ditentukan, sehingga pencatatan telah dilakukan pada
periode akuntansi atau tahun buku yang tepat.

B. Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens., Randal J. Elder., Mark S. Beasley. (2014). Auditing & Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Luthfa, S. (n.d.). Z.DOCS. Retrieved Oktober 1, 2021, from Z.DOCS Web site:
http://zdocs.tips/bab-vii-pemeriksaan-8p5mklkrkx1q

Manopo, Elvina Andrea Angga dan Yulia Tan. (2013). Penerapan Audit Siklus Persediaan
dan Pergudangan untuk Mendukung kewajaran Penyajian Laporan Keuangan pada PT
"B" di Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya , 2 (1).

Pakaya, Sri Isnawaty. (n.d.). Penerapan Pencatatan Persediaan Barang. Jurnal


DosenUniversitas Negeri Gorontalo .

UPJ, P. A. (n.d.). Modul Pengauditan 2. Modul Pengauditan 2 Akuntansi oleh Prodi


Akuntansi , 1-51.

22

Anda mungkin juga menyukai