Disusun Oleh:
Kelompok 3
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Audit Siklus Persedian dan Pergudangan.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan serta memahami lebih dalam tentang Audit Siklus Persedian
dan Pergudangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si selaku
dosen mata kuliah Auditing II yang telah memberikan kami arahan dan bimbingan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membantu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................v
PENDAHULUAN..........................................................................................................................v
1.1 Latar Belakangan..............................................................................................................v
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................vi
1.3 Tujuan..............................................................................................................................vi
BAB II.............................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
1. AUDIT IKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN..................................................8
2. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT.8
3. BAGIAN AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN.............................11
4. AUDIT AKUNTANSI BIAYA..........................................................................................12
5. PENGUJIAN AKUNTANSI BIAYA................................................................................13
6. PROSEDUR ANALITIK UNTUK AKUN - AKUN DALAM SIKLUS PERSEDIAAN
DAN PERGUDANGAN............................................................................................................15
7. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN AUDIT OBSERVASI FISIK
ATAS PERSEDIAAN...............................................................................................................16
8. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI........................................................21
9. INTEGRASI BERBAGAI BAGIAN DALAM DARI AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN
DAN PERDAGANGAN............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi bisnis,dokumen terkait catatan dalam siklus persediaan dan pergudangan?
2. Apa saja bagian audit dari siklus persediaan dan pergudangan?
3. Bagaimana merancang dan melakukan pengujian audit akuntansi biaya?
4. Bagaimana prosedur analitik untuk akun-akun dalam siklus persediaan dan pergudangan?
5. Bagaimana cara merancang pengujian audit observasi fisik untuk persediaan?
6. Bagaimana merancang pengujian audit atas harga dan komplikasi untuk persediaan?
7. Bagaimana mengintegrasikan berbagai bagian dari audit siklus persediaan dan
perdagangan?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui dokumen catatan dalam siklus persediaan dan pergudangan
2. untuk mengetahui 5 bagian audit dari siklus persediaan dan pergudangan
3. untuk mengatahui rancangan pengujian audit akuntansi biaya
4. untuk mengetahui prosedur analitik untuk akun-akun didalam siklus persediaan dan
pergudangan
5. untuk mengetahui rancangan audit observasi fisik persediaan
6. untuk mengetahui pengujian audit atas harga dan komplikasi persediaan
7. untuk mengetahui bagian dari audit siklus persediaan dan perdagangan
v
BAB II
PEMBAHASAN
Memproses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari
pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang
terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan
kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya bertanggung jawab
untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer, yang menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya
produksi. Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas
relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk
menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem
biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam
sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya
dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system),
biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan
ke produk melalui proses tersebut. Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur,
dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah
selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan
departemen produksi.
8
Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan menunggu
dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan
dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian
barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
11
bahan baku ke lini perakitan menufaktur. Auditor juga membandingkan catatan produksi dengan
file induk persediaan perpetual untuk memastikan bahwa semua barang yang diproduksi telah
dikirm secara fisik ke ruang penyimpanan barang jadi.
File Induk Persediaan Perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan luas
pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah akurat,
auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat
menghasilkan penghematan biaya yang signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan
memungkinkan audit diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual yang dapat
diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait dengan observasi fisik
persediaan. Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi
yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Auditor
menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahan baku dalam siklus akuisisi dan pembayaran,
sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam siklus penjualan dan penagihan.
Catatan Biaya Per Unit
Ketika menguji catatan biaya perseiaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat menghabiskan waktu karena arus
biaya diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan
pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan penagihan. Setelah auditor
memahami pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk
melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk melakukan
verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya. Biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya
sebagai bagian dari pengujian akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari menguji
catatan lebih dari satu kali dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika menguji transaksi
akuisisi, auditor harus menelusuri unit dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang
dicatat dalam file induk persediaan perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya.
12
6. PROSEDUR ANALITIK UNTUK AKUN - AKUN DALAM SIKLUS
PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan pergudangan
seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa
hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya. Rasio yang dapat
digunakan dalam prosedur analitis, antara lain :
Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan
barang dagangan rata-rata.
Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory turnover.
Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva lancar.
Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya, anggaran dan data
industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
13
variable harus disesuaikan dengan perubahan manufaktur, yang mempengaruhi persediaan
dengan volume) dan harga pokok penjualan
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo
untuk Observasi Persediaan Fisik
Tujuan Audit yang Berkaitan Prosedur Observasi Persediaan Komentar
dengan Saldo yang Umum
Eksistensi : Persedian yang 1. Memilih sampel acak Tujuannya adalah untuk
dicatat pada tag memang ada. nomor tag dan mengungkapkan pencantuman
mengidentifikasi tag dengan item yang tidak ada sebagai
nomor yang dilampirkan pada persediaan.
persediaan actual.
2. Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan.
Kelengkapan : Persediaan 1. Memeriksa persediaan Perhatian khusus harus
yang ada dihitung dan diberi untuk memastikan bahwa diarahkan pada pengilangan
tag, dan tag diperhitungkan persediaan telah diberi tag. bagian persediaan yang besar.
untuk memastikan tidak ada Mengamati apakah terjadi
yang hilang. pergerakan persediaan selama Pengujian ini harus dilakukan
perhitungan. pada penyelesaian perhitungan
2. Menyelidiki persediaan di
15
lokasi lainnya. fisik.
3. Memperhitungkan semua
tag yang digunakan dan tidak Pengujian ini harus dilakukan
digunakan untuk memastikan pada penyelesaian perhitungan
tidak ada yang hilang atau fisik.
dihilangkan secara sengaja.
4. Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Keakuratan : Persediaan 1. Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
dihitung secara akurat. perhitungan klien untuk dalam file audit pada lembar
memastikan perhitungan yang perhitungan persediaan
dicatat pada tag sudah akurat ( dilakukan karena dua alasan :
juga mengecek deskripsi dan untuk memperoleh
unti perhitungan, seperti lusin dokumentasi bahwa
atau gross). pemeriksaan fisik yang
2. Membandingkan memadai telah dilakukan, dan
perhitungan fisik dengan file untuk menguji kemungkinan
induk persediaan perpetual. bahwa klien mengubah
3. Mencatat perhitungan klien perhitungan yang tercatat
untuk pengujian selanjutnya. setelah auditor meninggalkan
premis.
Classiffication : Persediaan 1. Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
diklasifikasikan dengan benar persediaan pada tag dan dilakukan sebagai bagian dari
pada tag. membandingkannya dengan prosedur pertama dalam
persediaan actual bahan baku, tujuan keakuratan.
barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
16
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh 1. Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi cut off
untuk memastikan pembelian untuk tindak lanjut berikutnya yang tepat untuk penjualan
dan penjualan persediaan atas nomor dokumen dan akuisisi merupakan bagian
dicatat pada periode yang pengiriman terakhir yang yang penting dari observasi
benar. digunakan pada akhir tahun. persediaan.
2. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dikecualikan dari perhitungan
fisik.
3. Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut berikutnya
atas nomor laporan
pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
6. Mereview area penerimaan
untuk persediaan yang harus
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
Realizable Value : Persediaan Menguji persediaan yang
yang usang dan tidak dapat usang dengan menanyakan
digunakan dikecualikan atau karyawan pabrik dan
17
dicatat. manajemen serta mewaspadai
item yang rusak, berkarat atau
ditutupi debu, atau berlokasi
di tempat yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak 1. Menanyakan tentang
atas persediaan yang dicatat konsinyasi atau persediaan
pada tag. pelanggan yang dicantumkan
dalam premis klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang dipisahkan
atau diberi tanda khusus
sebagai indikasi kepemiikan.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Observasi Persediaan yang Umum
Classiffication : Persediaan diklasifikasikan 1. Memeriksa deskripsi persediaan pada tag
dengan benar pada tag. dan membandingkannya dengan persediaan
actual bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah presentase
penyelesaian yang dicatat pada tag untuk
barang dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh untuk 1. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
memastikan pembelian dan penjualan berikutnya atas nomor dokumen pengiriman
persediaan dicatat pada periode yang benar. terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
2. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dikecualikan dari perhitungan fisik.
3. Mereview area pengiriman untuk persediaan
yang dipisahkan dari pengiriman tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor laporan pengiriman
18
terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dilibatkan dalam perhitungan fisik.
6. Mereview area penerimaan untuk persediaan
yang harus dilibatkan dalam perhitungan fisik.
Realizable Value : Persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang usang dengan
tidak dapat digunakan dikecualikan atau menanyakan karyawan pabrik dan manajemen
dicatat. serta mewaspadai item yang rusak, berkarat
atau ditutupi debu, atau berlokasi di tempat
yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak atas persediaan 1. Menanyakan tentang konsinyasi atau
yang dicatat pada tag. persediaan pelanggan yang dicantumkan dalam
premis klien.
2. Mewaspadai akan persediaan yang
dipisahkan atau diberi tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.
C. Penilaian Persediaan
Saat melakukan pengujian penilaian persediaan, auditor menghadapi tiga permasalahan.
Pertama, metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi. Kedua, penerapan metodenya harus
konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.
20
benar serta sama dengan buku
besar umum (Detail Tie-In)
2. Item persediaan yang dicatat Menelusuri persediaan yang tercantum dalam skedul
pada skedul listing persediaan ke tag persediaan dan perhitungan yang dicatat
memang ada (eksistensi) auditor untuk eksistensi dan deskripsi.
3. Item persediaan yang ada telah 1. Memperhitungkan nomor tag yang tidak digunakan
dicantumkan dalam skedul dalam dokumentasi auditor untuk memastikan tidak
listing persediaan (kelengkapan) ada tag yang ditambahkan.
2. Menelusuri dari tag persediaan ke skedul listing
persediaan dan memastikan persediaan pada tag
telah dicantumkan.
3. Memperhitungkan nomor tag untuk memastikan
tidak ada yang dihapus.
4. Item persediaan dalam skedul 1. Menelusuri persediaan yang ada dalam skedul ke tag
listing persediaan sudah akurat persediaan dan perhitungan yang dicatat auditor
(keakuratan) berkenaan dengan kuantitas dan deskripsi.
2. Melakukan pengujian harga persediaan.
5. Item persediaan dalam skedul Memverifikasi klasifikasi ke dalam bahan baku,
listing persediaan barang dalam proses, dan barang jadi dengan
diklasifikasikan dengan benar membandingkan deskripsi pada tag persediaan dan
(klasifikasi) perhitungan pengujian yang dicatat auditor dengan
skedul listing persediaan.
6. Item persediaan dalam listing Melaksanakan pengujian mana yang terendah antara
persediaan dinyatakan pada nilai harga pokok dan harga pasar, harga jual dan
realisasi (realizable value) keusangan.
7. Klien memiliki hak atas item 1. Menelusuri tag persediaan yang diidentifikasi
persediaan dalam skedul listing sebagai tidak dimiliki selama observasi fisik ke
persediaan (right/hak) skedul listing persediaan untuk memastikan item tsb
tidak dicantumkan.
2. Mereview kontrok dengan vendor dan pelanggan
serta mengajukan pertanyaan kepada manajemen
21
tentang kemungkinan pencantuman persediaan yang
dikonsinyasi atau tidak dimiliki lainnya, atau
penghilangan persediaan yang dimiliki.
Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahan baku, suku cadang
yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam memverifikasi penilaian
persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah klien menggunakan metode FIFO,
LIFO, rata-rata tertimbang, atau beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus
menentuka biaya mana yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan.
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur.
Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit atas persediaan barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit atas persediaan yang dibeli.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor harus mempertimbangkan
baik biaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output.
22
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya historis. untuk barang jadi
dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur
vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item
persediaan setelah akhir tahun.
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan
pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh
dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi
tersebut mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari
persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti
untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan
personalia.
Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan
tidak seerat seperti dua siklus yang dibahas. Akan tetapi, sebagian besar pengujian audit atas
penyimpangan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika
siklus penjualan dan penagihan diuji. Jika klien menggunakan catatan biaya standar, auditor
23
mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan dengan dilaksanakannya
pengujian penjualan.
Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan sarana untuk memverifikasi pengendalian
yang mempengaruhi persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari
pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya
bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file
induk perusahaan perpetual dan catatan biaya per unit.
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama pentingnya bagi audit persediaan
karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan dan harga pokok
penjualan disalahsajikan. Dalam menguji persediaan fisik, auditor mungkin sangat tergantung
pada file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau
lebih siklus yang telah dibahas dan dianggap dapat diandalkan.
Contoh Kasus
Mickey Monus adalah pahlawan lokal di Youngstown, Ohio. Dia mengakuisisi sebuah
apotik lokal, dan dalam waktu 10 tahun, telah menambah 299 apotik lagi untuk membentuk
rantai ritel diskon nasional PharMor, Inc. Perusahaan ini dipandang sebagai rising star oleh
beberapa pakar ritel dan dianggap sebagai Wal-Mart yang baru. Bahkan Sam Walton
menyatakan bahwa satu-satunya perusahaan yang dia takuti ketika melakukan ekspansi Wal-
Mart adalah Phar-Mor.
Phar-Mor menjual berbagai produk rumah tangga dan obat resep dengan harga yang jauh
lebih murah dari toko diskon lainnya. Monus menggambarkan strategi perusahaan sebagai
“power buying”, dimana Phar-Mor menumpuk produk ketika pemasok menjual dengan harga
yang sangat murah dan mengalihkan penghematan tersebut ke pelanggan yang sangat
24
memperhatikan biaya melalui diskon harga yang sangat tinggi. Sebenarnya, harga Phar-Mor
sudah sedemikian rendah sehingga perusahaan menjual barang dengan harga yang lebih rendah
dari biayanya, yang menyebabkan perusahaan kehilangan uang. Akan tetapi, Monus tetap
berpendapat secara internal bahwa melalui power buying Phar Mor, perusahaan akan terus
tumbuh sehingga dapat terus melakukan penjualan dan keluar dari masalah. Tidak ingin
membiarkan masalah tersebut merusak keberhasilan Phar-Mor, Monus dan timnya mulai terlibat
dalam akuntansi yang kreatif sehingga Phar-Mor tidak pernah melaporkan kerugian tersebut
dalam laporan keuangannya. Manajemen membuang kerugian tersebut ke dalam “bucket
account” hanya untuk merealokasikan jumlahnya ke ratusan took perusahaan dalam bentuk
kenaikan fiktif biaya persediaan. Tim Monus mengeluarkan faktur fiktif atas pembelian barang
dagang, membuat ayat jurnal fiktif untuk meningkatkan persediaan dan menurunkan harga pokok
penjualan, dan menghitung terlalu tinggi serta menghitung dua kali item-item persediaan.
Sayangnya, auditor tidak pernah mengungkapkan kecurangan tersebut. Mereka hanya mengamati
persediaan di empat toko dari 300 toko, dan memberi tahu manajemen Phar-Mor selama
beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para eksekutif Phar-
Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang terpilih tetapi mengalokasikan kenaikan
persediaan fiktif ke 296 toko lainnya.
Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor
yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-
Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para
eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang yerpilih tetapi mengalokasikan
kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya. Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika
agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban
yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor. Agen ini menunjukkan cek tersebut kepada
atasannya, yang ternyata adalah investor Phar-Mor, dan dia menghubungi David Shapiro, CEO
Phar-Mor. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pengeluaran yang tidak sah tersebut akhirnya
menyebabkan ditemukannya kecurangan persediaan. Monus akhirnya dituntut dan dipenjara
selama 5 tahun. CFO, yang tidak menerima laba secara pribadi, dihukum 33 bulan penjara. Biaya
kelalaian audit menyebabkan kantor akuntan public mengeluarkan biaya lebih dari $300 juta
dalam pengadilan sipil.
25
KESIMPULAN
Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus
penjualan dan penagihan. Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat
material karena Sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan.
Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan informasi juga akan mempengaruhi
luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif
yang tergantung pada pengendalian intern yang didesain dan diterapkan oleh klien.
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
26
yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda,
tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita
akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan
baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam
proses manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.
Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang
berbeda dalam siklus. Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama mencakup pemrosesan
pesanan pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Prosedur audit yang
digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai pengujian harga. Hampir
semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya untuk mencegah kerugian
akibat penyalahgunaaan dan pencurian.
DAFTAR PUSTAKA
Randal J. Elder, Mark. S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf (2021, 21 juni) JASA
27
AUDIT DAN ASSURANCE BUKU 1. Di Akses Pada Tanggal 7 April 2022, Dari
https://ecampus.unusia.ac.id/repo/handle/123456789/9798
28