Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

AUDIT SIKLUS PERSEDIAN DAN PERGUDANGAN


Dosen Pengampu : Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Putri Gebrina Rizki 1901103010008

Putri Ayu Lestari 1901103010110

Nelsifa Azkia 1901103010111

Fahmi Rizki 1901103010020

Meilinda Tina Bella 1901103010123

Syifa Putri Khairani 1901103010124

Siti Munjiah 1901103010132

Anggita Dwi Rahmah 1901103010141

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Audit Siklus Persedian dan Pergudangan.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan serta memahami lebih dalam tentang Audit Siklus Persedian
dan Pergudangan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si selaku
dosen mata kuliah Auditing II yang telah memberikan kami arahan dan bimbingan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membantu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 31 Maret 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................v
PENDAHULUAN..........................................................................................................................v
1.1 Latar Belakangan..............................................................................................................v
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................vi
1.3 Tujuan..............................................................................................................................vi
BAB II.............................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
1. AUDIT IKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN..................................................8
2. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT.8
3. BAGIAN AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN.............................11
4. AUDIT AKUNTANSI BIAYA..........................................................................................12
5. PENGUJIAN AKUNTANSI BIAYA................................................................................13
6. PROSEDUR ANALITIK UNTUK AKUN - AKUN DALAM SIKLUS PERSEDIAAN
DAN PERGUDANGAN............................................................................................................15
7. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN AUDIT OBSERVASI FISIK
ATAS PERSEDIAAN...............................................................................................................16
8. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI........................................................21
9. INTEGRASI BERBAGAI BAGIAN DALAM DARI AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN
DAN PERDAGANGAN............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangan


Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang
erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuk
isiklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga
kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan
penagihan.Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material
karena sebagianmodal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya
persediaan mencakup bahan baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena
persediaan bersifatmaterial bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam
sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi
laim.Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki
persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain
itudengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya
penggelapan persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah.!
engingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan
berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem
persediaannya.Pengendalian intern yang tercpta sangat penting bagi perusahaan yang
laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain
mempengaruhi keandalaniinformasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian
yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada
pengendalian internyang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu struktur pengendalian
intern y yang efektif akansangat mempengaruhi risiko pengendalian yang harus diterapkan
oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang harus
dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien

iv
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana fungsi bisnis,dokumen terkait catatan dalam siklus persediaan dan pergudangan?
2. Apa saja bagian audit dari siklus persediaan dan pergudangan?
3. Bagaimana merancang dan melakukan pengujian audit akuntansi biaya?
4. Bagaimana prosedur analitik untuk akun-akun dalam siklus persediaan dan pergudangan?
5. Bagaimana cara merancang pengujian audit observasi fisik untuk persediaan?
6. Bagaimana merancang pengujian audit atas harga dan komplikasi untuk persediaan?
7. Bagaimana mengintegrasikan berbagai bagian dari audit siklus persediaan dan
perdagangan?

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui dokumen catatan dalam siklus persediaan dan pergudangan
2. untuk mengetahui 5 bagian audit dari siklus persediaan dan pergudangan
3. untuk mengatahui rancangan pengujian audit akuntansi biaya
4. untuk mengetahui prosedur analitik untuk akun-akun didalam siklus persediaan dan
pergudangan
5. untuk mengetahui rancangan audit observasi fisik persediaan
6. untuk mengetahui pengujian audit atas harga dan komplikasi persediaan
7. untuk mengetahui bagian dari audit siklus persediaan dan perdagangan

v
BAB II
PEMBAHASAN

1. AUDIT IKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan. Audit
terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan
bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
- Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
- Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
- Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda
seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik
- Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal yang
penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
- Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa organisasi
mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai bagain
persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

2. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN


TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk
bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa persediaan
barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan dan
pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya
mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan
dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk dijual.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi
terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya
terkait. Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.

 Memroses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi.
Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian
persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi
perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta
departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh
personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer
yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu,
dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi pesanan
pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku secara
periodik.

 Menerima Bahan Baku


Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi bagian
dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang
penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik
mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan,
dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer
tersebut.

 Menyimpan Bahan Baku


Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen
lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa
7
atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan.
Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan
mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut
dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan
manajemen persediaan terintergrasi.

 Memproses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari
pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang
terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan
kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya bertanggung jawab
untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer, yang menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya
produksi. Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas
relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk
menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem
biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam
sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya
dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system),
biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan
ke produk melalui proses tersebut. Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur,
dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah
selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan
departemen produksi.

8
 Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan menunggu
dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan
dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian
barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

 Mengirimkan Barang Jadi


Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva lainnya,
seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk memenuhi criteria
pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan
pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik dalam perusahaan ketika
mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam proses ke barang jadi. Serupa denga
pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus
diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya
antar akun persediaan pada neraca.

3. BAGIAN AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Tujuan keseluruhan dari audit siklus pesediaan dan pergudangan adalah untuk
menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan baku,
barang dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan. Audit siklus persediaan
dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda dalam siklus:
 Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead
Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama mencakup pemrosesan pesanan pembelian,
penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Auditor akan memahami pengendalian
internal terhadap ketiga fungsi tersebut dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun
siklus penggajian dan personalia. Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa
9
pengendalian yang mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi
secara efektif, serta bahwa transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar.
 Menstransfer secara internal aktiva dan biaya
Transfer internal persediaan yaitu memproses barang dan menyiapkan barang jadi. Klien
memperhitungkan aktivitas tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang independen dengan
siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan perguadangan.
 Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir yang fungsi nya
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, auditor harus memahami dan menguji
pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut,
termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan yang dicatat
dalam file induk persediaan perpetual.
 Mengamati persediaan secara fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan untuk
menetukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung
secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti yang penting yang digunakan
untuk memverifikasi keeradaan dan perhitungan persediaan.
 Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna menetukan apakah klien
telah mengikuti secara benar metode persediaan yang sesuai baik dengan prisip-prinsip akuntansi
yang diterima umum maupun konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang
digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai pengujian harga. Selain itu,
auditor juga harus melaksanakan pengujian kompilasi persediaan (inventory compilation tests),
yang merupakan pengujian untuk memverivikasi apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan
secara benar, kuantitas dan haga persediaan telah dikalikan dengan benar dan persediaan yang
dikalikan difooting secara benar pada saldo persdiaan buku besar umum yang sama.

4. AUDIT AKUNTANSI BIAYA


Pengendalian Akuntansi Biaya (Cost Accounting Records) Adalah pengendalian yang
berhubungan dengan pemrosesan yang mempenaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya
10
terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan.
Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua ketegori luas:
 Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
 Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya


untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaaan dan pencurian. Untuk melindungi
aktiva, sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk mengendalikan
pergerakan persediaan.

5. PENGUJIAN AKUNTANSI BIAYA


Memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko
pengendalian yang direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian, serta
merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat memperhatikan
empat aspek akuntansi biaya berikut:
 Pengendalian Fisik Terhadap Persediaan
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat
memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah persediaan sudah dilindungi
dari pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,
termasuk custodian persediaan.
 Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan
Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal klien untuk mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan pengujian yang relavan.
Setelah memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan mudak melaksanakan pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen serta catatan
untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang dari ruang penyimpanan

11
bahan baku ke lini perakitan menufaktur. Auditor juga membandingkan catatan produksi dengan
file induk persediaan perpetual untuk memastikan bahwa semua barang yang diproduksi telah
dikirm secara fisik ke ruang penyimpanan barang jadi.
 File Induk Persediaan Perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan luas
pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah akurat,
auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat
menghasilkan penghematan biaya yang signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan
memungkinkan audit diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual yang dapat
diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait dengan observasi fisik
persediaan. Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi
yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Auditor
menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahan baku dalam siklus akuisisi dan pembayaran,
sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam siklus penjualan dan penagihan.
 Catatan Biaya Per Unit
Ketika menguji catatan biaya perseiaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat menghabiskan waktu karena arus
biaya diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan
pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan penagihan. Setelah auditor
memahami pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk
melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk melakukan
verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya. Biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya
sebagai bagian dari pengujian akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari menguji
catatan lebih dari satu kali dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika menguji transaksi
akuisisi, auditor harus menelusuri unit dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang
dicatat dalam file induk persediaan perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya.

12
6. PROSEDUR ANALITIK UNTUK AKUN - AKUN DALAM SIKLUS
PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan pergudangan
seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa
hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya. Rasio yang dapat
digunakan dalam prosedur analitis, antara lain :
 Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
 Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan
barang dagangan rata-rata.
 Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory turnover.
 Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva lancar.
 Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya, anggaran dan data
industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan


Prosedur analitis Kemungkinan salah saji
Membandingkan persentase margin kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun sebelumnya harga pokok penjualan
Membandingkan perputaran persediaan (harga Persediaan yang using, yang mempengaruhi
pokok penjualan dibagi dengan persediaan persediaan dan harga pokok penjualan.
rata-rata) dengan tahun sebelumnya. Lebih saji atau kurang saji persediaan
Membandingkan biaya per unit persediaan Lebih saji atau kurang saji biaya per unit, yang
dengan tahun sebelumnya mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.
Membandingkan nilai persediaan yang Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit, atau
ditambahkan dengan tahun sebelumnya perkalian, yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Membandingkan biaya manufaktur tahun Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
berjalan dengan tahun sebelumnya ( biaya tenaga kerja langsung dan overhead

13
variable harus disesuaikan dengan perubahan manufaktur, yang mempengaruhi persediaan
dengan volume) dan harga pokok penjualan

7. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN AUDIT OBSERVASI


FISIK ATAS PERSEDIAAN.

 Pengendalian Terhadap Perhitungan Fisik


a. Instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik
b. Supervisi oleh personil perusahaan yang bertanggung jawab
c. Verifikasi internal yang independen atas perhitungan yang dilakukan oleh personel
klien lainnya
d. Rekonsiliasi independen antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan
perpetual
e. Pengendalian klien yang memadai terhadap lembar perhitungan
 Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun
terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien melakukan perhitungan
fisik interim, dimana auditor hanya akan setuju apabila pengendalian internalnya efektif, auditor
akan mengamati perhitungan persediaan pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat
dalam catatan persediaan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan
perpetual sudah akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara efektif, mungkin klien tidak
perlu menghitung semua persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, jika tidak terdapat catatan
perpetual dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung persediaan fisik secara
menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi
 Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor berfokus
pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan diuji. Demi kemudahan,
ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam istilah total jam yang
dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang dihitung.
 Pemilihan Item
14
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati untuk:
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif dari
item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item yang material.
 Observasi Fisik Persediaan
Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai denga instruksi klien. Untuk melakukan hal ini secara
efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan. Jika karyawan klien tidak
mengikuti instruksi persediaan, auditor harus menghubungi penyelia untuk memecahkan masalah
atau memodifikasi prosedur observasi fisik.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo
untuk Observasi Persediaan Fisik
Tujuan Audit yang Berkaitan Prosedur Observasi Persediaan Komentar
dengan Saldo yang Umum
Eksistensi : Persedian yang 1. Memilih sampel acak Tujuannya adalah untuk
dicatat pada tag memang ada. nomor tag dan mengungkapkan pencantuman
mengidentifikasi tag dengan item yang tidak ada sebagai
nomor yang dilampirkan pada persediaan.
persediaan actual.
2. Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan.
Kelengkapan : Persediaan 1. Memeriksa persediaan Perhatian khusus harus
yang ada dihitung dan diberi untuk memastikan bahwa diarahkan pada pengilangan
tag, dan tag diperhitungkan persediaan telah diberi tag. bagian persediaan yang besar.
untuk memastikan tidak ada Mengamati apakah terjadi
yang hilang. pergerakan persediaan selama Pengujian ini harus dilakukan
perhitungan. pada penyelesaian perhitungan
2. Menyelidiki persediaan di
15
lokasi lainnya. fisik.
3. Memperhitungkan semua
tag yang digunakan dan tidak Pengujian ini harus dilakukan
digunakan untuk memastikan pada penyelesaian perhitungan
tidak ada yang hilang atau fisik.
dihilangkan secara sengaja.
4. Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Keakuratan : Persediaan 1. Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
dihitung secara akurat. perhitungan klien untuk dalam file audit pada lembar
memastikan perhitungan yang perhitungan persediaan
dicatat pada tag sudah akurat ( dilakukan karena dua alasan :
juga mengecek deskripsi dan untuk memperoleh
unti perhitungan, seperti lusin dokumentasi bahwa
atau gross). pemeriksaan fisik yang
2. Membandingkan memadai telah dilakukan, dan
perhitungan fisik dengan file untuk menguji kemungkinan
induk persediaan perpetual. bahwa klien mengubah
3. Mencatat perhitungan klien perhitungan yang tercatat
untuk pengujian selanjutnya. setelah auditor meninggalkan
premis.
Classiffication : Persediaan 1. Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
diklasifikasikan dengan benar persediaan pada tag dan dilakukan sebagai bagian dari
pada tag. membandingkannya dengan prosedur pertama dalam
persediaan actual bahan baku, tujuan keakuratan.
barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
16
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh 1. Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi cut off
untuk memastikan pembelian untuk tindak lanjut berikutnya yang tepat untuk penjualan
dan penjualan persediaan atas nomor dokumen dan akuisisi merupakan bagian
dicatat pada periode yang pengiriman terakhir yang yang penting dari observasi
benar. digunakan pada akhir tahun. persediaan.
2. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dikecualikan dari perhitungan
fisik.
3. Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut berikutnya
atas nomor laporan
pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
6. Mereview area penerimaan
untuk persediaan yang harus
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
Realizable Value : Persediaan Menguji persediaan yang
yang usang dan tidak dapat usang dengan menanyakan
digunakan dikecualikan atau karyawan pabrik dan
17
dicatat. manajemen serta mewaspadai
item yang rusak, berkarat atau
ditutupi debu, atau berlokasi
di tempat yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak 1. Menanyakan tentang
atas persediaan yang dicatat konsinyasi atau persediaan
pada tag. pelanggan yang dicantumkan
dalam premis klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang dipisahkan
atau diberi tanda khusus
sebagai indikasi kepemiikan.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Observasi Persediaan yang Umum
Classiffication : Persediaan diklasifikasikan 1. Memeriksa deskripsi persediaan pada tag
dengan benar pada tag. dan membandingkannya dengan persediaan
actual bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah presentase
penyelesaian yang dicatat pada tag untuk
barang dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh untuk 1. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
memastikan pembelian dan penjualan berikutnya atas nomor dokumen pengiriman
persediaan dicatat pada periode yang benar. terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
2. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dikecualikan dari perhitungan fisik.
3. Mereview area pengiriman untuk persediaan
yang dipisahkan dari pengiriman tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor laporan pengiriman
18
terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dilibatkan dalam perhitungan fisik.
6. Mereview area penerimaan untuk persediaan
yang harus dilibatkan dalam perhitungan fisik.
Realizable Value : Persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang usang dengan
tidak dapat digunakan dikecualikan atau menanyakan karyawan pabrik dan manajemen
dicatat. serta mewaspadai item yang rusak, berkarat
atau ditutupi debu, atau berlokasi di tempat
yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak atas persediaan 1. Menanyakan tentang konsinyasi atau
yang dicatat pada tag. persediaan pelanggan yang dicantumkan dalam
premis klien.
2. Mewaspadai akan persediaan yang
dipisahkan atau diberi tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.

8. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan perpetual sudah
diberi harga dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan mencakup semua
pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar. Pengujian
kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung
kembali harga dikalikan dengan kuantitas, menfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total
ke buku besar umum.

A. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi


Catatan biaya standar yang mengindikasikan varians biaya bahan, tenaga kerja, dan
overhead, sangat membantu dalam mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen
19
memiliki prosedur untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir terhadap perubahan
proses produksi dan biaya. Manajemen juga harus memiliki seseorang yang independen dari
departemen yang bertanggung jawab menentukan biaya mereview kelayakannya.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa
perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi harga pada jumlah yang sama seperti
catatan perunit, dikalikan dan ditotalkan dengn benar, serta dicantumkan dalam file induk
persediaan perpetual dan akun persediaan di buku besar umum terkait pada jumlah yang tepat.

B. Prosedur penetapan Harga dan Kompilasi


Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari klien
sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi setiap item persediaan, kuantitas, harga perunit,
dan nilai total. Kita mengasumsikan bahwa informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan
perpetual dicatat sesuai urutan deskripsi item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi disajikan secara terpisah. Totalnya harus sama dengan saldo buku besar
umum.

C. Penilaian Persediaan
Saat melakukan pengujian penilaian persediaan, auditor menghadapi tiga permasalahan.
Pertama, metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi. Kedua, penerapan metodenya harus
konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.

Tujuan Terkait Saldo: Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi


Persediaan
1. Perediaan dalam skedul listing 1. Melaksanakan pengujian kompilasi
persediaan sama dengan 2. Memfooting skedul listing persediaan untuk bahan
perhitungan persediaan fisik, baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
perkaliannya sudah benar dan 3. Menelusuri total ke buku besar umum.
totalnya ditambahkan dengan 4. Mengalikan kuantitas dengan harga item terpilih.

20
benar serta sama dengan buku
besar umum (Detail Tie-In)
2. Item persediaan yang dicatat Menelusuri persediaan yang tercantum dalam skedul
pada skedul listing persediaan ke tag persediaan dan perhitungan yang dicatat
memang ada (eksistensi) auditor untuk eksistensi dan deskripsi.
3. Item persediaan yang ada telah 1. Memperhitungkan nomor tag yang tidak digunakan
dicantumkan dalam skedul dalam dokumentasi auditor untuk memastikan tidak
listing persediaan (kelengkapan) ada tag yang ditambahkan.
2. Menelusuri dari tag persediaan ke skedul listing
persediaan dan memastikan persediaan pada tag
telah dicantumkan.
3. Memperhitungkan nomor tag untuk memastikan
tidak ada yang dihapus.
4. Item persediaan dalam skedul 1. Menelusuri persediaan yang ada dalam skedul ke tag
listing persediaan sudah akurat persediaan dan perhitungan yang dicatat auditor
(keakuratan) berkenaan dengan kuantitas dan deskripsi.
2. Melakukan pengujian harga persediaan.
5. Item persediaan dalam skedul Memverifikasi klasifikasi ke dalam bahan baku,
listing persediaan barang dalam proses, dan barang jadi dengan
diklasifikasikan dengan benar membandingkan deskripsi pada tag persediaan dan
(klasifikasi) perhitungan pengujian yang dicatat auditor dengan
skedul listing persediaan.
6. Item persediaan dalam listing Melaksanakan pengujian mana yang terendah antara
persediaan dinyatakan pada nilai harga pokok dan harga pasar, harga jual dan
realisasi (realizable value) keusangan.
7. Klien memiliki hak atas item 1. Menelusuri tag persediaan yang diidentifikasi
persediaan dalam skedul listing sebagai tidak dimiliki selama observasi fisik ke
persediaan (right/hak) skedul listing persediaan untuk memastikan item tsb
tidak dicantumkan.
2. Mereview kontrok dengan vendor dan pelanggan
serta mengajukan pertanyaan kepada manajemen
21
tentang kemungkinan pencantuman persediaan yang
dikonsinyasi atau tidak dimiliki lainnya, atau
penghilangan persediaan yang dimiliki.

8. Persediaan telah disajikan secara 1. Periksa penyajian dan pengungkapan laporan


benar dan diungkap secara keuangan mengenai pemisahan jenis persediaan.
memadai (presentation and 2. Deskripsi memadai mengenai metode penilaian
disclosure) persediaan.

Tujuan Terkait Saldo: Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan

 Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli 

Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahan baku, suku cadang
yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam memverifikasi penilaian
persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah klien menggunakan metode FIFO,
LIFO, rata-rata tertimbang, atau beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus
menentuka biaya mana yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan.

 Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat

Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur.
Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit atas persediaan barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit atas persediaan yang dibeli.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor harus mempertimbangkan
baik biaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output.

 Harga Pokok atau Harga Pasar

22
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya historis. untuk barang jadi
dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur
vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item
persediaan setelah akhir tahun.

9. INTEGRASI BERBAGAI BAGIAN DALAM DARI AUDIT SIKLUS


PERSEDIAAN DAN PERDAGANGAN
Integrasi Pengujian

 Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan
pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh
dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi
tersebut mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari
persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

 Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia

Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti
untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan
personalia.

 Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan

Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan
tidak seerat seperti dua siklus yang dibahas. Akan tetapi, sebagian besar pengujian audit atas
penyimpangan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika
siklus penjualan dan penagihan diuji. Jika klien menggunakan catatan biaya standar, auditor

23
mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standar bersamaan dengan dilaksanakannya
pengujian penjualan.

 Pengujian Akuntansi Biaya

Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan sarana untuk memverifikasi pengendalian
yang mempengaruhi persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari
pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya
bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file
induk perusahaan perpetual dan catatan biaya per unit.

 Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi

Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama pentingnya bagi audit persediaan
karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan dan harga pokok
penjualan disalahsajikan. Dalam menguji persediaan fisik, auditor mungkin sangat tergantung
pada file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau
lebih siklus yang telah dibahas dan dianggap dapat diandalkan.

Contoh Kasus

Mickey Monus adalah pahlawan lokal di Youngstown, Ohio. Dia mengakuisisi sebuah
apotik lokal, dan dalam waktu 10 tahun, telah menambah 299 apotik lagi untuk membentuk
rantai ritel diskon nasional PharMor, Inc. Perusahaan ini dipandang sebagai rising star oleh
beberapa pakar ritel dan dianggap sebagai Wal-Mart yang baru. Bahkan Sam Walton
menyatakan bahwa satu-satunya perusahaan yang dia takuti ketika melakukan ekspansi Wal-
Mart adalah Phar-Mor.

Phar-Mor menjual berbagai produk rumah tangga dan obat resep dengan harga yang jauh
lebih murah dari toko diskon lainnya. Monus menggambarkan strategi perusahaan sebagai
“power buying”, dimana Phar-Mor menumpuk produk ketika pemasok menjual dengan harga
yang sangat murah dan mengalihkan penghematan tersebut ke pelanggan yang sangat

24
memperhatikan biaya melalui diskon harga yang sangat tinggi. Sebenarnya, harga Phar-Mor
sudah sedemikian rendah sehingga perusahaan menjual barang dengan harga yang lebih rendah
dari biayanya, yang menyebabkan perusahaan kehilangan uang. Akan tetapi, Monus tetap
berpendapat secara internal bahwa melalui power buying Phar Mor, perusahaan akan terus
tumbuh sehingga dapat terus melakukan penjualan dan keluar dari masalah. Tidak ingin
membiarkan masalah tersebut merusak keberhasilan Phar-Mor, Monus dan timnya mulai terlibat
dalam akuntansi yang kreatif sehingga Phar-Mor tidak pernah melaporkan kerugian tersebut
dalam laporan keuangannya. Manajemen membuang kerugian tersebut ke dalam “bucket
account” hanya untuk merealokasikan jumlahnya ke ratusan took perusahaan dalam bentuk
kenaikan fiktif biaya persediaan. Tim Monus mengeluarkan faktur fiktif atas pembelian barang
dagang, membuat ayat jurnal fiktif untuk meningkatkan persediaan dan menurunkan harga pokok
penjualan, dan menghitung terlalu tinggi serta menghitung dua kali item-item persediaan.
Sayangnya, auditor tidak pernah mengungkapkan kecurangan tersebut. Mereka hanya mengamati
persediaan di empat toko dari 300 toko, dan memberi tahu manajemen Phar-Mor selama
beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para eksekutif Phar-
Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang terpilih tetapi mengalokasikan kenaikan
persediaan fiktif ke 296 toko lainnya.

Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor
yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-
Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para
eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang yerpilih tetapi mengalokasikan
kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya. Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika
agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban
yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor. Agen ini menunjukkan cek tersebut kepada
atasannya, yang ternyata adalah investor Phar-Mor, dan dia menghubungi David Shapiro, CEO
Phar-Mor. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pengeluaran yang tidak sah tersebut akhirnya
menyebabkan ditemukannya kecurangan persediaan. Monus akhirnya dituntut dan dipenjara
selama 5 tahun. CFO, yang tidak menerima laba secara pribadi, dihukum 33 bulan penjara. Biaya
kelalaian audit menyebabkan kantor akuntan public mengeluarkan biaya lebih dari $300 juta
dalam pengadilan sipil.

25
KESIMPULAN

Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus
penjualan dan penagihan. Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat
material karena Sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan.
Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan informasi juga akan mempengaruhi
luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif
yang tergantung pada pengendalian intern yang didesain dan diterapkan oleh klien.
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
26
yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda,
tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita
akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan
baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam
proses manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.
 Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang
berbeda dalam siklus. Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama mencakup pemrosesan
pesanan pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Prosedur audit yang
digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai pengujian harga. Hampir
semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya untuk mencegah kerugian
akibat penyalahgunaaan dan pencurian.

DAFTAR PUSTAKA

Admin (2021, 9 Maret) AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN. Di Akses


Pada Tanggal 3 April 2022, Dari Http://Bemfe.Unimus.Ac.Id/Index.Php/2021/03/09/Audit-
Siklus-Persediaan-Dan-Pergudangan/

Randal J. Elder, Mark. S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf (2021, 21 juni) JASA

27
AUDIT DAN ASSURANCE BUKU 1. Di Akses Pada Tanggal 7 April 2022, Dari
https://ecampus.unusia.ac.id/repo/handle/123456789/9798

28

Anda mungkin juga menyukai