PERSEDIAAN
Disusun Oleh :
3. Kasihampun 19030036
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“ Lanjutan Pengujian Substantif atas Persediaan ” ini dengan baik. Kami
ucapkan terimakasih kepada, Ibu Hetty Muniroh, SE., M.Si. selaku Dosen mata
kuliah Pengauditan 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengujian substantive terhadap persediaan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................................20
B. Saran ..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persediaan barang bisa dikatakan aktiva yang unik karena audit terhadapnya harus
dilakukan dengan terjun langsung meneliti barang tersebut untuk mengetahui dan
mengidentifikasi ada atau tidaknya manipulasi terhadap kuantitas dan kualitas
barang persediaan tersebut. Oleh karena itu persediaan barang harus memiliki
tingkat kepentingan yang tinggi untuk diaudit mengingat karakteristik berbeda
dari aktiva ini.
1
Di dalam perhitungan akun persediaan akan dilakukan pengujian substantive
terhadap persediaan agar dapat terhindar dari beberapa kesalahan yang sering
terjadi didalam melakukan pengauditan terhadap persediaan. Dimana didalam
pengujian ini akan terdapat suatu kegiatan yang secara rinci menjelaskan agar
tidak terjadi kesalahan. Dengan melakukan pengujian substantive persediaan
dapat memudahkan auditor untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kesalahan
atau kekeliruan dalam penyajian persediaan dalam neraca.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manajemen melakukan stock opname. Jika auditor tidak dapat menghadiri, maka
auditor wajib membuat alternative date atau jika kehadiran stock opname tidak
praktis, auditor harus melakukan alternative audit procedur. Jika auditor tidak
mungkin melakukan prosedur audit lain, maka auditor wajib memodifikasi opini
dalam laporan auditor. Jika persediaan diawasi oleh pihak ketiga, auditor harus
melakukan konfirmasi dan melakukan inspeksi serta memberlakukan prosedur
audit alternatif yang tepat dengan situasi yang dihadapi.
Tujuannya yaitu untuk merancang dan melaksanakan pengujian audit observasi
fisik atas persediaan. Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang
berbeda, maka memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang penting
bagi observasi fisik persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan
ketimbang sebagian besar bidang audit lainnya. Contoh dari pertimbangan
tersebut yang harus dipertimbangkan auditor termasuk metode penilaian
persediaan yang dipilih oleh manajemen, potensi keuangan persediaan, dan resiko
bahwa persediaan konsinyasi akan tercampur dengan persediaan sendiri titik
pertama auditor seringkali mengakrabkan diri dengan persediaan klien dengan
melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area penerimaan,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Kunjungan
tersebut harus dipimpin oleh seorang penyelia yang dapat menjawab pertanyaan
mengenai produksi, terutama mengenai setiap perubahan Pengendalian internal
dan proses lainnya sejak tahun terakhir. Walaupun auditor memahami pengaruh
industri dan bisnis klien terhadap persediaan tetapi auditor tetap menilai resiko
bisnis klien untuk menentukan apakah resiko tersebut meningkatkan kemungkinan
salah saji yang material dalam persediaan sebagai contoh sumber risiko bisnis
yang umum untuk persediaan termasuk siklus produk yang singkat, potensio
keusangan, penggunaan persediaan just in time, ketergantungan pada segelintir
pemasok kunci, dan penggunaan teknologi manajemen persediaan yang canggih.
Prosedur Analiyis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan
4
marjin kotor dengan tahun harga pokok penjualan
sebelumnya
Membandingkan perputaran Persediaan yang usang yang
persediaan( HPP dibagi dengan mempengaruhi persediaan dan HPP.
persediaan rata-rata) dengan tahun Lebih saji atau kurang saji persediaan
sebelumnya
Membandingkan biaya per unit Lebih saji atau kurang saji biaya per
persediaan dengan tahun unit yang mempengaruhi persediaan
sebelumnya dan HPP
Membandingkan nilai persediaan Salah saji dalam kompilasi perkalian,
yang ditambahkan dengan tahun yang mempengaruhi persediaan dan
sebelumnya HPP
Membandingkan biaya Salah saji biaya per unit persediaan
manufaktur tahun berjalan dengan terutama tenaga kerja langsung
tahun sebelumnya overhead manufaktur, yang
mempengaruhi persediaan dan HPP
Persyaratan Observasi Persediaan
Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan titik
standar Auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
perhitungan fisik klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut auditor harus:
Hadir pada saat pelayan menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir
tahun
Mengamati prosedur perhitungan klien.
Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya.
Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independent mereka sendiri
Terpenting dalam standar auditing yaitu perbedaan antara siapa yang mengamati
perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk menghitung
persediaan fisik secara akurat dan benar-benar melakukan serta mencatat
perhitungannya. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur
5
layanan, termasuk menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan
mengenai memadainya persediaan fisik. Pemeriksaan persediaan fisik tidak akan
dilakukan jika di tempat tersebut sudah diawasi oleh kustodian dari luar perusahaan.
Tanpa memandang metode penyimpanan catatan persediaan, klien harus me- ikukan
perhitungan fisik persediaan secara periodik, tetapi tidak perlu setiap tahun.
Perhitungan fisik dapat dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca, pada tanggal
interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir hanya akan
efektif jika pengendalian terhadap file induk persediaan perpetual sudah memadai.
Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi
instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik, supervisi oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personel klien lainnya, rekonsiliasi independen
antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual, dan pengendalian
klien yang memadai terhadap lembar perhitungan atau tag yang digunakan untuk
mencatat perhitungan persediaan. Auditor harus memahami pengendalian atas
perhitungan persediaan fisik klien sebelum perhitungan persediaan dimulai.
Meskipun pemahaman ini memang diperlukan untuk mengevaluasi keefektifan
prosedur klien, hal tersebut juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran
konstruktif sebelumnya.
Keputusan Audit
6
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan meliputi memilih prosedur audit,
mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel fisik tersebut
sudah akurat.
Ukuran Sampel: Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci
karena auditor focus pada mengamati prosedur klien bukan pada memilih item yang
diuji. Ukuran sampel pada observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam total jam
yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang dihitung. Determinan kunci
atas jumlah waktu untuk menguji persediaan yaitu kememadaian pengendalian
internal terhadap perhitungan fisik, keakuratan file induk persediaan perpetual, total
nilai uang dan jenis persediaan, jumlah lokasi persediaan yang berbeda, sifat dan
salah saji yang ditemukan tahun sebelumnya, serta risiko inheren lain. Persediaan
material sehingga diperlukan banyak auditor untuk mengamati perhitungan fisik.
Satu auditor dapat menyelesaikan observasi dalam waktu singkat. Perencanaan audit
untuk pengujian perhitungan persediaan dan koordinasi dengan personil klien
penting. Contoh, tidak mungkin mengamati personil klien yang menghitung
persediaan setelah mereka menyelesaikan perhitungannya dan sulit meningkatkan
ukuran sampel atau melakukan kembali pengujian setelah persediaan fisik dihitung.
7
Pemilihan item ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus
berhati-hati untuk:
Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku
cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode
penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata
8
tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut,
penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai persediaan.
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal
ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih
rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.
C. Ketelitian Pencatatan
9
Di dalam pengujian substantive atas persediaan maka auditor
melakukan pengujian ketelitian pencatatan dalam daftar persediaan.
Prosedur yang dilakukan antara lain: Menghitung ulang penjumlahan-
penjumlahan dan perkalian antara kuantitas dengan harga per unit;
menelusuri hasil uji perhitungan ke daftar persediaan; mencocokkan
barang yang tercantum dalam daftar persediaan ke kartu perhitungan
persediaan dan berita acara perhitungan fisik; serta melakukan
rekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan catatan perpetual dan saldo
buku besar serta mereview ayat jurnal penyesuaian.
Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang
benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku
besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat. Karena
manajemen memerlukan informasi yang ditelti, dapat dipercaya
kebenarannya dan tepat waktu untuk mengolah kegiatan-kegiatan
dalam suatu perusahaan.
Metode Periodik
10
1. Persediaanbahan baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan
baku yang masih tersisa diawal dan akhir periode.
Metode Perpetual
11
o Persediaanbarang dalam proses digunakan untuk mencatat persediaan awal
dan mutasi persediaan awal dan akhir barang dalam proses selama natu
periode. Jika bertambah, akun ini di debit dan jika berkurang akun ini di
kredit.
o Persediaan barang jadi hanya untuk mencatat Persediaan awal dan mutasi
persediaan barang jadi selama satu periode. Jika bertambah, akun ini di
debit dan jika berkurang akun ini di kredit.
o Barang dalam proses di debit untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik yang digunakan untuk memproses produk.
Akun ini di kredit untuk produk yang sudah selesai di kerjakan. Jika
sampai akhir tahun terdapat produk yang belum selesai, maka nilainya
dipindah ke akun Persediaan barang dalam proses.
Harga pokok persediaan merupakan semua biaya, meliputi biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada pada kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai .
12
harga dikalikan dengan kuantitas, memvoting ikhtisar persediaan, dan menelusuri
total ke buku besar umum
Pembebanan Biaya
13
Dalam menentukan beban biaya menggunakan perhitungan melalui penjumlahan
saldo awal dan pembelian persediaan bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir
persediaan bahan baku. Saldo akhir persediaan bahan bakunya ditentukan melalui
stock opname setiap akhir bulan. Jika terjadi seperti ini maka diakibatkan oleh
ketidaktersediaan fungsi penyimpanan yang bertanggung jawab atas pengeluaran
bahan baku, sehingga jenis dan jumlah bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi tdaik tercatat secara rinci. Selain penggunaan pembulatan dalam
perhitungan kuantitas persediaan pada laporan stock opname menjadi tidak akurat.
Untuk mendukung fungsi penyimpanan maka diperlukan gudang untuk
menampung persediaan yang bernilai material.
Cut off dilakukan 2 kali yaitu di awal dan di akhir, yaitu pemeriksaandiawal
dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang telah dicatat di tahun sebelumnya
tidak dimasukan dalam pencatatan tahun berikutnya. Sedangkan pemeriksaan di
akhir periode dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang dicatat pada akhir tahun
tidak dimasukan dalam pencatatan tahun berikutnya.
14
Cut off utang dari pembelian :
Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa
hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.
Telaah cut off pembelian dan penjualan. Tujuan menelaah cut of baik pembelian
atau penjualan adalah agar diperoleh suatu angka yang layak baik untuk
persediaan yang ada pada neraca atau harga pokok yang ada pada R/L. Biasanya
prosedur cut off pembelian mengikuti penerimaan barang-barang, kecuali pada
akhir tahun fiskal, item/barang dalam perjalanan klien mempunyai hak untuk
mencatat jika klien menggunakan shipping point. Demikian penagihan
(pemfakturan) untuk item yang dalamperjalanan tak diterima sampai dengan
periode berikutnya (setelah tanggal neraca) item tersebut harus dimasukkan dalam
persediaan dan hutang dimasukkan periode audit. Secara umum audit cut off
pembelian sebagai berikut:
1) Pilih satu sampel tanda terima pandangan yang diproses selama beberapa
hari terakhir (minggu) periode audit
3) Pilih satu sampel tanda terima selama beberapa hari/minggu yang pertama
dari periode akuntansi berikutnya
Dalam penjualan dan piutang umumnya dicatat atas barang-barang telah sampai
pada pelanggan (COD sales). Secara umum pemeriksa cut off penjualan adalah
sebagai berikut:
Pilih satu sampel penjualan yang dicatat, dalam jurnal penjualan selama
beberapa hari/minggu pada masa periode audit
15
Pilihsatu sampel pengiriman barang beberapa hari minggu dari periode
akuntansi berikutnya
Pilih satu sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jumlah penjualan
beberapa hari/minggu periode akuntansi berikutnya.
Kesalahan cut off pembelian akan mempengaruhi laporan keuangan dalam dua
arah.
Apabila barang tersebut telah dimasukkan dalam pembelian dan tak masuk
persediaan fisik, untuk income akan terlalu rendah demikian juga laba
yang ditahan dan persediaan akhir dalam neraca. Pengaruh keseluruhan
akan sama apakah metode perpetual atau fisik yang digunakan, tetapi
masalah details dalam laporan rugi/laba yang bervariasi.
Suatu kesalahan cut off dengan metode persediaan periodik (fisik) akan
membuat keliru (HPP) melalui kekeliruan pembelian atau persediaan
akhir.
contoh illustrasinya cut off penjualan: Cut off penjualan akan berpengaruh ke laba
bersih, maka dari itu pencatatan penjualan dan piutang harus sesuai dengan
tanggal barang yang dikirim. Walau tanpa masalah dengan pencatatan HPP.
Apabila barang yang ada di tangan pada tanggal neraca, barang tersebut akan
dimasukkan ke dalam persediaan akhir dan akan adadi neraca. Apabila barang
belum masuk, barang tak dimasukkan ke dalam persediaan fisik. Bila
menggunakan metode fisik persediaan, barang yang ada pada HPP dan laba akan
secara benar dinyatakan jika penjualan telah dicatat. Apabila metode perpetual
16
yang digunakan HPP ditentukan secara bebas dan tak berbeda dengan metode
fisik.
F. Integrasi Pengujian
Keterangan :
17
Ketika memverifikasi akuisisi persedian sebagai bagian dari pengujian siklus
akuisisi dan pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan
bahan baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang
dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir secara langsung
ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari Persediaan akhir
bahan baku barang dalam proses dan barang jadi. Dalam audit dimana klien
memiliki file induk persediaan perpetual, auditor sering kali menguji hal tersebut
sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi yang dilakukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jika biaya
manufaktur dibebankan ke setiap pekerjaan atau proses hal itu biasanya diuji
sebagai bagian dari siklus yang sama.
Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku
seperti untuk akuisisi titik dalam Sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya
untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian
dari audit siklus penggajian dan personalia.
Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan
pergudangan tidak terlalu erat. Sebagian besar pengujian audit atas penyimpanan
barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika
siklus penjualan dan penagihan di uji. Jika klien menggunakan catatan biaya
standar auditor mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan
dengan dilaksanakannya pengujian penjualan.
18
5. Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama penting bagi audit
persediaan karena salah saji dalam satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan
dan harga pokok penjualan disalahsajikan. Audit harga pokok penjualan yaitu
nilai residu dari persediaan awal ditambah akuisisi bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya manufaktur lain dikurangi persediaan akhir. Karena harga
pokok penjualan yaitu nilai residu dan akun terbesar pada laporan laba rugi, maka
penting mengaudit persediaan akhir. Dalam menguji persediaan fisik auditor
tergantung pada file induk persediaan perpetual jika file telah diuji sebagai bagian
dari satu / lebih teknis yang telah terjadi dan dianggap dapat diandalkan. Jika ada
masalah auditor dapat mengamati dan menguji perhitungan fisik pada waktu
selain akhir tahun dan mengandalkan file perpetual untuk menyimpan catatan
kuantitas. Ketika menguji biaya per unit, auditor juga mungkin bergantung hingga
beberapa tingkat, pada pengujian atas catatan biaya yang dibuat selama pengujian
substantif atas transaksi. Catatan biaya standar juga berguna untuk melakukan
perbandingan dengan biaya per unit aktual. Biaya standar digunakan untuk
menyajikan biaya historis, biaya itu harus diujikan reabilitasnya. Terakhir ketika
menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantif berhubungan
dengan transaksi serta saldo persediaan auditor mengintegrasikan pengujian yang
berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan pengujian
yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar
akuntansi harus mengungkapkan metode penilaian persediaan dan informasi
mengenai persediaan yang relevan seperti informasi cadangan Lippo, dalam
catatan kaki. Auditor harus memahami pengendalian klien mengenai
pengungkapan persediaan dan melakukan pengujian terhadap pengendalian
tersebut serta pengujian substantif lainnya untuk memperoleh bukti yang tepat dan
mencukupi bagi masing-masing tujuan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Harga pokok persediaan merupakan semua biaya, meliputi biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada pada kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai .
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens., Randal J. Elder., Mark S. Beasley. (2014). Auditing & Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Luthfa, S. (n.d.). Z.DOCS. Retrieved Oktober 1, 2021, from Z.DOCS Web site:
http://zdocs.tips/bab-vii-pemeriksaan-8p5mklkrkx1q
Manopo, Elvina Andrea Angga dan Yulia Tan. (2013). Penerapan Audit Siklus Persediaan
dan Pergudangan untuk Mendukung kewajaran Penyajian Laporan Keuangan pada PT
"B" di Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya , 2 (1).
22